Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendapatkan penulangan dinding, yaitu
penulangan longitudinal, sengkang transversal, dan penulangan komponen batas.
Perancangan dinding geser elevator/core lift pada gedung perkantoran 10 lantai ini
menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen dimana dinding dirancang untuk menahan
beban aksial dan lentur. Ketinggian dinding dari dasar sampai atap LMR adalah 40,80 meter
dengan segmen panel terpanjang 6,50 meter. Core ini digunakan untuk elevator 3 kabin
sebagai transportasi vertikal. Metode gempa rencana menggunakan Statik Ekivalen dan
Dinamik Respons Spektrum. Metode penulangan dinding dibagi ke dalam 4 bagian lantai
yaitu ground, lantai 2-3, lantai 4-8, dan lantai atap-atap LMR sesuai tinggi tipikal. Metode
yang digunakan mengacu pada peraturan SNI 03-2847-2002 untuk struktur dinding dan SNI
03-1726-2012 untuk analisis gempa rencana. Hasil penulangan untuk longitudinal
menggunakan D10 – 200 pada area non-boundary dan D10 – 100 pada area boundary serta
sengkang D10 – 200 pada area non-boundary dan D10 – 100 pada area boundary, kecuali
untuk lantai 2 – 3 semua sengkang D10 – 100.
1. PENDAHULUAN
Salah satu pemikiran utama pada perencanaan bangunan bertingkat banyak adalah
transportasi vertikal. Transportasi vertikal memegang peranan yang cukup penting dalam
kelangsungan aktifitas dalam gedung. Penggunaan transportasi vertikal ini akan menentukan
efisiensi dan memakan volume suatu gedung yang berhubungan dengan inti bangunan (core).
Oleh sebab itu perlu suatu perencanaan yang baik dalam menempatkan transportasi vertikal
dalam suatu gedung.
Elevator yang merupakan salah satu transportrasi vertikal biasanya digunakan pada
gedung bertingkat tinggi yang lebih dari tiga atau empat lantai, karena kempuan orang untuk
naik turun dalam menjalankan tugas maupun aktifitasnya rata-rata hanya mampu diakukan
sampai 4 lantai.
Pada dasarnya elevator harus ditunjang dengan struktur yang memberikan keamanan
dalam perjalanannya. Elevator akan didukung atau dilindungi oleh sistem dinding geser.
Dinding geser elevator merupakan dinding struktural yang berfungsi sebagai penutup elevator
dan sekaligus menambah kekakuan bangunan. Perencanaan dinding geser elevator menjadi
sangat penting untuk sistem transportasi vertikal yang disesuaikan dengan fungsi bangunan
serta secara langsung ataupun tidak langsung juga sebagai penyalur gaya lateral seperti gaya
gempa pada daerah sekitar bangunan.
Tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah merancang penulangan struktur dinding
geser untuk elevator atau core lift pada suatu gedung perkantoran 10 lantai yang
menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen (Moment Resisting Frame System).
Pada penulisan tugas akhir ini, pembahasan dibatasi pada:
1. Perancangan dilakukan dengan struktur gedung perkantoran 10 lantai termasuk lantai
atap Lift Machine Room (LMR).
2. Struktur gedung menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM).
1
3. Beban gempa rencana dianalisis menggunakan metode analisis satatik ekivalen dan
dinamik respon spektrum.
4. Perhitungan struktur terpusat pada penulangan dinding geser elevator dengan acuan SNI
dan bantuan software ETABS.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem rangka pemikul momen adalah sistem struktur yang pada dasarnya memiliki
rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, sedangkan beban lateral yang
diakibatkan oleh gempa dipikul oleh rangka pemikul momen melalui mekanisme lentur.
Dinding geser pada dasarnya adalah komponen struktur yang berfungsi untuk meningkatkan
kekakuan dan menahan gaya-gaya lateral. Dinding geser dapat diibaratkan sebagai dinding
struktural yang diproporsikan untuk menahan kombinasi dari geser, momen dan gaya aksial
yang ditimbulkan oleh gempa. Dinding struktural dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Dinding struktural beton biasa, yaitu dinding geser yang memiliki fungsi utama sebagai
struktur penahan mekanisme lentur.
2. Dinding struktural beton khusus, yaitu dinding geser yang selain memenuhi ketentuan
dinding struktural beton biasa juga di fungsikan sebagai penahan gaya gempa utama.
2
U yang memiliki ukuran dan spasi yang sama dengan tulangan horizontal, dan disambung
lewatkan dengan tulangan horizontal.
3. METODE PERANCANGAN
Perancangan dinding geser elevator ini dibagi ke dalam 4 sections, yaitu : ground floor,
2 – 3rdfloor, 4th – 8thfloor, dan roof – LMR roof floor. Dinding pada tiap lantai tersebut akan
nd
direncanakan penulangannya dalam menahan beban aksial-lentur, gaya geser, dan compress
atau tekan pada sisi dinding boundary element. Analisis gempa rencana menggunakan metode
Gempa Statik Ekivalen dan Dinamik Respon Spektrum.
4. ANALISIS
3
6 HI 1266,50
7 AJ 633,50
Maka besarnya gaya yang diakibatkan oleh pergerakan elevator dengan kecepatan konstan
(GLB) adalah :
Fy 0
N W 0
N W mg
N W 1000 kg 9,81 m / s 2
N 9810 N 9,81 kN
4
20
N 1 N
50 L
20
N 1 9,81 kN
50 2,280
N 1,3825 9,81 kN
N 13,563 kN
Tabel 4.3 Nilai Gaya Dalam Wall pada Ground Floor (unit : kN-m)
Load Loc P V2 V3 T M2 M3
Envelope Top -9805.25 691.25 87.12 983.412 9317.11 23050.81
Envelope Bottom -9937.58 691.25 87.12 983.412 9500.065 24502.43
M2
top 360 0 tan 1 bottom 360 0 tan 1
M2
M3 M3
9317,11 9500,065
top 360 0 tan 1 360 0 tan 1
23050,81 bottom 24502,43
top 360 0 22 0 bottom 360 0 21,192 0
top 338 0 bottom 338,808 0 339 0
5
Nilai Momen yang terjadi pada suatu sudut orientation of pier neutral axis pada suatu
sudut θ adalah :
M top M 2 2 M 3 2
M top 9317,112 23050,812
M top 24862,59 kNm
M bottom M 2 2 M 3 2
M bottom 9500,065 2 24502,43 2
M bottom 26279,65 kNm
OL <
OC…Oke
Gambar4.4Diagram Interaksi pada Sudut Orientasi 3380 Terhadap Sumbu Netral Pier
6
a) Ground Floor
Data yang diperlukan untuk tinjauan desain tulangan geser adalah :
Pu = 1012473,718 N
Mu = 125099966,954 Nmm
Vu = 80018,861 N
Concrete Shear Capacity :
1 N d
Vc1 f ' c hd u
4 4l w
1
Vc1 30 150 5200 202494,75
4
Vc1 1270553,7307
M u L p 125099966,954 6500
Vu 2 80018,861 2
M u Lp
1686,619 0
Vu 2
Kuat Geser dinding :
Vc 0,75 1270553,7307
2 2
Vc
476457,64 N
2
Av f y d
Vs
s2
2 78,5 400 0,8 6500
Vs
400
Vs 816400 N
Vn Vc Vs
Vn 1270553,7307 816400
Vn 2086953,7307 N
Rasio tulangan transversal (D10 – 200) :
78,5
0,00262 0,0025 …..Oke
150 200
Berdasarkan outputRebar Shear Design pada ETABS didapat kebutuhan tulangan
geser = 375,00 mm2/m. Hasil desain manual tulangan geser yaitu D10 (As = 78,5
mm2) dalam jarak spasi tulangan masing-masing lapis 200 mm, jadi kebutuhan
tulangan :
1000
1 78,5 471 mm2/m, hasil tersebut sedikit lebih besar daripada As yang
200
terpasang dari desain ETABS, sehingga dapat dikatakan mendekati ekonomis.
b) 2nd – 3rdFloor
Rasio tulangan transversal (D10 – 100) :
7
78,5
0,00523 0,0025 ….OK.
150 100
Berdasarkan outputRebar Shear Design pada ETABS didapat kebutuhan tulangan
geser = 1407,101 mm2/m. Hasil desain manual tulangan geser yaitu 2 D10 dalam jarak
spasi tulangan masing-masing lapis 100 mm, jadi kebutuhan tulangan =
1000
157 1570 mm2/m, hasil tersebut sedikit lebih besar daripada As yang
100
terpasang dari desain ETABS, sehingga dapat dikatakan mendekati ekonomis.
c) 4th – 8thFloor
Rasio tulangan transversal (D10 – 200) :
78,5
0,0026167 0,0025 ….OK.
150 200
Berdasarkan outputRebar Shear Design pada ETABS didapat kebutuhan tulangan
geser = 850,956 mm2/m. Hasil desain manual tulangan geser yaitu D10 dalam jarak
spasi lapis 200 mm, jadi kebutuhan tulangan :
1000
1 157 942 mm2/m, hasil tersebut sedikit lebih besar daripada As yang
200
terpasang dari desain ETABS, sehingga dapat dikatakan mendekati ekonomis.
8
Gambar 4.5 Panel BC Tinjauan Boundary Element (biru)
Data yang dibutuhkan untuk penulangan boundary element BC adalah :
Pu = -57167,826 N
BC = 6500 mm
Δu = 40,385 mm
9
Maka boundary element atau tulangan komponen batas harus dipasang minimal sejauh
1050 mm, diambil jarak pakai 1250 mm dari sisi masing-masing serat tekan terluar panel BC.
Direncanakan tulangan longitudinal komponen batas 13 D10 – 100 dengan clear cover
sebesar 30 mm.
A
terpasang S
bd
2 13 78,5
terpasang
150 1250
terpasang 0,010885 0,009
s hc f ' c Ag
Ash 0,3 1
A
f yh ch
10
200 150 2 30 30
2 1250 150
Ash 0,3 1
400
1250 30 150 60
Ash 254,754
s hc f ' c
Ash 0,09
f
yh
10
200 150 2 30 30
2
Ash 0,09
400
Ash 108
Jumlah tulangan = 1250/200 = 6,25, maka dipasang 6 D10 – 200.Luas pakai 6 D10 –
200, Av = 471 mm2> 254,754 mm2…….OK.
Selanjuatnya adalah desain tulangan boundary element atau komponen batas untuk
segmen dinding panel AB seperti tampak pada gambar di bawah ini.
10
Data yang dibutuhkan untuk penulangan boundary element AB adalah :
Pu = 13208,508 N
BC = 2280 mm
Δu = 40,385 mm
lw 2280
542,857
u 600 0,007
600
hw
c = 581 mm > 542,857 mm maka panel tersebut harus diberi Boundary Element atau
tulangan komponen batas.
Boundary element harus dipasang secara horizontal tidak kurang daripada :
1) c 0,1l w 581 0,1 2280 353
c 581
2) 290,5
2 2
Maka boundary element atau tulangan komponen batas harus dipasang minimal sejauh
353 mm, diambil jarak pakai 440 mm dari sisi masing-masing serat tekan terluar panel
AB.Direncanakan tulangan longitudinal komponen batas 4 D10 – 100 dengan clear cover
sebesar 30 mm.
A
terpasang S
bd
2 4 78,5
terpasang
150 440
terpasang 0,009515 0,009
Direncanakan tulangan sengkang D10 – 100 untuk arah horizontal. Luas tulangan
transversal atau sengkang yang dibutuhkan tidak boleh kurang dari :
11
s hc f ' c Ag
Ash 0,3 1
A
f yh ch
10
100 150 2 30 30
2 440 150
Ash 0,3 1
400
440 30 150 60
Ash 141,951
s hc f ' c
Ash 0,09
f
yh
10
100 150 2 30 30
2
Ash 0,09
400
Ash 54
Jumlah tulangan = 440-150/100 = 2,9 maka dipasang 3 D10 – 100.Luas pakai 3 D10 –
100, Av = 235,5 mm2> 141,951 mm2…….OK. Untuk penulangan komponen batas atau
Boundary Element pada lantai berikutnya disamakan dengan perhitungan di atas pada ground
floor karena tulangan boundary dipasang menerus dari dasar sampai lantai atap LMR.
5. KESIMPULAN
Pada gedung perkantoran ini dirancang elevator/lift 3 kabin dengan dinding geser yang
memiliki ketebalan 150 mm dan tinggi dari dasar hingga sampai lantai atap Lift Machine
Room (LMR). Hasil perhitungan penulangan struktur dinding memberikan hasil sebagai
berikut :
12
1. Longitudinal Reinforcement Core Lift (Tulangan Utama)
Lt. Ground: D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary
atau komponen batas.
Lt. 2 – 3 : D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary
atau komponen batas.
Lt. 4 – 8 : D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area boundary
atau komponen batas.
Lt. Atap – LMR : D10 – 200 untuk area non-boundary dan D10 – 100 untuk area
boundary atau komponen batas.
6. REFERENSI
1. _. 2013. Brosur Passanger Elevator. Hyundai Elevator Co., Ltd.
2. _. 2013. Hyundai Elevator Planning Guide (Untuk Konsultan dan perencana).
Hyundai Elevator Co., Ltd.
3. _. 2010. Perhitungan Kebutuhan Lift. Materi Utilitas Bangunan 2010.
4. Admin. 2010. Hoistway detail : Intermediate Support and Separator Beam. Available
from URL : http://elevatorescalator.wordpress.com/2010/.
5. Badan Standarisasi Nasional. RSNI 03-1726-2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta : 2010.
6. Badan Standarisasi Nasional. SNI 05-7052-2004. Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift
Penumpang yang Dijalankan dengan Motor Traksi Tanpa Kamar Mesin. Jakarta :
2004.
7. Christiani, Yohanna. 2009. Shear Wall. Available from URL :
http://yohannachristiani.blogspot.com/2012/06/shear-wall.html.
8. Departemen Pekerjaan Umum. SNI 03 – 2847 – 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version). Bandung : 2002.
9. Asroni, Ali. Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
10. Doran, B. 2003. Elastic-plastic analysis of R/C coupled shear wall : The equivalent
stiffness ratio of the tie element. Department of Civil Engineering, Faculty of Civil
Engineering, Yildzid Technical University : Istanbul, Turkey.
11. Imran, Iswandi. 2008. Aplicability Metoda Desain Kapasitas pada Perancangan
Struktur Dinding Geser Beton Bertulang. Institut Teknologi Bandung.
12. Khozin, Nur dan Andi Darmawan, Saryono. Perencanaan Struktur Gedung Apartemen
Berlian Jakarta. Tugas Akhir.
13. Suhelda dan Yuliani, Ester. Evaluasi Perbandingan Konsep Desain Dinding Geser
Tahan Gempa Berdasarkan SNI Beton.
13
14. Syarif, Nawar. 2011. Berkenalan dengan SRPM (Sistem Rangka Pemikul Momen).
Available from URL : http//nawarsyarif.blogspot.com/2011/10/berkenalan-dengan-
srpm-sistem-rangka.html.
15. Tavio dan Kusuma, Beny. 2010. Desain Sistem Rangka Pemikul Momen dan Dinding
Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa. Surabaya : ITSpress.
14