POLITEKNIK LP3I
PENANGANAN BARANG (HANDLING MATERIALS)
Mendorong/menarik (push/pull)
Membawa (crayrying)
Menahan (holding).
JENIS MATERIAL HANDLING
Truk Industri
Peralatan jalur
tetap (fixed path
Jalur yang equipment)
Dilalui Peralatan jalur
variabel (variable
path equipment)
TUJUAN HANDLING MATERIALS
PERPINDAHAN PENYIMPANAN
Prinsip Perencanaan
• Semua aktivitas Penanganan harus direncanakan
(Planning Principle)
Prinsip Sistem • Penerimaan, penyimpanan, produksi, inspeksi, pengepakan, pergudangan, pasokan dan transportasi yang
(Systems Principle) efektif ke dalam desain sistem yang terintegrasi.
Prinsip pemanfaatan
ruang • Mendorong pemanfaatan yang efektif dari semua ruang yang tersedia.
(Space Utilisation Principle)
Prinsip Gravitasi
• Mendorong penggunaan prinsip gravitasi dalam pergerakan barang.
(Gravity Principle)
20 PRINSIP MATERIAL HANDLING
Prinsip Penyederhanaan
• Mendorong penyederhanaan metode dan proses dengan menghapus gerakan yang tidak perlu.
(Simplification principle)
Prinsip Keselamatan • Mendorong penyediaan peralatan penanganan yang aman sesuai dengan peraturan dan regulasi
(Safety Principle) keselamatan.
Prinsip mekanisasi
• Menggunakan peralatan penanganan material mekanis atau otomatis untuk meningkatkan efisiensi.
(Mechanization Principle)
Prinsip Standardisasi
• Mendorong standarisasi metode penanganan dan peralatan
(Standardization Principle)
20 PRINSIP MATERIAL HANDLING
Prinsip Fleksibilitas
• Gunakan metode dan peralatan yang dapat melakukan berbagai tugas dan aplikasi.
(Flexibility principle)
Prinsip gerak
• Peralatan yang dirancang untuk mengangkut material harus dijaga agar tetap bergerak.
(Motion Principle)
Prinsip waktu menganggur • Mengurangi waktu menganggur / waktu tidak produktif baik peralatan Material Handling maupun
(Idle time Principle) tenaga manusia.
20 PRINSIP MATERIAL HANDLING
Prinsip perawatan
• Merencanakan perawatan preventif atau perbaikan terjadwal dari semua peralatan penanganan.
(Maintenance Principle)
Prinsip keabadian • Menggantikan metode atau peralatan penanganan yang usang ketika terdapat metode atau
(Obsolescence Principle) peralatan yang lebih efisien untuk dapat meningkatkan operasi.
Prinsip kapasitas
• Gunakan peralatan penanganan untuk membantu mencapai kapasitas penuhnya.
(Capacity Principle)
Prinsip kontrol • Gunakan peralatan penanganan material untuk meningkatkan pengontrolan produksi,
(Control Principle) pengontrolan inventaris dan penanganan lainnya.
Prinsip kinerja • Tentukan efisiensi penanganan kinerja dalam hal biaya per unit yang ditangani yang merupakan
(Performance Principle) kriteria utama
PENYEBAB CIDERA
Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan atau postur canggung (badan
membungkuk, memutar, jongkok, atau berlutut)
Pressure points (mencengkeram atau menggenggam beban, bersandar pada bagian atau
permukaan yang keras atau memiliki tepi yang tajam)
PENYEBAB CIDERA
Sikap kerja statis (seperti mempertahankan posisi yang tetap dalam waktu lama pada satu jenis aktivitas.)
Paparan berulang atau terus-menerus terhadap satu atau lebih dari faktor di atas pada awalnya
dapat mengakibatkan kelelahan dan rasa tidak nyaman pada pekerja. Lama-kelamaan, pekerja bisa berpotensi
mengalami cedera pada punggung, bahu, tangan, pergelangan tangan, atau bagian lain dari tubuh yang terpapar.
Kondisi lingkungan kerja yang buruk (panas atau dingin ekstrem, kebisingan, dan pencahayaan yang buruk
dapat meningkatkan risiko pekerja untuk mengalami cedera atau penyakit akibat kerja lainnya yang lebih fatal)
BAGIAN CEDERA AKIBAT HM
Nyeri punggung,
Punggung Musculosketenal
Disorders (MSDs)
1. Pengangkatan benda yang terletak pada posisi diatas lutut dan atau di bawah tinggi
siku berdiri.
2. Posisi pengangkatan yang berbahaya, jika dilakukan dibawah lutut dan atau diatas
tinggi siku. Sikap kerja ini diperlukan pengawasan intensif.
3. Pengangkatan sangat berbahaya dan tidak direkomendasikan jika pengangkatan benda
dari lantai atau dibawah lutut dan atau setinggi kepala atau di diatas bahu.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan aktivitas mengangkat
1. Hindari mengangkat benda dari lantai. Jika beban harus diangkut dari permukaan lantai maka dianjurkan
menggunakan alat mekanis.
2. Benda yang diangkat ringan sampai sedang dan mudah disesuaikan diantara lutut.
3. Benda yang akan diangkat harus sedekat mungkin dengan tubuh (menempel).
4. Posisi punggung tegak lurus, pada saat mengangkat tumpuan pembebanan pada kaki dan mengurangi
pembebanan pada tulang punggung.
5. Hindari mengangkat dengan tiba-tiba, pengangkatan dilakukan pengangkatan dilakukan dilakukan pelan-
pelan dengan memposisikan kekuatan pada tumpuan kaki.
6. Tangan memegang benda dalam posisi yang aman dengan memegang penuh, tidak menggunakan jari
yang dapat menyebabkan ketegangan lokal.
ATURAN PENGANGKATAN
ATURAN PENGANGKATAN
ATURAN PENGANGKATAN
ATURAN PENGANGKATAN
Batasan Angkat Secara Legal (Legal Limitation)
Team work (kerja sama tim) merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling
melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
K3 Teamwork Tujuan K3
KESELAMATAN BERDASARKAN PERILAKU
(BEHAVIAOURAL BASED SAFETY):
3. Metode penerapan
Heinrich (1980)
Borman dan Motowidlo (1993)
Tindakan/perbuatan dari Bird dan Germain (1990) Perilaku tugas dan perilaku konstektual,
seseorang/beberapa orang karyawan
Perilaku yang tidak dapat menyebabkan yaitu pematuhan dan partisipasi
yang memperkecil kemungkinan
terjadinya kecelakaan atau insiden individu pada aktivitas pemeliharaan
terjadinya kecelakaan terhadap
keselamatan di tempat kerja
karyawan
Syaaf (2007)
APA Dictionary of Psychology
(2007) Sebuah perilaku yang dikaitkan
langsung dengan keselamatan, misalnya
Suatu perilaku yang dilakukan dengan
pemakaian kacamata keselamatan,
ketertarikan individu dalam usaha
penandatanganan formulir risk
untuk memperkecil atau mencegah
assesment sebelum kerja atau
suatu bencana yang ditakutkan
berdiskusi masalah keselamatan
Mengapa unsafe behavior terjadi?
Behavior-based safety (BBS) adalah suatu pendekatan yang bersifat proaktif dalam meningkatkan kinerja K3.
1. Memberikan peringatan dini terhadap potensi bahaya kecelakaan serta dapat mengukur perilaku aman
dan tidak aman di tempat kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk berbagi informasi mengenai kinerja K3 dan umpan
balik terhadap rekan-rekan kerja mereka.
3. Mendorong keterlibatan pekerja dalam semua aktifitas K3.
4. Meningkatkan kesadaran pribadi akan K3
1. Pemilik usaha
Elemen SMK3 : adanya komitmen secara tertulis dan ditandatangani oleh direktur atau pemilik usaha.
Komitmen berisi tentang pernyataan untuk menjamin keselamatan, menyediakan tempat kerja yang
aman dan ramah terhadap manusia/lingkungan.
2. Pengurus
Pengurus (manajemen perusahaan) : orang yang diserahi tugas untuk mengelola jalannya usaha,
memastikan perusahaan berjalan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemilik modal atau usaha,
termasuk mengupayakan keselamatan aset perusahaan (manusia dan properti).
TANGGUNG JAWAB KESELAMATAN
3. Safety Officer
Tugas : membantu pengurus dalam mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang ada di
perusahaan, mengidentifikasi regulasi dan standar K3 yang perlu dipenuhi, dan memberikan saran-
saran perbaikan yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
TANGGUNG JAWAB KESELAMATAN
4. Pekerja
• Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
• Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan;
• Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan;
• Jaga kebersihan dan kerapihan di tempat kerja;
• Segera laporkan/informasikan kepada atasan setiap kondisi tidak aman di tempat kerja