Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP SITUS

NETFLIX

Untuk Memenuhi UAS Metode Penulisan Tugas Akhir yang Dibina Oleh

Bapak San Rudianto, SE, MSA, Ak, CA., CPA., AAP B.

Oleh :

WAHFI ADITYA TRYAS PUTRA


183141414111015

BIDANG KEAHLIAN PERPAJAKAN

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Telah diujikan dan dipertahankan dalam Program Studi Keuangan dan


Perbankan, Bidang Minat Perpajakan Universitas Brawijaya Malang, pada hari
dan tanggal sidang sesuai berta acara sidang, tugas akhir

dari:

Nama : Wahfi Aditya Tryas Putra

NIM : 183141414111015

Kelas : Perpajakan 3A

Dengan judul :

“ANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP SITUS


NETFLIX”

Malang, Desember 2019

Menyetujui,

Dosen Pengajar,

(San Rudiyanto, SE., MSA., Ak., CPA., AAP., CPA.)

i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda – tangan dibawah ini:

Nama : Wahfi Aditya Tryas Putra

NIM : 183141414111015

Kelas : Perpajakan 3A

Judul Tugas Akhir : Analisis Pengenaan Pajak Terhadap Situs Netflix

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil


penelitian, pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak mencantumkan
tanpa pengakuan bahan - bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis
oleh orang lain, atau sebagai bahan yang pernah diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metode Penulisan Tugas Akhir Universitas Brawijaya.

Demikian pernyataan ini saya buat.

Malang, 05 / 12 / 2019

Yang membuat pernyataan,

(materai Rp 6000,-)

______________________

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Tugas ini sekilas berisi tentang apa itu Netflix, penjelasan tentang
mengapa netflix bisa lolos dari pengenaan pajak, dan bagaimana solusi agar
Netflix bisa dikenakan pajak. Di dalam tugas ini juga ada informasi-informasi
yang dapat membantu pembaca mengenai pengenaan pajak di Indonesia.
Sehingga pembaca tidak lagi bingung mengenai pengenaan pajak di Indonesia.

Tugas ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak sehingga karya tulis ini bisa selesai tepat waktu.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak San Rudianto, SE, MSA, Ak, CA., CPA., AAP B.selaku dosen
Pembina mata kuliah Metode Penulisan Tugas Akhir yang telah
memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu
2. Rekan mahasiswa/i kelas 3A Perpajakan yang secara langsung maupun
tidak langsung ikut serta mendukung dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa tugas ini belum sempurna. Dan juga masih
banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan tugas ini. Hal ini karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dari penulis. Untuk itu penulis meminta kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar tugas ini bisa lebih baik lagi
kedepan nya. Dan harapan penulis semoga tugas ini bisa memberikan manfaat
bagi para pembaca. Dan juga menambah ilmu pengetahuan para pembaca khusus
nya para mahasiswa Perpajakan Vokasi Universitas Brawijaya.

Malang, Desember 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
LAPORAN TUGAS AKHIR....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1. Pengertian Pajak............................................................................................3
2.2. Fungsi Pajak..................................................................................................3
2.3 Jenis-Jenis Penerimaan Pajak.........................................................................3
2.4 Subjek Pajak...................................................................................................4
2.5 Bentuk Usaha Tetap.......................................................................................5
2.6 Objek Pajak Bentuk Usaha Tetap...................................................................6
2.7 Tarif Pajak BUT.............................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
PEMBAHASAN......................................................................................................8
3.1 Netflix.............................................................................................................8
3.2 Permasalahan Pengenaan Pajak Terhadap Netflix di Indonesia..................10
3.3 Solusi Pengenaan Pajak Terhadap Netflix...................................................10
BAB IV..................................................................................................................12
KESIMPULAN......................................................................................................12
4.1 Kesimpulan...................................................................................................12
4.2 Saran.............................................................................................................12

iv
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

v
DAFTAR GAMBAR

Figure 1. Grafik Peningkatan Jumlah Pelanggan Netflix di Dunia........................15


Figure 2. Grafik Peningkatan Jumlah Pelanggan Netflix di Indonesia..................16

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


. Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayarkan oleh orang
pribadi ataupun badan setiap tahun nya untuk menunjang pembangunan
Negara. Salah satu pengenaan pajak dikenakan kepada setiap pelaku yang
melakukan usaha baik dalam bidang perdagangan barang ataupun
penyedia layanan jasa. Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan hal
perdagangan dan penyediaan layanan jasa seluruh nya telah diatur dalam
Undang-Undang Perpajakan.
Di era revolusi industri saat ini terdapat layanan jasa hiburan yang
sangat dikenal masyarakat dunia khususnya di Indonesia yang bernama
Netflix. Netflix merupakan suatu layanan penyedia jasa hiburan
berlangganan yang berisi film maupun series dari luar negeri yang
membuat para pelanggan nya betah untuk menonton seharian. Perusahaan
asal Amerika Serikat ini berada di bursa saham dengan kode NFLX.O.
Data statistika mengungkapkan bahwa di Indonesia Netflix memiliki 481.450
pelanggan dan bahkan diperkirakan akan naik menjadi 906.800 pada
tahun depan.
Netflix mengeluarkan paket untuk berlangganan paling murah
sebesar Rp109.000,-/bulan sampai paling mahal sebesar Rp169.000,-/
bulan. Jika dihitung, apabila 481.450 orang yang berlangganan di Netflix
dengan paket yang paling murah makan Netflix bisa meraup pendapatan
sebesar Rp52,48 Miliar per bulan yang apabila disetahunkan menjadi
Rp629,74 Miliar.
Walaupun memiliki pendapatan yang luar biasa, pada keyataan nya
Netflix tidak pernah membayar pajak sepeserpun. Menurut risetyang
dilakukan oleh Institute on Taxation and Economic Policy yang ditulis
oleh Matthew Gardne mengatakan bahwa Netflix tidak pernah membayar
pajak sepeserpun kepada pemerintah Amerikapada tahun 2018. Bahkan

1
2

Netflix menerima restitusi sebesar US$22 juta dengan pendapatan saat itu
mencapai US$845 juta. Hal ini juga terjadi di Indonesia dimana Netflix
bisa mendapatkan laba dari penjualan jasa mereka di Indonesia tanpa harus
membayar pajak. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Hestu Yoga
Saksama mengungkapkan mengapa Netflix tidak membayar pajak karena
Netflix selama ini belum menjadi BUT (Bentuk Usaha Tetap) karena
definisi dari BUT adalah keberadaan fisik, sedangkan Netflix tidak berada
di Indonesia. Karena itulah penulis mengankat judl ini agar nanti nya akan
mendapatkan solusi nya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Netflix ?
2. Mengapa Netflix bisa lolos dari pengenaan pajak ?
3. Bagaimana solusi agar Netflix bisa dikenakan pajak ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui apa itu Netflix?
2. Untuk mengetahui mengapa Netflix bisa lolos dari pengenaan pajak ?
3. Untuk mengetahui bagaimana solusi agar Netflix bisa dikenakan pajak ?

1.4 Manfaat Penelitian


Agar apabila muncul kasus seperti ini lagi bisa teratasi dengan baik, dan
juga penerimaan Negara tidak berkurang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pajak


Dalam Undang-Undang nomor 28 tahun 2007 pasal 1 ayat 1,menjelaskan
bahwa pajak merupakan kontribusi wajib orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa yang dampaknya tidak dirasakan secara langsung, yang nantinya akan
digunakan untuk pembangunan infrastruktur Negara
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.(dalam Siti Resmi 2014) pajak
adalah iuran rakyat kepada Negara yang diatur dalam Undang-Undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan hubungan timbal balik yang
langsung bisa digunakan untuk membayar pengeluaran umum
Terdapat 3 sistem perpajakan yaitu:
1. Official assessment system dimana pemerintah berhak menentukan
besarnya jumlah pajak terutang Wajib Pajak
2. Self assessment system dimana Wajib pajak diberi wewenang untuk
menghitung, melapor, dan membayar sendiri pajaknya
3. With holding system dimana pihak ketiga memiliki wewenang untuk
memotong dan memungut pajak terutang dari wajib pajak itu sendiri

2.2. Fungsi Pajak


Menurut Waluyo (2011) terdapat 2 fungsi pajak yaitu:

1. Fungsi penerimaan dimana pajak berfungsi untuk membiayai


pembangunan negara
2. Fungsi mengatur dimana pajak berfungsi untuk mengatur kebijakan
ekonomi.

2.3 Jenis-Jenis Penerimaan Pajak


Dalam perpajakan sendiri terdapat banyak sekali hal yang bisa dikenakan
pajak. Terdapat 2 jenis penerimaan pajak yaitu :
a. Pajak Penghasilan

3
4

Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap


penghasilan seseorang ataupun badan. Yang dimaksud penghasilan
disini adalah setiam penambahan kemampuan ekonomis baik itu dari
gaji, tunjangan, dan sejenisnya yang bisa menambah nilai kekayaan
dari wajib pajak itu sendiri. Seluruh peraturan pemungutan pajak
penghasilan diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008
b. Pajak Pertambahan Nilai
Pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dikenakan terhadap
setiap pembeliandan penggunaan barang kena pajak ataupun jasa kena
pajak. Untuk peraturan nya sendiri diatur dalam Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2009. Dengan dasar pengenaan tarif nya sebesar
10%.
c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Pembelian barang mewah juga dikenakan pajak yang dinamakan
PPnBM. Yang termasuk golongan barang mewah yaitu:
a) Bukan merupakan barang kebutuhan pokok sehari-hari
b) Hanya dipakai oleh kalangan tertentu
c) Umumnya dipakai oleh kalangan berpenghasilan tinggi
d) Barang tersebut dipakai untuk menunjukkan status
e) Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat.
d. Bea Materai
Bea materai adalah pajak yang dikenakan terhadap dokumen-
dokumen yang di dalam nya berisi jumlah uang yang nominalnya
diatas ketentuan tertentu. Contohnya adalah surat perjanjian, akta
notaris, surat berharga, dan lain-lain.

2.4 Subjek Pajak


Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 tahun 2007, yang menjadi
subjek pajak ada 3 yaitu:
1. Orang pribadi
2. Badan
3. Bentuk Usaha Tetap
5

2.5 Bentuk Usaha Tetap


Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 pasal 2 ayat 5, Bentuk
usaha tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih
dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
Dan dalam pasal tersebut juga dijelaskan yang menjadi BUT dapat berupa:

a. tempat kedudukan manajemen;


b. cabang perusahaan;
c. kantor perwakilan;
d. gedung kantor;
e. pabrik;
f. bengkel;
g. gudang;
h. ruang untuk promosi dan penjualan;
i. pertambangan dan penggalian sumber alam;
j. wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;
k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan;
l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
m. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain,
sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan;
n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak
bebas;
o. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi
asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; dan
p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki,
disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk
menjalankan kegiatan usaha melalui internet.
6

Berdasarkan OECD Model yang dimaksud BUT adalah a fixed place of


business through which the business of an enterprise is wholly or partly carry
on. Artinya adalah sebuah tempat usaha yang bersifat tetap yang digunakan
perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha nya baik itu seluruh nya
ataupun sebagian.

2.6 Objek Pajak Bentuk Usaha Tetap


Yang termasuk objek pajak dari BUT sendiri yaitu :
1. Penghasilan yang diperoleh kantor pusat yang diperoleh dari usaha yang
dijalankan BUT di Indonesia
2. Penghasilan yang termasuk di dalam PPh pasal 26 yang diperoleh kantor
pusat, dimana terdapat hubungan antara kegiatan yang dijalankan BUT
tersebut dengan harta yang diperoleh dari yang disebutkan dari pasal 26
tersebut. Adapun penghasilan dari PPh pasal 26 adalah :
a. Dividen.
b. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang, royalti, sewa, dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta.
c. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan.
d. Hadiah dan penghargaan.
e. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya.
f. Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya.
g. Keuntungan karena pembebasan utang.

2.7 Tarif Pajak BUT


Pada tahun 2010 pemerintah menerapkan tarif pajak sebesar 25%
untuk penghasilan kena pajak BUT yang berlaku bagi BUT dalam negeri
maupun luar negeri. Aturan tersebut terdapat dalam UU PPh Nomor 36
tahun 2008 pasal 17 ayat 2a
Untuk PPh pasal 26 ditetapkan tariff 20% atas:
a. Dividen.
7

b. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan


jaminan pengembalian utang, royalti, sewa, dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta.
c. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan.
d. Hadiah dan penghargaan.
e. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya.
f. Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya.
g. Keuntungan karena pembebasan utang.
Dan 20 % atas laba bersih dari:
a. Penjualan asset di Indonesia
b. Premi asuransi
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Netflix
Netflix merupakan sebuah situs yang meyediakan berbagai film ataupun
TV series dari luar negeri yang dimana para penggunanya harus berlangganan
agar bisa menikmati layanan yang ada di dalam Netflix itu sendiri.Netflix
sendiri didirikan oleh Reed Hastings, Marc Randolph di California Amerika
Serikat pada tanggal 29 Agusutus 1997. Menurut data statistik yang terdapat
dalam situs Statista, Netflix sudah memiliki sekitar 158,33 juta pelanggan
yang ada di seluruh dunia dan bisa dipastikan akan bertambah lagi pada
tahun-tahun berikutnya.

Figure 1. Grafik Peningkatan Jumlah Pelanggan Netflix di Dunia

Jumlah pelanggan Netflix di Dunia (Juta)


180
160
140
120
100 Jumlah pelanggan Netflix di
Dunia (Juta)
80
60
40
20
0
Q1- Q2- Q3- Q4- Q1- Q2- Q3-
2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019

Sumber: Statista

Pada awal didirikan nya perusahaan ini, Netflix hanyalah sebuah tempat
penyewaan DVD online. Sistem yang mereka pakai saat itu adalah pelanggan
harus membayar biaya sewa per bulan agar bisa menikmati film-film yang

8
9

mereka sediakan, dan film-film tersebut nantinya akan dikirim ke rumah


pelanggan nya. Pada awal berdirinya Netflix, mereka hanya mempunyai
300.000 pelanggan. Namun Reed Hastings berani mengambil keputusan
untuk menemui Blockbuster yang merupakan perusahaan penyewaan film
terbesar pada saat itu. Sehingga pada tahun 2005 Netflix sudah memiliki
sekitar 4,2 juta pelanggan
Untuk sekarang ini Netflix telah banyak mendirikan kantor cabang dan
studio nya di seluruh dunia. Antara lain berada di Negara Inggris, India,
Australia, Prancis, Jepang, Mexico, Singapura, Kanada, dan Spanyol. Untuk
di Indonesia sendiri Netflix belum membuka kantor nya. Di Indonesia sendiri
mereka telah memiliki sekitar 481 ribu pelanggan, dan sudah bisa meraup
keuntungan sebesar Rp 629.74 miliar per tahun.

Figure 2. Grafik Peningkatan Jumlah Pelanggan Netflix di Indonesia

Jumlah Peningkatan Pelanggan Netflix di


Indonesia
1000
900
800
700 Jumlah Peningkatan
600 Pelanggan Netflix di In-
donesia
500
400
300
200
100
0
2018 2019 2020

Sumber: Statista
10

3.2 Permasalahan Pengenaan Pajak Terhadap Netflix di Indonesia


Saat ini pemerintah Indonesia sedang berusaha untuk membuat peraturan
mengenai masalah pengenaan pajak terhadap Netflix. Masalahnya adalah
Netflix sendiri tidak memiliki kantor di Indonesia. Sehingga mereka tidak
bisa dikatakan sebuah Bentuk Usaha Tetap. Hal inilah yang membuat
Indonesia tidak bisa mengenakan pajak terhadap Netflix. Karena di dalam
peraturan Nomor 36 Tahun 2008 pada pasal 2 ayat 5, Netflix tidak
memasuki kriteria tersebut.
Hal ini membawa kerugian besar bagi Negara Indonesia. Karena Netflix
telah mengambil keuntungan yang besar dari Negara Indonesia, tapi mereka
tidak membayar pajak. Permasalahan lainnya adalah pemerintah Indonesia
masih belum bisa membuat peraturan yang pas untuk para perusahaan-
perusahaan digital seperti Youtube, Netflix, dan sejenisnya untuk bisa
membayar pajak. Dilansir dari situs CNBC Indonesia, Direktur Penyuluhan,
Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Dirjen Pajak, Hestu Yoga Saksama
mengatakan bahwa sebenarnya permasalahan perpajakan yang menyangkut
Netflix tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga terjadi di semua Negara, di
Amerika sendiri Netflix juga pernah tidak membayar pajak sepeser pun
kepada pemerintah Amerika. Selain di Amerika, Italia sendiri juga tengah
melakukan peneraan pajak terhadap permasalahan yang sama. Karena di
Italia sendiri Netflix sudah membuka kantornya.

3.3 Solusi Pengenaan Pajak Terhadap Netflix


Untuk saat ini penerapan pajak yang bisa dikenai terhadap Netflix
hanyalah Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% yang dikenakan terhadap
iklan-iklan yang berada di dalam nya. Dari PPN ini saja pemerintah sudah
mengantongi sekitar Rp 6,3 miliar. Namun untuk PPh sendiri Indonesia masih
belum bisa mengenakan nya.
Dilansir dari situs Suara.com pada tanggal 30 Oktober 2019, Menteri
Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati sudah mengusulkan bahwa
perusahaan ekonomi digital yang tidak memiliki kantor cabang ataupun
belum termasuk BUT di Indonesia bisa dikenakan pajak dengan melihat
11

aktivitas ekonomi nya di Negara tersebut. Metode ini juga sudah diterapkan
di Singapura dan Australia. Sedangkan di Italia sendiri mereka menyiasati
nya dengan membuat peraturan dimana mereka mengenakan tariff sebesar
3%. Hal ini mereka namakan dengan web tax. Mereka mengenakan tariff ini
kepada perusahaan teknologi yang memiliki pendapatan minimal EUR 750
juta per tahun dan perusahaan layanan digital dengan pendapatan minimal
EUR 5,5 juta per tahun.
Dari peraturan-peraturan dari negara-negara tersebut, Indonesia bisa
menerapkan peraturan yang sama. Walaupun nantinya akan disesuaikan
dengan keadaan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Netflix merupakan sebuah situs yang meyediakan berbagai film ataupun
TV series dari luar negeri yang dimana para penggunanya harus berlangganan
agar bisa menikmati layanan yang ada di dalam Netflix itu sendiri. Netflix
masih belum bisa dikenakan pajak. Karena Netflix tidak mendirikan
kantornya di Indonesia sehingga perusahaan ini tidak bisa dikenakan pajak
atas BUT. Dan dampaknya bagi Indonesia adalah Indonesia mengalami
kerugian yang cukup besar karena mereka mendapatkan penghasilan dari
Indonesia tapi mereka tidak membayar pajak sedikit pun. Usaha yang sedang
dilakukan oleh Kementerian Keuangan Indonesia saat ini adalah dengan
membuat aturan tentang pengenaan pajak bagi perusahaan-perusahaan digital
seperti Netflix. Dengan cara melihat aturan-aturan yang telah diberlakukan
oleh Negara-negara seperti Italia, Singapura, dan Australia.

