Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

PERTEMUAN KOORDINASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA

DI TINGKAT PROVINSI

A. Latar Belakang

Arah pembangunan kesehatan di Indonesia pada RPJMN III tahun 2015 – 2019
adalah mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, melalui program
Indonesia Sehat dengan mengacu pada 3 (tiga) pilar utama yaitu ; 1). Paradigma Sehat,
dengan programnya; Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan (Keterlibatan
lintas Sektor), Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan dan
Pemberdayaan masyarakat. 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan, dengan programnya ;
Peningkatan Akses terutama pada FKTP , Optimalisasi Sistem Rujukan, Peningkatan
Mutu dengan Penerapan pendekatan continuum of care dan Intervensi berbasis risiko
kesehatan (health risk), dan 3). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan programnya;
Benefit , Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong, Kendali Mutu & Kendali
Biaya, Sasaran: PBI & Non PBI kepesertaan. Kebijakan Nasional Pembangunan
Kesehatan diarahkan melalui Pendekatan Keluarga Sehat dan Gerakan Masyarakat
Sehat, dimana kedua pendekatan ini diharapkan dapat mengakselerasi penyelesaian
masalah kesehatan yang terjadi saat ini yang dilakukan secara bersama-sama antara
pemerintah dan masyarakat serta stake holder terkait.

Dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB)
sesuai rekomendasi International Conference on Population and Development ( ICPD )
tahun 1994, upaya penguatan manajemen pelayanan KB menjadi salah satu upaya yang
sangat penting. Hal ini juga selaras dengan amanat Undang – Undang Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan, yaitu pemerintah bertanggung jawab dan menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan KB
yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat, sebagai program utama Pembangunan
Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019. Dalam rangka penyelenggaraan program
tersebut, ditetapkan 12 indikator keluarga sehat, dimana salah satunya adalah keluarga
mengikuti program KB. Disamping itu, menajemen pelayanan KB harus selaras dan
mengacu pada kebijakan nasional yaitu Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yang
tertuang dalam isu strategis RPJMN 2015 – 2019, upaya pencapaian target Sustainable
Development Goals ( SDGs ) serta implementasi pelayanan KB dalam era Jaminan
Kesehatan Nasional ( JKN ).

Kontribusi program KB dalam penurunan angka kesakitan dan angka kematian ibu,
bayi baru lahir, dan anak telah diakui secara luas. Penggunaan kontrasepsi telah
mencegah 230 juta kelahiran diseluruh dunia dan nyata berkontribusi bagi pencegahan
terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Sejalan dengan hal ini, penggunaan
kontrasepsi secara global juga telah mampu menghindarkan 44 % kematian ibu.

Untuk hasil pencapian indikator KIA di Jawa Barat berdasarkan laporan dari kab/kota
tahun 2017 pencapaian indikator KIA tercacatat : K1 102, 68%, Pn 96,02% K4 96,75%,
Pf 91,81%, KF Lengkap 94,96%, KN 1 102,5%, KN Lengkap 100,16%, kunjungan balita
73,5% . Secara target Nasional dan Renstra Dinkes Provinsi Jabar di tahun 2017 telah
mencapai target yang sudah ditetapkan namun masih terdapat disparitas antara
kabupaten/kota termasuk disparitas dari beberapa indicator yang harus di integrasikan.

Saat ini pencapaian indikator Keluarga Berencana belum sepenuhnya menunjukan


keberhasilan, berdasarkan SDKI 2017 capaian angka kepesertaan KB aktif sebesar 64
%, namun dominan penggunaan metode KB justru meningkat pada penggunaan KB
metode tradisional ( dari 4 % pada SDKI 2012 menjadi 6% pada SDKI 2017), sedangkan
pada metode KB jangka panjang mengalami penurunan ( dari 58 % pada SDKI 2012
menjadi 57 % pada SDKI 2017 ). Jutaan lebih orang mengikuti program keluarga
berencana akan tetapi angka kegagalan masih tinggi. Hal ini disebabkan oleh berbagai
hal, seperti penerimaan informasi yang kurang jelas tentang penggunaan metode KB
dengan benar, tidak mendapatkan metode KB yang lebih cocok, tidak mendapatkan
informasi terkait efek samping penggunaan KB, atau persediaan alokon habis.
Guna meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB serta perlindungan kesehatan
reproduksi oleh tenaga kesehatan, Dinas Kesehatan bersama lintas sektor terkait akan
melaksanakan Pertemuan Koordinasi Program Keluarga Berencana di Tingkat Provinsi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pertemuan koordinasi program keluarga berencana dalam
upaya untuk meningkatkan akses , meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga
Berencana ( KB )
2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan pemberi pelayanan kontrsepsi
akan kondisi medis dan karakteristik khusus yang perlu diperhatikan sebelum
memberikan pelayanan kontrsepsi
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi yang dapat memenuhi
kebutuhan sesuai kondisi medis dan karakteristik khusus yang dimiliki
3. Peserta mampu melakukan pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas
dan sesuai standar pelayanan

