Politeknik LP3I
KOMUNIKASI K3
Internal
Komunikasi
kontraktor, pemasok,
Eksternal pengunjung, tamu
dan masyarakat luas
INFORMASI K3
1. Kebijakan K3
2. Manual Sistem Manajemen K3
3. Peraturan perundangan K3
4. Prosedure K3
5. Tujuan, sasaran, program K3
6. Masalah/keluhan K3 dan penyelesaiannya
7. Hasil rapat komite P2K3 (safety commite)
8. Hasil audit SMK3
KOMUNIKASI INTERNAL
• Label-label K3.
• Bel/Alarm/Lampu Bahaya.
• Pelatihan K3
• Rapat K3
• Penyuluhan K3
TERPELESET (SLIP) = TUMPAHAN (SPILL)
Terpeleset dipicu oleh terlalu sedikitnya faktor gesekan antara alas kaki dengan lantai
kerja sehingga mengakibatkan pekerja kehilangan keseimbangan.
Penyebab :
1. Produk basah atau tumpahan di lantai kerja (lumpur, sabun, minyak, dan air)
2. Produk kering yang mengakibatkan lantai kerja licin. Misalnya yaitu akrilik, kaca, kayu, serbuk,
granula dan plastik
3. Bahan lantai yang terlalu licin
4. Cairan yang sudah membeku
5. Alas kaki yang tidak memiliki permukaan luas untuk bergesekan dengan lantai. Misalnya sandal
jepit, sepatu berhak, slipper dan lain lain
6. Bahaya yang terbentuk akibat cuaca, seperti genangan air, salju, dll
TERSANDUNG (TRIPS)
Tersandung terjadi ketika kaki menabrak sebuah benda dan pada saat bersamaan, tubuh kita tetap
bergerak sehingga kita akan kehilangan keseimbangan.
Penyebab :
1. Kabel, selang, kawat maupun benda lain yang melintang di area pejalan kaki
2. Laci yang terbuka
3. Pergantian ketinggian yang tidak memiliki tanda di ujungnya
4. Bagian lantai yang hilang
5. Tangga yang rusak atau ketinggian tangga yang tidak sama
6. Pencahayaan yang buruk
7. Permukaan lantai kerja tidak rata, misalnya adanya karpet, perbedaan atau pergantian ketinggian
permukaan lantai
TERJATUH (FALLS)
Membuat prosedur tata graha yang baik (good Mematuhi atau menerapkan prosedur tata
housekeeping) graha yang baik (good housekeeping)
Selalu mengingatkan pekerja tentang pentingnya Memperbaiki perilaku tidak aman/ kebiasaan saat
keselamatan pejalan kaki atau saat berada di jalur berjalan kaki, serta menjadikan keselamatan
kendaraan sebagai prioritas
K3 PERKANTORAN
Psikososial • Konflik antar rekan, stress kerja, shift, beban kerja, karir
K3 PERKANTORAN
( STANDAR P E L AK SANAAN K 3 )
KESEHATAN
ERGONOMI
LINGKUNGAN
• Sarana bangunan • Luas tempat kerja
• Penyediaan air bersih • Kursi
• Toilet • Koridor
• Pengelolaan limbah • Postur kerja
• Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
• Pengendalian vektor dan binatang
• Pembawa penyakit.
PENGGUNAAN PERALATAN KANTOR
PENGGUNAAN KOMPUTER
Pergunakan komputer secara sehat, benar dan nyaman
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Memanfaatkan kesepuluh jari.
2. Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit.
3. Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.
4. Lakukan peregangan.
5. Sudut lampu 45 derajat.
6. Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya datang harus dari belakang.
7. Sudut pandang 15 derajat, jarak layar dengan mata 30 – 50 cm.
8. Kursi ergonomis (adjusted chair).
9. Jarak meja dengan paha 20 cm
10. Senam waktu istirahat.
PENGGUNAAN ALAT KANTOR
Melindungi keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang berada di
dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik
Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong produktivitas
POTENSI BAHAYA LISTRIK
Panas yang • Menyebabkan kulit atau tubuh terbakar, khususnya pada titik dimana arus
ditimbulkan masuk ke tubuh.
oleh energi • Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan, atau kesulitan bernafas
listrik dan gangguan saraf.
Medan • Gerakan spontan akibat terkena arus listrik, dapat mengakibatkan cidera lain
listrik seperti akibat jatuh atau terkena/tersandung benda lain.
PROSEDUR KESELAMATAN SAAT BEKERJA
DENGAN PERALATAN LISTRIK
1. Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah tangga seperti sakelar, fiting, kotak -
kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat mengakibatkan kecelakaan listrik.
2. Tidak diperbolehkan :
• Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
• Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar
• Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya
3. Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal-terminal sambungan kabel, dan
lain -lain.
4. Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan
KESELAMATAN KERJA BERKAITAN DENGAN TEMPAT KERJA
1. Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka, harus diberi tanda peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
2. Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
3. Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya listrik
PENGENDALIAN B AHAYA LISTRIK DARI
SENTUH LANGSUNG
TUJUAN
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional
Sentuhan
Pernafasan Menelan
Kulit
Luka pada
Mata
Kulit
PENGGOLONGAN
JENIS, BAHAYA
BAHAN KIMIA
PENYIMPANAN
BAHAN KIMIA
PENANGANAN
BAHAN KIMIA
BAHAYA BAHAN KIMIA
1. Iritasi kulit, cedera mata atau kebutaan yang disebabkan oleh produk kimia korosif
2. Produk beracun, seperti uap dan asap, yang disebabkan oleh pencampuran bahan
kimia yang tidak kompatibel
3. Luka bakar serius dari pelarut yang mudah terbakar yang terbakar
4. Cedera dari wadah meledak, seperti kaleng semprot
5. Keracunan dari menelan secara disengaja, terutama dengan anak-anak
PENGGUNAAN BAHAN KIMIA
Ergonomi adalah interaksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data, dan
metode dalam rangka merancang sistem tersebut agar sesuai dengan
kebutuhan, keterbatasan, serta keterampilan manusia.
Berkaitan dengan karakteristik anatomi, antropometri, fisiologi, dan biomekanik manusia yang
berhubungan dengan aktivitas fisik.
Fokus : konsekuensi dari gerakan repetitif, keamanan di tempat kerja, kenyamanan dalam
penggunaan perangkat portabel, desain keyboard, postur saat bekerja, serta situasi lingkungan
kerja secara keseluruhan.
PROSES
1. Pengamatan terhadap pekerja dan pekerjaan itu sendiri
2. Lingkungan kerja didesain supaya optimal dari sisi keamanan, kesehatan, kenyamanan, serta
performa kerja.
CAKUPAN ERGONOMIC
COGNITIVE ERGONOMIC
Fokus : analisis kesalahan, interaksi manusia dengan mesin, beban kerja secara mental, pengambilan
keputusan, tekanan di tempat kerja, serta training karena berhubungan dengan desain sistem manusia.
ORGANIZATIONAL ERGONOMIC
Fokus : kepada sistem sociotechnical, mencakup struktur organisasi, kebijakan, serta proses. Beberapa
topik yang relevan, seperti komunikasi, desain jam kerja, kerja sama tim, manajemen sumber daya, dan
manajemen kualitas.
Aspek ini disebut juga sebagai macroergonomics. macroergonomic merupakan wawasan tentang
bagaimana mendesain keseluruhan sistem kerja supaya terbangun iklim kerja yang efektif dan optimal.
PENERAPAN ERGONOMI
1. Posisi Kerja
Posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang
vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan
ukuran anthropometrinya.
3. Tata letak tempat kerja
4. Mengangkat beban
5. Menjinjing beban
BAHAYA ERGONOMI
Timbulnya kecelakaan
kerja
CARA TERHINDAR BAHAYA ERGONOMI
Meningkatkan produktivitas
Menghemat biaya
1. Buatlah daftar jenis APD secara lengkap disertai nama dan fungsinya
2. Buatlah daftar rambu/simbol/tanda K3 secara lengkap beserta artinya
3. Jelaskan secara detail ergonomi yang meliputi : luas tempat kerja,
ergonomi kursi, ergonomi meja, tata letak peralatan kantor, postur tubuh
dan jam kerja