Anda di halaman 1dari 49

PERANCANGAN CORPORATE IDENTITY HESPER

PHOTOGRAPHY SEMARANG SEBAGAI SARANA MEDIA


KOMUNIKASI VISUAL
BAB 1
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Saat ini kebutuhan akan dokumentasi sangat di butuhkan dalam
mempertahankan sebuah momen agar tetap selalu terjaga dan di kenang, dengan
alasan bahwa sebuah momen tidak bisa di ulang kembali. Menjadikan
dokumentasi sebagai kebutuhan yang penting dalam setiap acara dan kejadian.
Semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan bila
diperlukan, juga gambar dan foto. Kenangan yang layak di kenang adalah sebuah
bentuk dokumentasi yang mampu di terima oleh setiap generasi ataupun jaman.
Dokumentasi di katakan berhasil ketika seseorang mencoba untuk mengulas
dekomentasi tersebut mampu terbawa suasana dan larut, seakan-akan berada
dalam kejadian tersebut.

Bentuk dokumentasi foto ataupun video yang menjadi kebutuhan yang


mendasar bagi setiap orang dengan tujuan tertentu. Ulasan foto ataupun video
dengan momen yang tepat yang mampu di terima dengan mudah bagi setiap
orang yang melihatnya. Hasil foto ataupun video sangat mempengaruhi mata dan
perasa seseorang. Karena hasil yang di ciptakan dapat membawa perasaan
seseorang dalam situasi emosi tertentu, misalnya terharu, menangis, bahagia dan
bahkan bangga. Semua itu tergantung gambar yang di hasilkan dari setiap momen,
dan ke pekaan pelaku untuk menangkap momen tersebut.

Pada saat ini di kenal dengan istilah photography, Fotografi sendiri berasal
dari bahasa Yunani, yaitu “Fos”yang artinya cahaya dan “Grafo” yang artinya
melukis atau menulis. Arti fotografi dalam bahasa inggris (photography) adalah
sebuah seni, ilmu pengetahuan dan praktik menciptakan gambar yang tahan lama
dengan merekam cahaya atau radiasi elektromagnetik lain, baik secara kimia
dengan menggunakan film fotografi atau secara eletronik melalui sebuah sensor
gambar. sebuah momen tertentu yang mampu tertangkap dan di abadikan dalam
bentuk foto. Thomas Aquinas merumuskan bahwa estetika atau keindahan sebagai
sesuatu yang menyenangkan apabila dilihat (Dharsono, 2004: 10). Didalam
estetika itu sendiri menyangkut bahasan mengenai suatu karya seni, yang
diantaranya adalah suatu karya fotografi.

Kegiatan ini membutuhkan kejelian dalam menangkap sebuah momen


ataupun kejadian. Perasa dari pelaku itu sendiri yang menjadi faktor yang sangat
penting dalam menciptakan suatu karya fotografi. Karakter dari hasil foto yang
mampu membawa emosi seseorang larut dalam momen ataupun kejadian yang
berhasil tertangkap. Ketertarikan seseorang akan foto berdampak pada
meningkatnya permintaan akan dokumentasi acara ataupun kejadian yang ingin
mereka kenang dalam bingkai foto. Fotografi komersial semakin bermunculan
karena pengaruh permintaan foto dokumentasi yang semakin tinggi. Setiap
peristiwa yang penting bagi sebagian orang pasti membutuhkan dokumentasi
untuk mengabadikanya. Fenomena seperti ini menimbulkan gagasan bagi
pengusaha untuk memanfaatkan peluang yang ada, di tengah pasar fotografi yang
semakin menjanjikan. Pengusaha berlomba-lomba menciptakan brand fotografi
dengan sepesialis tertentu, banyak jenis fotografi yang di manfaatkan oleh
pengusaha untuk meraup keuntungan.

Hesper adalah sebuah badan usaha milik perseorangan yang bergerak di


bidang fotografi, yang mengambil spesifikasi prewedding dan wedding. Fotografi
prewedding dan wedding di ambil karena menurut prediksi yang di ambil
pernikahan di indonesia tepatnya di kota semarang kebutuhan akan dokumentasi
pernikahan sangat meningkat setiap tahunnya, dan setiap orang pasti akan
mengalami momen seperti ini. Menurut catatan Derektorat Pemberdayaan KUA
kota Semarang lebih dari tiga ribu pasangan melangsungkan pernikahan di tahun
2016. Dengan melihat angka seperti itu seharusnya tercipta peluang. Di tengah
fenomena yang sedang terjadi terbentuklah Hesper dengan angota yang sudah
mempunyai banyak pengalaman di dunia fotografi meskipun dengan badan usaha
yang terbilang baru dalam dunia fotografi. Brand baru yang di beri nama Hesper
memiliki arti bintang senja, di harapkan mampu bersaing dalam dunia fotografi
komersial di kota Semarang. Hesper mengambil segmen menengah ke atas karena
para pelaku yang terbentuk dalam Hesper sudah memiliki karakter yang kuat
dalam dunia fotografi dan sebelumnya karya mereka memiliki nilai jual yang
tinggi. Sangat riskan apabila tidak di pertahankan segmen pasar dan nilai jualnya.
Hesper adalah perusahaan baru di kota Semarang yang belum memiliki identitas,
karakter kuat untuk mewakili perusahaan tersebut, di samping itu masyarakat
belum mengenal Hesper, karena selama ini informasi yang di dapatkan hanya dari
perseorangan. Aplikasi media yang belum ada yang menjadi kendala untuk
mendistribusikan sarana komunikasi lewat media promosi. Sebagai kualifikasi
pasar yang di inginkan di butuhkan analisis dan perencanaan yang matang.
Permintaan yang kurang karena belum adanya identitas yang pasti. Perlu
perancangan visual yang sesuai dengan karakter Hesper sebagai sarana
komunikasi kepada pasar yang di tuju. Pada saat ini pasar hanya mengenal
pelakunya saja bukan pada identitas perusaahaan. Maka dari itu usaha ini
membutuhkan sebuah identitas agar lebih dikenal dan dapat memperkuat image
atau citra pada perusahaan.

Dalam perancangan ini penulis akan merancang corporate identity yang


menjadi permasalahan signifikan di dalam identitas perusahaan. Corporate
Identity merupakan sebuah identitas grafik yang memiliki karakter kuat yang
diperlukan sebagai pengenal suatu produk atau perusahaan. Image visual tersebut
berguna sebagai sarana untuk melakukan komunikasi , menyampaikan visi dan
misi, menggambarkan filosofi dari organisasi atau perusahaan agar mudah diingat
oleh masyarakat dan memberikan citra positif terhadap masyarakat.

Karakter dari sebuah perusahaan akan terlihat semakin kuat ketika citra
yang di bangun dari sebuah bentuk visual. Identitas jati diri dari sebuah
perusahaan yang akan mempengaruhi pola pikir masyrakat. Membangun sebuah
corporate identity yang tepat untuk menciptakan image yang kuat berdasarkan
karakter yang di inginkan oleh perusahaan. Dengan tujuan untuk tetap menarik
perhatian konsumen dalam pasar.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas maka munculah permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana merancang Corporate Identity yang sesuai dengan karakter
Hesper Photography yang mampu di terima oleh masyarakat, sesuai
dengan segmen pasar yang di inginkan ?

1.3 Tujuan Perancangan


Adapun tujuan perancangan yang penulis berikan yaitu menghasilkan
perancangan Corporate Identity yang sesuai dengan karakter Hesper
Photography yang mampu di terima oleh masyarakat, sesuai dengan segmen
pasar yang di inginkan.

1.4 Manfaat Perancangan


Perancangan ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Bagi Mahasiswa
Dengan merancang Corporate Identity Hesper Photography. Penulis akan
bisa menerapkan ilmu dibidang Desain Komunikasi Visual secara
langsung di lapangan.
b. Bagi Klien
Memiliki Corporate Identity yang sesuai dengan karakter Hesper
Photography yang mampu di terima oleh masyarakat, sesuai dengan
segmen pasar yang di inginkan.
c. Bagi Masyarakat
Dengan adanya Hesper Photography masrakat memiliki pilihan dalam
mengabadikan momen teristimewa mereka dengan karakter yang berbeda.

1.5 Batasan Masalah


Perancangan Corporate Identity ini sebatas hanya untuk memperjelas dan
memperkuat identitas yang sesuai dengan karakter Heper Photography yang
berada di kota Semarang . Pembuatan logo dan aplikasinya, agar masrakat
memiliki pilihan dalam mengabadikan momen teristimewa mereka dengan
karakter yang berbeda.

Dengan target utama yaitu laki-laki maupun perempuan usia 21-35 yang
memiliki tingkat perekonomian menengah ke atas dan tingkat pendidikan
minimal jenjang SMA. Target pasar memiliki selera visual yang baik.

1.6 Metodologi Penelitian


1.6.1 Metode Penelitian
Perancangan corporate identity Hesper Photography ini
menggunakan metode kualitatif. Dengan menggunakan metode
kualitatif bertujuan untuk mendapatkan variabel-variabel data berupa
mencari identitas dan karakter dari Hesper Photography. Data-data
diperoleh menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi
dan literatur. Setelah data terkumpul kemudian dianalisa menggunakan
metode kualitatif. Dari metode ini akan membantu dalan penetapan
konsep perancangan corporate identity Hesper Photography. Data yang
didapat di analisa menggunakan SWOT dan Brainstorming.

1.6.2 Pengumpulan Data


Bedasarkan tujuan, metode pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dokumentasi dan literatur :

a. Wawancara
Mencari dan mengumpulkan data melalui narasumber pemilik,
Wawancara kepada pemilik dilakukan untuk mencari informasi karakter
seperti apa yang ingin di gunakan, image apa yang ingin di sampaikan,
keungulan dari brand lain, kompetitor, proses produksi, lama produksi,
segmentasi pasar yang ingin di capai.
b. Observasi
Observasi akan dilakukan untuk mengamati karakter yang di inginkan
dengan tujuan selaras dengan Corporate Identity yang ingin di
tampilkan
c. Dokumentasi
Pengumpulan data berupa foto proses pengerjaan dan beberapa sample
foto yang sudah jadi dan memiliki harga jual.
d. Literatur
Mengumpulkan data penunjang yang dilakukan dengan mengambil
buku dan jurnal dari sumber yang terpecaya untuk digunakan sebagai
landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

1.6.3 Metode Analisis Data


Analisis data dengan metode SWOT dapat menyederhanakan data
yang sudah dirangkum. Dengan menggunakan metode ini dapat dengan
jelas di tentukan fokus-fokus dan kesimpulan dari penelitian yang sudah
dilakukan. Analisis ini penulis gunakan bedasarkan Hesper
Photography yang belum memiliki identitas, wawancara di lakukan
pemilik .

1.7 Tinjauan Pustaka


1.7.1 Teori corporate identity
Dalam bukunya The Company Image Selame mengatakan bahwa
corporate identity adalah senyatanya ada apa atau ditampilkan oleh
perusahaan (Selame dalam Sutojo 2004:13). Corporate identity
menurut (Anggoro, 2000) adalah suatu cara atau suatu hal yang
memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari
perusahaan-perusahaan lainnya. Ia juga menyebutkan bahwa identitas
perusahaan harus diciptaan melalui suatu rancangan desain khusus yang
meliputi hal-hal unik atau khas tentang perusahaan yang bersangkutan
secara fisik.
Corporate identity adalah identitas yang membedakan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya, dan bisa juga berfungsi sebagai
penanaman citra atau image yang bisa menjadikan sebagai daya tarik
tersendiri. Identitas mencerminkan kepribadian dari sebuah perusahaan.
Menurut Frank Jefkins dalam buku periklanan, identitas perusahaan
(corporate Identity) yaitu “suatu cara atau suatu hal yang
memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dapat dibedakan dari
perusahaan lainnya,” identitas perusahaan tersebut harus diciptakan
melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi segala hal yang
khas atau unik berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan.
(Balmer, 1995)

Corporate identity merupakan bentuk pencitraan perusahaan atau


lembaga kepada masyarakat melalui bentuk visual yang ditampilkan
seperti logo, stationery, dan pengaaplikasian merchandise. Corporate
Identity memiliki tiga bagian, sebagai berikut:

a) Corporate Visual (logo, stationery, merchandise)


b) Corporate Communication (informasi, publikasi)
c) Corporate Behavior (nilai-nilai internal, norma-norma)

Sebuah corporate identity yang efektif harus memiliki karakter-


karakter sebagai berikut:

a) Simbolisme yang sederhana tetapi mengena.


Kesederhanaan adalah dasar dari kombinasi identitas brand-
package-symbol yang baik. Semakin sederhana suatu simbol,
semakin jelas pula pesan yang hendak disampaikan.

b) Mempunyai pemicu visual yang kuat.


Sebuah simbol yang efektif harus mampu memicu respon
terhadap suatu produk atau perusahaan. Di saat dimana konsumen
berurusan dengan perusahaan itu, maka ia hanya perlu
memikirkan produk atau jasa dari perusahaan tersebut, dan nama
perusahaan itu akan diingat dengan sendirinya. Contohnya, bila
kita ingin membeli sepeda, maka diharapkan kita akan mengingat
bahkan langsung membeli merek Cannondale.
c) Identitas sebagai alat promosi dan pemasaran.
Corporate identity adalah alat promosi yang sangat efektif dan
aktif. Walaupun kampanye untuk suatu iklan produk berakhir,
tetapi identitas tetap dipakai sampai bertahun-tahun.
d) Corporate identity harus dapat diingat dan mengesankan.
Suatu corporate identity yang baik mempunyai dua sifat :
mengusulkan (suggestiveness) dan mengingatkan (recall). Bila
konsumen ingin membeli suatu produk, maka ia akan teringat
nama suatu perusahaan, ini disebut mengusulkan (suggestion).
Bila konsumen ini kemudian datang lagi dan membeli produk
yang sama dan ia menghubungkan kembali dengan produsennya,
maka ini disebut mengingatkan (recall).

Adapun beberapa fungsi corporate identity, selain sebagai identitas


perusahaan yaitu :

a) Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan.

Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan rencana


perusahaan tersebut - bagaimana perusahaan itu sekarang dan
bagaimana di masa yang akan datang. Selain itu corporate identity
harus dapat dengan tepat mencerminkan image perusahaan,
melalui produk dan jasanya.

b) Sebagai pemacu sistem operasional suatu perusahaan.

Corporate identity adalah suatu image yang ingin di bentuk di


benak konsumen sehingga seluruh personil harus mampu
menghayatinya terutama ketika menjalankan operasional
perusahaan sehari-hari.

c) Sebagai pendiri jaringan network yang baik.


Sebuah perusahaan yang berimage positif, stabil, dapat dipercaya
dan diandalkan akan menarik perhatian para investor untuk
menanamkan modal dalam perusahaan tersebut. Jenis perusahaan
yang seperti ini juga yang mendapat banyak keringanan saat ia
membutuhkan tambahan modal dari bank. Produk-produk dari
perusahaan ini juga mungkin menjadi produk dan jasa yang
paling laku dan digemari di pasar.

d) Sebagai alat jual dan promosi.

Perusahaan dengan image yang positif berpeluang besar untuk


mengembangkan sayapnya dan memperkenalkan produk atau jasa
baru. Konsumen yang telah lama memakai produk dari
perusahaan tersebut akan dengan setia terus memakai produk itu.
Mereka akan lebih menerima karena telah membuktikan sendiri
bahwa produk itu benar-benar cocok untuk mereka.

Kesimpulan dari pandangan teori mengenai corporate identity


diatas, penulis memilih acuan teori atau pengetahuan umum yang akan
digunakan dalam perancangan corporate identity Hesper Photography
untuk membangun image atau citra terhadap perusahaan, yang
berkaitan dengan proyeksi (proses desain) itu sendiri yang di gunakan
yang pertama mengenai teori logo.

1.7.2 Teori Logo


Logo adalah bagian penting dari pengakuan merek Anda, melalui
kegiatan permasalahan lainnya untuk memperkuat seperti iklan,
konsumen mulai mengasosiasikan logo dengan perusahaan pengenalan
logo kepada masyarakat bukanlah mudah, itu sebabnya logo memiliki
makna dan karakteristik tersendiri, dan juga bisa mengalami perubahan
(Rustan, 2013)
Logo merupakan gambar yang menunjukkan suatu perusahaan,
organisasi, yayasan, dan suatu milik pribadi. Logo digunakan untuk
membantu mempromosikan produk melalui sebuah gambar agar semua
publik mengenal produk tersebut. Logo juga menjadi identitas gambar
yang membantu para pelanggan mengenali sebuah produk yang
dihasilkan. Identitas suatu perusahaan merupakan cerminan dari visi,
misi suatu perusahaan yang divisualkan dala logo perusahaan. Logo
merupakan suatu hal yang nyata sebagai pencerminan hal-hal yang
bersifat non visual dari suatu perusahaan, misalnya budaya perilaku,
sikap, kepribadian, yang dituangkan dalam bentuk visual (Ridho, 2013)
(Adhi, 7)

David E. Carter (seperti dikutip Kurniawan, 2008) juga


menjelaskan “logo adalah identitas suatu perusahaan dalam bentuk
visual yang diaplikasikan dalam berbagai sarana fasilitas dan kegiatan
perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual. Logo dapat juga disebut
dengan simbol, tanda gambar, merek dagang (trademark) yang
berfungsi sebagai lambang identitas diri dari suatu badan usaha dan
tanda pengenal yang merupakan ciri khas perusahaan”.

Menurut David E. Carter (seperti dikutip Adi Kusrianto, 2007)


pertimbangan-pertimbangan tentang logo yang baik itu harus mencakup
beberapa hal di antaranya:

a. Original & Desctinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan,


dan daya pembeda yang jelas
b. Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi
meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang
berbeda-beda.
c. Simple atau sederhana, dengan pengertian mudah ditangkap dan
dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.
d. Memorable, atau cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya,
bahkan dalam kurun waktu yang lama.
e. Easily associated with the company, dimana logo yang baik akan
mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra
suatu perusahaan atau organisasi.
f. Easily adaptable for all graphic media. Disini, faktor kemudahan
mengaplikasikan (memasang) logo baik yang menyangkut bentuk
fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis
perlu diperhitungkan pada proses perancangan. Hal itu untuk
menghindari kesulitan-kesulitan dalam penerapannya.

Jenis-jenis logo menurut Wheeler (seperti dikutip Ramanda, 2011)


yaitu:

a. Logo berupa tulisan (Wordmarks) Logo ini terdiri atas tulisan atau
singkatan yang berdiri sendiri dari produk atau lembaga dan
dirancang untuk menyampaikan atribut brand maupun brand
positioning.

Gambar 1.7.2.1.a
Sumber dokumentasi Peter McCurley Designer
b. Logo berupa huruf (Letterform) Logo ini terdiri sari satu huruf atau
lebih yang berkarakter dan memiliki peran sebagai pengingat nama
perusahaan.

Gambar 1.7.2.1.b
Sumber dokumentasi yukona.tumblr.com

c. Logo berupa emblem (Emblems) Logo ini digunakan jika sebuah


nama perusahaan sudah tidak dapat dipresentasikan oleh elemen
visual yang sederhana.
Gambar 1.7.2.1.c
Sumber dokumentasi dribble.com

d. Logo berupa elemen visual (Pictorial Marks) Logo ini berupa


sebuah elemen visual yang dapat dipahami secara harfiah tanpa
membutuhkan waktu lama untuk memahaminya dan telah
disederhanakan serta disesuaikan dengan keadaan.

Gambar 1.7.2.1.d
Sumber dokumentasi pribadi

e. Logo berupa simbol abstrak (Abstract/Symbol Marks) Logo ini


terdiri atas simbol yang menghantarkan sebuah ide menarik dari
perusahaan dan sering kali digunakan untuk membubuhkan sebuah
strategi ambiguitas.

Gambar 1.7.2.1.e
Sumber dokumentasi pribadi
Kesimpulan dari teori di atas adalah teori dalam desain komunikasi
visual dapat membantu sebuah perancangan dalam mengatasi
permasalahan yang di hadapi oleh suatu identitas dari Hesper
Photography di bidang corporate identity.
1.7.3 Teori Gestalt
Gestalt merupakan salah satu teori yang menjelaskan bahwa proses
persepsi melalui pengorganisasian suatu komponen-komponen yang
memiliki hubungan, pola, dan juga kemiripan yang bersatu menjadi satu
kesatuan. Teori gestalt berposisi terhadap teori strukturalisme dan
cenderung berupaya mengurangi dalam pembagian sensasi menjadi
bagian-bagian kecil yang menjelaskan persepsi visual menjadi sebuah
bentuk.
Adapun prinsip-prinsip Gestalt yang diterapkan pada desain grafis :

1. Proximity (kedekatan posisi)


Objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan
sebagai suatu kesatuan.

Gambar 1.7.3.1.1
Sumber dokumentasi Poster for French
film "Last Year at Marienbad" directed by Alain Resnais (1961)
2. Similarity (kesamaan bentuk)
Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan
dikelompokkan sebagai suatu kesatuan.
Gambar 1.7.3.2.2
Sumber dokumentasi creative blog staff
3. Closure (penutupan bentuk)
Suatu objek akan dianggap utuh walaupun bentuknya tidak
tertutup sepenuhnya.

Gambar 1.7.3.3.3
Sumber dokumentasi smashingmagazine.com

4. Continuity (kesinambungan pola)


Objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena
kesinambungan pola.

Gambar 1.7.3.4.4
Sumber dokumentasi smashingmagazine.com
5. Figure Ground
Sebuah objek bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan
foreground dan background. Masing-masing bisa diidentifikasi
sebagai objek tanpa harus membentuknya menjadi solid.
Gambar 1.7.3.5.5
Sumber dokumentasi smashingmagazine.com

Kesimpulan dari teori gestalt di atas adalah teori yang dapat membantu
penulis dalam pembuatan logo agar dapat menciptakan logo sesuai
dengan visi misi.

1.7.4 Teori GSM (GRAPHIC STANDARD MANUAL)


Graphic Standard Manual merupakan sebuah pedoman pada media
acuan untuk menstandarisasi identitas yang telah dibuat untuk menjaga
konsistensi identitas (logo) tersebut agar tetap terlihat baik dan tidak
salah dalam penempatan pada berbagai media komunikasi sebagai
acuan visual identity secara sistematis dan terstruktur dalam
menempatkan sebuah corporate identity itu sendiri (SugengWidada,
2008: 92)

Hal – hal yang terdapat pada graphic standard manual panduan identitas
di antaranya adalah :

a. Makna logo
b. Logo HitamPutih
c. Logo Grayscale
d. Logo in Grid
e. Clear Space Area
f. Area
g. Tipografi
h. Elemen Estetis
i. Layout Penerapan Identitas
kesimpulan teori dasar dalam perancangan logo Hesper Photography
sendiri agar dapat mencerminkan identitas serta membangun image atau
citra .Pemilik mengemukanan harapan nya agar penulis dapat
merancang logo yang dapat menciptakan karakter yang kuat sesuai
yang di harapkan.

1.7.5 Teori Warna


Didasari atau tidak, warna memainkan peran yang sangat besar
dalam pengambilan keputusan saat memilih sebuah merek/brand.
Pemakaian warna kurang tepat maka dapat dapat merusak citra,
mengurangi nilai keterbacaan, dan bahkan dapat menghilangkan gairah
baca. Jika warna digunakan dengan tepat, warna dapat membantu
menciptakan mood dan membuat teks lebih berbicara.Warna-warna soft
dapat menyampaikan kesan lembut, tenang dan romantic. Sedangkan
warna-warna kuat dan kontras memberi kesan dinamis, dan cenderung
meriah. (hal. 70). Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang
dipantulkan oleh suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan
kerucut warna pada retina bereaksi, yang memungkinkan timbulnya
sebuah gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat
mengubah persepsi pada manusia yang melihat (Junaedi).Warna
bersifat subjektif karena warna memiliki hubungan yang sangat kuat
dengan setiap individu yang melihatnya. Dalam hubungan dengan logo,
warna merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam peranannya
sebagai media pengingat (Adams, seperti dikutip Ramanda, 2011).
Warna juga merupakan sebuah unsur yang sangat tajam untuk
menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu menstimuli
perasaan, perhatian dan minat seseorang (Adi Kusrianto, 2007: h.46).
Lebih lanjut J. Linschoten dan Drs. Mansyur menguraikan bahwa
sebuah warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat
diamati saja, warna juga mempengaruhi kelakuan, memegang peranan
penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita
akan bermacam-macam benda.

Kesimpulan dari teori di atas adalah teori dalam desain komunikasi


visual yang dapat membantu merancangan sebuah logo dengan
pemilihan warna yang sesuai dengan image atau citra dari perusahaan.

1.7.6 Teori Tipografi


Menurut Danton Sihombing (seperti dikutip Perdana, 2007)
tipografi adalah “bidang ilmu yang mempelajari seluk-beluk mengenai
huruf, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai fungsi estetis dan
fungsi dalam komunikasi, sebagai fungsi estetis, tipografi digunakan
untuk menunjang penampilan sebuah pesan agar terlihat menarik,
sedangkan sebagai fungsi dalam komunikasi tipografi digunakan untuk
menyampaikan suatu pesan (informasi) berupa teks dengan jelas dan
tepat.”

Pudjiastuti (1999) berpendapat bahwa beberapa tipe huruf memiliki


karakter atau kepribadian tertentu, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Jenis huruf sans serif atau slab serif seperti Helvetica atau Lubalin,
untuk menampilkan suasana tegas tetapi artistik.
b. Tipe huruf Century Schoolbook, yang ramah serta mudah dibaca,
mengingatkan kita pada suasana di sekolah dasar.
c. Jenis tulisan tangan yang melingkar-lingkar seperti tipe Snell
Roundhand, apabila dikehendaki untuk mengungkapkan suasana
kenangan lama.
d. Tipe klasik seperti Bouer Bodoni, apabila ingin menciptakan kesan
anggun.
e. Tipe huruf komputer modern seperti tipe huruf Émigré, nama
perusahaan yang mendesain huruf, yang menawarkan beberapa jenis
huruf Macintosh, dan tepat untuk menciptakan kesan modern dan
gaya remaja
f. Huruf mesin ketik, yaitu jenis Courier, bila diinginkan kesan seperti
koran yang baru terbit.
g. Tipe Copperlate yang menyerupai tulisan tangan, mampu
menciptakan kesan terampil dan berkualitas.
h. Jenis Classic serif, seperti Bodoni, Caslon, Century atau Garamond,
untuk menciptakan kesan suasana bergengsi dan abadi, karena tidak
akan bisa dikatakan salah bila memilih sesuatu yang klasik.
i. Tipe huruf Cheltenham Old Style, juga bisa memberi kesan terbuka
serta mengingatkan kita pada kitab (buku) ejaan kuno.
j. Tipe huruf tebal seperti Futura Extra Bold, untuk menciptakan kesan
tegar, bersih dan modern (h.16)
Selain itu, huruf yang tebal memberi kesan yang maskulin,
berwibawa, dewasa, serius, teratur, berat, gelap, kaku, tegas, akurat,
kuat, kokoh, tegap dan penuh keyakinan. (Rustan, 2011: h.108).

Kesimpulan yang diambil dari teori diatas adalah penulis dapat


menciptakan Logotype atau Logogram.

1.7.7 Teori Layout


Layout merupakan ilmu desain komunikasi visual yang sering
disebut prinsip-prinsip dari desain. Rumus klasik kini perlu dipahami
karena cukup pefektif sebagai suatu panduan kerja maupun sebagai
konsep suatu desain. Prinsip-prinsip desain tersebut adalah :

a. Keseimbangan (balance) :
pembagian sama berat, baik secara visual maupun optik. Komposisi
didalam desain dapat dikatakan keseimbangan apabila objek di
bagian kiri dan kanan terkesan sama berat. Ada dua pendekatan
untuk menciptakan suatu balance yaitu dengan membagi sama berat
kiri-kanan atau atas-bawah secara simetris atau setara, disebut
keseimbangan formal. Keseimbangan yang kedua adalah
keseimbangan asimetris.
b. Tekanan (emphasis) :
Penekanan objek ini bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti
dengan menggunakan warna mencolok, ukuran foto / ilustrasi dibuat
paling besar, menggunakan huruf sans serif atau serif ukuran besar,
arah diagonal, dan dibuat dan dibuat berbeda dengan elemen-elemen
desain lain.

c. Irama (Rhytm) :
Irama adalah pola layout yang dibuat dengan cara menyusun
elemen-elemen visual secara berulang-ulang yang berupa repetisi
dan variasi.
d. Kesatuan (unity) :
Desain dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak
harmonis, ada kesatuan antara tipografi, ilustrasi, warna dan unsur-
unsur desain lainnya.

Kesimpulan dari teori diatas merupkan landasan teori yang akan


dijadikan acuan bagi penulis untuk merancang aplikasi media corporate
identity yaitu logo dan aplikasinya yang akan di rancang proses
desainnya. Dengan memanfaatkan karakter Hesper Photography untuk
membentuk brand image agar masyarakat mengetahui identitas dari
Heper Photography.

1.7.8 Teori SWOT


Analisis SWOT yang merupakan singkatan dari S (Strength) atau
kekuatan, W (Weakness) atau kelemahan, O (Opportunity) atau peluang,
dan T (Threat) atau ancaman, merupakan analisis yang lazim digunakan
untuk menganalisis sesuatu yang berkaitan dengan bisnis, terutama
yang berkaitan dengan manajemen sebuah perusahaan. Seperti yang
diutarakan oleh Fletcher (2002), bahwa “analisis SWOT adalah analisis
data tentang kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), Kesempatan
(Opportunity), serta ancaman (Threats) terhadap produk di pasaran.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah Matrik SWOT. Matrik SWOT ini dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategis sebagai berikut:

a) Strategi SO. Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran


perusahanan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b) Strategi ST. Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c) Strategi WO. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang
ada.
d) Strategi WT. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.

Kesimpulan dalam metode analisis SWOT ini, akan mempermudah


pengaplikasian data tentang bagaimana menciptakan identitas yang
kuat.

1.7.9 Teori Brainstorming


Brainstorming adalah sebuah perencanaan atau piranti yang
digunakan untuk menampung kreatifitas kelompok dan biasanya
digunakan untuk menjadikan alat konsensus maupun untuk menjaring
ide-ide kreatif yang diperlukan pada suatu kelompok. Menurut kamus
Merriam-Webster, brainstorming diartikan sebagai “A group problem-
solving technique that involves the spontaneous contribution of ideas
from all members of the group”
Yang artinya adalah teknik penyelesaian-masalah secara kelompok
dengan melibatkan sumbangan ide secara spontan dari semua
anggota kelompok. (Pedia, 2015)

Brainstorming sendiri dibagi atas 2 jenis, individual dan kelompok:

1. Individual Brainstorming

Individual Brainstorming cenderung menghasilkan lebih


banyak ide-ide kreatif dan gagasan. Pada kenyataannya, orang
memang mendapat lebih banyak mendapatkan ide-ide
brainstorming ketika berpikir sendiri. Sebuah bentuk
eksperimen yang dilakukan oleh seorang Psikolog yang
bernama Solomon Asch pada tahun 1951-1956 menunjukkan
hasil bahwa seseorang akan bekerja lebih baik (dan
menghasilkan penyelesaian masalah yang lebih akurat, jika
diperlukan) jika bekerja sendirian, dibandingkan jika bekerja
dalam sebuah tim. Intinya sama, jika melakukan individual
brainstorming kalin tentunya tidak perlu khawatir tentang
kritik dari orang lain, karena itu kalian akan lebih leluasa
mengembangkan ide kalian. Dan tentu saja, jika setelah
bersusah payah berfikir dan kalian tetap tidak mengungkapkan
ide kalian kepada orang lain, apa gunanya memeras otak dan
berfikir panjang? Sederhananya, Individual Brainstorming ini
memang memukinkan kalian mendapatkan banyak ide, tapi
akan susah mengembangkannya karena kalian memang harus
berfikir sendiri.

2. Group Brainstorming
Group Brainstorming ini lebih efektif karena menggunakan
semua pengalaman dan kreativitas dari anggota kelompok
yang ada. Ketika salah satu anggota yang mengungkapkan ide
sudah mencapai batasannya, maka anggota yang lain dapat
membantu mengembangkan ide tersebut. Ini semacam peta
pemikiran raksasa yang terdiri dari banyak kepala. Tentu saja,
kebalikan dari Individual Brainstorming, Group Brainstorming
memungkinkan pengembagan ide yang lebih luas walaupun
dengan sedikit ide. Karena itu, Group Brainstorming dapat
dikatakan efektif untuk menggali ide-ide secara lebih
mendalam.

Teknik dasar brainstorming jika diperhatikan memang terfokus


pada semua pihak yang terlibat memiliki keharusan untuk
bersikap solid, dan tidak boleh ada kritik dalam bentuk apapun
untuk semua gagasan yang diungkapkan. Karena, tujuan
brainstorming sendiri adalah membuka segala kemungkinan
(seliar apapun) dan mengesampingkan hal-hal berbau rumusan
masalah. Gagasan atau ide yang muncul hanya akan dievaluasi
di akhir sesi brainstorming. Sehingga didapat satu ide absolut
dari semua ide tersebut, untuk kemudian dicari penyelesaiaan
dan bagaimana mengaplikasikannya.

Kesimpulan dalam metode analisis Brainstorming ini, akan


mempermudah pengaplikasian data tentang bagaimana
menciptakan identitas yang memiliki karakter yang kuat.
BAB II

INDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1. Identifikasi Masalah


2.1.1. Data primer
a. Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
Menjadikan media photography dan cinematography
memiliki nilai komersil yang tinggi
Perusahaan yang memiliki kredibilitas dan totalitas yang
tinggi
Misi :

Berorientasi memberikan hasil karya yang memiliki


karakter yang berbeda

Mengembangkan sumber daya manusia yang kreatif dan


professional dalam melayani dan bekerja.

b. Produsen
Nama Perusahaan : Hesper Photography
Pendiri : Kukuh Budi Waluyo ( Head Manager )
Irent (Admin )
Joko Yulianto( Eksekutor )
Jesta (Eksekutor )
Ivander (Eksekutor)
Okky (Copywriter)
Danan Eka ( Crew )
Adit (Account Executive )

c. Lokasi Perusahaan : Jl. Kedung mundu raya

Gambar 2.1.1 Hesper


Photography
Sumber Dokumentasi pribadi 2016

d. Sejarah Perusahaan : Berawal dari sebuah pertemanan di


lingkungan kampus yang memiliki kertertarikan yang sama di
bidang photography, pada waktu itu masih memiliki idialis yang
tinggi. Membuat karya berdasarkan dirinya sendiri. Projek pertama
dari sebuah teman yang sedang membikin acara musik, dari situ di
beri tugas dokumentasi foto dan video. Hasil foto dan video
mendapat apresiasi yang cukup baik walaupun masih ada revisi
karena eksekutor masih idialis dengan caranya sendiri. Setelah itu
ada seorang manager band lokal semarang meminta tolong untuk di
buatkan caver album dan video clip. Kedua projek awal itu
menghasilkan materi yang cukup. Anak muda pasti memiliki jiwa
ambisius sanggat tinggi, dari situ ada sebuah pemikiran untuk
membikin sebuah tim di bidang visual yang mengedepankan
permintaan client tanpa harus menghilangkan karakter yang sudah
ada. Meningkat projek wedding dan prewedding dan mampu
bekerjasama dengan vendor WO Semarang, karena manajemen
yang kurang dan tuntutan client di haruskan tim ini harus memiliki
kantor dan brand yang solid. Terciptalah Hesper yang bertempat di
jalan kedung mundu raya.
2.1.2. Informasi tentang produk
1. Nama Produk
Hesper Photography
2. Jasa Photography
Hesper adalah sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang
photography yang berada di jalan kedung mundu raya Semarang,
yang fokus bergerak di bidang wedding dan prewedding. Adapun
paket lain yang di tawarkan sebagai pelengkap.

1. Profile band

Gambar 2.1.2.2.1 Profile Band


Sumber Dokumentasi Hesper
2. Prewedding

Gambar 2.1.2.2.2 Prewedding


Sumber Dokumentasi Hesper
3. Studio prewedding

Gambar 2.1.2.2.3 Studio Prewedding


Sumber Dokumentasi Hesper
4. Wedding Day

Gambar 2.1.2.2.4 Wedding Day


Sumber Dokumentasi
Hesper
5. Foto Prodak

Gambar 2.1.2.2.15 Prodak


Sumber Dokumentasi Hesper

6. Single Profile
Gambar 2.1.2.2.6 Single Profile
Sumber Dokumentasi Hesper
7. Baby Hesper

Gambar 2.1.2.2.7 Baby Hesper


Sumber Dokumentasi Hesper

8. Clip Prewedding

Gambar 2.1.2.2.8 Clip Prewedding


Sumber Dokumentasi Hesper

9. Clip Wedding Day


Gambar 2.1.2.2.9 Clip Wedding Day
Sumber Dokumentasi Hesper
10. Video clip band

Gambar 2.1.2.2.10 Video


Clip Band
Sumber Dokumentasi Youtube

3. Sofware dan alat yang di gunakan


1. Kamera DSLR

Gambar 2.1.2.3.1 Canon 5D


Sumber Dokumentasi Hesper

2. Kamera Mirorless
Gambar 2.1.2.3.2 Sony A7S
Sumber Dokumentasi Hesper
3. DJI Ronin M

Gambar 2.1.2.3.3 DJI Ronin M


Sumber Dokumentasi Hesper
4. Adobe Photoshop

Gambar 2.1.2.3.4 Adobe Photoshop


Sumber Dokumentasi Goggle

5. Final Cut Pro


Gambar 2.1.2.3.5 Final Cut Pro
Sumber Dokumentasi Goggle

4. Proses Pemesanan
a) Pemesanan dapat dilakukan dengan datang langsung di
Jl.Kedung Mundu Raya.
b) Pemesanan dapat juga dilakukan dengan telpon ke
085712217721

5. Price list Hesper


1. Foto Prewedding
Rp. 8.000.000
2 Print Photos / Frame 40x60
Cetak 4R 50
Print Magazine 80 Pages 30x30
Print Magazine 40 Pages 20x30
Woodbox Packaging
Flashdisc
2. Foto Wedding Day
Rp. 13.000.000
4 Print Photos / Frame 40x60
Cetak 4R 50
Print Magazine 80 Pages 30x30
Print Magazine 40 Pages 20x30
Woodbox Packaging
Flashdisc
3. Clip Prewedding
Rp. 7.000.000
Woodbox Packaging
Flashdisc
4. Clip Wedding Day
Rp. 9.000.000
Woodbox Packaging
Flashdisc

2.1.3. Informasi tentang market positioning


A. Market Share Omzet
Sebelum terbentuk Hesper para individu eksekutor memiliki
pendapatan sekita Rp. 4.000.000 sampai Rp. 7.000.000
perbulan.
B. Jangkauan Distribusi Jasa Menjahit
Segmentasi target Hesper hanya di Jawa Tengah khususnya
Semarang, dengan target pasar pasangan muda yang ingin
melangsungkan pernikahan. Selain itu Hesper menargetkan
pasar dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, tingkat
pendidikan minimal SMA dan memiliki selera gambar yang
baik.

Gambar 2.1.3.B.1 Peta Jangkauan


Sumber Dokumentasi goggle
A. Pengembangan kualitas
Hesper memperlakukan client layaknya keluarga, sebelum
terbentuk kesepakatan akan project kita sebagai Hesper
memberikan education, dalam posisi seperti ini Hesper
berposisi sebagai consultant yang memberikan masukan dan
refrensi yang di butuhkan kan oleh client. Setelah wedding
day Hesper tetap melakukan komunikasi dengan cara
mengirim ucapan yang bersangkutan dengan moment spesial,
seperti waktu mempelai hamil ataupun sesudah melahirkan
dengan tujuan komunikasi antara client dan Hesper tetap
terjaga. Sehingga di harapkan akan muncul project
selanjutnya seperti, foto maternity, family, baby hasper.

2.1.4. Informasi tentang para pesaing


A. Kompetitor Hesper : DR PHOTO

1. Price list
Rp. 35.000.000

Prewedding dan Wedding Day

Foto dan Clip

3 Print Photos / Frame 40x60


Print Magazine 40 Pages 20x30
Clip durasi 5 menit
2. Lokasi
Alamat :Jl. Fatmawati No. 137 Kav 3-A Semarang
No. Telp. : (024) 70214433

Gambar 2.1.4.A.2 Studio Drphoto


Sumber Dokumentasi goggle
3. Packaging

Gambar 2.1.4.A.3 Studio Drphoto


Sumber Dokumentasi goggle
4. Product

Gambar 2.1.4.A.4 Studio Drphoto


Sumber Dokumentasi goggle

B. Kompetitor Hesper : Potrait digital foto studio

1. Price list

Rp. 6.000.000

Prewedding dan Wedding Day

Foto

3 Print Photos / Frame 40x60


Print Magazine 40 Pages 20x30

2. Lokasi

BQ Square,, Jalan Banjarsari No.1, Tembalang,


Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275

Gambar 2.1.4.B.2 Potrait digital foto studio


Sumber Dokumentasi goggle

3. Packaging
Gambar 2.1.4.B.3 Packaging potrait digital foto studio
Sumber Dokumentasi goggle

4. Product

Gambar 2.1.4.B.3 Packaging potrait digital foto studio


Sumber Dokumentasi goggle

2.1.5. Informasi Tentang Data permasalahan


Hesper photography adalah sebuah badan usaha perseorangan yang
bergerak di bidang fotografi dan cinematogarphy, yang baru mulai di
rilis dan di jalankan. Kemampuan untuk menarik minat komsumen
yang di inginkan tergantung kemasan dan fasilitas yang di tawarkan.
Banyak konten dan fasilitas komunikasi visual yang masih belum di
buat seperti :
1. Logo
2. Packaging
3. Stationary
4. Aplikasi media promosi
a. Poster media sosial
b. Video teaser berdurasi 10-15 detik
c. Desain konten media sosial :
- wedding day
- prewedding
- Baby Hesper
- Traveling with Hesper
- Happy familly
- Maternity

2.1.6. Informasi Karakteristik Konsumen


A. Market Segmentation
Sebelum terbentuk Hesper para pelaku jalan sendiri-sendiri
dengan project pribadi masing-masing. Belum ada segmentasi
dan pasar yang khusus, hanya sebatas teman dan media yang di
kembangkan hanya sebatas mulut ke mulut dan lingkup yang
terbatas. Melihat adanya peluang yang besar tercipta Hesper
dengan tujuan agar lebih menciptakan pasar yang lebih luas di
Jawa Tengah khususnya Semarang.
B. Target Audience
Pencapaian target konsumen yang di inginkan, dan keinginan
untuk menguasai pasar yang telah di tentukan. Spesifikasi target
konsumen sebagai berikut :
1. Geografis
Masyarakat yang berada di Jawa Tengah khususnya
Semarang, tapi tidak menutup kemunkinan menuju ke kota
lain karena media sosial media perkembanganya semakin
pesat dan mampu di terima di segala kalangan.
2. Demografis
Hesper memiliki target jalangan menengah ke atas dengan
minimal pendapatan Rp. 4.000.000 perbulan. Laki-laki dan
perempuan dengan tingkat usia 18-35 tahun, tingkat
pendidikan minimal sma. Memiliki selera yang tinggi
terhadap gambar.
3. Psikografis
Orang yang memiliki pengetahuan yang berdampak pada
sebuah ekspetasi. Orang yang memilih Hesper berharap
mendapatkan sesuatu yang berbeda dari brand lain. Gambar
yang memiliki warna yang menyerupai film-film yang biasa
merekan tonton di layar kaca, kini mereka dapat mereka
dapat merealisasikan.
4. Behaviour
Target pasar bedasarkan kebutuhan, orang yang berencana
melangsungkan pernikahan, orang yang ingin memiliki
kenangan.

Segmentasi di atas digunakan dengan maksud agar


perancangan menjadi efektif dan dapat mengena dengan tepat
pada sasaran yang di tuju.

2.1.7. Data Survei


Di dalam perancangan ini, penulis menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif :
1. Kuantitatif
Kuantitatif lebih mengedepankan data angket yang terlebih
dahulu sudah di sebar di masyarakat yang sudah di tentukan.

A. Hipotesis variabel-variabel untuk dasar pembuatan angket.


1. Informasi logo meliputi, lettermark, picturemark, dan
lettermark & picturemark.
2. Jenis huruf meliputi, Helvetica Light, Brushgyo,
Nightingale.
3. Warna meliputi, analogus, komplementer dan
monokrom.
4. Komposisi gambar meliputi, nama brand, inisial, dan
nama lengkap.
5. Karakter penyederhanaan meliputi, stilasi, distorsi,
deformasi dan ekspresi.
6. Komposisi tata letak meliputi, simetris, asimetris,
kompak.
7. Style/ gaya gambar meliputi natural, dekoratif dan
simplifikasi.

Tujuh poin utama tersebut merupakan daftar pokok


pertanyaan dalam angket yang akan di sebarkan kepada
responden. Variabel ini yang nantinya akan membantu dalam
melakukan proses eksplorasi pembuatan logo.

B. Angket
Form 2.1 Angket Survey
Sumber :Hesper

Nama :.......................................................................................

Alamat :.......................................................................................

Usia :......................................................................................

Pekerjaan :.......................................................................................
Angket Perancangan Corporate Identity Hesper Photography
Hesper photography adalah sebuah badan usaha perorangan yang
bergerak di bidang fotografi dan cinematogarphy, yang baru mulai di
rilis dan di jalankan. Hesper photogaphy memiliki kantor di jalan
kedung mundu raya Semarang. Hesper Potography merupakan
perusahaan baru dan belum memiliki logo, di butuhkan logo sebagai
identitas visual untuk menciptakan karakter dari perusahaan.
1. Menurut anda, tipe logo yang cocok dan mudah dikenal sebagai identitas
sebuah usaha fotogarfi ?
a. Lettermark/tulisan b. Picturemark /gambar

c. Lettermark & Picturemark/tulisan & gambar

2. Menurut anda huruf yang sesuai dengan Hesper photography ?


a. Helvetica Light b . Brushgyo c. Nightingale

3. Menurut anda, warna yang cocok untuk Hesper photography ?


a. analogus b. Komplementer c. Monokrom

4. Komposisi logo
yang anda sukai ?
a. nama brand b. inisial c. nama lengkap
5. Karakter penyederhanaan yang sesuai dengan Hesper, menurut anda ?
a. distorsi b. stilasi c. devormasi d. ekspresi

6. Komposisi tata letak yang sesuai menurut anda ?


a. Simetri b. Asimetris

7. Dibawah ini style / gaya gambar manakah yang paling sesuai ?


a. Natural b. simplifikasi c.dekoratif

8. Tambahan kritik dan saran perihal mendukung perancangan visual


corporate identity Hesper ?
------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------
---------------
1. Data Rancangan Hasil Tabulasi Akhir

Tabel 2.1 Hasil Rekapitulasi (Tabulasi akhir)

(Sumber : )

No. Pertanyaan Jawaban Kesimpulan


Present
A B C D ase

Dari 50
13 angketterkumpul24
1 Menurut anda, tipe 13 -
responden yang
logo yang cocok
memilih C,
24
dan mudah dikenal jadikesimpulannyabany 64%
sebagai identitas akrespondenmemilih
tipe logo
sebuah usaha
berbentukLettermark&
fotogarfi ? Picturemark/tulisan &
gambar

Dari 50
Menurut anda angketterkumpul19
2 19 14 17 responden yang
huruf yang sesuai - memilihA,
dengan Hesper jadikesimpulannyabany 38%
photography ? akrespondenmemilih
jenis hurufberbentuk
Helvetica Light
Dari 50
Menurut anda, angketterkumpul21
3. 17 12 21 responden yang
warna yang cocok - memilih C,
untuk Hesper jadikesimpulannyabany 42%
photography ? akrespondenmemilih
warnamonocrom dan
Modeste

Dari 50
angketterkumpul30
4. Komposisi logo yang 15 5 30
anda sukai ? responden yang
- memilih C,
jadikesimpulannyabany 60%
akrespondenmemilihko
mposisi tulisan/huruf
dengan nama
lengkapyang tepat

Dari 50
Karakter angketterkumpul20
5. 13 20 5 responden yang
penyederhanaan
memilihB,
yang sesuai dengan 12 jadikesimpulannyabany 40%
Hesper, menurut akrespondenmemilihkar
akter distorsiyang tepat
anda ?
untuk Azka Tailor dan
Modeste

Dari 50
Komposisi tata angketterkumpul27resp
6. 27 23 - onden yang memilihA,
letak yang sesuai - jadikesimpulannyabany
menurut anda ? akrespondenmemilihtat 54%
a letak simetri.
Dari 50
19 10 21 - angketterkumpul21resp
7. Dibawah ini style /
onden yang memilihC,
gaya gambar
jadikesimpulannyabany
manakah yang akrespondenstyle 42%
paling sesuai ? dekoratif

Tambahan kritik dan


8. saran Mengukti jaman, yang lagi trend.

Kesimpulan :
Dari tabel di atas di dapatkan hasil dan dapat di jadikan refrensi
sebagai perancangan desain corporate identity Hesper photography yang
mampu mewakili karakter yang di harapkan di terima di masyrakat.
Responden memilih Lettermark & Picturemark/tulisan & gambar
dengan komposisi tata letak simetri yang bertuliskan nama lengkap. Jenis
huruf yang dipakai yaitu Helvetica Light, serta hitam putih sebagai warna
pilihan untuk logo yang akan dibuat. Objek atau style gambar tidak
dicantumkan untuk penerapan logo yang akan dibuat, dikarenakan dari
pertanyaan pertama responden banyak memilih logotype Lettermark &
Picturemark/tulisan & gambarsebagai logo yang tepat.

2. Metode Kualitatif
Metode kualitatif di dapatkan dengan mendatangi langsung nara
sumber dari pemilik Hesper dan melakukan opsevasi langsung di tempat.
Wawancara langsung di dapatkan kebanyakan dari karya Hesper yang
sudah ada memiliki warna foto ataupun video mirip denganfilm layar
lebar, fade, anamorpic, natural, gambar yang tajam. Karakter ini yang
ingin di pertahankan oleh pemilik. Awalnya sang pemilik ragu dengan
karakter ini dapat di terima, tapi kebanyakan client memberikan refrensi
gambar dari film-film yang di gemari sang client dari mulai pose sampai
tone warna, dari sini di mulai perkembangan yang di minta oleh para
client. Proses pengerjaan editing paling lama 1 minggu dari selesai
eksekusi, di karenakan Hesper membatasi prewedding dan wedding day
dalam satu bulan hanya 3 project dengan tujuan agar tidak terlalu banyak
antrian dalam proses editing, dan dapat maksimal dalam proses editing dan
eksekusi. Selama ini mendapat kendala dalam bidang promosi karena
sebelumnya hanya sebatas teman ataupun krabat.

2.2 Analisis Awal


2.2.1 Asumsi
Pengambilan asumsi dalam perancangan ini akan dilakukan
melalui analisis SWOT dan Brainstorming, yaitu dengan cara
menjabarkan semua permasalahan kemudian membuat matrik SWOT
untuk membuat strategi perancangan.

A. Penjabaran Analisis SWOT

Strength ( kekuatan )

1. Fotografi dan cinematografi yang memiliki tone film

2. Proses editing 1 minggu

3. Lokasi bisa seluruh Jawa tengah

4. All packaging wood

5. Lokasi kantor dan studio strategis

Weakness ( kelemahan )

1. Belum ada identitas

2. Media promosi kurang

3. Harga relatif mahal

4. Untuk kalangan tertentu

5. Sistem belum tertata dengan rapi


Opportunity ( kesempatan )

1. Pada masa sekarang ini tone film sangat trend

2. Untuk fotografer dan cinematogarfer Semarang sendiri


masih jarang yang mengunakan tone film

3. Foto sudah menjadi kebutuhan

4. Peningkatan permintaan pada bulan tertentu

5. Semua orang pasti mengalami peristiwa pernikahan

Threat (ancaman )

1. Adanya kompetitor yang terlebih dulu di kenal oleh


masyarakat

B. Matriks

Tabel 2.2 Matriks


Sumber :

S(Strength) W(Weakness)
1. Fotografi dan cinematografi 1. Belum ada identitas
yang memiliki tone film film.
2. Media promosi kurang
2. Proses editing 1 minggu
3. Harga relatif mahal
3. Lokasi bisa seluruh Jawa
4. Untuk kalangan tertentu
tengah.
5. Sistem belum tertata
4. All packaging wood
dengan rapi
5. Lokasi kantor dan studio
strategis

O(Opportunity) S1-O1(Strategi) W2-O3 (Strategi)


1. Pada masa sekarang ini tone 1. Karakter Hesper yang 1. Perlu penambahan
film sangat trend menjadi trend dan di minati aplikasi media dan konten
oleh client, proses produksi untuk menambah daya tarik
2. Untuk fotografer dan
yang lebih cepat dan kemasan konsumen
cinematogarfer Semarang
lebih menarik dari brand lain
sendiri masih jarang yang
menjadi nilai plus
mengunakan tone film

3. Foto sudah menjadi


kebutuhan

4. Peningkatan permintaan
pada bulan tertentu

5. Semua orang pasti


mengalami peristiwa
pernikahan

T(Threat) S1-T1(Strategi) W2,W1-T1(Strategi)


1. Adanya kompetitor yang 1. Karakter yang sudah ada 1. Harus memiliki identitas
terlebih dulu di kenal oleh harus di pertahankan dan yang kuat yang bisa
masyarakat meningkatkan kepuasan mewakili Hesper. Secara
konsumen kemasan harus menarik dan
beda.

Dari matrix SWOT di atas mendapatkan hasil perumusan strategi yang


harus di pakai dalam perancangan ini adalah, dengan merancang corporate
identity yang sesuai dengan karakter Hesper, menciptakan kemasan yang
menarik, aplikasi media yang menarik dan tepat sasaran.

2.2.2 UsulanPemecahanMasalah

Dari hasil rekapitulasi yang dilakukan, dan dari data yang sudah
terkumpul disini penulis memulai menganalisis hasil akhir dari tabulasi, pada
tabel 2.2. untuk digunakan sebagai pembangun brainstorming.

Dari hasil angket yang disebarkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bahwa responden banyak memilih logo dengan berbentuk tulisan atau


logoLettermark & Picturemark/tulisan & gambar sebagai logo yang tepat
untuk Hesper photography
2. Responden banyak memilih Helvetica Light sebagai jenis huruf dari logo
Hesper photography
3. Responden banyak memilih warna monocrom sebagai warna yang sesuai
dengan logo Hesper photography
4. Banyak responden yang tertarik memilih nama lengkap sebagai tulisan
yang cocok untuk logo Hesper photography
5. Banyak responden yang memilih stilasi sebagai penyederhanaan logo
Hesper photography
6. Responden banyak memilih simetri sebagai komposisi tata letak yang
cocok untuk logo Hesper photography
7. Responden banyak memilih dekoratif sebagai style yang tepat untuk logo
Hesper photography
8. Disimpulkan dari kritik dan saran perihal mendukung perancangan
corporate identity Hesper photography, lebih mengedepankan trend yang
ada dan tidak meningalkan karakter .

Selain menggunakan brainstorming dari hasil tabulasi angket, analisis


yang digunakan dalam lingkup bisnis melalui Matrix SWOT memberikan
hasil strategi sebagai berikut:

2.2.3 Hipotesa
Strategi perancangan Corporate identity sangat dibutuhkan bagi
perusahaan yang baru berdiri dalam mengembangkan usahanya untuk
membentuk karakter yang kuat sehingga dapat bersaing dengan kompetitor
yang sejenis. Aplikasi media yang sesuai dengan pasar yang di inginkan sangat di
butuhkan dalam pendukung perancangan corporate identity.

Anda mungkin juga menyukai