Anda di halaman 1dari 102

DAFTAR ISI

Daftar Isi .............................................................................................................................. 1

Rangkuman .......................................................................................................................... 2

Ujian Tengah Semester 2017… ......................................................................................... 14

Ujian Akhir Semester 2017… ............................................................................................ 17

Ujian Tengah Semester 2018… ......................................................................................... 21

Remidi Ujian Tengah Semester 2018… ............................................................................. 24

Ujian Akhir Semester 2018… ............................................................................................ 25

Tugas 1 2019… .................................................................................................................. 29

Tugas 2 2019… .................................................................................................................. 35

Tugas 3 2019… .................................................................................................................. 42

Ujian Tengah Semester 2019… ......................................................................................... 58

Ujian Akhir Semester 2019… ............................................................................................ 61

Tugas 1 2020… .................................................................................................................. 65

Tugas 2 2020… .................................................................................................................. 75

Ujian Tengah Semester 2020… ......................................................................................... 87

Remidi Ujian Tengah Semester 2020… ............................................................................. 91

Ujian Akhir Semester 2020… ............................................................................................ 97

1
LOGIKA DAN HIMPUNAN
Rangkuman

A. Bahasa Matematika
1. Kalimat Deklaratif dan Kalimat Majemuk
Dalam matematika dikenal 2 macam kalimat :
a. Kalimat Deklaratif
1) Kalimat Deklaratif / Kalimat Tertutup (pernyataan)
Kalimat deklaratif / pernyataan adalah sebuah kalimat yang benar atau salah
tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Pernyataan-pernyataan biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf
misalnya P, Q, R dan S. Pernyataan yang benar diberikan nilai kebenaran B
(benar) dan pernyataan yang salah diberi nilai kebenaran S (salah). Contoh:
 P : Anita anak yang rajin (Benar)
 Q : Belah ketupat mempunyai dua diagonal yang berpotongan tegak lurus
(Benar)
 R : Akar dua (√2) adalah bilangan irrasional (Benar)
 S : Hasil penjumlahan 3 dan 8 adalah 14 (Salah)
2) Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang memuat variabel (unsur yang
belum diketahui). Kalimat terbuka dapat berubah menjadi pernyataan
apabila variabelnya diganti dengan suatu konstanta. Contoh :
 2x + 3 = 23
 tan x = 1
Variabel/peubah adalah lambang yang digunakan untuk mewakili anggota
sebarang dari suatu semesta pembicaraan.
Konstanta adalah lambang yang digunakan untuk mewakili anggota tertentu
dari suatu semesta pembicaraan.
Semesta pembicaraan yaitu keseluruhan objek-objek yang dibentangkan
dalam pembicaraan.
Contoh:
 Tentukan himpunan penyelesaian dari kalimat-kalimat terbuka di bawah
ini, jika x dan y adalah peubah pada bilangan cacah!
a. 2x + 5 = 9
b. 3x + 6 = 5x – 4
Contoh bukan kalimat dalam matematika :
- Kemana kamu pergi?
- Patuhilah peraturan di kampus!
- Bukalah jendela itu!
b. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang dibentuk dengan menggunakan kata
hubung logika. Beberapa kalimat majemuk :
1) Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan baru yang dibentuk dari dua pernyataan
dengan kata penghubung “dan”. Kata penghubung ”dan” dinotasikan
dengan ”˄”. Konjungsi dari 𝑝 dan 𝑞 ditulis dengan 𝑝 ˄ 𝑞.

2
2) Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan baru dibentuk dari dua pernyataan dengan kata
penghubung ”atau”. Kata penghubung ”atau” dinotasikan dengan ”˅”.
Disjungsi dari 𝑝 dan 𝑞 ditulis dengan 𝑝 ˅ 𝑞.
3) Implikasi
Implikasi adalah pernyataan baru yang dibentuk dari dua pernyataan dengan
kata penghubung ” Jika … maka …”. Kata penghubung ” Jika … maka …”.
dinotasikan dengan ” ⇒”. Implikasi dari 𝑝 dan 𝑞 ditulis dengan 𝑝 ⇒ 𝑞.
4) Biimplikasi
Biimplikasi adalah pernyataan baru yang dibentuk dari dua pernyataan
dengan kata penghubung “… jika dan hanya jika …”. Kata penghubung “
… jika dan hanya jika … ” dinotasikan dengan “ ⇔ ”.
Biimplikasi dari 𝑝 dan 𝑞 ditulis dengan 𝑝 ⇔ 𝑞.

2. Tabel Nilai dari Kalimat Majemuk

a. Tabel kebenaran untuk c. Tabel kebenaran untuk


konjungsi : implikasi :
P Q P˄Q P Q P⇒ Q

B B B B B B
B S S B S S
S B S S B B
S S S S S B

b. Tabel kebenaran untuk d. Tabel kebenaran untuk


disjungsi : biimplikasi :
P Q P˅Q
P Q P⇔Q
B B B
B S B B B B

S B B B S S
S S S S B S

S S B

e. Konvers, invers, dan kontraposisi


Dari suatu implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞 dapat dibentuk pernyataan baru yaitu 𝑞 ⇒ 𝑝,
~𝑝 ⇒ ~𝑞, dan ~𝑞 ⇒ ~𝑝. Pernyataan 𝑞 ⇒ 𝑝 disebut konvers dari pernyataan
𝑝 ⇒ 𝑞, pernyataan ~𝑝 ⇒ ~𝑞 disebut invers dari pernyataan 𝑝 ⇒ 𝑞, dan
pernyataan ~𝑞 ⇒ ~𝑝 disebut kontraposisi dari pernyataan 𝑝 ⇒ 𝑞.
Dengan menggunakan tabel kebenaran dapat kita lihat nilai kebenaran dari
masing- masing pernyataan baru sebagai berikut:

3
𝑝 𝑞 ~𝑝 ~𝑞 𝑝⇒𝑞 𝑞 ⇒ 𝑝 ~𝑝 ⇒ ~𝑞 ~𝑞 ⇒ ~𝑝
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B

S S B B B B B B

Tampak bahwa, implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞 ekuivalen dengan kontraposisi ~𝑞 ⇒ ~𝑝

3. Negasi
Ingkaran/negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan baru yang bernilai
benar jika pernyataan semula salah atau bernilai salah jika pernyataan semula
bernilai benar.
Negasi/ingkaran dari suatu pernyataan 𝑝 dinotasikan dengan atau
~𝑝 (dibaca non 𝑝). Tabel kebenaran dari negasi adalah sebagai berikut :
𝑝 ~𝑝

B S

S B
Keterangan :
B : Benar` S : Salah

Untuk menunjukkan negasi dari suatu pernyataan majemuk digunakan tabel


kebenaran. Dengan menggunakan tabel kebenaran, dapat dibuktikan bahwa :
 Negasi dari konjungsi 𝑝 ˄ 𝑞 adalah ~𝑝 ˅ ~𝑞.
 Negasi dari disjungsi 𝑝 ˅ 𝑞 adalah ~𝑝 ˄ ~𝑞.
 Negasi dari implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞 adalah 𝑝 ˄ ~𝑞.
 Negasi dari biimplikasi 𝑝 ⇔ 𝑞 adalah (𝑝 ˄ ~𝑞 ) ˅ (𝑞 ˄ ~𝑝).

Contoh :
Dengan menggunakan tabel kebenaran, buktikan bahwa ~(𝑝 ˄ 𝑞 ) adalah
~𝑝 ˅~𝑞!

Bukti :
𝑝 𝑞 ~𝑝 ~𝑞 𝑝˄𝑞 ~ (𝑝 ˄ 𝑞 ) ~𝑝 ˅ ~𝑞
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B

Tampak bahwa, ~(𝑝 ˄ 𝑞 ) ≡ ~𝑝 ˅~𝑞. (Terbukti).

4
4. Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingensi
a. Tautologi
Tautologi adalah pernyataan yang selalu bernilai benar untuk setiap
komponennya.
Contoh : (𝑝 ˄ 𝑞 ) ⇒ 𝑞
𝑝 𝑞 𝑝 ˄ 𝑞 (𝑝 ˄ 𝑞 ) ⇒ 𝑞
B B B B
B S S B
S B S B
S S S B

b. Kontradiksi
Kontradiksi adalah pernyataan yang selalu bernilai salah untuk setiap
komponennya.
Contoh : 𝑞 ˄ (𝑝 ˄ ~𝑞 )
𝑝 𝑞 ~𝑞 𝑝 ˄ ~𝑞 𝑞 ˄ (𝑝 ˄ ~𝑞 )
B B S S S
B S B B S
S B S S S
S S B S S

c. Kontingensi
Kontingensi adalah pernyataan yang dapat bernilai benar maupun salah untuk
setiap komponennya.

5. Penarikan Kesimpulan
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk mengambil kesimpulan, antara lain :
a. Modus ponens
Penarikan kesimpulan dengan menggunakan modus ponens didasarkan pada
prinsip “Jika 𝑝 benar dan 𝑝 ⇒ 𝑞 benar maka 𝑞 pasti benar”. Prinsip tersebut
dirumuskan sebagai berikut :
𝑝⇒𝑞
𝑝
𝑞
Contoh :
Premis 1 : Jika segitiga ∆𝐴𝐵𝐶 sama sisi maka 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶 = 𝐵𝐶 Premis 2 :
Segitiga ∆𝐴𝐵𝐶 sama sisi
Konklusi : 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶 = 𝐵𝐶

5
b. Modus tollens
Penarikan kesimpulan pada modus tollens didasarkan pada prinsip “Jika
𝑞 tidak benar dan 𝑝 ⇒ 𝑞 benar maka 𝑝 pasti tidak benar”. Prinsip tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Premis 1 : 𝑝 ⇒ 𝑞
Premis 2 : ~𝑞
Konklusi : ~𝑝
Contoh :
Premis 1 : Jika segitiga ∆𝐴𝐵𝐶 siku-siku di 𝐵 maka 𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
Premis 2 : 𝐴𝐶 2 ≠ 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
Konklusi : Segitiga ∆ABC tidak siku-siku di B
c. Silogisme
Penarikan kesimpulan dengan silogisme berdasarkan prinsip “Jika
𝑝 ⇒ 𝑞 benar dan 𝑞 ⇒ 𝑟 benar maka 𝑝 ⇒ 𝑟 pasti benar”. Prinsip tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Premis 1 : 𝑝 ⇒ 𝑞
Premis 2 : 𝑞 ⇒ 𝑟
Konklusi : 𝑝 ⇒ 𝑟
Contoh :
Premis 1 : Jika Yuni kaya, maka ia bahagia
Premis 2 : Jika Yunia bahagia, maka ia tersenyum
Konklusi : Jika Yuni kaya, maka ia tersenyum

6
B. Kuantor
1. Kuantor Universal
Kuantor universal disebut kuantor umum. Kuantor universal menunjukkan
bahwa setiap objek dalam semestanya mempunyai sifat kalimat yang
menyatakannya. Kuantor universal disimbolkan dengan “∀”. Misalkan p(x)
adalah suatu kalimat terbuka, dengan x anggota himpunan semesta pembicaraan
S. Pernyataan :
(∀x ∈ S)p(x) atau (∀x)p(x)
Dibaca “untuk setiap x berlakulah p(x)” disebut kalimat berkuantor universal
atau dibaca “untuk setiap x berlakulah, x mempunyai sifat p”. Penggunaan kata
“untuk setiap” pada kuantor universal, senilai dengan kata “untuk semua”,
“untuk tiap-tiap”, “untuk seluruh”.
2. Kuantor Eksistensial
Kuantor eksistensial disebut kuantor khusus. Simbol “∃” dibaca “ada”, “untuk
beberapa”, dan “untuk paling sedikit satu”. Misalkan p(x) adalah suatu kalimat
terbuka, dengan x anggota himpunan semesta pembicaraan S. Pernyataan :
(∃x ∈ S)p(x) atau (∃x)p(x)
Dibaca “terdapat x sehingga p(x)” disebut kalimat berkuantor eksistensial atau
dibaca “terdapatlah suatu x sedemikian hingga mempunyai sifat p”.
Contoh :
Ambil semesta pembicaraan himpunan real. Kalimat :
(∀x)[(∃y)(y2< x) ⇒(∀z)(x>-z2)] dibaca :
“Untuk semua x berlakulah, bahwa jika ada suatu y sedemikian hingga y2 lebih
kecil daripada x itu maka untuk semua z, x tadi lebih besar daripada –z2” atau
untuk semua x berlakulah bahwa jika x itu positif maka x itu lebih besar dari
setiap bilangan negatif”.
3. Ingkaran Kalimat Berkuantor
~[(∀x)p(x)]≡ (∃x)~p(x)
~[(∃x)p(x)]≡ (∀x)~p(x)
Contoh :
Ingkaran dari kalimat (∀x)(∀y)[x≠y⇒(∃z)G(x,y,z)] adalah
~[(∀x)(∀y)[x≠y⇒(∃z)G(x,y,z)] ≡(∃x)(∃y)[~[x≠y⇒(∃z)G(x,y,z)]]
≡(∃x)(∃y)[ x≠y∩(~(∃z)G(x,y,z))]
≡(∃x)(∃y)[ x≠y∩((∀z)~G(x,y,z))]
Kuantor lain : (∃! 𝑥)𝑝(𝑥) diucapkan “terdapat dengan tunggal x yang
mempunyai sifat p”.

7
C. Pembuktian
1. Pembuktian Langsung
Metode pembuktian langsung adalah suatu proses pembuktian pembuktian
menggunakan alur maju, mulai dari hipotesis dengan menggunakan implikasi
logic sampai pada pernyataan kesimpulan. Misal kita punya teorema p ⇒q,
dengan p disini sebagai hipotesis yang digunakan sebagai fakta yang diketahui
atau sebagai asumsi. Selanjutnya, dengan menggunakan p kita harus
menunjukkan bahwa berlaku q.
Contoh :
Buktikan, jika x bilangan ganjil maka x2 bilangan ganjil.
Bukti :
Diketahui x ganjil, jadi dapat didefinisikan sebagai x = 2n + 1 untuk suatu n
. Selanjutnya, x2 = (2n + 1)2 = 4n2 + 4n + 1 = 2 (2n2 + 2) + 1, dengan mengambil
m := 2n2 + 2, m maka x2 = 2m + 1. Karena m merupakan bilangan bulat
maka disimpulkan x2 ganjil.
2. Pembuktian Tidak Langsung
Untuk membuktikan pernyataan (p⇒q) kadang-kadang tidak mudah jika
dibuktikan secara langsung, sehingga perlu dicari dengan cara lain yaitu secara
tidak langsung.
a. Kontraposisi
Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan implikasi.
Jika P maka Q (P⇒ Q). Kontraposisi dari pernyataan implikasi P⇒Q adalah
~Q ⇒ ~P. Dengan kata lain kontraposisi adalah menegasikan P dan Q lalu
membalik arah panahnya. Dalam teori logika, pernyataan implikasi dan
kontraposisinya mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Latihan: buktikan bahwa jika 3n + 2 bilangan ganjil, maka n bilangan ganjil!
b. Kontradiksi
Pembuktian tidak langsung dengan kontradiksi dimulai dengan membuktikan
bahwa ingkaran dari pernyataan implikasi tersebut salah.Dengan terbuktinya
bahwa ingkaran tersebut salah, maka pernyataan implikasi tersebut pasti
benar. Kesalahan yang diperoleh tersebut ditunjukkan oleh suatu kontradiksi.
Suatu kontradiksi terjadi jika ada suatu atau lebih pernyataan yang
bertentangan. Kita bisa tuliskan sebagai : ~(p⇒q) ≡ p∩ ~q

8
D. Relasi
1. Definisi
Misalkan ditentukan suatu semesta 𝑀 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, … }. Relasi 𝑅 dinyatakan
determinatif pada 𝑀 jika dan hanya jika untuk setiap 𝑎, 𝑏 dalam 𝑀 kalimat
𝑎𝑅𝑏 (dibaca 𝑎 berada dalam relasi 𝑅 dengan 𝑏) mempunyai nilai benar atau salah.
Relasi yang menyangkut dua anggota disebut relasi biner/diadik, ditulis 𝑎𝑅𝑏
atau 𝑅(𝑎, 𝑏). Jika 𝑎 tidak berada dalam relasi 𝑅 dengan 𝑏 ditulis 𝑎𝑅𝑏. Jika
menyangkut tiga anggota, maka relasinya disebut ternier/triadik.
2. Relasi Ekuivalensi
Relasi yang sekaligus memiliki sifat refleksif, simetris, dan transitif disebut
relasi ekuivalensi. Contoh relasi kesejajaran antara garis-garis lurus, relasi
kesebangunan bentuk-bentuk geometri, dan relasi kongruensi antara bilangan-
bilangan bulat.
Adapun teorema relasi ekuivalensi menyatakan bahwa antara anggota-
anggota semesta 𝑀 mengakibatkan adanya penggolongan (partioning) di dalam 𝑀
yaitu bahwa 𝑀 terbagi atas himpunan-himpunan bagian (golongan, kelas) masing-
masing tidak kosong dan saling asing sedemikian hingga setiap anggota dari 𝑀
berada dalam satu dan hanya satu golongan dari 𝑀. Selanjutnya, kelas-kelas atau
golongan-golongan itu disebut kelas-kelas atau golongan-golongan ekuivalensi.
Kelas-kelas itu sering disajikan dengan notasi misal 𝑎.
Adapun macam-macam relasi sebagai berikut :
a. Relasi Refleksif
Relasi 𝑅 disebut relasi refleksif jika dan hanya jika untuk setiap 𝑥 pada 𝑆
(Himpunan Semesta), berlaku 𝑥 berelasi dengan dirinya sendiri .
𝑅 refleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑥 ) ∈ 𝑅 atau
𝑅 refleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑥
b. Relasi Non Refleksif
Relasi 𝑅 disebut relasi non refleksif jika dan hanya jika ada elemen pada 𝑆
yang tidak berelasi dengan dirinya sendiri.
𝑅 non refleksif jika dan hanya jika (∃𝑥 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑥 ) ∉ 𝑅 atau
𝑅 non refleksif jika dan hanya jika (∃𝑥 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑥
c. Relasi Irrefleksif
Relasi 𝑅 disebut relasi irrefleksif jika dan hanya jika setiap elemen pada 𝑆
tidak berelasi dengan dirinya sendiri.
𝑅 irrefleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑥 ) ∉ 𝑅 atau
𝑅 irrefleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑥

d. Relasi Simetris
Relasi 𝑅 disebut relasi simetris jika dan hanya jika (untuk setiap pasang
𝑥 dan 𝑦 pada 𝑆) jika 𝑥 berelasi dengan 𝑦 maka 𝑦 berelasi dengan 𝑥.
𝑅 simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥) ∈ 𝑅 atau
𝑅 simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
e. Relasi Non Simetris

9
Relasi 𝑅 disebut relasi non simetris jika dan hanya jika ada pasangan 𝑥 dan
𝑦 pada 𝑆 sedemikian sehingga 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 tidak berelasi dengan
𝑥.
𝑅 non simetris jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥) ∉ 𝑅
atau
𝑅 non simetris jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
f. Relasi Anti Simetris
Relasi 𝑅 disebut relasi anti simetris jika dan hanya jika untuk semua pasang
𝑥 dan 𝑦 pada 𝑆 berlaku jika 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑥,
pastilah 𝑥 = 𝑦.
𝑅 anti simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ˄ (𝑦, 𝑥 ) ∈
𝑅 → 𝑥 = 𝑦 atau
𝑅 anti simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑥 → 𝑥 = 𝑦
g. Relasi Asimetries
Relasi 𝑅 disebut relasi asimetris jika dan hanya jika untuk semua pasang 𝑥
dan 𝑦 pada 𝑆 jika berelasi dengan 𝑦, pastilah 𝑦 tidak berelasi dengan 𝑥.
𝑅 asimetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥 ) ∉ 𝑅 atau
𝑅 asimetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
h. Relasi Transitif
Relasi 𝑅 disebut relasi transitif jika dan hanya jika untuk setiap tiga elemen
(triple) 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 pada 𝑆 berlaku jika 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan
𝑧, maka 𝑥 berelasi dengan 𝑧.
𝑅 transitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ˄ (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 →
(𝑥, 𝑧) ∈ 𝑅 atau
𝑅 transitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
i. Relasi Non Transitif
Relasi 𝑅 disebut relasi non transitif jika dan hanya jika sekurang-kurangnya
ada satu triple sedemikian sehingga berlaku 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi
dengan 𝑧 dan 𝑥 tidak berelasi dengan 𝑧.
𝑅 non transitif jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ˄ (𝑦, 𝑧) ∈
𝑅 → (𝑥, 𝑧) ∉ 𝑅 atau
𝑅 non transitif jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
j. Relasi Intransitif
Relasi 𝑅 disebut relasi intransitif jika dan hanya jika untuk setiap triple
𝑥, 𝑦, dan 𝑧 pada 𝑆 berlaku jika 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑧,
maka pasti 𝑥 tidak berelasi dengan 𝑧.
𝑅 intransitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑆)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ˄ (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 →
(𝑥, 𝑧) ∉ 𝑅 atau
𝑅 intransitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑆) 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
3. Partisi
Ditentukan himpunan 𝐴. Keluarga himpunan bagian yang tidak kosong dari
𝐴, misal {𝐴𝑖 }, 𝑖 ∈ 𝐼 disebut partisi dari A jika dan hanya jika :

10
1. ⋃𝑖∈𝐼 𝐴𝑖 = 𝐴
2. (∀𝐴𝑖 , 𝐴𝑗 )𝐴𝑖 ≠ 𝐴𝑗 → 𝐴𝑖 ∩ 𝐴𝑗 ≠ ∅
Partisi juga dapat dinyatakan sebagai berikut :
{𝐴𝑖 }, 𝑖 ∈ 𝐼 disebut partisi dari A jika dan hanya jika :
1. 𝐴𝑖 ⊆ 𝐴
2. 𝐴𝑖 ≠ ∅
3. ⋃𝑖∈𝐼 𝐴𝑖 = 𝐴
4. (∀𝐴𝑖 , 𝐴𝑗 )𝐴𝑖 ≠ 𝐴𝑗 → 𝐴𝑖 ∩ 𝐴𝑗 ≠ ∅, atau
(∀𝐴𝑖 , 𝐴𝑗 )𝐴𝑖 ∩ 𝐴𝑗 ≠ ∅ → 𝐴𝑖 = 𝐴𝑗 , atau
(∀𝐴𝑖 , 𝐴𝑗 )𝐴𝑖 = 𝐴𝑗 ˅ 𝐴𝑖 ∩ 𝐴𝑗 = ∅
Apabila {𝐴𝑖 }, 𝑖 ∈ 𝐼 adalah suatu partisi pada 𝐴, maka masing-masing 𝐴𝑖
disebut kelas partisi dari 𝐴.
4. Hubungan Partisi dan Relasi Ekuivalensi
Dalil : Suatu relasi ekuivalensi yang didefinisikan pada himpunan 𝑆 pasti
mengakibatkan timbulnya suatu partisi pada 𝑆, yang dalam tiap kelasnya terhimpun
semua elemen-elemen dalam 𝑆 yang saling berelasi ekuivalensi tersebut. Kelasnya
disebut kelas ekuivalensi dan biasanya dituliskan dengan 𝑎̅, 𝑒̅, 𝑢̅, 1̅, 2̅, dan
sebagainya. Sedangkan himpunanya disebut himpunan kuosen (Quetient Set).

E. Fungsi
1. Pengertian Fungsi atau Pemetaan
Relasi antara dua himpunan 𝑆 dan 𝑇 disebut fungsi (misal fungsi 𝑓, biasa
dinotasikan sebagai 𝑓: 𝑆 → 𝑇, dibaca “fungsi 𝑓 dari 𝑆 ke 𝑇) jika dan hanya jika
setiap elemen himpunan 𝑆 berelasi dengan tepat satu elemen himpunan 𝑇.
Elemen 𝑡 ∈ 𝑇 yang berelasi dengan 𝑠 ∈ 𝑆 biasa ditulis dengan : 𝑡 = 𝑓 (𝑠)
atau 𝑠 → 𝑓 (𝑠) = 𝑡. 𝑓 (𝑠) disebut bayangan/peta (image) 𝑠, sedangkan 𝑠 disebut pre
image dari 𝑡. Himpunan 𝑆 disebut daerah sumber/asal (domain) fungsi 𝑓, biasa
ditulis 𝐷𝑓 . Himpunan 𝑇 disebut daerah hasil/kawan/ (kodomain) fungsi 𝑓, biasa
ditulis 𝑅𝑓 atau 𝑓 (𝑠). Jadi, 𝑅𝑓 = {𝑡 ∈ 𝑇 | 𝑡 = 𝑓(𝑠), 𝑠 ∈ 𝐷𝑓 }
Ciri/sifat khusus fungsi 𝑓 : Setiap elemen 𝑠 ∈ 𝑆 berelasi dengan tepat satu
elemen 𝑡 ∈ 𝑇, tetapi elemen 𝑡 tidak harus berelasi dengan satu elemen 𝑆. Istilah 𝑆
“dihabiskan” sedangkan 𝑇 tidak harus “habis”.
Secara sistematis, pengertian fungsi dapat dituliskan : (∀𝑠1 , 𝑠2 ∈ 𝑆) 𝑠1 =
𝑠2 → 𝑓 (𝑠1 ) = 𝑓 (𝑠2 ).
2. Bayangan Invers
Bila 𝑓 adalah fungsi dari 𝑆 ke 𝑇, maka bisa dibentuk relasi baru dari 𝑅𝑓 ke
𝑆 dengan aturan sebagai berikut :
Jika 𝑡 adalah elemen ∈ 𝑇, maka himpunan 𝑠 ∈ 𝑆 yang berelasi dengan 𝑡
disebut bayangan (image) invers dari 𝑇 dan ditulis 𝑓 −1 (𝑡) :
Jadi, 𝑓 −1 (𝑡) = {𝑠 ∈ 𝑆 |𝑓 (𝑠) = 𝑡}
Karena 𝑡 = 𝑓 (𝑠), maka :
𝑓 −1 (𝑡) = 𝑓 −1 (𝑓(𝑠)) = (𝑓 −1 ∙ 𝑓)(𝑠)

11
𝑠 ∈ 𝑆 → 𝑡 = 𝑓 (𝑠) : bayangan dari 𝑠 selalu tunggal. 𝑡 ∈ 𝑇 → 𝑓 −1 (𝑡) :
bayangan invers dari 𝑡 bisa berupa himpunan kosong, singleton, atau himpunan
yang beranggota lebih dari satu elemen.
3. Fungsi Surjektif, Injektif, dan Bijektif
a. Fungsi Surjektif
Fungsi 𝑓: 𝑆 → 𝑇 disebut surjektif jika dan hanya jika setiap elemen di
kodomain berelasi dengan elemen di domain.
𝑓: 𝑆 → 𝑇 surjektif jika dan hanya jika (∀𝑡 ∈ 𝑇)(∃𝑠 ∈ 𝑆)𝑓 (𝑠) = 𝑡 atau
(∀𝑡 ∈ 𝑇)𝑓 −1 (𝑡) ≠ ∅ atau 𝑅𝑓 = 𝑓 (𝑠) = 𝑇
b. Fungsi Injektif (Fungsi Satu-satu)
Fungsi 𝑓: 𝑆 → 𝑇 disebut injektif jika dan hanya jika elemen di kodomain
(𝑇) berelasi dengan tunggal elemen di domain.
𝑓: 𝑆 → 𝑇 injektif jika dan hanya jika (∀𝑓(𝑠1 ), 𝑓(𝑠2 ) ∈ 𝑇)𝑓(𝑠1 ) =
𝑓 (𝑠2 ) → 𝑠1 = 𝑠2 atau (∀𝑡 ∈ 𝑇)𝑓 −1 (𝑡) = ∅ atau singleton
c. Fungsi Bijektif
Fungsi bijektif adalah fungsi yang bersifat surjektif dan injektif. Terlihat
setiap elemen di daerah domain berelasi ke tepat satu anggota kodomain (karena
fungsi) dan setiap elemen di daerah kodomain juga berelasi dengan tepat satu
anggota domain (karena surjektif dan injektif).
Karena itu fungsi bijektif disebut korespondensi satu-satu. Adapun
berlaku pula 𝑓 fungsi bijektif jika dan hanya jika 𝑓 −1 merupakan fungsi dan
bersifat bijektif pula, disebut fungsi invers.
4. Pergandaan Fungsi
Diberikan dua fungsi 𝑓 dan 𝑔. Dua fungsi tersebut dapat digandakan
menjadi 𝑔𝑓 jika dan hanya jika kodomain fungsi 𝑓 = domain fungsi 𝑔. Perhatikan
diagram berikut :
𝑓 𝑔
𝑆 → 𝑇 → 𝑈
𝑠 → 𝑓(𝑠) → (𝑔𝑓)(𝑠)
Definisi : Dua fungsi 𝑓 dan 𝑔 dengan domain sama, dikatakan sama jika
dan hanya jika ∀𝑠 ∈ 𝑆 maka 𝑓 (𝑠) = 𝑔(𝑠).
Teorema : Jika pergandaan masing-masing dapat dikerjakan, maka
pergandaan fungsi mempunyai sifat assosiatif, yaitu berlaku (𝑔𝑓)ℎ = 𝑔(𝑓ℎ).
ℎ 𝑓 𝑔
𝑆 → 𝑇 → 𝑈 → 𝑉
𝑠 → ℎ(𝑠) → 𝑓(ℎ(𝑠)) → 𝑔 (𝑓(ℎ(𝑠)))
5. Penjumlahan Dua Fungsi
Dalam cabang-cabang aljabar (teori grup, ring, modul, dll) sering
didefinisikan penjumlahan sesuku : Dua fungsi 𝑓 dan 𝑔 dari 𝑀 ke 𝑁 dijumlah
dengan ketentuan : (𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥 ) + 𝑔(𝑥 )

12
F. Himpunan Tak Berhingga

Dua himpunan 𝑆 dan 𝑇 disebut ekuipoten jika dan hanya jika ada
pemetaan bijektif antara 𝑆 dan 𝑇. Berikut diberikan dua definsi dari himpunan
tak berhingga :
 Definisi 1 :
Suatu himpunan 𝑆 disebut berhingga atau induktif jika dan
hanya jika 𝑆 ekuipoten dengan himpunan bagian dari himpunan
bilangan-bilangan alam, yaitu jika ada bilangan alam 𝑛 sehingga 𝑆
memuat 𝑛 anggota. Jika tidak demikian, maka 𝑆 disebut tidak
berhingga atau non-induktif.
 Definisi 2 :
Suatu himpunan 𝑆 disebut tak berhingga atau refleksif jika dan hanya
jika 𝑆 ekuipoten dengan himpunan bagian sejati dari dirinya sendiri. Jika
tidak demikian, maka 𝑆 disebut berhingga atau non-refleksif.

13
SOAL
UJIAN TENGAH SEMESTER
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN TAHUN 2017/2018

1. Tunjukkan apakah masing-masing dari dua pernyataan berikut ekuivalen :


a. 𝑝 → (𝑞 ˄ 𝑟) dengan (𝑝 → 𝑞 ) ˄ (𝑞 → 𝑟)
b. (𝑝 ˄ 𝑞 ) → 𝑟 dengan (𝑝 ˄ ~𝑟) → ~𝑞
2. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol/notasi dengan menggunakan
kuantor eksintensial dan kuantor universal. Tulis juga negasi dari masing-
masing pernyataan.
a. Persamaan 𝑥 2 − 𝑎 = 0 memiliki akar real untuk sebarang bilangan real
negatif 𝑎
b. Terdapat bilangan rasional diantara sebarang dua bilangan real yang
berbeda
3. Buktikan :
a. Untuk setiap 𝑛 anggota himpunan bilangan asli berlaku
𝑛

∑ (2𝑘 − 1) = 𝑛2
𝑘=1
1 2 3 𝑛 3(3𝑛 −1)
b. 3 + 3 + 3 + ⋯ + 3 = 2
4. Diberikan himpunan-himpunan 𝐴, 𝐵, dan 𝐶. Buktikan sifat-sifat berikut :
a. (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) = (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)
b. Jika 𝐵 ⊆ 𝐶 maka𝐴 − 𝐶 ⊆ 𝐴 − 𝐵

Jawab :

1.
a. 𝑝 → (𝑞 ˄ 𝑟) ≡ ~𝑝 ˅ (𝑞 ˄ 𝑟)
≡ (~𝑝 ˅ 𝑞 ) ˄ (~𝑝 ˅ 𝑟)
≡ (𝑝 → 𝑞 ) ˄ (𝑞 → 𝑟)
∴ Benar bahwa 𝑝 → (𝑞 ˄ 𝑟) ≡ (𝑝 → 𝑞 ) ˄ (𝑝 → 𝑟)
b. (𝑝 ˄ 𝑞 ) → 𝑟 ≡ ~(𝑝 ˅ 𝑞 ) ˅ 𝑟
≡ (~𝑝 ˅ ~𝑞) ˅ 𝑟
≡ ~𝑝 ˅ ~𝑞 ˅ 𝑟
≡ ~𝑝 ˅ 𝑟 ˅ ~𝑞
≡ (~𝑝 ˅ 𝑟) ˅ ~𝑞 misal ~𝐴 = (~𝑝 𝑥 < 𝑎 < 𝑦 𝑟)
≡ ~𝐴 ˅ ~𝑞
≡ 𝐴 → ~𝑞, dengan 𝐴 = ~(~𝐴) = ~(~𝑝 ˅ 𝑟)
≡ 𝑝 ˄ ~𝑟 ≡ (𝑝 ˄ ~𝑟) → ~𝑞
∴ Benar bahwa (𝑝 ˄ 𝑞 ) → 𝑟 ≡ (𝑝 ˄ ~𝑟) → ~𝑞
2.
a. (∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 < 0)(∀𝑥 ∈ ℝ)[𝑥 2 − 𝑎 ≠ 0]
b. (∃𝑥, 𝑦 ∈ ℝ, 𝑥 ≠ 𝑦)(∀𝑎 ∈ ℚ)[𝑎 < 𝑥 < 𝑦 ˅ 𝑎 > 𝑦 > 𝑥 ]

14
3.
a. ∑𝑛𝑘=1(2𝑘 − 1) = 𝑛2 dapat ditulis menjadi :
(2(1) − 1 ) + (2(2) − 1) + ⋯ + ( 2(𝑛 ) − 1) = 𝑛 2
i. Akan dibuktikan untuk 𝑛 = 1
Ruas kiri : 2(𝑛) − 1 = 2(1) − 1 = 1
Ruas kanan : 𝑛2 = 12 = 1
∴ Ruas kiri = ruas kanan, maka terbukti benar untuk 𝑛 = 1
ii. Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑝, sehingga
(2 (1) − 1) + (2(2) − 1) + ⋯ + (2(𝑝 ) − 1) = 𝑝 2
iii. Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑝 + 1
(2 (1) − 1) + (2(2) − 1) + ⋯ + (2(𝑝 ) − 1)
= (2(1) − 1) + (2(2) − 1 ) + ⋯ + (2( 𝑝 ) − 1) + ( 2(𝑝 + 1) − 1 )
= 𝑝 2 + (2(𝑝 + 1) − 1)
= 𝑝2 + (2𝑝 + 2 − 1)
= 𝑝2 + 2𝑝 + 1
= (𝑝 + 1)2
∴ Dari i, ii, dan iii terbukti bahwa ∑𝑛𝑘=1(2𝑘 − 1) = 𝑛2 , 𝑛 ∈ ℕ
3(3𝑛 −1)
b. 31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑛 = 2
i. Akan dibuktikan untuk 𝑛 = 1
Ruas kiri : 3𝑛 = 31 = 3
3(3𝑛 −1) 3(31 −1) 3(2)
Ruas kanan : = = =3
2 2 2
∴ Ruas kiri = ruas kanan, maka terbukti benar untuk 𝑛 = 1
ii. Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑘, sehingga
3(3𝑘 −1)
31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑘 = 2
iii. Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑘+1
= 31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑘 + 3𝑘+1
3(3𝑘 − 1)
= + 3𝑘+1
2
3(3𝑘 − 1) + 2. 3𝑘+1
=
2
3. 3 − 3 + 2. 3𝑘+1
𝑘
=
2
𝑘+1
3. 3 −3
=
2
3(3𝑘+1 − 1)
=
2
3(3𝑛 −1)
∴ Dari i, ii, dan iii terbukti bahwa 31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑛 = 2

15
4.
a. Akan dibuktikan bahwa (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) = (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)
Ambil 𝑥 sebarang anggota (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) maka 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵) ∪
(𝐵 − 𝐴 )
⇒ 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵) atau 𝑥 ∈ (𝐵 − 𝐴)
⇒ (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∉ 𝐵) atau (𝑥 ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∉ 𝐴)
⇒ (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵) atau (𝑥 ∉ 𝐵 atau 𝑥 ∉ 𝐴)
⇒ 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵 ) − (𝐵 ∩ 𝐴 )
Jadi, (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)
Ambil 𝑦 sebarang anggota (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) maka 𝑦 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) −
(𝐴 ∩ 𝐵 )
⇒ 𝑦 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) atau 𝑦 ∉ (𝐴 ∩ 𝐵)
⇒ (𝑦 ∈ 𝐴 atau 𝑦 ∈ 𝐵) atau (𝑦 ∉ 𝐴 atau 𝑦 ∉ 𝐵)
⇒ (𝑦 ∈ 𝐴 atau 𝑦 ∉ 𝐵) atau (𝑦 ∈ 𝐵 atau 𝑦 ∉ 𝐴)
⇒ 𝑦 ∈ (𝐴 − 𝐵 ) ∪ (𝐵 − 𝐴 )
Jadi, (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵) ⊆ (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴)
∴ Terbukti bahwa (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) = (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)
b. Akan dibuktikan bahwa jika 𝐵 ⊆ 𝐶 maka𝐴 − 𝐶 ⊆ 𝐴 − 𝐵
Ambil 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐶 ) maka 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐶
Oleh karena (𝐴 − 𝐶 ) ⊆ (𝐴 − 𝐵) maka 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵)
𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵) maka 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐵
Oleh karena 𝑥 ∉ 𝐶 ⇒ 𝑥 ∉ 𝐵 maka (kontraposisinya) 𝑥 ∈ 𝐵 ⇒ 𝑥 ∈ 𝐶
ekuivalen dengan 𝐵 ⊆ 𝐶
∴ Terbukti bahwa jika 𝐵 ⊆ 𝐶 maka𝐴 − 𝐶 ⊆ 𝐴 − 𝐵

16
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2017

1.
a. Berikan masing-masing contoh relasi asimetris, relasi anti simetris, relasi
non transitif, dan relasi intransitif
b. Buktikan bahwa 𝑅 relasi asimetris jika dan hanya jika 𝑅 ∩ 𝑅−1 = ∅
(Nilai : 25)
𝑥
2. Buktikan bahwa 𝑓: (0,1) → (0, ∞) dengan 𝑓(𝑥 ) = 1−𝑥 merupakan fungsi
bijektif. Selanjutnya, tentukan fugsi inversnya.
(Nilai : 20)
3. Didefinisikan relasi 𝑅 pada ℤ (himpunan semua bilangan bulat) yaitu 𝑝𝑅𝑞 jika
dan hanya jika 5 membagi habis 𝑝 − 𝑞.
a. Buktikan bahwa 𝑅 merupakan relasi ekuivalensi
−2, 5̅, dan ̅̅̅̅
b. Tentukan kelas-kelas ekuivalensi 0̅, 2̅, ̅̅̅̅ −5
(Nilai : 20)
4. Diberikan fungsi 𝑓: 𝑆 → 𝑇 dengan 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 + 1; 𝑆, 𝑇: semua himpunan
bilangan real. Misalkan 𝐴, 𝐵 ⊆ 𝑆 dengan𝐴 = {𝑎|−4 ≤ 𝑎 ≤ 3}, 𝐵 =
{𝑏|−5 ≤ 𝑏 ≤ 8} dan 𝑀, 𝑁 ⊆ 𝑇 dengan 𝑀 = [−6, 4], 𝑁 = (2, 8]. Tentukan
𝑓 (𝑆), 𝑓 (𝐴) ∩ 𝑓 (𝐵), 𝑓 (𝐴 ∩ 𝐵), 𝑓(𝐴) ∪ 𝑓 (𝐵), 𝑓 (𝐴 ∪ 𝐵), 𝑓 −1 (𝑀) − 𝑓 −1 (𝑁), dan
𝑓 −1 (𝑀 − 𝑁).
(Nilai : 25)
5. Buktikan bahwa himpunan semua bilangan bulat adalah denumerabel.
(Nilai : 10)
Jawab :
1.
a. - Relasi asimetris = (∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀)(𝑎𝑅𝑏 → ̅̅̅̅̅
𝑏𝑅𝑎)
Contoh : {(1,2), (2,3), (3,1)}
- Relasi antisimetris = (∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑀 )(𝑎𝑅𝑏 ˄ 𝑏𝑅𝑎 → 𝑎 = 𝑏).
Contoh : {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}
̅̅̅̅̅)
- Relasi non transitif = (∃𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑀)((𝑎𝑅𝑏 ˄ 𝑏𝑅𝑐 ) ˄ 𝑎𝑅𝑐
Contoh : {(1,2), (2,3), (3,4)}
̅̅̅̅̅ ).
- Relasi intransitif = (∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑀 )(𝑎𝑅𝑏 ˄ 𝑏𝑅𝑐 → 𝑎𝑅𝑐
Contoh : {(1,2), (2,3), (2,5), (3,4), (5,7)}
2.
i. Cek Fungsi
𝑥
Ambil 𝑥 ∈ (0,1) maka terdapat 𝑦 ∈ (0, ∞) dimana 𝑦 = 1−𝑥 = 𝑓(𝑥 )

17
Ambil 𝑥1 , 𝑥2 ∈ (0,1) dimana 𝑥1 = 𝑥2 maka diperoleh
𝑥1 𝑥2
𝑓(𝑥1 ) = = = 𝑓 (𝑥 2 )
1 − 𝑥1 1 − 𝑥2
𝑥
∴ 𝑓 (𝑥) = 1−𝑥 adalah fungsi.

ii. Cek Injektif


Ambil 𝑥1 , 𝑥2 ∈ (0,1) dimana 𝑥1 ≠ 𝑥2, sehingga
𝑥1 𝑥2
𝑓(𝑥1 ) = ≠ = 𝑓 (𝑥 2 )
1 − 𝑥1 1 − 𝑥2
𝑥
∴ 𝑓 (𝑥) = 1−𝑥 adalah fungsi injektif.

iii. Cek Surjektif


𝑦
Ambil 𝑦 ∈ (0, ∞), maka terdapat 𝑥 ∈ (0,1) dengan 𝑥 = , diperoleh :
1+𝑦
𝑦 𝑦 𝑦
𝑦 1+𝑦 1+𝑦 1+𝑦
𝑓 (𝑥 ) = 𝑓 ( )= 𝑦 = = =𝑦
1+𝑦 1−1+𝑦 1 + 𝑦 − 𝑦 1
1+𝑦 1+𝑦
𝑥
∴ 𝑓 (𝑥 ) = adalah fungsi surjektif.
1−𝑥
𝑥
Berdasarkan pembuktian pada i, ii, dan iii terbukti bahwa 𝑓 (𝑥 ) = 1−𝑥 adalah

fungsi bijektif. Sehingga dapat dicari inversnya :


𝑥
𝑓 (𝑥 ) =
1−𝑥
𝑥
𝑦=
1−𝑥
𝑦 (1 − 𝑥 ) = 𝑥
𝑦 − 𝑦𝑥 = 𝑥
𝑦 = 𝑥 + 𝑥𝑦
𝑦 = 𝑥 (1 + 𝑦 )
𝑦 𝑥
𝑥= ⇒ 𝑓 −1 (𝑥 ) =
1+𝑦 1+𝑥
3.
a. Akan dibuktikan bahwa 𝑅 relasi ekuivalensi
i. Cek Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ ℤ akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 diperoleh
𝑥𝑅𝑦 ⇔ 𝑥 − 𝑥 = 5𝑘
0 = 5𝑘
𝑘=0

18
∴ Oleh karena 0 ∈ ℤ, terbukti bahwa 𝑅 refleksif
ii. Cek Simetris
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ ℤ akan dibuktikan bahwa 𝑥𝑅𝑦 ⇒ 𝑦𝑅𝑥 diperoleh :
𝑥𝑅𝑦 ⇔ 𝑥 − 𝑦 = 5𝑘
−(𝑥 − 𝑦) = −5𝑘
𝑦 − 𝑥 = 5(−𝑘), misal −𝑘 = 𝑝
𝑦 − 𝑥 = 5𝑝 ⇒ 𝑦𝑅𝑥
∴ Oleh karena 𝑝 ∈ ℤ, terbukti bahwa 𝑅 simetris
iii. Cek Transitif
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ ℤ akan dibuktikan bahwa 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 ⇒ 𝑥𝑅𝑧 diperoleh
𝑥𝑅𝑦 ⇔ 𝑥 − 𝑦 = 5𝑘, 𝑘 ∈ ℤ
𝑦𝑅𝑧 ⇔ 𝑦 − 𝑧 = 5𝑙, 𝑙 ∈ ℤ
𝑥 − 𝑧 = 5𝑘 + 5𝑙
𝑥 − 𝑧 = 5(𝑘 + 𝑙 ), misal 𝑘 + 𝑙 = 𝑝, 𝑝 ∈ ℤ
𝑥 − 𝑧 = 5𝑝 ⇒ 𝑥𝑅𝑧
∴ Terbukti bahwa 𝑅 transitif
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii terbukti bahwa 𝑅 merupakan
relasi ekuivalensi.
b. 0̅ = {… , … , −10, −5, 0, 5, 10, … , … }
2̅ = {… , … , −8, −3, 2, 7, 12, … , … }
̅̅̅̅
−2 = {… , … , −7, −2, 3, 8, 13, … , … }
5̅ = 0 = {… , … , −10, −5, 0, 5, 10, … , … }
̅̅̅̅
−5 = 5 = 0 = {… , … , −10, −5, 0, 5, 10, … , … }
4.
a. 𝑓 (𝑆) = (−∞, ∞)
b. 𝑓 (𝐴) ∩ 𝑓 (𝐵) = [−3, 4] ∩ [−4, 9) = [−3, 4)
c. 𝑓 (𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑓([−4, 3)) = [−3, 4)
d. 𝑓 (𝐴) ∪ 𝑓 (𝐵) = [−3, 4) ∪ [−4, 9) = [−4, 9)
e. 𝑓 (𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑓([−5, 8)) = [−4, 9)
f. 𝑓 −1 (𝑀) − 𝑓 −1 (𝑁) = [−7, 3] − (1, 7] = [−7, 1)
g. 𝑓 −1 (𝑀 − 𝑁) = 𝑓 −1 ([−6, 2)) = [−7, 1)

19
5. Akan dibuktikan bahwa ℤ (himpunan bilangan bulat) adalah denumerabel.
Diperoleh enumerasi antara ℤ dengan ℕ (himpunan bilangan asli).
ℤ: 0 -1 1 -2 2 -3 3 … … −𝑛 𝑛

↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓

ℕ: 1 2 3 4 5 6 7 … … 𝑝 𝑞

∴ Terbukti bahwa himpunan semua bilangan bulat (ℤ) adalah denumerabel.

20
SOAL
UJIAN TENGAH SEMESTER
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN TAHUN 2018
Waktu : 100 menit, Closed Book

1. Tunjukkan apakah masing-masing dari dua pernyataan berikut ekuivalen


a) (𝑝 ⇔ 𝑞)˄(𝑝 ⇔ 𝑟) dengan 𝑝 ⇔ (𝑞˄𝑟)
b) (𝑝˄𝑞 ) ⇒ (𝑟˅𝑠) dengan (−𝑝˅ − 𝑞 )˅ (𝑟 ˅ 𝑠)
2. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol/notasi dengan menggunakan kuantor
ekstensial dan kuantor universal. Tulis juga negasi dari masing-masing pernyataan.
a) Jika 𝑛 ≥ 3, maka persamaan 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 = 𝑧 𝑛 tidak memiliki solusi bilangan bulat
z,y,z ∈ Z.
b) Untuk setiap bilangan real x,y, jika x bilangan rasional dan y bilangan irrasional, maka
x+y bilangan irrasional
3. Buktikan :
a) Jika untuk setiap a ∈ A terdapat 𝑎′ ∈ A sedemikian sehingga berlaku 𝑎 + 𝑎′ = 𝑎′ +
𝑎 = 0 maka untuk setiap (𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐴) persamaan 𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑐 berakibat 𝑏 = 𝑐
b) Untuk setiap n anggota himpunan bilangan asli berlaku
𝑛

∑ 2𝑘 = 2𝑛+1 − 1
𝑘=0
4. Diberikan himpunan-himpunan A, B, C. Buktikan sifat-sifat berikut :
a) 𝐴 − (𝐵 ∪ 𝐶 ) = (𝐴 − 𝐵) − 𝐶
b) Jika 𝐴 ⊆ 𝐵 dan 𝐴 ⊆ 𝐶 maka 𝐴 ⊆ (𝐵 ∩ 𝐶 )

Jawab :

1. Akan ditunjukkan ekuivalensi pernyataan tersebut dengan tabel kebenaran :


a.
p q r p⇔q p⇔r 𝑞 ⇔ r (p⇔q) ˄ (p⇔r) p⇔(q˄r)
B B B B B B B B
B B S B S S S S
B S B S B S S S
B S S S S S S S
S B B S S B S S
S B S S B S S B
S S B B S S S B
S S S B B S S B
Tampak bahwa (𝑝 ⇔ 𝑞)˄(𝑝 ⇔ 𝑟) dengan 𝑝 ⇔ (𝑞˄𝑟) memiliki nilai yang
berbeda maka kedua pernyataan tidak ekuivalen.

21
b.
p q r s -p -q p˄q r˅s -p˅-q (p˄q)⇒(r˅s) (p˄q)˅(r˅s)
B B B B S S B B S B B
B B B S S S B B S B B
B B S B S S B B S B B
B B S S S S B S S S S
B S B B S B S B B B B
B S B S S B S B B B B
B S S B S B S B B B B
B S S S S B S S B B B
S B B B B S S B B B B
S B B S B S S B B B B
S B S B B S S B B B B
S B S S B S S S B B B
S S B B B B S B B B B
S S B S B B S B B B B
S S S B B B S B B B B
S S S S B B S S B B B
Tampak bahwa (𝑝˄𝑞 ) ⇒ (𝑟˅𝑠) dengan (−𝑝˅ − 𝑞 )˅ (𝑟 ˅ 𝑠) memiliki nilai yang sama
maka kedua pernyataan ekuivalen.

2. a. Negasi : ∃𝑛 ≥ 3 ˄ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑍)
b. (𝑥 ∈ 𝑄, 𝑦 ∈ 𝑇 → 𝑥 + 𝑦 ∈ 𝑇)

3. a. Jika untuk setiap Jika untuk setiap a ∈ A terdapat 𝑎′ ∈ A sedemikian sehingga berlaku
𝑎 + 𝑎′ = 𝑎′ + 𝑎 = 0 maka untuk setiap (𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐴) persamaan 𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑐 berakibat
𝑏 = 𝑐.
Bukti :
Diketahui jika 𝑎 + 𝑎′ = 𝑎′ + 𝑎 = 0 ⇒ 𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑐 akan dibuktikan 𝑏 = 𝑐
Ambil sembarang a ∈ A sehingga diperoleh 𝑎′ = −𝑎 ∈ A
Maka 𝑎 + 𝑎′ = 𝑎′ + 𝑎 = −𝑎 + 𝑎 = 0
Karena 𝑎 + 𝑎′ = 𝑎′ + 𝑎 = 0, maka 𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑐
𝑎 + 𝑎′ + 𝑏 = 𝑎 + 𝑎′ + 𝑐
𝑎+𝑏=𝑎+𝑐
𝑏=𝑐
Diperoleh hasil bahwa 𝑏 = 𝑐. Terbukti.
b. Akan dibuktikan bahwa untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁 berlaku
𝑛

∑ 2𝑘 = 2𝑛+1 − 1
𝑘=0
Bukti :
1) Diketahui untuk 𝑛 = 1
Ruas kiri ∑1𝑘=0 2𝑘 = 20 − 21 = 1 + 2 = 3
Ruas kanan 2𝑛+1 − 1 = 22 − 1 = 4 − 1 = 3
Tampak bahwa ruas kiri = ruas kanan = 3

22
2) Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑘
𝑘

∑ 2𝑘 = 2𝑘+1 − 1
𝑘=0
3) Akan dibuktikan untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
𝑘

∑ 2𝑘 = 20 + 21 + ⋯ 2𝑘 + 2𝑘+1
𝑘=0
= 1 + 2 + ⋯ +2𝑘 + 2𝑘+1
𝑘

= ∑ 2𝑘 + 2𝑘+1
𝑘=0
𝑘+1
=2 − 1 + 2𝑘+1
= 2(2𝑘+1 ) − 1
= 2(2𝑘 . 2) − 1
= 2𝑘 . 22 − 1
= 2𝑘+2 − 1
2𝑘+1+1 − 1 = 2𝑘+2 − 1
Diperoleh bahwa ruas kiri = ruas kanan = 2𝑘+2 − 1. Terbukti.
4. a. 𝐴 − (𝐵 ∪ 𝐶 ) = (𝐴 − 𝐵) − 𝐶
Akan dibuktikan 𝐴 − (𝐵 ∪ 𝐶 ) = (𝐴 − 𝐵) − 𝐶
Bukti :
𝐴 − (𝐵 ∪ 𝐶 ) = 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶 )𝑐
= 𝐴 ∩ (𝐵 𝐶 ∩ 𝐶 𝐶 )
= (𝐴 ∩ 𝐵𝐶 ) ∩ 𝐶 𝐶
= (𝐴 − 𝐵) ∩ 𝐶 𝐶
= (𝐴 − 𝐵) − 𝐶 . Terbukti.
b. Akan dibuktikan 𝐴 ⊆ 𝐵 dan 𝐴 ⊆ 𝐶 maka 𝐴 ⊆ (𝐵 ∩ 𝐶 )
Bukti :
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 , karena 𝐴 ⊆ 𝐵 maka 𝑥 ∈ 𝐵.
Karena x maka 𝑥 ∈ 𝐶.
Berarti 𝑥 ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈ 𝐶 atau 𝑥 ⊆ (𝐵 ∩ 𝐶 ) . Terbukti.

23
SOAL REMIDI UTS
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN
TAHUN 2018

1. Tunjukkan apakah masing-masing dari dua pernyataan berikut ekuivalen :


(𝑝 ˄ 𝑞 ) ⇔ (𝑝 ˄ 𝑟) dengan 𝑝 ˄ (−𝑞 ˅ 𝑟)
2. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol/notasi dengan menggunakan kuantor
eksistensial dan kuantor universal. Tulis juga negasi dari masing-masing pernyataan.
a) Jika n bilangan ganjil, maka n2 juga bilangan ganjil
b) Persamaan x3 = 10 memilki solusi bilangan real
3. Buktikan bahwa untuk setiap n anggota himpunan bilangan asli berlaku
𝑛

∑(2𝑘 − 1) = 𝑛2
𝑘=1
4. Diberikan himpunan-himpunan A,B,C. Buktikan sifat-sifat berikut:
a) (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵) = (𝐴 − 𝐵) ∪ −(𝐵 − 𝐴)
b) Jika 𝐴 ⊆ 𝐵 dan 𝐵 ⊆ 𝐶 maka 𝐴 ⊆ 𝐶

24
SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN AKHIR SEMESTER
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN TAHUN 2018
Waktu : 100 menit, Closed Book

1. a. Himpunan A : {a,b,c,d,e,f}, buatlah relasi asimetris, relasi antisimetris, relasi


nontransitif dan relasi intransitif yang didefinisikan pada himpunan A.
Jawab :
- Asimetris : (∃𝑎, 𝑏 ∈ A)(aRb ˄ b𝑅̅ a)
Misal : R = {(a,b),(b,b),(c,c),(b,a),(a,c)}
- Antisimetris : (∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐴)(𝑎𝑅𝑏 → 𝑏𝑅̅𝑎)
Misal : R = {(a,b), (c,d), (e,f)}
- Nontransitif : (∃𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ A)(𝑎𝑅𝑏 ⋀ 𝑏𝑅𝑐 ∧ 𝑎𝑅̅ c)
Misal : R = {(a,b), (b,c), (a,c), (c,d)}
- Intransitif : = (∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ A)(𝑎𝑅𝑏 ⋀ 𝑏𝑅𝑐 → 𝑎𝑅̅ 𝑐)
Misal : R = {(a,b), (b,c), (c,d), (d,e), (e,f)}
b. Buatlah relasi ekuivalensinya
Jawab :
A = {a,b,c,d,e,f}
Misal R = {(a,a),(b,b),(c,c),(d,d),(e,e),(f,f),(a,b),(b,a),(c,d),(d,c), (e,f), (f,e)}
i) Akan dibuktikan bahwa R merupakan relasi reflektif
Ambil a ∈ A maka untuk setiap a ∈ A, terdapat (aRa) ∈ R
(a,a) ∈ R, (b,b) ∈ R, (c,c) ∈ R, (d,d) ∈ R, (e,e) ∈ R, (f,f) ∈ R
∴ terbukti (∀𝑎 ∈ A) (aRa) maka R merupakan relasi refleksif
ii) Akan dibuktikan bahwa R merupakan relasi simetris
Ambil a,b ∈ A jika aRb ∈ R maka bRa ∈ R
(a,b) ∈ R → (b,a) ∈ R
(c,d) ∈ R → (d,c) ∈ R
(e,f) ∈ R → (f,e) ∈ R
∴ (∀𝑎, 𝑏 ∈ R)(𝑎𝑅𝑏 → 𝑏𝑅a) sehingga R merupakan relasi simetris
iii) Akan dibuktikan bahwa R merupakan relasi transitif
Ambil a,b,c ∈ A, jika 𝑎𝑅𝑏, 𝑏𝑅c, maka 𝑎𝑅c ∈ 𝑅
(a,b) ∈ R ˄ (b,a) ∈ R → (a,a) ∈ R
(c,d) ∈ R ˄ (d,c) ∈ R →(c,c) ∈ R
(e,f) ∈ R ˄ (f,e) ∈ R →(e,e) ∈ R
∴(∀𝑎, 𝑏, c ∈ R)(𝑎𝑅𝑏 ˄ 𝑏𝑅 c) → 𝑎𝑅c) sehingga R merupakan relasi transitif
Dari (i),(ii), dan (iii) terbukti bahwa R merupakan relasi ekuivalensi
𝑥
2. Buktikan bahwa 𝑓: (0,1) → (0, ∞) dengan 𝑓(𝑥) = 1+𝑥 merupakan fungsi bijektif. Selanjutnya,
tentukan fungsi inversnya.
Jawab :
i) Cek fungsi
𝑥
Ambil 𝑥 ∈ (0,1) maka terdapat 𝑦 ∈ (0, ∞) dimana 𝑦 = = 𝑓(𝑥)
1−𝑥
𝑥 𝑥
Ambil 𝑥1 𝑥2 ∈ (0,1) dimana 𝑥1 = 𝑥2 maka diperoleh 𝑓 (𝑥1 ) = 1−𝑥1 = 1−𝑥2 = 𝑓 (𝑥2 )
1 2
𝑥
∴ 𝑓(𝑥) = 1−𝑥 adalah fungsi

25
ii) Cek injektif
𝑥 𝑥
Ambil 𝑥1 𝑥2 ∈ (0,1) dimana 𝑥1 ≠ 𝑥2 sehingga 𝑓 (𝑥1 ) = 1−𝑥1 ≠ 1−𝑥2 = 𝑓(𝑥2 )
1 2
𝑥
∴ 𝑓(𝑥) = 1−𝑥 adalah fungsi injektif
𝑥
iii) Cek surjektif 𝑦 ∈ (0, ∞), maka terdapat 𝑥 ∈ (0,1) dengan 𝑥 = 1−𝑥 , diperoleh :
𝑦 𝑦 𝑦
𝑦 + 𝑦 + 𝑦 1 + 𝑦 𝑦
𝑓 (𝑥) = 𝑓 ( )= 1 𝑦 = 1 = = . (1 + 𝑦) = 𝑦
1+𝑦 1−1+𝑦 1 + 𝑦 − 𝑦 1 1+𝑦
1+𝑦 1+𝑦
𝑥
∴ 𝑓(𝑥) = 1−𝑥 adalah fungsi surjektif.
𝑥
∴ dari i), ii), dan iii) terbukti bahwa 𝑓(𝑥) = 1−𝑥 adalah fungsi bijektif, sehingga dapat
dicari inversnya :
𝑥
𝑓 (𝑥) =
1−𝑥
𝑥
𝑦=
1−𝑥
𝑦(1 − 𝑥 ) = 𝑥
𝑦 = 𝑥 + 𝑥𝑦
𝑦 = 𝑥 (1 + 𝑦 )
𝑦
𝑥=
1+𝑦
𝑥
∴ 𝑓 −1 (𝑥) =
1−𝑥
3. Definisikan relasi 𝑅 pada 𝑍 (himpunan semua bilangan bulat) yaitu p𝑅q jika dan hanya
jika 6 membagi habis (𝑝 − 𝑞)
a. Buktikan bahwa 𝑅 merupakan relasi ekuivalensi
b. Tentukan kelas-kelas ekuivalensi 0̅,̅3, ̅̅̅̅̅
−3, 6̅, ̅̅̅̅
−6
c. Tentukan banyak kelas ekuivalensi
Jawab :
a. Akan dibuktikan 𝑅 relasi ekuivalensi dengan 𝑝 − 𝑞 = 6𝑘
i) Cek refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝑍, akan dibuktikan x 𝑅 y
Diperoleh x 𝑅 y ⇔ x-x = 6k
0 = 6k
K=0
∴ oleh karena 0 ∈ 𝑍, terbukti bahwa R refleksif
ii) Cek simetris
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑍 akan dibuktikan bahwa x 𝑅 y ⇔ y 𝑅 x diperoleh :
x𝑅y⇔x–y = 6k
-(x-y) = -6k
y–x = 6(-k) , misal –k=p
y-x = 6p ⇒ y 𝑅 x
∴ oleh karena 𝑝 ∈ 𝑍, maka terbukti bahwa R simetris.

26
iii) Cek transitif
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑍 akan dibuktikan bahwa x 𝑅 y ˄ y 𝑅 x ⇒ x 𝑅 z diperoleh :
x𝑅y⇔x–y = 6k, k ∈ 𝑍
y𝑅x⇔y–z = 6l, l ∈ 𝑍
x–z = 6k + 6l
x–z = 6 (k+l) , misal k + l = p, p ∈ 𝑍
x–z = 6p ⇒ x 𝑅 z
∴ terbukti R transitif
∴ dari i), ii), dan iii) terbukti R adalah relasi ekuivalensi
̅
b. 0 = [ ..., -12, -6, 0, 6, 12, ... ]
3̅ = [ ..., -9, -3, 3, 9, ... ]
̅̅̅̅
−3 = [ ..., -9, -3, 3, 9, ... ]
6̅ = [ ..., -12, -6, 0, 6, 12, ... ]
̅̅̅̅
−6 = [ ..., -12, -6, 0, 6, 12, ...]
c. Karena 0̅ = 6̅, maka banyaknya kelas-kelas ekuivalensi ada 6, yaitu 1̅, 2̅, 3̅, 4̅, 5̅, 6̅
4. Diberikan fungsi f : S → T dengan 𝑓 (𝑥 ) = 2𝑥 − 5; S, T : semua himpunan bilangan
real. Misalkan A,B ⊆ 𝑆 dengan 𝐴 = {𝑎| − 5 < 𝑎 ≤ 4}, 𝐵 = {𝑏|−4 ≤ 𝑏 < 9}. M, N ⊆ T
dengan M = [-4,10], N= [0,12]. Tentukan 𝑓(𝑠), 𝑓(𝐴) ∩ 𝑓(𝐵), 𝑓(𝐴 ∩ 𝐵), 𝑓(𝐴) ∪ 𝑓(𝐵),
𝑓(𝐴 ∪ 𝐵), 𝑓 −1 (𝑀) − 𝑓 −1 (𝑁), dan 𝑓 −1 (𝑀 − 𝑁)
Jawab :
1) 𝑓(𝑠) = T
2) 𝑓(𝐴) ∩ 𝑓 (𝐵) = 𝑓((−5,4]) ∩ 𝑓([−4,9))
= (−15,3] ∩ [−13,13)
= [−13,3]
3) 𝑓(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑓((−5,4] ∩ [−4,9))
= 𝑓 ([−4,4])
= [−13,3]
4) 𝑓(𝐴) ∪ 𝑓 (𝐵) = 𝑓((−5,4]) ∪ 𝑓([−4,9))
= (−15,3] ∪ [−13,3)
= (−15, 13)
5) 𝑓(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑓((−5,4] ∪ [−4,9))
= 𝑓((−5,9))
=(−15,13)
6) 𝑓 −1 (𝑀) − 𝑓 −1 (𝑁) = 𝑓 −1 ([−4,10)) − 𝑓 −1 ((0,12])
1 15 5 17
=[2 , 2 ) − (2 , 2 )
1 15
= [2 , 2 ]
7) 𝑓 −1 (𝑀 − 𝑁) = 𝑓 −1 ([−4,10)) − 𝑓 −1 ((0,12])
= 𝑓 −1 ([−4,0))
1 15
= [2 , 2 ]

27
5. Buktikan bahwa himpunan semua bilangan cacah adalah denumerabel.
Jawab :
Himpunan bilangan cacah C ={0, 1, 2, 3, ...}
Akan dibuktikan bahwa C adalah denumerabel
Diperoleh enumerasi antara C dengan N
C: 0 1 2 3 5 ... ... n-1 n
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
N: 1 2 3 4 5 ... ... n+1 n+1
∴ terbukti bahwa himpunan semua bilangan C adalah denumerabel

28
TUGAS 1
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN 2019

1. Construct truth tables for the following statements :


a. 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟) c. 𝑝 ˄ (𝑞 ˅ 𝑟)
b. (𝑝 ˅ 𝑞 ) ˅ 𝑟 d. (𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˄ 𝑟)
2. Which of the statements in Exercise 1 are logically equivalent?
3. Parts (a) and (b) Exercise 1 show that ˅ has the associative property. We can therefore
allow ourselves the freedom to write 𝑝 ˅ 𝑞 ˅ 𝑟 and understand it to mean either
(𝑝 ˅ 𝑞 ) ˅ 𝑟 or 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟). Does ˄ have the associative property? Verify your answer
with a truth table.
4. Below are several logical equivalences that are called DeMorgan’s laws ( a name you’ll
want to remember). Verify these forms of DeMorgan’s laws with truth tables :
a. ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ); ¬𝑝 ˅ ¬𝑞
b. ¬(𝑝 ˅ 𝑞 ); ¬𝑝 ˄ ¬𝑞
c. ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ˄ 𝑟); ¬𝑝 ˅ ¬𝑞 ˅ ¬𝑟
d. ¬(𝑝 ˅ 𝑞 ˅ 𝑟); ¬𝑝 ˄ ¬𝑞 ˄ ¬𝑟
5. Show that ˅ distributes over ˄.
6. Show that ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˅ 𝑞) from Example 1.16 is a tautology.
7. Construct a statement using only 𝑝, 𝑞, ˄, ˅, and ¬ that is logically equivalent to 𝑝 ⩒
𝑞. Demonstrate logical equivalence with a truth table.
8. Which of the following are true? The domain for each is given in parentheses.
a. ∀𝑥 (𝑥 + 1 ≥ 𝑥 ) (Real numbers)
b. ∃𝑥(2𝑥 + 3 = 5𝑥 + 1) (Natural numbers)
c. ∃𝑥(𝑥 2 + 1 = 2𝑥 ) (Real numbers)
d. ∃𝑥(𝑥 2 = 2) (Rational numbers)
e. ∃𝑥(𝑥 2 = 2) (Real numbers)
f. ∀𝑥 (𝑥 3 + 17𝑥 2 + 6𝑥 + 100 ≥ 0) (Real numbers)
g. ∃𝑥(𝑥 3 + 𝑥 2 + 𝑥 + 1 ≥ 0) (Real numbers)
h. ∀𝑥∃𝑦(𝑥 + 𝑦 = 0) (Real numbers)
i. ∃𝑥∀𝑦(𝑥 + 𝑦 = 0) (Real numbers)
j. ∀𝑥∃! 𝑦(𝑦 = 𝑥 2 ) (Real numbers)
k. ∀𝑥∃! 𝑦(𝑦 = 𝑥 2 ) (Natural numbers)
l. ∀𝑥∃𝑦∀𝑧(𝑥𝑦 = 𝑥𝑧) (Real numbers)
m. ∀𝑥∃𝑦∀𝑧(𝑥𝑦 = 𝑥𝑧) (Prime numbers)
n. ∀𝑥∃𝑦(𝑥 ≥ 0 ⇒ 𝑦 2 = 𝑥 ) (Real numbers)
o. ∀𝑥 [𝑥 < 0 ⇒ ∃𝑦(𝑦 2 = 𝑥 )] (Real numbers)
p. ∀𝑥 [𝑥 < 0 ⇒ ∃𝑦(𝑦 2 = 𝑥 )] (Positive real numbers)

29
Jawab :
1. Akan ditunjukkan pernyataan-pernyataan tersebut dengan tabel kebenaran :
a. 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟)
𝑝 𝑞 𝑟 𝑞˅𝑟 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟 )
T T T T T
T T F T T
T F T T T
T F F F T
F T T T T
F T F T T
F F T T T
F F F F F

b. (𝑝 ˅ 𝑞 ) ˅ 𝑟
𝑝 𝑞 𝑟 𝑝˅𝑞 (𝑝 ˅ 𝑞 )˅ 𝑟
T T T T T
T T F T T
T F T T T
T F F T T
F T T T T
F T F T T
F F T F T
F F F F F

c. 𝑝 ˄ (𝑞 ˅ 𝑟)
𝑝 𝑞 𝑟 𝑞˅𝑟 𝑝 ˄ (𝑞 ˅ 𝑟 )
T T T T T
T T F T T
T F T T T
T F F F F
F T T T F
F T F T F
F F T T F
F F F F F

d. (𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˄ 𝑟)
𝑝 𝑞 𝑟 𝑝˄𝑞 𝑝˄𝑟 (𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˄ 𝑟 )
T T T T T T
T T F T F T
T F T F T T
T F F F F F
F T T F F F
F T F F F F
F F T F F F
F F F F F F

30
2. Berdasarkan tabel kebenaran pada nomor 1, diketahui bahwa pernyataan yang saling
berekuivalensi adalah :
 𝑎 ≡ 𝑏 → 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟 ) ≡ (𝑝 ˅ 𝑞 ) ˅ 𝑟
 𝑐 ≡ 𝑑 → 𝑝 ˄ (𝑞 ˅ 𝑟) ≡ (𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˄ 𝑟)

3. Pada sifat asosiatif, jumlah operator dan jumlah pernyataan komponen tetap hanya saja
posisi tanda kurungnya berubah. Sifat asosiatif juga berlaku baik pada konjungsi
"˄" maupun disjungsi "˅".
a. Sifat asosiatif pada konjungsi
( 𝑝 ˄ 𝑞 ) ˄ 𝑟 ≡ 𝑝 ˄ (𝑞 ˄ 𝑟 )
Pembuktian menggunakan tabel kebenaran :
𝑝 𝑞 𝑟 𝑝˄𝑞 (𝑝 ˄ 𝑞 ) ˄ 𝑟 𝑞˄𝑟 𝑝 ˄ (𝑞 ˄ 𝑟 )
B B B B B B B
B B S B S S S
B S B S S S S
B S S S S S S
S B B S S B S
S B S S S S S
S S B S S S S
S S S S S S S

Terbukti bahwa (𝑝 ˄ 𝑞 ) ˄ 𝑟 ≡ 𝑝 ˄ (𝑞 ˄ 𝑟).


b. Sifat asosistif pada disjungsi
( 𝑝 ˅ 𝑞 ) ˅ 𝑟 ≡ 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟 )
Pembuktian menggunakan tabel kebenaran :
𝑝 𝑞 𝑟 𝑝˅𝑞 (𝑝 ˅ 𝑞 ) ˅ 𝑟 𝑞˅𝑟 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟 )
B B B B B B B
B B S B B B B
B S B B B B B
B S S B B S B
S B B B B B B
S B S B B B B
S S B S B B B
S S S S S S S

Terbukti bahwa (𝑝 ˅ 𝑞 ) ˅ 𝑟 ≡ 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟).

4. Membuktikan pernyataan dari DeMorgan’s laws menggunakan tabel kebenaran :


a. ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ); ¬𝑝 ˅ ¬𝑞
𝑝 𝑞 ¬𝑝 ¬𝑞 𝑝˄𝑞 ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) ¬𝑝 ˅ ¬𝑞
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B

Terbukti bahwa ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) ≡ ¬𝑝 ˅ ¬𝑞.

31
b. ¬(𝑝 ˅ 𝑞 ); ¬𝑝 ˄ ¬𝑞
𝑝 𝑞 ¬𝑝 ¬𝑞 𝑝˅𝑞 ¬ (𝑝 ˅ 𝑞 ) ¬𝑝 ˄ ¬𝑞
B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B

Terbukti bahwa ¬(𝑝 ˅ 𝑞 ) ≡ ¬𝑝 ˄ ¬𝑞.

c. ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ˄ 𝑟); ¬𝑝 ˅ ¬𝑞 ˅ ¬𝑟

𝑝 𝑞 𝑟 𝑝 ˄ 𝑞 𝑝 ˄ 𝑞 ˄ 𝑟 ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ˄ 𝑟)
B B B B B S
B B S B S B
B S B S S B
B S S S S B
S B B S S B
S B S S S B
S S B S S B
S S S S S B

𝑝 𝑞 𝑟 ¬𝑝 ¬𝑞 ¬𝑟 ¬𝑝 ˅ ¬𝑞 ¬𝑝 ˅ ¬𝑞 ˅ ¬𝑟
B B B S S S S S
B B S S S B S B
B S B S B S B B
B S S S B B B B
S B B B S S B B
S B S B S B B B
S S B B B S B B
S S S B B B B B

Berdasarakn dua tabel kebeneran di atas, maka terbukti bahwa


¬(𝑝 ˄ 𝑞 ˄ 𝑟) ≡ ¬𝑝 ˅ ¬𝑞 ˅ ¬𝑟.

d. ¬(𝑝 ˅ 𝑞 ˅ 𝑟); ¬𝑝 ˄ ¬𝑞 ˄ ¬𝑟

𝑝 𝑞 𝑟 𝑝 ˅ 𝑞 𝑝 ˅ 𝑞 ˅ 𝑟 ¬(𝑝 ˅ 𝑞 ˅ 𝑟)
B B B B B S
B B S B B S
B S B B B S
B S S B B S
S B B B B S
S B S B B S
S S B S B S
S S S S S B

32
𝑝 𝑞 𝑟 ¬𝑝 ¬𝑞 ¬𝑟 ¬𝑝 ˄ ¬𝑞 ¬𝑝 ˄ ¬𝑞 ˄ ¬𝑟
B B B S S S S S
B B S S S B S S
B S B S B S S S
B S S S B B S S
S B B B S S S S
S B S B S B S S
S S B B B S B S
S S S B B B B B

Berdasarakn dua tabel kebeneran di atas, maka terbukti bahwa


¬(𝑝 ˅ 𝑞 ˅ 𝑟); ¬𝑝 ˄ ¬𝑞 ˄ ¬𝑟 .

5. Sifat distributif ditandai dengan penambahan atau pendistribusian sebuah operator


logika dari salah satu operator yang digunakan dan biasanya melibatkan tiga pernyataan
komponen yaitu 𝑝, 𝑞, dan 𝑟.
a. Distributif konjungsi terhadap disjungsi
𝑝 ˄ (𝑞 ˅ 𝑟 ) ≡ (𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˄ 𝑟 )
b. Distributif disjungsi terhadap konjungsi
𝑝 ˅ (𝑞 ˄ 𝑟 ) ≡ (𝑝 ˅ 𝑞 ) ˄ (𝑝 ˅ 𝑟 )

6. Membuktikan bahwa ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˅ 𝑞 ) termasuk pernyataan tautologi menggunakan


tabel kebenaran :

𝑝 𝑞 𝑝˄𝑞 ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) 𝑝˅𝑞 ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˅ 𝑞 )


B B B S B B
B S S B B B
S B S B B B
S S S B S B

Berdasarkan hasil tabel kebenaran di atas, diketahui bahwa


¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˅ 𝑞 ) menghasilkan pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya sehingga
terbukti bahwa ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) ˅ (𝑝 ˅ 𝑞 ) merupakan pernyataan yang tautologi.

7. Membuat persamaan yang ekuivalen dengan 𝑝 ⩒ 𝑞 dengan menggunakan 𝑝, 𝑞, ˄, ˅, and


¬. Perlu diketahui bahwa 𝑝 ⩒ 𝑞 memiliki tabel kebenaran sebagai berikut :

𝑝 𝑞 𝑝⩒𝑞
B B S
B S B
S B B
S S S

Berdasarkan hasil pada tabel kebenaran 𝑝 ⩒ 𝑞 di atas, diperoleh persamaan


(𝑝 ˅ 𝑞 ) ˄ ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) yang ekuivalen dengan 𝑝 ⩒ 𝑞. Hal ini terbukti melalui pembuktian
berikut :

33
𝑝 𝑞 𝑝˅𝑞 𝑝˄𝑞 ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ) (𝑝 ˅ 𝑞 ) ˄ ¬(𝑝 ˄ 𝑞 )
B B B B S S
B S B S B B
S B B S B B
S S S S B S

Terbukti bahwa 𝑝 ⩒ 𝑞 ≡ (𝑝 ˅ 𝑞 ) ˄ ¬(𝑝 ˄ 𝑞 ).


8.
a. ∀𝑥 (𝑥 + 1 ≥ 𝑥 ) (Real numbers) Benar
b. ∃𝑥(2𝑥 + 3 = 5𝑥 + 1) (Natural numbers) Salah
c. ∃𝑥(𝑥 2 + 1 = 2𝑥 ) (Real numbers) Benar
d. ∃𝑥(𝑥 2 = 2) (Rational numbers) Salah
e. ∃𝑥(𝑥 2 = 2) (Real numbers) Benar
f. ∀𝑥 (𝑥 3 + 17𝑥 2 + 6𝑥 + 100 ≥ 0) (Real numbers) Salah
g. ∃𝑥(𝑥 3 + 𝑥 2 + 𝑥 + 1 ≥ 0) (Real numbers) Benar
h. ∀𝑥∃𝑦(𝑥 + 𝑦 = 0) (Real numbers) Benar
i. ∃𝑥∀𝑦(𝑥 + 𝑦 = 0) (Real numbers) Salah
j. ∀𝑥∃! 𝑦(𝑦 = 𝑥 2 ) (Real numbers) Benar
k. ∀𝑥∃! 𝑦(𝑦 = 𝑥 2 ) (Natural numbers) Benar
l. ∀𝑥∃𝑦∀𝑧(𝑥𝑦 = 𝑥𝑧) (Real numbers) Salah
m. ∀𝑥∃𝑦∀𝑧(𝑥𝑦 = 𝑥𝑧) (Prime numbers) Salah
n. ∀𝑥∃𝑦(𝑥 ≥ 0 ⇒ 𝑦 2 = 𝑥 ) (Real numbers) Benar
o. ∀𝑥 [𝑥 < 0 ⇒ ∃𝑦(𝑦 2 = 𝑥 )] (Real numbers) Salah
p. ∀𝑥 [𝑥 < 0 ⇒ ∃𝑦(𝑦 2 = 𝑥 )] (Positive real numbers) Salah

34
TUGAS 2
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN 2019

1. Say whether each of the following is true or false, and support your decision by a proof:
a. ∀𝑥∃𝑦(𝑥 + 𝑦 = 0) (where 𝑥, 𝑦 are real number variables)
b. (∃𝑚 ∈ 𝒩 )(∃𝑛 ∈ 𝒩 )(3𝑚 + 5𝑛 = 12)
2. Let 𝑚 and 𝑛 be integers. Prove that :
a. If 𝑚 and 𝑛 are even, then 𝑚 + 𝑛 is even
b. If one of 𝑚, 𝑛 is even and the other is odd, then 𝑚 + 𝑛 is odd
c. If one of 𝑚, 𝑛 is even and the other is odd, then 𝑚𝑛 is even
3. Prove the following by induction :
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
a. 12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑛2 = 6
1 2 3 𝑛 𝑛+2
b. + 22 + 23 + ⋯ + 2𝑛 = 2 −
2 2𝑛
c. 32𝑛 − 1 habis dibagi 8
𝑎+𝑏
4. Prove that if 𝑎 < 𝑏 are real numbers, then 𝑎 < < 𝑏. (How do you know that 2 >
2
0? What exactly is 2anyway?)
5. Tentukan benar/salah pernyataan berikut ini :
a. {𝑎, 𝑏, 𝑐} ⊆ {𝑎, 𝑏, 𝑐, {𝑎, 𝑏, 𝑐 }}
b. ∅ ∈ {∅}
c. {𝑎, 𝑏} ⊆ {𝑎, 𝑏, {{𝑎, 𝑏}}}

d. {𝑎, 𝑏} ⊆ {𝑎, 𝑏, 𝑐, {{𝑎, 𝑏}}}


6. Tuliskan definisi 𝐴 ∪ 𝐵, 𝐴 ∩ 𝐵, 𝐴 − 𝐵, 𝐴 ∆ 𝐵, 𝐴𝐶 dan 𝐴 ⊆ 𝐵!
7. Jika 𝐴 = {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐 }, ∅} dan 𝐵 = {𝑎, {𝑎}, 𝑑, 𝑒}, tentukan himpunan berikut:
a. 𝐴 − {∅}
b. 𝐴 ∆ 𝐵
c. 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐴)
d. 𝑃(𝐴 − 𝐵)
e. 𝐴 ∩ 𝑃(𝐴)
8. Dengan menggunakan definisi, buktikan bahwa :
a. 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = 𝐴 ∪ 𝐵
b. (𝐴 − 𝐵) − 𝐶 = (𝐴 − 𝐶 ) − 𝐵
9. Dengan menggunakan sifat operasi himpunan, buktikan bahwa :
a. 𝐴 ∪ (𝐴𝐶 ∩ 𝐵) = 𝐴 ∪ 𝐵
b. 𝐴 ∪ (𝐴 ∪ 𝐵)𝐶 = 𝐴 ∪ 𝐵𝐶

35
10. Diberikan 𝐾 = {0, 1, 2}, 𝐿 = {0,1}, 𝑀 = {𝑎}, dan 𝑁 = { 𝑎 }. Tentukan :
a. 𝐾 × (𝐿 ∪ 𝑀) e. (𝐾 × 𝐿) ∩ (𝑀 × 𝑁)
b. (𝐾 × 𝐿) ∪ (𝐾 × 𝑀) f. (𝐾 ∩ 𝑀) × (𝐿 ∩ 𝑁)
c. 𝐾 × (𝐿 ∩ 𝑀) g. (𝐾 × 𝐿) ∪ (𝑀 × 𝑁)
d. (𝐾 × 𝐿) ∩ (𝐾 × 𝑀) h. (𝐾 ∪ 𝑀) × (𝐿 ∪ 𝑁)

Jawab :
1.
a. Pernyataan tersebut benar, buktinya : 𝑥 + 𝑦 = 0 ⇒ 𝑦 = −𝑥. Jika dimasukkan
ke persamaan awal, diperoleh 𝑥 + (−𝑥 ) = 0. Karena 𝑥 dan 𝑦 adalah bilangan
real maka terbukti untuk setiap 𝑥 akan terdapat 𝑦 yang memenuhi 𝑥 + 𝑦 = 0.
b. Pernyataan tersebut salah
Bukti : misal pernyataan tersebut benar, maka untuk 𝑚, 𝑛 bilangan asli berlaku
3𝑚 + 5𝑛 = 12
3𝑚 = 12 − 5𝑛
5
𝑚 =4− 𝑛
3
Jika 𝑛 bilangan asli, maka 𝑚 akan bernilai pecahan atau negatif sehingga
𝑚 bukan bilangan asli dan pernyataan tersebut salah.
2. Misalkan 𝑚 dan 𝑛 bilangan bulat. Buktikan bahwa :
a. Jika 𝑚 dan 𝑛 genap, maka 𝑚 + 𝑛 genap
Misal 𝑚 = 2𝑘 dan 𝑛 = 2𝑙, maka diperoleh
𝑚 + 𝑛 = 2𝑘 + 2𝑙
= 2(𝑘 + 𝑙 )
2(𝑘 + 𝑙 ) habis dibagi 2 sehingga 𝑚 + 𝑛 habis dibagi dua dan genap
b. Jika salah satu 𝑚, 𝑛 genap dan yang lain ganjil, maka 𝑚 + 𝑛 ganjil
Misal 𝑚 = 2𝑘 genap, 𝑛 = 2𝑙 + 1 ganjil dengan 𝑘 dan 𝑙 bilangan bulat, maka
diperoleh
𝑚 + 𝑛 = 2𝑘 + 2𝑙 + 1
= 2(𝑘 + 𝑙 ) + 1
Karena (𝑘 + 𝑙 ) bilangan bulat, maka 2(𝑘 + 𝑙 ) bilangan genap sehingga
2(𝑘 + 𝑙 ) + 1 bilangan ganjil dan 𝑚 + 𝑛 bilangan ganjil
c. Jika salah satu dari 𝑚, 𝑛 adalah ganjil, maka 𝑚𝑛 genap. Dibuktikan dengan
pernyataan langsung
Misal 𝑚 ganjil dan 𝑛 genap :
𝑚 = 2𝑎 + 1 dan 𝑛 = 2𝑏 (𝑏 ∈ ℤ)
Maka 𝑚, 𝑛 = (2𝑎 + 1)(2𝑏)
= 4𝑎𝑏 + 2𝑏
= 2(2𝑎𝑏 + 𝑏) misal (2𝑎𝑏 + 𝑏) = 1

36
= 2𝑙 (genap)
Misal 𝑚 genap dan 𝑛 ganjil :
𝑚 = 2𝑝 dan 𝑛 = 2𝑞 + 1 (𝑞 ∈ ℤ)
Maka 𝑚, 𝑛 = (2𝑝)(2𝑞 + 1)
= 4𝑝𝑞 + 2𝑝
= 2(2𝑝𝑞 + 𝑝) misal (2𝑝𝑞 + 𝑝) = 𝑘
= 2𝑘 (genap)
3. Buktikan dengan induksi :
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
a. 12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑛2 = 6
1(1+1)(2.1+1)
1) Dibuktikan benar untuk 𝑛 = 1, ruas kanan = = 1 dan ruas kiri
6
= 12 = 1
2) Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑘
𝑘(𝑘 + 1)(2𝑘 + 1)
12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑘 2 =
6
3) Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
(𝑘+1)((𝑘+1)+1)(2(𝑘+1)+1)
Ruas kanan :
6
Ruas kiri : 1 + 2 + 3 + ⋯ + (𝑘 + 1)2
2 2 2

𝑘(𝑘 + 1)(2𝑘 + 1)
= + (𝑘 + 1)2
6
𝑘(𝑘 + 1)(2𝑘 + 1) + 6(𝑘 + 1)2
=
6
(𝑘 + 1)[𝑘(2𝑘 + 1) + 6(𝑘 + 1)]
=
6
2
(𝑘 + 1)(2𝑘 + 𝑘 + 6𝑘 + 6)
=
6
(𝑘 + 1)(2𝑘2 + 7𝑘 + 6)
=
6
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2)(2𝑘 + 3)
=
6
(𝑘 + 1)((𝑘 + 1) + 1)(2(𝑘 + 1) + 1)
=
6
Jadi, terbukti untuk setiap 𝑛 bilangan asli berlaku 12 + 22 + 32 + ⋯ +
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
𝑛2 = 6
1 2 3 𝑛 𝑛+2
b. + 22 + 23 + ⋯ + 2𝑛 = 2 −
2 2𝑛
(1+2) 1 1
1) Dibuktikan benar untuk 𝑛 = 1, ruas kanan = 2 − = , ruas kiri = =
21 2 21
1
2
Ruas kanan = ruas kiri

37
2) Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑘
1 2 3 𝑘 𝑘+2
+ 2 + 3 + ⋯+ 𝑘 = 2 − 𝑘
2 2 2 2 2
3) Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
(𝑘+1)+2
Ruas kanan : 2 − 2𝑘+1
1 2 3 𝑘+1
Ruas kiri : 2 + 22 + 23 + ⋯ + 2𝑘+1
𝑘+2 𝑘+1
=2−+ 𝑘+1
2𝑘 2
(−1)(𝑘 + 2) (𝑘 + 1)
=2+ + 𝑘+1
2𝑘 2
−2𝑘 − 4 + 𝑘 + 1
=2+( )
2𝑘+1
−𝑘 − 3 𝑘+3 (𝑘 + 1) + 2
= 2 + ( 𝑘+1 ) = 2 − ( 𝑘+1 ) = 2 − = 𝑅𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2 2 2𝑘+1
1 2 3 𝑛
Jadi, terbukti untuk setiap 𝑛 bilangan asli berlaku + 22 + 23 + ⋯ + 2𝑛 =
2
𝑛+2
2− 2𝑛
c. 32𝑛 − 1 habis dibagi 8
1) Dibuktikan benar untuk 𝑛 = 1,
32.1 − 1 = 32 − 1 = 9 − 1 = 8, habis dibagi 8
2) Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑘
32𝑘 − 1 habis dibagi 8
3) Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
32(𝑘+1) − 1 = 32𝑘+2 − 1
= 9.32𝑘 − 1
= (8 + 1)32𝑘 − 1
= 8.32𝑘 + 32𝑘 − 1
Karena 8.32𝑘 dan 32𝑘 − 1 habis dibagi 8, pernyataan tersebut benar. Jadi,
terbukti 32𝑛 − 1 habis dibagi 8 untuk 𝑛 bilangan asli.
4.
i. Diketahui 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 + 𝑎 < 𝑏 + 𝑎
↔ 2𝑎 < 𝑏 + 𝑎
𝑎+𝑏
↔𝑎<
2
ii. Diketahui 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 + 𝑏 < 𝑏 + 𝑏,
↔ 𝑎 + 𝑏 < 2𝑏
𝑎+𝑏
↔ <𝑏
2
𝑎+𝑏
Jadi, dari i dan ii dapat disimpulkan bahwa 𝑎 < <𝑏
2

38
5. Tuliskan benar atau salah
a. {𝑎, 𝑏, 𝑐 } ⊆ {𝑎, 𝑏, 𝑐, {𝑎, 𝑏, 𝑐 }}, bernilai benar. Misalkan {𝑎, 𝑏, 𝑐 } = 𝐴 dan
{𝑎, 𝑏, 𝑐, {𝑎, 𝑏, 𝑐 }} = 𝐵, maka 𝐴 ⊆ 𝐵 adalah pernyataan yang benar karena
anggota dari 𝐴 juga merupakan anggota dari 𝐵
b. ∅ ∈ {∅}, bernilai benar karena ∅ merupakan anggota dari himpunan {∅}
c. {𝑎, 𝑏} ⊆ {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑏}}, bernilai benar. Misalkan {𝑎, 𝑏} = 𝐴 dan {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑏}} =
𝐵, maka 𝐴 ⊆ 𝐵 adalah pernyataan yang benar karena anggota dari 𝐴 juga
merupakan anggota dari 𝐵
d. {𝑎, 𝑏} ⊆ {𝑎, 𝑏, 𝑐, {{𝑎, 𝑏}}}, bernilai salah karena {𝑎, 𝑏} bukan merupakan
anggota dari himpunan {𝑎, 𝑏, 𝑐 {𝑎, 𝑏}}
6. Tentukan definisi
a. 𝐴 ∪ 𝐵 → himpunan yang anggotanya terdiri dari elemen yang sekurang-
kurangnya menjadi anggota dari salah satu himpunan 𝐴 atau 𝐵, dinotasikan 𝐴 ∪
𝐵 = { 𝑥 |𝑥 ∈ 𝐴 ˅ 𝑥 ∈ 𝐵 }
b. 𝐴 ∩ 𝐵 → himpunan yang anggotanya terdiri atas elemen yang sekaligus berada
dalam 𝐴 maupun 𝐵, dinotasikan 𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ˄ 𝑥 ∈ 𝐵}
c. 𝐴 − 𝐵 → himpunan yang anggotanya berada di 𝐴 dan tidak berada di
𝐵, dinotasikan 𝐴 − 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ˄ 𝑥 ∉ 𝐵}
d. 𝐴 ∆ 𝐵 → himpunan yang anggotanya terdiri atas elemen dari 𝐴 yang tidak
berada dalam 𝐵 dan elemen dari 𝐵 yang tidak berada dalam 𝐴, dinotasikan
𝐴 ∆ 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) ˄ 𝑥 ∉ (𝐴 ∩ 𝐵)}
e. 𝐴𝐶 → himpunan semesta yang tidak berada dalam himpunan 𝐴, dinotasikan
𝐴𝐶 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝑆 ˄ 𝑥 ∉ 𝐴}
f. 𝐴 ⊆ 𝐵 = {𝑥|∀𝑥, 𝑥 ∈ 𝐴 → 𝑥 ∈ 𝐵}
7. Jika 𝐴 = {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐 }, ∅} dan 𝐵 = {𝑎, {𝑎}, 𝑑, 𝑒}
a. 𝐴 − {∅} = {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐 }}
b. 𝐴 ∆ 𝐵 = {{𝑎}, 𝑏, {𝑎, 𝑐 }, 𝑑, 𝑒, ∅}
c. 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐴) = 𝐴 ∪ {𝑎} = {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐 }, ∅}
d. 𝑃(𝐴 − 𝐵) = 𝑃({𝑏, {𝑎, 𝑐 }, ∅}) =
{{ }, {𝑏}, {{𝑎, 𝑐 }}, {∅}, {𝑏, {𝑎, 𝑐 }}, {𝑏, ∅}, {{𝑎, 𝑐 }, ∅}, {{𝑏, {𝑎, 𝑐 }, ∅}}
e. 𝐴 ∩ 𝑃 (𝐴) = {∅}
8. Dengan menggunakan definisi, buktikan bahwa :
a. Akan dibuktikan bahwa 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = 𝐴 ∪ 𝐵
⇒ 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = {𝑥 |𝑥 ∈ 𝐴 ˅ 𝑥 ∈ (𝐵 − 𝐴)}
= {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ˅ (𝑥 ∈ 𝐵 ˄ 𝑥 ∉ 𝐴)}
= { 𝑥 |𝑥 ∈ 𝐴 ˅ 𝑥 ∈ 𝐵 }
=𝐴∪𝐵
b. Akan dibuktikan bahwa (𝐴 − 𝐵) − 𝐶 = (𝐴 − 𝐶 ) − 𝐵
⇒ (𝐴 − 𝐵 ) − 𝐶 = { 𝑥 |𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵 ) ˄ 𝑥 ∉ 𝐶 }

39
= { 𝑥 |𝑥 ∈ 𝐴 ˄ 𝑥 ∉ 𝐵 ˄ 𝑥 ∉ 𝐶 }
= { 𝑥 |𝑥 ∈ 𝐴 ˄ 𝑥 ∉ 𝐶 ˄ 𝑥 ∉ 𝐵 }
= { 𝑥 |𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐶 ) ˄ 𝑥 ∉ 𝐵 }
= (𝐴 − 𝐶 ) − 𝐵
9. Dengan menggunakan sifat operasi himpunan, buktikan bahwa :
a. Bukti bahwa 𝐴 ∪ (𝐴𝐶 ∩ 𝐵) = 𝐴 ∪ 𝐵
𝐴 ∪ (𝐴𝐶 ∩ 𝐵) = (𝐴 ∪ 𝐴𝐶 ) ∩ (𝐴 ∪ 𝐵)
= 𝑆 ∩ (𝐴 ∪ 𝐵 )
=𝐴∪𝐵
b. Bukti bahwa 𝐴 ∪ (𝐴 ∪ 𝐵)𝐶 = 𝐴 ∪ 𝐵𝐶
𝐴 ∪ (𝐴 ∪ 𝐵)𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐴𝐶 ∩ 𝐵𝐶 )
= (𝐴 ∪ 𝐴𝐶 ) ∩ (𝐴 ∪ 𝐵𝐶 )
= 𝑆 ∩ (𝐴 ∪ 𝐵 𝐶 )
= 𝐴 ∪ 𝐵𝐶
10. Diberikan 𝐾 = {0, 1, 2}, 𝐿 = {0,1}, 𝑀 = {𝑎}, dan 𝑁 = { 𝛼 }. Tentukan :
a. 𝐾 × (𝐿 ∪ 𝑀)
Jawab :
𝐿 ∪ 𝑀 = {0, 1} ∪ {𝑎} = {0, 1, 𝑎}
𝐾 × (𝐿 ∪ 𝑀 )
= {0, 1, 2} × {0, 1, 𝑎}
= {(0, 0), (0, 1), (0, 𝑎), (1, 0), (1, 1), (1, 𝑎), (2, 0), (2, 1), (2, 𝑎)}
b. (𝐾 × 𝐿) ∪ (𝐾 × 𝑀)
Jawab :
𝐾 × 𝐿 = {0, 1, 2} × {0,1} = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1)}
𝐾 × 𝑀 = {0, 1, 2} × {𝑎} = {(0, 𝑎), (1, 𝑎), (2, 𝑎)}
( 𝐾 × 𝐿 ) ∪ (𝐾 × 𝑀 )
= {(0, 0), (0, 1), (0, 𝑎), (1, 0), (1, 1), (1, 𝑎), (2, 0), (2, 1), (2, 𝑎)}
c. 𝐾 × (𝐿 ∩ 𝑀)
Jawab :
𝐿∩𝑀 ={}
𝐾 × (𝐿 ∩ 𝑀) = {0, 1, 2} × { } = { }
d. (𝐾 × 𝐿) ∩ (𝐾 × 𝑀)
Jawab :
𝐾 × 𝐿 = {0, 1, 2} × {0,1} = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1)}
𝐾 × 𝑀 = {0, 1, 2} × {𝑎} = {(0, 𝑎), (1, 𝑎), (2, 𝑎)}
( 𝐾 × 𝐿 ) ∩ (𝐾 × 𝑀 ) = { }

40
e. (𝐾 × 𝐿) ∩ (𝑀 × 𝑁)
Jawab :
𝐾 × 𝐿 = {0, 1, 2} × {0,1} = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1)}
𝑀 × 𝑁 = {𝑎} × {𝛼 } = {(𝑎, 𝛼 )}
( 𝐾 × 𝐿 ) ∩ (𝑀 × 𝑁 ) = { }
f. (𝐾 ∩ 𝑀) × (𝐿 ∩ 𝑁)
Jawab :
𝐾∩𝑀 = {}
𝐿∩𝑁 ={}
( 𝐾 ∩ 𝑀 ) × (𝐿 ∩ 𝑁 ) = { } × { } = { }
g. (𝐾 × 𝐿) ∪ (𝑀 × 𝑁)
Jawab :
𝐾 × 𝐿 = {0, 1, 2} × {0,1} = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1)}
𝑀 × 𝑁 = {𝑎} × {𝛼 } = {(𝑎, 𝛼 )}
(𝐾 × 𝐿) ∪ (𝑀 × 𝑁) = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1), (𝑎, 𝛼 )}
h. (𝐾 ∪ 𝑀) × (𝐿 ∪ 𝑁)
Jawab :
𝐾 ∪ 𝑀 = {0, 1, 2, 𝑎}
𝐿 ∪ 𝑁 = {0, 1, 𝛼 }
(𝐾 ∪ 𝑀) × (𝐿 ∪ 𝑁) = {0, 1, 2, 𝑎} × {0, 1, 𝛼 }
(0, 0), (0, 1), (0, 𝛼 ), (1, 0), (1, 1), (1, 𝛼 ), (2, 0),
={ }
(2, 1), (2, 𝛼 ), (𝑎, 0), (𝑎, 1), (𝑎, 𝛼 )

41
TUGAS 3
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN 2019

1. Tuliskan definisi relasi refleksif, non refleksif, dan irrefleksif yang didefinisikan pada
himpunan 𝐴!
Jawab :
k. Relasi Refleksif pada himpunan 𝐴
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk setiap 𝑥 pada himpunan 𝐴, berlaku
𝑥 berelasi dengan dirinya sendiri .
𝑅 refleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑥 ) ∈ 𝑅 atau
𝑅 refleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑥
l. Relasi Non Refleksif pada himpunan 𝐴
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika ada elemen pada 𝐴 yang tidak berelasi dengan
dirinya sendiri.
𝑅 non refleksif jika dan hanya jika (∃𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑥 ) ∉ 𝑅 atau
𝑅 non refleksif jika dan hanya jika (∃𝑥 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑥
m. Relasi Irrefleksif pada himpunan 𝐴
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika setiap elemen pada 𝐴 tidak berelasi dengan
dirinya sendiri.
𝑅 irrefleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑥 ) ∉ 𝑅 atau
𝑅 irrefleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑥
2. Tuliskan definisi relasi simetris, non simetris, anti simetris, dan asimetris yang
didefinisikan pada himpunan 𝐴!
Jawab :
a. Relasi Simetris pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika (untuk setiap pasang 𝑥 dan 𝑦 pada 𝐴) jika
𝑥 berelasi dengan 𝑦, maka 𝑦 berelasi dengan 𝑥.
𝑅 simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥) ∈ 𝑅 atau
𝑅 simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
b. Relasi Non Simetris pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika ada pasangan 𝑥 dan 𝑦 pada 𝐴 sedemikian
sehingga 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 tidak berelasi dengan 𝑥.

42
𝑅 non simetris jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥) ∉ 𝑅
atau
𝑅 non simetris jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
c. Relasi Anti Simetris pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk semua pasang 𝑥 dan 𝑦 pada 𝐴 berlaku jika
𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑥, pastilah 𝑥 = 𝑦.
𝑅 anti simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ˄ (𝑦, 𝑥 ) ∈
𝑅 → 𝑥 = 𝑦 atau
𝑅 anti simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑥 → 𝑥 = 𝑦
d. Relasi Asimetries pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk semua pasang 𝑥 dan 𝑦 pada 𝐴 jika berelasi
dengan 𝑦, pastilah 𝑦 tidak berelasi dengan 𝑥.
𝑅 asimetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥 ) ∉ 𝑅
atau
𝑅 asimetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
3. Tuliskan definisi relasi transitif, non transitif, dan intransitif yang didefinisikan pada
himpunan 𝐴!
Jawab :
a. Relasi Transitif pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk setiap tiga elemen (triple) 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 pada
𝐴 berlaku jika 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑧, maka 𝑥 berelasi
dengan 𝑧.
𝑅 transitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ˄ (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 →
(𝑥, 𝑧) ∈ 𝑅 atau
𝑅 transitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
b. Relasi Non Transitif pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika sekurang-kurangnya ada satu triple sedemikian
sehingga berlaku 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑧 dan 𝑥 tidak
berelasi dengan 𝑧.
𝑅 non transitif jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ˄ (𝑦, 𝑧) ∈
𝑅 → (𝑥, 𝑧) ∉ 𝑅 atau
𝑅 non transitif jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧

43
c. Relasi Intransitif pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk setiap triple 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 pada 𝐴 berlaku
jika 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑧, maka pasti 𝑥 tidak berelasi
dengan 𝑧.
𝑅 intransitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ˄ (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 →
(𝑥, 𝑧) ∉ 𝑅 atau
𝑅 intransitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴) 𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
4. Diberikan himpunan 𝐴 = {𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤}. Definisikan relasi pada 𝐴 yang bersifat:
Jawab :
a. Refleksif, tidak simetris, dan tidak transitif
Diketahui 𝐴 = {𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan
(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑠, 𝑠), (𝑡, 𝑡), (𝑢, 𝑢),
𝑅={ }
(𝑣, 𝑣), (𝑤, 𝑤), (𝑝, 𝑞 ), (𝑞, 𝑝), (𝑝, 𝑠)
i. Cek 𝑅 Relasi Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑝) ∈ 𝑅 (𝑡, 𝑡) ∈ 𝑅
(𝑞, 𝑞 ) ∈ 𝑅 (𝑢, 𝑢) ∈ 𝑅
(𝑟, 𝑟) ∈ 𝑅 (𝑣, 𝑣) ∈ 𝑅
(𝑠, 𝑠) ∈ 𝑅 (𝑤, 𝑤) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑥 ]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Refleksif.
ii. Cek 𝑅 Relasi Simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑞 ) ∈ 𝑅 maka (𝑞, 𝑝) ∈ 𝑅
(𝑝, 𝑠) ∈ 𝑅 maka (𝑠, 𝑝) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat (𝑥, 𝑦) ∉ 𝑅
̅̅̅̅̅ ]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅 Relasi
Jadi, (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Tidak Simetris.
iii. Cek 𝑅 Relasi Transitif
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧

44
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑞 ) ˄ (𝑞, 𝑝) maka (𝑝, 𝑝) ∈ 𝑅
(𝑞, 𝑝) ˄ (𝑝, 𝑠) maka (𝑞, 𝑠) ∉ 𝑅
̅̅̅̅̅]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅
Jadi, (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Relasi Tidak Transitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 =
(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑠, 𝑠), (𝑡, 𝑡), (𝑢, 𝑢),
{𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤} dengan 𝑅={ }
(𝑣, 𝑣), (𝑤, 𝑤), (𝑝, 𝑞 ), (𝑞, 𝑝), (𝑝, 𝑠)
relasi dari 𝐴 memenuhi sifat refleksif, tidak simetris, dan tidak transitif.
b. Tidak refleksif, simetris, dan tidak transitif
Diketahui 𝐴 = {𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan
(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑠, 𝑠), (𝑡, 𝑡), (𝑢, 𝑣),
𝑅={ }
(𝑣, 𝑢), (𝑡, 𝑢), (𝑢, 𝑡), (𝑣, 𝑤), (𝑤, 𝑣)
i. Cek 𝑅 Relasi Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥 Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑝) ∈ 𝑅 (𝑡, 𝑡) ∈ 𝑅
(𝑞, 𝑞 ) ∈ 𝑅 (𝑢, 𝑢) ∉ 𝑅
(𝑟, 𝑟) ∈ 𝑅 (𝑣, 𝑣) ∉ 𝑅
(𝑠, 𝑠) ∈ 𝑅 (𝑤, 𝑤) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat 𝑥 ∈ 𝐴 di mana (𝑥, 𝑥 ) ∉ 𝑅
Jadi, (∃𝑥 ∈ 𝐴)[̅̅̅̅̅
𝑥𝑅𝑥 ]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Tidak Refleksif.
ii. Cek 𝑅 Relasi Simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑢, 𝑣) ∈ 𝑅 maka (𝑣, 𝑢) ∈ 𝑅
(𝑡, 𝑢) ∈ 𝑅 maka (𝑢, 𝑡) ∈ 𝑅
(𝑣, 𝑤) ∈ 𝑅 maka (𝑤, 𝑣) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥 ]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Simetris.
iii. Cek 𝑅 Relasi Transitif
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑢, 𝑣) ˄ (𝑣, 𝑢) maka (𝑢, 𝑢) ∉ 𝑅
(𝑣, 𝑤) ˄ (𝑤, 𝑣) maka (𝑣, 𝑣) ∉ 𝑅

45
(𝑡, 𝑢) ˄ (𝑢, 𝑡) maka (𝑡, 𝑡) ∈ 𝑅
(𝑡, 𝑢) ˄ (𝑢, 𝑣) maka (𝑡, 𝑣) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat (𝑥, 𝑧) ∉ 𝑅
̅̅̅̅̅]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅
Jadi, (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Relasi Tidak Transitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 =
(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑠, 𝑠), (𝑡, 𝑡), (𝑢, 𝑣),
{𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤} dengan 𝑅={ }
(𝑣, 𝑢), (𝑡, 𝑢), (𝑢, 𝑡), (𝑣, 𝑤), (𝑤, 𝑣)
relasi dari 𝐴 memenuhi sifat tidak refleksif, simetris, dan tidak transitif.
c. Tidak refleksif, tidak simetris, dan transitif
Diketahui 𝐴 = {𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan
𝑅 = {(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑠, 𝑠), (𝑝, 𝑞 ), (𝑞, 𝑝), (𝑝, 𝑠), (𝑞, 𝑠)}
i. Cek 𝑅 Relasi Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑝) ∈ 𝑅 (𝑡, 𝑡) ∉ 𝑅
(𝑞, 𝑞 ) ∈ 𝑅 (𝑢, 𝑢) ∉ 𝑅
(𝑟, 𝑟) ∈ 𝑅 (𝑣, 𝑣) ∉ 𝑅
(𝑠, 𝑠) ∈ 𝑅 (𝑤, 𝑤) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat 𝑥 ∈ 𝐴 di mana (𝑥, 𝑥 ) ∉ 𝑅
Jadi, (∃𝑥 ∈ 𝐴)[̅̅̅̅̅
𝑥𝑅𝑥 ]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Tidak Refleksif.
ii. Cek 𝑅 Relasi Simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑞 ) ∈ 𝑅 maka (𝑞, 𝑝) ∈ 𝑅
(𝑞, 𝑠) ∈ 𝑅 maka (𝑠, 𝑞 ) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat (𝑥, 𝑦) ∉ 𝑅
Jadi, (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → ̅̅̅̅̅
𝑦𝑅𝑥 ]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅 Relasi
Tidak Simetris.
iii. Cek 𝑅 Relasi Transitif
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧

46
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑞, 𝑝) ˄ (𝑝, 𝑞 ) maka (𝑞, 𝑞 ) ∈ 𝑅
(𝑝, 𝑞 ) ˄ (𝑞, 𝑠) maka (𝑝, 𝑠) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi
Transitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 =
(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑠, 𝑠),
{𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤} dengan 𝑅 = { } relasi dari 𝐴
(𝑝, 𝑞 ), (𝑞, 𝑝), (𝑝, 𝑠), (𝑞, 𝑠)
memenuhi sifat tidak refleksif, tidak simetris, dan transitif.
d. Tidak refleksif, tidak simetris, dan tidak transitif
Diketahui 𝐴 = {𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan
𝑅 = {(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑞, 𝑟), (𝑟, 𝑞 ), (𝑟, 𝑠)}
i. Cek 𝑅 Relasi Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑝) ∈ 𝑅 (𝑡, 𝑡) ∉ 𝑅
(𝑞, 𝑞 ) ∈ 𝑅 (𝑢, 𝑢) ∉ 𝑅
(𝑟, 𝑟) ∈ 𝑅 (𝑣, 𝑣) ∉ 𝑅
(𝑠, 𝑠) ∉ 𝑅 (𝑤, 𝑤) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat 𝑥 ∈ 𝐴 di mana (𝑥, 𝑥 ) ∉ 𝑅
Jadi, (∃𝑥 ∈ 𝐴)[̅̅̅̅̅
𝑥𝑅𝑥 ]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Tidak Refleksif.
ii. Cek 𝑅 Relasi Simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑞, 𝑟) ∈ 𝑅 maka (𝑟, 𝑞) ∈ 𝑅
(𝑟, 𝑠) ∈ 𝑅 maka (𝑠, 𝑟) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat (𝑥, 𝑦) ∉ 𝑅
Jadi, (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → ̅̅̅̅̅
𝑦𝑅𝑥 ]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅 Relasi
Tidak Simetris.
iii. Cek 𝑅 Relasi Transitif
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧

47
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑟, 𝑞 ) ˄ (𝑞, 𝑟) maka (𝑟, 𝑟) ∈ 𝑅
(𝑞, 𝑟) ˄ (𝑟, 𝑠) maka (𝑞, 𝑠) ∉ 𝑅
̅̅̅̅̅]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅
Jadi, (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Relasi Tidak Transitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 =
{𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤} dengan 𝑅 = {(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑞, 𝑟), (𝑟, 𝑞 ), (𝑟, 𝑠)}
relasi dari 𝐴 memenuhi sifat tidak refleksif, tidak simetris, dan tidak transitif.
e. Refleksif, simetris, dan transitif
Diketahui 𝐴 = {𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan
(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑠, 𝑠), (𝑡, 𝑡), (𝑢, 𝑢), (𝑣, 𝑣), (𝑤, 𝑤),
𝑅={ }
(𝑝, 𝑞 ), (𝑞, 𝑝), (𝑟, 𝑠), (𝑠, 𝑟), (𝑡, 𝑢), (𝑢, 𝑡), (𝑣, 𝑤), (𝑤, 𝑣)
i. Cek 𝑅 Relasi Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑝) ∈ 𝑅 (𝑡, 𝑡) ∈ 𝑅
(𝑞, 𝑞 ) ∈ 𝑅 (𝑢, 𝑢) ∈ 𝑅
(𝑟, 𝑟) ∈ 𝑅 (𝑣, 𝑣) ∈ 𝑅
(𝑠, 𝑠) ∈ 𝑅 (𝑤, 𝑤) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑥 ]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Refleksif.
ii. Cek 𝑅 Relasi Simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑞 ) ∈ 𝑅 maka (𝑞, 𝑝) ∈ 𝑅
(𝑟, 𝑠) ∈ 𝑅 maka (𝑠, 𝑟) ∈ 𝑅
(𝑡, 𝑢) ∈ 𝑅 maka (𝑢, 𝑡) ∈ 𝑅
(𝑣, 𝑤) ∈ 𝑅 maka (𝑤, 𝑣) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥 ]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Simetris.
iii. Cek 𝑅 Relasi Transitif
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑝, 𝑞 ) ˄ (𝑞, 𝑝) maka (𝑝, 𝑝) ∈ 𝑅

48
(𝑞, 𝑝) ˄ (𝑝, 𝑞 ) maka (𝑞, 𝑞 ) ∈ 𝑅
(𝑟, 𝑠) ˄ (𝑠, 𝑟) maka (𝑟, 𝑟) ∈ 𝑅
(𝑡, 𝑢) ˄ (𝑢, 𝑡) maka (𝑡, 𝑡) ∈ 𝑅
(𝑣, 𝑤) ˄ (𝑤, 𝑣) maka (𝑟, 𝑟) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi
Transitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 =
(𝑝, 𝑝), (𝑞, 𝑞 ), (𝑟, 𝑟), (𝑠, 𝑠), (𝑡, 𝑡), (𝑢, 𝑢),
{𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠, 𝑡, 𝑢, 𝑣, 𝑤} dengan 𝑅 = {(𝑣, 𝑣), (𝑤, 𝑤), (𝑝, 𝑞 ), (𝑞, 𝑝), (𝑟, 𝑠), (𝑠, 𝑟),}
(𝑡, 𝑢), (𝑢, 𝑡), (𝑣, 𝑤), (𝑤, 𝑣)
relasi dari 𝐴 memenuhi sifat refleksif, simetris, dan transitif.
5. Didefinisikan relasi 𝑅 pada himpunan bilangan asli ℕ yaitu 𝑎𝑅𝑏 jika dan hanya jika 8
membagi habis 𝑎 − 𝑏.
Jawab :
a. Buktikan bahwa 𝑅 merupakan relasi ekuivalensi!
Akan dibuktikan bahwa 𝑅 merupakan relasi ekuivalensi dengan 𝑅 relasi pada ℕ
(∀𝑎, 𝑏 ∈ ℕ), 𝑎𝑅𝑏 ⇔ 8 habis membagi 𝑎 − 𝑏
𝑎−𝑏
⇔ = 𝑛, 𝑛 ∈ ℤ
8
⇔ 𝑎 − 𝑏 = 8𝑛
i. Cek Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ ℕ, berlaku
𝑥𝑅𝑥 ⇔ 𝑥 − 𝑥 = 0
⇔ 𝑥 − 𝑥 = 8(0 )
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi refleksif.
ii. Cek Simetris
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ ℕ, berlaku
𝑥𝑅𝑦 ⇔ 𝑥 − 𝑦 = 8𝑛
⇔ −(𝑥 − 𝑦) = −8𝑛
𝑦𝑅𝑥 ⇔ 𝑦 − 𝑥 = −8𝑛
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi simetris.
iii. Cek Transitif
Ambil 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℕ, berlaku 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧, akan dibuktikan berlaku 𝑥𝑅𝑧

49
𝑥𝑅𝑦 ⇔ 𝑥 − 𝑦 = 8𝑛, 𝑛 ∈ ℤ
𝑦𝑅𝑧 ⇔ 𝑦 − 𝑧 = 8𝑚, 𝑚 ∈ ℤ
𝑥𝑅𝑧 ⇔ 𝑥 − 𝑧 = (𝑥 − 𝑦) + (𝑦 − 𝑧)
⇔ 𝑥 − 𝑧 = 8𝑛 + 8𝑚
⇔ 𝑥 − 𝑧 = 8(𝑛 + 𝑚 )
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi tramsitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi ekuivalensi.
b. Sebutkan anggota kelas-kelas ekuivalensi 1̅, 2̅, 3̅, 4̅, 5̅, 6̅, 7̅, 8̅
 1̅ = {1, 9, 17, 25, … }  5̅ = {5, 13, 21, 29, … }
 2̅ = {2, 10, 18, 26, … }  6̅ = {6, 14, 22, 30, … }
 3̅ = {3, 11, 19, 27, … }  7̅ = {7, 15, 23, 31, … }
 4̅ = {4, 12, 20, 28, … }  8̅ = {8, 16, 24, 32, … }
c. Berapa banyak kelas-kelas ekuivalensi yang ada?
Terdapat 8 kelas-kelas ekuivalensi, yaitu :
 1̅ = 9̅ = ̅17
̅̅̅  5̅ = ̅13
̅̅̅ = ̅21
̅̅̅

 2̅ = ̅10
̅̅̅ = ̅18
̅̅̅  6̅ = ̅14
̅̅̅ = ̅22
̅̅̅

 3̅ = ̅11
̅̅̅ = ̅19
̅̅̅  7̅ = ̅15
̅̅̅ = ̅23
̅̅̅

 4̅ = 12
̅̅̅̅ = 20
̅̅̅̅  8̅ = 16
̅̅̅̅ = 24
̅̅̅̅
6. Didefinisikan relasi 𝑅 pada himpunan ℝ x ℝ (ℝ : himpunan semua bilangan real) yaitu
(𝑎, 𝑏)𝑅 (𝑝, 𝑞 ) jika dan hanya jika 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑝2 + 𝑞 2 .
Jawab :
a. Buktikan bahwa 𝑅 merupakan relasi ekuivalensi
(𝑎, 𝑏)𝑅 (𝑝, 𝑞 ) ⇔ 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑝2 + 𝑞 2 , 𝑅 ∈ ℝ × ℝ
Akan dibuktikan 𝑅 adalah relasi ekuivalensi
i. Cek Refleksif
Ambil (𝑎, 𝑏) ∈ ℝ × ℝ, berlaku
(𝑎, 𝑏)𝑅(𝑎, 𝑏) ⇔ 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑎2 + 𝑏2
⇔ (𝑎, 𝑏)𝑅(𝑎, 𝑏)
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi refleksif.
ii. Cek Simetris
Ambil (𝑎, 𝑏)(𝑝, 𝑞 ) ∈ ℝ × ℝ, berlaku
(𝑎, 𝑏)𝑅 (𝑝, 𝑞 ) ⇔ 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑝2 + 𝑞 2
(𝑝, 𝑞 )𝑅(𝑎, 𝑏) ⇔ 𝑝2 + 𝑞 2 = 𝑎2 + 𝑏2

50
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi simetris.
iii. Cek Transitif
Ambil (𝑎, 𝑏), (𝑝, 𝑞 ), (𝑥, 𝑦) ∈ ℝ × ℝ, berlaku
(𝑎, 𝑏)𝑅 (𝑝, 𝑞 ) ⇔ 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑝2 + 𝑞 2
(𝑝, 𝑞 )𝑅(𝑥, 𝑦) ⇔ 𝑝2 + 𝑞 2 = 𝑥 2 + 𝑦 2
Sehingga didapati bahwa
(𝑎, 𝑏)𝑅(𝑥, 𝑦) ⇔ 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑥 2 + 𝑦 2
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi transitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi ekuivalensi.
b. Berikan masing-masing 3 anggota (jika mungkin) untuk kelas-kelas ekuivalensi
: ̅̅̅̅̅̅̅
(0, 0), ̅̅̅̅̅̅̅
(1, 1), ̅̅̅̅̅̅̅
(3, 4)
 ̅̅̅̅̅̅̅
(0, 0) = {(0, 0)}
 ̅̅̅̅̅̅̅
(1, 1) = {(1, −1), (−1, −1), (1, −1)}
 ̅̅̅̅̅̅̅
(3, 4) = {(3, 4), (−3, −4), (5, 0)}
7. Buktikan bahwa relasi identitas 𝐸 pada semesta 𝑀 memenuhi rumus-rumus 𝐸 = 𝐸 −1
dan 𝑅𝐸 = 𝐸𝑅 = 𝑅 untuk setiap relasi 𝑅 pada 𝑀!
Jawab :
Misalkan 𝐸 relasi identitas pada semesta 𝑀 dan 𝑅 sebarang relasi pada 𝑀.
i. Ambil (𝑎, 𝑎) ∈ 𝐴 maka (𝑎, 𝑎) ∈ 𝐸 −1 , sebaliknya ambil (𝑏, 𝑏) ∈ 𝐸 −1
maka (𝑏, 𝑏) ∈ 𝐸.
Jadi, terbukti bahwa 𝐸 = 𝐸 −1 .
ii. (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅𝐸 ⇔ ∃𝑏 ∈ 𝑀 ∃(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 ˄ (𝑏, 𝑏) ∈ 𝐸
⇔ ∃𝑎 ∈ 𝑀 ∃(𝑎, 𝑎) ∈ 𝐸 ˄ (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅
(𝑎, 𝑏) ∈ 𝐸𝑅
Jadi, terbukti bahwa 𝑅𝐸 = 𝐸𝑅 = 𝑅.
8. Misalkan 𝑓: 𝑆 → 𝑇, jika 𝐴 ⊆ 𝑆 dan 𝑀, 𝑁 ⊆ 𝑇, buktikan bahwa :
Jawab :
a. 𝐴 ⊆ 𝑓 −1 (𝑓(𝐴))
Ambil sebarang 𝑆 ∈ 𝐴 maka terdapat 𝑡 = 𝑓(𝑆) ∈ 𝑓(𝐴), oleh karena 𝑆 ∈
𝑓 −1 (𝑓(𝐴)) berakibat 𝐴 ⊆ 𝑓 −1 (𝑓(𝐴)). (Terbukti)

51
b. 𝑓(𝑓 −1 (𝑀)) ⊆ 𝑁
Ambil sebarang 𝑡 ∈ 𝑓(𝑓 −1 (𝑀)), maka terdapat 𝑆 ∈ 𝑓 −1 (𝑀 ) sehingga 𝑡 =
𝑓 (𝑆). Oleh karena itu, 𝑡 = 𝑓 (𝑆) ∈ 𝑀. Berakibat 𝑓(𝑓 −1 (𝑀)) ⊆ 𝑀. (Terbukti)
c. 𝑓 −1 (𝑀 ∩ 𝑁) = 𝑓 −1 (𝑀) ∩ 𝑓 −1 (𝑁)
⇒ 𝑓 −1 (𝑀 ∩ 𝑁 ) = {𝑆|𝑓 (𝑆) ∈ 𝑀 ∩ 𝑁}
= {𝑆 |𝑓 (𝑆) ∈ 𝑀 ˄ 𝑓(𝑆) ∈ 𝑁}
= {𝑆 |𝑓 (𝑆) ∈ 𝑀} ˄ {𝑆 |𝑓(𝑆) ∈ 𝑁}
= {𝑆 |𝑓 (𝑆) ∈ 𝑀} ∩ {𝑆|𝑓(𝑆) ∈ 𝑁}
𝑓 −1 (𝑀 ∩ 𝑁) = 𝑓 −1 (𝑀) ∩ 𝑓 −1 (𝑁). (Terbukti)
9. Diberikan fungsi 𝑓: ℝ → ℝ (ℝ : himpunan semua bilangan real) dengan 𝑓(𝑥 ) = 4𝑥 −
3. Buktikan bahwa 𝑓 bijektif dan tentukan 𝑓 −1 .
Jawab :
i. Cek 𝑓 merupakan fungsi
Ambil 𝑥1 dan 𝑥2 ∈ ℝ dengan 𝑥1 = 𝑥2, akan dibuktikan bahwa 𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 )
sehingga 𝑥1 = 𝑥2 . Ambil 𝑥 ∈ ℝ, maka terdapat 𝑦 ∈ ℝ dengan 𝑦 = 4𝑥 − 3 =
𝑓 (𝑥 )
𝑥1 = 𝑥2
4𝑥1 = 4𝑥2
4𝑥1 − 3 = 4𝑥2 − 3
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓 (𝑥2 )
Terbukti bahwa 𝑓 merupakan fungsi.
ii. Cek 𝑓 merupakan fungsi injektif
Ambil 𝑥1 dan 𝑥2 ∈ ℝ dengan 𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓 (𝑥2 ), akan dibuktikan bahwa 𝑥1 = 𝑥2
sehingga 𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓 (𝑥2 )
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓 (𝑥2 )
4𝑥1 − 3 = 4𝑥2 − 3
4𝑥1 − 3 + 3 = 4𝑥2 − 3 + 3
4𝑥1 = 4𝑥2
𝑥1 = 𝑥2
Terbukti bahwa 𝑓 merupakan fungsi injektif.

52
iii. Cek 𝑓 merupakan fungsi surjektif
𝑦+3
Ambil 𝑦 ∈ ℝ sehingga terdapat 𝑥 ∈ ℝ dengan 𝑥 = sehingga 𝑓(𝑥1 ) =
4
𝑦+3
𝑓( )
4

𝑦+3
4( )−3 =𝑦
4
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑦
Terbukti bahwa 𝑓 merupakan fungsi surjektif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii terbukti bahwa 𝑓 merupakan fungsi bijektif
sehingga dapat dicari inversnya :
𝑓(𝑥 ) = 4𝑥 − 3
𝑦 = 4𝑥 − 3
4𝑥 = 𝑦 + 3
𝑦+3
𝑥=
4
𝑦+3
𝑓 −1 (𝑥 ) =
4
10. Misalkan 𝑆 = 𝑇 = ℝ, (ℝ : himpunan semua bilangan real) dan 𝑓: 𝑆 → 𝑇 dengan 𝑓(𝑥 ) =
2𝑥 − 4. Jika 𝐴 ⊆ 𝑆 dengan 𝐴 = {𝑥|−4 ≤ 𝑥 < 6} dan 𝑀 ⊆ 𝑇 dengan 𝑀 = (−10, 8].
Tentukan 𝑓(𝑆), 𝑓 (𝐴), dan 𝑓 −1 (𝑀 ).
Jawab :
a. 𝑓 (𝑆) = (−∞, ∞)
b. 𝑓 (𝐴), 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴 = [−4, 6)
 𝑓 (−4) = 2(−4) − 4 = (−8) − 4 = −12
 𝑓 (6) = 2(6) − 4 = 12 − 4 = 8
𝑓 (𝐴) = 𝑓 [−4, 6) = [12, 8)
c. 𝑓 −1 (𝑀)
Mencari bentuk inversi dari fungsi tersebut :
𝑓(𝑥 ) = 2𝑥 − 4
𝑦 = 2𝑥 − 4
𝑦+4
𝑥=
2
𝑥+4
𝑓 −1 (𝑥 ) =
2

53
𝑀 = (−10,8]
(−10)+4 (−6)
 𝑓 −1 (−10) = = = −3
2 2
8+4 12
 𝑓 −1 (8) = = =6
2 2

𝑓 −1 (𝑀) = 𝑓 −1 (−10, 8] = (−3, 6]


11. Let 𝑓: 𝐴 → 𝐵, 𝑔: 𝐵 → 𝐶, ℎ: 𝐶 → 𝐷. Prove that :
ℎ ∘ (𝑔 ∘ 𝑓 ) = ( ℎ ∘ 𝑔 ) ∘ 𝑓
(Associative law)
Jawab :
Akan dibuktikan ℎ ∘ (𝑔 ∘ 𝑓) = (ℎ ∘ 𝑔) ∘ 𝑓
Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴
ℎ ∘ (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥 ) = ℎ(𝑥 ) ∘ (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥 )
= ℎ((𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥))

= ℎ (𝑔(𝑓 (𝑥 )))

= (ℎ ∘ 𝑔)(𝑥) ∘ 𝑓 (𝑥)
= (ℎ ∘ 𝑔 ) ∘ 𝑓 (𝑥 )
Karena 𝑥 ambil sebarang, maka ℎ ∘ (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = (ℎ ∘ 𝑔) ∘ 𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐴.
Jadi, terbukti bahwa ℎ ∘ (𝑔 ∘ 𝑓) = (ℎ ∘ 𝑔) ∘ 𝑓.
12. Define 𝑓: ℝ → ℝ by
𝑥 2 +1 𝑖𝑓 𝑥 ≥ 0
𝑓(𝑥 ) = {𝑥+1 𝑖𝑓 𝑥 < 0
Show that 𝑓 is a bijection and find 𝑓 −1 .
Jawab :
i. Akan dibuktikan bahwa 𝑓 adalah fungsi
a) Untuk 𝑥 ≥ 0
 Ambil 𝑥 ∈ ℝ+ + {0}, terdapat 𝑦 ∈ ℝ sehingga 𝑦 = 𝑥 2 + 1 = 𝑓 (𝑥 )
 Ambil 𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ+ + {0}, dengan 𝑥1 = 𝑥2. Karena 𝑥1 = 𝑥2 , maka
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑥1 2 + 1 = 𝑥2 2 + 1 = 𝑓(𝑥2 )
Berarti (∀𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ+ + {0})(𝑥1 = 𝑥2 ⇒ 𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 )), maka 𝑓 adalah
fungsi.
b) Untuk 𝑥 < 0
 Ambil 𝑥 ∈ ℝ− , terdapat 𝑦 ∈ ℝ sehingga 𝑦 = 𝑥 + 1 = 𝑓 (𝑥 )
 Ambil 𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ− dengan 𝑥1 = 𝑥2 . Karena 𝑥1 = 𝑥2, maka

54
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑥1 + 1 = 𝑥2 + 1 = 𝑓 (𝑥2 )
Berarti (∀𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ− )(𝑥1 = 𝑥2 ⇒ 𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 )), maka 𝑓 adalah fungsi.
Berdasarkan pembuktian a dan b terbukti bahwa 𝑓 adalah fungsi.
ii. Akan dibuktikan bahwa 𝑓 adalah fungsi injektif
a) Untuk 𝑥 ≥ 0
Ambil sebarang 𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ+ + {0}, dengan 𝑥1 ≠ 𝑥2. Karena 𝑥1 ≠ 𝑥2, maka
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑥1 2 + 1 ≠ 𝑥2 2 + 1 = 𝑓(𝑥2 )
Berarti (∀𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ+ + {0})(𝑥1 ≠ 𝑥2 ⇒ 𝑓(𝑥1 ) ≠ 𝑓 (𝑥2 )), maka 𝑓 adalah
fungsi injektif.
b) Untuk 𝑥 < 0
Ambil sebarang 𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ− , dengan 𝑥1 ≠ 𝑥2. Karena 𝑥1 ≠ 𝑥2, maka
𝑓(𝑥1 ) = 𝑥1 + 1 ≠ 𝑥2 + 1 = 𝑓(𝑥2 )
Berarti (∀𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ− )(𝑥1 ≠ 𝑥2 ⇒ 𝑓(𝑥1 ) ≠ 𝑓 (𝑥2 )), maka 𝑓 adalah fungsi
injektif.
Berdasarkan pembuktian a dan b terbukti bahwa 𝑓 adalah fungsi injektif.
iii. Akan dibuktikan bahwa 𝑓 adalah fungsi surjektif
a) Untuk 𝑥 ≥ 0
Ambil sebarang 𝑦 ∈ ℝ, terdapat 𝑥 ∈ ℝ+ + {0}, 𝑥 = √𝑦 − 1 sehingga
2
𝑓 (𝑥 ) = (√𝑦 − 1) + 1 = 𝑦
Berarti (∀𝑦 ∈ ℝ)(∃𝑦 ∈ ℝ+ + {0}) 𝑦 = 𝑓(𝑥 ), maka 𝑓 adalah fungsi surjektif.
b) Untuk 𝑥 < 0
Ambil 𝑦 ∈ ℝ, terdapat 𝑥 ∈ ℝ− , 𝑥 = 𝑦 − 1 sehingga
𝑓 (𝑥 ) = ( 𝑦 − 1) + 1 = 𝑦
Berarti (∀𝑦 ∈ ℝ)(∃𝑥 ∈ ℝ− ) 𝑦 = 𝑓(𝑥 ), maka 𝑓 adalah fungsi surjektif.
Berdasarkan pembuktian a dan b terbukti bahwa 𝑓 adalah fungsi surjektif.
Maka, berdasarakan pembuktian i, ii, dan iii terbukti bahwa 𝑓 merupakan fungsi
bijektif. Sehingga akan ditentukan invers dari fungsi tersebut :
a) Untuk 𝑥 ≥ 0
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 + 1
𝑦 = 𝑥2 + 1
𝑥2 = 𝑦 − 1
𝑥 = √𝑦 − 1 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑓 −1 (𝑥 ) = √𝑥 − 1, 𝑥 ≥ 0

55
b) Untuk 𝑥 < 0
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 + 1
𝑦=𝑥+1
𝑥 = 𝑦 − 1 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑓 −1 (𝑥 ) = 𝑥 − 1, 𝑥 < 0
Sehingga didapati bahwa :

𝑥−1, 𝑥 ≥ 0
𝑓 −1 (𝑥) = {√𝑥−1, 𝑥<0

13. Show that the set ℕ − (4,5) is denumerable.


Jawab :
Akan dibuktikan bahwa ℕ − (4,5) adalah denumerabel.
Misal ℕ = {1, 2, 3, 4, 5, 6, … }
𝐴1 = {4, 5}
Maka ℕ − 𝐴1 = {1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, … } = 𝑁1, dapat dibuat enumerasinya
1 2 3 4 5 … …
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
1 2 3 6 7 … …
Jika suatu himpunan denumerabel lalu dikeluarkan/dikurangi anggota yang berhingga
banyak, maka sisanya tetap menjadi himpunan denumerabel.
Jadi, terbukti bahwa ℕ − (4,5) adalah denumerabel.
14. Prove that the function 𝑓: ℝ → ℝ defined by 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 3 − 1 is one-to-one.
Jawab :
Akan dibuktikan bahwa fungsi 𝑓: ℝ → ℝ didefinisikan oleh 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 − 1 adalah
fungsi satu-satu.
i. Akan ditunjukkan 𝑓(𝑥 ) merupakan fungsi
Ambil 𝑥 ∈ ℝ sehingga terdapat 𝑦 = 𝑥 3 − 1 = 𝑓(𝑥 )
Ambil 𝑥1 dan 𝑥2 ∈ ℝ dengan 𝑥1 = 𝑥2 maka 𝑓 (𝑥1 ) = 𝑥1 3 − 1 = 𝑥2 3 − 1 = 𝑓 (𝑥2 )
ii. Akan ditunjukkan 𝑓(𝑥 ) merupakan fungsi satu-satu
Ambil 𝑥1 dan 𝑥2 ∈ ℝ dengan 𝑥1 ≠ 𝑥2 maka
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑥1 3 − 1 ≠ 𝑥2 3 − 1 = 𝑓(𝑥2 )
Berdasarkan pembuktian dari i dan ii terbukti bahwa 𝑓: ℝ → ℝ oleh 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 3 − 1
adalah fungsi satu-satu.

56
𝑥
15. Buktikan pengaitan 𝑓: (0, ∞) → (0, 1) dengan 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥+1 , ∀𝑥 ∈ (0, 1) merupakan

fungsi bijektif.
Jawab :
i. Cek 𝑓 merupakan fungsi
𝑥
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ (0, ∞), terdapat 𝑦 ∈ (0,1) sehingga 𝑦 = 𝑥+1 = 𝑓(𝑥 )

 Ambil sebarang 𝑥1 , 𝑥2 ∈ (0, ∞), dengan 𝑥1 = 𝑥2


Karena 𝑥1 = 𝑥2, maka
𝑥1 𝑥2
𝑓(𝑥1 ) = = = 𝑓 (𝑥 2 )
𝑥1 + 1 𝑥2 + 1
Berarti (∀𝑥1 , 𝑥2 ∈ (0, ∞))(𝑥1 = 𝑥2 ⇒ 𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 ))
Jadi, terbukti bahwa 𝑓 adalah fungsi.
ii. Cek 𝑓 merupakan fungsi injektif
Ambil sebarang 𝑥1 , 𝑥2 ∈ (0, ∞) dengan 𝑥1 ≠ 𝑥2. Karena 𝑥1 ≠ 𝑥2, maka
𝑥1 𝑥2
𝑓(𝑥1 ) = ≠ = 𝑓 (𝑥 2 )
𝑥1 + 1 𝑥2 + 1
Berarti (∀𝑥1 , 𝑥2 ∈ (0, ∞))(𝑥1 ≠ 𝑥2 ⇒ 𝑓(𝑥1 ) ≠ 𝑓(𝑥2 ))
Jadi, terbukti bahwa 𝑓 adalah fungsi injektif.
iii. Cek 𝑓 merupakan fungsi surjektif
𝑦
Ambil sebarang 𝑦 ∈ (0, 1), terdapat 𝑥 ∈ (0, ∞) dengan 𝑥 = 1−𝑦 sehingga
𝑦 𝑦
𝑥 1−𝑦 1−𝑦
𝑓 (𝑥 ) = = 𝑦 = =𝑦
𝑥+1 + 1 1
1−𝑦 1−𝑦
Berarti (∀𝑦 ∈ (0, 1))(∃𝑥 ∈ (0, ∞)) 𝑦 = 𝑓(𝑥 ).
Jadi, terbukti bahwa 𝑓 adalah fungsi surjektif.
Berdasarkan pembuktian pada i, ii, dan iii di atas terbukti bahwa 𝑓 adalah fungsi
bijektif.

57
UTS LOGHIM 2019
Soal
1. Tunjukkan apakah masing-masing dari dua pernyataan berikut ekuivalen :
a. 𝑝 ⇒ (𝑞 ˅ 𝑟) dengan (𝑝 ˄ −𝑞) ⇒ 𝑟
b. (𝑝 ⇔ 𝑞) ˄ (𝑟 ⇔ 𝑠) dengan (𝑝 ˅ 𝑟) ⇔ (𝑞 ˅ 𝑠)
(Nilai 20)
2. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol/notasi dengan menggunakan kuantor
ekstensial dan kuantor universal. Kemudian tuliskan negasi dari masing-masing
pernyataan.
a. Untuk setiap bilangan bulat 𝑛, berlaku salah satu bahwa 𝑛 genap atau 𝑛 ganjil
b. Terdapat 𝑒 di 𝑅 sedemikian sehingga untuk setiap 𝑥 di 𝑅 berlaku 𝑒 + 𝑥 = 𝑥.
(Nilai 20)
3. Buktikan :
a. Let 𝑚 and 𝑛 be integers. Prove that : if 𝑚 and 𝑛 are even, then 𝑚𝑛 is divisible by
4.
b. Untuk semua 𝑛 ≥ 1, buktikan bahwa 𝑛3 + 2𝑛 adalah kelipatan 3.
(Nilai 30)
4. Diberikan himpunan-himpunan A, B, C. Buktikan sifat-sifat berikut :
a. 𝐴 × (𝐵 − 𝐶) = (𝐴 × 𝐵) − (𝐴 × 𝐶)
b. Jika 𝐴 ⊆ 𝐶 dan 𝐵 ⊆ 𝐶 maka (𝐴 ∪ 𝐵) ⊆ 𝐶
(Nilai 30)
Jawab :
1.
a. 𝑝 ⇒ (𝑞 ˅ 𝑟) dengan (𝑝 ˄ −𝑞) ⇒ 𝑟

𝑝 𝑞 𝑟 −𝑞 𝑞˅𝑟 𝑝 ˄ −𝑞 𝑝 ⇒ (𝑞 ˅ 𝑟) (𝑝 ˄ −𝑞) ⇒ 𝑟
B B B S B S B B
B B S S B S B B
B S B B B B B B
B S S B S B S S
S B B S B S B B
S B S S B S B B
S S B B B S B B
S S S B S S B B

Ekuivalen
∴ Dengan demikian berdasarkan tabel kebenaran diatas dapat disimpulkan bahwa
𝑝 ⇒ (𝑞 ˅ 𝑟) ≡ (𝑝 ˄ −𝑞) ⇒ 𝑟

58
b. (𝑝 ⇔ 𝑞) ˄ (𝑟 ⇔ 𝑠) dengan (𝑝 ˅ 𝑟) ⇔ (𝑞 ˅ 𝑠)

𝑝 𝑞 𝑟 𝑠 𝑝˅𝑟 𝑞˅𝑠 𝑝⇔𝑞 𝑟 ⇔ 𝑠 (𝑝 ⇔ 𝑞) ˄ (𝑟 ⇔ 𝑠) (𝑝 ˅ 𝑟) ⇔ (𝑞 ˅ 𝑠)


B B B B B B B B B B
B B B S B B B S S B
B B S B B B B S S B
B B S S B B B B B B
B S B B B B S B S B
B S B S B S S S S S
B S S B B B S S S B
B S S S B S S B S S
S B B B B B S B S B
S B B S B B S S S B
S B S B S B S S S S
S B S S S B S B S S
S S B B B B B B B B
S S B S B S B S S S
S S S B S B B S S S
S S S S S S B B B B
Tidak Ekuivalen
∴ Dengan demikian berdasarkan tabel kebenaran diatas dapat disimpulkan bahwa
(𝑝 ⇔ 𝑞) ˄ (𝑟 ⇔ 𝑠) ≢ (𝑝 ˅ 𝑟) ⇔ (𝑞 ˅ 𝑠).
2.
a. (∀ n ∈ ℤ) [ n ∈ 2a ∨ n ∈ 2a+1]
Negasi : (∃ n ∈ ℤ) [n ∉ 2a ∧ n ∉ 2a+1]
b. (∃ e ∈ ℝ)(∀ x ∈ ℝ)( e + x = x)
Negasi : (∀ e ∈ ℝ)(∃ x ∈ ℝ)( e + x ≠ x)
3.
a. Diket m dan n integers
Adib jika m dan n bilangan genap maka mn dapat dibagi 4
Karena m,n bilangan genap berarti m=2a, n=2b saat m≠n dengan a,b ∈ ℤ
Karena m=2a dan n=2b maka mn= 2a 2b
= 4ab = 4k
Oleh karena mn =4k dengan k=ab ∈ℤ maka terbukti mn dapat dibagi dengan 4.
∴ Dengan demikian terbukti bahwa m dan n integers jika m dan n bilangan genap,
maka mn dapat dibagi 4
b. Diketahui untuk semua 𝑛 ≥ 1, buktikan bahwa 𝑛3 + 2𝑛 adalah kelipatan 3
(i) Untuk n=1
𝑛3 + 2𝑛 = 1 + 2(1) = 3, maka 3 merupakan kelipatan 3 adalah benar
(ii) Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑘
Jadi untuk semua 𝑘 ≥ 1, 𝑘 3 + 2𝑘 adalah kelipatan 3
Sehingga untuk 𝑛 = 𝑘 + 1 berlaku

59
(𝑘 + 1)3 + 2(𝑘 + 1) = (𝑘 + 1)(𝑘 2 + 2𝑘 + 1) + (2𝑘 + 2)
= 𝑘 3 + 2𝑘 2 + 𝑘 + 𝑘 2 + 2𝑘 + 1 + 2𝑘 + 2
= 𝑘 3 + 3𝑘 2 + 3𝑘 + 3 + 2𝑘
= 𝑘 3 + 2𝑘 + 3𝑘 2 + 3𝑘 + 3
= 𝑘 3 + 2𝑘 + 3(𝑘 2 + 𝑘 + 1)
kelipatan 3 kelipatan 3
Didapat bahwa untuk 𝑛 = 𝑘 + 1, 𝑘 3 + 2𝑘 merupakan kelipatan 3 dan 3(𝑘 2 +
𝑘 + 1) merupakan kelipatan 3. Maka terbukti untuk = 𝑘 3 + 2𝑘 + 3(𝑘 2 +
𝑘 + 1) merupakan kelipatan 3.
∴ Dengan demikian terbukti bahwa untuk semua 𝑛 ≥ 1, 𝑛3 + 2𝑛 adalah
kelipatan 3.
4.
a. (⇒)Ambil sebarang (a,x) ∈ A×(B−C)
Dengan x ∈ B−C, sehingga x ∈ B tetapi x ∉ C
Akibatnya (a,x) ∈ A×B, tetapi (a,x) ∉ A×C atau (a,x)∈ (A×B)−(A×C)
(⇐)Ambil (a,y) ∈ (A×B)−(A×C)
Jelas bahwa y ∈ B, tetapi y ∉ C, sehingga diperoleh (a,y) ∈ A×(B−C)
∴ Jadi terbukti bahwa A×(B−C)=(A×B)−(A×C)
b. Ambil sebarang x ∈ A∪B
Sehingga x∈A ∨ x∈B
Karena A⊆ C, B⊆C, maka x ∈ C
∴ Terbukti A∪B⊆C

60
UAS LOGHIM 2019
Soal
1. Diketahui himpunan A= {1,2,3,4,5}, Jelaskan apakah relasi pada A berikut bersifat
refleksif ? simetris ? transitif ?
a. {(2,2), (1,2), (2,3), (5,5), (3,1), (1,1), (3,3), (2,1), (3,2), (4,4), (1,3)}.
b. {(1,1), (3,2), (1,3), (4,5), (2,2), (2,3), (3,1), (5,5), (5,4)}.
(Nilai:15)
2. S dan T adalah himpunan bilangan-bilangan real. Jelaskan apakah relasi R dari S ke T
yang Ddidefinisikan dengan R(s)= s2 merupakan fungsi ? surjektif? Injektif?
(Nilai:15)
3. Relasi R pada himpunan bilangan real R didefinisikan dengan aRb jhj a + 2b = b2 + 2a
2

a. Buktikan bahwa relasi R ekuivalensi.


b. Relasi R menimbulkan partisi. Apa saja yang menjadi anggota kelas ekuivalensi 1,
2?
(Nilai:20+10)
4. Diberikan fungsi f: S→T. M dan N adalah himpunan bagian dari T. Buktikan
𝑓 −1 (M∩N)= 𝑓 −1 (M)∩ 𝑓 −1 (N). (Nilai:20)
5.
a. Jelaskan yang dimaksud himpunan yang denumerable.
b. Jika dari himpunan yang denumerable dikeluarkan anggota-anggotanya sebanyak
berhingga, maka tetap denumerable.
Buktikan pernyataan tersebut. (Nilai:20)

Jawab :
1. A : {1,2,3,4,5}
a) R : {(2,2), (1,2), (2,3), (5,5), (3,1), (1,1), (3,3), (2,1), (3,2), (4,4), (1,3)}
(i) Akan dibuktikan R relasi refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴, akan dibuktikan (∀𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥 𝑅 𝑥 )
(1,1) ∈ 𝑅, (2,2) ∈ 𝑅, (3,3) ∈ 𝑅, (4,4) ∈ 𝑅, (5,5) ∈ 𝑅
Terbukti bahwa (∀𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥 𝑅 𝑥 )
∴ 𝑅 adalah relasi refleksif
(ii) Akan dibuktikan R relasi simetris
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴, akan dibuktikan jika 𝑥 𝑅 𝑦 maka 𝑦 𝑅 𝑥
(1,2) ∈ 𝑅 ⇒ (2,1) ∈ 𝑅
(2,3) ∈ 𝑅 ⇒ (3,2) ∈ 𝑅
(3,1) ∈ 𝑅 ⇒ (1,3) ∈ 𝑅
Terbukti bahwa (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥 𝑅 𝑦 ⇒ 𝑦 𝑅 𝑥)
∴ 𝑅 adalah relasi simetris
(iii) Akan dibuktikan R relasi transitif
Ambil𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴, akan dibuktikan jika 𝑥 𝑅 𝑦 dan 𝑦 𝑅 𝑧, maka 𝑥 𝑅 𝑧
(1,2) ∈ 𝑅 ∧ (2,3) ∈ 𝑅 ⇒ (1,3) ∈ 𝑅
(1,2) ∈ 𝑅 ∧ (2,1) ∈ 𝑅 ⇒ (1,1) ∈ 𝑅
(2,3) ∈ 𝑅 ∧ (3,2) ∈ 𝑅 ⇒ (2,2) ∈ 𝑅
(2,3) ∈ 𝑅 ∧ (3,1) ∈ 𝑅 ⇒ (2,1) ∈ 𝑅
(3,1) ∈ 𝑅 ∧ (1,3) ∈ 𝑅 ⇒ (3,3) ∈ 𝑅

61
Terbukti bahwa (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴) (𝑥 𝑅 𝑦 ∧ 𝑦 𝑅 𝑧 ⇒ 𝑥 𝑅 𝑧)
∴ 𝑅 adalah relasi transitif

∴ dari (i),(ii),(iii), relasi R bersifat refleksif, simetris, dan transitif.

b) R : {(1,1), (3,2), (1,3), (4,5), (2,2), (2,3), (3,1), (5,5), (5,4)}


(i) Akan dibuktikan R relasi refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴, akan dibuktikan untuk setiap x anggota A 𝑥𝑅𝑥. (1,1) ∈
𝑅, (2,2) ∈ 𝑅, (3,3) ∉ 𝑅(4,4) ∉ 𝑅, (5,5) ∈ 𝑅.
Berarti (∃𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥̅̅̅ 𝑅̅x)
∴ 𝑅 tidak bersifat refleksif
(ii) Akan dibuktikan R relasi simetris
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴, akan dibuktikan jika 𝑥 𝑅 𝑦 maka 𝑦 𝑅 𝑥.
(3,2) ∈ 𝑅 ⇒ (2,3) ∈ 𝑅
(1,3) ∈ 𝑅 ⇒ (3,1) ∈ 𝑅
(4,5) ∈ 𝑅 ⇒ (5,4) ∈ 𝑅
Terbukti bahwa (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥𝑅𝑦 ⇒ 𝑦𝑅𝑥)
∴ 𝑅 bersifat simetris
(iii) Akan dibuktikan R relasi transitif
Ambil 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴, akan dibuktikan jika 𝑥 𝑅 𝑦 dan 𝑦 𝑅 𝑧, maka 𝑥 𝑅 𝑧.
((3,2) ∈ 𝑅 ∧ (2,3) ∈ 𝑅) ∧ (3,3) ∉ 𝑅
(1,3) ∈ 𝑅 ∧ (3,1) ∈ 𝑅 ⇒ (1,1) ∈ 𝑅
(4,5) ∈ 𝑅 ∧ (5,4) ∈ 𝑅 ∧ (4,4) ∉ 𝑅
Berarti (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)((𝑥 𝑅 𝑦 ∧ 𝑦 𝑅 𝑧 ) ∧ ( ̅̅̅̅̅̅̅ 𝑥 𝑅 𝑧)
∴ 𝑅 bersifat tidak transitif

∴ dari (i),(ii),(iii), dapat disimpulkan relasi R bersifat tidak refleksif, simetris,


dan tidak transitif.

2. R : S⟶T, R(s)= s2 S,T ∈ R


(i) Akan dibuktikan R adalah fungsi
a) Ambil s ∈ S, terdapat t ∈ T dengan t= s2 =R(s)
b) Ambil s1,s2, ∈ S, dengan s1= s2
Karena s1=s2 , maka R(s1) = s12 = s22 = R(s2)
Dari(a) dan (b), terbukti bahwa R adalah fungsi
(ii) Akan dibuktikan R adalah fungsi surjektif
Ambil t ∈ T terdapat s ∈ S dengan s=√t , akan tetapi missal kita ambil t=-2,
tidak terdapat s yang memenuhi sedemikian hingga s=√-2
Dari penjelasan tersebut, menunjukkan bahwa R bukan fungsi surjektif.
∴ R bukan fungsi surjektif
(iii) Akan dibuktikan R adalah fungsi injektif
Ambil s1,s2, ∈ S, dengan s1≠ s2
Misal s1=-2 dan s2=2, maka R(-2)=(-2)2 = 22 = R(2)
Dengan s1≠ s2 , terdapat R(s1) = R(s2), maka R bukanlah fungsi injektif.
∴ R bukan fungsi injektif
Dari (i),(ii),(iii) disimpulkan bahwa R merupakan suatu fungsi, tetapi bukan
merupakan fungsi surjektif maupun injektif.

62
3.
a. (i) Cek refleksif
Ambil sebarang 𝑎 ∈ ℝ berlaku 𝑎 𝑅 𝑎 ⟺ 𝑎2 + 2(𝑎) = (𝑎)2 + 2𝑎
∴ Terbukti R bersifat refleksif
(ii) Cek simetris
Ambil 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 𝑅 𝑏 ⟺ 𝑎2 + 2𝑏 = 𝑏2 + 2𝑎
⟺ 𝑏2 + 2𝑎 = 𝑎2 + 2𝑏
⇔𝑏 𝑅 𝑎
∴ Terbukti R bersifat simetris
(iii) Cek transitif
Ambil 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ berlaku 𝑎 𝑅 𝑏 ⋀ 𝑏 𝑅 𝑐 ⟹ 𝑎 𝑅 𝑐
𝑎 𝑅 𝑏 ⟺ 𝑎2 + 2b = b2 +2 𝑎
𝑏 𝑅 𝑐 ⟺ 𝑏2 + 2c = c2 +2 𝑏
𝑎2 + 2b + b2 +2c = b2 +2𝑎 + 𝑐² + 2𝑏
𝑎2 + 2c = 𝑐² + 2𝑎 ⇒ 𝑎 𝑅 𝑐

∴ Terbukti R bersifat transitif

∴ Dari (i),(ii),(iii) terbukti bahwa R bersifat ekuivalensi

b. Anggota kelas ekuivalensi 1, 2 :


1̅ = {1}
Karena 1²+ 2b = b²+ 2(1) ⟹ b²-2b = -1
⟹ b²-2b+1 =0
⟹ (b-1)(b-1) =0
⟹ b=1
2 = {0,2}
Karena 2²+2b = b²+2(2) ⟹ b²-2b =0
⟹ b(b-2)= 0
⟹ b=0 ∨ b=2
4. Bukti
(i) 𝑓 −1 (M∩N) ⊆ {s ∈ S∥ f(s) ∈ (M ∩ N)}

⊆ {s ∈ S∥ f(s) ∈ M ∧ f(s) ∈ N}

⊆ {s ∈ S∥ f(s) ∈ M} ∩ {s ∈ S∥ f(s) ∈ N}

⊆𝑓 −1 (M) ∩ 𝑓 −1 (N)

(ii) 𝑓 −1 (M) ∩ 𝑓 −1 (N) ⊆ {s ∈ S∥ f(s) ∈ M} ∩ {s ∈ S∥ f(s) ∈ N}

⊆ {s ∈ S∥ f(s) ∈ M ∩ f(s) ∈ N}
⊆ {s ∈ S∥ f(s) ∈ (M ∩ N)}

⊆ 𝑓 −1 (M∩N)

∴ Dari (i) dan (ii) terbukti bahwa 𝑓 −1 (M∩N)= 𝑓 −1 (M)∩ 𝑓 −1 (N).

63
5.
a. Himpunan denumerable adalah suatu himpunan yang ekuipoten dengan himpunan
bilangan asli (ℕ)
b. Bukti : missal suatu himpunan S = {s1, s2, s3, . . . .} dikeluarkan anggotanya
sebanyak n sehingga S1 = S- { s1, s2, s3, . . . .sn}maka S1={Sn+1, Sn+2, Sn+3. . . . }
Enumerasinya :
S1 Sn+1 Sn+2 Sn+3….. S2n S2n+1…..

ℕ 1 2 3……... n n+1…..
∴ Terbukti bahwa S1 (Himpunan S yang dikeluarkan anggotanya sebanyak n)
tetap denumerable.

64
TUGAS 1
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN

1. Simplify the following statements as much as you can:


a) (𝜋 > 0) ∧ (𝜋 < 10)
b) (3 < 4) ∧ (3 < 6)

2. Which of the following are true and which are false?


a) (𝜋 2 > 2) ⟹ (𝜋 > 1.4)
b) (𝜋 2 < 0) ⟹ (𝜋 = 3)
c) (𝜋 2 > 0) ⟹ (1 + 2 = 4)
d) (𝜋 < 𝜋 2 ) ⟹ (𝜋 = 5)
e) (𝑒 2 ≥ 0) ⟹ (𝑒 < 0)

3. Use truth tables to prove that the following are equivalent:


a) ~( ɸ ⟹ ѱ) and ɸ ∧ (~ ѱ)
b) ɸ ⟹ (ѱ ∧ 𝜃 ) and ( ɸ ⟹ ѱ) ∧ ( ɸ ⟹ 𝜃 )
c) (ɸ ∨ ѱ ) ⟹ 𝜃 and ( ɸ ⟹ 𝜃) ∧ (ѱ ⟹ 𝜃 )

4. Express the following as existence assertions:


a) The equation 𝑥 3 = 27 has a natural number solution.
b) 1,000,000 is not the largest natural number.

5. Express the following as “for all” assertions:


a) The equation 𝑥 3 = 28 does not have a natural number solution.
b) 0 is less than every natural number

6. Let C be the set of all cars, let D(x) mean that x is domestic, and let M(x) mean
that x is badly made. Express the following in symbolic form using these
symbols:
a) All domestic cars are badly made.
b) All foreign cars are badly made.
c) All badly made cars are domestic.
d) There is a domestic car that is not badly made.
e) There is a foreign car that is badly made.

7. Negative the following statements and put each answer in to positive form:
a. (∀𝑥 ∈ 𝑁) (∃𝑦 ∈ 𝑁) ( 𝑥 + 𝑦 = 1)
b. (∀𝑥 > 0) (∃𝑦 < 0) (𝑥 + 𝑦 = 0), (where x, y are real number variables)
c. ∃𝑥 (∀∈ > 0) (−∈ < 𝑥 <∈), (where x, y are real number variables)

65
d. (∀𝑥 ∈ 𝑁) (∀𝑦 ∈ 𝑁) (∃𝑧 ∈ 𝑁) (𝑥 + 𝑦 = 𝑧 2 )

8. Say whether each of the following is true or false, and support your decision by a
proof:
a. ∀x∃y(x + y = 0) (where x, y are real number variables)
b. (∃m ∈ N)(∃n ∈ N)(3m + 5n = 12)

9. Prove the following by induction:


𝑛(𝑛+1)(2n+1)
a. 12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑛2 = 6
1 2 3 𝑛 (𝑛+2)
b. + 22 + 23 + ⋯ + 2𝑛 = 2 −
2 2𝑛
2𝑛
c. 3 -1 habis dibagi 8

𝑏
10. Prove that if 𝑎 < 𝑏 are real numbers, then 𝑎 < 𝑎 + 2 < 𝑏. (How do you know that
2 > 20? What exactly is 2 anyway?)

11. Tentukan benar atau salah pernyataan berikut ini:


a. {𝑎, 𝑏, 𝑐} ⊆ {𝑎, 𝑏, 𝑐, {𝑎, 𝑏, 𝑐}}
b. ∅ ∈ {∅}
c. {𝑎, 𝑏} ⊆ {𝑎, 𝑏, {{𝑎, 𝑏}}}
d. {𝑎, 𝑏} ⊆ {𝑎, 𝑏, 𝑐, {{𝑎, 𝑏}}}

12. Jika 𝐴 = {𝑎, 𝑏, {{𝑎, 𝑐}}, ∅} dan 𝐵 = {𝑎, {𝑎}, 𝑑, 𝑒}, tentukan himpunan berikut:
a. 𝐴 − {∅}
b. 𝐴 ∆ 𝐵
c. 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐴)
d. 𝑃(𝐴 – 𝐵)
e. 𝐴 ∩ 𝑃(𝐴)

13. Dengan menggunakan definisi, buktikan bahwa


a. 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = 𝐴 ∪ 𝐵
b. (𝐴 − 𝐵) − 𝐶 = (𝐴 − 𝐶) – 𝐵

14. Dengan menggunakan sifat operasi himpunan, buktikan bahwa


a. 𝐴 ∪ (𝐴𝑐 ∩ 𝐵) = 𝐴 ∪ 𝐵
b. 𝐴 ∪ (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐 = 𝐴 ∪ 𝐵 𝑐

15. Diberikan 𝐾 = {0,1,2}, 𝐿 = {{0,1}, 𝑀 = {𝑎}, dan 𝑁 = {𝑎}. Tentukan:


a. 𝐾 × (𝐿 ∪ 𝑀)
b. (𝐾 × 𝐿) ∪ (𝐾 × 𝑀)

66
c. 𝐾 × (𝐿 ∩ 𝑀)
d. (𝐾 × 𝐿) ∩ (𝐾 × 𝑀)
e. (𝐾 × 𝐿) ∩ (𝑀 × 𝑁)
f. (𝐾 ∩ 𝑀) × (𝐿 ∩ 𝑁)
g. (𝐾 × 𝐿) ∪ (𝑀 × 𝑁)
h. (𝐾 ∪ 𝑀) × (𝐿 ∪ 𝑁)

Jawab

1.
a. (𝜋 > 0) ∧ (𝜋 < 10)
= 0 < 𝜋 < 10
b. (3 < 4) ∧ (3 < 6 )
= 3 < 4 < 6
2. a.

(𝜋2 > 2) ⟹ (𝜋 > 1.4)


True ⟹ True (True)
b.
(𝜋 2 < 0) ⟹ (𝜋 = 1.4)
False ⟹ False (True)
c.

(𝜋 2 > 0) ⟹ (1 + 2 = 4)
True ⟹ False (False)
d.

(𝜋 < 𝜋 2 ) ⟹ (𝜋 = 5)
True ⟹ False (False)
e.

(𝑒 2 ≥ 0) ⟹ (𝑒 < 0)
True ⟹ False (False)

3.
a. ~( ɸ ⟹ ѱ) and ɸ ∧ (~ ѱ)
ɸ ѱ ⇁ѱ ɸ⟹ѱ ⇁ ( ɸ ⟹ ѱ) ɸ ∧ (⇁ ѱ)
B S B S B B
S B S B S S
B B S B S S

67
S S B B S S

Karena ~( ɸ ⟹ ѱ) dan ɸ ∧ (~ ѱ) terbukti sama, maka ~( ɸ ⟹ ѱ) dan


ɸ ∧ (~ѱ) ekuivalen

𝛷 𝛹 𝜃 𝛹∧𝜃 𝛷⟹𝛹 𝛷⟹𝜃 𝛷 ⟹ (𝛹 ∧ 𝜃) (𝛷 ⟹ 𝛹) ∧ (𝛷 ⟹ 𝜃)


B B B B B B B B
B B S S B S S S
B S B S S B S S
B S S S S S S S
S B B B B B B B
S B S S B B B B
S S B S B B B B
S S S S B B B B
b. ɸ ⟹ (ѱ ∧ 𝜃 ) and ( ɸ ⟹ ѱ) ∧ ( ɸ ⟹ 𝜃 )

Karena ɸ ⟹ (ѱ ∧ 𝜃 ) dan ( ɸ ⟹ ѱ) ∧ ( ɸ ⟹ 𝜃 ) terbukti sama,


maka ɸ ⟹ (ѱ ∧ 𝜃 ) dan ( ɸ ⟹ ѱ) ∧ ( ɸ ⟹ 𝜃 ) ekuivalen.

c. (ɸ ∨ ѱ ) ⟹ 𝜃 and ( ɸ ⟹ 𝜃) ∧ (ѱ ⟹ 𝜃 )

𝛷 𝛹 𝜃 𝛷∨𝛹 𝛷⟹𝜃 𝛹⟹𝜃 (𝛷 ∨ 𝛹) ⟹ 𝜃 (𝛷 ⟹ 𝜃) ∧ (𝛹 ⟹ 𝜃)


B B B B B B B B
B B S B S S S S
B S B B B B B B
B S S B S B S S
S B B B B B B B
S B S B B S S S
S S B S B B B B
S S S S B B B B

Karena (ɸ ∨ ѱ ) ⟹ 𝜃 dan ( ɸ ⟹ 𝜃) ∧ (ѱ ⟹ 𝜃 ) terbukti sama, maka


68
(ɸ ∨ ѱ ) ⟹ 𝜃 dan ( ɸ ⟹ 𝜃) ∧ (ѱ ⟹ 𝜃 ) ekuivalen
4.
a. (∃! 𝑥 ∈ 𝑁) ( 𝑥 3 = 27)
b. (∃𝑥 ∈ 𝑁) (𝑥 > 1.000.000)

5.
a. (∀𝑥 ∈ 𝑁) (𝑥 3 ≠ 28)
b. (∀𝑥 ∈ 𝑁) (𝑥 > 0)
6. Let C be the set of all cars, let D(x) mean that x is domestic, and let M(x) mean
that x is badly male. Express the following in symbolic form using these symbols.
* C ⟶ the set of all cars
*D(x) ⟶ x is domestic
*M(x) ⟶ x is badly made
a) ∀𝑥 ∈ 𝐶 (𝐷(𝑥) ⟹ 𝑀(𝑥))
b) ∀𝑥 ∈ 𝐶 (~𝐷(𝑥) ⟹ 𝑀(𝑥))
c) ∀𝑥 ∈ 𝐶 (𝑀(𝑥) ⟹ 𝐷(𝑥))
d) ∃𝑥 ∈ 𝐶 (𝐷(𝑥) ∧ (~𝑀(𝑥)))
e) ∃𝑥 ∈ 𝐶 ((~𝐷(𝑥) ∧ 𝑀(𝑥))

7.
a. ~ [(∀𝑥 ∈ 𝑁) (∃𝑦 ∈ 𝑁) ( 𝑥 + 𝑦 = 1)]
≡ (∃𝑥 ∈ 𝑁) ~ [ (∃𝑦 ∈ 𝑁) ( 𝑥 + 𝑦 = 1)]
≡ (∃𝑥 ∈ 𝑁) (∀𝑦 ∈ 𝑁) ~ [( 𝑥 + 𝑦 = 1)]
≡ (∃𝑥 ∈ 𝑁) (∀𝑦 ∈ 𝑁) ( 𝑥 + 𝑦 ≠ 1)

b. ~ [(∀𝑥 > 0) (∃𝑦 < 0) ( 𝑥 + 𝑦 = 0), (𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅)]


≡ (∃𝑥 > 0) ~ [(∃𝑦 < 0) ( 𝑥 + 𝑦 = 0), (𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅)]
≡ (∃𝑥 > 0) (∀𝑦 < 0) ~[( 𝑥 + 𝑦 = 0), (𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅)]
≡ (∃𝑥 > 0) (∀𝑦 < 0) ( 𝑥 + 𝑦 ≠ 0) ~ [ (𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅)]
≡ (∃𝑥 > 0) (∀𝑦 < 0) ( 𝑥 + 𝑦 ≠ 0) (𝑥, 𝑦 ∉ 𝑅)

c. ~ [∃𝑥 (∀ ∈ > 0) (−∈ < 𝑥 <∈) (𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅)]


≡ ∀𝑥~ [ (∀ ∈ > 0) (−∈ < 𝑥 <∈) (𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅)]
≡ ∀𝑥 (∃ ∈ > 0) ~ [ (−∈ < 𝑥 <∈) (𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅)]
≡ ∀𝑥 (∃ ∈ > 0) ~ (−∈ < 𝑥 <∈) ~ [ (𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅)]
≡ ∀𝑥 (∃ ∈ > 0) (𝑥 ≤ −𝜖⋁𝑥 ≥ 𝜖)(𝑥, 𝑦 ∉ 𝑅)

d. ~ [(∀𝑥 ∈ 𝑁) (∀𝑦 ∈ 𝑁) (∃𝑧 ∈ 𝑁) ( 𝑥 + 𝑦 = 𝑧 2 )]


≡ (∃𝑥 ∈ 𝑁) ~[ (∀𝑦 ∈ 𝑁) (∃𝑧 ∈ 𝑁) ( 𝑥 + 𝑦 = 𝑧 2 )]
≡ (∃𝑥 ∈ 𝑁) (∃𝑦 ∈ 𝑁) ~[(∃𝑧 ∈ 𝑁) ( 𝑥 + 𝑦 = 𝑧 2 )]

69
≡ (∃𝑥 ∈ 𝑁) (∃𝑦 ∈ 𝑁) (∀𝑧 ∈ 𝑁) ~ [( 𝑥 + 𝑦 = 𝑧 2 )]
≡ (∃𝑥 ∈ 𝑁) (∃𝑦 ∈ 𝑁) (∀𝑧 ∈ 𝑁) ( 𝑥 + 𝑦 ≠ 𝑧 2 )
8.
a. Pernyataan tersebut benar, buktinya : 𝑥 + 𝑦 = 0 ⇒ 𝑦 = −𝑥. Jika
dimasukkan ke persamaan awal, diperoleh 𝑥 + (−𝑥) = 0. Karena x dan y
adalah bilangan real maka terbukti untuk setiap x akan terdapat y yang
memenuhi 𝑥 + 𝑦 = 0
Atau
Dengan pembuktian langsung, ambil sebarang 𝑥 dengan 𝑥 = 𝑎 ∈ ℝ maka
terdapat 𝑦 = −𝑎 ∈ ℝ sedemikian sehingga
𝑥 + 𝑦 = 𝑎 + (−𝑎) = 0

b. Pernyataan tersebut salah


Bukti : misal pernyataan tersebut benar, maka untuk 𝑚, 𝑛 bilangan asli
berlaku
3𝑚 + 5𝑛 = 12
3𝑚 = 12 − 5𝑛
5
𝑚 = 4 − 𝑛
3
Jika 𝑛 bilangan asli, maka 𝑚 akan bernilai pecahan atau negatif sehingga 𝑚
bukan bilangan asli dan pernyataan tersebut salah.

9. Buktikan dengan induksi :


𝑛(𝑛+1)(2n+1)
a. 12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑛2 = 6
1) Dibuktikan benar untuk n = 1,
𝑛(𝑛+1)(2n+1)
- Ruas kanan = = 1 dan
6
2
- Ruas kiri = 1 = 1

Ruas kanan = ruas kiri = 1, maka terbukt benar untuk 𝑛 = 1

2) Dianggap benar untuk n = k


𝑘(𝑘 + 1)(2k + 1)
12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑘 2 =
6

3) Akan dibuktikan benar untuk n = k + 1


(𝑘+1)(𝑘+2)(2(k+1)+1)
Ruas kanan : 6
Ruas kiri : 12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑘 2
𝑘(𝑘+1)(2k+1)
= + (k+1)2
6
𝑘(𝑘+1)(2k+1)+6(𝑘+1)2
= 6
(𝑘+1)[𝑘(2k+1)+6(𝑘+1)]
= 6

70
(𝑘+1)(2𝑘 2 +𝑘+6𝑘+6)
= 6
(𝑘+1)(2𝑘 2 +7𝑘+6)
= 6
(𝑘+1)(k+2)(2k+3)
= 6
(𝑘+1)((k+1)+1)(2(k+1)+1)
= 6
Terbukti benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
Jadi, terbukti untuk setiap n bilangan asli berlaku 12 + 22 + 32 + ⋯ + 𝑛2 =
𝑛(𝑛+1)(2n+1)
6
1 2 3 𝑛 (𝑛+2)
b. + 22 + 23 + ⋯ + 2𝑛 = 2 −
2 2𝑛
(1+2) 1 1 1
1) Dibuktikan benar untuk n = 1, ruas kanan = 2 − = 2, ruas kiri = 21 = 2,
21
Ruas kanan = Ruas kiri
2) Dianggap benar untuk n = k
1 2 3 𝑘 (𝑘 + 2)
+ 2 + 3 + ⋯+ 𝑘 = 2 −
2 2 2 2 2𝑘

3) Akan dibuktikan benar untuk n = k + 1


((𝑘+1)+2)
Ruas Kanan: 2 − 2𝑘+1
1 2 3 𝑘+1
Ruas Kiri : 2 + 22 + 23 + ⋯ + 2𝑘+1
(𝑘+2) 𝑘+1
=2− +
2𝑘 2𝑘+1
−1(𝑘+2) 𝑘+1
= 2+ +
2𝑘 2𝑘+1
−2𝑘−4+𝑘+1
= 2+ 2𝑘+1
−𝑘−3 𝑘+3 (𝑘+1)+2
= 2+ = 2- ( 2𝑘+1 ) = 2- = Ruas kanan
2𝑘+1 2𝑘+1
1 2 3 𝑛
Jadi, terbukti untuk setiap n bilangan asli berlaku 2 + 22 + 23 + ⋯ + 2𝑛 = 2 −
(𝑛+2)
2𝑛

c. 32𝑛 -1 habis dibagi 8


1) Dibuktikan benar untuk n = 1,
32.1 -1 = 32 -1 = 9-1 = 8, habis dibagi 8
2) Dianggap benar untuk n = k
32k -1 habis dibagi 8
3) Akan dibuktikan benar untuk n = k + 1
32(𝑘+1) − 1 = 32𝑘+2 − 1
= 9. 32𝑘 − 1
= (8 + 1)32𝑘 − 1
= 8.32𝑘 + 32𝑘 − 1

71
Karena 8.32𝑘 dan 32𝑘 − 1 habis dibagi 8, pernyataan tersebut benar. Jadi,
terbukti 32𝑛 -1 habis dibagi 8 untuk n bilangan asli.

10.
a. Diketahui 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 + 𝑎 < 𝑏 + 𝑎
⟺ 2𝑎 < 𝑏 + 𝑎
𝑎 + 𝑏
⟺𝑎 <
2
b. Diketahui a < b, maka a + b < b + b,
⟺ 𝑎 + 𝑏 < 2𝑏
𝑎 + 𝑏
⟺ < 𝑏
2
𝑎+𝑏
Jadi, dari a dan b dapat disimpulkan bahwa 𝑎 < 2 < 𝑏

11.
a. {a, b, c} ⊆ {a, b, c,{a, b, c}}, bernilai benar. Misalkan {a, b, c} = A dan {a, b,
c,{a, b, c}} = B, maka A ⊆ B adalah pernyataan yang benar karena anggota
dari A juga merupakan anggota dari B.
b. ∅ ∈ {∅}, bernilai benar karena ∅ merupakan anggota dari himpunan {∅}.
c. {a, b} ⊆ {a, b,{a, b}}, bernilai benar. Misalkan {a, b} = A dan {a, b,{a, b}} =
B, maka A ⊆ B adalah pernyataan yang benar karena anggota dari A juga
merupakan anggota dari B.
d. {a, b} ⊆ {a, b, c,{{a, b}}}, bernilai salah karena {a, b} bukan merupakan
anggota dari himpunan {a, b, c, {{a, b}}}

12. Jika A = {a, b,{a, c}, ∅} dan B = {a,{a}, d,e}


a. 𝐴 − {∅} = {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐}}
b. 𝐴 ∆ 𝐵 = {{𝑎}, 𝑏, {𝑎, 𝑐}, 𝑑, 𝑒, ∅}
c. 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐴) = 𝐴 ∪ {𝑎} = {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐}, ∅}
d. (𝐴 − 𝐵) = {𝑏, {𝑎, 𝑐}, ∅}, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
𝑃(𝐴 − 𝐵) = 𝑃({𝑏, {𝑎, 𝑐}, ∅})
= {{ }, {𝑏}, {{𝑎, 𝑐}}, {∅}, {𝑏, {𝑎, 𝑐}}, {𝑏, ∅}, {{𝑎, 𝑐}, ∅}, {{𝑏, {𝑎, 𝑐}, ∅}}
e. 𝐴 ∩ 𝑃(𝐴)
∗ 𝑃(𝐴) = {{𝑎}, {𝑏}, {𝑎, 𝑐}}, {∅}, {𝑎, 𝑏}, {𝑎, {𝑎, 𝑐}}, {𝑎, ∅}, {𝑏{𝑎, 𝑐}},
{𝑏, ∅}, {{𝑎, 𝑐}, ∅}, {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐}}, {𝑎, 𝑏, ∅}, {𝑎, {𝑎, 𝑐}, ∅},
{𝑏, {𝑎, 𝑐}, ∅}, {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐}, ∅}.
Maka, 𝐴 ∩ 𝑃(𝐴) = {𝑎, 𝑏, {𝑎, 𝑐}, ∅}

72
13.
a. Akan dibuktikan bahwa A ∪ (B − A) = A ∪ B
⟺ 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ∨ 𝑥 ∈ (𝐵 − 𝐴)}
= {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ∨ (𝑥 ∈ 𝐵 ∧ 𝑥 ∉ 𝐴)}
= {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ∨ 𝑥 ∈ 𝐵}
= 𝐴 ∪ 𝐵
b. Akan dibuktikan bahwa (A − B) − C = (A − C) – B
⟺ (𝐴 − 𝐵) − 𝐶 = {𝑥|𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵) ∧ 𝑥 ∉ 𝐶}
= {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ∧ 𝑥 ∉ 𝐵 ∧ 𝑥 ∉ 𝐶}
= {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ∧ 𝑥 ∉ 𝐶 ∧ 𝑥 ∉ 𝐵}
= {𝑥|𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐶) ∧ 𝑥 ∉ 𝐵}
= (𝐴 − 𝐶) – 𝐵

14.
a. Bukti bahwa A ∪ (Ac ∩ B) = A ∪ B
⟺ 𝐴 ∪ (𝐴𝑐 ∩ 𝐵) = (𝐴 ∪ 𝐴𝑐 ) ∩ (𝐴 ∪ 𝐵)
= 𝑆 ∩ (𝐴 ∪ 𝐵)
= 𝐴 ∪ 𝐵
b. Bukti bahwa A ∪ (A ∪ B)c = A ∪ Bc
⟺ 𝐴 ∪ (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐 = 𝐴 ∪ (𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 )
= (𝐴 ∪ 𝐴𝑐 ) ∩ (𝐴 ∪ 𝐵 𝑐 )
= 𝑆 ∩ (𝐴 ∪ 𝐵 𝑐 )
= 𝐴 ∪ 𝐵𝑐

15. Diketahui 𝐾 = {0, 1, 2}, 𝐿 = {0,1}, 𝑀 = {𝑎}, dan 𝑁 = {𝛼}


a. K × (L ∪ M)
Jawab :
𝐿 ∪ 𝑀 = {0, 1} ∪ {𝑎} = {0, 1, 𝑎}
𝐾 × (𝐿 ∪ 𝑀)
= {0, 1, 2} × {0, 1, 𝑎}
= {(0, 0), (0, 1), (0, 𝑎), (1, 0), (1, 1), (1, 𝑎), (2, 0), (2, 1), (2, 𝑎)}
b. (K × L) ∪ (K × M)
Jawab :
𝐾 × 𝐿 = {0, 1, 2} × {0,1} = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1)}
𝐾 × 𝑀 = {0, 1, 2} × {𝑎} = {(0, 𝑎), (1, 𝑎), (2, 𝑎)}
(𝐾 × 𝐿) ∪ (𝐾 × 𝑀)
= {(0, 0), (0, 1), (0, 𝑎), (1, 0), (1, 1), (1, 𝑎), (2, 0), (2, 1), (2, 𝑎)}
c. 𝐾 × (𝐿 ∩ 𝑀)
Jawab :

73
𝐿 ∩ 𝑀 = {}
𝐾 × (𝐿 ∩ 𝑀) = {0, 1, 2} × { } = { }
d. (𝐾 × 𝐿) ∩ (𝐾 × 𝑀)
Jawab :
𝐾 × 𝐿 = {0, 1, 2} × {0,1} = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1)}
𝐾 × 𝑀 = {0, 1, 2} × {𝑎} = {(0, 𝑎), (1, 𝑎), (2, 𝑎)}
(𝐾 × 𝐿) ∩ (𝐾 × 𝑀) = { }
e. (𝐾 × 𝐿) ∩ (𝑀 × 𝑁)
Jawab :
𝐾 × 𝐿 = {0, 1, 2} × {0,1} = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1)}
𝑀 × 𝑁 = {𝑎} × {𝛼} = {(𝑎, 𝛼)}
(𝐾 × 𝐿) ∩ (𝑀 × 𝑁) = { }
f. (𝐾 ∩ 𝑀) × (𝐿 ∩ 𝑁)
Jawab :
𝐾 ∩ 𝑀 = {}
𝐿 ∩ 𝑁 = {}
(𝐾 ∩ 𝑀) × (𝐿 ∩ 𝑁) = { } × { } = { }
g. (𝐾 × 𝐿) ∪ (𝑀 × 𝑁)
Jawab :
𝐾 × 𝐿 = {0, 1, 2} × {0,1} = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1)}
𝑀 × 𝑁 = {𝑎} × {𝛼} = {(𝑎, 𝛼)}
(𝐾 × 𝐿) ∪ (𝑀 × 𝑁) = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1), (2, 0), (2, 1), (𝑎, 𝛼)}
h. (𝐾 ∪ 𝑀) × (𝐿 ∪ 𝑁)
Jawab :
𝐾 ∪ 𝑀 = {0, 1, 2, 𝑎}
𝐿 ∪ 𝑁 = {0, 1, 𝛼}
(𝐾 ∪ 𝑀) × (𝐿 ∪ 𝑁) = {0, 1, 2, 𝑎} × {0, 1, 𝛼}
= {(0, 0), (0, 1), (0, 𝛼), (1, 0), (1, 1), (1, 𝛼),
(2, 0), (2, 1), (2, 𝛼), (𝑎, 0), (𝑎, 1), (𝑎, 𝛼)}

74
TUGAS 2
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN

1. Carilah semua partisi dari 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑}


2. Tuliskan definisi relasi refleksif, non refleksif, dan irrefleksif yang didefinisikan
pada himpunan 𝐴.
3. Tuliskan definisi relasi simetris, non simetris, antisimetris dan asimetris
yang didefinisikan pada himpunan A
4. Tuliskan definisi relasi transitif, non transitif dan intransitif yang didefinisikan
pada himpunan A.
5. Diberikan himpunan 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑} Relasi pada dapat dituliskan sebagai himpunan
pasangan anggota . Buat relasi pada A yang bersifat :
a. Refleksif, tidak simetris, dan tidak transitif.
b. Tidak refleksif, tidak simetris, dan transitif
c. Tidak refleksif, tidak simetris, dan tidak transitif
d. Refleksif, simetris, dan transitif
6. Didefinisikan relasi R pada himpunan bilangan asli yaitu 𝑎𝑅𝑏 jika dan
hanya jika 3 membagi habis a – b.
a. Buktikan bahwa R merupakan relasi ekuivalensi !
b. Sebutkan anggota kelas-kelas ekuivalensi 1̅, 2̅, 3̅, ̅4, 5̅, 6̅.
c. Berapa banyak kelas-kelas ekuivalensi yang ada ?
Jelaskan.
7. Didefinisikan relasi 𝑅 pada himpunan ℝ × ℝ ( ℝ : himpunan bilangan real) yaitu
(𝑥, 𝑦)𝑅(𝑢, 𝑣) jika dan hanya jika 3𝑥 − 𝑦 = 3𝑢 − 𝑣.
a. Buktikan bahwa 𝑅 merupakan relasi ekuivalensi
b. Berikan masing-masing 3 anggota (jika mungkin) untuk kelas-kelas ekuivalensi
̅̅̅̅) dan (0,0
(4,5 ̅̅̅̅)

8. Misalkan ƒ: 𝑆 → 𝑇, jika 𝑀 dan 𝑁 himpunan bagian 𝑇, buktikan bahwa


a. ƒ−1(𝑀 𝖴 𝑁) = ƒ−1(𝑀) 𝖴 ƒ−1(𝑁)
𝐶
b. 𝑓 −1 (𝑀𝐶 ) = (𝑓 −1 (𝑀))

75
9. Diberikan fungsi ƒ: ℝ → ℝ(ℝ : himpunan semua bilangan real) dengan ƒ(𝑥) =
5𝑥 +8. Buktikan bahwa ƒ bijektif dan tentukan ƒ−1.
10. Misalkan 𝑆 = 𝑇 = ℝ, (ℝ: himpunan semua bilangan real) dan ƒ: 𝑆 → 𝑇 dengan
ƒ(𝑥) = 2𝑥 + 5. Jika 𝐴 ≤ 𝑆 dengan 𝐴 = {𝑥| − 4 ≤ 𝑥 < 6} dan 𝑀 ≤ 𝑇 dengan
𝑀 = (−10, 8].
Tentukan ƒ(𝑆), ƒ(𝐴), dan ƒ−1(𝑀).

Jawab
1.
𝐴1 ={{𝑎},{𝑏},{𝑐},{𝑑}}
𝐴2 = {{𝑎, 𝑏}, {𝑐}, {𝑑}}
𝐴3 = {{𝑎, 𝑐}, {𝑏}, {𝑑}}
𝐴4 = {{𝑎, 𝑑}, {𝑏}, {𝑐}}
𝐴5 = {{𝑎}, {𝑏, 𝑐}, {𝑑}}
𝐴6 = {{𝑎}, {𝑏, 𝑑}, {𝑐}}
𝐴7 = {{𝑎}, {𝑏}, {𝑐, 𝑑}}
𝐴8 = {{𝑎, 𝑏}, {𝑐, 𝑑}}
𝐴9 = {{𝑎, 𝑐}, {𝑏, 𝑑}}
𝐴10 = {{𝑎, 𝑑}, {𝑏, 𝑐}}
𝐴11 = {{𝑎, 𝑏, 𝑐}, { 𝑑}}
𝐴12 = {{𝑎, 𝑏, 𝑑}, {𝑐}}
𝐴13 = {{𝑎, 𝑐, 𝑑}, {𝑏}}
𝐴14 = {{𝑎}, {𝑏, 𝑐, 𝑑}}
𝐴15 = {{𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑}}

2.
a. Relasi Refleksif pada himpunan 𝐴
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk setiap 𝑥 pada himpunan 𝐴, berlaku 𝑥
berelasi dengan dirinya sendiri .
R refleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑥) ∈ 𝑅 atau
𝑅 refleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝐴) (𝑥𝑅𝑥)
b. Relasi Non Refleksif pada himpunan 𝐴

76
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika ada elemen pada 𝐴 yang tidak berelasi dengan
dirinya sendiri.
𝑅 non refleksif jika dan hanya jika (∃𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑥) ∉ 𝑅 atau
̅̅̅̅̅
𝑅 non refleksif jika dan hanya jika (∃𝑥 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑥
c. Relasi Irrefleksif pada himpunan 𝐴
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika setiap elemen pada 𝐴 tidak berelasi dengan
dirinya sendiri.
R irrefleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑥) ∉ 𝑅 atau
̅̅̅̅̅
𝑅 irrefleksif jika dan hanya jika (∀𝑥 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑥

3.
a. Relasi Simetris pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika (untuk setiap pasang 𝑥 dan 𝑦 pada 𝐴) jika 𝑥
berelasi dengan 𝑦, maka 𝑦 berelasi dengan 𝑥.
R simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥) ∈ 𝑅 atau
R simestris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
b. Relasi Non Simetris pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika ada pasangan 𝑥 dan 𝑦 pada 𝐴
sedemikian sehingga 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 tidak berelasi dengan
𝑥.
𝑅 non simetris jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥) ∉ 𝑅
atau
𝑅 non simetris jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑦 → ̅̅̅̅̅
𝑦𝑅𝑥
c. Relasi Anti Simetris pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk semua pasang 𝑥 dan 𝑦 pada 𝐴 berlaku jika
𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑥, pastilah 𝑥 = 𝑦.
R anti simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ∧ (𝑦, 𝑥) ∈ 𝑅 → 𝑥 = 𝑦
Atau
R anti simetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑥 → 𝑥 = 𝑦
d. Relasi Asimetris pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk semua pasang 𝑥 dan 𝑦 pada 𝐴 jika

77
berelasi dengan 𝑦, pastilah 𝑦 tidak berelasi dengan 𝑥.
R asimetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 → (𝑦, 𝑥) ∉ R
atau
̅̅̅̅̅ .
𝑅 asimetris jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥

4.
a. Relasi Transitif pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk setiap tiga elemen (triple) 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 pada
𝐴 berlaku jika 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑧, maka 𝑥 berelasi
dengan 𝑧.
R transitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ∧ (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 → (𝑥, 𝑧) ∈
𝑅 atau
R transitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
b. Relasi Non Transitif pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika sekurang-kurangnya ada satu triple
sedemikian sehingga berlaku 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑧 dan
𝑥 tidak berelasi dengan 𝑧.
𝑅 non transitif jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 𝖠 (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 → (𝑥, 𝑧)
∉ 𝑅 atau
̅̅̅̅̅
𝑅 non transitif jika dan hanya jika (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
c. Relasi Intransitif pada himpunan A
→ Relasi 𝑅 jika dan hanya jika untuk setiap triple 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 pada 𝐴
berlaku jika 𝑥 berelasi dengan 𝑦 dan 𝑦 berelasi dengan 𝑧, maka pasti 𝑥
tidak berelasi (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 dengan 𝑧. → (𝑥, 𝑧) ∈ 𝑅
R intransitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 ∧ (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 →
(𝑥, 𝑧) ∉ 𝑅 atau
𝑅 intransitif jika dan hanya jika (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑧.

5.
a. Diketahui 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan
𝑅 = {(𝑎, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐), (𝑑, 𝑑), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑎, 𝑐)}

78
i. Cek R relasi Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥
Pada relasi R dari A
(𝑎, 𝑎) ∈ 𝑅, (𝑏, 𝑏) ∈ 𝑅,
(𝑐, 𝑐) ∈ 𝑅, (𝑑, 𝑑) ∈ 𝑅
Jadi,(∀𝑥 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑥]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Refleksif.
ii. Cek R relasi Simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 maka (𝑏, 𝑎) ∈ 𝑅
(𝑎, 𝑐) ∈ 𝑅 maka (𝑐,𝑎) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat (y, x) ∉ 𝑅
Jadi, (∃𝑥 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → ̅̅̅̅̅
𝑦𝑅𝑥 ]Dapat disimpulkan bahwa 𝑅 Relasi Tidak
Simetris.
iii. Cek R relasi Transitif
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 𝖠 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑎, 𝑏) ∧ (𝑏, 𝑎) maka (𝑎, 𝑎) ∈ 𝑅
(𝑏, 𝑎) ∧ (𝑎, 𝑐) maka (𝑏, 𝑐) ∉ 𝑅
Jadi, (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑧 → ̅̅̅̅̅
𝑥𝑅𝑧]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅 Relasi
Tidak Transitif.
 Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐,
𝑑} dengan 𝑅 = {(𝑎, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐), (𝑑, 𝑑), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑎, 𝑐)} relasi
dari 𝐴 memenuhi sifat refleksif, tidak simetris, dan tidak transitif.

b. Diketahui 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan


𝑅 = {(𝑎, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑎, 𝑐), (𝑏, 𝑐)}
i. Cek R relasi refleksif
Ambil 𝑥 ∈𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴

79
(𝑎, 𝑎) ∈ 𝑅, (𝑏, 𝑏) ∈ 𝑅,
(𝑐, 𝑐) ∈ 𝑅, (𝑑, 𝑑) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat 𝑥 ∈ 𝐴 di mana (𝑥, 𝑥) ∉ 𝑅
̅̅̅̅̅. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Tidak Refleksif.
Jadi, (∃x ∈ 𝐴)𝑥𝑅𝑥
ii. Cek R relasi simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 𝑚𝑎𝑘𝑎 (𝑏, 𝑎) ∈ 𝑅
(𝑎, 𝑐) ∈ 𝑅 𝑚𝑎𝑘𝑎 (𝑐, 𝑎) ∉ 𝑅
(𝑏, 𝑐) ∈ 𝑅 𝑚𝑎𝑘𝑎 (𝑐, 𝑏) ∉ 𝑅
Jadi, (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → ̅̅̅̅̅
𝑦𝑅𝑥]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅 Relasi Tidak
Simetris.
iii. Cek R relasi transitif
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑎, 𝑏) ∧ (𝑏, 𝑎) maka (𝑎, 𝑎) ∈ 𝑅
(𝑏, 𝑎) ∧ (𝑎, 𝑐) maka 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧]. Terbukti bahwa R Relasi Transitif.
 Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐,
𝑑} dengan 𝑅 = {(𝑎, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑎, 𝑐), (𝑏, 𝑐)} relasi
dari 𝐴 memenuhi sifat tidak refleksif, tidak simetris, dan transitif.
c. Diketahui 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan
𝑅 = {(𝑎, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑎, 𝑐)}
i. Cek R relasi refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑎, 𝑎) ∈ 𝑅, (𝑏, 𝑏) ∈ 𝑅,
(𝑐, 𝑐) ∈ 𝑅, (𝑑, 𝑑) ∉ 𝑅
Sehingga terdapat 𝑥 ∈ 𝐴 di mana (𝑥, 𝑥) ∉ 𝑅
̅̅̅̅̅]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Tidak Refleksif.
Jadi, (∃x ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑥

80
ii. Cek R relasi simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 𝑚𝑎𝑘𝑎
(𝑏, 𝑎) ∈ 𝑅
(𝑎, 𝑐) ∈ 𝑅 𝑚𝑎𝑘𝑎
(𝑐, 𝑎) ∉ 𝑅
̅̅̅̅̅]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅 Relasi Tidak
Jadi, (∃𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥
Simetris.
iii. Cek R relasi simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧

Pada relasi 𝑅 dari 𝐴


(a, b) ˄ (b, a) maka (a, a) ∈𝑅
(b, a) ˄ (a, c) maka (b, c) ∉ 𝑅

̅̅̅̅̅]. Dapat disimpulkan bahwa 𝑅


Jadi, (∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Relasi Tidak Transitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 = {a,b,c,d}
dengan 𝑅 = {(𝑎, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑎, 𝑐)} relasi dari 𝐴
memenuhi sifat tidak refleksif, tidak simetris, dan tidak transitif.
d. Diketahui 𝐴 = {a, b, c, d}. Misalkan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 dengan
𝑅 = {(𝑎, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐), (𝑑, 𝑑), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑎, 𝑐), (𝑐, 𝑎)(𝑏, 𝑐), (𝑐, 𝑏)}
i. Cek 𝑅 Relasi Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari
(a, a) ∈ 𝑅 (c, c) ∈ 𝑅
(b, b) ∈ 𝑅 (d, d) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑥]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Refleksif.
ii. Cek 𝑅 Relasi Simetris
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦. Akan dibuktikan 𝑥𝑅𝑦 →
𝑦𝑅𝑥
Pada relasi 𝑅 dari
(a, b) ∈ 𝑅 maka (b, a) ∈
(a, c) ∈ 𝑅 maka (c, a) ∈ 𝑅

81
(b, c) ∈ 𝑅 maka (c, b) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 → 𝑦𝑅𝑥]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi Simetris.
iii. Cek 𝑅 Relasi Transitif
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴 dengan 𝑥𝑅𝑦 dan 𝑦𝑅𝑧. Akan dibuktikan
𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧
Pada relasi 𝑅 dari 𝐴
(a, b)˄ (b, a) maka (a, a) ∈ 𝑅 (a, c) ˄ (c, a) maka (a, a) ∈ 𝑅
(a, b) ˄ (b, c) maka (a, c) ∈ 𝑅 (b, a) ˄ (a, c) maka (b, c) ∈ 𝑅
(c, a) ˄ (a, b) maka (c, b) ∈ 𝑅 (c, b) ˄ (b, a) maka (c, a) ∈ 𝑅
Jadi, (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐴)[𝑥𝑅𝑦 ˄ 𝑦𝑅𝑧 → 𝑥𝑅𝑧]. Terbukti bahwa 𝑅 Relasi
Transitif.
Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii diperoleh bahwa untuk 𝐴 = {a, b, c, d}
dengan 𝑅 = {(𝑎, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐), (𝑑, 𝑑), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑎, 𝑐), (𝑐, 𝑎)(𝑏, 𝑐), (𝑐, 𝑏)}
relasi dari 𝐴 memenuhi sifat refleksif, simetris, dan transitif.
6.
a. Akan dibuktikan bahwa R merupakan relasi ekuivalensi dengan R relasi pada
(∀𝑎, 𝑏 ∈ ℕ), 𝑎𝑅𝑏 ⟺ 3 habis membagi 𝑎 – 𝑏
𝑎−𝑏
⟺ = 𝑛, 𝑛 ∈ ℤ
3
⟺ 𝑎 − 𝑏 = 3𝑛
i. Cek Refleksif
Ambil 𝑎 ∈ ℕ, berlaku
𝑎𝑅𝑎 ⟺ 𝑎 − 𝑎 = 0
⟺ 𝑎 − 𝑎 = 3(0)
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi refleksif.
ii. Cek Simetris
Ambil 𝑎, 𝑏 ∈ ℕ , berlaku
𝑎𝑅𝑏⟺ 𝑎 − 𝑏 = 3𝑛
⟺ −(𝑎 − 𝑏) = −3𝑛
𝑏𝑅𝑎 ⟺ (𝑏 − 𝑎) = −3𝑛
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi simetris
iii. Cek Transitif
Ambil 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ , berlaku 𝑎𝑅𝑏 ∧ 𝑏𝑅𝑐, akan dibuktikan berlaku 𝑎𝑅𝑐
𝑎𝑅𝑏 ⟺ 𝑎 − 𝑏 = 3𝑛, 𝑛 ∈ ℤ

82
𝑏𝑅𝑐 ⟺ 𝑏 − 𝑐 = 3𝑚, 𝑚 ∈ ℤ
𝑎𝑅𝑐 ⟺ 𝑎 − 𝑐 = (𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐)
⟺ 𝑎 − 𝑐 = 3𝑛 + 3𝑚
⟺ 𝑎 − 𝑐 = 3(𝑛 + 𝑚)
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi transitif.
 Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi
ekuivalensi.
b.
 1̅ = {1, 4, 7, 10, 13, 16, … }
 2̅ = {2, 5, 8, 11, 14, 17, … }
 3̅ = {3, 6, 9, 12, 15, 18, … }
 4̅ = {4, 7, 10, 13, 16, ... }
 5̅ = {5, 8, 11, 14, 17, ... }
 6̅ = {6, 9, 12, 15, 18, ... }
c. Terdapat 3 kelas-kelas ekuivalensi, yaitu :
 1̅ = 4̅
 2̅ = 5̅
 3̅ = 6̅

7.
a. Akan dibuktikan bahwa 𝑅 merupakan relasi ekuivalensi dengan 𝑅 relasi pada
ℝ × ℝ (∀(𝑥, 𝑦), (𝑢, 𝑣) ∈ ℝ × ℝ), (𝑥, 𝑦)𝑅(𝑢, 𝑣) ⟺ 3𝑥 − 𝑦 = 3𝑢 − 𝑣
(i) Cek Refleksif
Ambil (𝑥, 𝑦) ∈ ℝ × ℝ berlaku
(𝑥, 𝑦)𝑅(𝑥, 𝑦) ⟺ 3𝑥 − 𝑦 = 3𝑥 − 𝑦
⟺ (𝑥, 𝑦)𝑅(𝑥, 𝑦)
Terbukti bahwa 𝑅 refleksif
(ii) Cek 𝑅 Simetris
Ambil (𝑥, 𝑦), (𝑢, 𝑣) ∈ ℝ × ℝ berlaku
(𝑥, 𝑦)𝑅(𝑢, 𝑣) ⟺ 3𝑥 − 𝑦 = 3𝑢 − 𝑣

83
⟺ 3𝑢 − 𝑣 = 3𝑥 − 𝑦 ⟺ (𝑢, 𝑣)𝑅(𝑥, 𝑦)
Terbukti bahwa 𝑅 simetris
(iii) Cek 𝑅 Transitif
Ambil (𝑥, 𝑦), (𝑢, 𝑣), (𝑠, 𝑡) ∈ ℝ × ℝ berlaku (𝑥, 𝑦)𝑅(𝑢, 𝑣) dan (𝑢, 𝑣)𝑅(𝑠, 𝑡),
akan
dibuktikan berlaku (𝑥, 𝑦)𝑅(𝑠, 𝑡)
(𝑥, 𝑦)𝑅(𝑢, 𝑣) ⟺ 3𝑥 − 𝑦 = 3𝑢 − 𝑣
(𝑢, 𝑣)𝑅(𝑠, 𝑡) ⟺ 3𝑢 − 𝑣 = 3𝑠 − 𝑡
Diperoleh
3𝑥 − 𝑦 = 3𝑢 − 𝑣 ⟺ 3𝑥 − 𝑦 = 3𝑠 − 𝑡
⟺ (𝑥, 𝑦)𝑅(𝑠, 𝑡)
Terbukti bahwa 𝑅 transitif
 Dari pembuktian (i), (ii), dan (iii), terbukti bahwa 𝑅 merupakan
relasi ekuivalensi
̅̅̅̅) = {… , (3,2), (4,5), (5,8), … }
b. (4,5
̅̅̅̅) = {… , (−1, −3), (0,0), (1,3), … }
(0,0

8.
a. ƒ−1(𝑀 𝖴 𝑁) = ƒ−1(𝑀) 𝖴 ƒ−1(𝑁)
ƒ−1(𝑀 𝖴 𝑁) = {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∈ 𝑀 ∪ 𝑁}
= {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∈ 𝑀 ∨ 𝑓(𝑠) ∈ 𝑁}
= {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∈ 𝑀} ∪ {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∈ 𝑁}
= ƒ−1(𝑀) ∪ ƒ−1(𝑁)
Terbukti bahwa ƒ−1(𝑀 ∪ 𝑁) = ƒ−1(𝑀) ∪ ƒ−1(𝑁)
𝐶
b. 𝑓 −1 (𝑀𝐶 ) = (𝑓 −1 (𝑀))
𝑓 −1 (𝑀𝐶 ) = {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∈ 𝑀𝐶 }
=
{𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∉ 𝑀}
= ( 𝑓 −1 (𝑀))𝐶
𝐶
 Terbukti bahwa 𝑓 −1 (𝑀𝐶 ) = (𝑓 −1 (𝑀))

84
9.
1) Akan dibuktikan bahwa ƒ bijektif
(i) Akan ditunjukkan ƒ fungsi
Ambil sebarang 𝑥1, 𝑥2 ∈ ℝ dengan 𝑥1 = 𝑥2. Akan dibuktikan ƒ(𝑥1) = ƒ(𝑥2)
𝑥1 = 𝑥2 ⟺ 5𝑥1 = 5𝑥2
⟺ 5𝑥1 + 8 = 5𝑥2 + 8
⟺ 𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 )
Terbukti bahwa ƒ merupakan fungsi.
(ii) Akan ditunjukkan ƒ surjektif
Ambil sebarang 𝑦 ∈ ℝ maka akan terdapat 𝑥 ∈ ℝ dengan 𝑥 =
𝑦−8
sedemikian
5

hingga berlaku
𝑦−8
ƒ(𝑥) = 𝑓 ( )
5

𝑦−8
= 5( )+8
5

=𝑦−8+8
=𝑦
Terbukti bahwa ƒ surjektif
(iii) Akan ditunjukkan ƒ injektif
Ambil sebarang ƒ(𝑥1), ƒ(𝑥2) ∈ ℝ dengan ƒ(𝑥1) = ƒ(𝑥2), akan dibuktikan

𝑥1 = 𝑥2
ƒ(𝑥1) = ƒ(𝑥2)
5𝑥1 + 8 = 5𝑥2 + 8
5𝑥1 + 8 − 8 = 5𝑥2 + 8 − 8
5𝑥1 = 5𝑥2
𝑥1 = 𝑥2
Terbukti bahwa ƒ injektif

85
 Dari (i), (ii), dan (iii), terbukti bahwa ƒ bijektif.
2) Akan ditentukan ƒ−1
ƒ(𝑥) = 5𝑥 + 8
𝑦 = 5𝑥 + 8
5𝑥 = 𝑦 – 8
𝑦−8
𝑥=
5
−1 (𝑥) 𝑥−8
𝑓 = 5

10.
a. ƒ(𝑆) = (−∞, ∞)
b. ƒ(𝐴)
𝐴 = [−4, 6)
 ƒ(−4) = 2(−4) + 5 = (−8) + 5 = −3
 ƒ(6) = 2(6) + 5 = 12 + 5 = 17
ƒ(𝐴) = ƒ[−4, 6) = [−3, 17)
c. ƒ−1(𝑀)
Mencari bentuk inversi dari fungsi tersebut :
ƒ(𝑥) = 2𝑥 + 5
𝑦 = 2𝑥 + 5
𝑦−5
𝑥=
2
𝑥−5
ƒ−1(𝑥) =
2

M= (-10, 8]
(−10)−5 −15
𝑓 −1 (−10) = =
2 2
8−5 3
𝑓 −1 (8) = =
2 2
−15 3
𝑓 −1 (𝑀) = 𝑓 −1 (−10, 8] = ( ,2 ]
2

86
UTS
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN 2020

1. Tunjukkan apakah masing – masing dari pernyataan berikut ekuivalen


a. (𝑝 ∧ 𝑞) ⟺ (𝑝 ∨ 𝑞) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑝 ∨ −𝑝) ∨ (𝑞 ∨ −𝑞)
b. (𝑝 ∧ 𝑞) ⟹ 𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑝 ⟹ 𝑟) ∧ (𝑞 ⟹ 𝑟)

2. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol/notasi dengan menggunakan kuantor


eksistensial dan kuantor uniersal. Kemudian tuliskan negasi dari masing-masing
pernyataan.
a. Jika n ≥ 3, maka tidak ada bilangan bulat x, y, z ∈ ℤ yang memenuhi persamaan
𝑥𝑛 + 𝑦𝑛 = 𝑧𝑛.
b. Semua bilangan real selain 0 memiliki pasangan bilangan real a dan b yang
memenuhi persamaan 𝑎𝑏 = 1

3. Buktikan
a. Jika n adalah bilangan bulat dan 𝑛2 + 1 adalah ganjil, maka n adalah genap
b. Untuk setiap anggota himpunan bilangan asli berlaku
𝑛

∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑛 + 1)! − 1
𝑟=1

4. Diberikan himpunan-himpunan A, B, C. Buktikan sifat-sifat berikut:


a. (𝐴 ⊆ 𝐵) , maka 𝐵 𝑐 ⊆ 𝐴𝑐
b. (𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = ∅

Jawab :

1.
a. Akan ditunjukkan ekuivalensi pernyataan tersebut dengan tabel kebenaran :

𝑝 𝑞 −𝑝 −𝑞 𝑝∧𝑞 𝑝∨𝑞 𝑝 ∨ −𝑝 𝑞 ∨ −𝑞 (𝑝 ∧ 𝑞) ⟺ (𝑝 ∨ 𝑞) (𝑝 ∨ −𝑝) ∨ (𝑞 ∨ −𝑞)


B B S S B B B B B B
B S S B S B B B S B
S B B S S B B B S B
S S B B S S B B B B

 Dari tabel terlihat bahwa (𝑝 ∧ 𝑞) ⟺ (𝑝 ∨ 𝑞) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑝 ∨ −𝑝) ∨ (𝑞 ∨ −𝑞)


memiliki nilai yang berbeda, sehingga kedua pernyataan tidak ekuivalen.

87
b. Akan ditunjukkan ekuivalensi pernyataan tersebut dengan tabel kebenaran :

𝑝 𝑞 𝑟 𝑝∧𝑞 𝑝⟹𝑟 𝑞⟹𝑟 (𝑝 ∧ 𝑞) ⟹ 𝑟 (𝑝 ⟹ 𝑟) ∧ (𝑞 ⟹ 𝑟)


B B B B B B B B
B B S B S S S S
B S B S B B B B
B S S S S B B S
S B B S B B B B
S B S S B S B S
S S B S B B B B
S S S S B B B B

 Dari tabel terlihat bahwa (𝑝 ∧ 𝑞) ⟹ 𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑝 ⟹ 𝑟) ∧ (𝑞 ⟹ 𝑟) memiliki


nilai yang berbeda, sehingga kedua pernyataan tidak ekuivalen.

2.
a. (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ)(𝑛 ≥ 3 ⟹ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 )
 Negasinya
~ (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ)[𝑛 ≥ 3 ⟹ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 ]
(∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ) ~[𝑛 ≥ 3 ⟹ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 ]
(∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ)[𝑛 ≥ 3 ∧ ~ (𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 )]
(∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ)[𝑛 ≥ 3 ∧ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 = 𝑧 𝑛 ]

b. (∀𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0)(∃𝑏 ∈ ℝ)[𝑎𝑏 = 1]


 Negasinya
~ (∀𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0)(∃𝑏 ∈ ℝ)[𝑎𝑏 = 1]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0) ~(∃𝑏 ∈ ℝ)[𝑎𝑏 = 1]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0) (∀𝑏 ∈ ℝ) ~[𝑎𝑏 = 1]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0) (∀𝑏 ∈ ℝ) [𝑎𝑏 ≠ 1]
3.
a. Akan dibuktikan jika n adalah bilangan bulat dan 𝑛2 + 1 adalah ganjil, maka n
adalah genap
 Diketahui n adalah bilangan bulat
 Jika 𝑛2 + 1 ganjil, maka n adalah genap. Karena 𝑛2 + 1 bilangan ganjil, maka
:
𝑛2 + 1 = 2𝑝 + 1
𝑛2 = 2𝑝
- Karena 𝑛2 = 2𝑝 diketahui bahwa 𝑛2 adalah bilangan genap

88
Sehingga, 𝑛 = √2𝑝 adalah genap. Karena n kelipatan 2. Terbukti bahwa n
adalah genap.

b. Akan dibuktikan ntuk setiap anggota himpunan bilangan asli berlaku


𝑛

∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑛 + 1)! − 1
𝑟=1
i. Akan dibuktikan untuk n = 1
- Ruas kiri
1

∑ 𝑟. 𝑟! = 1.1! = 1
𝑟=1
- Ruas kanan
(𝑛 + 1)! − 1 = (1 + 1)! − 1 = 2! − 1 = 2 − 1 = 1

 Ruas kiri = ruas kanan, maka terbukti benar untuk n = 1

ii. Dianggap benar untuk n = k

𝑛 𝑘

∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑛 + 1)! − 1 ⟹ ∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑘 + 1)! − 1
𝑟=1 𝑟=1

iii. Akan dibuktikan untuk 𝑛 = 𝑘 + 1


- Ruas kiri
𝑘+1

∑ 𝑟. 𝑟! = (1.1!) + (2.2!) + ⋯ + (𝑘. 𝑘!) + (𝑘 + 1)(𝑘 + 1)!


𝑟=1
𝑘

= ∑ 𝑟. 𝑟! + (𝑘 + 1)(𝑘 + 1)!
𝑟=1
= (𝑘 + 1)! − 1 + ((𝑘 + 1)(𝑘 + 1)!)
= (𝑘 + 1)! ((𝑘 + 1) + 1) − 1
= ((𝑘 + 1) + 1)! − 1
= (𝑘 + 2)! − 1
- Ruas kanan
((𝑘 + 1) + 1)! − 1 = (𝑘 + 2)! − 1

 Dari i, ii, iii terbukti untuk setiap n bilangan asli berlaku


𝑛

∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑛 + 1)! − 1
𝑟=1

89
4.
a. Akan dibuktikan (𝐴 ⊆ 𝐵) , maka 𝐵 𝑐 ⊆ 𝐴𝑐
- Ambil 𝑥 ∈ 𝐵 𝑐 , sehingga 𝑥 ∉ 𝐵,
- Karena 𝐴 ⊆ 𝐵, dan 𝑥 ∉ 𝐵, maka 𝑥 ∉ 𝐴, jadi 𝑥 ∈ 𝐴𝑐
- Jika 𝑥 ∈ 𝐵 𝑐 , kita mendapatkan 𝑥 ∈ 𝐴𝑐 , jadi 𝐵 𝑐 ⊆ 𝐴𝑐

 Sehingga, terbukti jika (𝐴 ⊆ 𝐵) , maka 𝐵 𝑐 ⊆ 𝐴𝑐

b. Akan dibuktikan (𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = ∅
- Akan dibuktikan untuk (𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = ∅
(𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐
= (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ (𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 )
= (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ) ∩ (𝐵 ∩ 𝐵 𝑐 )
=∅∩∅
=∅
 Sehingga, terbukti jika (𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = ∅

90
REMIDI UTS
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN 2020

1. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol/notasi dengan menggunakan kuantor


eksistensial dan kuantor uniersal. Kemudian tuliskan negasi dari masing-masing
pernyataan.
a. Jika n ≥ 3, maka tidak ada bilangan bulat x, y, z ∈ ℤ yang memenuhi persamaan
𝑥𝑛 + 𝑦𝑛 = 𝑧𝑛.
b. Semua bilangan real selain 0 memiliki pasangan bilangan real a dan b yang
memenuhi persamaan 𝑎𝑏 = 1
2. Buktikan
a. Jika n adalah bilangan bulat dan 𝑛2 + 1 adalah ganjil, maka n adalah genap
Jawab :
b. Untuk setiap anggota himpunan bilangan asli berlaku

3. Diberikan himpunan-himpunan A, B, C. Buktikan sifat-sifat berikut:


a. (𝐴 ⊆ 𝐵) , maka 𝐵 𝑐 ⊆ 𝐴𝑐
b. (𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = ∅

4. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol/notasi dengan menggunakan kuantor


eksistensial dan kuantor universal. Tulis juga negasi dari masing-masing pernyataan.
c. Persamaan 𝑥 2 − 𝑎 = 0 memiliki akar real untuk sebarang bilangan real negatif 𝑎.
d. Terdapat bilangan rasional diantara sebarang dua bilangan real yang berbeda.

5. Buktikan
a. Untuk setiap n anggota himpunan bilangan asli berlaku
𝑛

∑(2𝑘 − 1) = 𝑛2
𝑘=1
1 2 3 𝑛 3(3𝑛 −1)
b. 3 + 3 + 3 + ⋯ + 3 = 2

6. Diberikan himpunan-himpunan . Buktikan sifat-sifat berikut:


c. (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) = (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)
d. Jika 𝐵 ⊆ 𝐶 maka 𝐴 − 𝐶 ⊆ 𝐴 − 𝐵

91
Jawab :

1.
a. (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ)(𝑛 ≥ 3 ⟹ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 )
 Negasinya
~ (∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ)[𝑛 ≥ 3 ⟹ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 ]
(∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ) ~[𝑛 ≥ 3 ⟹ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 ]
(∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ)[𝑛 ≥ 3 ∧ ~ (𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 ≠ 𝑧 𝑛 )]
(∃𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ)[𝑛 ≥ 3 ∧ 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 = 𝑧 𝑛 ]

b. (∀𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0)(∃𝑏 ∈ ℝ)[𝑎𝑏 = 1]


 Negasinya
~ (∀𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0)(∃𝑏 ∈ ℝ)[𝑎𝑏 = 1]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0) ~(∃𝑏 ∈ ℝ)[𝑎𝑏 = 1]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0) (∀𝑏 ∈ ℝ) ~[𝑎𝑏 = 1]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0) (∀𝑏 ∈ ℝ) [𝑎𝑏 ≠ 1]

2.
a. Akan dibuktikan jika n adalah bilangan bulat dan 𝑛2 + 1 adalah ganjil, maka n
adalah genap
 Diketahui n adalah bilangan bulat
 Jika 𝑛2 + 1 ganjil, maka n adalah genap. Karena 𝑛2 + 1 bilangan ganjil, maka
:
𝑛2 + 1 = 2𝑝 + 1
𝑛2 = 2𝑝
- Karena 𝑛2 = 2𝑝 diketahui bahwa 𝑛2 adalah bilangan genap

Sehingga, 𝑛 = √2𝑝 adalah genap. Karena n kelipatan 2. Terbukti bahwa n


adalah genap.
b. Akan dibuktikan ntuk setiap anggota himpunan bilangan asli berlaku
𝑛

∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑛 + 1)! − 1
𝑟=1
i. Akan dibuktikan untuk n = 1
- Ruas kiri
1

∑ 𝑟. 𝑟! = 1.1! = 1
𝑟=1
- Ruas kanan
(𝑛 + 1)! − 1 = (1 + 1)! − 1 = 2! − 1 = 2 − 1 = 1

 Ruas kiri = ruas kanan, maka terbukti benar untuk n = 1

92
ii. Dianggap benar untuk n = k

𝑛 𝑘

∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑛 + 1)! − 1 ⟹ ∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑘 + 1)! − 1
𝑟=1 𝑟=1

iii. Akan dibuktikan untuk 𝑛 = 𝑘 + 1


- Ruas kiri
𝑘+1

∑ 𝑟. 𝑟! = (1.1!) + (2.2!) + ⋯ + (𝑘. 𝑘!) + (𝑘 + 1)(𝑘 + 1)!


𝑟=1
𝑘

= ∑ 𝑟. 𝑟! + (𝑘 + 1)(𝑘 + 1)!
𝑟=1
= (𝑘 + 1)! − 1 + ((𝑘 + 1)(𝑘 + 1)!)
= (𝑘 + 1)! ((𝑘 + 1) + 1) − 1
= ((𝑘 + 1) + 1)! − 1
= (𝑘 + 2)! − 1
- Ruas kanan
((𝑘 + 1) + 1)! − 1 = (𝑘 + 1)! − 1

 Dari i, ii, iii terbukti untuk setiap n bilangan asli berlaku


𝑛

∑ 𝑟. 𝑟! = (𝑛 + 1)! − 1
𝑟=1

3.
a. Akan dibuktikan (𝐴 ⊆ 𝐵) , maka 𝐵 𝑐 ⊆ 𝐴𝑐
- Ambil 𝑥 ∈ 𝐵 𝑐 , sehingga 𝑥 ∉ 𝐵,
- Karena 𝐴 ⊆ 𝐵, dan 𝑥 ∉ 𝐵, maka 𝑥 ∉ 𝐴, jadi 𝑥 ∈ 𝐴𝑐
- Jika 𝑥 ∈ 𝐵 𝑐 , kita mendapatkan 𝑥 ∈ 𝐴𝑐 , jadi 𝐵 𝑐 ⊆ 𝐴𝑐

 Sehingga, terbukti jika (𝐴 ⊆ 𝐵) , maka 𝐵 𝑐 ⊆ 𝐴𝑐

b. Akan dibuktikan (𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = ∅
- Akan dibuktikan untuk (𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = ∅
(𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐
= (𝐴 ∩ 𝐵) ∩ (𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 )
= (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ) ∩ (𝐵 ∩ 𝐵 𝑐 )
=∅∩∅
=∅

93
 Sehingga, terbukti jika (𝐴 ∩ 𝐵) − (𝐴 ∪ 𝐵) = ∅

4.
c. (∀𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 < 0)(∃𝑥 ∈ ℝ)[𝑥 2 − 𝑎 = 0]
 Negasinya
~ (∀𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 < 0)(∃𝑥 ∈ ℝ)[𝑥 2 − 𝑎 = 0]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 < 0) ~(∃𝑥 ∈ ℝ)[𝑥 2 − 𝑎 = 0]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 < 0) (∀𝑥 ∈ ℝ) ~[𝑥 2 − 𝑎 = 0]
(∃𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 < 0) (∀𝑥 ∈ ℝ) [𝑥 2 − 𝑎 ≠ 0]

d. (∀𝑥, 𝑦 ∈ ℝ, 𝑥 ≠ 𝑦)(∃𝑎 ∈ ℚ)[𝑥 < 𝑎 < 𝑦]


 Negasinya
~ (∀𝑥, 𝑦 ∈ ℝ, 𝑥 ≠ 𝑦)(∃𝑎 ∈ ℚ)[𝑥 < 𝑎 < 𝑦]
(∃𝑥, 𝑦 ∈ ℝ, 𝑥 ≠ 𝑦) ~(∃𝑎 ∈ ℚ)[𝑥 < 𝑎 < 𝑦]
(∃𝑥, 𝑦 ∈ ℝ, 𝑥 ≠ 𝑦) (∀𝑎 ∈ ℚ) ~[𝑥 < 𝑎 < 𝑦]
(∃𝑥, 𝑦 ∈ ℝ, 𝑥 ≠ 𝑦) (∀𝑎 ∈ ℚ)[𝑎 ≤ 𝑥 ∨ 𝑎 ≥ 𝑦]
*note : 𝑥 < 𝑎 < 𝑦 = 𝑥 < 𝑎 ∧ 𝑎 < 𝑦

5.
a. ∑𝑛𝑘=1(2𝑘 − 1) = 𝑛2 , dapat ditulis menjadi :
(2(1) − 1) + (2(2) − 1) + ⋯ + (2(𝑛) − 1) = 𝑛2
i. Akan dibuktikan untuk n = 1
Ruas kiri : 2(𝑛) − 1 = 2(1) − 1 = 1
Ruas kanan : 𝑛2 = 12 = 1
 Ruas kiri = ruas kanan, maka terbukti benar untuk n = 1
ii. Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑘, sehingga
(2(1) − 1) + (2(2) − 1) + ⋯ + (2(𝑘) − 1) = 𝑘 2
iii. Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
(2(1) − 1) + (2(2) − 1) + ⋯ + (2(𝑘) − 1) + 2(𝑘 + 1) − 1)
= 𝑘 2 + 2(𝑘 + 1) − 1)
= 𝑘 2 + (2𝑘 + 2 − 1)
= 𝑘 2 + 2𝑘 + 1
= (𝑘 + 1)2
Dari i,ii, iii, terbukti bahwa ∑𝑛𝑘=1(2𝑘 − 1) = 𝑛2 , 𝑛 ∈ 𝑁

3(3𝑛 −1)
b. Akan dibuktikan 31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑛 = 2
i. Akan dibuktikan untuk n = 1
Ruas kiri : 3𝑛 = 31 = 3
3(3𝑛 −1) 3(31 −1) 3(2)
Ruas kanan : = = =3
2 2 2
 Ruas kiri = ruas kanan, maka terbukti benar untuk n = 1
94
ii. Dianggap benar untuk 𝑛 = 𝑘 , sehingga
1 2 3 𝑛
3(3𝑘 − 1)
3 + 3 + 3 + ⋯+ 3 =
2
iii. Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑘+1
= 31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑘 + 3𝑘+1
3(3𝑘 − 1)
= + 3𝑘+1
2
3. 3𝑘 − 3 + 2.3𝑘+1
=
2
𝑘+1
3. 3 −3
=
2
3(3𝑘+1 − 1)
=
2
3(3𝑛 −1)
Dari i,ii, iii, terbukti bahwa 31 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑛 = 2

6.
c. Akan dibuktikan bahwa (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) = (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)
Ambil x sebarang anggota (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) maka 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴)
⟹ 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵) atau 𝑥 ∈ (𝐵 − 𝐴)
⟹ (𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∉ 𝐵) atau (𝑥 ∈ 𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∉ 𝐴)
⟹ [(𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∉ 𝐵)atau 𝑥 ∈ 𝐵]𝑑𝑎𝑛 [(𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∉ 𝐵)atau(𝑥 ∉ 𝐴)]
⟹ (𝑥 ∈ 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ∈ 𝐵) dan (𝑥 ∉ 𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ∉ 𝐴)
⟹ (𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵)) dan (𝑥 ∉ (𝐵 ∩ 𝐴))
⟹ 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐵 ∩ 𝐴)
Jadi, (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)
[terus dibuktikan yang (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵) ⊆ (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) jadi ambilnya
𝑦 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵))

Atau menggunakan definisi


(𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) = {𝑥|𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵) ∨ 𝑥 ∈ (𝐵 − 𝐴)}
= {𝑥|(𝑥 ∈ 𝐴 ∧ 𝑥 ∉ 𝐵) ∨ (𝑥 ∈ 𝐵 ∧ 𝑥 ∉ 𝐴))}
= {𝑥|[(𝑥 ∈ 𝐴 ∧ 𝑥 ∉ 𝐵) ∨ 𝑥 ∈ 𝐵] ∧ [(𝑥 ∈ 𝐴 ∧ 𝑥 ∉ 𝐵) ∨ (𝑥 ∉ 𝐴)]}
= {𝑥|(𝑥 ∈ 𝐴 ∨ 𝑥 ∈ 𝐵) ∧ (𝑥 ∉ 𝐵 ∨ 𝑥 ∉ 𝐴)}
= {𝑥|(𝑥 ∈ 𝐴 ∪ 𝐵) ∧ (𝑥 ∉ 𝐵 ∩ 𝐴)}
= (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)
 Terbukti bahwa (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) = (𝐴 ∪ 𝐵) − (𝐴 ∩ 𝐵)

d. Akan dibuktikan jika 𝐵 ⊆ 𝐶 maka 𝐴 − 𝐶 ⊆ 𝐴 − 𝐵


Jika diketahui 𝐵 ⊆ 𝐶.

95
Misalkan 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐶) maka 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐶
Karena 𝐵 ⊆ 𝐶, jika 𝑥 ∉ 𝐶 maka 𝑥 ∉ 𝐵 (kontraposisi)
Diperoleh jika 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐶 maka 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐵
Atau 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐶) maka 𝑥 ∈ (𝐴 − 𝐵) atau bisa ditulis 𝐴 − 𝐶 ⊆ 𝐴 − 𝐵
Sehingga terbukti bahwa jika 𝐵 ⊆ 𝐶 maka 𝐴 − 𝐶 ⊆ 𝐴 − 𝐵

96
UAS
LOGIKA MATEMATIKA DAN HIMPUNAN 2020

1. Jelaskan, apakah relasi berikut bersifat refleksif? Simetris? Transitif? (Nilai 20)
a. Relasi pada himpunan bilangan bulat ℤ yang didefinisikan oleh 𝑥𝑅𝑦 𝑗ℎ𝑗 𝑥 > 2𝑦
b. Relasi pada himpunan bilangan real ℝ yang didefinisikan 𝑎𝑅𝑏 𝑗ℎ𝑗 𝑎𝑏 ≥ 0

2. S adalah himpunan bilangan real di dalam interval (0, 1). T adalah himpunan semua
bilangan real. Jelaskan apakah relasi R dari S ke T yang didefinisikan dengan 𝑅(𝑥) =
𝑥
merupakan fungsi? Surjektif ? Injektif ? Bijektif ? (Nilai 20)
1−𝑥

3. Relasi R pada himpunan bilangan alam didefinisikan dengan 𝑎𝑅𝑏 𝑗ℎ𝑗 2 membagi
habis a – b. (Nilai : 30)
a. Buktikan bahwa relasi R ekuivalensi.
b. Apa saja yang menjadi anggota kelas 1̅, 2̅ ?
c. Berapa banyak kelas ekuivalensinya? Sebutkan.
Jawab :
4. Diberikan fungsi 𝑓: 𝑆 → 𝑇, 𝑀 𝑑𝑎𝑛 𝑁 adalah himpunan –
himpunan bagian dari T. Buktikan 𝑓 −1 (𝑀 − 𝑁) =
𝑓 −1 (𝑀) − 𝑓 −1 (𝑁) (Nilai : 15)

5. Diketahui A = {(1, 1), (4, 8), (9, 27), ... }.


Apakah A denumerabel ? Jika “ya”, tunjukkan pemetaan yang memperlihatkan
denumerabilitasnya. (Nilai: 15)
Jawab :
Jawab :

1.
a. Relasi pada himpunan bilangan bulat ℤ yang didefinisikan oleh 𝑥𝑅𝑦 𝑗ℎ𝑗 𝑥 > 2𝑦
i. Cek Refleksif
Ambil 𝑥 ∈ ℤ, 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢
𝑥𝑅𝑥 ⟺ 𝑥 > 2𝑥
Jadi, 𝑅 bukan relasi refleksif
ii. Cek Simetris
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ ℤ, 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢
𝑥𝑅𝑦 ⟺ 𝑥 > 2𝑦

97
𝑦𝑅𝑥 ⟺ 𝑦 > 2𝑥
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 bukan relasi simetris
iii. Cek Transitif
Ambil 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℤ , berlaku 𝑥𝑅𝑦 ∧ 𝑦𝑅𝑧 , maka 𝑥𝑅𝑧
𝑥𝑅𝑦 ⟺ 𝑥 > 2𝑦 (1)
𝑦𝑅𝑧 ⟺ 𝑦 > 2𝑧 (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh
𝑥 > 2𝑦 ⟺ 𝑥 > 2(2𝑧)
⟺ 𝑥 > 4𝑧
Sehingga 𝑥𝑅𝑧.
Jadi, 𝑅 bukan relasi transitif
 Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii dapat diketahui bahwa relasi 𝑥 > 2𝑦
bukan merupakan relasi refleksif, simetris, maupun transitif.

b. Relasi pada himpunan bilangan real ℝ yang didefinisikan 𝑎𝑅𝑏 𝑗ℎ𝑗 𝑎𝑏 ≥ 0


i. Cek Refleksif
Ambil 𝑎 ∈ ℝ, 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢
𝑎𝑅𝑎 ⟺ 𝑎 × 𝑎 ≥ 0
⟺ 𝑎2 ≥ 0
Karena, 𝑎2 selalu ≥ 0, maka terbukti bahwa ℝ merupakan relasi refleksif
ii. Cek Simetris
Ambil 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢
𝑎𝑅𝑏 ⟺ 𝑎 × 𝑏 ≥ 0
⟺𝑏×𝑎 ≥ 0
𝑏𝑅𝑎 ⟺ 𝑏 × 𝑎 ≥ 0
Jadi, terbukti bahwa ℝ merupakan relasi simetris
iii. Cek Transitif
Ambil 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ , berlaku 𝑎𝑅𝑏 ∧ 𝑏𝑅𝑐, maka 𝑎𝑅𝑐
𝑎𝑅𝑏 ⟺ 𝑎 × 𝑏 ≥ 0
𝑏𝑅𝑐 ⟺ 𝑏 × 𝑐 ≥ 0
𝑎𝑅𝑐 ⟺ 𝑎 × 𝑐 ≥ 0 (Karena 𝑎 × 𝑏 ≥ 0 dan 𝑏 × 𝑐 ≥ 0, maka 𝑎 × 𝑐 ≥ 0
Jadi, terbukti bahwa ℝ merupakan relasi transitif
 Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii dapat diketahui bahwa relasi 𝑎𝑏 ≥
0 merupakan relasi ekuivalensi.

𝑥
2. f : (0,1) → (−∞, ∞), dengan 𝑅(𝑥) = 1−𝑥
i) Cek Fungsi :

98
𝑥
- Ambil 𝑥 ∈ (0,1) maka terdapat 𝑦 ∈ (−∞, ∞) dimana 𝑅(𝑥) = 𝑓(𝑥)
1−𝑥
𝑥
merupakan nilai 𝑦 = 1−𝑥 , sehingga 𝑦 = 𝑅(𝑥).
- Ambil 𝑥1 , 𝑥2 ∈ (0,1) dimana 𝑥1 = 𝑥2 maka diperoleh,
𝑥1 = 𝑥2
𝑥1 𝑥2
=
1 − 𝑥1 1 − 𝑥2
𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 )
𝑥
Jadi, 𝑅(𝑥) = 1−𝑥 merupakan fungsi
ii) Cek Surjektif
𝑥
Ambil 𝑦 ∈ (−∞, ∞) , maka terdapat 𝑥 ∈ (0,1) dengan 𝑓(𝑥) = 1−𝑥 , sedemikian
𝑦
hingga diperoleh 𝑥 = 1+𝑦 , sehingga berlaku
𝑦
𝑓(𝑥) = 𝑓 ( )
1+𝑦
𝑦
1+𝑦
= 𝑦
1−1+𝑦
𝑦 𝑦
1+𝑦 1+𝑦 𝑦
= ⟺ ⟺ =𝑦
1+𝑦−𝑦 1 1
1+𝑦 1+𝑦
Terbukti bahwa 𝑓 surjektif
iii) Cek Injektif

Ambil sebarang ƒ(𝑥1), ƒ(𝑥2) ∈ ℝ dengan ƒ(𝑥1) = ƒ(𝑥2), akan dibuktikan 𝑥1 = 𝑥2


ƒ(𝑥1) = ƒ(𝑥2)
𝑥1 𝑥2
=
1 − 𝑥1 1 − 𝑥2
𝑥1 1 − 𝑥1 𝑥2 1 − 𝑥2
× = ×
1 − 𝑥1 1 − 𝑥1 1 − 𝑥2 1 − 𝑥2
𝑥1 + 𝑥12 𝑥2 + 𝑥22
=
1 − 2𝑥1 + 𝑥1 2 1 − 2𝑥2 + 𝑥2 2
𝑥1 + 𝑥12 = 𝑥2 + 𝑥22
𝑥1 (1 + 𝑥1 ) = 𝑥2 (1 + 𝑥2 )
𝑥1 = 𝑥2
Terbukti bahwa ƒ injektif
𝑥
 Dari (i), (ii), dan (iii), terbukti bahwa 𝑅(𝑥) = 1−𝑥 bijektif.

99
3.
a. Akan dibuktikan bahwa R merupakan relasi ekuivalensi dengan R relasi pada ℕ
(∀𝑎, 𝑏 ∈ ℕ), 𝑎𝑅𝑏 ⟺ 2 habis membagi 𝑎 – 𝑏
𝑎−𝑏
⟺ = 𝑛, 𝑛 ∈ ℤ
2
⟺ 𝑎 − 𝑏 = 2𝑛
i) Cek Refleksif
Ambil 𝑎 ∈ ℕ, berlaku
𝑎𝑅𝑎 ⟺ 𝑎 − 𝑎 = 0
⟺ 𝑎 − 𝑎 = 2 (0)
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi refleksif.
ii) Cek Simetris
Ambil 𝑎, 𝑏 ∈ ℕ , berlaku
𝑎𝑅𝑏⟺ 𝑎 − 𝑏 = 2𝑛
⟺ −(𝑎 − 𝑏) = −2𝑛
𝑏𝑅𝑎 ⟺ (𝑏 − 𝑎) = −2𝑛
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi simetris.
iii) Cek Transitif
Ambil 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ , berlaku 𝑎𝑅𝑏 ∧ 𝑏𝑅𝑐, akan dibuktikan berlaku 𝑎𝑅𝑐
𝑎𝑅𝑏 ⟺ 𝑎 − 𝑏 = 2𝑛, 𝑛 ∈ ℤ
𝑏𝑅𝑐 ⟺ 𝑏 − 𝑐 = 2𝑚, 𝑚 ∈ ℤ
𝑎𝑅𝑐 ⟺ 𝑎 − 𝑐 = (𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐)
⟺ 𝑎 − 𝑐 = 2𝑛 + 2𝑚
⟺ 𝑎 − 𝑐 = 2(𝑛 + 𝑚)
Jadi, terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi transitif.
 Berdasarkan pembuktian i, ii, dan iii terbukti bahwa 𝑅 adalah relasi
ekuivalensi.
b. 1̅ = {1, 3, 5, 7, 9, 11, … }
2̅ = {2, 4, 6, 8, 10, 12, … }
c. Terdapat 2 kelas-kelas ekuivalensi, yaitu :
 1̅ = 3̅= 5̅ …

100
 2̅ = 4̅= 6̅ …
4. 𝑓 −1 (𝑀 − 𝑁) = 𝑓 −1 (𝑀) − 𝑓 −1 (𝑁)
𝑓 −1 (𝑀 − 𝑁) = {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∈ 𝑀 ∩ 𝑁 𝑐 }
= {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∈ 𝑀 ∧ 𝑓(𝑠) ∈ 𝑁 𝑐 }
= {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∈ 𝑀} ∩ {𝑠 ∈ 𝑆|𝑓(𝑠) ∉ 𝑁}
= 𝑓 −1 (𝑀) − 𝑓 −1 (𝑁)
 Terbukti bahwa 𝑓 −1 (𝑀 − 𝑁) = 𝑓 −1 (𝑀) − 𝑓 −1 (𝑁)

5. A = {(1, 1), (4, 8), (9, 27), ... }.


- Akan dibuktikan bahwa A merupakan himpunan denumerable, diperoleh
pemetaan antara himpunan A dan ℕ

𝐴 = (1,1) (4,8) (9,27) … . (𝑛2 , 𝑛3 ) ((𝑛 + 1)2 , (𝑛 + 1)2 ) … (2𝑛2 , 2𝑛3 )


↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
ℕ= 1 2 3 𝑛 𝑛+1 2𝑛
 Himpunan A merupakan denumerable dengan pemetaan seperti di atas.

101

Anda mungkin juga menyukai