Anda di halaman 1dari 42

K3 & ISO

(OFFICE SAFETY MANAGEMENT)

Dyah Dewi Hastuti

Politeknik LP3I
KOMUNIKASI K3

KOMUNIKASI K3 : Kegiatan untuk menyebarluaskan informasi K3 kepada pihak-pihak yang


berkepentingan, baik kedalam maupun keluar perusahaan.

Internal
Komunikasi
kontraktor, pemasok,
Eksternal pengunjung, tamu
dan masyarakat luas
INFORMASI K3

1. Kebijakan K3
2. Manual Sistem Manajemen K3
3. Peraturan perundangan K3
4. Prosedure K3
5. Tujuan, sasaran, program K3
6. Masalah/keluhan K3 dan penyelesaiannya
7. Hasil rapat komite P2K3 (safety commite)
8. Hasil audit SMK3
KOMUNIKASI INTERNAL

1. Komitmen perusahaan terhadap penerapan K3 di tempat kerja.


2. Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.
3. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.
4. Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta material/bahan/alat/mesin yang digunakan
dalam proses kerja.
5. Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
6. Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
7. Perkembangan aktivitas pengendalian bahayadi tempat kerja.
8. Perubahan-perubahan manajemen perusahaan yang mempengaruhi penerapan K3 di tempat kerja.
KOMUNIKASI EKSTERNAL

• Akses terhadap peraturan perundangan K3


• Laporan kecelakaan, hasil penyelidikan dan penanganannya
Pihak Luar • Laporan kinerja K3
• Penanganan keadaan darurat

• Persyaratan K3 untuk tamu.


Pengunjung/ • Prosedur evakuasi darurat.
• Aturan lalu lintas di tempat kerja.
tamu • Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
• APD yang digunakan di tempat kerja.
MEDIA KOMUNIKASI K3

• Papan Informasi/Pengumuman K3.


• Surat-menyurat, memo.
• Email dan internet.
• Pengeras Suara.
• Rambu-rambu dan tanda bahaya K3.

• Label-label K3.
• Bel/Alarm/Lampu Bahaya.
• Pelatihan K3
• Rapat K3
• Penyuluhan K3
TERPELESET (SLIP) = TUMPAHAN (SPILL)

Terpeleset dipicu oleh terlalu sedikitnya faktor gesekan antara alas kaki dengan lantai
kerja sehingga mengakibatkan pekerja kehilangan keseimbangan.
Penyebab :
1. Produk basah atau tumpahan di lantai kerja (lumpur, sabun, minyak, dan air)
2. Produk kering yang mengakibatkan lantai kerja licin. Misalnya yaitu akrilik, kaca, kayu, serbuk,
granula dan plastik
3. Bahan lantai yang terlalu licin
4. Cairan yang sudah membeku
5. Alas kaki yang tidak memiliki permukaan luas untuk bergesekan dengan lantai. Misalnya sandal
jepit, sepatu berhak, slipper dan lain lain
6. Bahaya yang terbentuk akibat cuaca, seperti genangan air, salju, dll
TERSANDUNG (TRIPS)

Tersandung terjadi ketika kaki menabrak sebuah benda dan pada saat bersamaan, tubuh kita tetap
bergerak sehingga kita akan kehilangan keseimbangan.
Penyebab :
1. Kabel, selang, kawat maupun benda lain yang melintang di area pejalan kaki
2. Laci yang terbuka
3. Pergantian ketinggian yang tidak memiliki tanda di ujungnya
4. Bagian lantai yang hilang
5. Tangga yang rusak atau ketinggian tangga yang tidak sama
6. Pencahayaan yang buruk
7. Permukaan lantai kerja tidak rata, misalnya adanya karpet, perbedaan atau pergantian ketinggian
permukaan lantai
TERJATUH (FALLS)

Terjatuh terjadi ketika pekerja kehilangan keseimbangannya.


Terjatuh dibagi menjadi 2 : jatuh di level yang sama atau jatuh di level yang di
bawahnya.
Penyebab :
• Tidak adanya pembatas (railing) yang menahan agar orang tidak jatuh
• Tidak adanya alat pelindung diri yang menahan orang dari jatuh
• Tidak dilakukannya 3 point kontak (1 tangan dan 2 kaki bertumpu pada titik yang
kuat)
C ARA MENCEGAH TERPELESET, TERSANDUNG
DAN TERJATUH

1. Gunakan alas kaki yang tepat


2. Pasang pelapis lantai
3. Jaga area kerja tetap bersih, rapi, dan aman
4. Pastikan area kerja memiliki pencahayaan yang baik
5. Pasang tanda peringatan atau alat pengaman
6. Memasang floor marking di area lorong
7. Memasang rambu K3 terpeleset, tersandung dan terjatuh
8. Gunakan alat pelindung jatuh yang tepat dan memadai
9. Periksa tangga atau perancah sebelum bekerja di ketinggian
10. Berikan pelatihan kepada pekerja mengenai bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh
Tanggung Jawab Perusahaan Tanggung Jawab Pekerja
Memberikan pelatihan Berpartisipasi aktif dalam pelatihan
Melaporkan isu pemeliharaan terkait kondisi di
Memelihara kondisi area kerja
area kerja
Mengembangkan kebijakan/ prosedur Mematuhi kebijakan/ prosedur

Membuat prosedur tata graha yang baik (good Mematuhi atau menerapkan prosedur tata
housekeeping) graha yang baik (good housekeeping)

Terlibat dalam membangun budaya keselamatan


Membangun budaya keselamatan di perusahaan
di perusahaan

Selalu mengingatkan pekerja tentang pentingnya Memperbaiki perilaku tidak aman/ kebiasaan saat
keselamatan pejalan kaki atau saat berada di jalur berjalan kaki, serta menjadikan keselamatan
kendaraan sebagai prioritas
K3 PERKANTORAN

TUJUAN MASALAH K3 PERKANTORAN

• Mencegah dan mengurangi penyakit • Penataan dokumen dan peralatan


akibat kerja dan penyakit lain, serta yang tidak aman
kecelakaan kerja pada karyawan, • Penataan kelistrikan yang tidak aman
• Mewujudkan kantor yang sehat, • Posisi kerja yang tidak ergonomis
aman, nyaman, dan karyawan yang • Penempatan Alat Pemadam Api
sehat, selamat, bugar, berkinerja dan Ringan (APAR) yang tidak sesuai
produktif.
• Kondisi hidran gedung yang terhalang
• Kondisi tangga darurat yang tidak
sesuai
K3 PERKANTORAN
( POT E NSI B AH AYA K 3 )

Fisik • Bising, getaran, pencahayaan, radiasi layer komputer, elektrik

Kimia • Partikel debu, cairan desinfektan, uap, vapour, mist

Biologi • Mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, vector

Ergonomi • Posisi kerja tidak netral. Gerakan berulang, kelebihan beban

Psikososial • Konflik antar rekan, stress kerja, shift, beban kerja, karir
K3 PERKANTORAN
( STANDAR P E L AK SANAAN K 3 )

KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA

• Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan ruang • Peningkatan pengetahuan kesehatan kerja


perkantoran • Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di
• Desain alat dan tempat kerja tempat kerja
• Penempatan dan penggunaan alat perkantoran • Penyediaan ruang ASI dan pemberian
• Pengelolaan listrik dan sumber api kesempatan memerah ASI selama waktu kerja di
• Manajemen tanggap darurat Gedung Perkantoran
• Manajemen keselamatan dan kebakaran gedung • Aktivitas fisik.
• Persyaratan dan tata cara evakuasi • Durasi kerja
• Penggunaan mekanik dan elektrik
• P3K
K3 PERKANTORAN
( STANDAR P E L AK SANAAN K 3 )

KESEHATAN
ERGONOMI
LINGKUNGAN
• Sarana bangunan • Luas tempat kerja
• Penyediaan air bersih • Kursi
• Toilet • Koridor
• Pengelolaan limbah • Postur kerja
• Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
• Pengendalian vektor dan binatang
• Pembawa penyakit.
PENGGUNAAN PERALATAN KANTOR

PENGGUNAAN KOMPUTER
Pergunakan komputer secara sehat, benar dan nyaman
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Memanfaatkan kesepuluh jari.
2. Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit.
3. Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.
4. Lakukan peregangan.
5. Sudut lampu 45 derajat.
6. Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya datang harus dari belakang.
7. Sudut pandang 15 derajat, jarak layar dengan mata 30 – 50 cm.
8. Kursi ergonomis (adjusted chair).
9. Jarak meja dengan paha 20 cm
10. Senam waktu istirahat.
PENGGUNAAN ALAT KANTOR

Gunakan sesuai fungsinya

Jika sudah menggunakan, kembalikan alat pada tempatnya

Ganti alat kantor yang sudah rusak atau kadaluarsa

Menata alat kantor dengan rapi


K3 LISTRIK

K3 LISTRIK RUANG LINGKUP

• Keselamatan kerja yang • Perencanaan


bertalian dengan alat, • Pemasangan
bahan, proses, tempat • Penggunaan
(lingkungan) dan cara-cara
• Perubahan
melakukan pekerjaan.
• Pemeliharaan
• Pemeriksaan dan pengujian.
K3 LISTRIK
( T UJ UAN )

Melindungi keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang berada di
dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik

Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan keselamatan


bangunan beserta isinya

Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong produktivitas
POTENSI BAHAYA LISTRIK

Bahaya • Menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan.


kejut listrik

Panas yang • Menyebabkan kulit atau tubuh terbakar, khususnya pada titik dimana arus
ditimbulkan masuk ke tubuh.
oleh energi • Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan, atau kesulitan bernafas
listrik dan gangguan saraf.

Medan • Gerakan spontan akibat terkena arus listrik, dapat mengakibatkan cidera lain
listrik seperti akibat jatuh atau terkena/tersandung benda lain.
PROSEDUR KESELAMATAN SAAT BEKERJA
DENGAN PERALATAN LISTRIK

1. Cek peralatan yang sesuai dan memenuhi standar


2. Gunakan equipment bertegangan rendah sedapat mungkin
3. Jika menggunakan 230 volt, gunakan peralatan ELCB (pendeteksi arus bocor)
4. Cek peralatan yang masih valid sticker Portable Appliance Test (PAT)-nya.
5. Cek power point, three pin plug dalam keadaan bagus
6. Cek kabel-kabel dilantai jangan sampai menyebabkan tripping hazard.
7. Prosedur keselamatan saat bekerja dengan Electrical Equipment, mesin-mesin dan instalasinya
8. Pemilihan peralatan-peralatan yang tepat sebelum mulai kerja
9. Dikerjakan oleh orang yang kompeten
10. Gunakan equipment yang standar dan sesuai
KETENTUAN PERALATAN LISTRIK
(PUIL)

1. Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah tangga seperti sakelar, fiting, kotak -
kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat mengakibatkan kecelakaan listrik.
2. Tidak diperbolehkan :
• Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
• Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar
• Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya
3. Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal-terminal sambungan kabel, dan
lain -lain.
4. Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan
KESELAMATAN KERJA BERKAITAN DENGAN TEMPAT KERJA
1. Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka, harus diberi tanda peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
2. Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
3. Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya listrik
PENGENDALIAN B AHAYA LISTRIK DARI
SENTUH LANGSUNG

• Menutup semua instalasi yang terbuka


• Mengisolasi bagian aktif/ konduktor
• Memperbaiki penutup instalasi yang rusak
• Memperbaiki atau mengganti peralatan yang rusak
• Menghindari lingkungan kerja yang tidak aman
• Mengecek / memeriksa kondisi kawat atau core kabel
• Memeriksa dan melakukan pengukuran grounding
• Menggunakan peralatan/ sistem grounding yang benar
• Menghindari penggunaan yang melebihi kapasitasnya
• Memeriksa dan memelihara peralatan listrik dengan baik
• Menggunakan peralatan/ sistem pengaman
PENGGUNAAN ALAT LISTRIK

• Gunakan sarung tangan dan sepatu khusus untuk bahaya listrik


• Simpan peralatan listrik yang tidak digunakan di tempat yang kering
• Jangan menggunakan peralatan listrik yang basah/ lembab
• Usahakan tempat kerja listrik terang
• Pastikan tidak mendekati potensi bahaya listrik
• Jangan membawa alat dengan kabel
• Jangan mencabut/menyentak untuk melepaskan tusuk kontak
• Jaga kabel dari panas, minyak dan benda tajam
• Lepaskan dari sumber listrik, peralatan yang tidak digunakan
• Ganti setiap peralatan yang rusak
• Menyediakan sistem ‘tidak menyalahkan’ untuk pelaporan kesalahan dan protokol yang mencegah
peralatan listrik yang rusak dari penggunaan sampai diperbaiki
• Pastikan bahwa saklar daya utama untuk mematikan daya listrik mudah dijangkau dan jelas ditandai,
sehingga dapat dengan cepat dimatikan dalam keadaan darurat
PENGGUNAAN BAHAN
KIMIA/BERBAHAYA/ZAT

TUJUAN
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional

Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja

Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.


GOLONGAN BAHAN KIMIA

Bahan Kimia Beracun Bahan Kimia Korosif Bahan Kimia Mudah


(Toxic) (Corrosive) Terbakar (Flammable)

Bahan Kimia Reaktif


Bahan Kimia Peledak Bahan Kimia Oksidator
Terhadap Air (Water
(Explosive) (Oxidation)
Sensitive Substances)

Bahan Kimia Reaktif Bahan Kimia Radioaktif


Gas Bertekanan (Radioactive
Terhadap Asam (Acid
(Compressed Gases) Substances)
Sensitive Substances
C ARA BAHAN KIMIA DAPAT TERPAPAR PADA
PEKERJA

Sentuhan
Pernafasan Menelan
Kulit

Luka pada
Mata
Kulit
PENGGOLONGAN
JENIS, BAHAYA
BAHAN KIMIA
PENYIMPANAN
BAHAN KIMIA
PENANGANAN
BAHAN KIMIA
BAHAYA BAHAN KIMIA

1. Iritasi kulit, cedera mata atau kebutaan yang disebabkan oleh produk kimia korosif
2. Produk beracun, seperti uap dan asap, yang disebabkan oleh pencampuran bahan
kimia yang tidak kompatibel
3. Luka bakar serius dari pelarut yang mudah terbakar yang terbakar
4. Cedera dari wadah meledak, seperti kaleng semprot
5. Keracunan dari menelan secara disengaja, terutama dengan anak-anak
PENGGUNAAN BAHAN KIMIA

1. Selalu membaca label pada botol kimia.


2. Selalu ikuti petunjuk dan tindakan pencegahan yang tercantum pada label.
3. Jangan menggunakan bahan kimia yang tidak jelas apa itu atau bagaimana
melindungi diri sendiri.
4. Selalu meluangkan waktu untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang yang
bekerja di sekitar.
5. Selalu membuang bahan kimia yang benar.
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA

1. Mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan kimia berbahaya bila memungkinkan.


2. Menjaga sistem ventilasi yang memadai untuk mengurangi konsentrasi bahan kimia di udara.
3. Praktek kebersihan pribadi yang baik (misalnya cuci tangan) dan mempertahankan rutinitas membersihkan
tempat kerja dapat mengurangi jumlah zat kimia yang diserap oleh tubuh pekerja.
4. Memperkenalkan kontrol administratif untuk meminimalkan paparan bahan kimia.
5. Gunakan alat pelindung diri dan bekerja sesuai procedure aman.
6. Menjaga peralatan agar selalu dalam keadaan baik untuk mencegah kebocoran dan kerusakan yang
mungkin melepaskan zat beracun.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang SMK3, penggunaan bahan kimia berbahaya
harus mendapatkan penanganan khusus. Selain harus diawasi oleh seorang ahli yang bertanggung jawab di
bidang K3 Kimia, petugas K3 Kimia juga dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dan pengawasan operasional
yang menggunakan bahan kimia berbahaya.
ERGONOMI

Ergonomi adalah interaksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data, dan
metode dalam rangka merancang sistem tersebut agar sesuai dengan
kebutuhan, keterbatasan, serta keterampilan manusia.

Tujuan : untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi rasa tidak nyaman


saat bekerja
C AKUPAN ERGONOMIC
( P HYS ICA L ERG O N OM IC)

Berkaitan dengan karakteristik anatomi, antropometri, fisiologi, dan biomekanik manusia yang
berhubungan dengan aktivitas fisik.
Fokus : konsekuensi dari gerakan repetitif, keamanan di tempat kerja, kenyamanan dalam
penggunaan perangkat portabel, desain keyboard, postur saat bekerja, serta situasi lingkungan
kerja secara keseluruhan.
PROSES
1. Pengamatan terhadap pekerja dan pekerjaan itu sendiri
2. Lingkungan kerja didesain supaya optimal dari sisi keamanan, kesehatan, kenyamanan, serta
performa kerja.
CAKUPAN ERGONOMIC

COGNITIVE ERGONOMIC
Fokus : analisis kesalahan, interaksi manusia dengan mesin, beban kerja secara mental, pengambilan
keputusan, tekanan di tempat kerja, serta training karena berhubungan dengan desain sistem manusia.

ORGANIZATIONAL ERGONOMIC
Fokus : kepada sistem sociotechnical, mencakup struktur organisasi, kebijakan, serta proses. Beberapa
topik yang relevan, seperti komunikasi, desain jam kerja, kerja sama tim, manajemen sumber daya, dan
manajemen kualitas.
Aspek ini disebut juga sebagai macroergonomics. macroergonomic merupakan wawasan tentang
bagaimana mendesain keseluruhan sistem kerja supaya terbangun iklim kerja yang efektif dan optimal.
PENERAPAN ERGONOMI

1. Posisi Kerja
Posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang
vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan
ukuran anthropometrinya.
3. Tata letak tempat kerja
4. Mengangkat beban
5. Menjinjing beban
BAHAYA ERGONOMI

Timbulnya penyakit akibat


Timbulnya kelelahan kerja
kerja

Timbulnya kecelakaan
kerja
CARA TERHINDAR BAHAYA ERGONOMI

Menjaga postur tetap netral

Mengurangi kekuatan yang berlebihan

Hindari gerakan berlebihan

Memberi ruang untuk peregangan


MANFAAT ERGONOMI

Meningkatkan produktivitas

Menghemat biaya

Meningkatkan kualitas kerja

Mengurangi terjadinya kerusakan pada peralatan bekerja

Meningkatkan manajemen organisasi secara keseluruhan


STANDAR ERGONOMI PERKANTORAN

Luas tempat kerja yang ergonomis

Ergonomis tata letak peralatan kantor

Ergonomis tempat duduk

Ergonomis meja kerja

Ergonomis postur tubuh saat bekerja

Istirahat saat bekerja


TUGAS INDIVIDU

1. Buatlah daftar jenis APD secara lengkap disertai nama dan fungsinya
2. Buatlah daftar rambu/simbol/tanda K3 secara lengkap beserta artinya
3. Jelaskan secara detail ergonomi yang meliputi : luas tempat kerja,
ergonomi kursi, ergonomi meja, tata letak peralatan kantor, postur tubuh
dan jam kerja

Anda mungkin juga menyukai