Anda di halaman 1dari 1

WTS atau Water Temperature Sensor adalah salah satu bagian penting yang ada di sistem EFI.

Komponen yang bekerja sama dengan ECU ini cukup penting kehadirannya untuk membantu mobil
berfungsi dengan optimal.

Memang benar WTS adalah sensor yang mendeteksi suhu air, tepatnya cairan pendingin yang ada di
dalam mesin. Jika kamu biasa mengutak-atik mesin mobil tapi belum pernah mendengar istilah WTS,
mungkin kamu lebih familiar dengan nama lainnya karena di beberapa mobil WTS disebut dengan
Engine Coolant Temperature Sensor atau disingkat ECTS. Baik WTS dan ECTS punya fungsi yang
sama.

Komponen yang biasanya terletak di blok mesin yang terkoneksi dengan jalur sistem pendingin mobil
ini menggunakan Thermistor tipe NTC. Thermistor sendiri adalah jenis resistor variabel yang nilai
resistansinya dipengaruhi oleh perubahan temperatur sehingga cocok untuk dijadikan sensor suhu.

Sedangkan untuk thermistor tipe NTC adalah tipe thermistor yang nilai resistansinya akan menurun
ketika suhu meningkat. Artinya semakin panas air pendingin yang dideteksi WTC maka semakin kecil
nilai resistansi dari WTC dan sebaliknya.

Fungsi utama dari water temperature sensor (WTS) adalah mendeteksi setiap perubahan suhu dari
air pendingin yang ada di dalam sistem pendingin, tepatnya di radiator. Suhu yang terukur oleh WTS
akan diubah menjadi sinyal tegangan yang akan dikirimkan pada ECU(Engine Control Unit) sehingga
ECU dapat mengenali kondisi suhu kendaraan.

1. Memudahkan Dalam Proses Menyalakan Mesin

ECU akan mengolah input yang diterimanya kemudian memerintahkan injector untuk
menyemprotkan bahan bakar lebih lama, sehingga jumlah bahan bakar yang diterima mesin lebih
banyak. Secara bersamaan ECU juga mengirim perintah pada ISC (Idle Speed Control) untuk
menyesuaikan kuantitas udara masuk sehingga AFR ideal. Kondisi ini akan membuat mesin lebih
mudah dinyalakan.

2. Mencegah Mesin Overheat

Ketika mesin bekerja, suhu mesin akan naik dan temperatur air radiator pun akan meningkat.
Kenaikan ini dideteksi oleh WTS yang kemudian mengirim sinyal ke ECU.  Sinyal tersebut diolah oleh
ECU yang kemudian menerjemahkannya menjadi perintah kepada injector untuk memperpendek
durasi penyemprotan bahan bakar, sehingga kuantitas bahan bakar pun menurun.

Di saat yang bersamaan ECU juga mengirimkan perintah kepada kipas pendingin untuk bekerja
mendinginkan mesin. Kerja ECU ini berlangsung secara kontinu mengikuti sinyal yang diberikan oleh
WTS. Alhasil risiko overheat pada mesin pun dapat diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai