Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
F13
F12 F14
F11
F10
F9
F8
F7
F6
F5
F4
F3
F2
F1
A B
Gambar B.2.1 Beban Lateral Yang Bekerja pada Dinding Geser D1x
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa beban yang bekerja pada sepanjang bentang
merupakan beban yang diakibatkan oleh beban lateral yang diterima oleh dinding geser. Akibat dari
gaya lateral yang bekerja sepanjang balok atau dinding geser ini menyebabkan terjadinya reaksi gaya
dalam berupa “momen (M)” dan “gaya geser (V)”. Pembebanan yang bekerja pada bentang balok
(dinding geser) tersebut dapat dilihat pada tabel gaya lateral yang bekerja pada dinding geser D1x
dibawah ini :
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Tabel B.2.3 Gaya Lateral Yang Bekerja pada Dinding Geser D1x
Lantai hi (m) Gaya Lateral (kN)
1 0,00 0,00
2 4,00 20,87
3 8,00 41,74
4 12,00 62,61
5 16,00 83,48
6 20,00 104,35
7 24,00 125,22
8 28,00 146,09
9 32,00 166,96
10 36,00 187,83
11 40,00 208,70
12 44,00 229,57
13 48,00 250,44
14 52,00 271,31
15 56,00 228,43
b. Gaya Aksial (gaya yang diakibatkan oleh berat sendiri balok atau dinding geser)
N
A B
Gambar B.2.2 Beban Aksial Yang Bekerja pada Dinding Geser D1x
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa beban aksial yang bekerja pada sepanjang bagian
bentang balok merupakan beban yang diakibatkan berat sendiri dinding geser berdasarkan elevasi
bentang yang ditinjau. Besarnya beban aksial ini adalah:
N = Volume dinding geser x Berat jenis beton bertulang
N = (0,2 x 3,905 x 4)x 24 kN/m
N = 74,98 kN
Pembebanan yang bekerja pada bentang balok (dinding geser) akibat beban aksial dapat dilihat
pada tabel gaya aksial yang bekerja pada dinding geser D1x dibawah ini :
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Tabel B.2.4 Gaya Aksial Yang Bekerja pada Dinding Geser D1x
Lantai hi (m) Gaya aksial (kN)
1 0,00 74,98
2 4,00 74,98
3 8,00 74,98
4 12,00 74,98
5 16,00 74,98
6 20,00 74,98
7 24,00 74,98
8 28,00 74,98
9 32,00 74,98
10 36,00 74,98
11 40,00 74,98
12 44,00 74,98
13 48,00 74,98
14 52,00 74,98
15 56,00 74,98
Sehingga idealisasi gaya lateral dan gaya aksial yang terjadi pada dinding geser D1x dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar B.2.3 Beban Aksial dan Lateral Yang Bekerja pada Dinding Geser D1x
c. Analisa Struktur
Dengan beban-beban yang telah disebutkan sebelumnya, dilakukan Analisa struktur dinding
geser untuk mendapatkan gaya-gaya dalam yang bekerja pada dinding geser. Analisa struktur ini
dilakukan menggunakan aplikasi SAP2000 v.19, dimana dinding geser ini dianalisa menurut struktur
kantilever.
Hasil gaya-gaya dalam yang diperoleh dari analisa tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 dan
direkap pada tabel berikut.
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Tabel B.2.4 Rekapitulasi gaya dalam maksimum untuk tiap segmen D1x
Berikut adalah diagram capacity ratio yang menunjukkan gaya dalam rencana dan gaya dalam
nominal pada dinding geser, sebagai salah satu kontrol terhadap kekuatan dinding geser :
(a)
Nominal
5000
0 0,00
0 10 20 30 40 50 60
hi (m)
(b)
500
400
300
200
100
0
0 10 20 hi30
(m) 40 50 60
Gambar B.2.4 (a) Diagram Capacity Ratio Momen dan (b) Diagram Capacity Ratio Geser D1x.