4.2 Saran
Saran dari penulis untuk masalah ini adalah agar pemerintah Indonesia
segera membuat peraturan mengenai masalah ini. Pemerintah bisa menambah
aturan perpajakan dengan melihat aktivitas ekonomi suatu perusahaan
walaupun perusahaan tersebut tidak mempunyai kantor di Indonesia. Ataupun
dengan membuat peraturan baru seperti yang sudah dilakukan Negara Italia
yang dikenal dengan Web Tax.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.___. Jenis Pajak Pusat. https://www.pajak.go.id/id/jenis-pajak-pusat.


Diakses tanggal 16 Desember 2019
Anonim.____. Kenali Hal-Hal yang Termasuk Dalam Objek Pajak Usaha
Tetap. https://klikpajak.id/blog/bayar-pajak/objek-pajak-usaha-tetap/.
Diakses tanggal 16 Desember 2019

Anonymous. 2019. Estimated number of active streaming subscribers to


Netflix in Indonesia from 2017 to 2020.
https://www.statista.com/statistics/607628/indonesia-netflix-subscribers/.
Diakses pada tanggal 16 Desember 2019

Anonymous. 2019. Number of Netflix paying streaming subscribers


worldwide from 3rd quarter 2011 to 3rd quarter 2019.
https://www.statista.com/statistics/250934/quarterly-number-of-netflix-
streaming-subscribers-worldwide/. Diakses pada tanggal 16 Desember
2019

Amalia, Ellavie Ichlasa.2016. Awal Mula Netflix, dari Rental Film Fisik
Sampai Digital.
https://www.medcom.id/teknologi/news-teknologi/DkqD1gnb-awal-mula-
netflix-dari-rental-film-fisik-sampai-digital. Diakses pada tanggal 16
Desember 2019

Cicilia, Helena, H. Arifulsyah dan T. Arfan. 2015. Analisis Koreksi Fiskal


untuk Menentukan Besarnya Pajak Terutang pada PT Furaya
Transport. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Volume 8 :60

Roxborough, Scott. Ritman, Alex. 2019. Netflix Global Real Estate Grab: How
the Streamer Is Expanding From London to Singapore.
https://www.hollywoodreporter.com/news/london-singapore-how-netflix-
is-expanding-around-world-1229815. Diakses pada tanggal 16 Desember
2019

13
14

Setiaji, Hidayat. 2019. Netflix, Perusahaan Rp1.082 T yang Belum Bayar


Pajak di RI. https://www.cnbcindonesia.com/news/20191113102247-4-
114856/netflix-perusahaan-rp-1802-t-yang-belum-bayar-pajak-di-ri.
Diakses pada tanggal 16 Desember 2019

Supriyatna, Iwan. Djailani, Mohammad Fadil. Pungut Pajak Netflix, Sri Mulyani Contek
Cara Negara Tetangga.
https://www.suara.com/bisnis/2019/10/30/112842/pungut-pajak-netflix-
sri-mulyani-contek-cara-negara-tetangga . Diakses pada tanggal 16
Desember 2019

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007. Ketentuan Umum


dan Tata Cara Perpajakan. 17 Juli 2007. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008. Perubahan


Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan. 23 September 2008. Jakarta

Unpad, Tax Center. Pemahaman Dasar Tentang Bentuk Usaha Tetap.


https://www.ortax.org/ortax/?
mod=issue&page=show&id=25&list=&q=&hlm=8. Diakses tanggal 15
Desember 2019

Waluyo. 2011. Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai