OLEH:
FIKI HARDIANSYAH
S1 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022
JURNAL 1 : ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SEL HEWAN DAN TUMBUHAN DI KELAS XI IPA
SMA SWASTA ESA PRAKARSA
1) LATAR BELAKANG:
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia. Sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Berbicara tentang mutu
pendidikan tentu tidak terlepas dari keberhasilan siswa dalam belajar, hal ini dapat
dilihat dari prestasi belajar yang diperolehnya. Prestasi belajar yang tinggi
menunjukkan bahwa siswa berhasil dalam belajarnya sedangkan prestasi belajar yang
rendah menunjukkan bahwa siswa tidak berhasil dalam belajarnya.
Materi biologi yang ada sekarang ini sangat sarat dengan istilah-istilah
biologi yang sebagian besar diambil dari bahasa latin sehingga hilangnya konsep-
konsep penting yang sebenarnya belum dipahami oleh siswa. Ditambah lagi dengan
kurang sesuainya strategi belajar yang digunakan pengajar sehingga siswa tidak
mampu menuntaskan belajarnya. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
adalah hal yang sangat diharapkan, namun tidak jarang berbagai kendala yang terjadi
mengakibatkan siswa kurang mampu mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan.
Dimana, berdasarkan informasi yang diperoleh dari survey pendahuluan yang
dilakukan memperlihatkan satu kenyataan bahwa hasil belajar Biologi dalam
mempelajari sub materi pokok Sel Hewan dan Tumbuhan masih banyak dibawah
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu
sekitar 65%. Berkaitan dengan kondisi ini, diperkirakan siswa mengalami kesulitan
dalammempelajari sub materi pokok tersebut.
Untuk memahami beberapa besar tingkat kesulitan dan titik kesulitan siswa
dalam belajar, maka dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah
menganalisis hasil evaluasi belajar siswa. Gambaran tingkat kesulitan belajar akan
dapat terlihat dari hasil evaluasi belajar mereka. Berdasarkan hasil analisis tersebut
pendidik dapat menentukan solusi terbaik bagi siswa hingga siswa mampu mencapai
hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
2) TINJAUAN PUSTAKA:
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Salah
satu indikator kesulitan siswa dalam belajar adalah ketidakmampuan anak untuk
menampakkan salah satu dari beberapa kemampuan akademik. Kemampuan ini
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor (Depdiknas, 2003). Oleh karena
itu diperlukan solusi yang tepat guna mengatasi kesulitan belajar yang berdampak
pada rendahnya prestasi belajar.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam memahami materi biologi
yaitu sub materi pokok keanekaragaman hayati danpelestariannya antara lain :
1. siswa kurang aktif untuk mencari gambar-gambar dan penjelasan tambahan
tentang keanekaragaman hayati dan pelestariannya yang tidak ada di buku
pegangan siswa,
2. rendahnya kemampuan siswa mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan
dan
3. kurang tersedianya alat peraga keanekaragaman hayati dan pelestariannya di
sekolah.
3) METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari materi pokok Sel Hewan
dan Tumbuhan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes dalam
penelitian ini membuat soal uraian sebanyak 5 butir yang berisi tentang materi pokok
Sel Hewan dan Tumbuhan
Keterangan :
P = presentase siswa yang mengalami kesulitan belajar
F = frekuensi siswa yang mengalami kesulitan belajar
N = banyaknya siswa
Adapun presentase tingkat kesulitan siswa dapat dikategorikan sebagai
berikut:
0 % < P < 20 % tergolong sangat rendah20 % < P < 40 % tergolong rendah
40 % < P < 60 % tergolong cukup60 % < P < 80 % tergolong tinggi
1) Latar Belakang
Peran mikrobia dalam bidang medis sangat signifikan, hal ini dimulai sejak
ditemukannya antibiotik penicillin secara serendipity oleh Alexander Flemming yang
diproduksi oleh Penicillium notatum (Satyanarayana, 2005). Sejak saat itu mulai
dieksplorasi lebih mendalam tentang peran penting mikrobia dalam menghasilkan
natural product yang bermanfaat sebagai obat. Menurut Peláez (2005) antibiotik yang
saat ini beredar di pasaran berasal dari produk alami yang dihasilkan mikrobia.
Streptomisin, penisilin, eritromisin, vancomisin dan daptomisin (Peláez, 2005)
merupakan contoh metabolit yang dihasilkan mikrobia dan telah dikomersilkan
mendunia dengan nama merk dagang berbeda. Tercatat lebih dari 69.000 spesies fungi
dari 5.100 genus, 3.600 spesies bakteri dari 700 genus telah dilaporkan. Jumlah spesies
ini cukup kecil akan tetapi mampu memberikan kontribusi signifikan pada berbagai
bidang.
Untuk mempelajari mikroorganisme diperlukan pengetahuan yang
komprehensif tentang biokimiawi atau aktivitas metabolik dari mikrobia tersebut
karena menurut Cánovas & Iborra (2003) sifat biokimiawi terkait dengan komposisi
kimia, reaksi kimia dan karakteristik khas metabolisme yang terjadi pada jasad hidup
tertentu sehingga dengan mengetahuinya dapat dieksplorasi manfaatnya.
4) TINJAUAN PUSTAKA:
Untuk bakteri B. subtilis dan E.coli agensia skim milk merupakan agensia
cryprotenctant paling baik. Penggunaan skim milk sebagai cryoprotectant telah
banyak dilaporkan. Umumnya skim milk paling baik sebagai cryopreserve untuk
anggota bakteri asam laktat atau BAL. Rathnayaka (2013) melaporkan anggota genus
BAL Lactobacillus rhamnosus dan L. plantarum menunjukkan daya viabilitas paling
unggul setelah di simpan dalam UHT milk saja tanpa campuran agensia cryprotectant
lainnya seperti trehalose, sorbitol dan sukrosa. Penggunaan skim milk 10% sebagai
cryprotectant telah direkomendasikan oleh Cody et al. Skim milk 10% sebagai
cryprotectant sel bakteri dikatakan lebih unggul dalam mempertahankan daya hidup
sel dibandingkan gliserol 15%, hal ini di dimungkinkan karena adanya efek dari skim
milk terhadap kandungan asam lemak yang terdapat pada membran sel sehingga
mengubah fluiditas membran, mungkin juga di sebabkan adanya kalsium (Ca) pada
skim milk yang berkontribusiterhadap enzim selular.
3) METODE PENELITIAN
Preparasi pelet sel bakteri. Kultur cair bakteri (umur 24-48 jam) di masukkan
pada microtube 1.5ml dan di sentrifuge selama 15 menit (12,000 rpm). Supernatan di
buang dan pelet sel di cuci dengan akuades steril selama 2 kali. Setiap isolat di siapkan
masing-masing 5 microtube.