Anda di halaman 1dari 71

Sulawesi Selatan Bersih Narkoba

Gerakan Cari Mantu Bebas Narkoba

i
BUKU PEDOMAN

SULSEL BERSINAR
(Sulawesi Selatan Bersih Narkoba)
GENCARKAN
(Gerakan Cari Mantu Bebas Narkoba)

DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN


BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SEKSI PTM & KESWA
TAHUN 2022

i
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

SAMBUTAN

Saat ini penyalahgunaan napza sudah menjadi masalah global


yang mengakibatkan dampak buruk pada berbagai bidang kehidupan
masyarakat dan bangsa, meliputi aspek kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
kehidupan sosial, dan keamanan. Melihat korban dan peredaran gelap
napza yang semakin meningkat dari waktu kewaktu, maka dibutuhkan
upaya inovasi dan langkah lebih dini dalam tatatan keluarga.

Program Sulawesi Selatan Bersih Narkoba, Gerakan Cari Mantu


Bebas Narkoba (SULSEL BERSINAR GENCARKAN) yang digagas
oleh Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman merupakan
satu upaya inovasi dalam mengendalikan penyalahgunaan napza yang
berbasis keluarga. Buku ini disusun agar para tenaga kesehatan di FKTP
dan petugas lainnya yang terlibat langsung di lapangan, memiliki acuan
dan kemampuan untuk memberikan layanan skrining penyalahgunaan
nafza.

Selanjutnya untuk menjalankan program ini, perlu dukungan


semua pihak agar berjalan secara optimal. Semoga Buku Pedoman ini
bermanfaat dan efektif dalam menekan penyalahgunaan napza di
Indonesia khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kami mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang


sebesar-besarnya kepada tim penyusun dan pihak yang telah
berkonstribusi dalam penyusunan buku pedoman ini. Semoga

ii
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

konstribusi yang diberikan merupakan bagian dari amal baik dalam


kehidupan kita.

Makassar, Mei 2022


Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan

Dr. dr H. Bachtiar Baso, M.Kes

iii
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

SAMBUTAN

BNNP

iv
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

BNNP

v
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

SAMBUTAN

Assalamualaikum wr.wb.
Salam sejahterah bagi kita semua.

Segala puji dan syukur atas limpahan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya.

Salah satu pilar penting ketahanan negara adalah ketahanan


keluarga. Undang Undang Perkawinan hadir dengan tujuan untuk
membentuk keluarga serta membangun rumah tangga yang bahagia,
kekal dan damai.

Demi mewujudkan keluarga yang sakinah dan sejahterah, maka


setiap warganegara atau calon pengantin memerlukan kesiapan fisik dan
mental yang sehat dan kuat guna menghadapi problematika kehidupan
keluarga dan juga akan melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.

Hal ini sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Sulawesi


Selatan yaitu " Sulawesi Selatan Bersih Narkoba dan Gerakan Cari
Mantu Bebas Narkoba" ( SULSEL BERSINAR DAN GENCARKAN ).

Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan sangat


mengapresiasi penyusunan buku pedoman untuk program tersebut dan
mendukung pelaksanaanya sesuai dengan tugas dan fungsi dalam
memberikan layanan keagamaan kepada masyarakat.

vi
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Semoga buku pedoman ini dapat menjadi panduan teknis bagi


semua pihak yang terkait guna melayani masyarakat di Sulawesi Selatan.

Kepala kantor Wilayah


Kementerian Agama Prov. Sulawesi Selatan

H. Khaeroni

vii
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbilalamin kami


panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, atas Rahmat dan Ijin-
Nya sehingga BUKU PEDOMAN PROGRAM SULSEL BERSINAR
GENCARKAN ini bisa kami susun.

Masalah penyalahgunaan napza merupakan masalah global yang


komplek, yang melibatkan berbagai aspek bio,psiko dan sosial serta
mengakibatkan berbagai macam kerugian hingga kematian. Di Indonesia
penyalahgunaan napza sangat meluas, tidak hanya di kota-kota besar
tetapi juga di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan dan terjadi pada
berbagai starata masyarakat. Letak geografis Indonesia yang stategis
selain memberikan nilai yang positif, juga memberikan dampak lain
yang memudahkan masuknya peredaran gelap napza ke Indonesia.
Kontrol atas masuknya berbagai jenis napza di Indonesia menjadi lebih
sulit.

Sampai saat ini di Indonesia termasuk di Provinsi Sulawesi


Selatan, masalah penyalahgunaan dan peredaran napza belum mereda.
Jenis zat yang digunakan menunjukkan perbedaan dari waktu ke waktu.
Masalah penyalahgunaan napza berkembang mengikuti tren yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya ketersediaan zat,
kebutuhan dan faktor penegakan hukum.

viii
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Dengan program SUSEL BERSINAR (Sulawesi Selatan Bersih


Narkoba) GENCARKAN (gerakan cari mantu bebas narkoba) yang
merupakan salah satu program prioritas Gubernur Sulawesi Selatan,
menjadi moment penting dalam upaya mencegah terjadinya
penyalahgunaan dan peredaran napza di Sulawesi Selatan, sehingga
harapan akan Sulawesi Selatan yang bebas dari narkotika, psikotrapika
dan zat adiktif lainnya dapat terwujud.

Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada


Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala BNN
Provinsi Sulawesi Selatan dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Sulawesi Selatan yang telah memberikan dukungan
moril dan materil dalam pembuatan buku pedoman ini. Ucapan terima
kasih juga kami ucapkan kepada para pejabat struktural dan fungsional
di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang telah memberikan
masukan dan perbaikan dalam proses penyusunan panduan ini. Terakhir,
kami ucapkan terima kasih kepada pimpinan dan seluruh rekan-rekan
staf di Seksi P2PTM dan Keswa yang telah bekerja dan berpartisipasi
aktif mulai dari proses perencanaan, penyusunan, penyelesaian buku
pedoman ini.
Makassar, Mei 2022

Tim Penyusun

ix
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

DAFTAR ISI

Halaman Sampul i
Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ii
Sambutan Kepala BNNP Sulawesi Selatan iv
Sambutan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi vi
Sulawesi Selatan
Kata Pengantar viii
Daftar Isi x
Daftar Singkatan xii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN 5
C. DASAR HUKUM 5
D. SASARAN 9
BAB II TATALAKSANA 10
A. TATA KELOLA RUANG PEMERIKSAAN 10
B. ALGORITMA PELAYANAN PEMERIKSAAN 11
C. SKRINING DAN ASSESMENT PENGGUNA 13
NARKOTIKA
D. INTERVENSI SINGKAT HASIL SKRINING 19
E. PEMERIKSAAN URINE 22
F. RUJUKAN DAN REHABILITASI 25

x
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

BAB III PERAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN / 28


KOTA DAN PROVINSI
A. PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI 28
B. PERAN DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA 29
NASIONAL PROVINSI (BNNP) SULAWESI
SELATAN
C. PERAN DAN FUNGSI KANTOR WILAYAH 30
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
SULAWESI SELATAN
D. PERAN DINAS KESEHATAN 31
KABUPATEN/KOTA
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN 33
A. MONITORING 33
B. EVALUASI 35
BAB V PENCATATAN/PELAPORAN DAN 38
PEMBIAYAAN
A. PENCATATAN DAN PELAPORAN 38
B. PEMBIAYAAN 41
BAB VI PENUTUP 44

Lampiran 46

xi
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat pelindung Diri


ASSIST : Alcohol, Smoking and Substances
Involvement Screening Test
BNNK : Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota
BNNP : Badan Narkotika Nasional Provinsi
BPS : Badan Pusat Statistik
BRIN : Badan Riset dan Inovasi Nasional
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
IPWL : Institusi Penerima Wajib Lapor
KESWA : Kesehatan Jiwa
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
KUA : Kantor Urusan Agama
LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
NAPZA : Narkotika, Psikotrapika dan Zat adiktif
lainnya
OPD : Organisasi Perangkat Daerah
P2PTM : Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
PERDA : Peraturan Daerah
PKS : Perjanjian Kerjasama
SELARAS : Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan
Rehabilitasi Medis

xii
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

SINAPZA : Sistem Informasi Napza


SKHPN : Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan
Narkoba
SULSEL : Sulawesi Selatan
SULSEL : Sulawesi Selatan Bersih Narkoba Gerakan
BERSINAR Cari Mantu Bebas Narkoba
GENCARKAN
UNODC : United Nations Office on Drugs and Crime
WHO : World Health Organization

xiii
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) sebagai
badan dunia yang mengurusi masalah narkotika mencatat
setidaknya ada 271 juta jiwa di seluruh dunia atau 5,5 % dari jumlah
populasi global penduduk dunia dengan rentang usia antara 15
sampai 64 tahun telah mengonsumsi narkoba, setidaknya orang
tersebut pernah mengkonsumsi narkotika di tahun 2019 (sumber:
UNODC, World Drugs Report 2019). Sementara itu, Badan
Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa persoalan narkotika di
Indonesia masih dalam kondisi yang memerlukan perhatian dan
kewaspadaan tinggi secara terus menerus dari seluruh elemen
bangsa Indonesia.

Selama masa pandemi COVID-19 ini menurut hasil survei


penyalahgunaan narkoba Tahun 2021 yang dilakukan oleh BNN,
BPS dan BRIN terjadi kenaikan prevalensi penyalahgunaan narkoba
di Indonesia sebesar 0,15 persen. Pada kategori setahun pakai yang
sebelumnya 1,80% atau 3.419.188 pada tahun 2019, kini menjadi
1,95% atau 3.662.646 pada tahun 2021 dan pada kategori pernah
pakai meningkat dari 2,40% atau 4.534.744 menjadi 2,57% atau
4.827.616. Kenaikan penyalahgunaan narkoba itu turut dipengaruhi

1
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

banyaknya pasokan narkoba yang masuk ke Indonesia yang 90%


diantaranya melalui jalur laut.

Berdasarkan hasil penelitian BNN dan LIPI Tahun 2019


diketahui angka prevalensi pernah pakai narkoba di Sulawesi
Selatan sebesar 0,99%. Ini setara dengan 77.469 jiwa dan secara
nasional, data prevalensi penyalahguna narkoba dari 34 provinsi,
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat pada urutan ke 16. Jika
dibandingkan dengan kondisi pada Tahun 2018, Sulawesi Selatan
ketika itu berada pada urutan ketujuh tertinggi angka prevalensinya
secara nasional. Dari hasil penelitian yang dilakukan BNN secara
periodik setiap tiga tahunnya, angka prevalensi terhadap narkotika
mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2019 terjadi penurunan yang
cukup signifikan. Pada tahun 2011 prevalensi pada angka 2,23 %,
pada tahun 2014 prevalensi pada angka 2,18%, pada tahun 2017
pada angka 1,77% dan pada tahun 2019 pada angka 1,80%.
Disamping itu menurut data angka prevalensi nasional Tahun 2019
terhadap orang yang pernah memakai narkotika menjadi berhenti
menggunakan dan tidak mengkonsumsi narkotika kembali, terjadi
penurunan sekitar 0,6% dari jumlah 4,53 juta jiwa (2,40%) menjadi
3,41 juta jiwa (1,80%), sehingga hampir sekitar satu juta jiwa
penduduk Indonesia berhasil diselamatkan dari pengaruh narkotika.
Tren prevalensi yang menurun dari tahun 2011 hingga tahun 2017
menunjukkan bukti nyata dan kerja keras BNN bersama instansi
terkait lainnya dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan

2
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di


Indonesia.

Meski demikian, kita tidak boleh terlena dan kewaspadaan


terhadap narkotika harus lebih ditingkatkan karena pada tahun 2019
terjadi peningkatan sebesar 0,03%, dimana kenaikan ini disebabkan
oleh adanya peningkatan penyalahgunaan narkotika jenis baru (New
Psychoactive Substances) yang di tahun-tahun sebelumnya belum
terdaftar di dalam lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika dan Permenkes Nomor 13 tahun 2014 tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika. (Laporan tahunan program
rehabilitasi BNNP Sulsel 2020)

Pencegahan kejahatan narkoba sejak dini yang dimulai dari


lingkungan keluarga dalam hal ini anggota keluarga yang akan
melaksanakan pernikahan merupakan langkah yang tepat, karena
jika salah satu calon pengantin (catin) merupakan orang yang
menyalahgunakan narkoba maka dapat dipastikan biduk rumah
tangga yang akan dibangun tidak akan sampai pada konsep keluarga
bahagia dan sejahtera, sakinah mawaddah warrohmah. Keluarga
harus terlebih dahulu diselamatkan karena keluarga merupakan unit
sosial terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran dan fungsi
sangat penting dalam menciptakan tatanan masyarakat yang tentram,
aman, dan tenang. Dampak ekonomi dan sosial yang timbul dari
kejahatan narkoba khususnya dilingkungan keluarga sangat besar,

3
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

ekonomi keluarga akan morat-marit dan ibu akan melahirkan


generasi yang lemah, cacat fisik/mental serta ketenangan dan
kenyamanan dalam lingkungan keluarga akan sirna.

Oleh karena itu, Gubernur Sulawesi Selatan mengambil satu


langkah strategis dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan napza melalui Program Prioritas Tahun 2022 yakni
Program SULSEL BERSINAR, GENCARKAN (Sulawesi Selatan
Bersih Narkoba, Cari Mantu Bebas Narkoba). Program ini telah
dituangkan ke dalam rencana strategi (Renstra) Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan. Program ini dilaksanakan melalui
kegiatan pemeriksaan urine bagi calon pengantin di seluruh Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang ada di Provinsi Sulawesi
Selatan.

Untuk menginplementasikan kebijakan tersebut, maka akan


dibuat sebuah Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan dengan Badan Narkotika Nasional
Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan dan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Perjanjian
Kerjasama ini merupakan wujud dari komitmen bersama untuk
menyelamatkan anak bangsa khususnya di Sulawesi Selatan dari
cengkraman penyalahgunaan Narkotika, Prikotropika dan Zat
Adiktif lainnya.

4
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Program SULSEL BERSINAR, GENCARKAN diharapkan


akan diterima dan berjalan dengan baik di tengah masyarat, karena
prinsip dari hasil pemeriksaan/skrining yang akan dilakukan tidak
menghalangi/membatalkan niat masyarakat yang akan
melaksanakan pernikahan. Oleh karena itu maka kebijakan
Gubernur Sulawesi Selatan tersebut perlu mendapat dukungan dan
partisipasi aktif dari semua pihak, baik pemerintah maupun
masyarakat.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari kegiatan pemeriksaan urine bagi calon
pengantin dalam Program SULSEL BERSINAR, GENCARKAN
adalah:
1. Untuk menciptakan generasi yang sehat bebas narkoba
2. Menemukan lebih dini kasus narkoba pada generasi muda
3. Meningkatkan kualitas hidup generasi berikutnya
4. Meningkatkan kewaspadaan orang tua untuk melindungi bahaya
laten narkoba
5. Menciptakan suasana harmonisasi dalam sebuah rumah tangga

C. DASAR HUKUM
Kegiatan pemeriksaan urine bagi calon pengantin dalam Program
SULSEL BERSINAR, GENCARKAN memperhatikan peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:

5
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

1. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan;


2. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062;
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063;
4. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Undang – Undang nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan ( Lembaran negara RI Nomor 6401);
5. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2010 tentang Prekursor
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5126);
6. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Wajib Lapor Pecandu Narkotika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5211);
7. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5419);
8. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan
Narkotika Nasional;

6
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018


Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
dan Prekussor Narkotika Tahun 2018-2019;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2020
tentang Jenis dan tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku Pada Badan Narkotika Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja
Sama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6219);
12. Peraturan Bersama Nomor 01/PB/MA/III/2014 (Mahkamah
Agung); 03 Tahun 2014 (Kementerian Hukum dan HAM); 11
Tahun 2014 (Kementerian Kesehatan); 03 Tahun 2014 (Jaksa
Agung); PER-005/A/JA/03/2014 (Kapolri);
PERBER/01/III/2014/BNN (Badan Narkotika Nasional) tentang
Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan
Narkotika ke Dalam Lembaga Rehabilitasi;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor
dan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, dan
Korban Penyalahgunaan Narkotika;

7
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

15. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 34 Tahun


2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama
Kecamatan;
16. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
17. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2019 tentang Pencatatan Pernikahan;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Tata Cara Kerja Sama Daerah dengan Daerah Lain dan Kerja
Sama Daerah dengan Pihak Ketiga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 371);
19. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 36 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Fasilitasi Penanggulangan Darurat
Narkoba di Provinsi Sulawesi Selatan;
20. Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 670/III/ Tahun
2021 tentang Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
dan Prekursor Narkotika tahun 2021 ( Lampiran No.8);
21. Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 673/III/ Tahun
2021 Tentang Pembentukan Tim Terpadu dan Sekretariat
Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Provinsi
Sulawesi Selatan;

8
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

22. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor


356/8945/SJ tentang Penanganan Penyalahgunaan Narkotika;
23. Nota Kesepahaman antara Badan Narkotika Nasional dengan
Kementerian Dalam Negeri Nomor NK/02/II/2014/BNN dan
471.12/966/SJ tentang Pelaksanaan Kebijakan Pemerintahan di
bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba;

D. SASARAN
Sasaran Program SULSEL BERSINAR, GENCARKAN adalah:

1. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan


2. Dinas kesehatan kabupaten/kota se - Sulawesi Selatan
3. Puskesmas se - Sulawesi Selatan
4. Pasangan calon pengantin di Sulawesi Selatan

9
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

BAB II
TATA LAKSANA

Dalam proses pelaksanaan kegiatan pemeriksaan tes urine bagi calon


pengantin, maka perlu adanya pedoman untuk mengatur dan
menjelaskan mekanisme pelaksanaan pelayanan di puskesmas, sehingga
mendorong puskesmas untuk melaksanakan kegiatan dalam memenuhi
standar penyelenggaraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
serta memfasilitasi puskesmas dalam melakukan perbaikan mutu
pelayanan kesehatan secara berkesinambungan.

A. TATA KELOLA RUANG PEMERIKSAAN


Ruang skrining napza calon pengantin adalah diruang tertutup dan
atau ditempat yang bisa terjaga privasi calon pengantin yang
dilengkapi dengan 1 buah meja dan kursi untuk petugas dan 2 buah
kursi untuk calon pengantin.

10
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

B. ALGORITMA PELAYANAN PEMERIKSAAN

Keterangan :
: Alur Surat Pengantar dari/ke desa/kelurahan
: Alur Pelayana
: Alur Koordinasi

11
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Algoritma di atas menunjukkan alur pelayanan calon pengantin


dalam melakukan pemeriksaan Narkoba. Bagi calon pengantin yang
akan melakukan registrasi pernikahan maka berdasarkan algoritma
diatas calon pengantin wajib mendapatkan surat keterangan
pemeriksaan kesehatan dari kantor desa/kelurahan dan selanjutnya
calon pengantin ke puskesmas untuk dilakukan skrining ASSIST
(Alcohol, Smoking and Substances Involvement Screening Test) dan
pemeriksaan urine.
Dari hasil skrining ASSIST yang telah dilakukan menunjukkan
3 (tiga) kriteria yaitu risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi.
Apabila hasil Skrining ASSIST menjukkan hasil risiko rendah maka
diberikan edukasi dan diberikan surat keterangan layak nikah tapi
apabila calon pengantin terindikasi/dicurigai pernah memakai
narkoba maka dilakukan tes urine. Apabila hasil Skrining ASSIST
menjukkan hasil risiko sedang dan risiko tinggi maka diberikan
edukasi dan dilakukan tes urine.
Apabila hasil pemeriksaan tes urine negatif maka calon
pengantin diberikan surat keterangan layak nikah oleh pihak
puskesmas, dan jika hasil pemeriksaan tes urine positif, maka calon
pengantin wajib menandatangani surat bersedia mengikuti program
rehabilitasi di BNNP/BNNK, dan diberikan surat keterangan layak
nikah.
Dalam proses pelaksanaan pelayanan Kesehatan pemeriksaan
tes urine, puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pemeriksaan ini

12
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh


puskesmas seperti penggunaan informed consent dan setiap proses
dilakukan edukasi.

C. SKRINING DAN ASSESMENT PENGGUNA NARKOTIKA


Deteksi Dini atau juga disebut Skrining merupakan salah satu
upaya pencegahan. Skrining Napza yang di anjurkan Kementerian
Kesehatan dengan menggunakan metode ASSIST (format terlampir).
ASSIST adalah Alcohol, Smoking and Substance Involvement
Screening Test merupakan elemen penting yang dapat digunakan
petugas keseshatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
dalam memahami perilaku penggunaan napza.
1. Skrining ASSIST
Skrining ASSIST adalah skrining pertama yang mencakup
semua zat psikoaktif dengan menggunakan kuisioner yang
telah dikembangkan pada tahun 1997 oleh WHO dan peneliti
spesialis adiksi.
2. Tujuan Skrining ASSIST adalah untuk mengedukasi risiko
penggunakan zat, sebagai bahan strategi promosi kesehatan,
memperkuat gaya hidup sehat dan membantu dalam
menentukan intervensi sesuai hasil risiko yang di dapatkan.
3. Tatalaksana Skrining ASSIST adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan alat dan bahan sebelum melakukan wawancara
antara lain adalah Form ASSIST (format Terlampir) dan

13
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

atau menggunakan aplikasi SINAPZA, kartu respon


ASSIST (format terlampir), alat tulis dan buku registrasi
calon pengantin.
b. Sebelum memulai wawancara berikan kartu respon ASSIST
(format terlampir) kepada calon pengantin dengan
menjelaskan isi kartu respon ASSIST.
c. Isikan identitas calon pengantin (Nama, Nomor Urut
pemeriksaan, Tempat pemeriksaan, dan tanggal pemeriksaan)
d. Mulailah wawancara dengan menjelaskan alasan mengapa
calon pengantin perlu diskrining
e. Kuesioner ASSIST terdiri dari 8 (delapan) pertanyaan yang
terdiri dari 10 jenis zat yang mungkin pernah digunakan
alkohol, produk tembakau, dan zat adiktif lainnya seumur
hidup calon pengantin dan dalam tiga bulan terakhir. Zat-zat
ini dapat dirokok, ditelan, dihisap, dihirup, atau disuntik
(tunjukkan karto respons).

14
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

WH O - AS S IS T V3 .0
KARTU RESPON UNTUK PASIEN
a. Tembakau (rokok, cerutu, kretek, dll.)
b. Minuman beralkohol (bir, sopi, tuak, cap tikus, dll)
c. Kanabis (ganja, gelek, cimeng, dll.)
d. Kokain
e. Stimulan jenis amfetamin (ekstasi, shabu, dll)
f. Inhalansia (lem, bensin, tiner, dll)
g. Sedatif atau obat tidur (pil koplo, alprazolam, kamlet, leksotan,
rohypnol, dll)
h. Halusinogen (LSD, jamur tahi sapi, PCP, dll)
i. Opioida (heroin, putaw, morfin, metadon, kodein, dll)
j. Zat-lain, jelaskan:

f. Jelaskan bahwa beberpa zat dalam daftar bisa diresepkan


oleh dokter (seperti amfetamin, sedatif, obat anti nyeri) dan
tidak akan mencatata obat-obat yang calon pengantin
gunakan seperti yang ditentukan oleh dokter. Meskipun
demikian, bila penggunaan obat-obat tersebut untuk alasan-
alasan selain dari ketentean, atau penggunaannya lebih
sering, atau pada dosis yang lebih tinggi daripada yang
ditentukan, atau dengan cara yng tidak seharusnya, mohon
calon pengantin untuk mengungkapkan.
g. Pada Pertanyaan 1 (P1), bila seleruh jawaban “tidak
pernah”, hentikan wawancara. Bila jawaban “Pernah”
dilanjutkan pada zat yang pernah digunakan, maka lanjutkan
pada pertanyaan 2 (P2).

15
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

h. Pada Pertanyaan 2 (P2), bila calon pengantin menjawab


“tidak pernah” pada seluruh butir, locat ke pertanyaan 6
(enam). Bila calon pengantin menjawab “pernah”, maka
lanjutnya ke pertanyaan 3 (P3), 4 (P4), dan 5 (P5).
i. Pertanyaan 3 (P3), 4 (P4), dan 5 (P5) dilakukan berturut-
turut setelah jawaban Pertanyaan 2 (P2) “pernah”, dan
lanjutkan ke Pertanyaan 6 (P6) dan 7 (P7).
j. Pertanyaan 6 (P6) dan 7 (P7) dilakukan untuk semua zat
yang pernah digunakan (yakni, zat yang didapatkan pada
pertanyaan) dan lanjutkan ke pertanyaan 8 (P8).
k. Pertanyaan 8 (P8) hanya bila adaa zat yang disuntikkan.
l. Jawaban ASSIST untuk pertanyan 2 - 5 mengacu pada kartu
respon:
a) Tidak Pernah: tidak, menggunakan dalam 3 bulan
terakhir
b) Sekali atau dua kali: 1 atau 2 kali dalam 3 bulan terakhir
c) Tiap Bulan: 1 sampai 3 kali dalam sebulan
d) Tiap Minggu: 1 sampai 4 kali per minggu
e) Selalu/hampir selalu: 5 - 7 kali per minggu
m. Untuk jawaban pertanyaan P6 s/d P11 sangat tergantung
pada Kartu Respon: “tidak Pernah” “Pernah” dalam 3
bulan terakhir, “Pernah”, tapi tidak dalam 3 bulan terakhir.
n. Calon pengantin yang pernah menyuntikkan obat-obatan
dalam tiga dalam terakhir harus dilakukan mengenai pola

16
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

suntukannya selama periode ini, untuk menentukan tingkat


risikonya dan intervensi terbaik.
o. Tentukan skor masing-masing zat (“a” sampai “j”) dengan
menjumlahkan semua skor yang didapatkan dari pertanyaan
P2 sampai P7. jangn ikutkan hasil dari pertanyaan P1 atau
P8 dalan skor ini. Contoh, skor untuk kanabis (ganja)
dijumlahkan dari : P2c + P3c +P4c + P5c + P6c + P7c.
Perhatikan bahwa P5 untuk tembakau tidak diberi kode, dan
yang dijumlahkan hanya pertanyaan : P2c + P3c +P4c +
P6c + P7c
p. Lanjutkan dengan intervensi singkat sesuai scor yang
diperoleh.

17
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

WHO ASSIST V3.0


KARTU UMPAN BALIK UNTUK PASIEN

Nama:----------------------------- Tanggal Pemeriksaan:-----------


Skor Penggunaan Zat
Skor Skor Tingkat
Zat
Pasien Risiko
0-3 Rendah
a. Tembakau (rokok, cerutu, kretek, dll.) 4-26 Sedang
27+ Tinggi
b. Minuman beralkohol (bir, anggur, 0-10 Rendah
spiritus, tuak, dll sesuaikan nama 11-26 Sedang
lokal) 27+ Tinggi
0-3 Rendah
c. Kanabis (marijuana, ganja, gelek,
4-26 Sedang
cimeng, dll.)
27+ Tinggi
0-3 Rendah
d. Kokain 4-26 Sedang
27+ Tinggi
0-3 Rendah
e. Stimulan jenis amfetamin (ekstasi,
4-26 Sedang
shabu, dll)
27+ Tinggi
0-3 Rendah
f. Inhalansia (lem, bensin, tiner, dll) 4-26 Sedang
27+ Tinggi
g. Sedatif atau obat tidur (Pil Koplo, 0-3 Rendah
Valium, Dumolid, Lexotan, Rohypnol, 4-26 Sedang
Mogadon, dll.) 27+ Tinggi
0-3 Rendah
h. Halusinogens (LSD, mushrooms,
4-26 Sedang
PCP, dll)
27+ Tinggi
0-3 Rendah
i. Opioid (heroin, putaw, morfin,
4-26 Sedang
metadon, kodein, dll)
27+ Tinggi
0-3 Rendah
j. Zat-lain, jelaskan: 4-26 Sedang
27+ Tinggi

18
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

D. INTERVENSI SINGKAT HASIL SKRINING


Intervensi singkat adalah pemberian informasi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah yang terjadi akibat penggunaan narkoba
dan memotivasi pada pengguna agar mau mengubah perilakunya
terhadap penggunaan narkoba.
1. Tentukan skor hasil skrining ASSIST dengan menggunakan
aplikasi SINAPZA. Jenis intervensi ditentukan oleh skor
keterlibatan zat spesifik yang digunakan calon pengantin, dari
skor tersebut akan diketahui tingkat risiko rendah, sedang atau
tinggi.
Faktor yang memodifikasi risiko konsekuensi kesehatan dari
penggunaan zat / obat termasuk riwayat keluarga, komorbitas
psikiatrik, usia, jenis kelamin, status sosial-ekonomi, dan
sebagainya juga perlu diperhatikan.

19
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

2. Diskusikan dengan cara sederhana dan singkat dengan calon


pengantin mengenai skor ASSIST dan arti dari skor yang
diperoleh.
APA ARTI SKOR YANG ANDA MILIKI ?
Rendah: anda masih berada pada tingkat risiko berdasarkan pola
penggunaan zat yang anda gunakan saat ini.
Sedang: anda sudah berisiko mengalami masalah kesehatan dan
masalah lain berdasarkan pola penggunaan zat yang anda
gunakan saat ini.
Tinggi: anda berada pada tingkat risiko tinggi untuk mengalami
masalah yang serius (kesehatan, sosial, keuangan, hukum,
hubungan sesama) sebagai akibat pola penggunaan zat yang
anda gunakan saat ini dan mungkin juga anda mengalami
ketergantungan

3. Baca dari Kartu laporan Feedback ASSIST


4. Waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit, dapat lebih lama bila
diperlukan.
5. Intervensi singkat diperuntukkan untuk skor “risiko Sedang” serta
tidak diperuntukkan untuk yang ketergantungan berat atau
pada pasien risiko tinggi.
6. Bentuk-bentuk intervensi singkat adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan risiko penggunaan zat
b. Memberikan materi KIE untuk dibawa pulang
c. Memotivasi untuk merubah perilaku

20
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

7. Calon pengantin dengan tingkat risiko rendah tidak


membutuhkan intervensi tetapi perlu diberikan informasi tentang
narkotika, alkohol, rokok dan zat psikoaktif untuk:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penggunaan dan
risiko penggunaan alkohol, rokok dan narkotika lainnya;
b. Calon pengantin yang memiliki skor risiko rendah dengan
tidak pernah menggunakan zat jenis narkotika maka Petugas
puskesmas perlu menandatangani Surat Pengantar
Pemeriksaan Kesehatan (format terlampir) untuk diteruskan
ke Kantor Desa/Kelurahan atau KUA untuk selanjutnya
meneruskan proses administrasi pernikahan.
c. Calon pengantin yang memiliki skor risiko rendah dengan
indikasi pernah menggunakan zat jenis narkotika maka calon
pengantin harus melanjutkan pemeriksaan urine untuk skrining
lanjutan.
8. Calon pengantin dengan tingkat risiko sedang perlu diberikan
intervensi singkat, dengan memperhatikan hal-hal sebangai
berikut:
a. Intervensi singkat harus fleksibel dan memperhitungkan
tingkat risiko calon pengantin, dan juga waktu yang tersedia;
b. Menjelaskan akibat dari penggunaan narkoba dalam membina
rumah tangga.
c. Calon pengantin yang memiliki skor risiko sedang harus
melanjutkan pemeriksaan urine untuk skrining lanjutan.

21
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

9. Calon pengantin dengan tingkat risiko tinggi harus melanjutkan


pemeriksaan urine dan assessment.

E. PEMERIKSAAN URINE
Pemeriksaan urine ini meliputi 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap pelaporan.
1. Tahap Persiapan
Persiapkan bahan dan alat sebelum melakukan pemeriksaan urine,
kebutuhan sarana meliputi:
a. Inform Consent (format terlampir)
b. Rapid test urine (6 atau 7 parameter)
c. Pot urine
d. APD (masker, sarung tangan karet)
e. Tisu
f. Plastik sampah
g. Cairan pembersih tangan (handsanitizer)
h. Label kodifikasi
i. Ruangan tertutup
j. Kamar mandi
k. Meja dan kursi

2. Tahap Pelaksanaan
a. Berikan informasi dan penjelasan mengenai prosedur yang
akan dilakukan.

22
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

b. Setelah calon pengantin mengerti dan memahami penjelasan


yang diberikan petugas, maka calon pengantin harus
menandatangani inform consent.
c. Petugas menandai pot urine dengan spidol dan menjelaskan
kepada calon pengantin batas minimal urine yang ditampung
minimal 25 ml dan menyerahkan pot urine kepada calon
pengantin.
d. Calon pengantin menampung urine di pot yang diberikan oleh
petugas dan meletakkan pada meja pemeriksaan.
e. Petugas memastikan urine calon pengantin tidak dimanipulasi
oleh calon pengantin.
f. Petugas menggunakan alat APD yang telah disiapkan.
g. Petugas tes urine melakukan analisa sampel urine di ruang
pemeriksaan tertutup.
h. Petugas tes urine melakukan pengujian sampel menggunakan
rapid test.
i. Pengujian tes urine dapat menunjukkan hasil positif dan negatif
pada setiap zat pada strip rapid test yang diujikan.
j. Jika hasil rapid test menunjukkan semua zat yang diujikan
negatif maka petugas puskesmas perlu menandatangani Surat
Pengantar Pemeriksaan Kesehatan (format terlampir) untuk
diteruskan ke kantor desa/kelurahan atau KUA untuk
selanjutnya meneruskan proses administrasi pernikahan

23
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

k. Jika hasil rapid test menunjukkan ada zat menunjukkan hasil


positif maka petugas perlu memberikan informasi dan
penjelasan tentang proses tahapan selanjutnya.
l. Calon pengantin yang menunjukkan hasil rapid test positif
harus menjalankan rehabilitasi dengan cara rawat jalan ataupun
rawat inap tergantung dari tingkat keparahan calon pengantin
menggunakan obat-obatan atau zat apa yang dikonsumsi.
3. Tahap Rekomendasi
Petugas melengkapi Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan
Narkoba / SKHPN (format terlampir) sebagai bukti hasil
pemeriksaan urine. SKHPN hanya diberikan kepada calon
pengantin dan sebagai cacatan rekam medis di Puskesmas.
SKHPN ini bersifat Rahasia dan hanya dapat dilihat oleh calon
pengantin, petugas pemeriksa, petugas konseling/wawancara dan
dokter pemeriksa saja.
a. Apabila hasil pemeriksaan Urine nagatif, petugas puskesmas
dapat menandatangani Surat Pengantar Pemeriksaan
Kesehatan (format terlampir) untuk diteruskan ke kantor
desa/kelurahan atau KUA untuk selanjutnya meneruskan
proses administrasi pernikahan.
b. Apabila hasil pemeriksaan Urine menunjukkan positif, maka
calon pengantin diberikan informasi dan penjelasan tentang
proses Rehabilitasi dan menandatangani Surat Pernyataan

24
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Bersedia Menjalani Rehabilitasi (format terlampir) yang


dianjurkan oleh dokter pemeriksa.
c. Setelah calon pengantin setuju dan bertanda tangan untuk
menjalani program Rehabilitasi sesuai waktu yang telah
ditentukan, petugas puskesmas dapat menandatangani Surat
Pengantar Pemeriksaan Kesehatan (format terlampir) untuk
diteruskan ke kantor desa/kelurahan atau KUA untuk
selanjutnya meneruskan proses administrasi pernikahan.
d. Jika calon pengantin dinyatakan hasil pemeriksaan Urine
positif namun menolak untuk menjalani proses Rehabilitasi
sesuai waktu yang telah ditentukan, maka petugas puskesmas
tidak melakukan penandatanganan Surat Pengantar
Pemeriksaan Kesehatan.

F. RUJUKAN DAN REHABILITASI


Lakukan konseling dengan calon pengantin kapan waktu
yang tepat untuk memulai program rehabilitasi. Petugas puskesmas
dapat merujuk calon pengantin untuk menjalani program rehabilitasi
di BNNP/BNNK yang telah disepakati selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan setelah melaksanakan prosesi pernikahan. Petugas Puskesmas
perlu mengkoordinasikan program rehabilitasi ini dengan dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat.
Dinas Kesehatan setempat mengkoordinasikan program
rehabilitasi tersebut dengan BNNP/BNNK tanpa menjelaskan

25
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

dengan detail tentang siapa calon pengantin yang akan menjalankan


rehabilitasi tersebut. Pihak dinas kesehatan berperan
menghubungkan puskesmas pembina dengan tempat rehabilitasi
yang telah dipilih. Pihak puskesmas tetap akan memantau calon
pengantin sebelum dan selama proses rehabilitasi.
Rehabilitasi Rawat Inap akan di rujuk ke BNNP/BNNK
wilayah terdekat. Rehabilitasi Rawat Jalan dilakukan di RSUD yang
telah berstatus IPWL dan juga di Puskesmas binaan BNNP/BNNK
dengan tetap dalam pemantauan BNNP/BNNK pengampuh, apabila
terdapat tenaga yang berkompeten tersedia di Puskesmas
tersebut. Rehabilitasi rawat jalan juga dapat dilakukan di
BNNP/BNNK jika di wilayahnya terdapat institusi tersebut.
Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan BNNP terkait layanan rehabilitasi dan
rujukan.

26
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Alur Pelayanan Rehabilitasi Dan Rujukan

ALUR PELAYANAN REHABILITASI DAN RUJUKAN

Catin Positif urine

Dinas
Puskesmas Kesehatan
Kab/Kota

Rawat Jalan Rawat Inap


Dinas
Kesehatan
Provinsi

RS IPWL /
BNNP / BNNK
PKM Binaan

Keterangan
: Alur Koordinasi
: Alur Pelayanan

27
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

BAB III
PERAN DAN FUNGSI

A. PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI


1. Mensosialisasikan kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk melaksanakan sosialisasi dan edukasi bagi
calon pengantin dan keluarga calon pengantin tentang bahaya
narkoba;
2. Menyampaikan kepada kepala dinas kabupaten/kota untuk
melakukan skrining napza bagi calon pengantin di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan menggunakan
instrumen ASSIST;
3. Melakukan Workshop Skrining dan Konseling Dasar bagi
petugas rehabilitasi napza di puskesmas
4. Menyiapkan pembiayaan jasa sarana dan prasarana untuk
pemeriksaan narkoba bagi calon pengantin, (sesuai dengan tarif
pemeriksaan pada PERDA masing-masing kabupaten/kota) ;
5. Membuat pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan skrining
ASSIST bagi calon pengantin.
6. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan urine bagi calon pengantin.
7. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemeriksaan skrining ASSIST bagi calon pengantin.

28
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

B. PERAN DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA NASIONAL


PROVINSI (BNNP) SULAWESI SELATAN

1. Memfasilitasi ketersediaan SDM sebagai tenaga konselor


penyalah guna narkoba pada institusi layanan kesehatan
dasar yang ditunjuk;
2. Menyiapkan sarana dan prasarana Rehabilitasi bagi Calon
pengantin yang hasil pemeriksaannya memerlukan
Rehabilitasi;
3. Menyiapkan modul aksesibilitas rehabilitasi penyalah guna
narkoba;
4. Melakukan sosialisasi modul aksesibilitas rehabilitasi
penyalah guna narkoba ke Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi
Selatan, Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi
Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
5. Melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pelayanan
konseling bagi penyalah guna narkoba ke Dinas Kesehatan
Prov. Sulawesi Selatan, Kantor Wilayah Kementerian
Agama Sulawesi Selatan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota;
6. Bersama Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan dan
Kabupaten/Kota melakukan follow up kepada peserta wajib
rehab yang telah melakukan pernikahan.

29
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

C. PERAN DAN FUNGSI KANTOR WILAYAH


KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SULAWESI
SELATAN

1. Bersama-sama dengan BNNP dan Dinas Kesehatan Prov.


Sulawesi Selatan, menyiapkan, menetapkan dan berkomitmen
melaksanakan rencana kerja, alur waktu dan rencana kerja;
2. Menyampaikan Kepada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan untuk mendukung
kerjasama yang sinergis mengenai Program Pelaksanaan Tes
Urin Bagi Calon Pengantin Dalam Rangka Mendukung
Program Sulsel BERSINAR (Sulsel Bersih Narkoba),
GENCARKAN (Gerakan Cari Mantu Bebas Narkoba);
3. Menyampaikan Kepada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan menyediakan Penghulu
dan Penyuluh Agama Kantor Urusan Agama Kecamatan untuk
melakukan sosialisasi dan edukasi pelaksanaan program ini di
wilayah Kecamatan dan Kelurahan/Desa;
4. Menyampaikan kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan se
Sulawesi Selatan mengintegrasikan program ini pada Layanan
Bimbingan Perkawinan, Bimbingan Pranikah Bagi Remaja
Usia Sekolah dan Layanan Bimbingan Keluarga Sakinah;
5. Memberi peran kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan se
Sulawesi Selatan membantu menyediakan kebutuhan data dan

30
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

informasi calon pengantin yang telah atau belum melakukan


skrining dan pemeriksaan narkoba; dan
6. menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari BNNP dan Dinas
Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan.

D. PERAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

1. Melaksanakan sosialisasi tentang pemeriksaan narkoba bagi


calon pengantin pada OPD (Organisasi Perangkat Daerah)
yang ada di wilayah kabupaten/kota.
2. Menginstruksikan kepada semua kepala puskesmas untuk
melakukan sosialisasi, edukasi dan skrining napza bagi semua
calon pengantin di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
dengan menggunakan Instrumen ASSIST dan pemeriksaan
urine bagi calon pengantin.
3. Menginstruksikan kepada semua kepala puskesmas yang ada
untuk menyiapkan tenaga, sarana dan prasarana untuk
pelaksanaan konseling penyalahguna narkoba pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
4. Menyiapkan ruang konseling pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) untuk pemeriksaan urine bagi calon pengantin.
5. Menginstruksikan kepada kepala puskesmas untuk membuat
surat keterangan telah selesai dilakukan skrining ASSIST.
6. Membuat pencatata dan pelaporan hasil pemeriksaan skrining
ASSIST bagi calon pengantin.

31
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

7. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan


pemeriksaan urine bagi calon pengantin.
8. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemeriksaan skrining ASSIST bagi calon pengantin.

32
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN

Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk menilai jalannya suatu


program. Monitoring digunakan pada saat program sedang berjalan
dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan
program tersebut agar dapat diperbaiki secara cepat. Dengan demikian
tujuan program bisa dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Monitoring dilaksanakan secara terus menerus, baik dalam proses
perencanaan maupun dalam tahap pelaksanaan kegiatan. Monitoring
dapat dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung atau dengan
cara menganalisis laporan dan perkembangan pelaksanaan kegiatan
program dalam waktu tertentu melalui pengumpulan data dan informasi
tentang inplementasi program. Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur pencapaian tujuan program dalam waktu dan tempat
tertentu pada aspek masukan, proses, keluaran, hasil dan dampak.
Evaluasi program harus dan dapat diselenggarakan secara terus menerus,
berkala dan atau sewaktu-waktu.

A. MONITORING
Monitoring merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana program SULSEL BERSINAR
GENCARKAN telah dilaksanakan. Kegiatan pemantauan menjadi
bagian dari kegiatan evaluasi operasional yang bertujuan untuk

33
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

menilai efektifitas pelaksanaan program (Khandker dkk., 2010).


Ruang lingkup dari pemantauan program secara umum
dilaksanakan pada tahap input, proses dan output. Kegiatan
pemantauan (monitoring) program SULSEL BERSINAR
GENCARKAN didesain menjadi sebuah sistem yang menyatu
dengan seluruh aspek pelaksanaan monitoring program yang ada di
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, BNN Provinsi Sulawesi
Selatan, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi
Selatan, Dinas Kesehatan kabupaten/kota se Sulawesi Selatan, BNN
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dan Kantor
Kementerian Agama kabupaten/kota se Sulawesi Selatan. Hal ini
berarti bahwa semua pelaksanaan kegiatan monitoring program
yang ada dan sudah berjalan baik selama ini di semua stakeholder
terkait, dapat mengikutsertakan proses monitoring program
SULSEL BERSINAR GENCARKAN.
Metode monitoring yang digunakan dalam program SULSEL
BERSINAR GENCARKAN adalah dengan melaksanakan kegiatan
bimtek ke kabupaten/kota dan kecamatan atau puskesmas serta
dengan melaksanakan kegiatan pengumpulan data dan informasi
tentang inplementasi program melalui mekanisme sistem pencatatan
dan pelaporan yang sudah ada.
Adapun fungsi pemantauan dan evaluasi Sulsel Bersinar Gencarkan
yaitu:

34
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

a. Menilai ketaatan atau kepatuhan terhadap standar dan prosedur


(SOP) yang diberlakukan
b. Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah tujuan dari
program tersebut telah tercapai atau tidak
c. Hasil pemantauan dan evaluasi Sulsel Bersinar Gencarkan
disusun dalam bentuk laporan
d. Penjelasan pemantauan dan evaluasi menghasilkan informasi
yang menjelaskan bagaimana kebijakan tersebut berhasil atau
gagal

B. EVALUASI
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu
perencanaan,organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui
apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan rencana dan atau
dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Evaluasi
program berguna bagi pengambil keputusan untuk menetapkan
apakah program akan dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas
atau ditingkatkan.
Secara umum evaluasi program SULSEL BERSINAR
GENCARKAN bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan yang telah disusun
dalam perencanaan

35
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

2. Mengetahui dan menganalisa hal-hal lain yang mungkin timbul


diluar perencanaan
3. Memberikan masukan untuk perencanaan program
4. Memberikan masukan untuk keputusan tentang kelanjutan,
perluasan atau penghentian
5. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan
penghambat
Pengukuran tingkat keberhasilan (evaluasi) program SULSEL
BERSINAR GENCARKAN dilakukan pada berbagai tingkatan,
mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat
kecamatan dan puskesmas. Seperti kegiatan monitoring, kegiatan
evaluasi program SULSEL BERSINAR GENCARKAN juga
didesain menjadi sebuah sistem evaluasi yang menyatu dengan
seluruh aspek pelaksanaan evaluasi program yang ada dan sudah
berjalan baik di semua stakeholder yang ada, baik itu di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, BNN Provinsi Sulawesi
Selatan, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi
Selatan, Dinas Kesehatan kabupaten/kota se Sulawesi Selatan, BNN
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dan Kantor
Kementerian Agama kabupaten/kota se Sulawesi Selatan.
Kegiatan evaluasi program SULSEL BERSINAR GENCARKAN
menggunakan beberapa jenis metode evalusi yaitu:
1. Metode evaluasi formatif yaitu suatu bentuk evaluasi yang
dilaksanakan pada tahap pengembangan program. Tujuan utama

36
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

dari evaluasi ini adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang


disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang
ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah yang ada.
Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan dengan melaksanakan Uji
Petik di salah satu kabupaten/kota yang lebih dahulu
mekasanakan program SULSEL BERSINAR GENCARKAN.
Dari hasil uji petik inilah selanjutnya akan dilakukan evalasi
proses untuk menyempurnakan pelaksanaan kegiatan di
kabupaten/kota lainnya.
2. Metode evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang memberikan
pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu
tertentu dan evaluasi ini menilai sesudah program tersebut
berjalan. Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat
program telah selesai dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah
untuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu mengukur keluaran
(output) serta mengukur dampak (impact) yang dihasilkan dari
program tersebut. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan dengan
metode pertemuan dengan menghadirkan semua stakeholder
yang terlibat. Semua stakeholder melaporkan hasil kegiatan dan
pencapaian target masing-masing.

37
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

BAB V
PENCATATAN/PELAPORAN DAN PEMBIAYAAN

A. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Petugas skrining napza di puskesmas melakukan pencatatan
di buku registrasi skrining napza. Skrining napza dilakukan dengan
metode ASSIST dan atau melalui aplikasi SINAPZA yang dapat
diunduh di playstore handphone (HP) yang berbasis android,
adapun tatacara penggunaan aplikasi terlampir pada buku pedoman
ini. Hasil skrining dengan menggunakan aplikasi SINAPZA akan
terbaca pada dashboard aplikasi SELARAS secara online (Sistem
Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Rehabilitasi Medis) yang
berbasis web/online pada tautan https://www.selaras.kemkes.go.id .
Rekapan manual dibutuhkan untuk proses pengklaiman
(format terlampir). Hasil pencatatan ini dilaporkan ke instansi
terkait secara berjenjang. Petugas puskesmas melaporkan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota dan dinas kesehatan kabupaten/kot dan
sifa melaporkan ke dinas kesehatan provinsi. Laporan akan
dianalisis dan dipakai oleh dinas kesehatan provinsi sebagai dasar
melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi, pelaksanaan
pembinaan atau pembuatan feedback ke jenjang administrasi di
bawahnya.
Waktu pencatatan dan pelaporan di puskesmas melalui
SINAPZA dilakukan setiap melakukan Skrining ASSIST. rekapan

38
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

laporan bulanan dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten/kota


dilakukan setiap bulan sebelum tanggal 5 bulan berikutnya dan
rekapan laporan bulanan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ke
dinas kesehatan provinsi dilakukan setiap bulan sebelum tanggal 10
bulan berikutnya.
Pencatatan dan Pelaporan khusus calon pengantin pada
program SULSEL BERSINAR GENCARKAN ini mulai dari
skrining dengan dan atau pemeriksaan urine diinput pada link
google form yang telah disediakan
https://bit.ly/FormPesertaGencarkan .
Adapun alur pencatatan dan pelaporan skrining napza
sebagai berikut:

39
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Alur Pencatatan dan Pelaporan Skrining Napza

40
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

B. PEMBIAYAAN
Sumber pembiayaan kegiatan ini bersumber dari dana Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan pembiayaan lainnya yang
dapat mendukung kegiatan tersebut sesuai ketentuan keuangan yang
berlaku.

Pembiayaan jasa sarana dan prasarana untuk tes urine bagi


calon pengantin, dibayarkan kepada tim pemeriksa tes urine bagi
calon pengantin di puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(PERDA kabupaten/kota dan atau tarif sesuai juknis BNN).
Alur di atas menunjukkan peran dan tugas yang harus
dipersiapkan oleh puskesmas, dinas kesehatan kab/kota dan dinas
kesehatan provinsi yang selanjutnya dilaksanakan dalam proses
pembayaran/pengklaiman petugas tes urine di puskesmas.
Adapun alur pengelolaan keuangan sebagai berikut:

41
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Alur Pengelolaan Keuangan

DINAS
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI

 Hasil Pemeriksaan  Menyusun SK Tim  Melakukan


urine Pemeriksa urine secara verifikasi
 Register Tes urine kolektif ditanda tangani berkas
Catin kepala dinas kesehatan pertanggung
 Daftar hadir peserta kab/kota jawaban
yang dites urine  Menyiapkan Alat Tes  Melakukan
 Kwitansi urine (6 Parameter), pembayaran
pertanggung Bahan habis pakai via transfer ke
jawaban (terlampir) pemeriksaan rekening
 SK Tim Pemeriksa  Melakukan verifikasi dinkes kab/kota
urine secara kolektif berkas PTJ
ditanda tangani  Menyiapkan No.
kepala dinas Rekening (Bank
kesehatan kab/kota Sulselbar)
 Dokumentasi  Usulan pembayaran
kegiatan ditanda tangan oleh
kadinkes kab/kota
 Melakukan pembayaran
sesuai PERDA ke
petugas tes urine
puskesmas dan
melampirkan PERDA
tersebut

42
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Alur Pengelolaan Pembayaran

43
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

BAB VI
PENUTUP

Masalah gangguan penggunaan napza merupakan masalah


komplek dengan penatalaksanaannya melibatkan banyak bidang
keilmuan, baik medis maupun non medis. Gangguan penggunaan napza
merupakan masalah bio, psiko sosiokultural yang rumit sehingga
penatalaksanaannya sebaiknya multidisiplin dan lintas sektoral dalam
suatu tatanan program yang menyeluruh (komprehensif) serta konsisten.

Seiring dengan perubahan regulasi yang ada di Indonesia, mulai


tahun 2011 Menteri Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan
telah menetapkan beberapa RS, RSJ/RSKO, Puskesmas, Klinik dan
Lembaga Rehabilitasi lainnya sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL). Layanan IPWL tidak hanya berfungsi untuk rehabilitasi saja,
tapi mereka juga harus melakukan sosialisasi atau penyuluhan dalam
pencegahan penyalahgunaan napza. Jumlah IPWL yang masih terbatas
tentunya membuat cakupan masih terbatas, maka dipandang perlu untuk
pengembangan layanan lainnya melalui sistem rujukan dari pelaksanaan
deteksi dini atas penyalahgunaan napza termasuk faktor risikonya.

Program deteksi dini narkoba merupakan program prioritas


Gubernur provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini SULSEL BERSINAR
GENCARKAN (Sulawesi Selatan Bersih Narkoba, Gerakan Cari Mantu

44
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Bebas Narkoba). Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut maka


dipandang perlu adanya buku panduan pelaksanaan kegiatan tersebut

Apabila dikemudian hari buku pedoman ini ada kekeliruan maka


akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

45
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

LAMPIRAN
( https://bit.ly/PedomanGencarkan )

46
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

KOP INSTANSI

SURAT PENGANTAR PEMERIKSAAN KESEHATAN

Tanggal Pengajuan Pemeriksaan :


Nomor Pendaftaran :

Nama :
NIK :
Jenis Kelamin :
Tempat dan tanggal lahir :
Pekerjaan :
Alamat :

Yang bersangkutan diatas telah melakukan pemeriksaan kesehatan berupa sebagai berikut
(cantumkan tanggal pemeriksaan, tanda tangan nakes, nama nakes dan stempel pada
kolom jika telah dilakukan pemeriksaan) :

Jenis Kelamin Pemeriksaa


Vaksinasi TT* Skrining ASSIST
(disesuaikan) tambahan**

Laki-laki

Perempuan

Surat Pengantar ini digunakan kelengkapan persiapan pernikahan bagi calon pengantin.

Mengetahui,
A/n. Kepala Puskesmas…
Kab/Kota…………….
Keterangan : Ttd & stempel
* Vaksnasi diberikan hanya pada jenis
kelamin perempuan.
** Pemeriksaan Tambahan hanya apabila
diperlukan.
………(nama lengkap)………
NIP. …………………………
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

KOP INSTANSI

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJALANI REHABILITASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur / Jenis Kelamin :
Tempat dan tanggal lahir :
Pekerjaan :
Alamat :
No. KTP :

Dengan ini menyatakan Bersedia / Tidak Bersedia untuk mengikuti program Rehabilitasi dengan
metode Rawat Jalan / Rawat Inap pada Fasyankes yang telah ditentukan. Rangkaian Rehabilitasi
tersebut meliputi Manajemen Kasus berupa:
1. Asesmen medis
2. Pemeriksaan Kesehatan
3. Pemeriksaan Psikologis
4. Pembahasan Kasus
5. Intervensi (Konseling adiksi)
6. Layanan Pasca Rehabilitas
Saya juga telah menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Telah diberi informasi dan penjelasan mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2. Telah saya pahami sepenuhnya informasi dan penjelasan yang diberikan kepada saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan untuk dilakukan
pemeriksaan kesehatan yang dianjurkan.
……(tempat)……., ……(tanggal)……

Petugas yang Memeriksa, Yang Membuat Pernyataan,

Ttd Ttd

………(nama lengkap)……… ………(nama lengkap)………


NIP. (jika ada)
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

KOP INSTANSI

PERSETUJUAN PEMERIKSAAN URINE

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :
Umur / Jenis Kelamin :
Tempat dan tanggal lahir :
Pekerjaan :
Alamat :
No. KTP :

Dengan ini menyatakan Setuju / Tidak Setuju untuk dilakukan pemeriksaan urine sehubungan
dengan program pemeriksaan kesehatan calon pengantin.

Saya juga telah menyatakan dengan sesungguhnya dengan tanpa paksaan bahwa:
1. Telah diberi informasi dan penjelasan mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2. Telah saya pahami sepenuhnya informasi dan penjelasan yang diberikan kepada saya.

Atas tanggung jawab, demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran untuk
dilakukan pemeriksaan kesehatan yang dianjurkan.

……(tempat)……., ……(tanggal)……

Petugas yang Memeriksa, Yang Membuat Pernyataan,

Ttd Ttd

………(nama lengkap)……… ………(nama lengkap)………


NIP. (jika ada)
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

KOP INSTANSI

SURAT KETERANGAN HASIL PEMERIKSAAN NARKOBA


Nomor : ……..………………..

Diterangkan bersama ini bahwa :

Nama : ..............................………………………….....................
NIK : ......………………………..…...........................................
Jenis Kelamin : .....................................…………………………..............
Tempat dan tanggal lahir : ....................................…………………………...............
Pekerjaan : ..................................………………………….................
Alamat : .........................................……………………………........

Telah dilakukan pemeriksaan penggunaan narkotika dengan metode:


a. Pemeriksaan beberapa zat Adiktif / Narkoba pada urine menggunakan rapid test / immuno
assay ..(jumlah).. parameterdengan hasil:
1. Amphetamine : Positif / Negatif
2. Methamphetamine : Positif / Negatif
3. Morphine : Positif / Negatif
4. THC : Positif / Negatif
5. Cocaine : Positif / Negatif
6. Benzodiazepine : Positif / Negatif
7. ........ : Positif / Negatif
b. Pemeriksaan fisik dengan hasil ditemukan* / tidak ditemukan* tanda-tanda menggunakan
narkotika.
Dapat disimpulkan bahwa terperiksa tersebut di atas TERINDIKASI / TIDAK TERINDIKASI
menggunakan narkotika sesuai dengan hasil pemeriksaan pada saat surat keterangan ini
diterbitkan.
Surat keterangan ini digunakan untuk pemeriksaan kesehatan Calon Pengantin.

……(tempat)……., ……(tanggal)……

Petugas Pemeriksa, A/n. Kepala Puskesmas………….


Kab/Kota…………….

Ttd Ttd & stempel

………(nama lengkap)……… ………(nama lengkap)………


NIP. …………………………
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Laporan Puskesmas

https://bit.ly/FormPesertaGencarkan

Rekapan manual Puskesmas

LAPORANSKRINING NAPZA DI PUSKESMAS


TAHUN2022
PUSKESMAS :
KABUPATEN/KOTA :
BULAN:

Hsil Skrining ASSIS / SINAPZA

NO TANGGAL NIK NAMA LENGKAP AGAMA PENDIDIKAN TANGGAL LAHIR USIA PEKERJAAN JENIS KELAMIN STATUS NIKAH Rehab / Rujuk KET
Jumlah Risiko Rendah Jumlah Risiko Sedang Jumlah Risiko Tinggi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
dst
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN
L APORAN PUSKE SMAS
SUL SEL BERSINAR, GE NCARKAN (SUL SE L BERSIH NARKOBA, GERAKAN CARI MANTU BE BAS NARKOBA)
TAHUN 2022
PROVINSI :
PUSKESMAS:
BULAN :
Skrining ASSIST
J UMLAH SASARAN
Rujukan Assist Jumlah Rehab CAPAIAN S KRINING
NO (CATIN) Jumlah Risiko Rendah Jumlah Risiko Sedang Jumlah Risiko Tinggi

L P Total L P L P L P L P L P Σ %

Laporan Dinkes Kabupaten/Kota

L APORAN KABUPATEN/KOTA
SUL SEL BERSINAR, GENCARKAN (SUL SEL BERSIH NARKOBA, GERAKAN CARI MANTU BEBAS NARKOBA)
TAHUN 2022
PROVINSI : SUL AWESI SEL ATAN
KAB/KOTA:
BULAN :
Skrining ASSIST
JUMLAH SASARAN
Rujukan Assist Jumlah Rehab CAPAIAN S KRINING
NO PUS KE S MAS (CATIN) Jumlah Risiko Rendah Jumlah Risiko Sedang Jumlah Risiko Tinggi

L P Total L P L P L P L P L P Σ %
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Aplikasi SI NAPZA (Online Smart Phone)

Cara penggunaannya:
 Buka aplikasi Playstore pada Smart Phone (Hp) yang berbasis
android, cari aplikasi SINPZA (seperti gambar di atas) kemudian
unduh (download)

 Buka aplikasi SINAPZA yang sudah diunduh kemudian masukkan


kode UPK Puskesmas anda dan password 1234567, kemudian
LOGIN
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

 Pada dashboard puskesmas pilih titik 3 pojok kiri atas, kemudian


pilih demografi, klik ikon (+) pada dashboard list data individu untuk
masukkan data yang diperiksa, isi data demografi orang yang
diperiksa kemudian SIMPAN.
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

 Pada dashboard start quiz pilih START QUESTIONER, kemudian


pilih TERIMA, lakukan pengisian Quesioner 1 sampai Quesioner 8
dan SIMPAN setiap selesai mengisi Quesioner.

Setelah Quesionel 8 di-SIMPAN, pilih YA dirujuk atau TIDAK


dirujuk, kemudian SIMPAN.
Aplikasi SELARAS (Online PC/Komputer)
(http://selaras.kemkes.go.id/ )
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

Untuk LOGIN menggunakan username: kode puskesmas dan


password: 1234567

Pilih kotak icon DASHBOARD SINAPZA pada


APLIKASI SELARAS di atas

Pilih fasilitas pada dashboard sesuai dengan periode data dan wilayah
yang dibutuhkan kemudian pilih CARI
Pedoman Pelayanan SULSEL BERSINAR GENCARKAN

TIM PENYUSUN

Penasihat:
Dr. dr. H. Bachtiar Baso, M.Kes
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Brigjen Pol Ghiri Prawijaya, M.Th
Kepala BNNP Sulawesi Selatan
Drs. H. Khaeroni,M.Si
Kepala Kanntor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan
Pengarah:
dr. H. Erwan Tri Sulistyo, M.Kes
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Tim Penyusun:
Muhammad Yusri Yunus, SKM, M.Kes
Wahida, SKM
Ahmadi Arief, SKM, MPH
Eny Ariani, SKM, M.Kes
Ardhanary, SKM, M.Kes
Abd. Latif, SKM, M.KM
Ferawati Ambo Dalle, S.Kep
Hasriyani, SKM, M.KM
Ernawati, S.ST, M.Kes
Sri Gladys Tolanda, SKM
Abdul Halim, SKM
Kontributor
Hj. Farlina, S.Si,M.Kes
H. Moch. Husni Thamrin, SKM, M.Kes
Sudarianto, SKM, M.Kes
Andi Moh. Rezki Darma, S.Ag, M.HI
Tim BNNP Sulsel
Tim KanWil Kemenag Sulsel

Anda mungkin juga menyukai