Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batik merupakan warisan bangsa Indonesia yang telah mendunia. Batik
sendiri merupakan perpaduan antara kerajinan (craft) dan seni (art) pada
selembar kain yang dibuat menggunakan teknik pelapisan lilin panas. Menurut
Etimologi dan Terminologinya, batik merupakain rangkaian kata 'mbat' dan 'tik'.
'Mbat' dalam Bahasa Jawa diartikan sebagai 'ngembat' atau melempar berkali-
kali, sedangkan 'tik' berasal dari kata titik. Jadi, membatik berarti melempar titik-
titik yang banyak dan berkali-kali pada kain. Sehingga bentuk titik-titik tersebut
berhimpitan dan membentuk sebuah garis. (Musman dan Arini, 2011:1)
Masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengenal berbagai macam jenis
dan motif pakaian batik. Motif batik di tiap daerah mempunya corak khas masing-
masing, baik dari corak maupun pewarnaannya. Biasanya disesuaikan dengan
kebudayaan yang berkembang di daerah tempat batik tersebut dibuat. Tentunya
lengkap dengan filosofi yang terkandung di setiap corak dan variasinya.
Meskipun demikian, dapat dilihat adanya persamaan maupun perbedaan antar
batik di berbagai daerah tersebut. Kalaupun terdapat beberapa perbedaan baik
gaya maupun selera, disebabkan oleh kepercayaan yang dianut, tata kehidupan
alam sekitar dari daerah tersebut. (Djoemena, 1990:VI).
Seperti halnya kota Solo yang sering kali dikaitkan dengan kata batik. Hal
ini tidak terlepas dari sejarah perkembangan batik pada abad ke-12, ketika batik
mulai banyak berkembang di Pulau Jawa, terutama di daerah Surakarta (Solo) dan
Yogyakarta. Kota Solo sendiri mempunyai beberapa motif khas seperti motif
geometris, meliputi motif garis miring lerek, garis silang ceplok dan kawung,
serta anyaman dan limaran. Motif non-geometris seperti semen, lung- lungan dan

1
boketan. Perkembangan batik semakin pesat semenjak diakui sebagai salah satu
warisan budaya (Masterpiece of the Oral and Intangible Cultural Heritage of
Humanity) sejak Oktober 2009 lalu oleh UNESCO. (Asti Musman,2011:1)
Namun, hal ini juga menempatkan batik sebagai ajang persaingan yang semakin
tajam khususnya di kota Solo.
Ageman Fashion and Accessories merupakan salah satu usaha yang
memproduksi baju batik di kota Solo. Berangkat dari kecintaannya terhadap dunia
tekstil khususnya batik, Rudianto (Owner) mendirikan Ageman bersama beberapa
rekannya pada Februari 2017 lalu. Sejauh ini Ageman Fashion and Accessories
lebih memfokuskan produknya untuk pemenuhan akan kebutuhan seragam
(identitas) suatu perusahaan atau instansi tertentu. Produk Ageman Fashion and
Accessories juga tidak kalah saing dengan usaha batik yang lebih dulu hadir di
pasaran. Nama Ageman sendiri dalam bahasa jawa mempunyai arti pakaian,
Ageman menggambarkan pakaian kebesaran, pakaian adiluhur yang mempuyai
nilai tinggi ketika digunakan.
Setiap perusahaan pasti mempunyai identitas atau citra yang ingin
dibangun dibenak setiap target audiencenya, begitu juga dengan Ageman Fashion
and Accessories yang ingin meningkatkan eksistensinya di masyarakat. Namun,
identitas Ageman Fashion and Accessories di masyarakat belum menunjukan
suatu identitas yang kuat sehingga masyarakat akan kesulitan dalam mencari
informasi mengenai Ageman Fashion and Accessories maupun produknya.
Selain itu, kesamaan nama yang dimiliki Ageman Fashion and Accessories
dengan perusahaan lain baik di bidang batik (@agemanbatik_by_diniadiani dan
@ageman_by_atiek) maupun non batik (baju anak @ageman_bybrandedkids,
@ageman_tolegendhuk dan @agemanku_) berimbas pada seringnya terjadi
missperseption atau menimbulkan persepsi yang salah mengenai Ageman
Fashion and Accessories. Secara tidak langsung hal ini menjelaskan bahwa

2
Ageman Fashion and Accessories belum mempunyai identitas serta eksistensi
yang kuat dibandingkan dengan perusahaan lain terlebih kompetitornya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rudianto, salah satu pemilik,
sampai saat ini Ageman Fashion and Accessories belum melakukan kegiatan
terarah demi membentuk identitas ataupun citra yang kuat. Sehingga secara tidak
langsung menghambat eksistensi Ageman Fashion and Accessories di
masyarakat. Sedangkan persaingan yang kian ketat mengharuskan sebuah merek
atau brand untuk memiliki identitas visual yang kuat. Dalam perancangan tugas
akhir ini penulis akan merancang visual branding yang menjadi permasalahan
dalam identitas Ageman Fashion and Accessories. Adapun pengertian yang
diutarakan oleh seorang ahli bahwa,
"Suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal
dan dibedakan dari perusahaan lainnya. Bahwa identitas perusahaan harus
diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus meliputi hal unik atau khas
tentang perusahaan secara fisik." (M. Linggar Anggoro,2000:280)
Melihat permasalahan yang dihadapi oleh Ageman Fashion and
Accessories, sudah saatnya mempunyai identitas visual yang kuat sehingga
mampu membentuk citra positif yang nantinya dapat meningkatkan eksistensi di
masyarakat, khususnya kota Solo.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Ageman Fashion and Accessories belum mempunyai identitas atau citra yang
kuat sehingga perlu adanya konsep yang tepat dalam merancang visual
branding sesuai dengan citra perusahaan.
b. Ageman Fashion and Accessories belum melakukan kegiatan untuk
membentuk identitas atau citra yang kuat sehingga perlu adanya perancangan
visual branding serta media apa saja yang tepat dalam mengaplikasikan visual
branding Ageman Fashion and Accessories.

3
1.3 Tujuan Perancangan
a. Membuat konsep yang tepat dalam merancang visual branding sesuai dengan
citra Ageman Fashion And Accessories.
b. Membuat visual branding serta media apa saja yang tepat digunakan dalam
mengaplikasikan visual branding Ageman Fashion And Accessories.
1.4 Manfaat Perancangan
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi atau informasi
bagi jurusan Desain Komunikasi Visual terkait dengan perancangan visual
branding usaha batik.
b. Manfaat praktis
1. Bagi Penulis
Sebagai media untuk mempraktekkan soft skill dan technicall skill yang
penulis dapatkan saat perkuliahan.
2. Bagi Masyarakat
Perantara dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang
Ageman Fashion and Accessories sebagai salah satu usaha batik di Kota
Solo yang memfokuskan pada pembuatan baju batik sebagai seragam
(identitas).
3. Bagi Klien
Membantu dalam menciptakan identitas atau citra dari Ageman Fashion
and Accessories sehingga dapat membentuk eksistensi di masyarakat serta
memperluas target konsumen.
4. Bagi Almamater
Sebagai referensi dan informasi untuk mahasiswa lainnya dengan
perancangan visual branding usaha batik.

4
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan visual branding
Ageman Fashion and Accessories adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini
digunakan untuk memperoleh keakuratan sebuah data yang terkait dengan
perancangan ini.
1.6.1. Metode pengumpulan data
1. Metode pengumpulan data primer
a. Observasi
Penulis mengunjungi langsung ke tempat Ageman Fashion and
Accessories untuk mendapatkan data tentang perusahaan dan
mencatatat hal yang dianggap penting.
b. Wawancara
Melakukan wawancara langsung dengan pemilik Ageman Fashion
and Accessories, yang dianggap mampu memberikan informasi
secara detail. Melalui wawancara ini penulis dapat mengetahui
informasi mengenai Ageman Fashion and Accessories.
c. Dokumentasi
Metode pengumpulan data berupa foto wawancara dengan
Saudara Rudi dan gambar yang mendukung perancangan visual
branding untuk Ageman Fashion and Accessories sebagai salah
satu usaha batik di Kota Solo.
2. Metode pengumpulan data sekunder
a. Literatur
Metode ini digunakan penulis untuk mencari serta memperkuat teori-
teori terkait dengan perancangan visual branding Ageman Fashion
and Accessories. Pengumpulan data melalui beberapa literasi jurnal
maupun buku yang berhubungan dengan perancangan ini.

5
b. Internet
Metode pengumpulan data melalui situs publikasi online terpercaya
seperti jurnal online serta artikel terkait yang dapat membantu penulis
dalam pembuatan perancangan visual branding Ageman Fashion and
Accessories.
1.6.2 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode SWOT (Strenght,
Weakness, Opportunity, Treath) untuk mengetahui kelebihan, kelemahan,
peluang serta ancaman dari Ageman Fashion and Accessories. Penulis
menganalisis berdasarkan aspek yang mempengaruhi keempat faktor
tersebut kemudian menerapkan ke dalam matriks SWOT.
a. Kekuatan (Strenght)
Mengidentifikasi tentang kelebihan dari Ageman Fashion and
Accessories baik dalam hal produk yang dihasilkan maupun pelayanan
yang diberikan pada customer.
b. Kelemahan (Weakness)
Mengidentifikasi tentang kelemahan dari Ageman Fashion and
Accessories baik dalam hal produk yang dihasilkan maupun pelayanan
yang diberikan pada customer.
c. Peluang (Opportunity)
Mengidentifikasi tentang peluang yang mampu membentuk citra dari
Ageman Fashion and Accessories dan memperluas jangkauan pasar.
d. Ancaman (Treath)
Mengidentifikasi tentang ancaman yang akan dihadapi Ageman Fashion
and Accessories sehingga dapat diantisipasi dengan baik.
Selain menganalisis data menggunakan analisis SWOT, penulis juga
menggunakan metode brainstorming.

6
1.6.3 Bagan Alir

Perancangan Visual Branding Ageman Fashion and


Accessories
Latar Belakang
a. Belum ada identitas yang tetap sehingga sering menimbulkan
kesalahan perpesi di masyarakat.
b. Terdapat kesamaan nama baik usaha batik maupun nonbatik.

Rumusan Masalah
a. Bagaimana menentukan konsep yang tepat untuk merancang visual branding sesuai
dengan citra Ageman Fashion And Accessories ?
b. Bagaimana merancang visual branding serta media apa saja yang tepat digunakan
untuk mengaplikasikan visual branding Ageman Fashion And Accessories?

Tujuan Masalah
a. Untuk menentukan konsep yang tepat dalam merancang visual
branding sesuai dengan citra Ageman Fashion And Accessories.
b. Untuk merancang visual branding serta media apa saja yang tepat
digunakan untuk mengaplikasikan visual branding Ageman Fashion
And Accessories.

Metode Pengumpulan Data

Observasi Wawancara Dokumentasi Literatur Internet

Analisis SWOT

Proses Kreatif

Strategi Kreatif Strategi Media

Final Design

Gambar 1.1. : Bagan Alir Penelitian


Sumber : Penulis

7
1.6 Tinjauan Teori
Dalam pembuatan visual branding untuk Ageman Fashion and Accessories ini
penulis menerapkan beberapa teori yang dapat dipertanggungjawabkan dan
berasal dari sumber yang ahli di bidangnya.
1.7.1 Teori Branding
Maulana menulis dalam buku yang berjudul BRANDMATE Mengubah
Just Friends Menjadi Soulmates bahwa, "Branding merupakan sekumpulan
kegiatan kpmunikasi dalam rangka proses pembangunan serta perbesaran
suatu brand atau merek yang dilakukan oleh perusahaan." (Maulana,2012)
Brand sendiri mempunyai makna yang sangat luas. Menurut Wheeler
(seperti dikutip Rustan, 2009), "Makna Brand dapat berubah sesuai dengan
konteksnya. Terkadang brand merupakan kata benda, kadang sebagai kata
kerja. Brand juga kadang sama dengan nama dan pengalaman perusahaan
serta harapan konsumen."
Di masyarakat umum, brand secara populer dianggap sama dengan
logo, merek atau nama entitas (semua bersifat fisik semata). Padahal
sebenarnya brand lebih merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi
terhadap sebuah entitas, sehingga lebih dari sekedar fisik semata. Sedangkan
branding adalah kegiatan yang dilakukan untuk membangun sebuah brand,
maka dapat disimpulkan bahwa membuat identitas termasuk logo
merupakan salah satu kegiatan branding (Rustan, 2009)
Berikut beberapa elemen penting dalam visual branding, di antaranya:
a. Brand atau merek (logo,wajah perusahaan) , berbentuk visual
,berupa susunan huruf atau kombinasi keduanya.
b. Warna
c. Komposisi elemen penyusunnya
Ketiga hal tersebut diimplementasikan dalam identitas sebuah merek
perusahaan atau produk, dengan tujuan agar brand tersebut dapat dikenal

8
msyarakat: pertama dapat diingat secara visual, kedua dapat diterima dalam
hati (M.Arief Budiman,2006)
Kesimpulan yang dapat diambil dari teori di atas adalah membuat
logo merupakan salah satu bentuk kegiatan branding. Sehingga penulis
menggunakan teori di atas sebagai acuan untuk menciptakan suatu identitas
bagi Ageman Fashion and Accessories melalui sebuah logo.
1.7.2 Teori Logo
Rakhmat Supriyono mengatakan dalam bukunya yang berjudul
„Desain Komunikasi Visual (Teori dan Aplikasi) “Logo ibarat wajah dan
watak perusahaan” (2010:102). Dengan kata lain, sebuah logo dituntut untuk
mampu merepresentasikan identitas dari suatu perusahaan yang profesional
dan kredibel. Logo juga berperan sebagai marketing tools, karena logo
merupakan media promosi yang mampu membangun suatu ikatan emosional
antara perusahaan dengan audiencenya. Dengan demikian, logo yang buruk
juga akan berimbas pada image buruk suatu perusahaan atau organisasi
tertentu.
Menurut David E.Carter (seperti yang dikutip dalam Kurniawan,2008)
menerangkan bahwa Logo merupakan Identitas perusahaan berupa bentuk
visual yang diaplikasikan dalam berbagai media dan kegiatan perusahaan
sebagai bentuk komunikasi visual. Selain itu logo dapat berupa simbol,
tanda gambar, merek dagang (trademark) yang berfungsi sebagai identitas
dan tanda pengenal ciri khas perusahaan. Menurut Paul Nelson (1997),
semakin simbolis suatu logo, maka semakin berhasil sebagai sebuah logo.
Menurut David E. Carter (seperti dikutip oleh Al, 1982) bahwa logo
mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
a. Ciri khas dan identitas sehingga lebih mudah dikenal.
b. Menginformasikan jenis usaha untuk membangun citra atau image.
c. Merepresentasikan semangat dan cita -cita perusahaan.

9
Sebuah logo yang baik harus mempertimbangkan beberapa aspek
seperti berikut :
a. Original dan destinctive, mempunyai nilai khas, keunikan dan
pembeda.
b. Legible, tingkat keterbacaan tinggi
c. Simple, sederhana artinya dapat diingat dalam waktu yang relatif
singkat.
d. Memorable, mudah diingat karena keunikkannya.
e. Easy Associated with the company, dapat dihubungkan dengan
citra atau identitas prusahaan.
f. Easily adaptable for all graphic media, memperhitungkan dalm
proses perancangan baik warna maupun konfigurasi logo untuk
menghindari hambatan dalam pengaplikasian pada tiap media.
(David E.Carter, seperti dikutip dalam Adi Kusrianto, 2007)
Jenis-jenis logo menurut Wheeler (seperti dikutip Ramanda, 2011) :
a. Logo berupa tulisan (Wordmarks), logo ini terdiri atas tulisan atau
singkatan yang digunakan untuk menyampaikan identitas brand.
b. Logo berupa huruf (Letterform), logo yang terdiiri atas satu huruf
yang berkarakter, digunakan sebagai pengingat nama perusahaan.
c. Logo berupa emblem (Emblems), logo alternatif yang digunakan
ketika nama perusahaan tdak dapat dipresentasikan dengan elemen
visual.
d. Logo berupa elemen visual (Pictorial Marks), logo ini tersusun
atas elemen visual yang telah disederhanakan sehingga tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk memahaminya.
e. Logo berupa simbol abstrak (Abstract, Symbol Marks), logo
berupa simbol yang digunakan untuk meenjelaskan sebuah ide
menarik dari perusahaan.

10
Berdasarkan teori-teori di atas dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pembuatan logo yang baik sehingga dapat merepresentasikan identitas yang
baik pula untuk Ageman Fashion and Accessories.
1.7.3 Teori Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa
seseorang akan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya
sebagai salah satu kesatuan yang utuh. (Rustan , 2009)
Teori Gestalt sering dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa
lainnya. Ini karena teori tersebut banyak menjelaskan bagaimana persepsi
visual dapat terbentuk. Persepsi visual jenis ini bisa dilihat terbentuk karena
:
a. Kesamaan bentuk (similiarity); Objek-objek yang bentuk dan
elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan.
b. Kesinambungan pola (continuity); Objek akan dipersepsikan sebagai
suatu kelompok karena adanya kesinambungan pola. Kelanjutan
terjadi karena penglihatan menjadi bergerak mengikuti arah suatu
objek dan melanjutkan ke objek
c. Penutupan bentuk (closure); Penutupan bentuk terjadi karena ketika
sebuah benda tidak lengkap atau terdapat bidang negative dan
kosong, namun bentuk tersebut masih terlihat seperti satu keatuan
dan memiliki bayangan visual yang sama dengan objek yang
sebenarnya.
d. Kedekatan posisi (proximity); Sebuah bentuk yang sama dengan
posisi berjauhan akan terlihat terpancar dan tidak memiliki heriarki.
Namun setelah didekatkan, bentukbentuk tersebut akan terlihat
menjadi satu kesatuan.
e. Gambar (figure); Penggabungan dua buah objek atau lebih yang
dapat menghasilkan objek lain. Salah satu contohnya yang terdapat

11
pada siluet gambar wajah dibawah ini. Terlihat seperti dua ilustrasi
wajah tampak samping dan pada bagian tengah terdapat siluet
berbentuk vas. (Anggraini , Lia S. dan Kirana Nathalia,2014)
Berdasarkan teori di atas, penulis jadikan sebagai acuan dalam
menciptakan logo yang baik dan sesuai dengan citra dari Ageman Fashion
and Accessories sehingga dapat lebih dikenal di masyarakat luas.
1.7.4 Teori Tipografi
Huruf merupakan salah satu elemen visual yang memiliki kemampuan
untuk menginterpretasikan perasaan dan kesan yang berbeda. Lazlo Moholy
berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi. (Kusrianto,
Adi,2007:191)
Empat prinsip pokok yang sangat berpengaruh dalam desain tipografi ,
sebagai berikut :
a. Legibility
Keterbacaan sebuah huruf bergantung pada kualitas huruf itu sendiri.
b. Readibility
Tingkat keterbacaan sebuah huruf, kata ataupun kalimat dalam karya
desain akibat adanya ketidaksesuaian, misalnya ketidak sesuaian
penggunaan spasi. Huruf yang digunakan mungkin sudah legible,
namun apabila pembaca merasa cepat kelelahan dapat dikatakan
bahwa huruf , kata atau kalimat tersebut tidak readible.
c. Carity
Kemampuan sebuah huruf dalam sebuah karya desain untuk dapat
dimengerti dan dipahami oleh audience.
d. Visibility
Kemampuan sebuah huruf, kata ataupun kalimat dalam karya desain
komunikasi visual yang mampu dibaca dalam jarak tertentu. Setiap
karya desain mempunyai target jarak baca, maka susunan huruf, kata

12
maupun kalimat yang dgunakan harus terbaca dalam jarak tersebut.
Sehingga komunikasi desain dapat tersampaikan dengan baik.
(Priscilia Yunita Wijaya, 1999)
Menurut Fachmy Casofa dan Alib Isa dalam Buku yang berjudul
Gerbang Kreativitas : Jagat Design Grafis menjelaskan bahwa huruf dapat
diklasifikasikan menjadi tujuh gaya, yaitu :
a. Huruf Klasik (Classical Typefaces)
Huruf yang mempunyai kait (serif) lengkung disebut Old Style
Roman. Pada awal teknologi percetakan gaya huruf ini sering
digunakan untuk desain cetak di beberapa negara maju karena tingkat
keterbacaannya yang tinggi. Contoh gaya huruf ini adalah Garamond.
b. Huruf Transisi (Transitional)
Huruf transisi hampir sama dengan huruf Old Style Roman, hanya
saja pada ujung kaitnya beda runcing, dan sedikit perbedaan tebal
tipis pada garis vertikalnya. Contoh huruf ini adalah Baskerville.
c. Huruf Modern Roman
Huruf gaya ini sangat jarang digunakan untuk teks karena ketebalan
huruf yang sangat kontras, garis bagian vertikal sangat tebal
sedangkan bagian kaitnya snagat tipis. Oleh karena itu huruf gaya ini
memiliki keterbacaan yang sulit, contoh huruf gaya ini adalah Bodoni
dan Scotch Roman.
d. Huruf Sans Serif
Gaya huruf ini disebut sebagai san serif karena tidak memiliki kait di
ujung hurufnya. Ketebalan bagian tubuh huruf sama anatara satu
dengan yang lainnya. Kesan yang ditimbulkan dari huruf gaya ini
adalah simpel serta minimalis. Untuk penggunaan, huruf ini sama
baiknya apabila digunakan untuk teks maupun judul. Namun, untuk

13
teks apalagi teks yang panjang, kurang begitu nyaman. Contoh huruf
ini adalah Arial. Helvetica, dan Futura.
e. Huruf Berkait Balok (Egyptian Slab Serif)
Huruf ini sangat populer di Inggris pada tahun 1995, ketika
masyarakatnya sedang terpesona dengan kebudayaan Mesir. Oleh
sebab itu, huruf gaya ini disebut sebagai Egyptian. Kesan yang
ditimbulkan dari huruf ini yaitu kuat, kaku, keras dan jantan, dapat
dilihat dari kait berbentuk balok di setiap ujung ujung hurufnya.
f. Huruf Tulis (Script)
Huruf ini berasal dari tulisan tangan, sehingga tidak cocok digunakan
untuk teks yang panjang. Namun, gaya huruf ini cocok digunakan
sebagai judul apalagi yang bertema keagamaan dan romantisme.
g. Huruf Dekoratif (Decorative)
Bentuk huruf ini sangat berlebihan, sehingga hanya cocok digunakan
sebagai judul yang pendek dan tidak cocok apabila digunakan untuk
teks.
Berdasarkan teori di atas dapat penulis jadikan sebagai acuan dalam
pemilihan tipografi yang tepat sesuai dengan citra yang ingin ditonjolkan
oleh Ageman Fashion and Accessories.
1.7.5 Teori Warna
Selain mewakili keindahan atau estetika suatu karya, warna juga
mampu mewakili sebuah suasana (mood). Warna merupakan salah satu
elemen visual yang dapat menarik perhatian. Jika dalam penggunaannya
tidak diterapkan dengan tepat maka akan mempengaruhi kualitas, merubah
image, menurunkan tingkat keterbacaan bahkan hingga mnghilangkan
gairah baca pada suatu desain. Perbedaan dalam penggunaan warna akan
menhasilkan kesan yang berbeda pula. Warna yang lembut akan
memberikan kesan yang tenang dan romantis, sedangkan warna yang tegas

14
dan kuat akan memberkan kesan yang sederhana dan dinamis. (Fahmy
Casofa dan Alib Isa, 2013)
Berdasarkan temuan dari Louis Prang, warna dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
a. Hue, merupakan istilah untuk menunjukan nama suatu warna,
seperti, merah, biru, hijau, dan sebagainya.
b. Value, merupakan istilah untuk menunjukan gelap terangnya
warna. Misalnya, tingkatan warna dari hitam hingga ke putih.
c. Intensity, sering disebut sebagai chroma yaitu dimensiyang
berhubungan dengan tingkat kecerahan atau suramnya sebuah
warna. (Sanyoto, 2005)

Gambar 1.2. : Hue, Value, Intensity


Sumber : http://nptel.ac.in/courses/109104075/lecture7/7_2.htm

Warna digunakan sebagai penunjang estetika sebuah karya desain.


Berdasarkan letak warna pada dasar dari teori warna (Color Wheel) yaitu
bagan pemetaan dari segala macam warna yang ada, jenis-jenis warna dapat
dibedakan menjadi dua jenis warna, yaitu :
a. Warna Panas
Warna hangat atau panas seperti warna merah , orange dan kuning
memberikan kesan yang energik, terang, dan mampu menarik
perhatian.

15
b. Warna Dingin
Warna dingin merupakan warna yang mampu memberikan kesan
tenang dan nyaman, seperti warna biru dan hijau.

Gambar 1.3. : Warna Panas dan Warna Dingin


Sumber : http://phobiagrafis.blogspot.co.id/2013/10/warna.html

Sedangkan berdasarkan letaknya dalam Color Wheel, warna dapat


dibedakan dalam tiga jenis warna, yaitu :
a. Warna Primer
Merupakan warna utama yang dapat dikombinasikan dan
menghasilkan warna-warna turunan lainnya. Seperti merah, biru
dan kuning.
b. Warna Sekunder
Merupakan warna hasil dari pencampuran kedua warna utama
atau warna primer. Warna-warna yang dihasilkan dapat dilihat
dalam tabel berikut :

Tabel 1.1 Warna Sekunder; Kombinasi Warna Primer

Warna Primer Warna Sekunder


Biru+Kuning Hijau
Kuning+Merah Orange
Biru+Merah Ungu

16
c. Warna Tersier
Merupakan kombinasi warna dari satu warna primer dan satu
warna sekunder.

Gambar 1.4. : Warna Primer, Sekunder dan Tersier


Sumber : http://shofisalma.blog.widyatama.ac.id/2016/12/07/pemilihan-warna-pada-produk-
multimedia/

Berdasarkan Keharmonisannya, jenis warna dapat dibagi menjadi lima


bagian, yaitu :
a. Warna Komplementer
Merupakan dua warna yang berseberangan dengan posisi kontras
membentuk sudut 180 derajat. Seperti, biru-orange, ungu-kuning,
dan merah-hijau.

Gambar 1.5. : Warna Komplementer


Sumber : http://phobiagrafis.blogspot.co.id/2013/10/warna.html

17
b. Warna Analogus
Merupakan dua buah warna yang saling berdekatan satu sama lain
dalam lingkaran warna. Kombinasi warna ini memberikan kesan
yang terang, menyenangkan untuk dilihat sehinggs terlihat lebih
harmonis.

Gambar 1.6. : Warna Analogus


Sumber : http://phobiagrafis.blogspot.co.id/2013/10/warna.html

c. Warna Triadic
Kombinasi dari tiga warna yang dihasilkan dari sebuah segitiga
sama sisi yang ditarik di atas lingkaran warna. Warna triadic
mempunyai kombinasi hue yang relatif dekat dan menghasilkan
warna yang kontras.

Gambar 1.7. : Warna Triadic


Sumber : http://phobiagrafis.blogspot.co.id/2013/10/warna.html

18
d. Warna Split Komplementer
Hampir sama dengan skema warna komplementer, hanya saja ada
sedikit penambahan warna menggunakan formula huruf "Y"
terbalik untuk mendapatkan kombinasi warna yang harmonis.

Gambar 1.8. : Warna Split Komplementer


Sumber : http://phobiagrafis.blogspot.co.id/2013/10/warna.html

e. Warna Tetradic (Rectangle)


Perpaduan dua warna komplementer yang digunakan bersamaan,
kombinasi ini menghasilkan warna yang snagat kontras antara
warna dingin dan warna hangat. (Humaniora, 2013)

Gambar 1.9. : Warna Tetradic


Sumber : http://phobiagrafis.blogspot.co.id/2013/10/warna.html

Berdasarkan penjabaran teori di atas, dapat dijadikan acuan untuk


penulis dalam menerapkan warna yang tepat dengan citra Ageman Fashion
and Accessories.

19
1.7.6 Teori Packaging
Kotler dan Amstrong (2012) mendefinisikan “packaging involves
designing and producing the containeror wrapper for a product” yang
artinya adalah dalam proses kemasan selalu melibatkan kegiatan mendesain
dan memproduksi, dengan fungsi utama sebagai pelindung agar produk
tetap terjaga kualitasnya.
Kemasan (packaging) mempunyai beberapa tujuan dan fungsi, di
anataranya :
a. Menambah nilai estetik produk melalui kemasan, namun tetap
sesuai dengan kategori produknya.
b. Memastikan keamanan produk ketika dipajang maupun dalam
proses pendistribusian agar tidak rusak.
c. Memberikan informasi pada produk melalui pelabelan.
d. Mewakili sebuah produk melalui hasil dari desain kemasan
tersebut. (Titik Wijayanti, 2012)
Desain kemasan dapat dikataan berhasil dalam memasarkan suatu
brand atau merek perusahaan yaitu ketika desain kemasan tersebut mampu
memberikan informasi secara jelas dan spesifik kepada konsumen tentang
produk. Informasi yang diberikan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan tujuan utama agara dapat mengalahkan kompetitor,
memnimalisir kebingungan konsumen, serta dapat mempengaruhi
konsumen untuk membeli. (Klimchuck, 2006:36 dalam Kawistrata, 2011 :
250-251)
Dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik khusus yang
membedakan produk sangat diperlukan demi keberhasilan proses pemasaran
suatu merek perusahaan tertentu. Selain itu juga diperlukan kekontrasan
anatar kemasan dengan produk, sehingga tidak menimbulkan persepsi yang
salah mengenai produk itu sendiri.

20
Berdasarkan penjabaran teori di atas, dapat menjadi acuan untuk
penulis dalam menerapkan desain kemasan yang tepat serta kontras antara
citra Ageman Fashion and Accessories dengan produknya.
1.7.7 Teori SWOT
Sarwono dan Lubis mendefinisikan "Analisis SWOT digunakan untuk
mengevaluasi kembali apa yang sudah diputuskan sebelumnya untuk
meminimalisir resiko yang mungkin timbul. Dilakukan dengan
mengoptimalkan apa yang menjadi nilai plus dan mendukung serta menekan
nilai minus yang dapat menhambat pelaksanaan keputusan perancangan
yang telah dibuat." (2007:18)
Dalam penyusunan sebuah faktor strategis perusahaan dibantu sebuah
alat yang disebut sebagai Matrik SWOT. Melalui matrik SWOT, penjabaran
tentang peluang dan ancaman dari luar perusahaan kemudian disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Matrik SWOT dapat
menghasilakn empat kemungkinan alternatif strategi, yaitu :
a. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan menafaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST, dalam strategi inikekuatan yang dimiliki pperusahaan
digunakan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO, strategi diterapkan denagn meminimalkan
kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan
peluang yang ada.
d. Strategi WT, dalam strategi ini didasarkan pada kegiatan defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman. (Sarwono dan Lubis, 2007:18)
Dengan menggunakan metode analisis SWOT penulis dapat
membandingkan kelebihan dan kekurangan dari Ageman Fashion and
Accessories. Kesimpulannya, teori di atas dapat dijadikan acuan penulis

21
dalam menemukan data untuk menciptakan identitas atau citra yang tepat
untuk Ageman Fashion and Accessories berdasarkan keempat faktor
tersebut.

1.7.8 Teori Brainstorming


Brainstorming merupakan perencanaan yang digunakan untuk
menampung ide atau kreatifitas kelompok dan biasanya digunakan sebagai
alat konsensus dalam proses penjaringan ide-ide kreatif yang diperlukan
suatu kelompok. Dalam kamus Merriam-Webster, brainstorming diartikan
sebagai teknik penyelesaian masalah secara berkelompok melibatkan
sumbangan ide secara spontan dari semua anggota. (Pedia, 2015)
Brainstorming sendiri dibagi atas dua jenis, yaitu individual dan kelompok:
1. Individual Brainstorming
Individual Brainstorming cenderung menghasilkan lebih banyak ide-
ide kreatif dan gagasan. Pada kenyataannya, orang cenderung lebih
banyak menghasilkan ide brainstorming ketika berfikir sendiri.
Berdasarkan eksperimen Solomon Asch seorang psikolog,
menunjukan bahwa seseorang akan mendapatkan hasil yang lebih baik
ketika bekerja sendiri dibandingkan bekerja dengan sebuah tim. Dalam
Individual brainstorming seseorang tidak perlu takut dikritik sehingga
lebih leluasa dalam mengembangkan ide. Namun akan kesulitan
karena harus berfikir sendiri.
2. Group Brainstorming
Group Brainstorming dapat dikatakan lebih efektif dibandingkan
denagn individual brainstorming karena dalam brainstorming ini
mengandalkan semua pengalaman dan kreativitas yang dimiliki
keseluruhan anggota yang ada. Semacam peta pemikiran raksasa
dengan banyak kepala, ketika ada ide yang sudah sampai batasannya

22
maka yang lain dapat menambahkan sehingga ide dapat berkembang
lebih luas. Kebalikan dari individual brainstorming, dalam group
brainstorming pengembangan ide lebih luas walaupun dengan sedikit
ide. Oleh karena itu, group brainstorming dapat dikatakan efektif
untuk menggali ide secara mendalam.
Berdasarkan metode analisis Brainstorming di atas dapat membantu penulis
dalam menerapkan pengaplikasian data tentang bagaimana menciptakan
identitas yang kuat dari Ageman Fashion and Accessories agar
meminimalisir terjadinya salah persepsi mengenai identitas Ageman
Fashion and Accessories di masyarakat.

23
BAB II

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Masalah


2.1.1 Informasi Tentang Perusahaan
1. Nama Perusahaan

Gambar 2.1: Ageman


Sumber : Anisya Istifa W

Nama : CV. Ageman Wastra Indonesia


Berdiri : 20 Februari 2017
Pendiri : M.Rudianto (Manager)
Lathifa Nuha (Desingner)
Iin Indarwati (Desingner)
Fery Kurniawan (Marketing)
Kerja sama: UKM Batik Nurul Hidayah Sragen (Produksi)
UKM Batik Pandan Sari Sragen (Produksi)
UKM Batik Manggar Pelangi Blora (Produksi)
UKM Batik Dewi Boyolali (Produksi)

24
Lokasi : Jl.Kembang Kemuning No.14, Ngringo, Palur
57772, Solo
Telp : 085741055085 / (0271) 6881348
Bidang : Fashion dan Accesories

2. Latar Belakang Perusahaan


Ageman merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang
fashion dan accesories di Kota Solo yang didirikan oleh Rudianto
(Owner) bersama ketiga rekannya pada 20 Februari 2017. Secara
singkat latar belakang didirikan Ageman yaitu sebagai sarana
pemenuhan akan kebutuhan seragam batik, pengembangan akan UKM
batik, serta modifikasi akan motif batik untuk dapat digunakan sebagai
seragam instansi. Sedangkan pemilihan bidang usaha berlatar belakang
pada keperluan sandang sebagai salah satu keperluan pokok manusia
yang harus terus dipenuhi dan berkelanjutan. Dunia fashion memiliki
segmentasi tersendiri dalam pemenuhannya, dilihat dari tingkat
kepeluan penggunanya yang dapat dipengaruhi faktor usia, gender,
profesi, dan lain sebagainya. Didukung dengan accesories yang
merupakan pelengkap dalam berpakaian untuk mendukung kegiatan
masyarakat di setiap harinya.
Nama Ageman berarti menggambarkan pakaian kebesaran,
pakaian adiluhur yang mempuyai nilai tinggi untuk digunakan. Ageman
sendiri berasal dari bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai pakaian,
untuk pengembangannya Ageman mencoba untuk mengangkat local
genius yang ada di sekitar Solo.
Proses pembuatannya masih menggunakan cara tradisional,
yaitu menggunakan teknik cap dan tulis. Mempertahankan penggunaan
teknik cap dan tulis membuat nilai tersendiri pada kain batik yang

25
dihasilkan. Menurut Saudara Rudianto, sebenarnya dalam dunia batik
hanya ada dua jenis batik yaitu batik cap dan batik tulis, untuk batik
printing itu tidak dapat dikatakan sebagai batik karena batik sendiri
dinilai dari budayanya, diproses dengan pemalaman panas bukan hanya
sekedar sablon maupun printing. Selain itu, mempertahankan
penggunaan teknik cap dan tulis menambah nilai tersendiri pada kain
batik yang dihasilkan.
Berdasarkan latar belakang didirikannya usaha ini yaitu untuk
pengembangan UKM di bidang batik, maka Ageman bekerja sama
dengan UKM Batik di daerah Boyolali dan Sragen untuk proses
produksinya. Ageman hanya berperan sebagai designer dan marketing di
setiap project yang dikerjakan.
Terciptanya kerjasama pasar serta mitra usaha dimungkinkan
saling terpenuhinya permintaan dan pengoptimalan dalam proses
produksi. Tersedianya bahan baku serta tenaga produksi di setiap
perusahaan produsen baik fashion maupun accesories diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan serta beroperasi secara berkelanjutan.
Pelayanan serta komunikasi yang menyenangkan menjadi acuan dalam
proses pemuasan pelanggan.
3. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Menjadi pusat usaha Fashion and Accessories yang kuat dan
berintegritas serta senantiasa mengutamakan kreativitas dan
kualitas baik desain, bahan maupun hasil.
b. Misi
1) Meningkatkan apresiasi masyarakat pada/akan pentingnya
desain dalam dunia fashion.

26
2) Meningkatkan apresiasi masyarakat di mana produk fashion
dan aksesoris yang baik dan mampu meningkatkan citra,
wibawa dan kepercayaan diri pemakainya.
2.1.2 Informasi Tentang Produk
1. Jenis dan Harga produk (Product and Price)
Produk yang dihasilkan meliputi fashion, diproduksi untuk
dijual serta pemesanan dari konsumen. Jenis produk terdiri dari fashion
batik serta dalam bidang accesories merupakan pelengkap penunjang
fashion seperti tas, topi, dan berbagai aksesoris lainnya.
Dikarenakan Ageman masih baru, sehingga untuk saat ini lebih
difokuskan pada produk fashion berupa seragam batik baik untuk
kelembagaan maupun personal. Mengenai motif hingga bahan yang
digunakan menyesuaikan dari pemesanan atau permintaan customer, bisa
bermotif kedaerahan, filosofi suatu instansi kelembagaan, atau
mengangkat suatu tema batik tertentu. Sejauh ini, produk dibuat made by
order.

Tabel 2.1: Daftar Jenis dan Harga Produk Ageman

Jenis Produk Macam Bahan Harga


Kain prima Rp150.000 - Rp500.000
Batik tulis
Kain primisima Rp150.000 - Rp750.000
Hem laki-laki
Kain prima Rp150.000 - Rp300.000
Batik Cap
Kain primisima Rp150.000 - Rp500.000
Baju Batik
Kain prima Rp150.000 - Rp550.000
Batik tulis
Kain primisima Rp150.000 - Rp750.000
Hem perempuan
Kain prima Rp150.000 - Rp350.000
Batik Cap
Kain primisima Rp150.000 - Rp500.000

27
Kemudian untuk range harga disesuaikan dengan daya beli
dari customer, selain itu juga dari bahan serta motif yang dipesan oleh
customer. Range harga untuk pembuatan seragam dengan teknik batik
cap dimulai dari Rp.150.000,- , sedangkan range harga untuk produk
batik dengan teknik tulis mulai Rp.750.000,- , dan bisa lebih, tergantung
tingkat kerumitan dari motif yang dibuat.

Gambar 2.2: Portofolio Produk Ageman


Sumber : Doc.Ageman

2. Promotion
Ageman Fashion and Accessories merupakan perusahaan milik
bersama sehingga masing-masing pemilik masih merangkap sebagai
marketing. Promosi yang dari mulut ke mulut merupakan langkah awal
yang diambil oleh Rudianto (owner) untuk mempromosikan usaha
Ageman ini. Promosi melalui mulut ke mulut dianggap sebagai promosi
yang efektif dan juga tidak membutuhkan modal dalam proses
pelaksanaannya, hanya mengandalkan testimoni atau pengalaman dari
customer. Sehingga customer yang sudah pernah memesan batik di
Ageman akan merekomendasikan ke kerabat untuk membuat atau

28
memesan seragam batik di Ageman, baik itu seragam batik untuk
perseorangan maupun untuk instansi kelembagaan.
Publisitas juga dipilih Ageman sebagai media promosinya, yaitu
mempromosikan melalui media sosial instagram, meskipun
penggunaannya belum maksimal.
Ageman juga melakukan kegiatan promosi melalui personal
selling, yaitu dengan menawarkan secara langsung produk kepada
customer. Melalui personal selling, diharapkan Ageman dapat
melakukan pendekatan secara personal terhadap customer untuk
membangun kepercayaan pada Ageman. Promosi melalui komunikasi
yang menyenangkan demi terwujudnya proses pemuasan pelanggan.

Gambar 2.3: Media Promosi Ageman


Sumber : www.instagram.com/ageman.solo/

3. Place
Ageman berlokasi di Jl.Kembang Kemuning , Ngringo, Solo.
Sejauh ini Ageman belum mempunyai showroom resmi untuk

29
memasarkan produk pribadinya. Namun, tidak menutup kemungkinan
nantinya Ageman akan mendirikan showroom resmi sendiri.
4. People
Ageman didirikan oleh Rudianto (owner) bersama ketiga
rekannya Iin Indarwati , Lathifa Nuha sebagai designer dan dibantu oleh
Fery Kurniawan sebagai marketing serta Hendrawan sebagai
management and finance. Ketiganya merupakan mahasiswa alumni
jurusan tekstil di salah satu perguruan tinggi di Solo. Berdasarkan
pengalaman serta prestasi yang dimiliki Rudianto, owner Ageman
mencoba mengembangakan usaha batik ini. Rudianto pernah
memenangkan kontes mendesain motif batik tingkat Nasional bahkan
Internasional, di antaranya adalah Juara 1 Duta Koperasi Mahasiswa
Naional 2015 di Bengkulu, Juara 1 Lomba Desain Motif Batik UHO
Kendari tingkat Nasional, Juara 1 Desain Logo HUT Jateng ke 66,
Perancangan Motif Batik Icon Kabupaten Boyolali, Perancangan Motif
Batik Indonesian Banking School Jakarta, Perancangan Batik Landscape
Jakarta, Event ICF Kedutaan Indonesia di Belanda dan sejak 2016 lalu
Owner juga menjadi manajemen pengelolaan Batik Manggar Pelangi di
Boyolali.

Directur

Manager

Head of Finance

Designer Marketing Production

Gambar 2.4: Struktur Organisasi


Sumber : Doc.Ageman

30
a. Directur, mempunyai peranan dalam memimpin perusahaan serta
memilih, menetapkan, mengawasi tugas karyawan dengan kebijakan
yang sudah ditetapkan.
b. Manager, bertugas sebagai orang yang menjalankan visi misi
perusahaan agar dapat tercapai tujuan perusahaan.
c. Hade of Finace, bertugas mengawasi keuangan dan menganalisa
posisi kas perusahaan serta pengeluaran secara berkala untuk
memantau keseimbangan kondisi euangan perusahaan. Bertanggung
jawab langsung dengan manager.
d. Designer, bertugas sebagai perancang atau pembuat motif atau corak
batik identitas yang disesuaikan dengan permintaan customer.
e. Marketing, bertugas mengontorl dan mengkoordinir proses
pemasaran dengan tujuan agar dapat mencapai target serta
mengembangkan pasar secara efektif.
f. Production, bagian yang menjalankan memproduksi mulai dari
selembar kain polos hingga menjadi sebuah baju batik siap pakai baik
menggunakan teknik cap maupun tulis. Dalam proses produksinya
Ageman bekerja sama dengan UKM batik di daerah Sragen, Blora
dan Boyolali di antaranya UKM Batik Nurul Hidayah Sragen, UKM
Batik Pandan Sari Sragen, UKM Batik Manggar Pelangi Blora, dan
UKM Batik Dewi Boyolali.

31
5. Process
Berikut ini merupakan alur kerja dari Ageman :

Penentuan Target
Pemasaran

Riset Potensi Konsumen

Perancangan Awal

Penawaran

Permintaan Konsumen

Perancangan Desain Permintaan


Konsumen

Revisi
Desain
Ya
Tidak

Kontrak Produksi

Proses Batik

Proses Produksi

Gambar 2.5 Alur Kerja Ageman


Sumber : Doc.Ageman

Alur kerja dari Ageman dimulai dari penentuan siapa target


yang akan dibidik, kemudian melakukan riset mengenai target konsumen
yang dijadikan acuan dalam perancangan awal sebelum memberikan
penawaran. Setelah penawaran diberikan, mencatat permintaan mulai
dari motif, bahan hingga penyesuaian dnegan budget yang dimiliki.
Kemudian proses perancangan dimulai, melakukan pembenahan atau

32
merevisi hingga sampai proses penyelesaian desain. Setelah desain
selesai dilakukan kontrak produksi, ketika deal maka proses produksi
akan dimulai sampai nanti berupa barang siap pakai.
Dalam proses pemesanannya, customer dapat menghubungi
contact persont (085741055085 / (0271) 6881348) yang tertera di
instagram (@ageman.solo) , melalui email di agemansolo02@gmail.com
atau menghubungi secara personal pemilik-pemilik Ageman. Selain
melayani pembayaran langsung tunai, Ageman juga melayani
pembayaran melalui bank atau transfer, tersedia dua jenis bank yaitu
bank BNI dan bank BRI.
6. Physical Evidence

Gambar 2.6: Ageman Fashion and Accessories


Sumber : Anisya Istifa W

33
Gambar 2.7: Tempat pengecekkan kain
Sumber : Anisya Istifa W

Gambar 2.8: Tempat Pelorodan Batik


Sumber : Anisya Istifa W

2.1.3 Informasi tentang Brand Image


Ageman Fashion and Accessories merupakan usaha di bidang
fashion khususnya fashion batik. Usaha ini didirikan sejak 20 Februari
2017 di kota Solo. Dengan sistem pemesanan custom, membuat setiap
customer bebas menentukan model dan motif seperti apa yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhan customer. Produk yang dihasilkan selalu
mengutamakan kenyamanan dan kepuasan customer.
Produk dari Ageman Fashion and Accessories mengutamakan
desain motif yang eksklusif, modern, dan original tanpa mengurangi tingkat
kenyaman ketika dipakai. Selain itu juga mengutamakan kualitas baik dari
desain, bahan hingga hasil, karena sejak awal berdiri mereka telah
memegang teguh visi dan misi perusahaan untuk membuat produk batik
yang berkualitas. Walaupun saat ini Ageman Fashion and Accessories
masih tergolong baru namun sudah mendapat kepercayaan untuk
mengerjakan proyek yang cukup besar, seperti projek seragam UNS yang
tengah dikerjakan saat ini.

34
2.1.4 Informasi tentang Pemasaran
1. Target Pemasaran
Target sasaran utama yang dibidik oleh Ageman Fashion and
Accessories adalah instansi atau kelembagaan yang membutuhkan
seragam batik di daerah Solo Raya.
2. Jenis Pemasaran
Ageman Fashion and Accessories sendiri menggunakan jenis pemasaran
viral marketing. Biasanya dilakukan melalui mulut ke mulut, yaitu
costumer yang sudah pernah membeli atau menggunakan jasa dari
Ageman Fashion and Accessories akan merekomendasikan pada kerabat
maupun orang orang di sekitar mereka untuk menggunakan jasa Ageman
Fashion and Accessories juga. Selain itu, pemasaran dengan
memanfaatkan internet atau media sosial yang sudah ada. Hal ini dapat
dilihat dari akun instagram yang dimiliki, meskipun pemanfaatannya
kurang maksimal.
3. Jangkauan Pemasaran Saat Ini
Berdasarkan hasil dari wawancara antara penulis dan pemilik Ageman
Fashion and Accessories, Saudara Rudianto, jangkauan pasar untuk saat
ini masih di sekitar Solo Raya.
4. Hambatan Pemasaran
Hambatan yang dialami untuk saat ini adalah merek sejenis yang lebih
dikenal oleh masyarakat, dengan kata lain keberadaan dari Ageman
kurang diketahui, kurangnya pemanfaatan sosial media sebagai media
pemasaran.
2.1.5 Informasi Tentang Karakteristik Konsumen
1. Market Segmentation
Segementasi pasar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menggolongkan atau membagi segmen pasar tertentu sesuai dengan sasaran
penjualan yang akan dicapai. Dalam hal ini Ageman Fashion and

35
Accessories membagi menjadi beberapa segmen yaitu kalangan
menengah ke atas. Baik laki-laki maupun perempuan usia 20 - 60 tahun
yang membutuhkan seragam identitas berupa seragam batik di daerah
Solo Raya.
2. Target Audience
a. Geografis
Sementara ini target dari Ageman masih di sekitar Solo Raya, namun
tidak menutup kemungkinan untuk merambah ke luar kota Solo
Raya.
b. Demografis
 Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
 Usia : 20 - 60 tahun
 Pekerjaan : Instansi Pemerintahan yang atau
kelembagaan, perusahaan yang membutuhkan
seragam batik
 Ekonomi : Menengah ke atas
c. Psikografis
Target Ageman dari segi psikografis adalah masyarakat yang
mengetahui tentang batik, menggemari batik, hingga kolektor batik.
d. Behaviouristik
Masyarakat yang peduli dengan penampilan, khususnya fashion batik
yang digunakan sebagai pakaian kerja (seragam). Terutama
pengawai, anak sekolah yang selalu dituntut untuk membuat segaram.
2.1.6 Informasi Tentang Market Positioning
1. Market Share Omzet
Ageman Fashion and Accessories merupakan sebuah usaha di bidang
fashion batik yang lebih memfokuskan pada seragam batik untuk instansi
maupun kelembagaan, jadi besarnya income diperoleh dari banyaknya

36
orang dalam suatu instansi maupun kelembagaan uang membuat seragam
batik di Ageman Fashion and Accessories. Selama beberapa bulan
terakhir Omzet yang didapatkan oleh Ageman Fashion and Accessories
sekitar lima hingga tujuh juta rupiah.
2. Jangkauan Distribusi
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pemilik Ageman Fashion
and Accessories , untuk saat ini jangkauan distribusi masih di Solo Raya.
2.1.7 Informasi Tentang Pesaing
1. Batik SYN
a. Profil Batik SYN
Nama Perusahaan : Batik SYN
Tahun Berdiri : 1990
Jenis Usaha : Produksi Batik & Penjualan Produk Batik
Telepon : 0271-853527 dan 0811264611
Alamat : Jln. Kol Sugiono No. 50B Nayu Cengklik Rt 02 Rw 20
Nusukan, Solo.
b. Sejarah Batik SYN

Gambar 2.9: Logo batik SYN


Sumber : https://batiktulissyn.wordpress.com/about/

Awal mula sejarah berdirinya usaha Batik SYN ini berawal dari usaha
rumahan yang dikelola oleh Ibu Wiro Sumarto. Lambat laun usaha ini
mulai diturunkan pada anak-anaknya. Hingga tahun 1987 usaha ini
diturunkan pada salah satu anaknya yaitu Ibu Nunuk Sri Waluyowati,

37
bersama suami mengelola usaha ini kemudian diberi nama dengan
industri Batik SYN, yang merupakan kepanjangan dari Batik Suyono.
Usaha berjalan dengan baik pada tahun 1990, namun saat itu belum
mempunyai karyawan. Pada awal berdirinya batik SYN hanya
memproduksi batik tulis yang dipasarkan di daerah Solo dan
sekitranya. Seiring berjalannya waktu, batik SYN mengalami
kemajuan dengan produk andalan jarit dan merasa mulai kesulitan
dalam memenuhi permintaan konsumen. Sehingga batik SYN mulai
mencari karyawan untuk membantu dalam proses produksi. Varian
produk batik SYN samapai saat ini adalah jarit, pakaian orang dewasa,
daster dan taplak meja.
c. Product and Price
Batik SYN memproduksi kain batik tulis asli dengan pewarnaan soga
jawa dan juga terdapat pewarnaan dengan warna sintetis lainnya.
Selain itu juga memproduksi batik dengan pewarnaan soga jawa dan
pewarnaan sintetis.

Tabel 2.2 Harga Produk Batik SYN

Jenis Produk Harga


Kain Rp 160.000 - Rp 800.000
Pakaian Pria Rp 175.000 - Rp 500.000
Pakaian Wanita Rp 175.000 - Rp 500.000

Varian produk yang ada pada Batik SYN sampai saat ini adalah
jarik, pakaian untuk orang dewasa, daster, taplak meja, dan lain
sebagainya. Namun, lebih menekankan pada produksi kain dan jarik.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 160.000 sampai Rp.800.000,-

38
Gambar 2.10: Produk batik SYN
Sumber : https://batiktulissyn.wordpress.com/about/

d. Place
Batik SYN berlokasi di Jln. Kol Sugiono No. 50B Nayu Cengklik Rt
02 Rw 20. Produk dari batik SYN dipasarkan di daerah Solo dan
sekitarnya.
e. Promotion
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh batik SYN sejauh ini melalui
word of mouth atau mulut ke mulut serta website, namun
penggunaannya belum maksimal.

Gambar 2.11: Blog batik SYN


Sumber : https://batiktulissyn.wordpress.com/about/

39
f. Process
Konsumen yang ingin membeli produk atau mengkonfirmasi
pembayaran pada batik SYN dapat menghubungi contact yang tersedia
di website yaitu 0271-853527 dan 0811264611.
g. People
Sumber tenaga kerja atau karyawan berasal dari daerah sekitar usaha
batik SYN. Karyawan terampil dan berpengalaman namun
keterampilan dalam mengembangkan motif-motif pada produk masih
kurang.
h. Pysical Evidence

Gambar 2.12: Tempat produksi batik SYN


Sumber : https://batiktulissyn.wordpress.com/about/

i. Brand Image Batik SYN


Batik SYN kepanjangan dari batik Suyono yang pertama
didirikan pada 1990 dengan produk andalannya yaitu jarit. Masyarakat
lebih mengenal Batik SYN dengan produksi jaritnya karena dari awal
didirikan memang lebih cenderung menjual produk jarit. Warna merah
kecoklatan yang dihasilkan dari pewarnaan soga menjadi warna khas
dari batik SYN.

40
2. Batik Putra Laweyan
a. Profil Batik Putra Laweyan
Nama Perusahaan : CV. Batik Putra Laweyan
Tahun Berdiri : 1990
Jenis Usaha : Produksi Batik & Penjualan Produk Batik
Telepon / Fax : 0271 – 712123 / 0271 – 735854
b. Sejarah Batik Putra Laweyan

Gambar 2.13 Logo Batik Putra Laweyan


Sumber: website Batik Putra Laweyan

Sejarah berdirinya perusahaan batik Putra Laweyan Solo ini


berawal dari didirikannya perusahaan batik Bintang Mulya pada tahun
1967, perusahaan yang memproduksi kain-kain batik tulis tradisional
ini terletak di Kampung Sayanganwetan RT.07 RW.I Laweyan Solo,
omsetyang kurang menguntungkan dan selalu mengalami penurunan
membuat perusahaan ini sempat menghentikan produksinya pada
tahun 1979, hal ini juga dipicu oleh mulai bermunculannya
perusahaan-perusahaan batik dengan proses printing yang proses
produksinya lebih efisien dengan harga relatif lebih murah.Pada tahun
1981, perusahaan batik Bintang Mulya berdiri kembali dengan nama
perusahaan batik Cahaya Putra, setelah perusahaan batik Cahaya Putra
berkembang, putra pemilik perusahaan ini akhirnya memulai usaha
industri kecil yang juga bergerak di bidang industri batik pada tahun
1990. Usaha ini terletak tidak jauh dari perusahaan batik Cahaya Putra.

41
Usaha batik ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga
pada akhirnya terbentuk perusahaan yang dikenal dengan nama CV.
Batik Putra Laweyan pada tahun 2000, dengan mendapat 5 ijin usaha
nomor : 517/0660/PK/VI/2006. (www.putra-laweyan.co.id)
c. Visi dan Misi
 Visi
Terwujudnya solusi dalam kompleksitas permasalahan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada masyarakat kota
 Misi
1. Melestarikan budaya leluhur yang adiluhung, melalui seni
batik.
2. Menumbuhkembangkan semangat berusaha bagi masyarakat
guna memenuhi kebutuhan hajat hidup Menciptakan
kesamaan tujuan dalam membangun kendali.
d. Data Product and Price
Batik Putra Laweyan memproduksi pakaian mulai dari anak-anak
hingga dewasa untuk laki-laki dan perempuan. Terdapat berbagai
macam variasi produknya, di antaranya adalah kain batik, hem, bluse,
rok, mukena , sajadah hingga hiasan batik. Berikut adalah daftar
produk dan harga dari Batik Putra Laweyan :

Tabel 2.3: Daftar Jenis dan Harga Produk Batik Putra Laweyan

Jenis Produk Harga


Batik Tulis Rp.350.000– Rp. 475.000
Batik Cap Rp.150.000 – Rp.300.000
Pakaian Laki-laki Rp.150.000– Rp. 900.000
Pakaian Perempuan Rp.150.000– Rp. 900.000

42
Gambar 2.14: Produk Batik Putra Laweyan
Sumber : Website Batik Putra Laweyan

Teknik yang digunakan batik Putra Laweyan dalam pembuatan


produknya, sama dengan teknik yang digunakan Ageman Fashion and
Accessories yaitu menggunakan teknik cap dan teknik tulis.
Sedangkan bahan yang digunakan juga sama.
a. Place
Batik Putra Laweyan berlokasi di Jl. Sidoluhur No.6 Laweyan Solo
57148
b. Promotion
Tahap promosi yang dilakukan oleh Batik Putra Laweyan pertama
menggunakan promosi dari mulut ke mulut. Kedua, batik Putra
Laweyan melakukan promosi menggunakan media sosial, instagram,
facebook, website, cetak reklame dan brosur.

43
Gambar 2.15: Promosi Batik Putra Laweyan
Sumber : www.instagram.com/putralaweyan/

Gambar 2.16: Promosi Batik Putra Laweyan


Sumber : http://putralaweyan.co.id/

Gambar 2.17: Promosi Batik Putra Laweyan


Sumber : www.facebook.com/batikputralaweyan

44
c. Process
Cara untuk memesan produk batik Putra Laweyan dapat dilakukan
dengan memilih produk yang disukai melalui website, kemudian cek
ketrsediaan barang via contact persont (SMS : 085728366344, E-mail
: putra_laweyan@ymail.com, telepon : 0271-712123) Setelah itu
melakukan kofirmasi tagihan pembelian, pembayaran dapat dilakukan
memalui transfer antar bank. Kirim bukti pembayaran melalui SMS
atau e-mail. Kemudian barang akan dikirim dengan jasa kurir yang
telah dipilih. Selain memesan melalui website, customer dapat
memesan melalui media sosial batik Putra Laweyan maupun datang
langsung ke showroom di Jl. Sidoluhur No.6 Laweyan Solo.
d. People
Batik putra laweyan dikelola oleh pemilik yang diabntu oleh keluarga
yaitu Gunawan Muh Nizar (S1 Management), selain sebagai pemilik
batik Putra Laweyan, Bapak Gunawan juga merangkap sebagai
sekertaris di Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan
(FPKBL). Jumlah karyawan yang dimiliki Batik Putra Laweyan saat
ini sekitar 45 orang, 38 oorang orang membantu dalam proses
produksi, namun tidak semuanya mempunyai skill mendesain, hanya
beberapa saja, 1 orang dalam bidang administrasi dan sisanya bekerja
dalam proses pemasaran baik itu di Showroom maupun
pendistribusian.

45
e. Physical Evidence

Gambar 2.18 Neon Sign Batik Putra Laweyan


Sumber: website Batik Putra Laweyan

Gambar 2.19 Suasana Showroom Batik Putra Laweyan


Sumber: website Batik Putra Laweyan

Gambar 2.20 Koleksi Batik Tulis di Showroom Batik Putra Laweyan


Sumber: instagram/batikputralaweyan

46
Gambar 2.21 Packaging berupa paper bag Batik Putra Laweyan
Sumber: website Batik Putra Laweyan

Gambar 2.22 Sign System di Showroom Batik Putra Laweyan


Sumber: website Batik Putra Laweyan

f. Brand Image Batik Putra Laweyan

Batik Putra Laweyan merupakan salah satu pengusaha batik di


kawasan Laweyan Solo. Produk produk dari Batik Putra Lweyan lebih
cenderung ke motif tradisional dan dengan corak warna yang soft.
Selain memproduksi dan menjual batik sebagai produknya, Batik
Putra Laweyan juga dikenal dengan paket belajar membatik. Di mana
pengunjung dapat belajar bagaimana cara membatik dengan oaket
yang sudah disediakan.

47
2.1.8 Perbandingan Ageman Fashion and Accessories dengan kompetitor

Tabel 2.4: Tabel Perbandingan Kompetitor

Variabel Ageman Fashion and


Batik SYN Batik Putra Laweyan
Pembanding Accessories
Produk custom dengan
Produk dengan corak
Brand image motif eksklusif dan modern, Produk jarit nya dengan
warna yang soft dan paket
warna kecoklatan (soga)
warna variatif belajar membatik

 Produk hanya sebatas  Produk hanya sebatas  Produk banyak variatif


seragam, kurang variatif kain dan jarit  Motifnya masih motif
 Motif eksklusif (modern,  Motif masih belum tradisional atau cenderung
 Custom , tanpa syarat bervariasi, atau mengacu pada lingkungan
Product atau tanpa batas monoton sekitar
minimum pemesanan  Tidak bisa custom  Custom, syarat tertentu
 Custom, eceran  Tidak bisa eceran  tidak bisa eceran(min 100
pcs)

Price  Harga produk lebih  Harga produk lebih  Harga produk lebih mahal
murah murah
 Lokasi kurang strategis  Lokasi kurang strategis  Lokasi strategis di
 Tidak mempunyai  Tidak mempunyai kawasan kampung
Place Showroom Showroom laweyan
 Mempunyai Showroom

 Customer Experience ,  Customer Experience ,  Customer Experience ,


Personal selling, Personal selling, Personal selling,
Promotion Publisitas (Instagram) Publisitas (website) Publisitas (Website,
Instagram, Facebook)

 Pemesanan via internet  Pemesanan via internet  Pemesanan via internet


Process dan telepon dan telepon dan telepon

 Target menengah ke atas  Target menengah ke  Target menengah ke atas


 SDM berpengalaman , atas  SDM terlatih, namun
berprestasi dan terlatih di  SDM berpengalaman, sedikit yag mempunyai
People bidangnya namun sedikit yag skill desain
 Cepat, karena bermitra mempunyai skill desain  Lama karena SDM
dengan beberapa UKM terbatas

48
2.2 Analisis Masalah
2.2.1 Analisis Masalah Umum
Ageman Fashion and Accessories merupakan merek pakaian batik
yang dapat di custum made (dirancang sendiri) desain hingga bentuk
pakaiannya. Belum adanya logo atau identitas yang tetap, berimbas pada
seringnya terjadi kesalahan persepsi mengenai identitas Ageman Fashion
and Accessories. Selain itu juga berakibat merek menjadi kurang dikenal
masyarakat. Belum adanya pembeda antara Ageman Fashion and
Accessories dengan usaha sejenis menjadi penunjuk bahwa identitas
Ageman Fashion and Accessories di masyarakat belum menunjukan
identitas yang kuat. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi Ageman Fashion
and Accessories untuk berkembang. Produsen belum memahami tentang
pentingnya sebuah identitas dari merek yang dapat mempengaruhi daya beli
, membuat merek menjadi lebih dikenal hingga membangun loyalitas bagi
pelanggannya. Selama ini produsen hanya mengutamakan bagaimana
membuat produk yang berkualitas tanpa mengetahui bahwa identitas visual
juga memiliki peran dalam meningkatkan minat beli konsumen.
2.2.2 Analisis Masalah Khusus (Masalah Desain Logo/ Identitas Visual)
a. Analisis Identitas Visual Ageman Fashion and Accessories
Selain belum mempunyai logo atau identitas visual yang tetap,
Ageman Fashion and Accessories juga belum mempunyai media yang
digunakan sebagai media pengaplikasian identitas visual yang dapat
merepresentasikan identitas dari perusahaan. Hal ini terbukti dari belum
adanya label ataupun hangtag pada produk. Padahal, label merupakan
identitas visual pada produk yang langsung dilihat oleh konsumen.
Kedua, identitas juga belum diterapkan pada packaging sebelumnya,
packaging sendiri merupakan salah satu identitas yang mampu
mencerminkan karakter dari sebuah merek fashion batik kepada

49
konsumen. Namun, packaging hanya dibuat seadanya menggunakan
plastik yang sudah tersedia di toko-toko. Ketiga, belum mempunyai
stationary set seperti kartu nama, amplop, stempel, dan nota. Nota yang
digunakan sebelumnya belum mencantumkan identitas visual, terbukti
dari penggunaan nota jadi yang banyak dijual di toko. Keempat, belum
adanya sign toko. Meskipun Ageman belum mempunyai showroom
sendiri, setidaknya sign dapat membantu mengenalkan pada masyarakat
mengenai merek usaha batik Ageman itu sendiri. Terakhir, pada media
promosi yang digunakan, terbukti dari instagram Ageman yang belum
mencantumkan identitas visual. Belum adanya pengaplikasian identitas
visual secara tidak lansung membuat konsumen tidak menyadari adanya
merek Ageman sebagai usaha fashion batik.
b. Analisis Identitas Kompetitor
1. Batik Putra Laweyan
Batik Putra Laweyan merupakan usaha batik yang
memproduksi berbagai macam batik tradisional ini berdiri tahun
1967. Meskipun dapat memesan secara custom, namun konsumen
harus memesan minimal 100 pcs. Letaknya yang strategis
merupakan keunggulan dari perusahaan, karena masyarakat lebih
mudah menemukan tempat ini. Identitas visual batik Putra Laweyan
sudah konsisten, dapat dilihat dari pengaplikasian logo dibeberapa
media salah satunya di neon sign toko yang bentuknya klasik
mencitrakan perusahaan mereka.

50
Gambar 2.23 Analisis Identitas - Neon Sign Batik Putra Laweyan
Sumber: website Batik Putra Laweyan

Gambar 2.24 Analisis Identitas - Sign System di Showroom Batik Putra Laweyan
Sumber: website Batik Putra Laweyan

2. Batik SYN
Batik SYN merupakan usaha batik yang berdiri sejak tahun
1990, dengan produk andalannya kain jarit. Batik SYN tidak
menerima jasa custom, karena batik SYN lebih cenderung menjual
barang yang sudah ada, bukan berdasarkan permintaan konsumen.
Identitas visual dari batik SYN masih belum konsisten dilihat dari
pengaplikasian identitas pada promosi produk melalui internet.

51
Gambar 2.25: Analisis Identitas - Produk batik SYN
Sumber : https://batiktulissyn.wordpress.com/about/

Gambar 2.26: Analisis Identitas - Produk batik SYN


Sumber : https://batiktulissyn.wordpress.com/about/

Letak serta ukuran dari logo yang digunakan tidak konsisten, gambar
produk yang pertama keterangan ditulis menggunakan huruf san serif
dicetak italic dan bold, tidak ada watermark logo batik SYN, tidak ada
border gambar, serta penempatan logo dan nomor IDM yang berbeda.

2.2.3 Analisis SWOT


1. Penjabaran SWOT
a. Strenght
1. Motif eksklusif, modern dan original; hanya Ageman yang
mengeluarkan.

52
2. Pengalaman serta prestasi yang dimiliki Owner dan designer di
bidang tekstil, khususnya desain motif batik.
3. Link serta relasi yang dimiliki Ageman Fashion and Accessories
banyak.
4. Menerima Custom motif dan bentuk, tanpa syarat atau tanpa batas
minimum pemesanan.
5. Harga lebih murah
b. Weakness
1. Belum adanya identitas yang tetap; Sehingga posisi atau identitas
Ageman di masyarakat masih lemah dibandingkan dengan
kompetitor.
2. Produknya masih sebatas seragam batik, kurang variatif dibandingkan
kompetitor.
3. Belum mempunyai showroom sendiri.
c. Opportunity
1. Fashion batik semakin diminati
2. Adanya kebijakan pemerintah mengenai penggunaan baju batik setiap
hari jumat.
3. Daya beli masyarakat yang cenderung konsumtif.
4. Inovasi dalam seni; yang dapat berpengaruh dalam desain motif serta
bentuk batik.
d. Threats
1. Kompetitor yang sudah memiliki identitas brand yang lebih dahulu
bergerak di bidang usaha yang sama
2. Adanya persaingan yang ketat antar pengusaha batik.
3. Kompetitor mempunyai pelanggan tetap terutama di Instansi dan
perusahaan.
4. Muncul batik printing dengan harga yang lebih murah.

53
2. Matriks SWOT

Tabel 2.5: Matriks SWOT

S(Strength) W(Weakness)
1. Motif eksklusif , modern dan original; hanya 1. Belum adanya identitas yang tetap; Sehingga posisi
Ageman yang mengeluarkan. atau identitas Ageman di masyarakat masih lemah
2. Pengalaman serta prestasi yang dimiliki Owner dan dibandingkan dengan kompetitor.
designer di bidang tekstil, khususnya desain motif 2. Produknya masih sebatas seragam batik, kurang
batik. variatif dibandingkan kompetitor.
3. Link serta relasi yang dimiliki Ageman Fashion and
Accessories banyak.
3. Belum mempunyai showroom sendiri.
4. Menerima Custom motif dan bentuk, tanpa syarat
atau tanpa batas minimum pemesanan.
5. Harga relatif terjangkau

O(Opportunity) S-O(Strategi) W-O (Strategi)


1. Fashion batik semakin diminati  S1,O1 Menonjolkan motif eksklusif yang dimiliki  W1,O1 Merancang identitas Ageman sebagai salah
2. Adanya kebijakan pemerintah mengenai untuk menarik konsumen. satu pengusaha batik.
penggunaan baju batik setiap hari jumat.  S2,O4 Meningkatkan skill, pengalaman yang  W2,O3 Memperbanyak variasi produk yang dibuat.
3. Daya beli masyarakat yang cenderung dimiliki SDM agar hasil yang didapatkan lebih
konsumtif. maksimal.
4. Inovasi dalam seni; yang dapat berpengaruh  S3,02 Memperbanyak link yang dimiliki untuk
dalam desain motif serta bentuk batik memperluas jangkauan.
T(Threat) S-T(Strategi) W-T(Strategi)
1. Kompetitor sudah memiliki identitas sehingga  S1,S4,T1 Menerapkan kelebihan yang dimiliki yaitu  W1,T1 Mengenalkan produk Ageman agar dapat
lebih dulu dikenal masyarakat. custom tanpa syarat serta motif eksklusif agar dapat bersaing dengan kompetitor yang lebih dulu dikenal
2. Adanya persaingan yang ketat antar pengusaha bersaing dengan kompetitor yang lebih dulu dikenal masyarakat.
batik. masyarakat.  W2,T2 Memperbanyak variasi produk yang dibuat.
3. Kompetitor mempunyai pelanggan tetap  S5,T4 Memberikan informasi mengenai detail
terutama di Instansi dan perusahaan. produk dan harga.
4. Muncul batik printing dengan harga yang lebih
murah.

54
Berdasarkan analisis yang digunakan dalam lingkup usaha
melalui Matriks SWOT, memberikan hasil strategi terpilih yang
digunakan dalam perancangan ini ialah :

S1,S4,T1
Menggunakan kelebihan yang dimiliki yaitu custom tanpa
syarat serta motif eksklusif agar dapat bersaing dengan
kompetitor yang lebih dulu dikenal masyarakat.
W1,O1

Merancang identitas Ageman sebagai salah satu pengusaha


batik.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil strategi terpilih


berdasarkan matiks SWOT di atas adalah merancang visual branding
untuk membentuk citra dari perusahaan di masyarakat sebagai salah
satu pengusaha batik yang mempunyai ciri khas pada hasil produknya.
Mengutamakan desain motif yang eksklusif tentunya dengan tidak
mengurangi kenyamanan ketika digunakan. Customer dapat memesan
desain custom, baik itu motif maupun bentuk baju disesuaikan dengan
keinginan customer.
3. Brainstorming
Selain menganalisis menggunakan metode analisis SWOT ,
penulis juga menggunakan metode brainstorming. Dalam proses
brainstorming ini, penulis melakukan group brainstorming bersama
dengan owner dan beberapa desainer yang membuat motif untuk produk
Ageman Fashion and Accessories. Brainstorming dilakukan untuk
mempermudah dalam penyesuaian antara identitas yang akan
ditampilkan, sehingga dapat menghindari ketidaksesuaian antara identitas

55
yang dibuat dengan citra yang ingin ditonjolkan. Dengan demikian hasil
dari analisis SWOT dan brainstoming disesuaikan dengan visi dan misi
dari perusahaan. Sehingga identitas yang dibuat dapat merepresentasikan
perusahaan.
Setelah melakuan analisis dan melalui kajian teori menurut
para ahli yang di ambil, maka didapatkan kata kunci yang mewakili
karakteristik dari Ageman Fashion and Accessories. Kata kunci yang di
dapat nantinya akan dijadikan landasan konsep untuk pembuatan logo
dari Ageman Fashion and Accessories. Berikut adalah perumusan
brainstorming yang dilakukan oleh penulis :

Gambar 2.27 Brainstroming


Sumber : Anisya Istifa W

56
Dari brainstroming di atas dapat disimpulkan dengan kata
kunci antara lain: Logotype dan logogram, batik, sulur, asimetris, merah
tua maroon, klasik, serif, eksklusif. Setelah mendapat kata kunci tersebut,
diharapkan logo yang dibuat sesuai dan mewakili Ageman Fashion and
Accessories. Selain untuk mengambil hati para konsumen agar memilih
produk dari Ageman Fashion and Accessories tersebut, logo ini nantinya
dapat memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Ageman Fashion and
Accessories adalah brand batik cap dan tulis di Solo dengan motif yang
eksklusif serta original khas dari Ageman.

2.2.4 Usulan Pemecahan Masalah


Permasalahan yang dihadapi Ageman Fashion and Accessories adalah
belum adanya identitas yang tetap. Pemecahan masalah yang dapat
dilakukan yaitu dengan membuat identitas visual melalui perancangan logo
serta GSM (Graphic Standart Manual) yang mengacu pada hasil matriks
SWOT dengan strategi terpilih S1,S4,T1 dan W1,O1.

S1,S4,T1
Menggunakan kelebihan yang dimiliki yaitu custom tanpa syarat serta
motif eksklusif agar dapat bersaing dengan kompetitor yang lebih dulu
dikenal masyarakat. dan
W1,O1
Merancang identitas Ageman sebagai salah satu pengusaha batik.

Merancang identitas visual yang mencitrakan Ageman Fashion and


Accessories sebagai usaha batik yang mengutamakan pengaplikasian motif
eksklusif namun tanpa mengurangi tingkat kenyamanan ketika digunakan.
Konsep logo dibuat berdasarkan hasil brainstorming berupa Logotype
dan logogram, dengan bentuk asimetris, berwarna merah tua atau maroon,

57
dengan kesan klasik dan eksklusif. Identitas visual yang telah dibuat
nantinya akan diaplikasikan dalam media-media pendukung yang
sebelumnya juga menjadi masalah dari Ageman Fashion and Accessories.
Kesimpulannya, dalam perancangan identitas visual serta
pengaplikasiannya dalam media pendukung menggunakan keunggulan dan
keunikan dari produk Ageman Fashion and Accessories.

