Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu ekonomi sebagai bentuk dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam kesehariannya terus mengalami perkembangan seiring
berjalannya waktu. Perekonomian dari berbagai belahan dunia maupun dari
negara indonesia sendiri menunjukan perkembangannya dalam era globalisasi
seperti saat ini,tujuannya tidak lain hanyalah untuk mensejahterakan masyarakat
negara itu sendiri. Permasalahan yang di alami di indonesia dalam era globalisasi
tak hanya melibatkan kaum politisi saja,namun masyarakat indonesia sendiri
turut berperan penting dalam kemajuan perekonomian di indonesia. Selain
sumber daya manusia itu sendiri,agama,kebudayaan,sumber daya alam,letak
geografis dan ideologi pun turut serta menjadi pendorong bagi kemajuan dan
perkembangan perekonomian di indonesia. Dalam perkembangan perekonomian
di indonesia,tidak hanya melibatkan satu negara saja,akan tetapi indonesia masih
butuh dan perlunya hubungan perekonomian dengan negara-negara lainnya,agar
terciptanya perekonomian yang stabil dan berjalan dengan semestinya.

B. Rumusan masalah
a) Bagaimana Indonesia dalam menghadapi Globalisasi?
b) Apa hubungan Globalisasi ekonomi dan perekonomian Indonesia?
c) Apa peran IMF dalam stabilitas perekonomian indonesia?
d) Bagaimana dampak perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi
global?

C. Tujuan
a) Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Ekonomi
Indonesia
b) Sebagai media pembelajaran mengenai bagaimana Indonesia dalam
menghadapi era globalisasi dan perekonomian terkini di Indonesia
c) Mengetahui apa hubungan globalisasi ekonomi dan perekonomian
Indonesia
d) Mengetahui peran IMF dalam stabilitas perekonomian Indonesia
e) Mengetahui dampak perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi
global
BAB II
PEMBAHASAN

A. Indonesia menghadapi globalisasi


Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan
antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Dalam banyak hal,
globalisasi mempunyai banyak karkateristik yang sama dengan
internasionalisasi dan istilah ini seiring dipertukarkan. Sebagian pihak
sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Kata “ globalisasi”
diambil dari kata global,yang maknanya ialah universal. Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan,kecuali sekedar definisi kerja
(working definitation),sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandang sebagai suatu proses sosial,atau
proses sejarah,atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,mewujudkan satu
tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko- eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis,ekonomi da budaya masyarakat.
Mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses
globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan
menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau etnis akan
ditelan oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global.
Anggapan atau jalan pikiran di atas tersebut tidak sepenuhnya benar.
Kemajuan teknolohi komunikasi memang telah membuat batas-batas dan
jarak menjadi hilang dan tak berguna. Jhon Naisbutt ( 1988 ) dalam
bukunya yang berjudul Global Paradox ini memperlihatkan hal yang
justru bersifat paradox dari fenomena globalisasi. Naisbitt ( 1988 )
mengemukakan pokok-pokok pikiran lain yang paradox,yaitu semakin
kita menjadi universal,tindakan kita semakin kesukuan,dan berfikir
lokal,bertindak global. Hal ini dimaksudkan kita harus
mengkonsentrasikan kepada hal-hal yang bersifat etnis,yang hanya
dimiliki oleh kelompok atau masyarakat itu sendiri sebagai modal
pengembangan ke dunia internasional. Di sisi lain,ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara
adikuasa,sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau
curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,globalisasi tidak lain adalah
kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang
kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-
negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.
Sebab,globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian
dunia,bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya
dan agama. Berikut ini adalah ciri-ciri yang menandakan semakin
berkembangnnya fenomena globalisasi di dunia. Hilir mudiknya kapal-
kapal pengangkut barang antar negara menunjukan keterkaitan
antarmanusia di seluruh dunia.
a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam,televisi satelit,dan
internet menunjukan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya,sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang
berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbeuhan
perdagangan internasional,peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional,dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization ( WTO )
c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media
masa ( terutama televisi,film,musik,dan transmisi berita dan olah
raga internasional ). Saat ini,kita dapat mengonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenao hal-hal
yang melintasi beraneka ragam budaya. Misalnya dalam bidang
fashion,literatur dan makanan.
d. Meningkatnya masalah bersama,misalnya pada bidang
lingkungan hidup,kirsis multinasional inflansi regional dan lain-
lain.
Kennedy dan Choen menyimpulkan bahwa transformais ini telah membawa kita
pada globalisme,sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah
satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kitan dalam sa sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah
tanpa terkendali yang di tandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal
sama,perubahan dan keridakpastian,serta kenyataan yang mungkin terjadi. Selain
dengan itu, Petter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi
sosial. Setiap beberapa ratus tahun dalam sejarah manusia,transformasi hebat
terjadi. Dalam beberapa dekade saja,masyarakat telah berubah kembali baik
dalam pandangan mengenai dunia,nilai-nilai dasar,struktur politik dan
sosial,maupun seni. Lima puluh tahun kemudai muncullah sebuah dunia baru.
Pendukung globalisasi ( sering juga disebut dengan pro-globalisasi ) menganggap
bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi
masyarakat dunia Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang
dicetyuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara
dengan negara lain seling bergantungan dan dapatsaling menguntungkan satu
sama lainnya,dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang
ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan
keunggulan komparatif yang di milikinya. Misalnya,jepang memiliki keunggulan
komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efisien dan
bemutu tinggi ) sementara Indonesia memiliki keunggulan pada kainnya. Dengan
teori ini,jepang di anjurkan untuk menghentikan produksi digital,lalu menutup
kekurangan penawaran kain dengan membelinya dair Indonesia,begitu juga
sebaliknya. Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah
adanya larangan-larangan dan keijakan proteksi dari pemerinta suatu negara. Si
satu sisi,kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negri,namun di sisi
lain,hal ini akan meningkatkan biaya produksi dalam negri,namun di sisi lain,hal
ini akan meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus
pasar ngeara yang di tuju. Para pro-globalisai tidak setujua akan diadakannya
kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat
ditekan,akbiatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan akan
meningkat,kemakmuran akan meningkat dan begitu seharusnya. Beberapa faktor
pro-globalisme juga mengkritik Bank dunia dan IMF,mereka berpendapat bahwa
kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu
negara,bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan, sebagai hasilnya,banyak
pinjaman yang mereka berikan jatuh tangan kepada para diktator yang kemudian
menyelewengkan dan tidak mengunakan dana tersebut sebagai mana
mestinya,meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara,dan sebagai
akibatnya tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingakat kemakmuran
menurun,akibatnya masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat
konsumsinya; termasuk konsumsi barang impor,sehingga laju globalisasi akan
terhambat dan menurut mereka mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk
dunia. Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk
memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian
degan global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan natar negara
seoerti organisasi perdagangan dunia ( WTO ). “ Antiglobalisasi” dianggap oleh
sebagian orang sebagai gerakan sosial,sementara yang lainnya menganggap
sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-
beda. Apapun juga maksudnya,para peserta dipersatukan dalam perlawanan
terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini,yang menurut mereka
mengikis lingkungan hidup,hak-hak buruh,kedaulatan nasional,dunia ketiga dan
banyak lagi penyebab-penyebab lainya, namun,orang-orang yang dicap
“antiglobalisasi” sering menolak istilah itu,dan mereka lebih suka menyebut diri
mereka sebagai Gerakan Keadilan Global,Gerakan dari semua gerakan atau
sejumlah istilah lainnya.

B. Globalisasi ekonomi dan perekonomian Indonesia


Perekonomian dunia mengalami perubahan sejak dasarwarsa tujuh puluh
hingga tahun 2000 an yang bersifat mendasar atau struktural serta
mempunyai kecenderungan jangka panjang dan konjungtural. Perubahan
dan perkembangan ini dikenal orang dengan istilah globalisasi. Gejala
globalisasi terjadi pada kegiatan finansial,produksi,investasi perdagangan
yang kelak berpengaruh pada hubungan antar bangsa dan hubungan antar
individu dalam segala aspek kehidupan. Hubungan antar bangsa menjadi
lebih saling tergantung yang bahkan menjadikan ekonomi dunia menjadi
satu sehingga seolah-olah batas antar negara dalam kegiatan
perdagangan,bisnis tidak ada lagi.( boarderless world). Pada umumnya
negara di dunia menghadapi perkembangan tersebut dengan melakukan
langkah penyesuaian baik dalam wilayah regional maupun masing
individu negara yang kecenderungannya mengarah kepada
proteklionisme. Hal tersebut terlihat jelas dengan munculnya blok blok
perdagangan yang pada intinya justru melanggar kesepakatan yang di
tuangkan dalam WTO. Globalisasi ekonomi ditandai dengan makin
menipisnya batas-batas investasi atau pasar secara nasional,regional
ataupun internasional. Hal ini disebabkan oleh :
1) Komunikasi dan transportasi yang semakin canggih,
2) Lalu lintas devisa yang makin bebas
3) Ekonomi negara yang makin terbuka
4) Penggunaan secara keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif tiap-tiap negara
5) Metode produksi dan perakitan dengan organisasi yang makin
efisien
6) Semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional
(MNC) di hampir segala penjuru dunia.
Steiner ( 1997 ) menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang mendorong
terjadinya perubahan global. Pertama,produk nasional kotor (GNP)
tumbuh dan meningkat dengan cepat,terutama di negara-negara
maju. Kedua,revolusi dalam tekonologi komunikasi.
Ketiga,kekuatan-kekuatan yang mempermudah munculnya
perusahaan besar berskala global
1) Kebijakan Perdagangan Era Globalisasi Ekonomi Kebijakan
perdagangan dalam periode memasuki era lepas landas
diarahkan pada penciptaan dan pemantapan kerangka landas
perdagangan yaitu dengan meningkatkan efisiensi
perdagangan dalam negri dan perdagangan luar negri dengan
tujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa,mendorong
pembentukan harga yang layak dalam iklim persaingan yang
sehat,menunjang usaha peningkatan efisiensi
produksi,mengembangkan ekspor,memperluas kesemoatan
berusaha dan lapangan kerja,meningkatkan dan memeratakan
pendapatan rakyat serta memantapkan stabilitas ekonomi.
2) Peluang dan Tantangan bagi Dunia bisnis Terbukanya pasar
dunia akibat globalisasi ekonomi membuka peluang bisnis
antara
3) Peran Negara Bangsa dalam Era Globalisasi Robert
giplin,salah satu tokoh realis menyatakan,peran negara
bangsa (nation state)dalam era globalisasi sekarang ini masih
sangat diperlukan (signifikan).
Giplin pada awalnya menggugat beberapa keyaninan yang
dianut pendukung globalisasi dan pasar bebas. Menurut
gilpin banyak peneliti mempunyai keyakinan bahwa tengah
terjadi pergeseran besar dari ekonomi state dominated ke
arah ekonomi market dominated. Hancurnya Uni
soviet,kegagalan strategi subtitusi impor negara dunia
ketiga,dan suksesnya AS pada era 1990an telah mendorong
penerimaan unrestricted market sebagai solusi bagi penyakit
ekonomi modern. Karena peran negara menjadi berkurang
sebagai gantinya pasar akan menjadi mekanisme penting
baik untuk perekonomian domestik maupun perekonomian
internasional. Menurutnya peran negara bangsa diyakini
akan menjadi pembuka kearah ekonomi global yang
sesungguhnya,yang dicirikan oleh tiadanya hambatan dalam
perdagangan,aliran uang dakam skala global dan kegiatan
internasional perusahaan multinasional.
Namun fakta regionalisme ekonomi berbagai belahan dunia
membuktikan bahwa peran negara bangsa masih relevan.
Regionalisme ini menunjukan respon penting dari negara
bangsa dalam menyelesaikan secara bersama-sama masalah
politik dan interdependensi yang tinggi dari ekonomi global
yang hypercompetitive. Di banding regionalisme pada tahun
1950an dan 1960an,bentuk regionalisme ekonomi ini
mewakili signifikan dalam ekonomi global. Kadangkala
regionalisme ekonomi ini mewakili kepentingan individual
negara bangsa baik untuk kepentingan mereka di level
nasional maupun kolektif.
Karena ekonomi global semakin terintegrasi,pengelompokan
regional negara bangsa telah meningkatkan kerjasama dalam
rangka memperkokoh otonomi,memperbaiki posisi tawar dan
memperjuangkan kepentingan individual negara bangsa baik
untuk kepentingan mereka di level nasional maupun
kolektif.Karena ekonomi global semakin
terintegrasi,pengelompokan regional negara bangsa telah
meningkatkan kerjasama dalam rangka memperkokoh
otonomi,memperbaiki posisi tawar dan memperjuangkan
kepentingan individual negara bangsa baik untuk
kepentingan mereka di level nasional maupun kolektif.
Karena ekonomi global semakin terintegrasi,pengelompokan
regional negara bangsa telah meningkatkan kerjasama dalam
rangka memperkokoh otonomi,memperbaiki posisi tawar,dan
memperjuangkan kepentingan ekonomi politik lainnya.
Dimasa sekarang ini peran negara bangsa justru dibutuhkan
demi berlakunya perdagangan bebas seperti harapan
neolibera. Hambatan-hambatan perdagangan tidak mungkin
dihilangkan tanpa adanya dukungan kebijakanYang pada
gilirannya makin menunjukan peran negara bangsa makin
diperlukan dalam perekonomian global.

C. Peran IMF dalam Stabilitas Perekonomian Indonesia


Pada tahun 1967 Indonesia kembali kerjasama dengan IMF dengan kuota
SDR 2 Milyar. Sebelumnya juga pernah memberikan pinjaman pada
Orde Lama sejumlah US$ 102 Juta. Selama tiga dasawarsa dukungan
IMF berupa penyediaan fasilitas Stand by Credit ( jangka menengah)
agar cadangan devisa di BI cukup guna menjaga nilai rupiah. Peran IMF
menjadi sangat penting pada saat krisi moneter,yaitu pada saat terjadi
kesepakatan antara IMF dengan Indonesia,yaitu berupa Letter of Intent
(LOI). Dengan adanya jaminan IMF serta komitmen pemerintah untuk
melakukan reformasi di berbagai bidang seperti dituangkan dalam
LOI,maka skema penjadwalan kembali hutang luar negri yang jatuh
tempo dapat dilakukan melalui skema Paris Club (Hutang
pemerintah)maupun London Club (hutang pemerintah/BI kepada swasta).
Sejumlah US$ 15 Miliar pinjaman pokok tekag dijadwalkan kembali
pembayarannya melalui Paris Club (US$ 4,2 miliar),Paris Club II ( US$
5,4 miliar ) dam Paris Club III (US$ 5,4 Miliar ). Dengan penjadwalan
ini maka tekanan dan beban APBN berkurang. Secara Umun progran
yang disarankan IMF untuk mengembalikan stabilitas makro- ekonomi
dan kepercayaan pasar dapat dibagi menjadi tiga hal,yaitu :
a) Terwujudnya kerangka makro ekonomi yang kuat
b) Strategi komprehensif untuk melakukan restrukturisasi sektor keuangan
c) Kebijakan struktural secara umum (termasuk goog governance)
Kebijakan makro ekonomi secara umum mulai menunjukan hasil yang
menggembirakan.
Hal ini ditunjukan dengan membauknya nilai tukar rupiah pada oktober 1998
dan tingkat bunga perbankan mulai menurun. Namun di satu sisi
perekonomian mengalami pertumbuhan minus 13% dan infalnsi yang cukup
tinggi. Pada bulan Januari 2000 IMF kembali menyetujui US$ 5 miliar
extended found arranagement (EEF) untuk tiga tahun kedepan dalam rangka
mendukung program reformasi ekonomi dan struktrual.programnya adalah
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,menurunkan inflasi,mengurangi
hutang-hutang publik,mengembangkan pasar modal,reformasi
perpajakan,mengurangi subsidi secara bertahap,desentralisasi
fiskal,melanjutkan restukturisasi perbankan dan korporasi,privatissasi dan
reformasi diberbagai sektor,serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan
good governance. Kemajuan yang cukup strategis dalam penanganan
masalah fundamental yang terjadi sejak krisis 1997,mulai berhasil diatasi.
Namun sayangnya kemajuan yang berarti tersebut tidak memivu kemajuan di
sektor riil. Untuk menggerakan sektor riil dan memperluas kessempatan kerja
diperluakan investasi baru, ketergantungan indonesia terhadap IMF memang
cukup besar namun hal tersebut dilakukan dalam rangka memulihkan dan
menggerakan perekonomian indonesia.
Namun sejalan dengan amanat MPR untuk segera mengakhiri program
IMF,pemerintah telah mengeluarkan serangkaian paket kebijakan menjelang
dan sesudah berakhirnya program kerja sama dengan IMF yang ditetapkan
dengan inpres No.5 tahun 2003. Dalam rangka mengakhiri kerjasama dengan
IMF maka pemerintah telah menyiapkan program pemulihan ekonomi yang
pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh pemerintah sertamemonitor hasilnya.
Peran IMF tetap ada dan dituangkan dalam Post Program Monitoring (PPM)
yang merupakan proses konsultasu sebagai terjadi pada negara yang baru saja
mengakhiri program dengan IMF. Setelah tidak lagi kerjasama dengan IMF
dan dalam rnagka melanjutkan reformasi untuk mendayagunakan
kemampuan sumber daya ekonomi dalam negri dan meningkatkan daya tahan
ekonomi secara berkelanjutan. Pemerintah Indonesia mengeluarkanpaket
kebijakan pada tahun 2003 dan 2004 yang berisi tiga pokok,yaitu :
1) Memelihara dan memantapkan stabilitas ekonomi makro
2) Melanjutkan restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan
3) Meningkatkan investasi,ekspor dan penciptaam kesempatan kerja

D. Dampak perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi global


Tangal 5 September 2008 menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika
Serikat,kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu saham
investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke 4 di Amerika Serikat menjadi
awal dari drama krisis keuangan di negara yang mengagung-agungkan sistem
kapitalis tanpa batas. Siapa yang menyangka suatu negara yang merupakan
tembok kapitalis dunia akan runtuh. Celakanya apa yang terjadi di AS dengan
cepat menyebar dan menjalar ke seluruh dunia. Hanya beberapa saat setelah
informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika,tansaksi bursa saham
diberbagai belahan dunia seperti
Hongkong,china,australia,singapura,KoreaSelatan,dan negara lainya mengalamu
penurunan drastis,bahkan Bursa Saham Indonesia (BEI) harus disuspend selama
beberapa hari,pemerintah Indonesia pun kelihatan panik dakam menyiakapi
permasalahan ini,peristiwa ini menandai fase awal dirasakanya dampak krisis
ekonomi global yang pada mulanya terjadi di Amerika Serikat di rasakan oleh
negara Indonesia juga. Dilihat dari faktor penyebabnya,krisis ekonomi global
pada saat ini berbeda dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih
kurang satu dasawarsa lalumyang mana pada saat itu krisis ekonomi yang
melanda Indonesia lebih disebabkan oleh ketidak mampuan Indonesia
menyediakan alat pembayaran luar negri,dan tidak kokohnya struktur
perekonomian Indonesia,tetapi krisis keuangan global pada tahun 2008 ini
berasal dari faktor-faktor yang terjadi di luar negri. Tetapi kalau kita tidak hati-
hati dan waspada dalam menyikapi permasalahan ini,tidak mustahil dampak
krisis keuangan global pada tahun 2008 ini akan sama atau bahkan lebih buruk
jika dibandingkan dengan dampak krisis ekonomi yang tejadi pada tahun 1998.
Perlambangan pertumbuhan ekonomi dunia,selain menyebabkan volume
perdagangan global pada tahun 2009 merosot tajam,juga akan berdampak pada
banyaknya industri besar yang terancam bangkrut,terjadinya penurunan kapasitas
produksi,dan terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia. Bagi negara-
negara berkembang dan merging amarkets,situasai ini dapat merusak
fundamental perekonomian,dan memicu terjadinya krisis ekonomi. Kekhawatiran
datas dampak negatif pelemahan ekonomi global terhadap perekonomian di
negara-negara emerging markets dan fenomena flight to quality dari investor
global di tengah krisis keuangan dunia dewasa ini,telah memberikan tekakan
pada mata uang seluruh dunia,termasuk Indonesia dan mengeringakan likuiditas
doalar AS dipasar domestik banyak negara. Hal ini menyebabkan pasar valas di
negara-negara maju maupun berkembang cenderung bergejolak ditengah ketidak
pastian yang meningkat.
Sebagai negara dengan perekonomian terbuka,meskipun Indonesia telah
membangun momenum pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,tidak akan
telepas dari dampak negatif pelemahan ekonomi dunia tersebut. Krisis keuangan
global yang mulai berpengaruh secara signifikan dalam triwulan III 2008,dan
second round effectnya akan mulai dirasakan meningkat infetasinya pada tahun
2009,diperkirakan akan berdampak negatif pada kinerja ekonomi makro
Indonesia dalam tahun 2009 baik di sisi neraca pembayaran dan neraca sektor
riil,maupun sektor moneter dan sektor finansial (APBN). Dampak negatif yang
paling cepat dirasakan sebagai akibat dari krisis perekonomian global adalah
pada sektor keuangan melalui aspek sentimen psikologis maupun akibat
merosotnya likuiditas global.
Penuruanan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai sekitar
50,0%,dan depersiasi nilai tukar rupiah disertai dengan volatilitas yang
meningkat. Kecenderungan volatilitas nilai tukar rupiah tersebut masih akan
berlanjut hingga tahun 2009 dengan masih berlangsungnya upaya penurunan
utang (deleveranging) dari lembaga keuangan global.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Globalisasi ekonomi sering disebut juga perdagangan bebas yaitu tidak adanya hambatan
yang diterapkan pemerintah dalam perdagangan antar individualindividual dan
perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Globalisasi dapat memiliki
dampak positif maupun negatif bagi suatu negara. Hal ini tergantung seberapa besar
kekuatan atau daya saing suatu negara dalam menghadapi globalisasi ekonomi. Sejak
ditandatanganinya CAFTA berati Indonesia telah ikut ambil bagian dalam proses
globalisasi ekonomi. Sehingga Indonesia telah memiliki upaya-upaya dalam menyonsong
era globalisasi ekonomi tersebut. Indonesia sendiri telah diprediksi oleh beberapa ahli
akan memiliki posisi penting dalam tatanan ekonomi global bersama sebagian negara-
negara kawasan Asia lainnya yang diperhitungkan dalam pergeseran peta kekuatan global

B. Saran
Dengan masuknya globalisasi ekonomi yang membawa berbagai dampak bagi Indonesia,
diharapkan pemerintah dapat mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia, antara lain
seperti melalui:
a) Perlunya pemerintahan yang pro-Rakyat.
b) Pentingnya kebijakan protektif bagi industri dalam negeri
c) Harus mengembangkan lokal ekonomi
d) Perubahan alokasi anggaran ke sektor rakyat, pasar domestik, dan fasilitas publik
e) Perluasan pengembangan usaha bersama.

Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/Erizua/globalisasi-ekonomi-dan-perkembangan-ekonomi-
global
https://www.academia.edu/36134968/Ekonomi_Indonesia_dalam_Era_Globalisasi
https://www.slideshare.net/agustinvidya/makalah-perekonomian-indonesia-dalam-era-
globalisasi-23juni15

Anda mungkin juga menyukai