OLEH:
SITI HAIRUNNISA
90100120009
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jual beli online adalah salah satu bisnis yang marak terjadi pada Era sekarang
yang di anggap sangat memudahkan jual beli terutama memudahkan jual beli yang
berjarak jauh. Transaksi ini lebih mudah dijagkau. Tentunya hal ini dilakukan sesuai
dengan hukum islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits serta harus sesuai dengan hukun
Negara khususnya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku yaitu dalam
KUHPerdata pasal 1457 dan pasal 1458. Dengan adanya dasar tersebut maka
diharapkan kepada penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli ini dengan baik
dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Penjualan pun bisa dilakukan tanpa
mengalami kendala jarak dan pembelian juga menjadi lebih aman.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa jual beli online dalam
perspektif hukum islam diperbolehkan dan dianggap sah selama tidak mengandung
unsur-unsur yang dapat merusaknya atau mengubah kehalalannya seperti Riba,
Kezaliman, Penipuan, paksaan, kecurangan dan semacamnya serta dalam jual beli
online haruslah memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat dari akad jual beli online
itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Jual Beli Online?
2. Apa Dasar Hukum Jual Beli?
3. Apa Saja Yang Termasuk Rukun Dan Syarat Jual Beli?
4. Apa Saja Tujuan Jual Beli Online?
5. Menjelaskan Apa Macam-Macam Jual Beli Online?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Jual Beli Online!
2. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Jual Beli!
3. Untuk Mengetahui Rukun Dan Syarat Jual Beli!
4. Untuk Mengetahui Tujuan Jual Beli Online!
5. Untuk Mengetahui Macam-Macam Jual Beli Online!
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata jual beli berasal dari lafadz yang menurut bahasa Arab yaitu suatu bentuk
akad penyerahan atau menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Adapun
defenisi jual beli menurut syara’ yaitu memiliki suatu harta dengan mengganti
sesuatu atas dasar izin syara’ atau sekedar memiliki manfaatnya saja. Oleh sebab itu,
sebagian Ulama mendefinisikan jual beli secara syar’i sebagai akad yang
mengandung sifat tukar menukar harta dengan harta yang lain dengan cara khusus.1
M. Ali Hasan dalam bukunya terdapat berbagai macam transaksi yang dilakukan
dalam Islam (Fiqh Islam) ia mengemukakan bahwa definisi Jual Beli secara bahasa,
yairu jual beli artinya “menjual, mengganti dan menukar (sesuatu dengan sesuatu
yang lain)”. Namun kata dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk
definisi/pengertian lawannya, yaitu kata (beli). Dengan demikian Bai’un diartikan
debagai kata “jual” dan juga sekaligus diartikan sebagai kata “beli”.2
Jual beli adalah salah satu kegiatan yang tidak bisa di hilangkan oleh manusia
agar roda kehidupannya serta perekonomian tersebut dapat berjalan dengan baik
tentunya sesuai dengan apa yang diharapkan dengan berdasar pada ajaran dan aturan
yang telah di tetapkan dalam islam.4
1
Muhammad Azam , Fiqih Muamalat Sistem Transaksi dalam Fiqih Islam. (Jakarta : Sinar
Grafika Offset. 2010), h. 25
2
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat) , ed. I, Jakarta:
2003),Cet. I, h. 113
3
W.A. Urnomo, Konsumen dan Transaksi E-Commerce, (Jakarta: Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia, 2000), hlm .4.
4
Abdul Rahmat Ghazaly Et Al, Fiqh Muamalah , (Jakarta: Kencana Prenada Media Gruop,
2010), hlm. 24
2
3
muka)yang umumnya dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual dan
pembeli disuatu tempat seperti pasar dll, kini perlahan berubah menjadi transaksi
online dimana transaksi ini dilakukan melalui media internet seperti WhatsApp,
Instagram, Facebook, dll. Transaksi online adalah akad yang dilakukan antara
penjual dan pembeli secara online dengan memanfaatkan media internet, artinya
tidak ada pertemuan/perjumpaan langsung antara si penjual dan pembeli yang
membuat semua orang di seluruh dunia bisa membeli/menjual produk melalui media
komputer ataupun gadget lainnya serta tidak dibatasi oleh jarak ataupun waktu. 5
Dalam bermuamalah haruslah disertai hukum yang jelas agar tidak salah dalam
melakukan transaksi jual beli, apalagi jual beli online. Dasar hukum jual beli adalah
karena adanya patokan syariat islam atau fiqh jual beli yang berasal dari tokoh-tokoh
ulama atau keagamaan, dimana semuanya berasal dari dalil yaitu “hukum asal dalam
muamalah adalah boleh sampai ada dalil yang melarangnya”.6 Berikut beberapa
dasar hukum jual beli secara hukum islam diantaranya yaitu:
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang didalamnya mengajarkan tentang
kebaikan bagi umatnya. Hukum jual beli pun diatur dalam Al-Qur’an tentang apa
yang harus dilakukan dan tentang apa yang tidak harus dilakukan, juga tentang apa
yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Karena Al-Qur’an itu
langsung dari Allah SWT. Sebagai contoh (Q.S Al-Baqarah : 275) yang artinya
“....dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba....”.
b. Hadits
Mengenai hukum jual beli yang kedua ini bersumber dari hadits diama sumber
dari hadits ini berasal dari ucapan Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan tentang
5
Rachmad Igen, Strategi Sukses Berjualan Online, (Jakarta: Mediakita, 2010), 1-2
6
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, ( Jakarta: Prenada Media 2012)
4
jual beli yang benar menurut syaruat islam. Rasulullah SAW bersabda “emas ditukar
dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma,
garam dengan garam, sama beratnya dan harus langsung diserahterimakan.
Dikatakan apalagi berlainan jenis, maka juallah sesuka kalian namun harus
langsung diserahterimakan/secara kontan”. (HR. Muslim)
c. Ijma’
Islam memperbolehkan umatnya untuk melakukan transaksi jual beli, karena itu
dalam transaksi jual beli haruslah di jadikan sebagai sarana untuk saling mengenal
satu sama lain sehingga hubungan muamalat terjalin dengan baik dan jual beli terjadi
atas dasar suka sama suka. Sehingga tindakan seperti penipuan dengan berbagai
bentuk tidak akan terjadi dalam jual beli yang akan merugikan salah satu pihak yang
bermuamalah. Maka dari itu sebelum melakukan transaksi jual-beli haruslah
mengetahui aturan-aturan dan batasan-batasan dalam bertransaksi.
a. Sighat
Sighat adalah akad dari kedua belah pihak, baik penjual atau pun pembeli. Akad
adalah niat akan perbuatan tertentu yang berlaku pada sebuah peristiwa tertentu.
Menurut istilah fiqh, akad disebut juga dengan ijab qabul. Sedangkan pengertian ijab
qabul adalah ijab yang artinya perkataan penjual untuk memperlihatkan
7
Wikipedia,“Ijmak”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/ijmak
8
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Prenada Media 2012)
9
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr 1997)
5
kehendaknya dalam mengadakan akad, sedangkan qabul artinya jawaban pihak lain
sesudah adanya ijab untuk menyatakan persetujuannya.
b. Aqid
Aqid adalah prang yang melakukan akad dalam hal ini yang dimakasud adalah
penjual dan pembeli. Adapun syarat aqid adalah: Baligh maksudnya anak yang masih
di bawah umur tidak cakap untuk melakukan transaksi jual beli karena dikhawatirkan
akan terjadi penipuan. Berakal maksudnya adalah bisa membedakan, supaya tidak
mudah terkecoh. Jumhur ulama berpendapat, bahwa orang yang melakukan akad jual
beli itu harus akil baligh dan berakal. Apabila orang yang berakad itu masih anak-
anak yang belum baligh maka akad jual beli itu tidak sah, sekalipun mendapat izin
dari walinya.
c. Ma’qud Alaih
Dengan adanya transaksi jual beli online ini, Maka perusahaan dapat lebih efisien
dan efektif dalam meningkatkan keuntungan mengingat transaksi ini boleh dilakukan
dimanapun kita berada tanpa adanya hambatan seperti tidak adanya pertemuan antara
penjual dan pembeli. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
tertuang dalam UU ITE pasal 4, dalam pasal tersebut terdapat 5 tujuan sebagai
berikut:
10
Abdurrahman al-Jaziri, kitab al-Fiqh ala al-Mazahib al-Arbaah, (Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiah, 1990), h. 141-148
6
e. Adapun tujuan yang terakhir yaitu untuk memberikan rasa aman, keadilan
dan kepastian hukum bagi mereka/pengguna dan penyelenggara teknologi
informasi.11
Di Indonesia, terdapat beberapa jenis transaksi jual beli online yang biasa/sering
dilakukan oleh konsumen jual beli online, yaitu:12
Dalam hal ini,Penjual dan pembeli menentukan tempat yng disepakati untuk
melakukan transaksi sehingga pembeli dapat memeriksa secara langsung mengenai
kondisi produk, apakah sudah sesuai dengan gambar yang telah digambarkan oleh
penjual, dan penjual dapat menerima pembayran secara langsung.
Sebelum melakukan serah tetima barang, penjual dan pembeli harusnya telah
menyepakati untuk menggunakan jasa kurir/Delivery Service untuk mengirimkan
produk yang dibeli dari penjual dan pembeli membayar uang pembelian barang
melalui jasa kurir/Delivery Service.
Selain COD, adapula transaksi yang dilakukan dengan cara Debit On Delivery
yaitu pembeli melakukan transaksi menggunakan kartu debit yang dikeluarkan oleh
pihak bank, pembeli dapat menggesek secara tunai kepada agen pengiriman setelah
menerima pesanan. Atau bisa juga menggunakan kartu kredit yang dikeluarkan oleh
pihak bank dengan cara transaksi seperti Credit On Delivery.
Pembayaran atas pembelian barang dibayarkan dengan cara transfer uang tunai
antar bank. Pembeli tersebut melakukan transfer uang tunai melalui bank atau juga
melalui ATM. Pembeli juga bisa melakukan transfer antar bank menggunakan
metode internet banking yaitu dengan mentransfer ke rekening bank melalui internet.
11
Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No.11 Tahun 2008
12
Imam Mustafa, Fiqih Mu‟amalah Kontemporer , ... h. 45
7
Kita ketahui bahwa dompet virtual dalah tempat penyimpanan uang di dunia
maya, adapun cara kerjanya ama seperti kartu debit. Selain itu, dompet virtual dapat
digunakn pengguna guna menyimpan dan hasil penjulan (remit) dan dana hasil
pengembalian (refund) transaksi. Dompet virtual ini terbagi menjadi beberapa
macam jenis seperti paypal (jasa transfer uang melalui surat elektronik), kaspay
(proses pembayaran antara seller dan buyer yang bertransaksi di KASKUS) dan lain-
lain.
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat saya simpulkan bahwa jual beli online adalah
sebuah kegiatan transaksi dengan menggunakan/memanfaatkan media olektronik
(internet) baik berupa barang maupun jasa, yang mana transaksi ini tidak
mengharuskan penjual dan pembeli bertemu secara langsung melainkan secara
online. Dalam transaksi jual beli online tidak hanya di lakukan oleh beberapa orang
saja tapi seluruh orang di berbagai belahan dunia.
B. SARAN
Demikianlah penulisan makalah mengenai Jual Beli Online ini. Penulis berharap
para pembaca dapat memahami materi mengenai jual beli online ini. Adapun kritik
dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari dosen pengampuh mata
kuliah Fikih Muamalah Kontemporer.
8
DAFTAR PUSTAKA