Anda di halaman 1dari 4

EFI atau 

Electronic Fuel Injection terdiri dari beberapa bagian yaitu sensor, processor, beserta


actuator yang berfungsi memasukkan bensin ke dalam ruang bakar secara optimal. Sistem EFI
pada mobil  dirancang khusus untuk mengukur jumlah udara yang akan dihisapnya, sekaligus
mengontrol penginjeksian bahan bakar untuk kemudian disalurkan menuju silinder. Prinsip kerja
EFI sendiri menggunakan perbedaan tekanan, hanya saja tekanan dibuat sedikit lebih tinggi
dibandingkan sistem konvensional. Alhasil teknologi ini mampu meningkatkan tekanan yang
berada di saluran bahan bakar yang menyebabkan bensin menjadi lebih sempurna. 

Untuk memudahkan pemahaman tentang prinsip kerjanya, Anda bisa mengibaratkannya seperti
kran. Ketika Anda membuka kran perlahan, maka tekanan air yang keluar cukup rendah dan
terlihat mengalir saja. Begitu pula sebaliknya, dimana tekanan air yang dikeluarkan akan
semakin besar ketika Anda membuka kran air hingga titik maksimal. Sedangkan pompa bensin
elektrik pada motor listrik bertugas meningkatkan tekanan bahan bakar, dimana kinerjanya
sendiri tidak dipengaruhi besaran RPM yang mampu dihasilkan oleh mesinnya. Jadi, tekanan
bahan bakar kendaraan mampu dikontrol dengan baik dan stabil, sehingga sistem EFI pada mobil
sangat cocok diterapkan pada mobil injeksi. 

2.3 Sistem Bahan Bakar konvensional


Meski sempat tersohor di awal tahun 1980-an, sistem bahan bakar konvensional kini masih digunakan di
beberapa moda transportasi baik pada roda empat maupun roda dua. Salah satu komponen utama yang
dimilikinya yaitu karburator.

Komponen pada Sistem Bahan Bakar Karburator


1. Tangki Bahan Bakar
Pada setiap kendaraan memiliki komponen bernama tangki bahan bakar. Fungsinya sendiri tidak
lain untuk menampung bahan bakar berupa bensin. Biasanya di setiap transportasi memiliki
ukuran tangki yang berbeda beda. Dalam tangki inilah bahan bakar disimpan dengan kuantitas
besar yang akan digunakan secara berangsur selama berkendara.

2. Saluran Bahan Bakar


Komponen sistem bahan bakar konvensional selanjutnya yaitu saluran bahan bakar. Di beberapa
transportasi, saluran bahan bakar ini dibagi menjadi tiga diantaranya saluran utama bahan bakar.
Saluran ini memiliki fungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan bakar.

3. Fuel Filter
Fuel filter atau saringan bahan bakar memang berfungsi untuk menyaring semua kotoran pada
aliran bensin. Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem bahan bakar konvensional,
filter biasanya memiliki water sedimenter yang berguna untuk memisahkan air yang terdapat
pada aliran bensin.

4. Fuel Pump
Mengingat letak tangki berada lebih rendah dari karburator, sehingga dibutuhkan alat untuk
memompa bensin mengalir ke atas. Salah satu komponen yang dapat membantu yaitu fuel pump
atau pompa bahan bakar. Cara kerja fuel pump sendiri yaitu dengan memberikan dorongan
kepada bahan bakar agar bisa naik ke karburator.

2.4 Kerusakan pada kendaraan

Engine

Mesin Mobil Mengalami Kesulitan Saat Dinyalakan


Kerusakan umum pertama yang biasa terjadi adalah pada mesin mobil. Terutama, saat mesinnya
mengalami kesulitan untuk dinyalakan. Kerusakan umum ini terjadi saat mesin dalam keadaan
mati. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan itu terjadi. Salah satunya adalah arus
listrik aki yang berkurang atau bahkan habis. 

Mesin Mobil Seolah-Olah Tak Memiliki Tenaga


Kerusakan lainnya yang dialami pada mesin mobil adalah daya mesinnya yang seolah tidak
bertenaga. Hal ini bisa dirasakan saat mengemudikan mobilnya.

Salah satu penyebab kerusakan ini adalah adanya kerusakan pada salah satu komponen mobil.

Mesin Mobil Sering Mati Mendadak


Selain sulit dinyalakan dan terkesan tidak bertenaga, masih ada satu kerusakan umum lainnya
yang mengenai mesin mobil. Kerusakan tersebut adalah seringnya mesin mobil mati mendadak.

Kerusakan ini terjadi saat mobil tengah dikendarai. Setelah mesin mobil mati mendadak, mobil
biasanya akan sulit dinyalakan lagi. Seperti pada kasus mesin mobil tak bertenaga, jenis
kerusakan satu ini juga terjadi karena adanya komponen mesin yang rusak.

Suara Mesin Terdengar Seperti Mendesis


Kerusakan umum terakhir yang terjadi adalah terjadinya suara mendesis pada mesin. Kerusakan
ini terjadi saat mobil hendak melintasi jalanan menanjak, atau saat hendak menambah kecepatan
mobil. 
2.4 Elektrikal

Kelistrikan mobil tidak stabil merupakan salah satu gangguan sistem arus listrik yang memicu
malfungsi komponen elektronik pada mobil. Tanda-tanda gangguan ini cukup mudah dikenali,
seperti intensitas cahaya dan lampu tidak konstan atau berkedip sampi mesin sulit untuk
dinyalakan. 

Hal itu bisa terjadi karena sumber listrik yang berasal dari aki terganggu. Artinya kemampuan
internal pada aki yang bertugas mengontrol energi listrik ke partisi mobil sudah tidak optimal. 

Ketika mengalami hal tersebut, berikut tiga bagian yang perlu dicek. Kemungkinan penyebabnya
bisa berasal dari tiga hal ini. 

1. Aki mobil yang lemah


Fungsi aki adalah menyimpan dan mengalirkan arus listrik sesuai dengan kebutuhan komponen
mobil. Saat kondisi aki mulai lemah atau tidak stabil, maka tegangan yang dibutuhkan jadi tidak
ideal, alhasil terjadi gangguan fungsi pada komponen yang butuh aliran listrik saat bekerja. 

Biasanya aki mobil memiliki batas usia pemakaian sekitar dua tahun, tergantung intensitas mobil
dan juga tipenya. Jika Sahabat merasa kalau akinya mulai lemah, lebih baik ganti dengan yang
baru. Selain itu cermati juga bagian klem positif-negatifnya. Siapa tahu posisinya kendor
sehingga memicu kelistrikan mobil tidak stabil. 

Untuk gejala mesin mobil yang susah dinyalakan, memang butuh tegangan listrik yang cukup
besar . Tak heran gejala ini terjadi saat kelistrikan mobil mulai tidak stabil. 

2. Rusaknya alternator 
Penyebab lain kelistrikan mobil tidak stabil adalah alternator yang rusak. Fungsi alternator
sebenarnya adalah sebagai penghasil energi listrik. 

Jika fungsinya rusak, kondisi ini menyebabkan penggunaan daya menjadi lebih besar dari
pemakaian yang dibutuhkan. Dampaknya dapat memicu aki cepat habis alias tekor. 

Ciri-ciri alternator yang sudah rusak bisa dilihat dari lampu indikator aki yang menyala. Lampu
yang pada umumnya terletak di dashboard mobil itu menandakan kalau ada yang nggak beres
pada dinamo ampere. Kalau lampu ini menyala dan tidak ada masalah pada aki, berarti
kerusakan terjadi di alternator. 

Kemudian munculnya bau hangus. Hal itu bisa jadi akibat gesekan karena belt yang tidak
terpasang dengan baik. Kalau bau hangus tercium dari alternator, segera bawa mobil ke bengkel
terdekat. 
Tanda lain alternator rusak adalah terdengar bunyi dencitan dari ruang mesin yang menandakan
kalau posisi pulley tidak sejajar dan membuat belt alternator jadi melintir. 

3. Periksa kabel penghubungnya 


Arus listrik yang tidak stabil bisa disebabkan oleh kabel yang kurang kencang atau bahkan sudah
tidak berfungsi dengan baik. Hal itu bisa memicu arus listrik tidak mengalir optimal. 

Perhatikan kabel-kabel yang menghubungkan aki dengan partisi lain. Seperti kita tahu, kondisi
kabel juga memiliki batas usia pemakaian, sehingga kalau sudah rusak atau kelihatan usang,
lebih baik ganti dengan yang baru. 

4. Voltage regulator 
Komponen satu ini terbilang cukup berbahaya jika terjadi kerusakan. Fungsi dari alat ini adalah
menjaga tegangan dan kestabilan listrik. Kalau fungsinya sudah rusak, maka risikonya bisa
memicu kebakaran lantaran tak ada penahan arus listrik yang mengalir. 

Bahkan perangkat atau aksesoris mobil yang menggunakan listrik bisa mengalami kelebihan
arus, meleleh bahkan meledak. Gejala permasalahan ini sebetulnya cukup mudah dikenali, yaitu
lampu mobil cepat putus. 

Lebih lanjut, suplai arus listrik yang naik-turun sebaiknya lekas diperbaiki agar tidak merusak
komponen mobil yang lain. Cara paling mudah memperbaikinya adalah membenahi partisi yang
rusak dan memasang voltage regulator. 

Namun perlu diingat, untuk penggantian semua partisi kelistrikan mobil harus disesuaikan
dengan jenis mobil. Sebab setiap mobil punya karakter kelistrikan yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai