PEMINATAN
KELAS X
Penyusun:
Patrisius Yuliarso Budiraharjo, M.Pd.Mat. SMA Sint. Carolus Bengkulu
* E-book ini untuk kalangan Internal Peserta Didik Sekolah Tarakanita Indonesia
2
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
KATA PENGANTAR
“Dengan kesabaran dan susah payah kami terus bekerja dengan keinginan
besar untuk maju, ya... maju...” (Elisabeth Gruyters art. 53)
Pujian dan syukur ke hadirat Tuhan sang Pecinta hati kami yang manis, yang
karena kasih dan penyertaanNya, kami senantiasa dianugerahi rahmat kesehatan,
ketekunan, dan kesiapsediaan memberikan diri dalam keseluruhan proses pelayanan
kepada peserta didik. Pun atas perkenananNya, dengan berbekal komitmen untuk
memberikan layanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
kontekstual, kami berproses mulai dari persiapan, penyusunan, dan finalisasi
referensi belajar yang dikemas dalam bentuk elektronik ini dengan baik.
Buku elektronik yang telah tersedia ini tentu masih jauh dari sempurna, pun
demikian kekurangan dan kesalahan yang tentu tidak disengaja. Kami sangat terbuka
terhadap masukan, kritik dan saran dari siapapun yang berkehendak baik membantu
proses perbaikan dan peningkatan kualitas/mutu dari buku ini di masa yang akan
datang.
3
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
KATA PENGANTAR
Penulis
4
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................ 3
Daftar Isi ..................................................................................................................... 5
BAB I EKSPONEN DAN LOGARITMA
A. Fungsi Eksponen .............................................................................................. 8
B. Fungsi Logaritma ............................................................................................. 14
C. Persamaan Eksponen dan Logaritma ............................................................... 18
D. Pertidaksamaan Eksponen dan Logaritma ........................................................ 23
BAB II VEKTOR
A. Vektor Sebagai Ruas Garis Berarah ................................................................. 31
B. Aljabar Vektor Ditinjau Dari Sudut Pandang Geometri ................................... 31
C. Vektor Dalam Bidang Ditinjau Dari Sudut Pandang Aljabar .......................... 35
D. Vektor Dalam Ruang Ditinjau Dari Sudut Pandang Aljabar ........................... 43
E. Rumus Perbandingan Vektor dan Koordinat .................................................... 48
F. Hasil Kali Skala Dua Vektor ............................................................................ 54
G. Sudut Antara Dua Vektor ................................................................................. 59
H. Vektor Proyeksi dan Panjang Proyeksinya ...................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 64
5
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
6
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
PETA KONSEP
EKSPONEN DAN LOGARITMA
LOGARITMA
EKSPONEN
am= b jika dan hanya jika aLog b=m
Sifat-sifat dasar
Eksponen Sifat-sifat dasar
Logaritma
Pertidaksamaan
Pertidaksamaan
Logartima
Eksponen
7
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
BAB 1
EKSPONEN DAN LOGARITMA
KOMPETENSI INTI
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mendeskripsikan dan menganalisis berbagai konsepdan prinsip fungsi eksponensial dan
logaritma serta menggunakannya dalam menyelesaikan masalah.
3.2 Menganalisisdata sifat-sifat grafik fungsi eksponensial dan logaritma dari suatu
permasalahandan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
4.1 Menyajikan grafik fungsi eksponensial dan logaritma dalam memecahkan masalah nyata
terkaitpertumbuhan dan peluruhan.
4.2 Mengolah data dan menganalisis menggunakan variabel dan menemukan relasi berupa
fungsi eksponensial dan logaritma dari situasimasalah nyata serta menyelesaikannya.
8
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
INDIKATOR
1. Terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran fungsi eksponensial dan fungsi logaritma
3. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang
berkaitan dengan konsep fungsi eksponensial dan fungsi logaritma
5. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang
berkaitan dengan konsep pengertian fungsi eksponensial
7. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang
berkaitan dengan konsep sifat-sifat grafik fungsi eksponensial
9. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang
berkaitan dengan konsep pengertian fungsi logaritma
11. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang
berkaitan dengan konsep sifat-sifat grafik fungsi logaritma
ISI MATERI
A. FUNGSI EKSPONEN
B. FUNGSI LOGARITMA
C. PERSAMAAN EKSPONEN DAN LOGARITMA
D. PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN DAN LOGARITMA
9
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
A. FUNGSI EKSPONEN
1. Konsep dan Grafik Fungsi Eksponen
Fungsi eksponen adalah suatu fungsi yang persamaannya bisa dinyatakan dalam
bentuk ; y = f(x) = b. ax, dengan b ≠ 0, a > 0, dan a ≠ 1; tetapan a disebut bilangan pokok
(atau basis).
Grafiknya adalah :
10
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Berdasarkan grafik fungsi y = f(x) = 2x , dapat kita peroleh sifat berikut.
Fungsi eksponen f(x) = ax dengan a > 1 merupakan fungsi monoton naik, sebab
untuk x1 < x2 maka ax1 < ax2 .
Grafiknya adalah ;
11
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
𝟏𝟏 𝒙𝒙
Berdasarkan grafik fungsi y = f(x) = �𝟐𝟐� , dapat kita peroleh sifat berikut :
Fungsi eksponen f(x) = ax dengan 0 < a < 1 merupakan fungsi monoton turun,
sebab untuk x1 < x2 maka ax1 > ax2 .
12
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
2. Fungsi Pertumbuhan Eksponensial
Jika b jumlah awal ketika x = 0, dan faktor pertumbuhan a = (1 + r) > 1, maka rumus umum
fungsi pertumbuhan eksponensial
t
= . a x dimana x
y b=
T
dengan:
r = laju pertumbuhan per selang waktu T
y = jumlah setelah selang waktu t
Contoh ;
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sekitar 230 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk
sekitar 2%.
a. Tulis persamaan untuk memodelkan jumlah penduduk Indonesia.
b. Gunakan persamaan pada soal bagian a untuk menentukan perkiraan penduduk Indonesia
pada tahun 2020.
Penyelesaian
a. Seperti telah dinyatakan bahwa semua fungsi pertumbuhan eksponensial memiliki bentuk
umum y = b . ax. Kita mulai dari saat awal tahun 2010 dengan jumlah penduduk b = 230 juta
jiwa, laju pertumbuhan r = 2% per tahun = 0,02 per tahun, yang berarti a = 1 + r = 1 + 0,02
= 1,02. Dengan demikian jumlah penduduk Indonesia bisa dimodelkan sebagai y =
230(1,02)xjuta jiwa.
Jika b jumlah awal ketika x = 0, dan faktor peluruhan 0 < a < 1, dengan a = (1 – r), maka rumus
umum fungsi peluruhan eksponensial
t
. a x dimana x
y b=
T
13
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
dengan:
Contoh:
Nilai jual sebuah mobil baru adalah Rp400.000.000,00 (400 juta rupiah). Jika nilai jual mobil ini
mengalami penyusutan 12 persen per tahun, berapakah nilai jual mobil ini lima tahun kemudian?
Penyelesaian:
Seperti telah dijelaskan bahwa nilai jual karena penyusutan bisa dimodelkan oleh fungsi peluruhan
eksponensial.
y = b . ax
Kita mulai dari nilai jual awal (ketika x = 0) adalah b = 400 juta,
laju penyusutan r = 12% per tahun = 0,12 per tahun, yang berarti a = 1 – r = 1 – 0,12 = 0,88.
Dengan demikian nilai jual mobil bisa dimodelkan sebagai y = 400(0,88)x juta
Jika mo massa awal ketika n = 0 dan A0 aktivitas awal ketika n = 0, maka rumus peluruhan zat
radioaktif
n n
1 1 t
m0 × atau A =
m= A0 × dimana n =
2 2 T
Contoh :
Untuk menyembuhkan beberapa bentuk kanker, para dokter menggunakan iodium radioaktif I-131.
Waktu paruh I-131 adalah 8 hari. Seorang pasien menerima pengobatan 16 mCi (millicurie adalah
satuan untuk mengukur aktivitas radiasi). Berapa banyak (I-131) tertinggal dalam tubuh pasien
setelah 32 hari?
14
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Penyelesaian :
n
1 t
Aktivitas radiasi A =
A0 × dengan n =
2 T
Misalkan A0 16 mCi,
= = waktu paruh T 8=
hari, maka setelah t 32 hari berlaku
t 32 hari
n= = = 4
T 8 hari
4
1 1
A =16 × =16 × =1
2 16
Jadi, banyak I-131 yang tertinggal dalam tubuh pasien setelah 32 hari adalah 1 mCi.
LATIHAN SOAL 1
1
1. Gambarlah grafik dari fungsi ; y =( 5)𝑥𝑥
15
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
B. FUNGSI LOGARITMA
16
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Grafiknya adalah :
Berdasarkan grafik fungsi y = f(x) = 2log x, dapat kita peroleh sifat berikut.
Fungsi logaritma y = f(x) = alog x dengan a > 1 merupakan fungsi monoton naik,
sebab untuk x1 < x2 maka alog x1 < alog x2
17
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Selanjutnya dari tabel di atas kita gambar grafiknya sebagai berikut ;
Fungsi logaritma y = f(x) = alog x dengan 0 < a < 1 merupakan fungsi monoton turun,
karena untuk x1 < x2 maka alog x1 > alog x2
18
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
2. Aplikasi Fungsi Logaritma
Contoh :
Intensitas bunyi diukur dengan satuan yang disebut desibel (disingkat dB).
Satuan ini diukur dengan menetapkan suatu intensitas I 0 pada bunyi yang
sangat lembut (yang disebut ambang bunyi). Sebagai acuan I 0 ditetapkan
10−12 W.m −2 . Bunyi yang kita ukur intensitasnya diberi lambang I dan besaran
yang diukur oleh alat ukur adalah taraf intensitas bunyi (TI ), yang dinyatakan oleh fungsi
I
logaritma sebagai TI = 10.log dB
I0
a. Tentukan taraf intensitas bunyi dengan intensitas sebesar 4.000 I 0 . (log 2 = 0,3010).
b. Jika suatu bunyi memiliki taraf intensitas 80 dB, berapa kalikah intensitas bunyi ini jika
dibandingkan dengan intensitas ambang bunyi I 0?
Penyelesaian ;
I
a. Diketahui
= intesitas I 4.000
= I 0 atau 4.000
I0
I
=TI 10.log
= 10 log 4.000
I0
= 10 log(4 ×1.000) = 10(log 4 + log1.000)
= 10(log 22 + log103) = 10(2 log 2 + 3log10)
= 10(2 × 0,3010 + 3)= 10(3, 6020)= 36, 020
I
b. Diketahui TI 80
= = dB sehingga TI 10 log
I0
I I I
80 = 10 log ⇔ log = 8 ⇔ = 108 ⇔ I = 108 I 0
I0 I0 I0
Intensitas bunyi dengan taraf intensitas 80 dB memiliki intensitas 108 kali atau 100 juta kali intensitas
ambang bunyi I0
19
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
LATIHAN SOAL 2
1. Persamaan Eksponen
Jadi HP = { -2}
Contoh :
2 −2𝑥𝑥
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari ; 5𝑥𝑥 = 125𝑥𝑥+2
20
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Penyelesaian :
2 −2𝑥𝑥
Ruas kiri dan ruas kanan disamakan basisnya menjadi ; 5𝑥𝑥 = 53(𝑥𝑥+2)
2 −2𝑥𝑥
5𝑥𝑥 = 53𝑥𝑥+6
x2-2x = 3x + 6
x2-2x -3x – 6 = 0
x2- 5x – 6 = 0
Maka x = 6 atau x= -1
Jadi HP = {6,-1}
Contoh :
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari; 4x- 5.2x+ 4 =0
Penyelesaian :
Kita ubah dahulu 4x- 5.2x+ 4 =0 menjadi (2𝑥𝑥 )2 -5.2x + 4 = 0
kita misalkan 2x = p maka menjadi p2-5p + 4 = 0 ,selanjutnya kita cari penyelesaian p2-5p
+ 4 = 0 →(p-4)(p-1)= 0 kita peroleh p1=4 dan p2= 1 kemudian kita kembalikan pada
pemisalan kita 2x= p
21
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
LATIHAN SOAL 3
3 −2𝑥𝑥+2
2. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari ; 5 𝑋𝑋 = 25x+1
2. Persamaan Logaritma
a. Persamaan logartima berbentuk alog f(x) = alog p
Untuk menentukan himpunan penyelesaian persamaan logaritma berbentuk alog f(x) =
a
log p dengan a > 0, a ≠ 1 , kita dapat menggunakan sifat berikut;
Jika p > 0 dan alog f(x) = alog p, dengan f(x) > 0, maka f(x) = p.
Contoh :
Jika alog f(x) = alog g(x), dengan f(x) dan g(x) positif,
maka f(x) = g(x).
22
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari 2 log x = log (x + 6)
Penyelesaian :
Kita ubah dulu bentuk 2 log x = log (x + 6) menjadi log x2= log (x+6)
1) Syarat numerus x > 0 dan x > ‒6
dari kedua syarat numerus tersebut diiriskan sehingga x > 0
jadi syarat numerus yang harus dipenuhi x > 0
2) Syarat persamaan f(x) = g(x) maka x2= x + 6 →x2-x -6 =0
(x-3)(x+2) = 0 diperoleh x=3 atau x=-2
Contoh :
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari ; 3Log (x2-3x +1) = 5Log(x2-3x +1)
Penyelesaiannya:
f(x) = 1 →(x2-3x +1) =1 = x2-3x =0 → x (x-3) = 0 maka diperoleh x= 0 atau x =3
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah ; {0,3}
Jika h(x)log f(x) = h(x)log g(x), dengan f(x) dan g(x) positif serta h(x) > 0 dan h(x) ≠ 1,
maka f(x) = g(x).
23
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari xlog (2x ‒ 3) = xlog (x ‒ 1)
Penyelesaiannya:
x
log (2x ‒ 3) = xlog (x ‒ 1)→ 2x -3 = x -1 →x = 2
Untuk x = 2, maka bilangan pokok x > 0 dan x ≠ 1 serta numerus
(2x ‒ 3) dan (x ‒ 1) bernilai positif (memenuhi syarat bilangan pokok dan numerus).
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {2}
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari (2log x)2 ‒ 6(2log x) + 8 = 0
Penyelesaiannya :
Misalkan: 2log x = y, maka persamaannya menjadi: y2 –6y + 8 = 0,kita cari
penyelesainnya; ( y-2)(y-4) = 0 diperoleh y =2 atau y = 4
24
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
LATIHAN SOAL 4
Contoh 1
Tentukan penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan eksponen ;
( 5)
4x
> 253 x+ 6
Penyelesaiannya :
( )
4x
5 > 253 x + 6
4x
12
( )
3 x+6
5 > 52
1
(4 x)
52 > 52(3 x + 6)
52 x > 56 x +12
2x > 6 x + 12
−4 x > 12
x < −3
Jadi penyelesaiannya adalah x < -3
25
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh 2 :
2 −4𝑥𝑥+2
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari ; 3𝑥𝑥 ≤ 9(3−𝑥𝑥)
Penyelesaian :
Jadi, HP = { x | -2 ≤ x ≤4 , x є r}
2. Pertidaksamaan Logaritma
Jika a > 1 dan alog f(x) ≥ alog g(x), maka f(x) ≥ g(x)
atau
Jika a > 1 dan alog f(x) ≤ alog g(x), maka f(x) ≤ g(x)
Jika 0 < a < 1 dan alog f(x) ≥ alog g(x), maka f(x) ≤ g(x)
atau
Jika 0 < a < 1 dan alog f(x) ≤ alog g(x), maka f(x) ≥ g(x)
26
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh 1
Tentukan penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan logartima 3Log (x-2) < 1
Penyelesaiannya
(i) Syarat pertidaksamaan
3
Log (x-2) < 1
3
Log (x-2) < 3Log 3
x-2 < 3
x<5
(ii) Syarat numerus:
x- 2 > 0
x>2
Contoh 2:
1
Penyelesaiannya :
2x −1 < 2
2x < 3
3
x<
2
27
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
(ii) Syarat numerus
(2 x − 1) > 0
2x > 1
1
x>
2
1 3
Jadi, penyelesaiannya adalah <x<
2 2
LATIHAN SOAL 5
2 −3𝑥𝑥+2 1 4
1. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari ; (0,5)𝑥𝑥 ≥ �8�
28
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
29
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
BAB II
VEKTOR
KOMPETENSI INTI
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.2 Menjelaskan vektor, operasi vektor,panjang vektor, sudut antarvektor dalam ruang berdimensi
dua (bidang) dan berdimensi tiga.
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan vektor, operasi vektor, panjang vektor, sudut antar
vektor dalam ruang berdimensi dua (bidang) da berdimensi tiga.
30
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
INDIKATOR
3.2.9 Menentukan kombinasi linear yang diwakili sisi suatu poligon dan yang tidak sejajar.
3.2.16 Menentukan koordinat suatu titik jika diketahui perbandingan ruas garisnya.
3.2.18 Menyatakan vektor baris dan kolom dalam ruang (i, j, k).
31
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
3.2.23Menjelaskan sifat-sifat hasil perkalian skalar dua vektor.
32
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
A. Vektor sebagai Ruas Garis Berarah
Dalam bidang Fisika ,dikenal ada dua macam besaran yaitu besaran skalar dan besaran vektor.
Besaran Skalar adalah suatu besaran yang hanya mempunyai nilai saja , tetapi tidak mempunyai
arah.
Besaran vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai sekaligus arah.
Berdasarkan tinjauan bidang kajian geometri,secara umum suatu besaran vektor dapat
dinyatakan dalam ruas garis berarah.
A B
𝑎𝑎⃗
𝑏𝑏�⃗
33
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
2. Penjumlahan dan Pengurangan Dua Vektor
Penjumlahan dua Vektor
Untuk menjumlahkan dua vektor kita dapat menggunakan dua cara yaitu;
i. Dengan Menggunakan Aturan Segitiga
Jika kita ingin menjumlahkan dua buah vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗ atau 𝑐𝑐⃗ = 𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗
dapat dilakukan dengan memindahkan vektor 𝑏𝑏�⃗ (tanpa mengubah besar dan
arahnya ), sehingga titik pangkal vektor 𝑏𝑏�⃗ berimpit dengan titik ujung vektor 𝑎𝑎⃗.
Vektor resultan 𝑐𝑐⃗ = 𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal
vektor 𝑎𝑎⃗ dengan titik ujung vektor 𝑏𝑏�⃗ yang telah dipindahkan. Proses ini
divisualisasikan dengan menggunakan diagram yang diperlihatkan Gambar 3-a
𝑎𝑎⃗
𝑐𝑐⃗ = 𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ 𝑏𝑏�⃗
𝑏𝑏�⃗
34
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Sifat-Sifat Penjumlahan Dua Vektor
Definisi Vektor Nol
Vektor nol adalah suatu vektor yang besar dan panjangnya sama dengan nol dan
�⃗
arahnya sebarang dan dituliskan 0
𝑎𝑎⃗
𝑏𝑏�⃗
Untuk vektor 𝑏𝑏�⃗ lawan dari vektor 𝑎𝑎⃗ dituliskan ; 𝑏𝑏�⃗ = -𝑎𝑎⃗ atau 𝑎𝑎⃗ = -𝑏𝑏�⃗
35
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Pengurangan Dua Vektor.
Misalkan diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗ pengurangan atau selisih vektor 𝑎𝑎⃗ dan
vektor 𝑏𝑏�⃗ ditentukan sebagai jumlah vektor 𝑎𝑎⃗ dengan lawan dari vektor 𝑏𝑏�⃗ dan
dituliskan ;
𝑎𝑎⃗ -𝑏𝑏�⃗ = 𝑎𝑎⃗ + (-𝑏𝑏�⃗ )
[𝑜𝑜] Jika nilai m > 0, maka vektor 𝑐𝑐⃗ searah dengan vektor 𝑎𝑎⃗
𝑎𝑎⃗ 2𝑎𝑎⃗
[𝑜𝑜] Jika nilai m < 0, maka vektor 𝑐𝑐⃗ berlawanan arah dengan vektor 𝑎𝑎⃗
𝑎𝑎⃗
1
-2 𝑎𝑎⃗
36
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Latihan Soal 1
𝑎𝑎⃗ 𝑏𝑏�⃗
b. ����⃗+𝑏𝑏�⃗
𝑝𝑝⃗ =−2𝑎𝑎
𝑎𝑎⃗
𝑏𝑏�⃗
Dengan demikian ,setiap vektor 𝑟𝑟⃗ yang terletak pada bidang cartesius selalu dapat
dinyatakan sebagai kombinasi linea𝑟𝑟 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝚤𝚤̂ dan 𝚥𝚥̂ vektor .Jika titik O(0,0)
bertindak sebagai titik pangkal dan titik P( x,y) bertindak sebagai titik ujung,maka ruas garis
berarah �����⃗
𝑂𝑂𝑂𝑂 sebagai wakil vektor 𝑟𝑟⃗ dapat dinyatakan sebagai vektor basis ; 𝑟𝑟⃗= x𝚤𝚤̂ + y𝚥𝚥̂
,selain dinyatakan dalam bentuk vektor basis, vektor 𝑟𝑟⃗ dapat dinyatakan dalam bentuk ;
𝑥𝑥
vektor baris 𝑟𝑟⃗ = ( x y) dan vektor kolom 𝑟𝑟⃗ = �𝑦𝑦�
37
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Cara penulisan suatu vektor dalam bentuk vektor baris atau vektor kolom seperti tersebut di
atas, secara jelas menunjukkan ciri vektor dibidang dinyatakan sebagai pasangan terurut dari
dua bilangan real.
Bagi vektor-vektor yang titik pangkalnya tidak di titik (0,0) dapat ditentukan dengan aturan
penjumlahan vektor.
Y A(xa,ya)
B(xb,yb)
X
O
Contoh
Diketahui titik A(-3,1), B(0,2) dan C(2,-2), jika ruas garis �����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴 diwakili vektor 𝑝𝑝⃗, ruas
�����⃗ diwakili vektor 𝑞𝑞⃗ dan ruas garis 𝐴𝐴𝐴𝐴
garis 𝐵𝐵𝐵𝐵 �����⃗ diwakili vektor 𝑟𝑟⃗ ,tentukanlah vektor 𝑝𝑝⃗, 𝑞𝑞⃗ dan
𝑟𝑟⃗ dalam bentuk vektor kolom
Jawab :
𝑥𝑥𝑏𝑏−𝑋𝑋 0 − (−3) 3
�����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴 = 𝑝𝑝⃗ = �𝑦𝑦 𝑦𝑦𝑎𝑎 � = � �= � �
𝑏𝑏− 𝑎𝑎 2−1 1
𝑥𝑥
�����⃗ = 𝑞𝑞⃗ = � 𝑐𝑐−𝑋𝑋𝑏𝑏 � = � 2 − 0 �= � 2 �
𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑦𝑦𝑐𝑐− 𝑦𝑦𝑏𝑏 −2 − 2 −4
𝑥𝑥𝑐𝑐−𝑋𝑋 2 − (−3) 5
�����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴 = 𝑟𝑟⃗ = �𝑦𝑦 𝑦𝑦𝑎𝑎 � = � �= � �
𝑐𝑐− 𝑎𝑎 −2 − 1 −3
38
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
b. Aljabar Vektor dalam Bidang
1) Kesamaan Dua Vektor di Bidang
𝑥𝑥𝑎𝑎 𝑥𝑥𝑏𝑏
Dua buah vektor misal vektor 𝑎𝑎⃗ = �𝑦𝑦 � dan vektor 𝑏𝑏�⃗ =�𝑦𝑦 � dikatakan sama jika
𝑎𝑎 𝑏𝑏
elemen –elemen yang seletak pada kedua vektor sama ( xa = xb dan ya = yb)
Contoh
2 − 𝑚𝑚 −3
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � � dan vektor 𝑏𝑏�⃗ = � � jika vektor 𝑎𝑎⃗ = vektor 𝑏𝑏�⃗
7 𝑚𝑚 − 𝑛𝑛
tentukanlah nilai m dan n.
Jawab:
2- m = -3 ↔ -m = -3-2 = -5 → m = 5
m – n = 7 ↔ 5 – n = 7 ↔ -n = 7 -5 = 2 →n = -2
jumlah vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗ atau 𝑐𝑐⃗ = 𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ maka dapat ditentukan ;
𝑥𝑥𝑎𝑎 𝑥𝑥𝑏𝑏 𝑥𝑥𝑎𝑎+𝑋𝑋
𝑐𝑐⃗ = �𝑦𝑦 � + �𝑦𝑦 � = �𝑦𝑦 𝑦𝑦𝑏𝑏 �
𝑎𝑎 𝑏𝑏 𝑎𝑎+ 𝑏𝑏
Contoh
−5 �⃗ 8 −2
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � �, 𝑏𝑏 = � �, 𝑐𝑐⃗ = � �
2 −7 4
a. Tentukan 𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ dan 𝑏𝑏�⃗ +𝑎𝑎⃗
b. Periksa apakah 𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ = 𝑏𝑏�⃗ +𝑎𝑎⃗
c. Tentukan ; (𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ ) + 𝑐𝑐⃗ = 𝑎𝑎⃗ + (𝑏𝑏�⃗ + 𝑐𝑐⃗ )
d. Periksa apakah ; (𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ ) + 𝑐𝑐⃗ = 𝑎𝑎⃗ + (𝑏𝑏�⃗ + 𝑐𝑐⃗ )
39
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Jawab ;
−5 8 −5 + 8 3
a. >. 𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ = � �+� �= � �=� �
2 −7 2−7 −5
8 −5 8−5 3
>. 𝑏𝑏�⃗ +𝑎𝑎⃗ = � �+ � �=� �=� �
−7 2 −7 + 2 −5
b. 𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ = 𝑏𝑏�⃗ +𝑎𝑎⃗ (bersifat komutatif)
−5 8 −2 3 −2 3−2
c. >. (𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ ) + 𝑐𝑐⃗ = �� �+ � �� + � � = � � + � � = � �=
2 −7 4 −5 4 −5 + 4
1
� �
−1
−5 8 −2 −5 8−2
>. 𝑎𝑎⃗ + (𝑏𝑏�⃗ + 𝑐𝑐⃗ ) = � � + �� � + � �� = � � + � �=
2 −7 4 2 −7 + 4
−5 6 1
=� �+� �=� �
2 −3 −1
d. (𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ ) + 𝑐𝑐⃗ = 𝑎𝑎⃗ + (𝑏𝑏�⃗ + 𝑐𝑐⃗ ) adalah sama (bersifat asosiatif)
pengurangan atau selisih vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗ atau 𝑑𝑑⃗ = 𝑎𝑎⃗ - 𝑏𝑏�⃗ maka dapat
dirumuskan:
𝑥𝑥𝑎𝑎 𝑥𝑥𝑏𝑏 𝑥𝑥𝑎𝑎−𝑋𝑋
𝑑𝑑⃗ = �𝑦𝑦 � − �𝑦𝑦 � = �𝑦𝑦 𝑦𝑦𝑏𝑏 �
𝑎𝑎 𝑏𝑏 𝑎𝑎− 𝑏𝑏
Contoh
−5 �⃗ 8 −2
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � �, 𝑏𝑏 = � �, 𝑐𝑐⃗ = � �
2 −7 4
Tentukanlah ;
a. 𝑎𝑎⃗ − 𝑏𝑏�⃗
b. 𝑏𝑏�⃗ - 𝑎𝑎⃗
c. (𝑎𝑎⃗ − 𝑏𝑏�⃗) − 𝑐𝑐⃗
d. (𝑎𝑎⃗ − (𝑏𝑏�⃗ − 𝑐𝑐⃗)
40
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Jawab
−5 8 −5 − 8 −13
a. 𝑎𝑎⃗ − 𝑏𝑏�⃗ = � � - � � = � �=� �
2 −7 2 − (−7) 9
8 −5 8 − (−5) 13
b. 𝑏𝑏�⃗ - 𝑎𝑎⃗ =� �−� �=� �=� �
−7 2 −7 − 2 −9
−13 −2 −13 − (−2) −11
c. (𝑎𝑎⃗ − 𝑏𝑏�⃗) − 𝑐𝑐⃗ = � �−� �=� �=� �
9 4 9−4 5
−5 8 −2 −5 8 − (−2)
d. (𝑎𝑎⃗ − (𝑏𝑏�⃗ − 𝑐𝑐⃗) = � � − �� � − � �� = � � − � �
2 −7 4 2 −7 − 4
−5 10 −5 − 10 −15
=� � − � �=� � =� �
2 −11 2 − (−11) 13
𝑥𝑥𝑎𝑎
Misalkan m adalah suatu skalar (bilangan real) dan dan 𝑎𝑎⃗ vektor 𝑎𝑎⃗ = �𝑦𝑦 �.
𝑎𝑎
Hasil kali skalar m dengan vektor 𝑎𝑎⃗ ditulis 𝑐𝑐⃗ = m𝑎𝑎⃗ ditentukan oleh ;
𝑥𝑥𝑎𝑎 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑎𝑎
𝑐𝑐⃗ = m � 𝑦𝑦 � = �𝑚𝑚𝑚𝑚 �.
𝑎𝑎 𝑎𝑎
Contoh 1.
−6 �⃗ 8 −2
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � �, 𝑏𝑏 = � �, 𝑐𝑐⃗ = � � tentukanlah ;
2 −4 5
3
a. 2𝑎𝑎⃗ − 3𝑐𝑐⃗ + 2 𝑏𝑏�⃗
Jawab ;
3 −6 −2 3 8
a. 2𝑎𝑎⃗ − 3𝑐𝑐⃗ + 2 𝑏𝑏�⃗ = 2� � − 3� � + 2 � �
2 5 −4
−12 −6 12 −12 + 6 + 12 6
=� �−� �+� � = � �=� �
4 −15 −6 4 + 15 − 6 13
8 −2 −6 16 − 6 + 6 16
b. 2 𝑏𝑏�⃗ + 3𝑐𝑐⃗ − 𝑎𝑎⃗ = 2� � + 3 � � − � � = � �= � �
−4 5 2 −8 + 15 − 2 5
41
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh 2.
Diketahui titik A (-3,7) dan B( 6,1) .Titik C adalah sebuah titik pada garis hubung
2
AB sehingga �����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴 = 3
�����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴, tentukanlah ;
Jawab ;
O A X
Berdasarkan gambar tersebut panjang vektor 𝑟𝑟⃗, ialah panjang ruas garis OR ,yang dicari
dengan menggunakan teorema Phytagoras;
OR2 = x2 + y2
OR = �𝑥𝑥 2 + 𝑦𝑦 2
42
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
𝑥𝑥
Misalkan 𝑟𝑟⃗ adalah vektor di bidang dinyatakan dalam bentuk vektor kolom 𝑟𝑟⃗ = �𝑦𝑦�
Contoh 1.
−3 2
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � �, vektor 𝑏𝑏�⃗ = � �, tentukan ;
6 5
a. | 𝑎𝑎⃗|
b. | 𝑎𝑎⃗ − 𝑏𝑏�⃗|
Jawab ;
Contoh 2.
𝑚𝑚
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � � jika panjang vektor 𝑎𝑎⃗ = 2√15 maka tentukanlah nilai m
6
yang mungkin.
Jawab ;
2
Panjang vektor 𝑎𝑎⃗ = 2√15 → (𝑚𝑚2 + 62 )= �2√6 �
𝑥𝑥
Misalkan vektor 𝑎𝑎⃗ = �𝑦𝑦�,maka vektor satuan dari vektor 𝑎𝑎⃗ ditentukan dengan rumus:
𝑥𝑥
𝑎𝑎�⃗ �𝑦𝑦� 1 𝑥𝑥
𝑒𝑒̂ =|𝑎𝑎�⃗ | = = �𝑦𝑦�
�𝑥𝑥 2 +𝑦𝑦2 �𝑥𝑥 2 +𝑦𝑦 2
43
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh
−6
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � �, tentukan vektor satuan dari vektor 𝑎𝑎⃗
8
Jawab ;
−6 −6 −3
𝑎𝑎�⃗ � � 1 −6 1 −6 1 −6
𝑒𝑒̂ =|𝑎𝑎�⃗ | = 8
= � �= � � = 10 � � = � 10 5
8 �= � 4 �
�(−6)2 +82 √36+64 8 √100 8 8
10 5
LATIHAN SOAL 2
−2 −6 10
1. Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � �, 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏�⃗ = � �, 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑐𝑐⃗ = � �,tentukanlah hasil dari ;
6 −4 −8
a. 2𝑎𝑎⃗ -3𝑏𝑏�⃗ + 𝑐𝑐⃗
3
b. 2
𝑐𝑐⃗ − 2𝑏𝑏�⃗ + 4𝑎𝑎⃗ nyatakan dalam vektor basis
3 4 −2
2. Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � �, 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏�⃗ = � �, 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑐𝑐⃗ = � � berlaku hubungan ;
−2 1 −1
0
2𝑎𝑎⃗-3𝑏𝑏�⃗ + x𝑐𝑐⃗ = � �, dengan x bilangan real tentukan x
−4
3. Koordinat titik P(2,3) dan koordinat titik Q(12,-7) titik R(x,y) terletak pada ruas garis PQ
�����⃗ = 1 �����⃗
,sehingga 𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑃𝑃;
5
44
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
D. Vektor dalam Ruang ditinjau dari Sudut Pandang Aljabar.
a. Vektor Basis dalam Ruang
Misalkan ; 𝚤𝚤̂, 𝚥𝚥̂ dan 𝑘𝑘� adalah vektor-vektor dengan panjang satu satuan, vektor 𝚤𝚤̂ berimpit
dengan sumbu X positif, vektor 𝚥𝚥̂ berimpit dengan sumbu Y positif dan vektor 𝑘𝑘� berimpit
dengan sumbu Z positif, ketiga vektor tidak terletak pada bidang yang sama,sehingga ketiga
vektor itu dikatakan tak – koplanar, perhatikan gambar berikut;
P(x,y,z)
𝑟𝑟⃗
𝑘𝑘�
O 𝚥𝚥̂ Y
𝚤𝚤̂
Setiap vektor 𝑟𝑟⃗ yang terletak dalam Dimensi tiga atau R-3 selalu dapat dinyatakan secara
tunggal sebagai kombinasi linear dari vektor 𝚤𝚤̂, 𝚥𝚥̂ dan 𝑘𝑘� .Jika titik O(0,0,0) bertindak sebagai
titik pangkal dan titik P(x,y,z) sebagai titik ujung maka ruas garis berarah �����⃗
𝑂𝑂𝑂𝑂 sebagai wakil
vektor 𝑟𝑟⃗ dapat dinyatakan sebagai vektor basis ; 𝑟𝑟⃗ = x 𝚤𝚤̂ + 𝑦𝑦 𝚥𝚥̂ + 𝑧𝑧𝑘𝑘� ,selain dapat dinyatakan
dalam vektor basis bisa juga dinyatakan dengan
Untuk vektor-vektor di R-3 yang titik pangkalnya di titik O(0,0,0), maka vektor-vektor ini
dapat ditentukan dengan menggunakan aturan penjumlahan (seperti vektor di R-2),
perhatikan gambar berikut :
45
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Y
A 𝑝𝑝⃗ B
𝑎𝑎⃗
𝑏𝑏�⃗
O X
Misalkan titik A sebagai titik tangkap dengan koordinat A(xa,ya,za) dan titik B sebagai
titik ujung dengan koordinat B(xb,yb,zb). Ruas garis berarah �����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴 sebagai wakil vektor 𝑝𝑝⃗
dengan aturan penjumlahan vektor maka diperoleh hubungan ; 𝑂𝑂𝑂𝑂 �����⃗ + 𝐴𝐴𝐴𝐴
�����⃗ = 𝑂𝑂𝑂𝑂
�����⃗ ↔
𝑥𝑥𝑏𝑏 𝑥𝑥𝑎𝑎 𝑥𝑥𝑏𝑏− 𝑥𝑥𝑎𝑎
�����⃗ �����⃗ �����⃗ �����⃗ �⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴 = 𝑂𝑂𝑂𝑂 − 𝑂𝑂𝑂𝑂 ↔ 𝐴𝐴𝐴𝐴 = 𝑏𝑏 − 𝑎𝑎⃗ = � 𝑏𝑏 � − � 𝑎𝑎 � = � 𝑏𝑏 − 𝑦𝑦𝑎𝑎 �’ maka
𝑦𝑦 𝑦𝑦 𝑦𝑦
𝑧𝑧𝑏𝑏 𝑧𝑧𝑎𝑎 𝑧𝑧𝑏𝑏 − 𝑧𝑧𝑎𝑎
𝑥𝑥𝑏𝑏− 𝑥𝑥𝑎𝑎
�����⃗ = �𝑦𝑦𝑏𝑏 − 𝑦𝑦𝑎𝑎 �
𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑧𝑧𝑏𝑏 − 𝑧𝑧𝑎𝑎
Contoh
2 − 𝑚𝑚 3
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � −3 � dan vektor 𝑏𝑏�⃗ = � −3 � jika vektor 𝑎𝑎⃗ = vektor 𝑏𝑏�⃗
6 𝑛𝑛 − 𝑚𝑚
Tentukanlah nilai m dan n.
46
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Jawab :
2 – m = 3 ⟾ -m = 3 -2 = 1 ⟾ m = -1
n – m = 6 ↔ n – (-1) = 6 ⟾ n + 1 = 6 ⟾ n = 6 – 1 = 5
ditentukan oleh ;
𝑥𝑥𝑎𝑎 𝑥𝑥𝑏𝑏 𝑥𝑥𝑎𝑎 + 𝑥𝑥𝑏𝑏
𝑦𝑦 𝑦𝑦
𝑐𝑐⃗ = � 𝑎𝑎 � + � 𝑏𝑏 � = � 𝑦𝑦𝑎𝑎 + 𝑦𝑦𝑏𝑏 �
𝑧𝑧𝑎𝑎 𝑧𝑧𝑏𝑏 𝑧𝑧𝑎𝑎 + 𝑧𝑧𝑏𝑏
𝑥𝑥𝑎𝑎 𝑥𝑥𝑏𝑏
�⃗
Misalkan diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � 𝑎𝑎 � dan vektor 𝑏𝑏 = �𝑦𝑦𝑏𝑏 �
𝑦𝑦
𝑧𝑧𝑎𝑎 𝑧𝑧𝑏𝑏
Jika vektor 𝑑𝑑⃗ adalah pengurangan atau selisih dari vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗ atau 𝑑𝑑⃗ = 𝑎𝑎⃗
47
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh
−2 5 6
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � 3 �, 𝑏𝑏�⃗ = �−2� dan 𝑐𝑐⃗ = �−4� ,tentukanlah ;
−1 4 8
1
a. 2𝑏𝑏�⃗ −3𝑎𝑎⃗ + 2 𝑐𝑐⃗
Jawab ;
5 −2 6 10 −6
1 1
a. 2𝑏𝑏�⃗ −3𝑎𝑎⃗ + 2 𝑐𝑐⃗ = 2�−2� −3� 3 �+ 2 �−4�= �−4� − � 9 � +
4 −1 8 8 −3
3 10 + 6 + 3 19
�−2�=�−4 + 9 − 2� = � 3 �
4 8+3+4 15
−2 6 5 −8 6 15
b. 4𝑎𝑎⃗ + 𝑐𝑐⃗ − 3𝑏𝑏�⃗ = 4� 3 � + �−4� − 3 �−2�= � 12 � + �−4� − �−6�=
−1 8 4 −4 8 12
−8 + 6 − 15 −17
� 12 − 4 + 6 � = � 14 �
−4 + 8 − 12 −8
48
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh 1.
1
Diketahui vektor 𝑎𝑎
���⃗ = � 2 � tentukan ;
−2
a. |𝑎𝑎
���⃗|
b. Vektor satuannya
Jawab ;
a. |𝑎𝑎
���⃗| = �12 + 22 + (−2)2 = √1 + 4 + 4 =√9 =3
1
𝑥𝑥
�𝑦𝑦� 𝑥𝑥 1 3
⎛2⎞
���⃗
𝑎𝑎 𝑧𝑧 1 1
b. Vektor satuannya ; 𝑒𝑒̂ = �����⃗ = = 2 2 2 �𝑦𝑦� = 3 � 2 � = ⎜ 3 ⎟
|𝑎𝑎 | �𝑥𝑥 2 +𝑦𝑦 2 +𝑧𝑧 2 �𝑥𝑥 +𝑦𝑦 +𝑧𝑧
𝑧𝑧 −2 −2
⎝3⎠
Contoh 2.
Tunjukkan bahwa titik-titik P(4,2,6), Q(10,-2,4) dan R(-2,0,2) adalah titik-titik sudut
segitiga sama kaki !
Jawab ;
10 − 4 6
Kita cari panjang sisi-sisinya ; 𝑃𝑃𝑃𝑃 = �−2 − 2� = �−4� , | �����⃗
�����⃗ 𝑃𝑃𝑃𝑃 | =
4−6 −2
�62 + (−4)2 + (−2)2 = √36 + 16 + 4 = √56
−2 − 10 −12
�����⃗ = �0 − (−2)�= � 2 � , |𝑄𝑄𝑄𝑄
Panjang 𝑄𝑄𝑄𝑄 �����⃗ | = �(−12)2 + 22 + (−2)2
2−4 −2
=√144 + 4 + 4 = √152
−2 − 4 −6
�����⃗ = � 0 − 2 � = �−2� , |𝑃𝑃𝑃𝑃
Panjang 𝑃𝑃𝑃𝑃 �����⃗ | = �(−6)2 + (−2)2 + (−4)2 =
2−6 −4
√36 + 4 + 16 = √56
Karena panjang sisi PQ = PR = √56 maka terbukti segitiga PQR segitiga sama kaki.
49
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
LATIHAN SOAL 3
1. Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = 2𝚤𝚤̂ -3𝚥𝚥̂ + 4𝑘𝑘� , vektor 𝑏𝑏�⃗ = -5𝚤𝚤̂ -𝚥𝚥̂ + 2𝑘𝑘� ,dan vektor 𝑐𝑐⃗ = 𝚤𝚤̂ -2𝚥𝚥̂ − 3𝑘𝑘�
,tentukanlah hasilnya berikut dan nyatakan dalam vektor kolom;
a. -3𝑎𝑎⃗ + 𝑏𝑏�⃗ - 2𝑐𝑐⃗
b. 𝑐𝑐⃗ - 2𝑏𝑏�⃗ + 𝑎𝑎⃗
1 1 4
2. Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = �2�, vektor 𝑏𝑏�⃗ = �0�, dan vektor 𝑐𝑐⃗ = �1�, berlaku hubungan
3 2 2
−3
2𝑎𝑎⃗ + 3𝑏𝑏�⃗ + k𝑐𝑐⃗ = � 0 �, dengan k bilangan real tentukan k.
10
𝑥𝑥 1
�
⃗
3. Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � 2 �, dan vektor 𝑏𝑏 = �−1�,jika panjang vektor 𝑎𝑎⃗ sama
−3 6
panjang dengan vektor 𝑏𝑏�⃗, tentukanlah ;
a. Nilai x
b. Vektor satuan dari vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗
4. a. Tunjukkan bahwa titik-titik A(4,2,4), B( 10,2,-2) dan C(2,0,-4) adalah titik-titik
sudut segitiga sama sisi.
50
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
D
C
𝑑𝑑⃗ 𝑐𝑐⃗
𝑏𝑏�⃗ B
𝑎𝑎⃗
A
Jika titik pangkal O dengan koordinat O(0,0) dan titik A dengan koordinat (x,y) maka
vektor posisi A adalah ; 𝑎𝑎⃗ yang diwakili oleh ruas garis berarah �����⃗
𝑂𝑂𝑂𝑂,dengan demikian
vektor posisi titik A dengan koordinat titik A(x,y) dapat dituliskan dalam bentuk vektor
kolom sebagai ;
𝑥𝑥
𝑎𝑎⃗ = �𝑦𝑦�
Dengan menggunakan alur pemikiran yang serupa maka vektor posisi titik A dengan
koordinat (x,y,z) dapat dituliskan dalam bentuk vektor kolom sebagai;
𝑥𝑥
���⃗ = �𝑦𝑦�
𝑎𝑎
𝑧𝑧
m n
A C B
Dari gambar di atas titik C terletak pada ruas garis AB sehingga titik C membagi ruas
garis AB dengan perbandingan m : n dengan demikian diperoleh hubungan ;
AC : CB = m : n atau AC : AB = m : (m+n)
Tanda-tanda dari m dan n dapat ditentukan dengan aturan sebagai berikut;
�����⃗ dan 𝐶𝐶𝐶𝐶
Jika titik C terletak di antara ruas garis AB maka 𝐴𝐴𝐴𝐴 �����⃗ searah
(perhatikan gmbr di atas) dalam hal ini m dan n bertanda sama (keduannya
positif atau keduanya negatif)
�����⃗ dan 𝐶𝐶𝐶𝐶
Jika titik C terletak pada perpanjangan ruas garis AB, maka 𝐴𝐴𝐴𝐴 �����⃗
berlawanan arah dalam hal ini m dan n berlawanan tanda ( m positif dan n
negatif atau m negatif dan n positif)
51
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
1) Rumus Perbandingan Vektor
B
n
𝑏𝑏�⃗
C
𝑐𝑐⃗ m
O 𝑎𝑎⃗ A
Dari gambar di atas vektor posisi titik A dan titik B berturut-turut adalah 𝑎𝑎⃗ dan 𝑏𝑏�⃗.
Titik C terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan m : n atau AC : CB = m : n.
Berdasarkan hubungan AC : CB = m : n maka diperoleh n.AC = m.CB.Oleh karena
�����⃗ searah dengan ruas garis berarah 𝐶𝐶𝐶𝐶
ruas garis berarah 𝐴𝐴𝐴𝐴 �����⃗ ,maka persamaan itu dapat
ditulis dalam bentuk persamaan vektor sebagai berikut ;
n. �����⃗ �����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴 = m . 𝐶𝐶𝐶𝐶
↔ n (𝑐𝑐⃗ − 𝑎𝑎⃗) = m (𝑏𝑏�⃗ − 𝑐𝑐⃗)
↔ n𝑐𝑐⃗ − 𝑛𝑛𝑎𝑎⃗ = m𝑏𝑏�⃗ − 𝑚𝑚𝑐𝑐⃗
↔ 𝑚𝑚𝑐𝑐⃗ + n𝑐𝑐⃗ = m𝑏𝑏�⃗ + 𝑛𝑛𝑎𝑎⃗
↔(m + n) 𝑐𝑐⃗ = m𝑏𝑏�⃗ + 𝑛𝑛𝑎𝑎⃗
�⃗+𝑛𝑛𝑎𝑎�⃗
m𝑏𝑏
↔ 𝑐𝑐⃗ = (m + n)
Contoh
5 9
Vektor posisi titik P adalah 𝑝𝑝⃗=�2� dan vektor posisi titik Q adalah 𝑞𝑞⃗=�10�, titik R
1 13
terletak pada ruas garis PQ dengan nilai perbandingan PR :RQ = 1 : 3 tentukan vektor
posisi dari titik R.
52
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Jawab ;
�����������⃗
9 5 �����������⃗
9 15 �����������������⃗
9+15
1.�10�+3�2� �10�+� 6 � �10+6� 24 6
m𝑞𝑞�⃗+𝑛𝑛𝑝𝑝⃗ 13 1 13 3 13+3 1
𝑟𝑟⃗ = (m + n) = = == = 4 �16�= �4�
(1 + 3) (1 + 3) (1 + 3)
4 1
𝑏𝑏�⃗
C (x,y)
𝑎𝑎⃗ (x1,y1)
O A
�⃗+𝑛𝑛𝑎𝑎�⃗
m𝑏𝑏
𝑐𝑐⃗ = (m + n)
𝑥𝑥 1 𝑥𝑥2 𝑥𝑥1
↔ �𝑦𝑦� = 𝑚𝑚+𝑛𝑛 �𝑚𝑚 �𝑦𝑦 � + 𝑛𝑛 �𝑦𝑦 ��
2 1
𝑥𝑥 1 𝑚𝑚𝑥𝑥 + 𝑛𝑛𝑥𝑥
↔ �𝑦𝑦� = 𝑚𝑚+𝑛𝑛 �𝑚𝑚𝑦𝑦2 + 𝑛𝑛𝑦𝑦1 �
2 1
53
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh
Diketahui ruas garis AB dengan koordinat titik A(3,-1) dan koordinat titik B(6,5).
Jawab ;
1
Jadi koordinat titik D( 72 , 8)
54
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh
Diketahui titik A(2,-4,8) dan titik B(9,3,1),tentukanlah koordinat titik P yang
membagi ruas garis AB dengan perbandingan 5 : 2
Jawab
Koordinat A(2,-4,8) dan titik B(9,3,1), dengan perbandingan 5 : 2 berarti m=5
dan n =2 maka;
LATIHAN SOAL 4
55
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
F. Hasil Kali Skalar dua Vektor
a. Hasil Kali Skalar dua Vektor
𝑏𝑏�⃗
𝜃𝜃
𝑎𝑎⃗
Hasil kali vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗ ditentukan oleh hasil kali panjang vektor 𝑎𝑎⃗, panjang
vektor 𝑏𝑏�⃗, dan kosinus sudut terkecil antara vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗ dirumuskan ;
Contoh 1.
Diketahui panjang vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗, berturut-turut 9 dan 6 satuan dan besar sudut
yang dibentuk antara kedua vektor adalah 60o ,tentukanlah hasil kali skalar antara kedua
vektor tersebut.
Jawab ;
Contoh 2.
Jika diketahui panjang dua buah vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗, berturut-turut 4 dan 6 satuan .Jika
hasil kali skalar dua vektor ini -12√3 tentukan besar sudut antara kedua vektor tersebut;
Jawab ;
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 −12√3 −12√3 −1
𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗ = |𝑎𝑎⃗|. |𝑏𝑏
���⃗| cos 𝜃𝜃 ⟾ cos 𝜃𝜃 =
���⃗
= 4.6
= 24
= 2
√3
|𝑎𝑎�⃗|.|𝑏𝑏 |
−1
𝜃𝜃 = arc cos 2
√3 = 150o ( dikuadran 2 Cos negatif)
56
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
b. Hasil Kali Skalar dua Vektor dalam Bentuk Vektor Kolom
1. Hasil Kali Skalar Dua Vektor di Bidang
𝑥𝑥1 𝑥𝑥2
Misalkan 𝑎𝑎⃗ dan 𝑏𝑏�⃗ adalah vektor-vektor di bidang vektor 𝑎𝑎⃗ = �𝑦𝑦 � dan vektor 𝑏𝑏�⃗= �𝑦𝑦 �
1 2
B( x2,y2)
𝑏𝑏�⃗
O
𝑎𝑎⃗ A( x1,y1)
Selanjutnya dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OAB ,maka diperoleh
hubungan ;
57
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Dengan demikian dapat dirumuskan ;
𝑥𝑥1 𝑥𝑥2
Misalkan diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = �𝑦𝑦 � dan vektor 𝑏𝑏�⃗= �𝑦𝑦 �,hasil kali vektor 𝑎𝑎⃗
1 2
Contoh 1
2 −5 −6
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � � , vektor 𝑏𝑏�⃗ = � � dan vektor 𝑐𝑐⃗ = � �
−3 1 4
Tentukanlah hasil kali skalar dari ;
a. 𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗
b. 𝑎𝑎⃗. ( 𝑏𝑏�⃗+𝑐𝑐⃗)
Jawab ;
Contoh 2.
−2 3
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ =�1 − 2𝑚𝑚� dan vektor 𝑏𝑏�⃗ =� 2 � jika hasil kali skalar kedua
3 −4
vektor -6 tentukanlah nilai m!
58
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Jawab ;
𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗ = -6
-6 + 2 – 4m -12 = -6
-4m -16 = -6
-4m = -6 + 16 = 10
m = 10/-4 = -2,5
1) Jika 𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗ > 0 ,maka sudut yang dibentuk antara vektor 𝑎𝑎⃗. 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏�⃗ adalah
sudut lancip
2) Jika 𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗ = 0 , vektor 𝑎𝑎⃗. 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏�⃗ adalah saling tegak lurus (orthogonal)
3) Jika 𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗ < 0 ,maka sudut yang dibentuk antara vektor 𝑎𝑎⃗. 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏�⃗ adalah
sudut tumpul
4) Jika 𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗ = | 𝑎𝑎⃗|. |𝑏𝑏�⃗|, maka cos 𝜃𝜃 =1 , 𝜃𝜃 = 0o vektor 𝑎𝑎⃗. 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏�⃗ berimpit
5) Jika 𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗ =-| 𝑎𝑎⃗|. |𝑏𝑏�⃗|, maka cos 𝜃𝜃 = -1 , 𝜃𝜃 = 180o vektor 𝑎𝑎⃗ berlawanan arah
𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏�⃗ .
TEOREMA ORTOGONALITAS
Misalkan vektor 𝑎𝑎⃗. 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏�⃗ keduanya bukan vektor nol.
Kedua vektor saling Ortogonal apabila hasil kali skalar kedua vektor adalah nol. 𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗ = 0
59
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh 1.
−2 4
Diketahui vektor 𝑝𝑝⃗=� 2 � dan 𝑞𝑞⃗=� −1 � jika vektor 𝑝𝑝⃗ dan vektor 𝑞𝑞⃗ saling ortogonal
1 2 − 𝑚𝑚
tentukan nilai m!
Jawab ;
vektor 𝑝𝑝⃗ 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 vektor 𝑞𝑞⃗ saling Ortogonal maka 𝑝𝑝⃗. 𝑞𝑞⃗ = 0
Contoh 2.
Diketahui segitiga ABC, dengan koordinat A(1,3),B(2,5) dan C(-1,4) , dengan teori
ortogonalitas buktikan segitiga ABC adalah segitiga siku-siku.
Jawab ;
Kita misalkan �����⃗ �����⃗ =𝑞𝑞⃗,dan 𝐴𝐴𝐴𝐴
𝐴𝐴𝐴𝐴 =𝑝𝑝⃗, 𝐵𝐵𝐵𝐵 �����⃗ =𝑟𝑟⃗
60
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
LATIHAN SOAL 5
𝑚𝑚 − 2 𝑚𝑚
1. Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � � dan vektor 𝑏𝑏�⃗ = � �,jika vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗
3 −5
ortogonal tentukan nilai m!
2 4
2. Diketahui vektor 𝑢𝑢
�⃗ = �−1� dan vektor 𝑣𝑣⃗ = � 1 0�, vektor 𝑎𝑎⃗ = 𝑢𝑢
�⃗ + k𝑣𝑣⃗ dan vektor 𝑎𝑎⃗
2 −8
tegak lurus vektor 𝑢𝑢
�⃗ tentukanlah nilai k yang mungkin!
2 3 1
�⃗
3. Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = �−1�,vektor 𝑏𝑏 = �−2� dan 𝑐𝑐⃗ = �𝑝𝑝�,hitunglah nilai p jika
2 1 0
berlaku ; 𝑎𝑎⃗.( 𝑎𝑎⃗+𝑏𝑏�⃗ ) = 𝑎𝑎⃗. 𝑏𝑏�⃗
4. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik sudut A(1,-3,2), B(2,-6,7) dan C(4,-5,1),
tentukanlah besar sudut-sudut segitiga ABC
vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗,maka kosinus sudut 𝜃𝜃 ditentukan dengan rumus;
𝑥𝑥1 𝑥𝑥2
Misalkan vektor 𝑎𝑎⃗ = �𝑦𝑦1 � dan vektor 𝑏𝑏�⃗ =�𝑦𝑦2 �. Jika 𝜃𝜃 menyatakan besar sudut antara
𝑧𝑧1 𝑧𝑧2
vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗,maka kosinus sudut 𝜃𝜃 ditentukan dengan rumus;
61
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh
Jika 𝜃𝜃 adalah besar sudut antara vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗,hitunglah nilai Cos 𝜃𝜃 bagi
pasangan vektor 𝑎𝑎⃗ dan vektor 𝑏𝑏�⃗ berikut ;
a. 𝑎𝑎⃗ = 2𝚤𝚤̂ - 5𝚥𝚥̂ dan 𝑏𝑏�⃗ = −2𝚤𝚤̂ + 5𝚥𝚥̂
b. 𝑎𝑎⃗ = 𝚤𝚤̂ + 3𝚥𝚥̂ - 2𝑘𝑘� dan 𝑏𝑏�⃗ = 4𝚤𝚤̂- 2𝚥𝚥̂ + 4𝑘𝑘�
Jawab ;
𝑥𝑥1 𝑥𝑥2 + 𝑦𝑦1 𝑦𝑦2 2(−2)+(−5).5 −4−25 −29 −29
a. Cos 𝜃𝜃 = = = = = =
�𝑥𝑥1 +𝑥𝑥2 2 �𝑦𝑦1 2 +𝑦𝑦2 2
2 �22 +(−2)2 �(−5)2 +52 √4+4√25+25 √8√50 √400
−29
20
𝑎𝑎⃗,
𝜃𝜃 𝑐𝑐⃗ 𝑏𝑏�⃗
O C B
OC = | �����⃗
𝑂𝑂𝑂𝑂| cos 𝜃𝜃 = |𝑎𝑎⃗| cos 𝜃𝜃
Besarnya OC = |𝑎𝑎⃗| cos 𝜃𝜃 dinamakan sebagai proyeksi skalar ortogonal dari vektor 𝑎𝑎⃗ pada
vektor 𝑏𝑏�⃗
62
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
a. Proyeksi Vektor 𝒂𝒂 �⃗
�⃗ pada 𝒗𝒗𝒗𝒗𝒗𝒗𝒗𝒗𝒗𝒗𝒗𝒗 𝒃𝒃
1. Proyeksi Skalar ortogonal dari vektor 𝑎𝑎⃗ pada 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ vektor 𝑏𝑏�⃗ ditentukan oleh rumus
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏
| 𝑐𝑐⃗| = |𝑎𝑎⃗| cos 𝜃𝜃 dengan substitusi cos 𝜃𝜃 = ���⃗
menjadi
|𝑎𝑎�⃗|.|𝑏𝑏 |
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 �⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏
| 𝑐𝑐⃗| = |𝑎𝑎⃗| ���⃗
↔ | 𝑐𝑐⃗| = ���⃗
|𝑎𝑎�⃗|.|𝑏𝑏 | .|𝑏𝑏 |
2. Proyeksi Vektor ortogonal dari vektor 𝑎𝑎⃗ pada 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ vektor 𝑏𝑏�⃗ ditentukan oleh : 𝑐𝑐⃗ =
| 𝑐𝑐⃗|.𝑒𝑒̂ dengan 𝑒𝑒̂ adalah vektor satuan dari vektor 𝑐𝑐⃗. Oleh karena itu vektor 𝑐𝑐⃗ searah
dengan vektor 𝑏𝑏�⃗ ,maka vektor satuan dari vektor 𝑐𝑐⃗ sama dengan vektor satuan dari
vektor 𝑏𝑏�⃗.Vektor satuan dari vektor 𝑏𝑏�⃗ ditentukan oleh ;
�⃗
𝑏𝑏 �⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 �⃗
𝑏𝑏
𝑒𝑒̂ = |𝑏𝑏�⃗| ,Substitusikan | 𝑐𝑐⃗| = ���⃗
dan 𝑒𝑒̂ = |𝑏𝑏�⃗| ke persamaan 𝑐𝑐⃗ = | 𝑐𝑐⃗|.𝑒𝑒̂
.|𝑏𝑏 |
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 �⃗
𝑏𝑏 �⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏
𝑐𝑐⃗ = | 𝑐𝑐⃗|.𝑒𝑒̂ = ���⃗
. |𝑏𝑏�⃗| = �|𝑏𝑏�⃗|2 � 𝑏𝑏�⃗
.|𝑏𝑏 |
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 �⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏
| 𝑐𝑐⃗| = |𝑏𝑏�⃗| ���⃗|
↔ | 𝑐𝑐⃗| = ���⃗|
|𝑎𝑎�⃗|.|𝑏𝑏 .|𝑎𝑎
2. Proyeksi Vektor ortogonal dari vektor 𝑏𝑏�⃗ pada 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ vektor 𝑎𝑎⃗ ditentukan oleh : 𝑐𝑐⃗ =
| 𝑐𝑐⃗|.𝑒𝑒̂ dengan 𝑒𝑒̂ adalah vektor satuan dari vektor 𝑐𝑐⃗. Oleh karena itu vektor 𝑐𝑐⃗ searah
dengan vektor 𝑎𝑎⃗ ,maka vektor satuan dari vektor 𝑐𝑐⃗ sama dengan vektor satuan dari
vektor 𝑎𝑎⃗.Vektor satuan dari vektor 𝑎𝑎⃗ ditentukan oleh ;
𝑎𝑎�⃗ �⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 𝑎𝑎�⃗
𝑒𝑒̂ = |𝑎𝑎�⃗| ,Substitusikan | 𝑐𝑐⃗| = ���⃗
dan 𝑒𝑒̂ = |𝑎𝑎�⃗| ke persamaan 𝑐𝑐⃗ = | 𝑐𝑐⃗|.𝑒𝑒̂
.|𝑎𝑎|
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 𝑎𝑎�⃗ �⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏
𝑐𝑐⃗ = | 𝑐𝑐⃗|.𝑒𝑒̂ = ���⃗
. |𝑎𝑎�⃗| = �|𝑎𝑎�⃗|2 � 𝑎𝑎⃗
.|𝑎𝑎|
63
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Contoh 1.
2 3
Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = � � dan vektor 𝑏𝑏�⃗ = � � tentukanlah ;
1 4
a. Proyeksi skalar ortogonal vektor 𝑎𝑎⃗ pada arah vektor 𝑏𝑏�⃗ dan proyeksi skalar ortogonal
vektor 𝑏𝑏�⃗ pada arah vektor 𝑎𝑎⃗
b. Proyeksi vektor ortogonal vektor 𝑎𝑎⃗ pada arah vektor 𝑏𝑏�⃗ dan proyeksi vektor ortogonal
vektor 𝑏𝑏�⃗ pada arah vektor 𝑎𝑎⃗
Jawab ;
a. Proyeksi skalar ortogonal vektor 𝑎𝑎⃗ pada arah vektor 𝑏𝑏�⃗ ditentukan;
2 3
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 � �.� � 2.3+1.4 10 10
1 4
| 𝑐𝑐⃗| = ���⃗|
= �������������������⃗
= ����������������⃗ = ���������⃗
= 5 =2
.|𝑏𝑏 .|√32 +42 | .|√9+16| .|√25|
Proyeksi skalar ortogonal vektor 𝑏𝑏�⃗ pada arah vektor 𝑎𝑎⃗ ditentukan
2 3
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 � �.� � 2.3+1.4 10 10
1 4
| 𝑐𝑐⃗| = ���⃗|
= ������������������⃗ = �������������⃗ = �������⃗ = 2√5
.|𝑎𝑎 .|√22 +12 | .|√4+1| .|√5| √5
b. Proyeksi vektor ortogonal vektor 𝑎𝑎⃗ pada arah vektor 𝑏𝑏�⃗ ditentukan ;
6
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 3
10 10 3 2 3
𝑐𝑐⃗ = �|𝑏𝑏�⃗|2 � 𝑏𝑏�⃗ = 52 � � = 25 � � = 5 � � = �58�
4 4 4
5
Proyeksi vektor ortogonal vektor 𝑏𝑏�⃗ pada arah vektor 𝑎𝑎⃗ ditentukan
�⃗
𝑎𝑎�⃗.𝑏𝑏 10 2 10 2 2 4
𝑐𝑐⃗ = �|𝑎𝑎�⃗|2 � 𝑎𝑎⃗ = 2 � �= � � = 2� � = � �
√5 1 5 1 1 2
Contoh 2.
Diketahui titik A(2,3,-1) ,titik B(-2,-4,3) dan vektor 𝑝𝑝⃗ = 4𝚤𝚤̂ − 3𝚥𝚥̂ + 𝑘𝑘� ,tentukan ;
�����⃗
a. Proyeksi skalar ortogonal vektor 𝑝𝑝⃗ pada arah 𝐴𝐴𝐴𝐴
�����⃗
b. Proyeksi vektor ortogonal vektor 𝑝𝑝⃗ pada arah 𝐴𝐴𝐴𝐴
64
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
Jawab ;
�����⃗ = ��⃗𝑟𝑟
a. Proyeksi skalar ortogonal vektor 𝑝𝑝⃗ pada arah 𝐴𝐴𝐵𝐵
4 −2 − 2 −4
�����⃗ =��⃗𝑟𝑟 = � −4 − 3 �= �−7�
𝑝𝑝⃗ =�−3�, 𝐴𝐴𝐴𝐴
1 3 − (−1) 4
4 −4
�−3�.�−7�
𝑝𝑝⃗.𝑟𝑟⃗ 1 4 4(−4)+(−3)(−7)+1.4 −16+21+4 9 9
| 𝑐𝑐⃗| = ���⃗|
= ���������������������������������⃗
= �����������������������������������������⃗ = �������������������������⃗
= = 9 =1
.|𝑟𝑟 2
.|𝑥𝑥1 +𝑦𝑦1 +𝑧𝑧1 | 2 2 .|(−4)2 +(−7)2 +42 | .|16+49+16| |�81|
−4
−4 −4 −4 9
⎛−7⎞
𝑝𝑝⃗.𝑟𝑟⃗ 9 9 1
𝑐𝑐⃗ = �|𝑟𝑟⃗|2 � 𝑟𝑟⃗ = � ����������⃗ � �−7�= 81 �−7� = 9 �−7� = ⎜ 9 ⎟
|�81|| 2
4 4 4 4
⎝9⎠
LATIHAN SOAL 6
−3 8
1. Diketahui Vektor 𝑎𝑎⃗ = � � dan vektor 𝑏𝑏�⃗ = � �,tentukanlah ;
6 −4
a. Proyeksi skalar ortogonal vektor 𝑎𝑎⃗ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 arah vektor 𝑏𝑏�⃗
b. Proyeksi vektor ortogonal vektor 𝑏𝑏�⃗ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 arah vektor 𝑎𝑎⃗
2. Diketahui titik A(1,2,2),titik B(0,1,0) dan titik C(2,-1,-1)
�����⃗ dan 𝐴𝐴𝐴𝐴
a. Tentukanlah ruas garis berarah 𝐴𝐴𝐴𝐴 �����⃗ dalam bentuk vektor kolom.
�����⃗ pada arah 𝐴𝐴𝐴𝐴
b. Tentukan proyeksi vektor ortogonal 𝐴𝐴𝐴𝐴 �����⃗ dan proyeksi vektor ortogonal
�����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴 pada arah �����⃗
𝐴𝐴𝐴𝐴
3. Diketahui vektor 𝑎𝑎⃗ = 3𝚤𝚤̂ + 5𝚥𝚥̂ - 2𝑘𝑘�, vektor 𝑏𝑏�⃗ = -𝚤𝚤̂ -2𝚥𝚥̂ + 3𝑘𝑘�, dan vektor 𝑐𝑐⃗ = 2𝚤𝚤̂ -𝚥𝚥̂ +4𝑘𝑘�,
tentukanlah proyeksi skalar ortogonal vektor 𝑏𝑏�⃗ pada arah vektor (𝑎𝑎⃗ − 2𝑐𝑐⃗)
65
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X
DAFTAR PUSTAKA
Sukino. 2016. Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-
Ilmu Alam. Jakarta : Penerbit Erlangga.
66
Yayasan Tarakanita Matematika Peminatan SMA Kelas X