Dalam memulai perhitungan penulangan atau dinding geser D1x , maka hal yang harus dilakukan
adalah pengontrolan momen untuk mendapatkan jumlah tulangan longutidunal yang terpasang pada
dinding geser tersebut sehingga dapat menahan momen yang bekerja, dan pengontrolan gaya geser
untuk mendapatkan jumlah tulangan geser atau tulangan horizontal yang terpasang pada dinding geser
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
tersebut sehingga dapat menahan gaya geser yang bekerja. Selain itu, gaya geser yang bekerja pada
dinding geser tersebut juga di tahan oleh tulangan longutidunal yang terpasang, sehingga ketika
dilakukan pengontrolan untuk gaya geser maka gaya geser yang direncanakan terlampau kuat dalam
memikul gaya geser pikul yang terjadi. Dalam perhitungan penulangan dinding geser ini juga, untuk
pembebanan gaya aksial yang bekerja pada setiap beberapa bentang dari dinding geser ini tidak
diperhitungkan atau diabaikan, hal ini disebabkan yang pertama karena kemampuan beton yang kuat
dalam menerima beban tekan yang bekerja, dan yang kedua karena ketika terjadi gempa maka arah
gaya yang di sebabkan oleh gempa tidak hanya secara lateral tetapi juga mengalami desakan gaya ke
atas dan ke bawah. Sehingga dengan adanya gaya desakan yang terjadi oleh beban gempa maka secara
tidak langsung beban aksial yang bekerja tersebut akan ditahan oleh gaya desakan tersebut, dimana
gaya desakan yang terjadi oleh beban gempa tersebut biasanya lebih besar dari gaya aksial yang bekerja
pada dinding geser tersebut. Sehingga dari dua alasan diatas yang menyebabkan perhitungan gaya
aksial untuk dinding geser ini tidak di perhitungkan.
Analisa Struktur:
Berdasarkan pembebanan yang telah di lakukan akibat dari beban gempa, maka dilakukan analisa
struktur balok/diding geser dengan menggunakan SAP2000 v.20 di mana diperoleh hasil gaya dalam
yang paling maksimum untuk bentang balok Lt.0-Lt.4:
𝑀𝑢 = 10145,28 𝑘𝑁𝑚 pada Lt.0 ( 0 meter)
𝑉𝑢 = 265,95 𝑘𝑁 pada Lt.0 (0 meter)
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Momen rencana:
𝑁𝑢 𝑐
Mn = (0,5 x As x fy x lwx) x 1 + 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (1 − 𝑙𝑤 )
Mn = 13751732713 Nmm
Ø.Mn = 0,8 x 13751732713 = 11001386170 Nmm = 11001,39 kNm
Kontrol momen : Mu ≤ Ø.Mn
10145,28 kNm ≤ 11001,39 kNm
Effisiensi :
10145,28 x 100 = 92,22% (Momen rencana untuk luasan tulangan yang digunakan
11001,39
optimal)
Menentukan jumlah tulangan longitudinal yang akan dipakai:
Diasumsikan hendak dipasang 1 baris tulangan tarik dan tekan
Sb = 50 mm (tebal selimut beton yang berhubungan dengan tanah/cuaca untuk D ≥ 16 mm)
Sn = 25 mm (jarak bersih tulangan pada arah mendatar dan vertikal)
Jarak titik berat tulangan ke serat terluar bagian tarik dan tekan beton (ds):
dS1 = ds = Sb + diameter tulangan begel + ½ diameter tulangan longitudinal
= 50 + 10 + 19/2 = 69,5 mm
Jumlah tulangan maksimal per baris (m):
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
× × ,
𝑚= +1= + 1 = 2,39 ≈ 2 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
Jumlah baris yang akan digunakan untuk dipasang tulangan longitudinal (b):
b = 64 2 = 32 baris, maka terdapat dS1 sampai dengan dS32.
Jadi, dengan diperoleh jumlah tulangan yang digunakan, jumlah tulangan maksimal per baris serta
jumlah baris yang akan dipasang tulangan, maka dapat diketahui tinggi efektif dari balok atau dinding
geser tersebut, yaitu:
dS1 = 69,5 mm…………dengan jumlah ds (r = 1)
dS2 = dS3 = ….= dS44 = Sn + D = 25 + 19 = 44 mm………….dengan jumlah ds (r = 44)
d = dw = lw - ((r x dS1) + (b-1 x dS2)) /2
d = dw = 3905 - ((1 x 69,5) + (31 x 44))/2 = 3154 mm
Maka, berdasarkan perhitungan diatas, digunakan:
Tulangan tarik As = 64D19 = 18145,84 mm2 ≥ As,u = 18000 mm2 (OK)
Tulangan tekan As’ = 64D19 = 18145,84 mm2 ≥ As,u = 18000 mm2 OK)
a.2. Kontrol gaya geser : Vu ≤ Ø.Vn
Perhitungan Tulangan Geser:
Dalam perencanaan tulangan geser, digunakan nilai Vu maksimum sebagai dari Lt.0-Lt.4.
𝑉 = 265,95 𝑘𝑁 = 265950 N
Mencari rasio tulangan longitudinal (ρw) yang terpasang:
18145,84
ρw = = = 0,0288
. 3154
Mencari nilai Ø.Vc dengan faktor reduksi kekuatan, Ø = 0,75 [SNI 03-2847-2002 butir 11.3
poin 2(3)]:
ρ . .
Vc = [√fc′ + 120 ] bw.dw
Vc = 0 N
Ø.Vc = 0 kN
Ø. 𝑉𝑐
2=0N
Berdasarkan perhitungan nilai 𝑉 (212,76𝑁) > Ø. 𝑉𝑐 (0 𝑘𝑁) maka
Spasi begel (s)
Begel yang akan digunakan adalah begel dengan jumlah kaki (n) = 2 dan diameter (dp)
= 10 mm.
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
600 𝛽 𝑑 ′ 𝐴′ 600(0,85)(751)(18145,84)
𝑞= ′
= = 1362752,52 𝑚𝑚
0,85 𝑓 𝑏 0,85(30)(200)
Maka,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Analisa Struktur:
Berdasarkan pembebanan yang telah di lakukan akibat dari beban gempa, maka dilakukan analisa
struktur balok/diding geser dengan menggunakan SAP2000 v.20 di mana diperoleh hasil gaya dalam
yang paling maksimum untuk bentang balok Lt.4-Lt.7:
𝑀𝑢 = 6995,62 𝑘𝑁𝑚 pada Lt.4 ( 12 meter)
𝑉𝑢 = 258,12 𝑘𝑁 pada Lt.4 (12 meter)
𝑁𝑢 = 899,76 𝑘𝑁 pada Lt.4 (12 meter)
b.1. Kontrol momen : Mu ≤ Ø.Mn
Perhitungan Tulangan Longitudinal:
Penulangan momen positif sama dengan penulangan momen negatif sehingga jumlah penulangan baik
tulangan tarik maupun tulangan tekan adalah sama. Maka, perhitungan tulangan longitudinal dapat
dilihat pada perhitumgan dibawah ini:
Momen perlu:
𝑀𝑢 = 6995,62 𝑘𝑁𝑚
Mencari nilai c (Panjang daerah tekan beton):
Apabila As yang diasumsikan dari hasil iterasi yang didapat adalah 17583,44 mm2
(0,5 x fc’ x b x cu) = As x fy- Nu
( )
cu =
( , )
17583,44 𝑥 360 −899,76
cu = (0,5 𝑥 30 𝑥 200 )
= 1810,09 mm
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Momen rencana:
𝑁𝑢 𝑐
Mn = (0,5 x As x fy x lwx) x 1 + 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (1 − 𝑙𝑤 )
Mn = 13301859711 Nmm
Ø.Mn = 0,8 x 13301859711 = 10641487769 Nmm = 10641,49 kNm
Kontrol momen : Mu ≤ Ø.Mn
6995,62 kNm ≤ 10641,49 kNm
Effisiensi :
6995,62 x 100 =65,74 % (Momen rencana untuk luasan tulangan yang digunakan
10641,49
optimal)
Menentukan jumlah tulangan longitudinal yang akan dipakai:
Diasumsikan hendak dipasang 1 baris tulangan tarik dan tekan
Sb = 50 mm (tebal selimut beton yang berhubungan dengan tanah/cuaca untuk D ≥ 16 mm)
Sn = 25 mm (jarak bersih tulangan pada arah mendatar dan vertikal)
Jarak titik berat tulangan ke serat terluar bagian tarik dan tekan beton (ds):
dS1 = ds = Sb + diameter tulangan begel + ½ diameter tulangan longitudinal
= 50 + 10 + 19/2 = 69,5 mm
Jumlah tulangan maksimal per baris (m):
× × ,
𝑚= +1= + 1 = 2,39 ≈ 2 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
n= , 17583,44
= = 62,02 ≈ 63 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
( )
Jumlah baris yang akan digunakan untuk dipasang tulangan longitudinal (b):
b = 63 2 = 32 baris, maka terdapat dS1 sampai dengan dS32.
Jadi, dengan diperoleh jumlah tulangan yang digunakan, jumlah tulangan maksimal per baris serta
jumlah baris yang akan dipasang tulangan, maka dapat diketahui tinggi efektif dari balok atau dinding
geser tersebut, yaitu:
dS1 = 69,5 mm…………dengan jumlah ds (r = 1)
dS2 = dS3 = ….= dS44 = Sn + D = 25 + 19 = 44 mm………….dengan jumlah ds (r = 44)
d = dw = lw - ((r x dS1) + (b-1 x dS2)) /2
d = dw = 3905 - ((1 x 69,5) + (31 x 44))/2 = 3154 mm
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Mencari nilai Ø.Vc dengan faktor reduksi kekuatan, Ø = 0,75 [SNI 03-2847-2002 butir 11.3
poin 2(3)]:
ρ . .
Vc = [√fc′ + 120 ] bw.dw
Vc = 529211,91 N
Ø.Vc = 396908,93 kN
Ø. 𝑉𝑐
2 = 198454,47 N
Berdasarkan perhitungan nilai 𝑉 (258123,75 𝑁) < Ø. 𝑉𝑐/2 (198454,47𝑁) maka
Spasi begel (s)
Begel yang akan digunakan adalah begel dengan jumlah kaki (n) = 2 dan diameter (dp)
= 10 mm.
o s ≤ d/2 = 3154/2 = 1577 mm
o s ≤ 450 mm
Spasi begel dipilih yang terkecil yaitu s = 450 mm
Jadi dipakai tulangan begel Ø10 – 450 mm.
Mencari nilai Ø.Vs:
, . . 157,08
Ø.Vs = 𝑥 0,75 = 𝑥 0,75 = 297,26 kN
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Effisiensi :
258,12 x 100 = 37,18 % (Gaya geser rencana yang diperoleh dari “tahanan beton” dan
694,17
“tulangan begel yang terpasang” optimal)
b.3. Limit State:
Kondisi Tulangan:
Tulangan tarik
Jumlah tulangan (n) = 63 tulangan
Luas tulangan (As) = 17862,31 mm2
Tulangan tekan
Jumlah tulangan (n) = 63 tulangan
Luas tulangan (As) = 17862,31 mm2
Kondisi tulangan tekan
(𝐴 − 𝐴 ′) 𝑓 (17862,31 − 17862,31 )360
𝑎= ′
= = 0 𝑚𝑚
0,85 𝑓 𝑏 0,85(30)(200)
dd’ = lw - d
dd’ = 3905 – 3154 = 751 mm
600 𝛽 𝑑 ′ 600(0,85)(751 )
𝑎 = = = 1595,88 𝑚𝑚
600 − 𝑓 600 − 360
a < amin leleh → 0,0 mm < 1595,88 mm, tulangan tekan belum leleh, nilai a dikoreksi sebagai berikut:
600 𝐴′ − 𝐴 𝑓 600(17862,31) − 17862,31(360)
𝑝= ′
= = 420,29 𝑚𝑚
1,7 𝑓 𝑏 1,7(30)(200)
600 𝛽 𝑑 ′ 𝐴′ 600(0,85)(751)(17862,31)
𝑞= ′
= = 1341459,21 𝑚𝑚
0,85 𝑓 𝑏 0,85(30)(200)
Maka,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Analisa Struktur:
Berdasarkan pembebanan yang telah di lakukan akibat dari beban gempa, maka dilakukan analisa
struktur balok/diding geser dengan menggunakan SAP2000 v.20 di mana diperoleh hasil gaya dalam
yang paling maksimum untuk bentang balok Lt.7-Lt.10:
𝑀𝑢 = 4127,7 𝑘𝑁𝑚 pada Lt.7 ( 24 meter)
𝑉𝑢 = 226,82 𝑘𝑁 pada Lt.7 (24 meter)
𝑁𝑢 = 674,82 𝑘𝑁 pada Lt.7 (24 meter)
c.1. Kontrol momen : Mu ≤ Ø.Mn
Perhitungan Tulangan Longitudinal:
Penulangan momen positif sama dengan penulangan momen negatif sehingga jumlah penulangan baik
tulangan tarik maupun tulangan tekan adalah sama. Maka, perhitungan tulangan longitudinal dapat
dilihat pada perhitumgan dibawah ini:
Momen perlu:
𝑀𝑢 = 4127,7 𝑘𝑁𝑚
Mencari nilai c (Panjang daerah tekan beton):
Apabila As yang diasumsikan dari hasil iterasi yang didapat adalah 16958,61 mm2
(0,5 x fc’ x b x cu) = As x fy- Nu
( )
cu =
( , )
16958,61 𝑥 360 −674,82
cu = (0,5 𝑥 30 𝑥 200 )
= 1810,09 mm
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Momen rencana:
𝑁𝑢 𝑐
Mn = (0,5 x As x fy x lwx) x 1 + 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (1 − 𝑙𝑤 )
Mn = 12627050208 Nmm
Ø.Mn = 0,8 x 12627050208 = 10101640167 Nmm = 10101,64 kNm
Kontrol momen : Mu ≤ Ø.Mn
4127,7 kNm ≤ 10101,64 kNm
Effisiensi :
4127,7 x 100 = 40,84 %(Momen rencana untuk luasan tulangan yang digunakan
10101,64
optimal)
Menentukan jumlah tulangan longitudinal yang akan dipakai:
Diasumsikan hendak dipasang 1 baris tulangan tarik dan tekan
Sb = 50 mm (tebal selimut beton yang berhubungan dengan tanah/cuaca untuk D ≥ 16 mm)
Sn = 25 mm (jarak bersih tulangan pada arah mendatar dan vertikal)
Jarak titik berat tulangan ke serat terluar bagian tarik dan tekan beton (ds):
dS1 = ds = Sb + diameter tulangan begel + ½ diameter tulangan longitudinal
= 50 + 10 + 19/2 = 69,5 mm
Jumlah tulangan maksimal per baris (m):
× × ,
𝑚= +1= + 1 = 2,39 ≈ 2 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
n= , 16958,61
= = 59,81 ≈ 60 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
( )
Jumlah baris yang akan digunakan untuk dipasang tulangan longitudinal (b):
b = 60 2 = 30 baris, maka terdapat dS1 sampai dengan dS30.
Jadi, dengan diperoleh jumlah tulangan yang digunakan, jumlah tulangan maksimal per baris serta
jumlah baris yang akan dipasang tulangan, maka dapat diketahui tinggi efektif dari balok atau dinding
geser tersebut, yaitu:
dS1 = 69,5 mm…………dengan jumlah ds (r = 1)
dS2 = dS3 = ….= dS44 = Sn + D = 25 + 19 = 44 mm………….dengan jumlah ds (r = 44)
d = dw = lw - ((r x dS1) + (b-1 x dS2)) /2
d = dw = 3905 - ((1 x 69,5) + (29 x 44))/2 =3198 mm
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Mencari nilai Ø.Vc dengan faktor reduksi kekuatan, Ø = 0,75 [SNI 03-2847-2002 butir 11.3
poin 2(3)]:
ρ . .
Vc = [√fc′ + 120 ] bw.dw
Vc = 551710,39 N
Ø.Vc = 413782,79 N
Ø. 𝑉𝑐
2 = 206891,39 N
Berdasarkan perhitungan nilai 𝑉 (226818,75 𝑁) < Ø. 𝑉𝑐/2 (206891,39 𝑁) maka
Spasi begel (s)
Begel yang akan digunakan adalah begel dengan jumlah kaki (n) = 2 dan diameter (dp)
= 10 mm.
o s ≤ d/2 = 3198/2 = 1599 mm
o s ≤ 450 mm
Spasi begel dipilih yang terkecil yaitu s = 450 mm
Jadi dipakai tulangan begel Ø10 – 450 mm.
Mencari nilai Ø.Vs:
, . . 157,08
Ø.Vs = 𝑥 0,75 = 𝑥 0,75 = 301,4 kN
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
226,82 x 100 = 31,71 % (Gaya geser rencana yang diperoleh dari “tahanan beton” dan
715,19
“tulangan begel yang terpasang” optimal)
c.3. Limit State:
Kondisi Tulangan:
Tulangan tarik
Jumlah tulangan (n) = 60 tulangan
Luas tulangan (As) = 17011,72 mm2
Tulangan tekan
Jumlah tulangan (n) = 60 tulangan
Luas tulangan (As) = 17011,72 mm2
Kondisi tulangan tekan
(𝐴 − 𝐴 ′) 𝑓 (17011,72 − 17011,72)360
𝑎= ′
= = 0 𝑚𝑚
0,85 𝑓 𝑏 0,85(30)(200)
dd’ = lw - d
dd’ = 3905 – 3198 = 707 mm
600 𝛽 𝑑 ′ 600(0,85)(707)
𝑎 = = = 1502,38 𝑚𝑚
600 − 𝑓 600 − 360
a < amin leleh → 0,0 mm < 801,125 mm, tulangan tekan belum leleh, nilai a dikoreksi sebagai berikut:
600 𝐴′ − 𝐴 𝑓 600(17011,72) − 17011,72(360)
𝑝= ′
= = 400,28 𝑚𝑚
1,7 𝑓 𝑏 1,7(30)(200)
600 𝛽 𝑑 ′ 𝐴′ 600(0,85)(707)(17011,72)
𝑞= = = 1202728,9 𝑚𝑚
0,85 𝑓 ′ 𝑏 0,85(30)(200)
Maka,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Analisa Struktur:
Berdasarkan pembebanan yang telah di lakukan akibat dari beban gempa, maka dilakukan analisa
struktur balok/diding geser dengan menggunakan SAP2000 v.20 di mana diperoleh hasil gaya dalam
yang paling maksimum untuk bentang balok Lt.10-Lt.13:
𝑀𝑢 = 1823,28 𝑘𝑁𝑚 pada Lt.10 ( 36 meter)
𝑉𝑢 = 172,04 𝑘𝑁 pada Lt.10 (36 meter)
𝑁𝑢 = 449,88 𝑘𝑁 pada Lt.10 (36 meter)
d.1. Kontrol momen : Mu ≤ Ø.Mn
Perhitungan Tulangan Longitudinal:
Penulangan momen positif sama dengan penulangan momen negatif sehingga jumlah penulangan baik
tulangan tarik maupun tulangan tekan adalah sama. Maka, perhitungan tulangan longitudinal dapat
dilihat pada perhitumgan dibawah ini:
Momen perlu:
𝑀𝑢 = 1823,28 𝑘𝑁𝑚
Mencari nilai c (Panjang daerah tekan beton):
Apabila As yang diasumsikan dari hasil iterasi yang didapat adalah 16333,78 mm2
(0,5 x fc’ x b x cu) = As x fy- Nu
( )
cu =
( , )
16333,78 𝑥 360 −449,88
cu = (0,5 𝑥 30 𝑥 200 )
= 1810,09 mm
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Momen rencana:
𝑁𝑢 𝑐
Mn = (0,5 x As x fy x lwx) x 1 + 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (1 − 𝑙𝑤 )
Mn = 11952240706 Nmm
Ø.Mn = 0,8 x 11952240706 = 9561792564 Nmm = 9561,79 kNm
Kontrol momen : Mu ≤ Ø.Mn
1823,28 kNm ≤ 9561,79 kNm
Effisiensi :
1823,28
9561,79 x 100 = 19,07 % (Momen rencana untuk luasan tulangan yang digunakan optimal)
Menentukan jumlah tulangan longitudinal yang akan dipakai:
Diasumsikan hendak dipasang 1 baris tulangan tarik dan tekan
Sb = 50 mm (tebal selimut beton yang berhubungan dengan tanah/cuaca untuk D ≥ 16 mm)
Sn = 25 mm (jarak bersih tulangan pada arah mendatar dan vertikal)
Jarak titik berat tulangan ke serat terluar bagian tarik dan tekan beton (ds):
dS1 = ds = Sb + diameter tulangan begel + ½ diameter tulangan longitudinal
= 50 + 10 + 19/2 = 69,5 mm
Jumlah tulangan maksimal per baris (m):
× × ,
𝑚= +1= + 1 = 2,39 ≈ 2 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
Jumlah baris yang akan digunakan untuk dipasang tulangan longitudinal (b):
b = 58 2 = 29 baris, maka terdapat dS1 sampai dengan dS29.
Jadi, dengan diperoleh jumlah tulangan yang digunakan, jumlah tulangan maksimal per baris serta
jumlah baris yang akan dipasang tulangan, maka dapat diketahui tinggi efektif dari balok atau dinding
geser tersebut, yaitu:
dS1 = 69,5 mm…………dengan jumlah ds (r = 1)
dS2 = dS3 = ….= dS44 = Sn + D = 25 + 19 = 44 mm………….dengan jumlah ds (r = 44)
d = dw = lw - ((r x dS1) + (r x dS2)) /2
d = dw = 3905 - ((1 x 69,5) + (28 x 44))/2 = 3220 mm
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Mencari nilai Ø.Vc dengan faktor reduksi kekuatan, Ø = 0,75 [SNI 03-2847-2002 butir 11.3
poin 2(3)]:
ρ . .
Vc = [√fc′ + 120 ] bw.dw
Vc = 589555,03 N
Ø.Vc = 442166,27 kN
Ø. 𝑉𝑐
2 = 221083,14 N
Berdasarkan perhitungan nilai 𝑉 (172035) < Ø. 𝑉𝑐/2 (221083,14 𝑁) maka
Spasi begel (s)
Begel yang akan digunakan adalah begel dengan jumlah kaki (n) = 2 dan diameter (dp)
= 10 mm.
o s ≤ d/2 = 3220/2 = 1610 mm
o s ≤ 450 mm
Spasi begel dipilih yang terkecil yaitu s = 450 mm
Jadi dipakai tulangan begel Ø10 – 450 mm.
Mencari nilai Ø.Vs:
, . . 157,08
Ø.Vs = 𝑥 0,75 = 𝑥 0,75 = 303,48 kN
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Effisiensi :
172,04
754,64 x 100 = 23,07 % (Gaya geser rencana yang diperoleh dari “tahanan beton” dan
“tulangan begel yang terpasang” optimal)
d.3. Limit State:
Kondisi Tulangan:
Tulangan tarik
Jumlah tulangan (n) = 58 tulangan
Luas tulangan (As) = 16444,67 mm2
Tulangan tekan
Jumlah tulangan (n) = 26 tulangan
Luas tulangan (As) = 16444,67 mm2
Kondisi tulangan tekan
(𝐴 − 𝐴 ′) 𝑓 (16444,67 − 16444,67 )360
𝑎= ′
= = 0 𝑚𝑚
0,85 𝑓 𝑏 0,85(30)(200)
dd’ = lw - d
dd’ = 3905 – 3220 = 685 mm
600 𝛽 𝑑 ′ 600(0,85)(685)
𝑎 = = = 1455,63𝑚𝑚
600 − 𝑓 600 − 360
a < amin leleh → 0,0 mm < 707,63 mm, tulangan tekan belum leleh, nilai a dikoreksi sebagai berikut:
600 𝐴′ − 𝐴 𝑓 600(16444,67) − 16444,67 (360)
𝑝= ′
= = 386,93 𝑚𝑚
1,7 𝑓 𝑏 1,7(30)(200)
600 𝛽 𝑑 ′ 𝐴′ 600(0,85)(685)(16444,67)
𝑞= ′
= = 1126459,67𝑚𝑚
0,85 𝑓 𝑏 0,85(30)(200)
Maka,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Analisa Struktur:
Berdasarkan pembebanan yang telah di lakukan akibat dari beban gempa, maka dilakukan analisa
struktur balok/diding geser dengan menggunakan SAP2000 v.20 di mana diperoleh hasil gaya dalam
yang paling maksimum untuk bentang balok Lt.13-Lt.16:
𝑀𝑢 = 364,09 𝑘𝑁𝑚 pada Lt.13 ( 48 meter)
𝑉𝑢 = 93,77 𝑘𝑁 pada Lt.13 (48 meter)
𝑁𝑢 = 224,94 𝑘𝑁 pada Lt.13 (48 meter)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
n= , 15708,94
= = 55,41 ≈ 56 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
( )
Jumlah baris yang akan digunakan untuk dipasang tulangan longitudinal (b):
b = 56 2 = 28 baris, maka terdapat dS1 sampai dengan dS12.
Jadi, dengan diperoleh jumlah tulangan yang digunakan, jumlah tulangan maksimal per baris serta
jumlah baris yang akan dipasang tulangan, maka dapat diketahui tinggi efektif dari balok atau dinding
geser tersebut, yaitu:
dS1 = 69,5 mm…………dengan jumlah ds (r = 1)
dS2 = dS3 = ….= dS44 = Sn + D = 25 + 19 = 44 mm………….dengan jumlah ds (r = 44)
d = dw = lw - ((r x dS1) + (b-1 x dS2)) /2
d = dw = 3905 - ((1 x 69,5) + (27 x 44))/2 = 3241,5 mm
TUGAS Bangunan Tingkat Tinggi Semester Genap 2020-2021 Kelompok : II (Dua)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Mencari nilai Ø.Vc dengan faktor reduksi kekuatan, Ø = 0,75 [SNI 03-2847-2002 butir 11.3
poin 2(3)]:
ρ . .
Vc = [√fc′ + 120 ] bw.dw
Vc = 734623,82 N
Ø.Vc = 550967,86 N
Ø. 𝑉𝑐
2 = 275483,93 N
Berdasarkan perhitungan nilai 𝑉 (93772,5) < Ø. 𝑉𝑐/2 ( 275483,93 𝑁) maka
Spasi begel (s)
Begel yang akan digunakan adalah begel dengan jumlah kaki (n) = 2 dan diameter (dp)
= 10 mm.
o s ≤ d/2 = 3242/2 = 1621 mm
o s ≤ 450 mm
Spasi begel dipilih yang terkecil yaitu s = 450 mm
Jadi dipakai tulangan begel Ø10 – 450 mm.
Mencari nilai Ø.Vs:
, . . 157,08
Ø.Vs = 𝑥 0,75 = 𝑥 0,75 = 305,56 kN
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
93,78 kN ≤ 856,52 kN
Effisiensi :
93,78
856,52 x100=10,95% (Gaya geser rencana yang diperoleh dari “tahanan beton” dan
“tulangan begel yang terpasang” optimal)
e.3. Limit State:
Kondisi Tulangan:
Tulangan tarik
Jumlah tulangan (n) = 56 tulangan
Luas tulangan (As) = 15877,61mm2
Tulangan tekan
Jumlah tulangan (n) = 56 tulangan
Luas tulangan (As) = 15877,61 mm2
Kondisi tulangan tekan
(𝐴 − 𝐴 ′) 𝑓 (15877,61 − 15877,61 )360
𝑎= ′
= = 0 𝑚𝑚
0,85 𝑓 𝑏 0,85(30)(200)
dd’ = lw - d
dd’ = 3905 – 3242 = 663 mm
600 𝛽 𝑑 ′ 600(0,85)( 663 )
𝑎 = = = 1408,88 𝑚𝑚
600 − 𝑓 600 − 360
a < amin leleh → 0,0 mm < 1408,88 mm, tulangan tekan belum leleh, nilai a dikoreksi sebagai berikut:
600 𝐴′ − 𝐴 𝑓 600(15877,61) − 15877,61(360)
𝑝= = = 373,59 𝑚𝑚
1,7 𝑓 ′ 𝑏 1,7(30)(200)
600 𝛽 𝑑 ′ 𝐴′ 600(0,85)( 663 )(15877,61)
𝑞= ′
= = 1052685,49𝑚𝑚
0,85 𝑓 𝑏 0,85(30)(200)
Maka,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
LAMPIRAN 2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman