LANDASAN TEORI
GARDU DISTRIBUSI DAN PERALATAN PADA GARDU
DISTRIBUSI
Agar tenaga listrik yang disalurkan dari Gardu Induk sampai kepada
pemakai berkualitas baik, maka harus didukung dengan keandalan yang tinggi
dari saluran sistem distribusi tersebut, berupa material dan peralatan terpasang,
sistem konstruksi dan pengerjaanya dan yang cukup penting ialah sistem relai dan
proteksi terhadap gangguan dari dalam maupun gangguan dari luar.
Gambar 2.1. menggambarkan diagram satu garis Pendistribusian Tenaga Listrik dari
Gardu Induk sampai dengan pengguna tenaga listrik tegangan rendah. Gambar 2.2
menggambarkan diagram satu garis sistem saluran distribusi dari Gardu Induk
sampai dengan pengguna tenaga listrik tegangan rendah dengan pembagian
jurusan pada lemari bagi.
9
10
1 3
2 4
Keterangan gambar :
JTM 20 KV
TRAFO
GD 20KV/
220/380 V
PMT CB LEMARI BAGI TR 4 JUR. 500 A
TRAFO GI NH FUSE
150/20 KV JTR 220/380 V
FUSE
CUT OUT
PMT CB
JTM 20 KV
TRAFO
GD 20KV/
220/380 V
LEMARI BAGI TR 4 JUR. 500 A
Gambar 2.2. Diagram garis tunggal sistem distribusi dari Gardu Induk
sampai dengan Jaringan Tegangan Rendah
11
GD
GD
GD
GD
GI GD
GD GD GD
SUTM
GD
GD
12
GD
GD
Keterangan gambar 2.3 :
a. G
N SATUA JUMLA
NAMA MATERIAL
O N H
1 Paralel groove/ live line connector Set 3
2 jumper A3C 35 mm² M
3 Bimetal AL-CU joint Bh 3
4 Fused cut out Bh 3
5 Lightning arrester Bh 3
6 Transformator anchor Bh 2
7 Terminal lug Bh 3
8 Transformator Bh
9 LV Cable jumper( NYY) M
kabel penyulang TR + Bimetal AL- CU
10
joint
11 Pipa saluran Ø 4 inchi M
12 PHB- TR 2 jurusan Bh 1
13 Pipa saluran Ø 4 inchi M
14 Pelat tanda bahaya Bh 1
15 Grounding terminal joint Bh 1
16 Elektroda bumi Bh 2
17 Ranjau Panjat Bh 1
16
1 lighting arrester.
Contoh: Instalasi pembumian di PT. PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang
kabel 1 x 50 mm2 Cu digelar dibawah fondasi melingkar tertutup. Pada
beberapa titik tiap-tiap 1 meter dikeluarkan sebagai terminal pembumian.
Kabel ini berfungsi juga sebagai ikatan penyama potensial.
Keterangan
Dari gambar 2.13.(b) arus IA, IB dan IC adalah arus jala-jala dan IAB, IBC
dan ICA adalah arus fasa.
23
VL = VF (2.6)
IN = I A + IB + IC = 0 (2.8)
Dari gambar 2.14. (a) dan (b) diketahui bahwa untuk hubungan bintang
berlaku :
IF = IL (2.13)
Daya S= 3. VF . IF (2.14)
24
A B C N
VC
N
VC
VB VA
Ns2
Ns2 Ns2
ar VA
VA ar ar
ny N
Ns2 ny
VC ny
a
ar aNs2 a
te
ny te
ar te
ga
a ga
VB ny ga
ng
te ng
Ns2 a ng
an VB
ga ar an
te an
fas N
ng fas
ny ga fas
a
an a a
Besarnya tegangan fasa yang dikeluarkan
ya adalah : a ng
ya ya
ng fas te an
a ng
fas ng
Gambar 2.15. Hubungan
dik zig-zag (Z)
ga
VAN = (½ . VBN) + (½ . VANelu ) → ya penjumlahan
ng adik vektordik (2.15)
ng elu
an ya elu
ar
dik fas ar
ng ark
ka
VBN = (½ . VCN) + (½ . VBNn) → penjumlahan
elu a ka dik vektoran (2.16)
ark ya nelu ad
ad
an ng adar ala
ala
VCN = (½ . VAN) + (½ . VCNh): → ad penjumlahan
ala
dik ka vektorh: (2.17)
ala elu hn : sal
sal
h: ar sal
ad ah
2.4.1.3.2 Kelompok hubungan ah
sal ah sat
sat ka ala
ah sat u
Vektor tegangan primer dan sekunder u suatu
sat
transformator
n h:
u
dapat
sy dibuat
sy ad sal
u sy ar
searah atau berlawanan dengan mengubah ar cara melilit
ala ah kumparan.
at
Untuk
at sy h : ar
sat
ya
transformator 3 fasa, arah tegangan akan menimbulkan
ya ar perbedaan
sal at
u fasa. Arah dan
at ah ya
sy ng
ng
besar sudut perberdaan fasa tersebut mengakibatkan
di ya adanyaar berbagai
sat ng dip kelompok
ng u atdi er
pe
hubungan pada transformator. Gambarru,2.19 dip perbedaanpe
sy ya fasa transformator
u,
er ar ru,
ng N
N
mempunyai kelompok hubungan Dy11. Pada tabel u, 2.1. N
at di dapat dilihat beberapa
N ya pe
kelompok hubungan transformator, pada kolom ng “kelompok ru, hubungan”
di N
menggunakan garis tebal, yang banyak digunakan untuk trafo distribusi oleh
pe
PLN. ru,
N
25
% garis linier
100
90
Pembebanan / Efisiensi
saat jenuh
80
70
rugi trafo
60
50
40
30
20
10
0
Gambar 2.17. Grafik efisiensi trafo [9]
27
Tegangan primer kV 20 20 20 20
Frekuensi Hz 50 50 50 50
Impedansi % 4 4 4 4
Tegangan uji
kV 125 125 125 125
impuls
Tegangan uji
kV 50 50 50 50
terapan
Kelas isolasi kV 24 24 24 24
memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam
jangka waktu yang cukup (SPLN 64:1985:1). Fungsi pengaman lebur
dalam suatu rangkaian listrik adalah untuk setiap saat menjaga atau
mengamankan rangkaian berikut peralatan atau perlengkapan yang
tersambung dari kerusakan, dalam batas nilai pengenalnya (SPLN
64:1985:24).
Berdasarkan konstruksinya Pengaman Lebur untuk Tegangan
Rendah dapat digolongkan menjadi :
Pelebur Tabung Semi Terbuka
Pelebur ini mempunyai harga nominal sampai 1000 Ampere.
Penggunaannya sebagai pengaman pada saluran induk Jaringan
Tegangan Rendah, saluran induk Instalasi Penerangan maupun Instalasi
Tenaga. Apabila elemen lebur dari pelebur ini putus dapat dengan
mudah diganti.
Pelebur Tabung Tertutup (tipe NH atau NT)
Jenis pengaman lebur ini paling banyak digunakan. Pemilihan
besar rating pengaman pelebur sesuai dengan kapasitas transformator
dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
diberikan padanya setelah dilakukan pemasangan. Jika pelebur tidak secara tepat
digunakan dan dipelihara, dapat menimbulkan kerusakan berarti pada peralatan
yang dilindungi.
Pengaman ini banyak digunakan pada sistem jaringan distribusi 20 kV, karena
disamping harganya murah juga mudah diinstalasikan maupun dioperasikan.
Kelemahan dari fuse ialah penggunaannya terbatas pada daya yang kecil.
Fuse tidak dilengkapi pemadam busur api, sehingga bila digunakan untuk daya
yang besar, fuse tidak mampu meredam busur api yang timbul pada saat terjadi
gangguan.
Jadi, pelebur yang dipilih haruslah sekaligus tahan terhadap arus beban, dapat
dikoordinasikan secara baik dengan alat pengaman yang lain, mempunyai
kemampuan pemutusan terhadap arus hubung singkat yang mungkin terjadi
setempat dan dapat melindungi penghantar yang diamankan akibat arus lebih.
2.5.2 Arrester
Arrester ialah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih,
yang disebabkan oleh surja petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini
bersifat sebagai by-pass di sekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah
dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan
lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan listrik.
Jadi, pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul
tegangan surja, alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah.
Sehingga dapat melewatkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang,
arrester harus cepat kembali menjadi isolator.
Lightning arrester terdiri dari dua jenis yaitu jenis Ekspulasi dan jenis
Tahanan Tak Linear.
1. Expulsion Type Lightning Arrester (Protector Tube)
Arrester ini merupakan tabung yang terdiri dari :
Dinding tabung yang terbuat dari bahan yang mudah menghasilkan gas jika
dilalui arus (bahan fiber).
Sela batang (external series) yang biasanya diletakkan pada isolator
porselin, untuk mencegah arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan
jala-jala setelah gangguan diatasi.
Sela pemutus bunga api diletakkan didalam tabung salah satu elektroda
dihubungkan ketanah.
Setiap kawat phasa mempunyai tabung pelindung. Pada waktu tegangan terpa
melalui sela batang dan sela bunga api maka impedansi tabung akan menjadi
rendah sehingga arus terpa dan arus sistem mengalir ketanah. Tegangan diantara
saluran dengan tanah turun setelah tembus terjadi.
Bagaimanapun arus yang mengalir akan membakar fiber dan menghasilkan
gas yang bergerak cepat kearah lubang pembuangan dibagian bawah
arrester.Tekanan gas ini akan mematikan bunga api pada saat arus melalui titik nol
40
pertamanya. Waktu pemadaman busur api ini hanya setengah atau satu siklus
sehingga RRV (Rate of Recovering Voltage) lebih lambat dari rate of
rise kekuatan dielektrik isolasi. Beda waktu ini cukup pendek untuk dapat dibaca
oleh rele pelindung sehingga CB (Circuit Breaker) tetap bekerja (tertutup) dan
pelayanan daya tidak terganggu. Segera setelah gas ditekan keluar dan api
menjadi padam sistem dapat bekerja kembali dengan normal.
Pemakaian lightning arrester jenis Expulsi:
Umumnya dipakai untuk melindungi isolator transmisi. V-T
karakteristik dari arrester ini lebih datar daripada isolator sehingga dapat
mudah dikoordinasikan untuk melindungi isolator dari tembus permukaan.
Dipakai pada tiang transmisi sebelum memasuki peralatan untuk memotong
arus terpa yang datang sehingga berfungsi mengurangi kerja dari arrester di
gardu.
Pada trafo-trafo kecil di pedesaan dimana pemotong petir tipe tahanan tak
linear sangat mahal dan pemakaian sela batang akan memberikan
perlindungan yang cukup.
Pada tiang transmisi tertentu yang sangat tinggi (misalnya penyeberangan
sungai) dimana kemungkinan disambar petir cukup tinggi.
Jenis-jenis lightning arrester type expulsi:
Jenis Transmisi digunakan pada jaringan transmisi untuk melindungi
isolator
Jenis Distribusi digunakan untuk melindungi trafo pada jaringan-jaringan
distribusi dan peralatan-peralatan distribusi.
Arrester ini terdiri dari beberapa sela yang tersusun seri dengan piringan-
piringan tahanan, dimana tahanan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
harga tahanannya turun dengan cepat pada saat arus terpa mengalir sehingga
tegangan antara terminal arrester tidak terlalu besar dan harga tahanan naik
kembali jika arus terpa sudah lewat sehingga memotong arus ikutan pada titik nol
pertamanya. Sela api (sparks gap) dan tahanan disusun secara seri dan
ditempatkan didalam rumah porselen kedap air sehingga terlindung dari
kelembapan, pengotoran dan hujan.
Distribusi tegangan yang tidak merata diantara celah sela api (sparks gap)
menimbulkan masalah.Untuk mengatasi ini dipasang kapasitor dan tahanan non
linear paralel dengan sela api.Pada daerah tegangan yang lebih tinggi kapasitor
dan tahanan linear dihubungkan dengan paralel dengan badan celah. Bila tegangan
lebih menyebabkan loncatan bunga api pada celah-celah yang diserikan, arus akan
sangat tinggi untuk mempercepat redanya tegangan lebih.
Tegangan tertinggi yang akan muncul pada penangkal petir adalah
tegangan loncatan atau tegangan yang terjadi pada tahanan tak linear pada saat
lonjakan arus mengalir. Tegangan loncatan bunga api terendah dari penangkal
disebut tegangan loncatan pulsa bunga api seratus persen (Maximum 100%
Impulse Spark Over Voltage). Tegangan yang dibangkitkan tahanan non linear
pada saat arus loncatan mengalir disebut tegangan residu. Semakin rendah harga-
harga ini semakin baik tingkat perlindungan pada peralatan.
Arus bocor yang mengalir melalui tahanan dalam dalam keadaan operasi
normal dari sistem tidak melebihi 0,1 mA. Arus ini sudah cukup untuk
mempertahankan temperature dibagian dalam arrester lima derajat lebih tinggi
dari temperature sekeliling sehingga mencegah masuknya uap air kebagian dalam
arrester.
42
Jenis Gardu (Station Type) , jenis ini merupakan penangkap petir paling
efisien dan mahal yang umumnya digunakan untuk melindungi peralatan-
peralatan penting pada gardu-gardu besar ( sistem dengan tegangan diatas
70 kV).
Jenis Hantaran (Line Type) , jenis ini lebih murah dan digunakan untuk
melindungi gardu dengan tegangan kerja dibawah 70 kV.
Penangkap petir jenis gardu untuk melindungi motor/generator, digunakan
untuk sistem dengan tegangan 2,2 kV sampai 15 kV.
Penangkap petir sekunder (Secondary Arrester) berguna untuk melindungi
peralatan-peralatan tegangan rendah dengan tegangan kerja sistem antara
120 V sampai 750 V
c) Arus hubung singkat system : ini hanya diperlukan pada arrester jenis
ekspulsi.
d) Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran, atau jenis
distribusi.
e) Faktor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau
lebih di atas permukaan laut), temperatur dan kelembaban yang tinggi
serta pengotoran.
f) Faktor ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos
pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada arrester, atau dipasang arrester
yang lebih rendah mutunya.
Untuk tegangan 69 kV dan lebih tinggi dipakai jenis gardu, sedangkan
untuk tegangan 23 kV sampai 69 kV salah satu jenis di atas dapat dipakai,
tergantung pada segi ekonomisnya.