Usahanya
By Heri Kusdianto
Sementara itu kebutuhan personal akan jasa fotografi juga tak kalah besarnya. Hampir semua
orang suka dipotret. Dan hampir semua orang juga memiliki momen istimewa yang ingin
diabadikan dalam sebuah karya fotografi. Mulai dari foto pernikahan, kelahiran anak, khitanan,
reuni, acara keluarga, keberangkatan beribadah ke tanah suci, dan masih banyak peristiwa
lainnya.
Bisnis fotografi merupakan salah satu bisnis berdasar pada keahlian atau profesi. Hanya mereka
yang memiliki keahlian di bidang fotografi yang bisa terjun dan memulai usaha fotografi. Namun
demikian bagi Anda yang belum memiliki keahlian fotografi, Anda dapat mempelajarinya dan
harus memiliki kemauan untuk mempelajari seluk beluk fotografi.
Karena itu display hasil foto atau portofolio merupakan salah satu daya tarik dan menjadi alat
marketing dalam bisnis fotografi. Display foto hasil karya harus Anda sertakan dalam spanduk,
baliho, brosur, dan website. Sehingga calon konsumen dapat melihat contoh hasil karya yang
telah Anda kerjakan untuk kemudian mempercayakan Anda mengabadikan momen-momen
khusus mereka. Lebih jelasnya, berikut ini saya sajikan langkah-langkah dalam memulai bisnis
fotografi.
Meskipun bisa saja Anda belum memiliki kemampuan profesional di bidang fotografi dan
nantinya akan berencana bekerjasama dengan fotografer profesional, namun kemauan belajar
harus ada. Saat si pemilik memahami seluk beluk fotografi, maka passion akan tumbuh dalam
mengelola dan mengembangkan bisnisnya.
2. Pangsa Pasar
Langkah selanjutnya dalam memulai bisnis fotografi adalah menentukan pangsa pasar.
Fotografi memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Beberapa bidang fotografi yang dapat
disisir sebagai pangsa pasar usaha fotografi, antara lain:
Fotografi Prewedding dan Wedding Party. Pangsa pasar fotografi prewedding dan
wedding party sudah pasti adalah pasangan calon mempelai dan keluarganya. Anda dapat
merancang beberapa pilihan paket, mulai dari paket hemat hingga eksklusif.
Fotografi Kuliner. Pangsa pasar fotografi kuliner meliputi pemilik rumah makan dan kafe,
usaha catering, dan pengusaha tour travel. Foto makanan yang nampak lezat dan menggoda
merupakan sarana untuk menggaet calon konsumen dalam bisnis kuliner. Majalah dan media
cetak juga membutuhkan fotografi kuliner agar ulasan tentang kuliner dapat semakin
menggoda.
Fotografi Produk. Semua industri membutuhkan fotografi produk untuk memotret produk
yang akan dimanfaatkan guna keperluan marketing dan promosi. Membuat foto produk yang
tepat, selain dapat memberi gambaran akan produk yang dipasarkan, juga akan membuat
daya tarik produk kian meningkat. Foto produk biasanya dipajang untuk keperluan iklan di
berbagai media, seperti brosur, media cetak, hingga media online.
Fotografi Pariwisata. Fotografi sudah tentu amat dibutuhkan dalam industri pariwisata.
Mulai dari hotel, destinasi wisata, sampai dengan foto wisatawan yang berkunjung. Berbagai
macam foto tersebut digunakan sebagai isi brosur, website, proposal, spanduk, dan segala hal
yang berkaitan dengan marketing.
Fotografi Jurnalistik. Fotografi jurnalistik atau fotografi sosial memotret kehidupan sosial
masyarakat. Kehidupan sehari-hari, suasana keseharian, human interest, atau memotret
kejadian-kejadian penting yang tengah terjadi di masyarakat. Setiap foto sosial atau
jurnalistik selalu mengandung sebuah cerita atau berita, biasanya digunakan untuk keperluan
jurnalistik.
3. Membangun Tim Solid
Seorang fotografer memang bisa bekerja sendiri secara profesional. Namun saat Anda
memutuskan untuk menekuni bisnis fotografi, maka perlu kiranya untuk membangun tim yang
solid. Tim ini tersiri dari; konseptor tema foto, tata rias, pengarah gaya, dan fotografer itu
sendiri. Namun satu orang dapat merangkap dua dari tugas tersebut diatas, sehingga dapat
lebih menghemat biaya.
4. Perlengkapan Fotografi
Menekuni bisnis fotografi tak lepas dari peran kamera dan segala perlengkapan pendukung
lainnya, seperti beberapa jenis lensa tambahan, lampu blitz, lampu studio, payung, dan lain
sebagainya. Setiap peralatan memiliki fitur dan karakteristik tersendiri. Sehingga Anda harus
meluangkan waktu untuk mempelajarinya untuk mengenal kelebihan dan kekurangan masing-
masing alat. Saat Anda telah mengenal kamera dan semua peralatan pendukung serta mampu
mengoperasikannya, maka bisa dikatakan Anda telah 50% siap untuk terjun dalam bisnis
fotografi.
Biaya Operasional
Gaji 2 orang tim @Rp 2.000.000: Rp 4.000.000,-
Perlengkapan lain: Rp 1.500.000,-
Promosi: Rp 1.000.000,-
JUMLAH: Rp 6.500.000,-
Omset/Pendapatan
4 paket foto prewedding @Rp 2.500.000 = 4 x Rp 2.550.000 = Rp 10.000.000,-
4 paket foto wedding party @Rp 1.000.000 = 4 x Rp 1.000.000 = Rp 4.000.000,-
Keuntungan/Laba Bersih
= Pendapatan – Biaya Operasional
= Rp 14.000.000 – Rp 6.500.000
= Rp 7.500.000,-
= Rp 23.500.000 / Rp 7.500.000