Anda di halaman 1dari 13

Menjadi Seorang Fotografer

Profesional
Setelah menonton semua video, membaca ringkasan, dan
mengerjakan kuis pada kelas pelatihan ini, kita telah
mempelajari ilmu dasar fotografi, mengenal kamera, logika
pencahayaan, jenis-jenis fotografi, menjadi fotografer
profesional, keterampilan dasar berkomunikasi efektif, dan
keterampilan berkomunikasi untuk keperluan bisnis. Kini
setelah mempelajari hal-hal tersebut, apa langkah selanjutnya?

Salah satu alasan kamu mengikuti kelas pelatihan ini


mungkin karena kamu ingin menjadi seorang fotografer
profesional baik untuk sebagai fotografer jurnalistik, fotografer
alam bebas, wedding, fashion, beauty, atau fotografer stage.
Jika kamu benar-benar ingin menjadi seorang fotografer
profesional, maka kamu harus mempersiapkan diri kamu untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah relasi.

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk terjun ke


dunia fotografi profesional adalah membangun relasi dan
meningkatkan kemampuan melalui workshop dan
mentoring, membangun portofolio kita melalui media sosial
seperti Instagram, serta membentuk personal branding
sebagai seorang fotografer yang profesional dan handal.
Namun sebelum mempersiapkan hal-hal tersebut, kita perlu
memahami kembali apa itu profesi fotografer profesional. Kita
akan membahas hal-hal tersebut pada artikel ini. Selain itu,
dalam artikel ini juga akan mencantumkan beberapa situs
dimana kamu bisa mendapatkan materi belajar tambahan.
Berikut merupakan daftar isi dari artikel ini.

1
Daftar Isi

Daftar Isi 2
Fotografer Profesional 3
Tips Membuat Portofolio sebagai Fotografer 5
Tips Membangun Relasi sebagai Fotografer 7
Memasarkan Jasa Fotografi 9
Materi Belajar Tambahan 10

2
Fotografer Profesional
Hasil foto yang bagus dibutuhkan dalam banyak bidang.
Mulai dari keperluan dokumentasi jurnalistik, foto untuk
company profile, dokumentasi pertunjukan musik, foto
kecantikan, foto alam bebas, hingga foto untuk keperluan iklan
seluruhnya membutuhkan keterampilan khusus agar dapat
dihasilkan gambar dengan baik.

Banyak skill yang harus dikuasai dan butuh waktu, tenaga,


serta biaya khusus agar seseorang dapat mengambil gambar
dengan kualitas baik secara konsisten. Hal ini lah yang
membuat profesi fotografer profesional memiliki potensi
sebagai sumber penghasilan.

Agar dapat menjadi seorang fotografer profesional yang


handal, ada beberapa skill yang perlu dikuasai. Mulai dari ilmu
dasar fotografi, mengenal kamera, logika pencahayaan,
jenis-jenis fotografi, dan cara menjadi fotografer profesional.
Selain itu, seorang fotografer profesional juga perlu mempelajari
skill penunjang seperti kemampuan dasar berkomunikasi
efektif dan keterampilan berkomunikasi untuk keperluan
bisnis. Hal-hal tersebut sudah kita pelajari pada pelatihan ini.

Pada bab pertama, kita sudah mempelajari hal-hal


mendasar pada dunia fotografi mulai dari potensi bisnis dan
kebutuhan akan fotografer yang semakin meningkat.
Selanjutnya, kita mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi exposure foto yaitu diafragma, shutter speed,
dan ISO serta bagaimana ketiga elemen tersebut memberi
pengaruh pada hasil pemotretan. Kemudian, kita juga telah
mempelajari teknik-teknik yang umum dilakukan untuk
menyusun komposisi foto seperti rule of three, simetris,
juxtaposition, dan negative space. Setelah itu, kita juga
mengenal jenis-jenis kamera serta kegunaannya dalam dunia
fotografi. Selain kamera, kita juga mempelajari peralatan

3
penunjang lainnya yang dibutuhkan dalam sesi pemotretan
seperti tripod, diffuser, flash external, dan lensa. Selanjutnya,
setelah mempelajari peralatan yang dibutuhkan kita juga
mempelajari tim yang terlibat membantu seorang fotografer
dalam sesi pemotretan serta perannya masing-masing.

