1.

Dampak Positif
- Kebebasan dalam berdemokrasi

Adanya kebebasan berdemokrasi yang benar nyata pada masa demokrasi liberal yang tercermin
dalam keterwakilan setiap partai di parlemen.

- Kebebasan Sistem Multipartai

Demokrasi liberal memberikan kebebasan setiap warganya untuk berpartisipasi dalam

pemerintahan. Salah satu caranya ialah melalui jalur partai. Bahkan Pemilu pertama yaitu pada
tahun 1955 dikategorikan sebagai pemilu paling demokratis walaupun dilaksanakan pada saat
negara belum dalam keadaan yang kondusif. Dimana pemilu tersebut diikuti oleh 80 partai politik.

- Adanya kebebasan pers

Akibat adanya kebebasan untuk berpendapat, pers pun memiliki kebebasan yang sama dalam
menanggapi kinerja pemerintahan yang sedang berlangsung. Tidak adanya larangan perizinan
terhadap kinerja pers pada masa ini. Adanya kebebasan pers dapat menginspirasi rakyat untuk
mengeluarkan pikiran atau pendapat.

- Berlangsungnya Pemilu

Pada masa ini, bangsa Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilu pertamanya pada tahun 1955.
Pemilu tersebut diikuti oleh banyak partai dan berlangsung dalam dua tahapan, yaitu tahap pertama
untuk memilih anggota parlemen dan tahap kedua untuk memilih anggota konstituante, yaitu badan
yang bertugas merumuskan UUD karena UUDS 1950 masih bersifat sementara. Pemilu pada tahun
ini dikatakan paling demokratis mengingat jumlah suara yang sah mencapai 88% dari 43 juta pemilih.

Dampak Negatif

- Adanya politik aliran, artinya berbagai golongan politik dan partai politik yang
ada ternyata lebih mengutamakan kepentingan sendiri atau kelompok daripada
kepentingan umum/bangsa.
- Pada anggota konstituante tidak mampu menetapkan dasar negara baru
sebagai pengganti UUDS 1945 yang masih bersifat sementara sehingga
permasalahan menjadi semakin berlarut-larut
- Kondisi negara yang tidak stabil sebagai akibat dari pergantian kabinet yang
terlalu sering terjadi pada masa demokrasi liberal sehingga menyebabkan
pemerintahan tidak berjalan secara efisien yang berdampak besar pada
perekonomian Indonesia yang mengalami keterpurukan akibat inflasi yang tinggi.
- Maraknya berbagai pemberontakan di daerah pada masa demokrasi liberal
karena berbagai ketidakpuasan daerah atas penyelenggaraan pemerintahan di pusat
sehingga mengganggu keamanan dan memperburuk pertumbuhan ekonomi
perekonomian.
- Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Rakyat. Hal ini diakibatkan ole pemrintah
yang terlalu focus teradap perbaikan politik dan struktur pemerintahan yang ada
sehingga adanya penyepelean di bidang ekonomi yang tidak terlalu diperhatikan. Hal
ini kemudian menyebabkan perkonomian terbengkalai dan tidak diperhatikan
seingga mengalami keterpurukan yang berketerusan.
- Penyelewengan nilai-nilai Pancasila dan adanya Dekret Presiden tanggal 5 Juli
tahun 1959, yang berisi di antaranya sebagai berikut.
a. Pembubaran konstituante
 b. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
c. Pembentukan MPR dan DPA sementara.

2. Keadaan Persatuan dan Kesatuan yang ada pada masa 1950-1959 belum sepenuhnya
terbangun dengan kuat dan mengalami banyak sekali rintangan. Mengapa saya simpulkan
dengan demikian? Sebab pada masa ini sering kali terjadi pergantian cabinet yang pad
adasarnya didasari akibat adanya system multipartai yang disalah gunakna oleh masyarakat.
Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membentuk partai demi tujuan kelompok
dan bukan demi masa depan pemerintahan yang baik. Selain dengan adanya pergantian
cabinet yang terus menerus, pada masa ini juga terjadi berbagai pemberontakan di berbagai
daera sebagai bentuk protes dan ketidak setujuan terhadap negara RIS. Berbagai Gerakan
separatis terjadi dengan berbagai bentuk, seperti halnya
- Gerakan DI/TII, dimana Gerakan separatis ini ditujukan untuk membentuk negara
Islam Indonesia.
- Pemberontakan PRRI/Permesta, Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi
yang disebabkan oleh adanya hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Hal itu dikarenakan jatah keuangan yang diberikan
oleh pemerintah pusat tidak sesuai anggaran yang diusulkan.