58
BAB III

KONSEP DESAIN/PERANCANGAN

3.1 Tujuan Perancangan

Peracangan ini dilakukan bedasarkan dari hasil data yang didapat dan
dianalisis dengan cermat. Penulis menjelaskan secara spesifik apa yang menjadi
tujuan perancangan visual branding dari Ageman Fashion and Accessories, berikut
penjelasannya :
Tujuan dari perancangan visual branding ini adalah menciptakan identitas
visual bagi produk Ageman Fashion and Accessories berupa logo. Sebuah logo
dituntut untuk dapat merepresentasikan perusahaan yang profesional, kredibel dan
berkualitas. (Rakhmat Supriyono 2010: 102).
Selain menciptakan identitas berupa logo, tujuan visual branding ini
menentukan media apa saja yang tepat untuk mengaplikasikan logo agar masyarakat
mengetahui dan memahami bahwa Ageman Fashion and Accessories adalah usaha
fashion dan accesories batik di Solo yang mengutamakan ciri khas pada motifnya
yang eksklusif, tanpa mengurangi tingkat kenyamanan ketika digunakan.
Menentukan media aplikasi dengan tepat diharapkan dapat menjangkau target
audience yang dituju. Maka dari itu perancangan visual branding ini dibutuhkan
untuk menunjang produk dari Ageman Fashion and Accessories agar dapat bersaing
dengan produk-produk lain khususnya batik.
Berdasarkan analisis serta melalui kajian teori menurut para ahli yang di
ambil, maka didapatkan kata kunci yang mewakili karakteristik dari Ageman
Fashion and Accessories yaitu Logotype dan logogram, batik, sulur, asimetris,
merah tua maroon, klasik, serif, eksklusif. Kata kunci tersebut akan dijadikan
sebagai landasan konsep dalam pembuatan logo dari Ageman Fashion and
Accessories.

59
3.2 Strategi Perancangan
Strategi yang dilakukan dalam perancangan visual branding Ageman Fashion
and Accessories adalah perancangan logo, dikarenakan Ageman Fashion and
Accessories belum memiliki logo tetap yang mewakili perusahaan dalam lingkup
bidang usaha. Dengan adanya logo sebagai identitas diharapkan dapat mengubah
image Ageman Fashion and Accessories menjadi usaha batik yang profesional.
Perancangan visual branding Ageman Fashion and Accessories mencakup
pembuatan logo, GSM dan media pendukung (stationary,packaging,
merchandise). Dengan menempatkan logo ke media aplikasi yang akan dibuat,
dapat membentuk brand image agar masyarakat mengetahui identitas dari
Ageman Fashion and Accessories, hal ini bertujuan agar masyarakat mengetahui,
mengenal, dan memahami filosifi perusahaan tersebut. Adapun beberapa item
yang terdapat dalam strategi perancangan ini yaitu :
a. Bentuk Visual
Bentuk visual dari perancangan visual branding ini akan mengutamakan
unsur-unsur dari kata kunci yang didapat dari brainstorming yaitu
Logotype dan logogram, batik, sulur, asimetris, merah tua maroon, hitam,
klasik, serif, eksklusif. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan
fashion batik khususnya seragam, penulis dapat mengambil ikon dari
bentuk huruf awal nama perusahaan Ageman yaitu huruf "A" sebagai
identitas dari Ageman Fashion and Accessories untuk menunjukan
eksistensinya dalam hal fashion, khussusnya seragam batik di Solo.
b. Warna
Dalam perencanaan identitas visual, warna mempunyai fungsi sebagai alat
memperkuat aspek identitas. Selain itu warna juga digunakan sebagai alat
untuk mempertegas simbol. Dalam prancangan visual branding Ageman
Fashion and Accessories akan didominasi oleh warna merah tua atau
maroon. Warna merah tua atau maroon , sebagai warna yang kuat, hangat,

60
elegan, serta warna yang mampu menarik perhatian. Warna inilah yang
menjadi warna dominan dalam perancangan visual branding Ageman
Fashion and Accessories.
c. Tipe Huruf
Huruf dapat dikatakan sebagai figur identitas, huruf merupakan salah satu
elemen simbolisasi yang banyak digunakan untuk menyampaikan
informasi serta identitas dengan cukup efektif. Font yang digunakan
adalah serif, dikarenakan font ini dapat mewakili dari citra Ageman
Fashion and Accessories yang klasik dan eksklusif.

3.3 Kriteria Perancangan


a. Kriteria Umum
Kriteria umum dari perancangan visual branding Ageman Fashion and
Accessories adalah perancangan ini nantinya dapat membentuk identitas logo
yang kuat dan konsisten yang sesuai serta mampu mewakili citra atau image
perusahaan. Bertujuan agar masyarakat mengetahui, mengenal, dan
memahami filosofi perusahaan, sebagai brand batik cap dan tulis di Solo
dengan motif yang eksklusif serta original khas dari Ageman. Selain itu, agar
lebih mudah diingat oleh konsumen serta dapat memberikan diferensiasi di
antara para pesaingnya.
b. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dari perancangan visual branding ini adalah mampu
merepresentasikan logo Ageman Fashion and Accessories dan membuat
masyarakat mengenal Ageman Fashion and Accessories sebagai sebagai
brand batik cap dan tulis di Solo dengan motif yang eksklusif serta original
khas dari Ageman.

61
3.4 Rencana Aplikasi
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana dalam
menyampaikan sebuah informasi lebih luas. Pemilihan aplikasi media perlu
dipertimbangkan agar apa yang menjadi tujuan awal yaitu memperkenalkan
identitas visual yang tepat bagi Ageman Fashion and Accessories. Media-media
yang digunakan dalam perancangan visual branding Ageman Fashion and
Accessories yaitu melalui proses berbagai pertimbang baik dari penulis maupun
klien yang bersangkutan, sehingga media tersebut dibuat dengan kesepakatan
bersama sesuai dengan permintaan klien dan saran dari penulis. Berikut adalah
media yang akan digunakan dalam perancangan ini

3.4.1 Media Utama


a. Logo
Logo merupakan wajah dan watak perusahaan, dengan kata lain
dituntut untuk dapat merepresentasikan identitas Ageman Fashion and
Accessories dengan tepat. Dalam perancangan ini logo merupakan
media utama yang akan diaplikasikan ke semua media pendukung
sebagai identitas Ageman Fashion and Accessories itu sendiri.
Logo akan dibuat berupa logotype dan logogram serta dalam
pengaplikasiannya disesuaikan dengan media pendukung yang akan
digunakan.
b. GSM (Graphic Standard Manual)
GSM ini dibuat sebagai panduan dalam pengaplikasian logo agar tetap
konsistensi logo tersebut dapat dimaksimalkan, baik dari segi warna,
font, maupun komposisi. Bentuk dari logo Ageman Fashion and
Accessories berupa logotype dan logogram yang warnanya disesuaikan
dengan perusahaan.
3.4.2 Media Pendukung
Media pendukung yang di pilih meliputi :

62
a. Stationary
 Name card untuk Ageman Fashion and Accessories akan dibuat 2
sisi , yaitu sisi depan terdapat logo dan informasi perusahaan alamat
serta contact, dan pemilik name card di sebelah kiri, dan penjelasan
bidang perusahaan di sebelah kanan. Kemudian, sisi belakang
terdapat logogram di sebelah kanan bawah dan kutipan pepatah
jawa di sebelah kiri atas.
 Kop surat dan Amplop
Desain kop surat dan amplop ini mengikuti dengan desain name
card sisi depan, yaitu terdapat logo dan informasi berupa alamat
serta contact perusahaan, dan pemilik name card di sebelah kiri,
dan penjelasan bidang perusahaan di sebelah kanan. Kemudian
terdapat watermark logogram di sebelah kanan bawah.
 Stopmap
Bagian depan stopmap/Folder terdapat logo Ageman Fashion and
Accessories di sebelah kiri atas dan logogram di kanan bawah.
Sedangkan bagian belakang terdapat informasi perusahaan alamat
serta contact di sisi kiri bawah, logogram di sisi kanan bawah
dengan ukuran yang lebih kecil, serta kutipan pepatah jawa di
sebelah kiri atas.
 Nota pembayaran
Nota pembayaran merupakan suatu hal yang penting untuk
mengambilan produk dan selain itu sebagai bukti pembayaran.
Desain pada nota pembayaran akan berbentuk beberapa tabel kolom
yang terdiri dari nama pemesan, tanggal masuk order, tanggal
penggambilan, nomor telepon/hp, jenis model baju yang dipesan,
harga, total, logo, identitas perusahaan, informasi alamat, ukuran,
tanda terima dan nomer telepon/hp perusahaan.

63
 Hang tag
Desain Hang tag atau label kertas akan dibuat di sisi depan terdapat
logo dari ageman di sisi belakang terdapat kutipan pepatah jawa.
 Stampel
Stampel akan dibuat dengan logo Ageman Fashion and Accessories
berupa logogram dan logotype dengan ukuran panjang 5cm dan
lebar 3cm.
 Label
Desain label untuk Ageman Fashion and Accessories akan dibuat
dengan ukuran lebar 2,5 dan panjang 4 cm dengan teknik sablon
berupa logo berbahan pitterban/ woven. Label akan di letakkan
pada bagian atas belakang jahitan.
b. Merchandise
 Sticker
Desain stiker akan dibuat dengan 2 desain, yang pertama logo
hanya logogram saja, berbentuk lingkaran dengan diameter 4cm,
yang kedua logo berupa logogram dan logotype akan dibuat dengan
panjang 5cm dan lebar 3.5cm.
c. Packaging atau kemasan
 Packaging atau kemasan adalah suatu produk dengan tujuan agar
produk baju terlihat dan tertata rapi, jika dibawapun gampang.
Desain pada packaging atau kemasan ini akan di buat sesuai tema
yaitu simpel dan elegan tetapi mampu mewakili citra/image dari
perusahaan. Packaging plastik akan disablon dengan aplikasi logo,
informasi perusahaan dan informasi pemiliknya.
 Packaging hardbox baju yang terbuat dari kertas karton yang terdiri
2 kotak yaitu tutup dan dalam . tutup berisi informasi perusahaan
dan identitas berupa logo.

64
d. Neon Sign
Desain neon sign untuk Ageman Fashion and Accessories akan
menggunakan neonbox yang terdapat logo.
e. Marketing Communication
 Brosur ukuran a5, desain dibuat hanya dengan 1 sisi, denagn desain
menampilkan logo dan logogram Ageman, alamat dan kontak serta
harga dari produk.
 Leaflet baju yang terbuat dari art paper 210gr ukuran a4 laminasi
doft. dibuat dua sisi. Sisi dalam menjelaskan tentang visi misi,
produk dan alamat Ageman. Bagian luar terdapat kutipan oeoatah
jawa dan tabel harga produk.
 Media Sosial (Instagram)

65
3.4.3 Program Media
Tabel 3.1. Program Media

Tahun 2017-2018
No Media
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
Stationary
Kartu nama
Kop & amplop
Stopmap
1.
Nota
Label
Hang tag
Stampel
Packaging
2. Paper Bag
Hard Box
Merchandise
3.
Sticker
Sign
4.
Neon Sign
Marketing Communication
5. Brosur
Leaflet

66
Media yang digunakan berupa stationary sebagai identitas
perusahaan, packaging. Stationary, merchandise dan packaging akan
dibagikan kepada customer setiap membuat baju. Neon Sign akan dipasang
sebagai penerapan identitas dari Ageman Fashion and Accessories.

3.5 Media Budgeting


3.5.1 Biaya Produksi Media

Tabel 3.3. Biaya Produksi Media

No.
Bentuk
Jenis Media Keterangan Jumlah Harga Biaya
& Ukuran

Art paper
Kartu 22.000
laminasi 9x5.5 cm 5 pak 110.000
Nama /1 pak
1. doof
Kop dan
50.000
amplop HVS 30gr A4 1rim 50.000
/1rim
2. surat
Stopmap/ Art carton 100 6000 /1
A3 600.000
3. Stationary folder 260gr lembar lembar
4. Stempel - 5x3cm 1item 50.000 50.000
Buku 2rangkap 1/4 folio 120.000
2rim 240.000
5. Nota NCR 16.5x10.7 /1rim
150.000
Hang tag Carton 100pcs 150.000
6. /100pcs
120.000
Label woven 2.5x4 cm 1500pcs 120.000
7. /1500pcs
Cutting
Merchandise camel 3x3cm 1meter 25.000/m 25.000
8. Stiker
9. Hardbox Art Carton 36x27cm 100pcs 5.000 500.000
Packaging
10. Paperbag Art Carton 100x25cm 100pcs 5.000 500.000

67
12. Sign NeonSign Neon box 100x50cm 1item 1.100.000 1.100.000
Brosur Art paper A5 1 sisi 100lmbr 100.000 100.000
13. Marcom
Leaflet Art paper A4 2 sisi 100lmbr 300.000 300.000
Total Keseluruhan
3.845.000

3.5.2 Biaya Kreatif


Tabel 3.2. Biaya Kreatif

No. Jenis Harga Biaya Keterangan


1. Riset 500.000 Collect data, Observasi, brainstorming
2. Desain Logo dan GSM 1.000.000 1.000.000 Desain, revisi
Desain stationary set, Desain, revisi
3. merchandise, 3.845.000 769.000 Biaya desain stationery set diambil 20%
packaging, dan sign dari biaya produksi media
Total 2.269.000

3.5.3 Total Biaya Keseluruhan


Biaya desain & kreatif : Rp 2.269.000,-
Biaya Produksi : Rp 3.845.000,-
Total Biaya : Rp 2.269.000,- + Rp 3.845.000,-
= Rp 6.114.000,-