Berikutnya, di bab 2 (dua) kita belajar banyak hal tentang


kamera. Mulai dari perkenalan setiap bagian pada kamera
beserta kegunaannya, kemudian kita juga mengenal berbagai
jenis lensa seperti lensa macro, fix, dan zoom serta kegunaan
masing-masing lensa tersebut. Selanjutnya, kita juga
mempelajari cara kerja dari shutter speed, ISO, dan diafragma
pada kamera dalam mempengaruhi hasil foto secara lebih
mendalam.

Kemudian, di bab ketiga kita mempelajari banyak hal


tentang pencahayaan. Pada bab ini, kita mempelajari
macam-macam sumber cahaya yang terdiri dari available light
dan artificial light, kemudian kita juga mempelajari
bermacam-macam teknik pencahayaan menggunakan strobe
light yang umum digunakan seperti butterfly, loop, Rambrandt,
striplight, dan backlight serta pengaruhnya terhadap hasil foto.

Pada bab keempat, kita mempelajari berbagai teknik foto


untuk berbagai keperluan. Mulai dari cara memotret objek
bergerak, foto produk, foto prewedding, foto pertunjukan, foto
portrait, dan foto komersial atau iklan. Dalam bab ini, kita
mempelajari hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan
pemotretan untuk masing-masing bidang seperti lokasi yang
direkomendasikan, setting kamera yang diperlukan, bagaimana
cara membangun situasi dan mengarahkan talent, serta hal-hal
lain yang perlu diperhatikan.

Selanjutnya, kita mempelajari hal-hal lain yang perlu


dilakukan jika ingin mulai menjadi fotografer profesional pada
bab kelima. Pada bab ini, kita mempelajari hal-hal penting yang
harus dilakukan bagi seorang fotografer seperti menguasai skill
4
fotografi, membuat portofolio, dan memperluas jaringan.
Berikutnya, kita juga telah mempelajari cara mengelola
pelanggan seperti bagaimana menghadapi pelanggan saat
menanyakan harga dan bagaimana membuat nama identitas
yang terlihat profesional. Kemudian, kita juga telah
memperagakan cara menyusun budget menggunakan
quotation form. Selanjutnya, kita juga mengenal bidang-bidang
spesialisasi fotografer seperti jurnalis, still life, stage, fashion,
food, dan bidang lainnya. Berikutnya, kita mempelajari skill lain
yang harus dikuasai fotografer seperti edit foto, basic lighting,
basic makeup, mengerti trend, dan memiliki kemampuan
komunikasi yang baik. Selain itu, dalam bab ini juga diberikan
tips-tips bagi seorang fotografer pemula.

Selain kemampuan yang berhubungan dengan fotografi,


pada pelatihan ini kita juga mendapatkan materi mengenai skill
penunjang yang diperlukan seorang fotografer yaitu
komunikasi. Pada bab keenam, kita telah mempelajari bahwa
konsep dari bahasa adalah mengolah dan mentransfer
informasi. Selanjutnya, kita juga telah mempelajari konsep
dasar berkomunikasi yaitu memiliki tujuan, berempati terhadap
audiens, dan berorientasi terhadap tujuan. Kemudian, kita juga
mempelajari cara menjadi komunikator yang berkualitas serta
alur berpikir dalam berkomunikasi serta struktur kalimat.

Pada bab ketujuh, kita mempelajari keterampilan


komunikasi untuk keperluan bisnis. Materi yang diajarkan
meliputi tata cara membuat email seperti apa saja yang perlu
diperhatikan saat membuat judul email yaitu kategori
informasi, petunjuk cepat isi email, dan call to action.
Kemudian, kita juga sudah mempelajari cara mengisi kolom
penerima email yaitu “to” yang harus diisi penerima utama,
kemudian “cc” harus diisi orang yang harus tau isi email, dan
“bcc” yang bisa diisi penerima rahasia. Kemudian, kita juga
belajar cara membuat badan email yang baik mulai dari salam
pembuka, isi, dan salam penutup yang baik.
5
Selain email, pada bab 7 (tujuh) kita juga mempelajari cara
membuat presentasi. Materi membuat presentasi meliputi cara
membuat judul yang baik, kemudian latar belakang yang berisi
masalah yang ingin kita selesaikan. Berikutnya, kita juga
mempelajari cara membuat isi yang baik dimana berfokus pada
1 (satu) ide utama yang didukung dengan banyak argumen
pendukung. Setelah itu, kita juga belajar cara menutup sebuah
presentasi yaitu memberikan kesimpulan, memberikan
kesempatan diskusi, dan mencantumkan kontak.

