Anda di halaman 1dari 14

89

ANALISIS KESULITAN BELAJAR DAN MISKONSEPSI SISWA PADA


POKOK BAHASAN KULTUR JARINGAN TUMBUHAN DI KELAS XI
IPA SMA AS-SHOFA PEKANBARU TA 2018/2019

Ferni Ratna1), Mar’atul Afidah2)


Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning
email1): ferniratna4@gmail.com
email2): maratulafidah@gmail.com
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan belajar dan
miskonsepsi siswa dalam pokok bahasan kultur jaringan tumbuhan di SMA As-
Shofa Pekanbaru T.A.2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan
menggunakan teknik Total sampling yang dilaksanakan di kelas XI IPA SMA As-
Shofa Pekanbaru. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 58 orang siswa.
Berdasarkan analisis persentase tingkat kesulitan belajar siswa pada pokok bahasan
kultur jaringan tumbuhan sebesar 2,63 berada pada kriteria tinggi sedangkan pada
persentasenya sebesar 65,76%. Indikator kesulitan tertinggi adalah faktor lingkungan
keluarga sebesar 2,78 berada di kriteria tinggi sedangkan persentasenya sebesar
69,50%, sedangkan indikator kesulitan terendah adalah faktor jasmaniah sebesar 2,47
berada pada kriteria sedang dengan persentase 61,75%. Dari hasil penelitian yang
dihitung dengan teknik CRI mengalami kejadian miskonsepsi berjumlah 1276
kejadian yang terdiri dari kategori yaitu siswa yang paham dengan persentase 25,62%
( kategori rendah), miskonsepsi dengan persentase 25,62% (kategori rendah), tidak
tahu konsep dengan persentase 27,11% (kategori rendah) dan menebak jawaban
dengan persentase 21,63% (kategori rendah) dengan skala CRI yang berbeda- beda
dari 22 soal yang diujikan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa seluruh
indikator pada kesulitan belajar siswa berada pada kriteria sedang dan miskonsepsi
pada kategori rendah.
Kata Kunci :Kesulitan Belajar, Miskonsepsi, Kultur Jaringan Tumbuhan
ABSTRACT:. The purpose of this study was to determine the learning difficulties and
misconceptions of students in the subject matter of plant tissue culture in As-Shofa
Pekanbaru High School T.A.2018 / 2019. This research is a survey research using the
total sampling technique carried out in the XI IPA class of As-Shofa Pekanbaru High
School. The number of respondents in this study were 58 students. Based on the
analysis of the percentage of the level of learning difficulties of students on the
subject of plant tissue culture amounting to 2.63 are in the high criteria while the
percentage is 65.76%. The highest difficulty indicator is family environmental factors
of 2.78 are in high criteria while the percentage is 69.50%, while the lowest difficulty
indicator is physical factors of 2.47 are in the middle criteria with a percentage of
61.75%. The results of the study calculated by the CRI technique experienced
incidents of misconception totaling 1276 events consisting of categories of students
who understood the percentage of 25.62% (low category), misconceptions with a
percentage of 25.62% (low category), not knowing concepts with percentages
27.11% (low category) and guessing the answer with a percentage of 21.63% (low
category) with a different CRI scale from the 22 questions tested. Based on the results
of the study concluded that all indicators of student learning difficulties are in the
criteria of being moderate and misconceptions in the low category.
Keywords: Learning Difficulties, Misconception, Plant Tissue Culture

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


90

1. PENDAHULUAN pembelajaran yang akan


Pendidikan adalah salah satu menghasilkan peserta didik yang
bentuk perwujudan kebudayaan memiiki konsep secara benar.
manusia yang dinamis dan sarat Kesalahan miskonsepsi yang mereka
perkembangan. Oleh karena itu, terima sangat berbahaya karena akan
perubahan atau perkembangan diteruskan dari generasi kegenerasi
pendidikan adalah hal yang memang melalui proses pembelajaran.
seharusnya terjadi sejalan dengan Siswa yang menyadari miskonsepsi
perubahan budaya kehidupan (Trianto, yang dialaminya, akan lebih mudah
2010). untuk merubah dan memperbaiki
Belajar adalah suatu proses miskonsepsinya. Siswa juga akan
usaha yang dilakukan seseorang untuk mampu membentuk koneksi konsep
memperoleh suatu perubahan tingkah dengan sendirinya. Selain itu, siswa
laku yang baru secara keseluruhan, akan mudah memutuskan mana yang
sebagai hasil pengalamannya sendiri benar dan mana yang salah tentang
dalam interaksi dengan lingkunganya suatu konsep. Selanjutnya, siswa juga
(Slameto, 2003). Menurut Akdon dan bisa mengkonstruksi dan
Riduwan (2005) belajar adalah suatu merekonstruksi ulang konsepsinya
usaha kompleks yang terjadi pada secara aktif. Sebelum diperbaiki,
setiap orang sepanjang hidupnya yang miskonsepsi harus terlebih dahulu
terjadi karena adanya interaksi antara diidentifikasi. Identifikasi miskonsepsi
seseorang dan lingkunganya, oleh diperlukan dalam mengembangkan
karena itu belajar dapat terjadi kapan strategi untuk membentuk
saja dan dimana saja yang ditandai pengetahuan konsep yang benar pada
dengan perubahan tingkah laku yang masing-masing siswa
disebabkan oleh perubahan Kultur Jaringan merupakan suatu
pemahaman, keterampilan, dan sikap. upaya mengisolasi bagian-bagian
Ada lima faktor yang tanaman (protoplas, sel, jaringan, dan
menyebabkan miskonsepsi yaitu siswa, organ), kemudian mengkulturkannya
guru, buku teks, konteks dan metode pada nutrisi buatan yang steril dibawah
mengajar (Suparno, 2005). Kelima kondisi lingkungan terkendali
faktor tersebut sangat penting untuk sehingga bagian-bagian tanaman
diperhatikan dalam pelaksanaan

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


91

tersebut dapat beregenerasi menjadi yang disampaikan guru benar maka


tanaman yang lengkap kembali. sampai kepada siswa informasi yang
Menurut Slameto (2010), kultur benar juga. Jika informasi yang
jaringan mengandung dua prinsip disampaikan guru salah maka
dasar yaitu bahan tanam yang bersifat informasi yang disampaikan juga
totipotensi dan budidaya yang salah.
terkendali. Kultur jaringan adalah Dari hasil wawancara kepada
membudidayakan jaringan tanaman guru biologi yang ada di SMA As-
menjadi tanaman baru yang Shofa Pekanbaru tersebut didapatkan
mempunyai sifat sama dengan keterangan perolehan nilai rata-rata
induknya. Kultur jaringan diartikan siswa masih banyak belum mencapai
pula dengan memelihara dan KKM, berdasarkan Badan Standar
menumbuhkan organ tanaman Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu 75.
(embrio, tunas, bunga dsb) atau Dikelas XI IPA nilai rata-rata siswa
jaringan tanaman (sel, kalus, pada kultur jaringan baru mencapai
protoplast) pada kondisi aseptik. nilai 72. Beberapa siswa yang tidak
Dalam menguasai konsep dapat semestinya mengembangkan
tentang kultur jaringan tumbuhan. pemahamannya terhadap konsep kultur
Faktor-faktor kesulitan belajar jaringan tumbuhan karena antara
selanjutnya adalah dikarenakan jadwal perolehan pengetahuan dengan
atau waktunya sangat mepet dan prosesnya tidak terintegrasi dengan
singkat sehingga guru hanya baik dan tidak memungkinkan siswa
menjelaskan materi tersebut tidak untuk menangkap makna secara
terperinci sehingga membuat murid fleksibel.
tidak terlalu paham dengan materi 2.METODE PENELITIAN
kultur jaringan tumbuhan.
Sumber kesalah pahaman siswa Penelitian ini termasuk jenis
dalam memahami sebuah konsep, penelitian deskriptif yang bertujuan
dapat bersumber dari penapsiran awal mendeskripsikan dan menggambarkan
yang salah pada siswa atau kesalahan kesulitan belajar dan miskonsepsi yang
yang sudah terjadi pada diri guru yang dialami siswa pada pokok bahasan
ditularkan kepada siswa. Penyampaian kultur jaringan tumbuhan. Metode
informasi dan pemahaman konsep deskriptif merupakan yang tidak

