Anda di halaman 1dari 6

5.

X Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Puskesmas Bontang Utara II tahun 2022

Tabel 5.X Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Jumlah
No Usia
n %

1. <20 tahun 2 7,4

2. 20-35 tahun 20 74,1

3. >35 tahun 5 18,5

Jumlah 27 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.X di atas menunjukan besar responden berusia <20 tahun
menunjukan 2 orang (7,4 %) dan usia > 35 tahun menunjukan 5 orang (18,5%) yang termasuk
kehamilan beresiko, sedangkan usia 20 - 35 tahun menunjukkan 20 responden (74,1 %) yang
tidak termasuk kehamilan dengan resiko tinggi.

5.X Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Bontang Utara II tahun 2022

Tabel 5.X Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Jumlah
No Pekerjaan
n %

1. Bekerja 1 3,7%

2. Tidak Bekerja 26 96,3%


Jumlah 27 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.X di atas menunjukan besar responden yang bekerja sebanyak 1
orang (3,7%) dan yang tidak bekerja sebanyak 26 orang (96,3%).

5.X Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Puskesmas Bontang Utara II tahun 2022
Pengetahuan tentang anemia dalam kehamilan adalah kemampuan responden untuk
mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan. Pengetahuan tentang anemia dalam kehamilan dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua kategori yaitu pengetahuan baik (skor 60–100%), dan pengetahuan kurang (skor <60%).

Tabel 5.X Distribusi Pengetahun tentang Anemia dalam Kehamilan di Puskesmas Bontang Utara
II

No Pengetahuan tentang Jumlah


Anemia dalam
n %
Kehamilan
1. Baik 19 70,4
2. Kurang 8 29,6
Jumlah 27 100%
Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa pengetahuan ibu tentang anemia dalam
kehamilan dalam kategori baik sebanyak 19 orang (70.4%), kurang sebanyak 8 orang (29.6%)
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden dalam kategori
pengetahuan baik.

5.X Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Puskesmas Bontang Utara II tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk


mengetahui kepatuhan dosis, waktu dan cara mengkonsumsi tablet Fe didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel 5.X Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe di


Puskesmas Bontang Utara II

No Kepatuhan Jumlah
Mengkonsumsi Tablet
n %
Fe
Dosis
1. Tidak Patuh 14 51,8
2. Patuh 13 48,2
Waktu
1. Tidak Patuh 7 25,9
2. Patuh 20 74,1
Cara
1. Tidak Patuh 0 0
2. Patuh 27 100
Jumlah 27 100%
Sumber : Data Primer

Berdasarkan dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 51.8% ibu hamil tidak
patuh dosis, 25.9% ibu hamil tidak patuh waktu dan 0% ibu hamil tidak patuh cara dalam
mengkonsumsi tablet Fe.

Pembahasan

6.X Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas


Bontang Utara II

Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe pada penelitian ini dibagi menjadi 3 antara lain,
kepatuhan dosis, kepatuhan waktu, dan kepatuhan cara dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Berdasarkan tabel 5.X didapatkan hasil bahwa dari 27 responden sebanyak 14 responden ibu
hamil dengan anemia di Puskesmas Bontang Utara II tidak patuh dalam mengkonsumsi Fe jika
dilihat dari ketepatan dosis mengkonsumsinya dengan presentase 51,8%, sedangkan sebanyak 13
responden patuh dalam mengkonsumsi Fe jika dilihat dari ketepatan dosis mengkonsumsinya
dengan presentase 48,2%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum
patuh dosis dalam mengkonsumsi tablet Fe sesuai yang dianjurkan.

Pada ibu hamil yang kekurangan zat Fe dapat terjadi anemia zat besi tetapi kekurangan
zat besi juga dapat menyebabkan kelelahan maka pemberian tablet Fe merupakan salah satu
pelayanan yg diberikan pada kunjungan kehamilan yang setiap tablet mengandung fero sulfat
(FeSO4) 300 mg (zat besi 60 mg) (DeLoughery, 2014) karena kebutuhan zat besi pada wanita
hamil dengan janin tunggal sekitar 1000 mg selama hamil atau naik sekitar 200-300%. Fanny
(2012) berpendapat bahwa sesuai dengan teori diharapkan kadar Hb dapat normal pada ibu hamil
yang mengkonsumsi tablet Fe karena kebutuhan zat besi pada kehamilan tidak dapat dipenuhi
hanya dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan mengandung besi yang banyak dan
absorbsinya tinggi. Karena itu pemenuhan kecukupan zat gizi dianjurkan dipenuhi melalui
suplementasi. Oleh karena itu ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe
memberikan peluang lebih besar untuk terkena anemia. Hal ini sejalan dengan penelitian
Wahidah (2017) yaitu ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet Fe tidak mengalami anemia
dan janin sejahtera, tetapi ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe akan beresiko
mengalami anemia lebih tinggi.

Berdasarkan tabel 5.X didapatkan hasil bahwa dari 27 responden sebanyak 7 responden
ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Bontang Utara II tidak patuh dalam mengkonsumsi Fe
jika dilihat dari ketepatan dosis mengkonsumsinya dengan presentase 25,9%, sedangkan
sebanyak 20 responden patuh dalam mengkonsumsi Fe jika dilihat dari ketepatan dosis
mengkonsumsinya dengan presentase 74,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden
sudah patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sesuai waktu yang dianjurkan.

Sebagian besar responden minum tablet Fe pada malam hari. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi efek samping dari tablet Fe. Jika konsumsi tablet Fe tidak benar maka akan
menyebabkan kebutuhan zat besi dalam tubuh ibu tidak terpenuhi maka salah satu dampaknya
yaitu akan mengalami anemia defisiensi zat besi atau biasa disebut dengan anemia kekurangan
zat besi. Menurut pendapat Azzam (2012), zat besi berguna untuk mencegah terjadinya anemia
pada saat kehamilan yang dapat menyebabkan resiko untuk terjadinya perdarahan saat
persalinan. Sehingga tablet Fe sebaiknya diminum pada malam hari setelah makan sebelum tidur
untuk mengurangi efek mual. Waktu yang tepat meminum tablet Fe yaitu diantara waktu makan
atau 30 menit sebelum makan, karena penyerapan berlangsung lebih baik ketika lambung
kosong.

Berdasarkan tabel 5.X didapatkan hasil bahwa dari 27 responden ibu hamil dengan
anemia di Puskesmas Bontang Utara II seluruh responden sudah patuh cara mengkonsumsi tablet
Fe dengan persentase 100%. Sebagian besar mengkonsumsi tablet Fe didampingi dengan air
putih.

Apabila tablet Fe dikonsumsi dengan air teh maka dapat mengakibatkan anemia. Karena
air teh mengandung polifenol tannin yang dapat mengikat zat besi heme dan membentuk
kompleks besi tanoat yang tidak larut, sehingga zat besi tidak dapat diserap oleh tubuh (Ningsih,
2007). Hal ini didukung oleh proverawati (2011) yang menyatakan bahwa meminum minuman
yang mengandung kafein bersama dengan makanan tinggi zat besi akan mengurangi jumlah besi
yang diserap tubuh. Makanan dengan vitamin C seperti stroberi dan buah jeruk dapat membantu
tubuh untuk menyerap zat besi. Makanan yang harus dihindari saat mengkonsumsi zat besi
antara lain susu, protein kedelai, kuning telur, kopi, teh, antasida, dan kalsium, alasannya karena
akan menghalangi penyerapan zat besi. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh
Amperaningsih (2011) di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Kota Bandar Lampung, banyak ibu
hamil yang mendapatkan tablet Fe namun masih ada ibu hamil yang menderita anemia walaupun
telah diberikan tablet Fe, hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain ibu tidak mengerti cara
mengkonsumsi tablet Fe. Sebaiknya tablet Fe dikonsumsi setelah makan dan minum, tablet Fe
tidak dianjurkan bersamaan dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung kalsium atau
susu tinggi kalsium, kopi, dan teh karena penyerapan zat besi akan terganggu karena dapat
mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan.

Daftar Pustaka

DeLoughery, M.D., & Thomas, G. (2014), Microcytic Anemia. The New England Journal Of
Medicine., 371, 1324-1331.

Fanny, L., & Mustamin, H. (2012), Pengaruh Pemberian Tablet Fe Terhadap Ibu Hamil Di
Puskesmas Tamamaung Tahun 2012, Media Gizi Pangan, 8 (1), 7-11.

Adilestari, Wahidah.2017. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan


Kejadian Anemia di Puskesmas Mantrijeron Yogyakart. Skripsi. Program Studi Bidan Pendidik
Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Azzam, U. (2012), Doa Dan Dzikir Mustajab Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui, Qultum Media,
Jakarta Selatan.

Ningsih, W. 2007, Evaluasi Senyawa Fenolik (Asam Ferulat dan P-Kumarat) pada Biji,
Kecambah, dan Tempe Kacang Tunggak, Fakultas Pertanian, IPB.

Proverawati. (2011), Anemia dan Anemia Kehamilan, Nuha Medika, Yogyakarta.

Amperaningsih, Y. (2011), Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Kota Bandar Lampung, Jurnal kesehatan Mitra
lampung, 8 (3), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai