Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Febriyanto Kurniawan

NIM : 20/471365/PKU/19160
KELAS : JKT_MMR20_G2

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS KEDOKTERAN, KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Ujian Blok 3

Mata Kuliah Manajemen Lingkungan Rumah Sakit

Pengampu : Dr. Widodo Hariyono, A.Md., S.T., M.Kes.


Sifat Ujian : Buku Terbuka

1. Jelaskan terkait dengan 4 jenis faktor risiko yang terdapat di lingkungan kerja!
Berikan contoh pada setiap faktornya!
Jawab:
4 Jenis faktor risiko di lingkungan kerja:
1) Faktor risiko biologi: organisme hidup yang dapat menyebabkan
penyakit.
Contoh: Jamur, virus, bakteri, tanaman, binatang
2) Faktor risiko kimia: bahan – bahan kimia yang dapat membahayakan
tubuh pekerja
Contoh: Cairan, Gas, debu, uap, radioaktif, bahan reaktif, iritan, dan
korosif.
3) Faktor risiko fisika: sumber energi yang cukup kuat untuk
membahayakan tubuh
Contoh: panas, tekanan, kebisingan, suhu, cahaya, listrik, getaran dan
radiasi.
4) Faktor risiko ergonomis:risiko yang diakibatkan posisi bekerja tidak
benar.
Contoh: Gerakan berulang, postur/ posisi kerja, pengangkutan barang
secara manual dan desain tempat kerja yang tidak sesuai.
2. Jelaskan terkait dengan konsep hierarki pengendalian risiko bahaya di tempat
kerja! Berikan contoh pada setiap tahapnya!
Jawab:
Hierarki pengendalian risiko di tempat kerja:
1) Eliminasi: memisahkan faktor – faktor bahaya dari tempat kerja dan
pekerjanya
Contoh: berhenti menggunakan zat kimia beracun yang sangat
berbahaya bagi kesehatan pekerja dan lingkungan kerja untuk
jangka panjang
2) Substitusi: mengganti faktor – faktor yang berbahaya dengan tidak
berbahaya
Contoh: mengganti car yang berbasis sloven ke cat berbasis air,
mengganti lantai yang licin dengan lantai yang tidak licin untuk
mengurangi risiko terpeleset, dan menurunkan voltase suatu
peralatan.
3) Pengendalian teknis/ Perancangan: melakukan rekayasa
perlindungan terkait perangkat dan fasilitas yang berbahaya dengan
perubahan teknis pada sistem
Contoh: pemberian pelindung mesin, sistem ventilasi, mengurangi
bising di tempat kerja dan perlindungan terhadap ketinggian.
4) Kontrol Administrasi: melakukan perbaikan pada berbagai aspek
terhadap penggunaan pekerja
Contoh: Mengatur keselamatan dan kesehatan kerja pada aktivitas
kerja, pelaksanaan safety induction, pelaporan risiko potensi
terjadinya kecelakaan dan pemberian instruksi terkait akses control
kerja.
5) Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD): menggunakan jenis APD
yang sesuai sebagai alternatif terakhir.
Contoh: menggunakan perlindungan pendengaran, menggunakan
pelindung wajah, menggunakan respirator, menggunakan kaca mata
safety dan menggunakan sarung tangan.
3. Jelaskan penerapan ergonomi dalam sistem kerja administrasi di rumah sakit!
Berikan contoh aktivitasnya!
Jawab:
 Ergonomi merupakan kontribusi dan solusi bagi masalah yang
berhubungan dengan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan efisiensi
pekerjaan. Ergonomi dalam sistem kerja penting diperhatikan karena
merupakan salah satu potensi bahaya resiko yang mengancam pekerja di
kantor. Bahaya ergonomi dapat berasal dari desain kerja, layout, maupun
aktivitas yang buruk.
 Jika pekerjaan, peralatan dan lingkungan kerja tidak didesain dengan baik,
maka dapat menimbulkan berbagai masalah bagi pekerja, seperti iritasi,
kelelahan mata dan ketegangan otot leher.
 Penerapan ergonomi dan aktivitasnya dalam sistem kerja administrasi di
rumah sakit:
1) Luas Tempat Kerja
Ruang kerja diatur sedemikian rupa, sehingga setiap orang yang
bekerja dalam ruangan tersebut mendapat ruang udara sedikitnya 10
m3 dan sebagaiknya 15 m3. Sehingga tiap pekerja dapat bergerak
secara bebas dan memudahkan untuk evakuasi sewaktu terjadi
keadaan darurat.
2) Tata letak peralatan kantor
 Menyesuaikan tinggi tempat duduk dengan tinggi monitor
 Menyesuaikan tinggi sandaran punggung dan tangan, sehingga
tersangga dengan baik
 Menyesuaikan meja dengan posisi keyboard mouse yang sejajar
3) Kursi
 Ukuran kursi harus sesuai dengan ukuran pekerja yang
menggunakan
 Pilih kursi kerja sesuai dengna jenis tugas pekerjaan
 Kursi harus stabil
 Sandaran kursi harus menyangga lengkungan pinggang
4) Meja Kerja
Dalam meletakkan barang – barang dimeja kerja perlu diatu. Dalam
meletakkab barang – barang dapat dikelompokkan sesuai dengan
tingkat kebutuhan.
5) Postur saat bekerja
 Pada saat duduk, posisikan siku sama tinggi dengan meja kerja,
lengan bawah horizontal dan lengan atas menggantung bebas
 Mata sama tingginya dengan bagian paling atas layer monitor
 Mengatur tinggi kursi sehingga kaki bisa diletakkan di atas lantai
dengan posisi datar
 Menyesuaikan sandaran kursi sehingga punggung bawah dapat
ditopang dengan baik
 Atur meja dan layer monitor untuk menghindari silau atau pantulan
cahaya
 Memastikan adanya ruang yang cukup dibawah meja untuk
pergerakan kaki
6) Rehat saat bekerja
Rehat saat bekerja dilakukan dengan metode 20 -20-20 yang dapat
diartikan bahwa setiap 20 menit bekerja menggunakan komputer,
diselingi 20 detik rehat singkat, dengan melihat selain komputer sejauh
20 Feet , dan setiap 2 jam kerja sebaiknya diselingi peregangan
selama 10 – 15 menit.

4. Jelaskan program 5-R (manajemen lingkungan kerja) yang harus diterapkan pada setiap
unit kerja di rumah sakit, untuk mewujudkan produktivitas kerja! Berikan contoh
tindakannya!
Jawab:
Program 5-R Manajemen lingkungan kerja :
1) Ringkas: Memilih barang – barang yang perlu dan tidak perlu dengan
membuat suatu kriteria untuk menghilangkan atau merelokasi barang –
barang yang tidak diperlukan.
Contoh tindakan:
2) Rapi: Menentukan jenis penyimpanan dan layout untuk memasitkan setiap
orang dapat mengakses dengan mudah.
Contoh tindakan: memiliki penyimpanan secara fungsional, membuat
tempat untuk setiap barang dan meletakkan semua barang pada
tempatnya dan diberikan penandaan pada tempat dan barang tersebut.
3) Resik: membersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja
Contoh tindakan: membersihkan sampah, kotoran, debu dan benda-
benda asing. Tujuannya untuk mengurangi waktu rusak mesing,
mengurangi defect atau kontaminasi.
4) Rawat: membuat standar-standar untuk tempat kerja yang bersih dan rapi
serta cara untuk menjaganya dalam bentuk suatu prosedur.
Contoh tindakan: mengidentifikasi secara dini masalah, pengendalian
visual, dan pemberian kode tertentu yang tujuannya untuk mengantisipasi
adanya kondisi abnormal.
5) Rajin: mengembangkan kedisiplinan dan kebiasaan positif
Contoh tindakan: partisipasi setiap pekerja dan pemeriksaan atau audit
rutin untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dengan tujuan adanya
keterlibatan dan peningkatan moral para pekerja.

Anda mungkin juga menyukai