Anda di halaman 1dari 4

1. Jawaban telah diinput dalam bentuk file pdf.

2. Menurut saya, tentu penggunaan bahasa Indonesia masih diperlukan, bukan hanya dalam
kurun waktu singkat melainkan selamanya. Mengingat bahwa bahasa Indonesia
merupakan jati diri bangsa yang memang sudah seharusnya kita gunakan dengan baik dan
benar. Hal ini menandakan kecintaan terhadap tanah air, selain itu menggunakan bahasa
Indonesia juga merupakan bentuk perwujudan dari sumpah pemuda ke 3 yang berbunyi
“Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Selain itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa sebab Indonesia
memiliki keragaman bahasa. Bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi yang
memang sudah seharusnya kita lakukan sebagai rakyat Indonesia, sebab dengan bahasa
Indonesia kita dapat mengemukakan ide, gagasan, dan pendapat dengan mudah kepada
orang lain.

Contoh yang dapat membuktikan bahwa penggunaan bahasa Indonesia masih diperlukan
adalah, ketika kita berada dalam kerumunan orang yang kita tidak tahu darimana mereka
berasal, tentu kita akan merasa bingung jika tidak menggunakan bahasa Indonesia. Hal
tersebut terjadi karena jika kita atau orang lain menggunakan bahasa daerahnya masing-
masing, belum tentu orang lain mampu memahami artinya mengingat Indonesia
merupakan negara majemuk dengan berbagai macam bahasa. Maka, pada akhirnya kita
menggunakan bahasa Indonesia karena memang pada dasarnya bahasa Indonesia
digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa.

3.
 Survey
Topik: Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Subtopik:  Hubungan antara orangtua dan anak yang sangat dekat
   Orang tua adalah cerminan anak
Orangtua dan anak adalah setara
Memperhatikan tentang perasaan dan emosi

 question: 
1. Apakah tujuan mempelajari ilmu parenting? 
2. Kapan waktu yabg tepat bagi anak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan
kerabat?
3. Di manakah pola asuh yang cenderung mentransmisikan sikap orang tua
kepada anaknya
4. Mengapa pada usia 15 tahun orang tua mulai memberikan ruang untuk anak
sserta mengurangi batasan yang ada sebelumnya?
5. Bagaimana contoh perlakuan orang tua di jepamg terhadap anaknya dalam
memperhatikan perasaan dan emosi?
 read:
Setelah membaca artikel di atas, berikut merupakan hal-hal penting  yang saya
dapat.

1. Tujuan mempelajari ilmu parenting adalah untuk mengimplementasikan kepada


putra putrinya atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian
hari.
2. waktu yang tepat bagi anak untuk bersosialisasi dengan keluarga adalah ketika
mereka berusia 0-5 tahun agar mereka dapat lebih mengenal saudara dan
bersosisalisasi.
3. pola asuh mentransmisikan apa yang orang tua lakukan kepada anaknya
merupakan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua di jepang.
4. pada usia 15 tahun orang tua mulai memberikan ruang untuk anak agar dapat
lebih mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya
5. contoh perlakuan orang tua di jepamg terhadap anaknya dalam memperhatikan
perasaan dan emosi adalah dengan cara tidak menegur anaknya atau menasehati
anaknya di muka umum ketika melakukan hal yang dirasa kurang pantas.
Orangtua memilih menunggu situasi dan tempat yang lebih privasi untuk
menasehatinya. Anak diajarkan untuk dapat memiliki sikap empati dan saling
menghormati orang lain.

 Recite
Belakangan ini parenting menjadi hal yang banyak dibicarakan. Kesadaran
masyarakat akan ilmu parenting terus meningkat karena adanya keinginan bagi
orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik. Secara sederhana terdapat 4
jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu
protektif.

Gaya asuh otoriter merupakan gaya asuh di mana orang tua memaksakan
kehendak sang anak tanpa memerdulikan pendapat atau perspektif mereka.
Sedangkan gaya asuh berwibawa merupakan gaya asuh dengan cara orang tua
sebagai panutan atau contoh yang teladan bagi sang anak. Selanjutnya yaitu gaya
asuh permisif merupakan gaya asuh yang mana sang orang tua tidak memberi
batasan dengan jelas kepada sang anak, mereka memercayai putra putrinya untuk
melakukan apa saja yang mereka inginkan, serta cenderung tidak terlalu campur
tangan kecuali untuk hal yang sangat serius. Yang terakhir adalah gaya asuh over
protektif. Gaya asuh ini merupakan gaya asuh dengan pola di mana sang orang
tua berlebihan dalam memberikan perlindungan kepada anak. Orang tua sangat
melindungi anaknya dari berbagai hal buruk, rasa sakit, dan lain-lain. Hal ini lah
yang menyebabkan mereka membatasi putra putrinya di bermacam aspek.

Dalam kartun atau film banyak digambarkan mengenai kepatuhan anak-anak di


Jepang. Di balik itu terdapat unsur kompetitif yang tinggi karena adanya harapan
orang tua agar anaknya masuk ke universitas bergengsi. Unsur kompetitif tentu
merupakan hal yang baik, namun karena banyaknya tekanan dari orang tua
menyebabkan sang anak menjadi tertekan. Dapat kita ketahui bagaimana stereotip
pengasuhan anak ala orang tua di Jepang sebagai hal yang positif, seperti sebagai
berikut.

Hubungan antara orang tua dan anak sangat dekat. Hubungan antara ibu dan anak
sangat dekat, setidaknya sampai usia 5 tahun sang anak tidur bersama orang
tuanya. Pada usia 0-5 tahun, anak dibiarkan bersosialisasi dengan keluarga
sehingga dapat lebih mengenal kerabatnya. Selanjutnya adalah orang tua adalah
cerminan anak. Pernah ada studi yang dilakukan di Amerika dan Jepang untuk
mengetahui bagaimana orang tua mengasuh anaknya. Di Amerika, orang tua
cenderung bersifat netral. Sedangkan di Jepang, orang tua cenderung
mentransmisikan apa yang mereka lakukan kepada anaknya, sehingga orang tua
merupakan panutan bagi anaknya. Hal berikutnya adalah orang tua dan anak
adalah setara. Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang
agar anak dapat lebih mandiri dengan cara mengurangi batasan yang ada
sebelumnya. Setelah usia 20 tahun anak resmi dianggap telah dewasa dan
biasanya diadakan upacara hari kedewasaan yang diselenggarakan di kota
setempat. Dan yang terakhir adalah memperhatikan tentang perasaan dan emosi.
Selain diajarkan untuk bersosialisasi dengan dunia luar, anak juga diberikan
pengajaran untuk memahami dan menghormati perasaannya sendiri. Orang tua
dapat memberikan contoh berupa perlakuan baik di depan anaknya. Contohnya
adalah menegur atau menasehati anaknya saat tidak di depan umum, serta
menunggu situasi dan tempat yang lebih privasi. Anak juga diajarkan untuk
memiliki sikap empati dan saling menghormati.

 Review
Menurut saya, artikel di atas sudah lengkap dan memiliki jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan saya. Pembahasan pada artikel tersebut sudah cukup untuk
menjelaskan mengenai parenting serta penyampaiannya pun sinngkat, padat, dan
jelas sehingga mudah dipahami.

Sumber referensi jawaban: BMP MKWU4108/MODUL 3

Anda mungkin juga menyukai