Berikutnya, pada bab 7 kita juga mengenal jenis


komunikasi lain yaitu negosiasi, sebuah yang bertujuan untuk
mencapai sebuah kepentingan bersama, dimana kita dapat
menggunakan analisis biaya-manfaat, MMP, dan cara
menyampaikan proposal negosiasi agar peluang negosiasi kita
berhasil semakin besar.

6
Tips Membuat Portofolio sebagai
Fotografer
Agar seseorang yakin dengan hasil karya seorang
fotografer yang akan mereka gunakan jasanya, tentu mereka
harus mengetahui karya-karya sebelumnya dari sang fotografer
tersebut. Disinilah kegunaan portofolio, yaitu sebagai dokumen
yang memuat karya seorang fotografer di masa lalu.

Portofolio seorang fotografer dapat dibagi menjadi 2 (dua)


macam, yaitu portofolio resmi yang biasanya disusun dalam
bentuk pdf atau print out, dan portofolio di media sosial.
Keduanya sama-sama penting untuk perkembangan karier
sebagai fotografer profesional. Portofolio resmi biasa digunakan
saat memberikan penawaran kepada klien, sedangkan
portofolio di media sosial berguna untuk membentuk personal
branding kita sebagai seorang fotografer profesional sehingga
nama kita menjadi semakin dikenal dan dapat membantu
pemasaran jasa kita.

Untuk membuat portofolio resmi dengan baik dan stand


out, dapat dilakukan tips-tips berikut:

1. Apabila menekuni lebih dari satu bidang fotografi, maka


buat lah portofolio terpisah untuk masing-masing bidang.
2. Pilihlah desain yang sesuai dengan personal branding
anda dan usahakan untuk tetap konsisten dengan desain
tersebut.
3. Tampilkan karya-karya terbaik anda dalam portofolio
tersebut.
4. Anda bisa menyertakan review positif dari klien di dalam
portofolio anda.
5. Selain menampilkan karya, anda juga bisa menampilkan
sedikit proses behind the scene dalam produksi foto.
6. Buat portofolio anda mudah untuk dicari.

7
7. Apabila anda ingin mencetak portofolio, perhatikan
ukuran dan kualitas bahan agar klien nyaman melihat
portofolio anda.

Adapun untuk portofolio di media sosial, kita dapat


menggunakan Instagram sebagai media sosial dengan fitur
visual yang sangat lengkap. Berikut beberapa tips agar akun
Instagram fotografi kita terlihat bagus:

1. Sama seperti portofolio resmi, tentukan tema fotografi dari


akun Instagram anda, apabila menekuni lebih dari satu
bidang, maka buat akun berbeda untuk setiap bidang.
2. Tampilkan karya-karya terbaik anda.
3. Selain karya, anda juga dapat menampilkan proses behind
the scene dan perjalanan fotografi anda menggunakan
fitur seperti instastory atau reels.
4. Lakukan posting pada saat jam ramai, menggunakan
business profile agar anda dapat melihat statistik akun
anda.
5. Gunakan hashtag yang relevan untuk menjangkau
audience yang lebih luas dan sesuai dengan pasar anda.
6. Buat lah caption foto semenarik mungkin.
7. Lakukan interaksi dengan audiens anda seperti membalas
komentar dan direct message.

8
Tips Membangun Relasi sebagai
Fotografer
Selain memiliki portofolio yang bagus, relasi juga
merupakan hal yang penting bagi seorang fotografer
profesional. Hal ini karena fotografer merupakan pekerjaan yang
pada umumnya bersifat self-employed, di mana kita tidak
bekerja untuk instansi tertentu, akan tetapi kita lah yang
menawarkan jasa kita kepada klien secara langsung. Oleh
karena itu, membangun relasi sangatlah penting agar potensi
kita mendapatkan pelanggan semakin besar. Selain kepada
pelanggan, membangun relasi dengan sesama fotografer juga
penting agar dapat saling berbagi pengalaman, dan juga
mendapatkan pengetahuan baru mengenai dunia fotografi.
Berikut adalah beberapa tips untuk membangun relasi dengan
pelanggan:

1. Selalu memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai


ekspektasi, sehingga pelanggan akan merekomendasikan
anda kepada kenalannya.

2. Memperluas pergaulan dengan orang-orang dari berbagai


bidang dan latar belakang.

3. Membangun portofolio yang baik melalui media sosial


sehingga orang-orang dapat melihat reputasi kita sebagai
fotografer yang handal.

9
Sedangkan untuk membangun relasi kepada sesama
fotografer, maka dapat dilakukan hal-hal berikut:

1. Menghadiri kelas pelatihan atau free mentoring yang


diadakan fotografer yang lebih senior.

2. Mengajak fotografer lain untuk berkolaborasi dalam satu


project.

3. Berinteraksi dengan fotografer lain melalui media sosial


mereka.

4. Mengikuti magang atau bekerja sebagai asisten fotografer


di project photoshoot besar.

10
Memasarkan Jasa Fotografi
Memiliki portofolio dan relasi yang baik memang dapat
membuat kita berpeluang tinggi untuk sukses sebagai seorang
fotografer. Akan tetapi, dengan mempelajari cara pemasaran
yang baik, kita dapat mengoptimalkan potensi pelanggan yang
akan kita dapatkan. Oleh karena itu, penting bagi seorang
fotografer untuk mempelajari bagaimana cara memasarkan
jasanya. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk
memasarkan jasa fotografi profesional:

1. Memberikan pelanggan kita pelayanan yang memuaskan


sehingga mereka merekomendasikan jasa kita kepada
kenalan dan relasinya.

2. Menggunakan iklan daring seperti Facebook Ads dan


Google Ads.

3. Menjalin komunikasi dengan fotografer yang lebih senior


dan berkolaborasi dengan mereka, sehingga kita dapat
terekspos ke jaringan pelanggan yang mereka miliki.

11
Materi Belajar Tambahan
Bagi kamu yang belum yakin untuk terjun menjadi
seorang fotografer profesional, atau bagi kamu yang ingin
semakin memperdalam pengetahuan kamu, kamu bisa terus
belajar dan memperdalam keterampilan kamu. Selain dengan
memahami kembali isi dari kelas pelatihan dari ZenPro, kamu
juga bisa belajar lewat materi-materi tambahan berikut ini.

Catatan: Artikel-artikel di bawah ini menggunakan bahasa Inggris.


Jika kamu menggunakan browser Google Chrome dan kamu ingin
menerjemahkan ke bahasa Indonesia, kamu bisa menerjemahkan
artikel ke dalam bahasa Indonesia dengan cara:

Untuk Google Chrome HP:

● Tekan tanda titik tiga di pojok kanan atas

● Tekan “terjemahkan”/”translate”

Untuk Google Chrome di laptop atau komputer

● Klik kanan pada halaman situs

● Klik “terjemahkan ke bahasa Indonesia”

Bahan tambahan:

● Tips Perawatan Kamera dan Peralatan Fotografi Lainnya

Peralatan fotografi dapat dibilang sebagai alat penghasil


uang bagi seorang fotografer. Oleh karena itu penting
untuk tetap dirawat agar usia pemakaiannya bisa semakin
lama. Artikel berikut memberikan tips melakukan
maintenance peralatan.

https://www.richardphotolab.com/blog/post/dont-be-lazy-
maintain-your-photography-equipment

12
Tips Pemasaran Melalui Instagram

Pada artikel berikut ini, diajarkan bagaimana


menggunakan Instagram untuk mengiklankan produk
atau jasa yang kita miliki.

https://www.wordstream.com/blog/ws/2017/11/20/instagram
-advertising

● Membuat Feed Instagram yang Menarik

Membuat feed Instagram yang terlihat menarik penting


untuk membangun portofolio kita. Artikel ini membahas
kiat-kiat yang dapat kita lakukan agar feed kita terlihat
baik.

https://thepreviewapp.com/9-simple-tips-to-instantly-impr
ove-your-instagram-feed/

● Studi Kasus

Berikut ini merupakan contoh studi kasus pada profesi


fotografer profesional.

https://formedfromlight.com/blog/interesting-photograph
y-case-study/

https://brentmailphotography.com/creativity-inspiration/st
orytelling-through-photography-a-case-study.html

13

Anda mungkin juga menyukai