68
BAB IV
VISUALISASI

4.1 Proses Desain


4.1.1 Logo
Dalam perancangan ini logo dibutuhkan untuk merepresentasikan atau
mewakili identitas dari Ageman Fashion and Accessories ini.
Perancangannya sebagai berikut :
a. Studi Visual

Gambar 4.1 Huruf atau Inisial A


Sumber : http://www.lettercult.com/archives/1530

Gambar 4.2 Motif Batik Solo (Motif Sulur-Suluran)


Sumber : https://www.bukalapak.com/p/fashion-wanita/bahan-kain/8da4ce-jual-batik-tulis-solo-sulur

69
Gambar 4.3 Lingkaran
Sumber : https://pixabay.com/en/black-white-gui-circles-38654/

Simbol yang dipilih untuk membentuk logogram adalah Huruf atau


Inisial "A" , Motif Batik Sulur-Suluran, dan Lingkaran. Ketiga bentuk
gambar ini akan dirancang menjadi satu kesatuan logogram.

b. Penjaringan Ide

Gambar 4.4 Sketsa Penjaringan Ide


Sumber: Anisya Istifa W

70
Gambar 4.5 Penjaringan Ide
Sumber: Anisya Istifa W

Dari hasil penjaringan menghasilkan 3 bentuk gambar, dijabarkan


mengenai arti di setiap hasil penjaringan ide visual :
1. Huruf atau inisial "A"
Merupakan inisial yang diambil dari inisial nama
perusahaan tersebut yaitu Ageman. Dibuat dengan prinsip
gestalt simplicity (kesederhaan), jadi huruf A tersebut dibuat
dengan bentuk yang lebih sederhana.
2. Motif Batik Sulur-suluran
Motif Sulur di sini menunjukan simbol usaha dari
Ageman sendiri yaitu sebagai usaha batik. Selain itu juga
berarti sebagai simbol kesuburan dan kehidupan, sehingga
diharapkan Ageman dapat terus hidup dan bergerak dengan
dinamis. Lengkungan sulur berjumlah 5 (angka ganjil). Dalam
mitos kehidupan angka ganjil dianggap sebagai angka yang
mempunyai arti keberuntungan. Sedangkan dari sudut pandang
jawa, angka ganjil khususnya angka lima mempunyai arti
semangat atau pantang menyerah.

3. Lingkaran

71
Sedangkan lingkaran menyimbolkan suatu kesatuan
atau pusat dan integritas, selain itu juga memberikan kesan
yang dinamis, bergerak, tidak terputus, abadi, memiliki
kualitas, dapat diandalkan, sesuatu yang sempurna, serta
kehidupan.

Dengan demikian, diharapkan logogram yang telah dibuat


dapat mewakili visimisi dari Ageman Fashion and Accessories sebagai
perusahaan fashion dan accesories batik yang kuat, berintegritas, serta
selalu mengutamakan kreativitas dan berkualitas.

c. Model Huruf

Gambar 4.6 Font


Sumber: Anisya Istifa W

Setiap huruf mempunyai kepribadian masing-masing. Huruf


mampu merepresentasikan suatu karakteristik yang akan diangkat.
Dengan demikian pemilihan huruf yang tepat sangat berpengaruh pada
penyampaian pesan atau karakteristik yang akan disampaikan. Selain itu
pemilihan font untuk logotype juga harus dipertimbangkan tingkat
keterbacaannya agar lebih mudah diingat dan dipahami oleh audience
tanpa meninggalkan kesan klasiknya. Dalam perancangan ini font yang
akan digunakan adalah jenis Serif dengan seri font Cenotaph Titling dan
Futura Md BT yang telah dimodifikasi. Penyesuaian yang dilakukan
dalam perancangan logotype menggunakan font Cenotaph Titling dan
Futura Md BT adalah sebagai berikut :

72
Gambar 4.7 Logotype Ageman Fashion and Accessories
Sumber: Anisya Istifa W

Menggunakan font tersebut membuat logotype lebih mudah


untuk dibaca. Selain itu font ini disesuaikan dengan konsep dari Ageman
Fashion and Accessories yang klasik, elegan namun kuat.

d. Warna
Warna yang dipilih dalam perancangan logotype maupun
logogram untuk Ageman Fashion and Accessories adalah warna merah
tua atau merah maroon. Penerapan warna ini dipilih berdasarkan
Pengelompokkan jenis warna Color Wheel, yaitu warna panas dan
warna dingin.

Gambar 4.8 Preview Warna Terapan


Sumber: Anisya Istifa W
Warna merah tua mempunyai kesan yang hangat, kuat
bersahaja, dan ramah, selain itu pengaplikasian warna merah juga

73
memberikan kesan ketertarikan atau perhatian yang lebih. Pemilihan
warna ini diharapkan agar masyarakat dapat tertarik dan menaruh
perhatian penuh pada Ageman Fashion and Accessories dan produk-
produknya.

4.2 Pengembangan Ide Logo


Sebelum terpilihnya logo sebagai media yang mewakili atau merepresentasikan
identitas visual untuk memberikan kesan yang kuat, klasik, elegan, hangat dan
berintegritas pada Ageman Fashion and Accessories berikut merupakan
beberapa alternatif logo yang disesuaikan dengan hasil brainstorming penulis :

Gambar 4.9 Pengembangan Ide Logo


Sumber: Anisya Istifa W

4.3 Evaluasi Logo Terpilih

74
Berdasarkan hasil pertimbangan dalam pemilihan ke 4 alternatif logo
di atas, berikut merupakan logo yang terpilih sebagai desain logo untuk
Ageman Fashion and Accessories

Gambar 4.10 Logo Terpilih Ageman Fashion and Accessories.


Sumber: Anisya Istifa W

Menurut pemilik usaha, logo di atas merupakan alternatif logo yang


mampu menunjukkan identitas atau citra dari Ageman Fashion and
Accessories, berikut penjelasan singkatnya :
1. Bentuk Logogram :
 inisia "A" disesuaikan dengan nama dari peusahaan yaitu Ageman.
 Sulur merupakan salah satu motif batik khas Solo yang disesuaikan
dengan bidang usaha dari Ageman sendiri yaitu bidang fashion batik.
 Lingkaran disesuaikan dengan visi misi dari Ageman yaitu sebagai
perusahaan yang berintegritas, mengutamakan kretifitas dan kualitas.
2. Bentuk Logotype :
 Font yang di dipilih disesuaikan dengan citra yang ingin disampaikan
yaitu klasik dan elegan.
 keterangan "Fashion and Accessories" merupakan penjelas
perusahaan bergerak dalam bidang apa.

75
3. Warna :
Warna merah maroon merupakan warna hangat yang disesuaikan
dengan citra yang ingin ditonjolkan yaitu kuat , hangat dan dapat
menjadi pusat perhatian.

4.4 Pembuatan GSM (Graphic Standard Manual)


a. Studi Clear Space Area
Clear Space Area merupakan bidang atau garis imajiner yang
memberikan batas ruang khusus pada logo, di mana di dalam clear space
tidak diperbolehkan ada objek lain kecuali logo itu sendiri. Batas ruang
kosong selain memberi kemudahan pada logo untuk dilihat meskipun dalam
bidang yang berlatar belakang ramai.

Gambar 4.11 Studi Clear Space Area


Sumber: Anisya Istifa W

b. Studi Ukuran Logo


Ukuran juga berpengaruh pada tingkat keterbacaan dari jarak tertentu.
Maka berikut ini merupakan ketetapan ukuran minimum logo dan tidak
diperbolehkan untuk diperkecil lagi. Hal ini menjadi ketetapan teknis dalam
pengaplikasian tampilan digital maupun cetak.

76
Gambar 4.12 Studi Ukuran Logo
Sumber: Anisya Istifa

c. Studi Grid System

Gambar 4.13 Studi Grid System


Sumber: Anisya Istifa W
d. Studi Logo Positif dan Diapositif

77
Gambar 4.14 Studi Logo Positif dan Diapositif
Sumber: Anisya Istifa W

e. Studi Logo Reverse

Gambar 4.15 Studi Logo Reverse


Sumber: Anisya Istifa W

f. Alterntatif Warna
Alternatif warna untuk logo Ageman Fashion and Accessories adalah warna
terracotta. Warna ini secara konsisten digunakan pada semua

pengaplikasian logo.

Gambar 4.16 Alternatif Warna


Sumber: Anisya Istifa W

78
g. Perlakuan Logo
Identitas berupa logo hendaknya diterapkan secara konsisten dan benar.
Pedoman ini dibuat untuk menghindari kesalahan pada penempatan maupun
pengaplikasian identitas. Berikut ini merupakan hal-hal yang tidak
diperkenankan dalam penerapan logo , antara lain :

Gambar 4.17 Perlakuan Logo


Sumber: Anisya Istifa W

79
Gambar 4.18 GSM
Sumber: Anisya Istifa

Gambar 4.19 GSM


Sumber: Anisya Istifa W

80
4.5 Aplikasi Logo dalam Sistem Identitas Visual
1. Stationary

Gambar 4.20 Kartu Nama


Sumber: Anisya Istifa

Gambar 4.21 Kop dan Amplop Surat dan Folder


Sumber: Anisya Istifa W

81
Gambar 4.22 Desain Hang tag
Sumber: Anisya Istifa W

Gambar 4.23 Aplikasi Hang tag


Sumber: Anisya Istifa W

82
Gambar 4.24 Label
Sumber: Anisya Istifa W

Gambar 4.25 Nota Pembayaran


Sumber: Anisya Istifa W

83
Gambar 4.26 Stempel
Sumber: Anisya Istifa W

2. Merchandise

Gambar 4.27 Sticker


Sumber: Anisya Istifa W

84
3. Packaging

Gambar 4.28 Paper Bag


Sumber: Anisya Istifa W

85
Gambar 4.29 Hard Box
Sumber: Anisya Istifa W

4. Neon Sign

Gambar 4.30 Neon Sign


Sumber: Anisya Istifa W

86
5. Folder

Gambar 4.31 Folder sisi dalam


Sumber: Anisya Istifa W

Gambar 4.32 Folder sisi luar


Sumber: Anisya Istifa

87
6. Brosur

Gambar 4.33 Brosur


Sumber: Anisya Istifa W

Gambar 4.34 Instagram


Sumber: Anisya Istifa W

88
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam proses pengerjaan Tugas Akhir bidang studi Desain
Komunikasi Visual berupa perancangan visual branding ini memerlukan
ketelitian pada setiap detail perancangan visualnya, karena kesan atau citra
yang ingin disampaikan melalui media visual harus diterima dengan baik oleh
target audience, sehingga dapat meningkatkan eksistensinya di masyarakat.
Selain itu, penulis juga mendapatkan banyak manfaat dan pengalaman serta
pengetahuan baru dalam hal dunia batik, analisis data, proses kreatif,
penentuan media, membuat logo yang baik dan memorable, serta perancangan
anggaran yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal ketika masuk di dunia
kerja mendatang.
Dalam perancangan desain logo dan visual branding Ageman Fashion
and Accessories di kota Solo ini, sudah sesuai dengan citra atau identitas yang
ingin disampaikan serta visi dan misi perusahaan. Desain logo dari Ageman
Fashion and Accessories mencerminkan karakter perusahaan yang bergerak di
bidang fashion batik, dengan citra yang ingin disampaikan yaitu usaha batik
yang mengutamakan desain motif yang eksklusif , modern dan original tanpa
perlu mengurangi tingkat kenyamanan ketika digunakan. Unsur yang
digunakan dalam logo diadopsi dari inisial huruf "A" dan salah satu motif
batik khas Solo yaitu motif sulur atau lung-lungan yang telah disederhanakan,
untuk membangun ciri khas tersendiri dari Ageman Fashion and Accessories.
Logo atau identitas yang telah dibuat akan diaplikasikan di beberapa media
pendukung seperti stationery, merchandise, packaging, sign, serta marketing
communication.

89
Melalui perancangan visual branding suatu perusahaan mampu
memperkenalkan identitas yang mereka miliki dengan cara yang efektif.
Melalui logo ataupun identitas yang telah dimiliki maka perusahaan akan
lebih mudah untuk dikenal dan diingat oleh masyarakat. Melalui perancangan
visual branding ini diharapkan mampu memberikan kesan pertama yang
mampu mempengaruhi persepsi customer terhadap usaha batik Ageman
Fashion and Accessories. Sehingga customer mengetahui tentang keberadaan
Ageman Fashion and Accessories dan tertarik untuk membeli produk dan
menggunakan jasa batik Ageman Fashion and Accessories. Semakin banyak
masyarakat yang mengenal, semakin besar pula kemungkinan masyarakat
untuk memberikan respon yang positif terhadap merek ini.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan pada perancangan
visual branding yang telah dibuat adalah memperluas proses pengenalan yang
sebelumnya dilakukan melalui mulut ke mulut dengan media-media efektif
yang mampu merepresentasikan dan memperkenalkan identitas dari Ageman
Fashion and Accessories di masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas
lagi.

90

Anda mungkin juga menyukai