C. Luaran

a. Terlaksana pertemuan koordinasi program keluarga berencana di tingkat provinsi


b. Jadwal pelaksanaan pertemuan koordinasi program kelurga berencana
c. Adanya Kesepakatan dan RTL
d. 1 dokumen laporan kegiatan penyelenggaraan pertemuan koordinasi program
keluarga berencana di tingkat provinsi bandung

D. Waktu dan Tempat

Hari : Senin – Rabu


Tanggal : 25 – 27 November 2019
Waktu : Pk. 11.00 s.d selesai (Jadwal Terlampir)
Tempat : Hotel GH Universal
Jalan Dr Setiabudi no. 376 Ledeng, Kec Cidadap Kota bandung
E. Peserta dan Narasumber

Narasumber :

1. Direktorat Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan RI


2. BKKBN Provinsi Jawa Barat
3. RSHS
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Peserta Provinsi :

1. BKKBN Provinsi Jawa Barat


2. BP3AKB Provinsi Jawa Barat
3. IBI Provinsi Jawa Barat
4. Seksi Promkes
5. Seksi Rujukan
6. Seksi Primer

Peserta Kabupaten / Kota :

27 orang peserta dari masing – masing Kabupaten/ kota 2 ( dua ) orang terdiri dari :

- 1 ( satu ) orang penanggung jawab / pengelola program KIA/ Kespro / KB dari


Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten
- 1 ( satu ) orang penanggungjawab / pengelola pelayanan Program KB BPPKB
Kabupaten / Kota

F. Biaya yang Diperlukan


Pelaksanaan kegiatan pertemuan koordinasi program Keluarga Berencana di tingkat
Provinsi bersumber dari APBD Tahun anggaran 2019
Jadwal Kegiatan

JADWAL PERTEMUAN KOORDINASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA


DI TINGKAT PROVINSI
Bandung 25 – 27 November 2019
WAKTU KEGIATAN PEMATERI
HARI I
11.00 – 13.00 Registrasi Panitia
13.00 – 14.00 Pembukaan
1. Menyanyikan lagu Indonesia Raya Seluruh Peserta
dan Mars Hidup Sehat
2. Laporan Ketua Panitia Kepala Seksi Kesga dan Gizi
3. Pengarahan sekaligus pembukaan Kepala Dinas Kesehatan
secara resmi Provinsi Jawa Barat
14.00 – 16.00 Kebijakan Kemenkes pada Pelayanan KB Kementerian Kesehatan
Keluarga
16.00 – 16.15 Coffee Break
16.15 – 18.15 Kebijakan BKKBN dalam Penguatan Kepala BKKBN Provinsi Jabar
Permintaan ber – KB
HARI II
08.00 – 10.00 Pelayanan Kesehatan Ibu dan KB SMF Bag Kebidanan RSHS/FKUP
( KLOP KB )
10.00 – 10.30 Coffee Break
10.30 – 12.30 Sosialisasi Pencatatan dan Pelaporan Penanggung Jawab Program
Pelayanan KB pada Kohort Kesehatan Maternal
Usia Reproduksi dan Latihan kohort
Kespro
12.30 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 15.30 Kebijakan Program Kesehatan Keluarga Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat
15.30 – 16.00 Coffee Break
16.00 – 18.00 Paparan Kebijakan Dinas Kota dalam Dinas Kesehatan Kota Bogor
akselerasi AKI/AKB melalui program
Keluarga Berencana
18.00 – 19.00 ISHOMA

19.00 – 20.30 Diskusi Kelompok Peserta

HARI III

08.00 – 09.00 Paparan Hasil Diskusi Peserta


09.00 – 10.00 Penyusunan RTL Peserta
10.00 – 11.00 Kesepakatan dan Penutupan Peserta

Anda mungkin juga menyukai