Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU NEGARA

DOSEN PENGAMPU :
TIOPAN SIAGIAN, MH

DISUSUN OLEH :
UMROHTUL PUTRI NADILA (2161000016)

FAKULTAS HUKUM
PRODI HUKUM
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya serta sholawat beriring salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW,
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Saya sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tiopan Siagian, M.H. Selaku Dosen
Pembimbing Mata Kuliah Ilmu Negara yang telah memberikan bimbingan, saran, ide, dan
masukan kepada saya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................

A. Apakah itu negara ?


B. Bagaimana sifat-sifat dan unsur-unsur suatu Negara?
C. Apakah tujuan dan fungsi Negara ?

BAB III : PENUTUP.................................................................................................


A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik,militer, ekonomi,sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada
di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem
atau aturan yang berlaku bagi semua individu diwilayah tersebut, dan berdiri secara
independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan
memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat
pengakuan dari negara lain. Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang
mempunyai rakyatdalam suatu wilayah tersebut,dengan sejumlah orang yang menerima
keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah
tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan,
yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai  pemegang kekuasaan tertinggi atas
diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada. Sedangkan istilah susunan negara
ditujukan untuk menentukan apakah negara itu merupakan negara kesatuan, federasi atau
konfederasi. Contoh negara kesatuan adalah Republik Indonesia, dan ini jelas terdapat
dalam UU&pasal , Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
Adapun Negara Federal adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian
(deelstaten) yang masing-masing tidak berdaulat biasa juga disebut sebagai negara serikat
(boomstaat). Dan negara konfederasi (statebond) pada hakikatnya bukanlah negara, tetapi
merupakan serikat atau perkumpulan masing-masing negara merdeka. Ikatan
perkumpulan tersebut, bisa karena kepentingan bersama atau karena perkembangan
sejarah, contohnya adalah -ommonwealth.

B. Rumusan Masalah
D. Apakah itu negara ?
E. Bagaimana sifat-sifat dan unsur-unsur suatu Negara?
F. Apakah tujuan dan fungsi Negara ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara
Menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Harold J. Laski, Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan
karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih
berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk
memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan
negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-
asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.
2. Menurut Max Weber, Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.
3. Menurut Robert M. Maclver, Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untukmaksud
tersebut diberi kekuasaan memaksa.
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik,negara adalah organisasi
pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan8hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia
hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh
pertentangan. Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat
memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya
danyang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. Negara
menetapkan cara-cara dan  batas-batas sampai di mana kekuasaan dapat digunakan
dalam kehidupan bersama, baik oleh individu, golongan atau asosiasi, maupu oleh
negara sendiri. Dengan demikian negara dapat mengintegrasikan dan membimbing
kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah tujuan bersama
Dalam rangka ini boleh dikatakan bahwa negara mempunyai dua tugas:
1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni yang
bertentangansatu sama lain,supaya tidak menjadi antagonis yang membahayakan.
2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan
kearah tercapainya tujuan8tujuan dari masyrakat seluruhnya. Negara menentukan
bagaimana kegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu
sama lain dan diarahkan kepada tujuan nasional. Pengendalian ini dilakukan
berdasarkan sistem hukum dan dengan perantaraan pemerintah besertasegala alat
perlengkapannya. Kekuasaan negara mempunyai organisasi yang paling kuat dan
teratur,maka dari itu, semuagolongan atau asosiasi yang memperjuangkan
kekuasaan harus dapat menempatkan diri dalam rangka ini.

B. Sifat-sifat dan Unsur-unsur suatu Negara


Negara mempunyai sifat khusus yang merupaka manifesti dari kedaulatan yang
dimilikinya dan yanghanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi
atau organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap negara mempunyai sifat
memaksa, sifat monopoli, dan sifat mencakup semua.
1. Sifat Memaksa
Agar peraturan perundangan-undangan ditaati dan dengan demikian dan
dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki
dicegah, maka negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai
kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu
adalah polisi, tentara, dan sebagainya. Organisasi dan asosiasi yang lain dari
negara juga mempunyai aturan, akan tetapi aturan-aturan yang dikeluarkan
oleh negara lebih mengikat. Di dalam masyarakat yang bersifat homogen dan
ada konsensus nasional yang kuat mengenai tujuan-tujuan bersama, biasanya
sifat paksaan ini tidak begitu menonjol akan tetapi di Negara-negara baru
yang kebanyakan belum homogen dan konsensus nasionalnya kurang kuat,
sering kali sifat  paksaaan ini akan lebih tampak. Dalam hal demikian di
negara demokratis tetap disadari bahwa  paksaan hendaknya dipakai
seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya dipakai persuasi meyakinkan. Lagi
pula pemakaian pemaksaan secara ketat , selain memerlukan organisasi yang
ketat, juga memerlukan biaya yang tinggi.Unsur paksa dapat dilihat misalnya
pada ketentuan tentang pajak. Setiap warga negara harus membayar pajak dan
orang yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda, atau disita
miliknya, atau di beberapa negara malahan dapat dikenakan hukuman
kurungan.

2. Sifat Monopoli
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dalam
masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebar luaskan,
oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.

3. Sifat Mencakup semua


Semua peraturan perundang-undangan misalnya keharusan membayar pajak
berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian memang perlu,
sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruanglingkup aktivitas negara,
maka usaha negara ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan
gagal. Lagi pula, menjadi warga negara tidak berdasarkan kemauan sendiri
(involuntary membership) dan hal ini berbeda dengan asosiasi lain di mana
keanggotaan bersifat sukarela.

Unsur-Unsur Negara
1. Wilayah
Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan mempunyai
perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah, tidak
hanya tanah, tetapi juga laut disekelilingnya dan angkasa diatasnya. Karena
kemajuan teknologi dewasa ini masalah wilayah lebih rumit daripada di masa
lampau. Sebagai contoh, jika pada masa lampau laut sejauh ; mil dari pantai
sesuai dengan jarak tembak meriam dianggap sebagai perairan teritorial yang
dikuasai sepenuhnya oleh negara itu, maka peluru-peluru missile sekarang
membuat ; mil tidak ada artinya. Oleh karena itu, beberapa negara termasuk
Indonesia mengusulkan agar  perairan teritorial diperlebar menjadi 12 mil.
Di samping itu kemajuan teknologi yang memungkinkan penambangan
minyak serta mineral lain di lepas pantai, atau yang dinamakan landas benua
(continental self) telah mendorong sejumlah besar negara untuk menuntut
penguasaan atas wilayah yang lebih luas. Wilayah ini diusulkan selebar 200
mil Sebagai economic zone agar juga mencakup hak menangkap ikan dan
kegiatan ekonomis lainnya. Dalam mempelajari wilayah suatu negara perlu
diperhatikan beberapa variabel, antara lain besar kecilnya suatu negara.
Menurut hukum internasional, berdasarkan prinsip the sovereign equality
ofnations, semua negara sama martabatnya. Tetapi dalam kenyataan sendiri
negara kecil sering mengalami kesukaran untuk mempertahankan
kedaulatannya, apalagi kalau tetangganya negara besar. Di lain pihak, negara
yang luas wilayahnya menghadapi bermacam-macam masalah, apalagi kalau
mencakup berbagai suku bangsa, ras, dan agama. Juga faktor geografis,
seperti iklim dan sumber daya alam merupakan variabel yang  perlu
diperhitungkan. Juga perbatasan merupakan permasalahan, misalnya apakah
perbatasan merupakan perbatasan alamiah (laut, sungai, gunung), apakah
negara itu tidak mempunyai hubungan dengan laut sama sekali (land-locked),
atau apakah negara itu merupakan benua atau nusantara.
2. Penduduk
Dalam mempelajari soal penduduk ini, perlu diperhatikan factor-faktor
seperti kepadatan penduduk, tingkat pembangunan, tingkat
kecerdasan,homogenitas, dan masalah nasionalisme. Dalam hubungan antara
dua negara yang kira-kira sama tingkat industrinya, negara yang sedikit
penduduknya sering lebih lemah kedudukannya dari pada negara yang
banyak penduduknya. (Prancis terhadap Jerman dalam Perang Dunia III).
Sebaliknya, negara yang padat penduduknya (India, China) menghadapi
persoalan bagaimana menyediakan fasilitas yang cukup sehingga rakyatnya
dapat hidup secara layak. Di masa lampau ada negara yang mempunyai
kecerendungan untuk memperluas negaranya melalui ekspansi. Dewasa ini
cara yang dianggap lebih layak adalah meningkatkan produksi atau
menyelenggarakan program keluarga berencana untuk
membatasi pertambahan penduduk.
3. Pemerintah
Setiap negara mempunyai organisasi yang berwenang untuk merumuskan
danmelaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh
penduduk di dalam wilayahnya. Keputusan-keputusan ini antara lain
berbentuk undang-undang dan  peraturan- peraturan lain. Dalam hal ini
pemerintah bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan
dari Negara.

4. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang
dan melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia.
(Negara mempunyai kekuasaan yang tertinggi ini untuk memaksa semua
penduduknya agar menaati undang-undang serta peraturan-peraturannya
(kedaulatan ke dalam internal sovereignty). Di samping itu negara
mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan-serangan dari negara
lain dan mempertahankan kedaulatan ke luar (external sovereignty). Untuk
itu negara menuntutloyalitas yang mutlak dari warga negaranya.
BAB III

KESIMPULAN

Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah
pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranyaketaatan pada peraturan perundang-
undangannya melalui penguasaan (control) monopolistis terhadap kekuasaan yang sah (negara
mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya dan yang
hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi lainnya. Setiap Negara
mempunyai sifat, yaitu : Sifat Memaksa, Sifat Monopoli, Sifat mencakup semua dan Negara
terdiri atas beberapa unsur yaitu (wilayah, penduduk, pemerintah, kedaulatan.

Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerja sama untuk
mengejar beberapa tujuan bersama. /apat dikatakan bahwa tujuan terakhir setiap negara ialah
menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya,
menyelenggarakan beberapa minimum fungsi yang mutlak yaitu Melaksanakan penertiban,
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya Pertahanan, Menegakkan keadilan.

Saran

Mewujudkan suatu negara yang sempurna sangtlah sulit. Dibutuhkannya seorang


pemimpin yang baik dan bertanggung jawab, wilayah strategis yang kaya akan sumber daya
alam, penduduk yang bernasionalisme tinggi dan pemerintahan yang profesional dan berdaulat.
Untuk tercapainya cita-cita suatu negara, yang paling utama tentu saja adalah adanya niat yang
besar untuk membangun negara secara idealis dan utopis. Memahami nilai-nilai suatu negara
diperlukan pembelajaran, yaitu belajar dari pengalaman dan kesalahan Negara-negara yang
sekarang telah menjadi pemegang kuasa global. Dalam usaha mewujudkan cita-cita negara,
kadang kita mengalami kegagalan dan penghambatan dimana-mana, tetapi itu bukan alasan bagi
kita bangsa Indonesia untuk melemahkan niat dan tekad kita untuk terus berusaha agar Tanah Air
dapat berjaya kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 1990, hal. 64-65.

Adnan Buyung Nasition dkk., Federalisme Untuk Indonesia, Kompas,


Jakarta, 2000.

Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak dan Markus Y. Hege, Teori Hukum:


Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Gemta
Publishing, Yogyakarta, 2010.

Bonar Simorangkir et al., Otonomi atau Federalisme Dampaknya terhadap


Perekonomian, Pustaka Sinar Harapan dan Harian Suara Pembaruan,
Jakarta, 2000.

C.F. Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern Kajian Tentang Sejarah &


Bentuk-bentuk Konstitusi Dunia, Nuansa dan Nusamedia, Bandung,
2004.

Anda mungkin juga menyukai