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


92

memberikan perlakuan, memanipulasi pernyataan yang terdiri dari dari 2


atau mengubah pada variabel – indikator yaitu faktor internal dengan 2
variabel bebas, tetapi menggambarkan subindikator dan faktor eksternal
suatu kondisi apa adanya. Menurut dengan 3 subindikator. Untuk
Sugiyono (2011), penelitian deskriptif mengukur kesulitan belajar,
yaitu suatu metode yang digunakan subindikator dijadikan tolak ukur
untuk menganalisis dari suatu hasil dalam melihat faktor kesulitan belajar
tetapi tidak digunakan untuk membuat yang dialami siswa dalam
kesimpulan yang lebih luas. memepelajari pokok bahasan kultur
jaringan tumbuhan yaitu, faktor
3.HASIL PENELITIAN
psikologis, faktor jamaniah, faktor
a. Angket Kesulitan Belajar
lingkungan keluarga, faktor
Data yang diperoleh peniliti
lingkungan sekolah, dan faktor
dalam profil kesulitan belajar yang
lingkungan masyarakat.
menggunakan angket dengan 48

Tabel 1: Rekapitulasi Hasil Angket Yang Menunjukkan Kesulitan belajar


Indikator Sub Indikator Rerata % Kriteria
Skor
A. Faktor Internal Faktor Jasmaniah 2,47 61,75 Sedang
Faktor Psikologi 2,59 64,75 Sedang
Rerata Gabungan 2,53 63,25 Sedang
A. Faktor Eksternal Lingkungan Keluarga 2,78 69,50 Tinggi
Lingkungan Sekolah 2,72 68,80 Tinggi
Lingkungan 2,66 66,50 Tinggi
Masyarakat
Rerata Gabungan 2,72 68,26 Tinggi
Rerata Gabungan Faktor Internal dan Eksternal 2,63 65,76 Sedang

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


93

Berdasarkan pada tabel diatas kriteria tinggi sedangkan


dapat dilihat bahwa skor rerata persentasenya sebesar 68,26%.
gabungan kesulitan belajar dalam
Berikut ini adalah gambar
pembelajaran kultur jaringan
diagram rekapitulasi skor dan
tumbuhan berdasarkan indikator faktor
persentase dari setiap indikator
internal 2,53 berada pada kriteria
kesulitan belajar dapat dilihat sebagai
sedang sedangkan persentasenya
berikut:
sebasar 63,25% sedangkan indikator
faktor eksternal 2,72 berada pada

Rekapitulasi Hasil Angket Kesulitan Belajar


100
90
80
69.5 68.8 67.69
70 64.75
Nilai Rerata Skor

61.75
60
50
Persentase
40
30
20
10
0
Faktor Faktor Linkungan Lingkungan Lingkungan
Jasmaniah Pisikologi Keluarga Sekolah Masyarakat

Gambar 1. Diagram Nilai Rekapitulasi Hasil Angket Kesulitan Belajar

Hasil dari setiap kategori lingkungan mencapai 2,66 (66,50%),


indikator yang mempunyai perolehan tingkat selanjutnya yaitu factor
tertinggi yaitu indikator factor psikologi mencapai 2,59 (64,75%),
lingkungan keluarga mencapai 2,78 dan ditingkat terbawah yaitu factor
(69,50%), ditingkat selanjutnya yaitu jasmani mencapai 2,47 (61,75%).
lingkungan sekolah 2,72 (68,80%),
tingkat selanjutnya yaitu faktor

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


94

b .Data Hasil Test Miskonsepsi siswa menebak 25,62% (kategori


Berdasarkan hasil analisis data rendah), dan persentase siswa yang
penelitian terdapat 58 kejadian maka miskonsepsi 21,63% (kategori rendah),
diperoleh data konsepsi berjumlah tidak semua siswa mengalami
1276 kejadian yang berasal dari miskonsepsi.
perhitungan jumlah siswa dikali Secara keseluruhan hasil test
dengan 22 butir soal yang terdiri dari 4 diagnostic dengan menggunakan
kategori yaitu siswa yang paham teknik CRI menunjukkan bahwa siswa
(PH), miskonsepsi (MK), tidak tahu mengalami miskonsespsi pada setiap
konsep (TPK), dan menebak (MB) butir soal. Berikut ini tabel persentase
dengan sekala CRI yang berbeda-beda dan kategori miskonsepsi siswa pada
dari 22 soal yang diujikan, untuk lebih tiap butir soal.
lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 2: Distribusi Hasil Test CRI
Siswa
Kategori Persentase %

Paham 25,62

Tidak Paham Konsep 27,11

Menebak 25,62

Miskonsepsi 21,63

Berdasarkan tabel diatas dapat


dilihat bahwa persentase siswa yang
paham 25,62% (kategori rendah),
persentase siswa tidak paham konsep
27,11% (kategori rendah), persentase

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


95

Tabel 3: Persentase dan Kategori Miskonsepsi Kultur Jaringan Tumbuhan


No Indikator Persentase
1 Menjelaskan pengertian teknik kultur jaringan 24,13%
tumbuhan Rendah
2 Menyebutkan macam-macam teknik kultur jaringan 23,58%
tumbuhan Rendah

3 Menjelaskan manfaat dan sifat totipotensi 26,15%


Rendah

4 Menjelaskan langkah-langkah teknik kultur jaringan 27,58%


Tumbuhan Rendah

5 Memahami manfaat, keuntungan dan kekurangan 24,13%


teknik kultur Rendah

Berdasarkan tabel diatas dapat persentase 27,58% dan persentase


dilihat bahwa siswa mengalami terendah pada indikator dua dengan
miskonsepsi pada setiap indikator, dan persentase 23,58% dengan kategori
kategori yang mendominasi adalah rendah. Untuk lebih jelasnya dapat kita
kategori sedang. Kategori miskonsepsi lihat pada diagram batang dibawah ini
tertinggi pada indikator empat dengan

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


96

Persentase dan Kategori Miskonsepsi


50

40
Persentase (%)

30 26.15 27.58
24.13 23.58 24.13

20

10

Indikator
Gambar Diagram Batang Persentase Miskonsepsi Siswa Pada Tiap Indikator

Berdasarkan diagram batang pengertian kultur jaringan tumbuhan


persentase miskonsepsi diatas dapat dengan persentase 24,13% dengan
dilihat bahwa para siswa banyak kategori rendah.
mengalami miskonsepsi tertinggi pada Keseluruhan rerata
indikator manfaat, keuntungan, dan miskonsepsi pada tiap indikator yang
kekurangan kultur jaringan tumbuhan terjadi pada siswa ada tiga kategori
dengan persentase 24,13% dengan yaitu rendah, sedang, dan tinggi
kategori rendah, selanjutnya siswa namun dalam penelitian ini yang lebih
mengalami miskonsepsi pada indikator mendominasi adalah kategori sedang.
macam-macam kultur jaringan terdapat beberapa hal yang dapat
timbuhan dengan persentase 23,58% menyebabkan terjadinya miskonsepsi,
dengan kategori rendah, selanjutnya salah satunya adalah metode mengajar
siswa mengalami miskonsepsi pada dimana miskonsepsi dapat terjadi
indikator langkah-langkah kultur karena pengungkapan dan konsep-
jaringan tumbuhan dengan persentase konsep yang disampaikan guru tidak
27,58% dengan kategori rendah, dapat diterima dengan baik oleh siswa
selanjutnya pada indikator manfaat dan sehingga menyebabkan siswa tidak
sifat totipotensi dengan persentase mampu berkembang sesuai dengan
26,15% dengan kategori rendah, dan kapasitasnya.
yang terkahir pada indikator

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


97

4.PEMBAHASAN kesulitan belajar, peneliti berikan


a. Angket Kesulitan Belajar kepada siswa masih ada sebagian
Berdasarkan hasil penelitian siswa yang mengalami kesulitan
yang telah dilakukan diketahui masih belajar yang cukup tinggi.
banyak siswa yang mengalami Kesulitan belajar ini
kesulitan belajar pada pokok bahasan disebabkan oleh beberapa faktor
kultur jaringan tumbuhan. Hal ini diantaranya yaitu, faktor eksternal dan
menandakan bahwa siswa mengalami faktor internal. Hal ini sesuai dengan
kesulitan belajar pada pokok bahasan slameto (2010), faktor-faktor yang
kultur jaringan tumbuhan. Kesulitan mempengaruhi belajar adalah
belajar merupakan suatu kondisi jasmaniah, psikologis, keluarga,
dimana peserta didik tidak dapat sekolah dan masyarkat. Faktor
belajar dengan baik yang disebabkan eksternal (luar), dalam hal ini yang
karena adanya gangguan, baik berasal meliputi faktor lingkungan keluarga.
dari faktor internal siswa, faktor
intelegensi maupun faktor eksternal Melihat secara rinci dari data
siswa (Slameto, 2010). Fenomena hasil analisis diatas, maka kelima
kesulitan belajar seorang siswa aspek tersebut termasuk dalam
biasanya tampak jelas dari kategori tinggi. Tiga aspek yang
menurunnya kinerja akdemik atau berada pada kategori tinggi yaitu aspek
prestasi belajarnya. Disamping itu, lingkungan keluarga, aspek lingkungan
kesulitan belajar juga dapat dibuktikan sekolah dan aspek lingkungan
dengan adanya kelainan prilaku siswa, masyarakat. Hal ini menunjukkan
seperti tidak masuk sekolah dan bahwa Lingkungan keluarga
seringnya siswa membolos/ cabut saat memberikan pengaruh besar terhadap
pelajaran sedang berlangsung. Pada perkembangan karakter dan mental
dasarnya setiap orang itu memiliki siswa yang berdampak pada minat dan
perbedaan dalam hal intelektual, hasil belajar siswa. Semakin baik
kebiasan atau pendekatan dalam keluarga mendidik, mebimbing, dan
belajar dan daya tangkap dalam mengajarkan siswa maka akan
menerima pelajaran, hal ini dapat kita memberikan pengaruh besar terhadap
lihat dari nilai dan prestasi yang minat dan hasil belajar siswa namun
mereka peroleh. Namun setelah angket apabila keluarga memberikan

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


98

pengajaran yang tidak bagus maka tumbuhan siswa mengalami


akan membuat minat dan hasil belajar miskonsepsi. Menurut Suparno (2013)
siswa menjadi rendah dan siswa tidak miskonsepsi dapat berupa prakonsepsi
mampu berkembang sesuai dengan yang tidak sesuai pemikiran asosiatif
kapasitasnya. yang keliru, penalaran salah, intuisi
b. Pembahasan Soal Miskonsepsi yang salah, maupun kesalahan dalam
Secara keseluruhan hasil test menghubungkan antar konsep.
diagnostic dengan menggunakan Pada indikator dua yaitu
teknik CRI menunjukkan bahwa siswa menyebutkan macam-macam kultur
banyak mengalami miskonsepsi pada jaringan tumbuhan siswa juga
setiap indikator. mengalami miskonsepsi. Menurut
Dari hasil analisis data Suparno (2013) miskonsepsi dapat
penelitian ditemukan para siswa bersumber dari kesalah pahaman siswa
mengalami miskonsepsi tertinggi pada itu sendiri terhadap suatu konsep
indikator manfaat, keuntungan, dan materi, kesalahan guru dalam
kekurangan kultur jaringan tumbuhan memahami konsep, kesalahan konsep
dengan rata-rata 24,15% kategori yang disajikan dalam buku teks, dan
rendah. Selanjutnya manfaat dan sifat metode mengajar.
totipotensi dengan persentase 26,15% Pada indikator ketiga yaitu
dengan kategori rendah. Selanjutnya menjelaskan manfaat dan sifat
pada indikator macam-macam kultur totipotensi juga mengalami
jaringan tumbuhan dengan rata-rata miskonsepsi. Sesuai dengan yang telah
23,58% dengan kategori rendah. dikemukakan oleh Agustina (2017)
Selanjutnya pada indikator langkah- kesalah pahaman siswa disebabkan
langkah teknik kultur jaringan oleh guru yang mengajar terlalu
tumbuhan dengan persentase 27,58% mengacu pada buku standar biologi
dengan kategori rendah. Dan yang yang telah diberikan dan wajib dipakai
terakhir indikator menjelaskan oleh para siswa dalam belajar maupun
pengerian kultur jaringan tumbuhan oleh guru ketika mengajar didalam
dengan persentase 24,13% dengan kelas.
kategori rendah. Pada indikator keempat yaitu
Pada indikator satu yaitu menjelaskan langkah-langkah teknik
menjelaskan pengertian kultur jaringan kultur jaringan tumbuhan siswa juga

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


99

mengalami miskonsepsi. Menurut dibawa kependidikan formal sehingga


Suparno (2013) penyebab terjadinya membuat siswa tidak mampu
miskonsepsi pada siswa diduga karena berkembang sesuai dengan
siswa mengalami penalaran yang salah kemampuannya.
terhadap informasi dan fakta yang Kesulitan siswa dalam
didapatkan tidak lengkap serta siswa memahami buku teks dapat menjadi
kesulitan dalam mengingat dan salah satu penyebab munculnya
menghafal bahasa latin. miskonsepsi pada siswa, karena salah
Pada indikator lima yaitu satu penyebab miskonsepsi adalah dari
memahami manfaat, keuntungan dan siswa dan buku teks (Suparno, 2013).
kekurangan kultur jaringan tumbuhan Jadi kemungkinan ada hubungannya
siswa masih banyak mengalami antara kesulitan belajar siswa dengan
miskonsepsi. Menurut Wijiningsih, et munculnya miskonsepsi pada diri
all (2016) miskonsepsi pada siswa siswa dalam memahami konsep
secara berulang dapat mempengaruhi terutama pada pokok bahasan kultur
penerimaan dan pemahaman siswa jaringan tumbuhan.
terhadap konsep. Guru harus mampu 5. KESIMPULAN
menjelaskan konsep kultur jaringan Dari hasil penelitian dapat
tumbuhan dengan benar sehingga tidak disimpulkan bahwa kesulitan belajar
terjadi miskonsepsi yang berakibat dan miskonsepsi siswa pada pokok
fatal. bahasan kultur jaringan tumbuhan .
Adanya miskonsepsi pada Faktor-faktor yang mempengaruhi
siswa dapat berakibat fatal jika tidak kesulitan belajar siswa yang pertama
diluruskan maka akan menyebabkan yaitu faktor lingkungan keluarga
pembelajaran kultur jaringan mencapai 2,78 (69,50%), ditingkat
tumbuhan tidak berkembang dengan selanjutnya yaitu lingkungan sekolah
baik. Miskonsepsi pada siswa secara 2,72 (68,80%), tingkat selanjutnya
berulang dapat mempengaruhi yaitu faktor lingkungan mencapai 2,66
penerimaan dan pemahaman siswa (6,50%), tingkat selanjutnya yaitu
terhadap konsep baru (Wijiningsih., et factor psikologi mencapai 2,59
all, 2016). Miskonsepsi yang terjadi (64,75%), dan ditingkat terbawah yaitu
diduga karena konsep awal yang tidak factor jasmani mencapai 2,47
sesuai dengan konsep ilmiah yang (61,75%).

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


100

Penyebab miskonsepsi pada maka peneliti memberikan saran dan


siswa kelas XI IPA di SMA As- Shofa rekomendasi sebagai berikut:
Pekanbaru bahwa miskonsepsi masih a. Siswa hendaknya lebih
terdapat pada setiap pokok bahasan meningkatkan lagi rasa
kultur jaringan tumbuhan. Miskonsepsi keingintahuannya terhadap
terdapat pada semua indikator pokok pelajaran agar terciptanya
bahasan kultur jaringan tumbuhan, pembelajaran yang lebih
yaitu miskonsepsi tertinggi pada sempurna lagi.
indikator manfaat, keuntungan, dan b. Guru harus kreatif dalam
kekurangan kultur jaringan tumbuhan melaksanakan proses
dengan rata-rata 24,13% kategori pembelajaran agar dapat
rendah. Selanjutnya manfaat dan sifat menarik perhatian siswa dalam
totipotensi dengan persentase 26,15% proses pembelajaran.
dengan kategori rendah. Selanjutnya c. Bagi peneliti-peneliti lain agar
pada indikator macam-macam kultur dapat memberikan pernyataan
jaringan tumbuhan dengan rata-rata angket dan soal lebih mendetail
23,58% dengan kategori rendah. dan mewakili semua aspek dan
Selanjutnya pada indikator langkah- indikator kesulitan belajar dan
langkah teknik kultur jaringan miskonsepsi siswa agar
tumbuhan dengan persentase 27,58% mendapat hasil yang lebuh
dengan kategori rendah. Dan yang maksimal.
terakhir indikator menjelaskan
pengerian kultur jaringan tumbuhan DAFTAR PUSTAKA
dengan persentase 24,13% dengan
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan
kategori rendah. Bagi Anak Berkesulitan
SARAN Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Berdasarkan temuan penelitian Agustina, R., Sipahutar, H., &
analisis kesulitan belajar dan Harahap,F. 2016. Analisis
miskonsepsi siswa pada pokok Miskonsepsi Pada Buku Ajar
Biologi SMA Kelas XII. Jurnal
bahasan kultur jaringan tumbuhan di
Pendidikan Biologi. Vol.5. No.2
kelas XI IPA SMA As - Shofa Hal. 113.
Pekanbaru tahun ajaran 2018/2019,

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


101

Akdon dan Riduwan. 2005. Rumus Rusman. 2012. Model-model


dan Data dalam Aplikasi Pembelajaran:
Statistika. Alfabeta: Bandung. Mengembangkan
Profesionalisme Guru.
Arikunto, S. 2002. Metodologi RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Penelitian Suatu Pendekatan
Proposal. Rineka Cipta: Jakarta. Sardiman. 2007. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Arikunto, S. 2009. Manajemen Rajawali Pers: Bandung.
Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor
Arikunto, S. 2010. Prosedur yang mempengaruhinya. Rineka Cipta:
Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta.
Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.
Suardi, M. 2015. Belajar dan
Arikunto, S. 2011. Prosedur pembelajaran (Edisi 1).Deepublish:
Penelitian: Suatu Pendekatan
Yogyakarta.
Praktik. Edisi Revisi VII. PT.
Rineka Cipta: Jakarta. Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Remaja
Arikunto, S. 2015. Dasar-dasar
Rosdakarya: Bandung.
Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:
Jakarta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R &
Gasong, D. 2018. Penerapan Strategi
D. Alfabeta: Bandung.
Pembelajaran.Deepublish:Yogyakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Hakim, T. 2010. Belajar Secara Efektif
Kuantitatif, Kualitatif dan R
(edisi 2). Puspa Swara: Jakarta.
&D. Afabeta: Bandung.
Hakim, T. 2005. Belajar Secara
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Efektif. Puspa Swara: Jakara.
Pendidikan (Pendekatan
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Kuantitatif, Kualitatif dan R &
Mengajar. PT Bumi Aksara: Jakarta. D). Alfabeta: Bandung.

Hendaryono,D.P.S.dan A.Wijayani. Suparno. 2013. Miskonsepsi dan


1994. Kultur Jaringan Perubahan Konsep Pendidikan
(Pengenalan dan Petunjuk Fisika. Grasindo: Jakarta.
Perbanyakan Tanaman Secara
Syah. 2005. Strategi Belajar
Vegetatif Media). Penerbit
Mengajar. Ciputat Press:
Kanisius: Yogyakarta.
Jakarta.
Riduwan. 2012. Metode & Teknik
Trianto. 2010. Model Pembelajaran
Menyusun Proposal Penelitian.
Terpadu. Bumi Aksara:Jakarta.
Alfabeta: Bandung.

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020


102

Wijiningsih, TA. 2016. Analisis


Miskonsepsi Materi Struktur-
Fungsi Jaringan Hewan
Dalam Buku Biologi SMA Kelas
XI. Jurnal Pendidikan Biologi.
Vol. 5 No. 7.

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 1, April 2020

Anda mungkin juga menyukai