Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

JUAL BELI KREDIT


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fikih Kontemporer
Dosen Pengampu : Hud Leo Perkasa Maki M.H.I

Disusun Oleh :
1. Sinta Nopriana (2002011020)
2. Umar (2002011021)

JURUSAN AHWAL AS SYAKHSIYYAH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas semua nikmat dan karunia
yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesikan makalah ini
yang berjudul Jual Beli Kredit. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW semoga kita termasuk umat yang
mendapat syafaat dari beliau aamiin. Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Hud
Leo Perkasa Maki M.H.I selaku dosen mata kuliah Fiqih Kontemporer yang telah
membimbing kami dalam menyesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan,
sehingga kami tentunya sangat mengharapkan kritik saran dari para pembaca
khususnya untuk kedepannya kami bisa memperbaiki makalah ini dimasa yang akan
mendatang. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat

Metro, 7 September 2022

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan penulisan.......................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Konsep Dasar Jual beli...............................................................................................................3
B. Konsep dasar kredit...................................................................................................................5
C. Hukum Jual Beli Kredit...............................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Yang diciptakan sebagai makhluk
sosial yang saling berinteraksi dan saling membutuhkan satu sama lain dalam menjalani
kehidupannya ditengah masyarakat. Contoh kongkret yang dilakukan manusia dalam
menjalankan perannnya dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial ialah jual beli
yang merupakan kegiatan yang sudah dilakukan sejak zaman batu hingga sekarang.1

Jual beli merupakan kegiatan yang sakral karena mengandung peran penting dalam
pemenuhan kebutuhan manusia yang begitu besar.namun, dibalik perannya yang sentral
tersebut, manusia sebagai subjek pelaku jual beli seringkali melakukan hal-hal yang
merusak tujuan dalam memenuhi kebutuhannya melalui jual beli tersebut.

Oleh karena itu, dalam islam diberlakukannya aturan main dan ketentuan-ketentuan
bagaimana seharusnya jual beli itu dilakukan. Dimulai dari firman Allah SWT yang
menjelaskan bahwa jual beli adalah halal.2

Seiring perkembangan zaman, transaksi jual beli semakin marak dilakukan dalam
bentuk apapun baik itu secara kredit maupun cash. Dan di era globalisasi sekarang.
Transaksi jual beli yang banyak dilakukan masyarakat ialah jual beli secara kredit. Seperti
yang kita ketahui bahwa kredit sering diartikan sebagai cicilan atau angsuran yang dibayar
setiap bulannya sesuai perjanjian.3

Kegiatan pinjam meminjam sebenarnya sudah ada sejak dulu di kehidupan


masyarakat, oleh karena itu kegiatan kredit atau pinjam meminjam bukan lagi hal yang
lumrah. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh orang yang memiliki ekonomi yang bisa
dikatakan lemah tetapi juga dilakukan oleh orang yang ingin menambah kualitas
pekerjaannya atau perusahaannya. Karena pada dasarnya, pemberian kredit boleh
diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan asalkan mampu memnuhi persyaratan dan
mampu memenuhi perjanjian yang disepakati antara debitur dan kreditur.

1
Fajar Khoirul Imam,”Hukum Jual Beli Dengan Opsi Harga Tunai dan Kredit”, Skripsi pada Program
Studi Ilmu Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2016, h.1.

2
Muhammad Sutrimo,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi pada Program Studi
Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2014, h.5.
3
Majelis tarjih, PP Muhammadiyah, Jual Beli Kredit, Jual Beli Kredit,2009.

1
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas kami menyimpulkan bahwa rumusan masalah yang akan
kami bahas mengenai :
1. Apa itu jual beli?
2. Apa itu kredit?
3. Apa itu jual beli kredit?
4. Mengapa diharamkannya jual beli kredit?
5. Bagaimana pandangan hukum jual beli kredit dalam al-qur’an dan hadis?

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, kami mengharapkan :


1. Mahasiswa mampu memahami terkait definisi jual beli kredit itu sendiri
2. Mahasiswa mampu mengetahui terkait hukum dari jual beli kredit
3. Mahasiswa mengetahui dasar hukum yang ada di al-qur’an dan hadis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Jual beli

1. Definisi jual beli

Istilah jual beli dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tukar menukar barang
dengan uang atau barang dengan barang. Kata jual beli adalah terjemahan dari kata bai’
dalam bahasa arab.Kata bai‟ dalam istilah Arab adalah menyerahkan sesuatu yang dihargai
dan mengambil harganya atau sebaliknya, mengambil harga dan menyerahkan sesuatu
yang dihargai.4

Pengertian jual beli menurut bahasa adalah mempertukarkan sesuatu dengan


sesuatu yang lain. Mempertukarkan sesuatu maksudnya harta mempertukarkan benda
dengan harta benda, termasuk mempertukarkan harta benda dengan mata uang, yang
dapat disebut jual beli.

Secara terminologis terdapat beberapa definisi jual beli yang dikemukakan ulama
fiqh, sekalipun substansi dan tujuan masing-masing definisi adalah sama, yaitu tukar
menukar barang dengan cara tertentu atau menukar sesuatu dengan sepadan menurut cara
yang diberikan. Definisi lain dikemukakan ulama Malikiyyah, Syafi’iyah, Hanabilah bahwa
jual beli yaitu tukar menukar harta dengan harta pula dalam bentuk pemindahan milik dan
kepemilikan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jual beli adalah
suatu persetujuan dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar haraga yang telah dijanjikan.

2. Dasar hukum
a. Al-Qur’an
Firman Allah QS. Al-Baqarah/2:275
‫َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا‬
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
Firman Allah QS. An-Nisa 29
4
Nur Fatoni, “Kearifan Islam Atas Jual beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi Akhwal Syakhshiyah,
Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011, h. 55.

3
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل‬
‫َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”

b. Al-Hadits
Artinya:Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang
di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,
bukan untuk dijuL.(HR. Ibnu Majah)

3. Syarat dan Rukun


Jual beli memiliki 3 rukun yaitu:
a. Pelaku transaksi, yaitu: penjual dan pembeli.
b. Obyek transaksi, yaitu: harga dan barang.
c. Akad (transaksi), yaitu: segala tindakan yang dilakukan kedua-belah
pihak yang menunjukkan mereka sedang melakukan transaksi, baik
tindakan tersebut berbentuk kata-kata atau perbuatan.
Ada 2 bentuk akad:
1) Akad dengan kata-kata, dinamakan juga dengan ijab-qabul.
2) Akad dengan perbuatan, dinamakan juga dengan mu'athah..5

Syarat jual beli yaitu:

a. Saling rela antara kedua-belah pihak.


b. Kerelaan antara kedua belah pihak untuk melakukan transaksi syarat
mutlak keabsahannya.
c. Pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad.
d. Obyek transaksi adalah barang yang dibolehkan agama.
e. Obyek transaksi adalah barang yang bisa diserahterimakan.
f. Obyek transaksi diketahui oleh kedua belah pihak saat akad. Maka tidak
sah menjual barang yang tidak jelas.
g. Harga harus jelas saat transaksi.6

5
Muhammad Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam , (Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada, 2004), h.118.

4
B. Konsep dasar kredit

1. Definisi kredit

Kredit adalah sesuatu yang dibayar secara berangsur-angsur, baik itu jual beli
maupun dalam pinjam-meminjam.

Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan atau
dalam bahsa latin “creditum” yang berarti kepercayaan atau kebenaran, atau credo, yang
berarti saya percaya atau saya meneruh kepercayaan. Maksud dari percaya yang bagi si
pemberi kredit adalah ia percaya pada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti
akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedang bagi si penerima kredit merupakan
penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan
jangka waktu.7

Kredit menurut istilah adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk
melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang
karena penyerahan barang-barang sekarang. Sedangkan dalam syraiah kredit dikenal
dengan pembiayaan yaitu menyediakan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara perusahaan dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain
mengembalikan pembiayaan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi
hasil.8

Jadi dapat disimpulkan bahwa Jual beli kredit merupakan suatau mekanisme jual
beli, yaitu jual beli dengan cara harga barang dibayarkan secara berkala dalam jangka
waktu yang disepakati.

2. Syarat-Syarat Jual Beli Kredit


a. Harga barang ditentukan jelas dan pasti diketahui pihak penjual dan pembeli.
b. Pembayaran cicilan disepakati kedua belah pihak dan tempo pembayaran
dibatasi sehingga terhindar dari praktek bai’ gharar atau bisnis penipuan.
c. Harga semula yang sudah disepakati bersama tidak boleh dinaikkan lantaran
pelunasannya melebihi waktu yang ditentukan.
d. Hindari penundaan serah terima barang.
6
Yusuf Al Subaily,“Pengantar Fiqh Muamalat”,Skripsi pada Program Studi Akhwal
Syakhshiyah, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2012, h. 2.
7
Sartika Purba, “Tinjauan Hukum Jual Beli Dalam Proses Kredit”,Skripsi pada Program Studi Hukum
Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012, h.6.
8
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 299.

5
e. Penjual memiliki barang yang hendak dia jual dengan sistem kredit, penjual
tidak boleh menjual barang manakala dia sendiri belum memiliki barang yang
hendak dia jual.
f. Penjual harus menjadikan barang yang akan dijual sudah masuk dibawah
pertanggung jawabannya. Artinya jika terjadi sesuatu atas barang tersebut
maka penjual maka penjuallah yang bertanggung jawab mengganti atau
memperbaikinya.
g. Jika barang sudah berada di tangan pembeli dan dan kesepakatan harga
sudah disetujui, maka barang dengan resmi menjadi milik pembeli. Dengan
demikian, penjual tidak berhak menyita atau menarik kembali barang
dagangannya meskipun uang cicilan kredit belum selesai.9
3. Jenis-Jenis Kredit
a. Pengunaannya
Menurut pengunaannya, kredit dibagi menjadi dua yaitu:
1) Kredit Konsumtif, ditunjuk kepada nasabah yang memerlukan dana untuk
kebutuhan konsumsi.
2) Kredit Produktif, kredit yang digunakan untuk keperluan produksi atau
usahanya.
b. Keperluan produksinya
Menurut keperluan produksinya kredit dibagi menjadi dua yaitu:
1) Kredit modal kerja, untuk nasabah yang mengalami kekurangan modal
untuk usahanya.
2) Kredit Investasi, untuk nasabah yang membutuhkan barang modal untuk
usahanya.
c. Jangka waktunya
Menurut jangka waktunya kredit dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Kredit jangka pendek
2) Kredit jangka menengah
3) Kredit jangka panjang
d. Cara penggunaan
Menurut peggunaannya kredit dibagi empat yaitu:
1) Kredit rekening Koran bebas
2) Kredit rekening Koran terbatas
3) Kredit rekening Koran aflopend

9
Yonas Perwiratama, “Sistem Jual Beli Kredit”, Skripsi pada Program Studi Hukum
Islam, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2010, h.14.

6
4) Kredit rekening revolxing10
4. Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian antara lain sebagai
berikut:
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang dalam arti:
1) Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan
uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan
produksi atau usahanya.
2) Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-
lembaga keuangan, yang kemudian oleh lembaga-lembaga keuangan
tersebut diusahakan dalam bentuk pemberian kredit.
b. Kredit perbankan yang ditarik tunai dapat meningkatkan peredaran uang
kartal sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang.
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang dalam arti dengan
mendapat kredit para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi
barang jadi sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat.
d. Kredit dapat menjadi salah satu alat stabilisasi ekonomi dalam arti bila
keadaan ekonomi kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usahausaha
antara lain untuk peningkatan ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat.Kebutuhan Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusahan
masyarakat dalam arti bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat
mengatasi kekurangmampuan para pengusaha dibidang permodalan tersebut
sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.
e. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dalam arti dengan
bantuan kredit dari bank para pengusaha dapat memperluas usahanya dan
mendirikan proyek-proyek baru. Apabila perluasan usaha serta pendirian
proyek-proyek baru telah selesai maka untuk mengelolanya diperlukan pula
tenaga kerja, maka pemerataan pendapatan akan meningkat.
f. Kredit dapat sebagai alat hubungan ekonomi internasional dalam arti bank-
bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha dapat memberikan

10
Rahmad Anwar Ferdian “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi pada
Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2013, h.8.

7
bantuan dalam bentuk kredit baik secara langsung maupuntidak langsung
kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri.11

C. Hukum Jual Beli Kredit

1. Hukum jual beli kredit dengan tambahan harga karena tambahnya waktu:
Pendapat Yang Menganggapnya Riba
a. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.

) ‫ َأْو َالِّر َب ا‬,‫ ( َم ْن َب اَع َبْيَع َت ْي ِن ِفي َبْيَع ٍة َف َلُه َأَو َك ُسُهَم ا‬: ‫َ َو َأِلِبي َداُو َد‬
Menurut riwayat Abu Dawud: Barangsiapa melakukan dua jual-beli dalam
satu transaksi, maka baginya harga yang murah atau ia termasuk riba'.

b. Di dalam Silsilatul Ahaditsish shahihah, dengan sangat jelas Al-Albanie


menyatakan:

‫ بل جمهورهم‬،‫فإنك قليل ما يتيسر لك تاجر يبيعك الحاجة بثمن واحد نقدا أو نسيئة‬
‫ مع‬، ‫ و هو المعروف اليوم ببيع التقسيط‬، ‫يطلبون منك زيادة في بيع النسيئة‬
‫ من باع بيعتين في بيعة فله‬: ‫كونها ربا في صريح قوله صلى هللا عليه وسلم‬
‫أوكسهما أو الربا‬

Sungguh sedikit sekali penjual yang mau menjual kepadamu dagangannya


dengan satu harga saja baik dibayar kontan maupun ditangguhkan. Bahkan
mayoritas mereka menuntut darimu tambahan pada jual beli yang
pembayarannya ditangguhkan. Dan ini yang dikenal sekarang dengan jual
beli kredit. Padahal itu adalah riba yang dimaksudkan dalam sabda nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam; “barang siapa yang melakukan dua jual beli
dalam satu jual beli maka baginya harga yang paling rendah atau riba.”

c. Nabi melarang praktek riba, yaitu adanya penambahan harga.


Berdasarkan Firman Allah dalam QS An-Nisa 161

‫َّو َاْخ ِذِهُم الِّر ٰب وا َو َقْد ُنُهْو ا َع ْنُه َو َاْك ِلِهْم َاْم َو اَل الَّناِس ِباْلَباِط ِل ۗ َو َاْعَتْد َنا ِلْلٰك ِفِر ْيَن ِم ْنُهْم َع َذ اًبا َاِلْيًم ا‬

11
Nurul Suci Ramadhani, “ Funsi Kredit” Skripsi pada Program Studi Akutansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar, 2014, h.22.

8
“dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang
darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil).
Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih.”

Berdasarkan ayat diatas bahwa Allah SWT telah mengharamkan bagi


hambanya yang melakukan riba. Maka dalil ini menjelaskan tentang
pengharaman hukum jual beli secara kredit karena jual beli secara kredit
dalam pelaksanaannya terdapat penambahan harga dari harga semula maka
penambahan harga tersebut dihukumi riba, dan sebagaimana yang kita
ketahui bahwasannya riba itu hukumnya haram.

2. Hukum jual beli kredit

Jual beli sistem kredit, yaitu jual beli dengan penundaan


pembayarannya. Hal ini dibolehkan sebagaimana diberitakan Aisyah r.a.
bahwa nabi pernah membeli bahan makanan kepada seorang yahudi yang
bernama Abu Syaham dengan kredit dan beliau menggadaikan perisai besi
kepadanya.12

Hukum jual beli yang diperbolehkan berdasarkan firman Allah dalam


Q.S Al-Baqarah 282

‫ٰٓل‬
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا َتَداَيْنُتْم ِبَد ْيٍن ِا ى َاَج ٍل ُّمَس ًّم ى َفاْك ُتُبْو ُۗه‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.”

Berdasarkan ayat diatas adalah dalil bolehnya akad hutang piutang,


sedangkan akad kredit merupakan salah satu bentuk hutang, sehingga
keumuman ayat diatas bisa menjadi dasar bolehnya akad kredit. Asalkan
syarat-syaratnya terpenuhi. Syarat-syaratnya adalah: Harga barang
ditentukan jelas dan pasti diketahui pihak penjual dan pembeli, pembayaran
cicilan disepakati kedua belah pihak dan tempo pembayaran dibatasi
sehingga terhindar dari praktek bai’ gharar atau bisnis penipuan, harga
semula yang sudah disepakati bersama tidak boleh dinaikkan lantaran
pelunasannya melebihi waktu yang ditentukan, hindari penundaan serah
terima barang, penjual memiliki barang yang hendak dia jual dengan sistem
kredit, penjual tidak boleh menjual barang manakala dia sendiri belum
memiliki barang yang hendak dia jual, penjual harus menjadikan barang yang
akan dijual sudah masuk dibawah pertanggung jawabannya artinya jika
terjadi sesuatu atas barang tersebut maka penjual maka penjuallah yang
12
Siah Khosyi’ah, Fiqh Muamalah Perbandingan, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h.61.

9
bertanggung jawab mengganti atau memperbaikinya, jika barang sudah
berada di tangan pembeli dan dan kesepakatan harga sudah disetujui, maka
barang dengan resmi menjadi milik pembeli, dengan demikian penjual tidak
berhak menyita atau menarik kembali barang dagangannya meskipun uang
cicilan kredit belum selesai.

BAB III

10
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua pendapat mengenai
hukum jual beli secara kredit, yang pertama hukum jual beli secara kredit yang tidak
diperbolehkan.

Pendapat yang kedua jual beli kredit diperbolehkan asalkan syarat-syaratnya


terpenuhi. Syarat-syarat nya adalah: Harga barang ditentukan jelas dan pasti diketahui pihak
penjual dan pembeli. pembayaran cicilan disepakati kedua belah pihak dan tempo
pembayaran dibatasi sehingga terhindar dari praktek bai’ gharar atau bisnis penipuan. harga
semula yang sudah disepakati bersama tidak boleh dinaikkan lantaran pelunasannya
melebihi waktu yang ditentukan, hindari penundaan serah terima barang, penjual memiliki
barang yang hendak dia jual dengan sistem kredit, penjual tidak boleh menjual barang
manakala dia sendiri belum memiliki barang yang hendak dia jual, penjual harus menjadikan
barang yang akan dijual sudah masuk dibawah pertanggung jawabannya, artinya jika terjadi
sesuatu atas barang tersebut maka penjual maka penjuallah yang bertanggung jawab
mengganti atau memperbaikinya, jika barang sudah berada di tangan pembeli dan dan
kesepakatan harga sudah disetujui, maka barang dengan resmi menjadi milik pembeli.
dengan demikian, penjual tidak berhak menyita atau menarik kembali barang dagangannya
meskipun uang cicilan kredit belum selesai.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, tak lupa kami ucapkan mohon maaf sebesar-besarnya
apabila terdapat kesalahan, kami menerima kritik dan saran dari para pembaca dengan
harapan akan menjadi pelajaran bagi kami kedepannya untuk menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

11
Aida Rachman, ”Jual Beli Kredit Menurut Perspektif Islam Kontemporer”, Skripsi
pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra
Semarang, 1989.
Erna Susanti, ”Perjanjian Kredit Jual Beli”, dalam Jurnal Beraja Niti, Volume 3, No.1
Tahun 2014.
Fajar Khoirul Imam,”Hukum Jual Beli Dengan Opsi Harga Tunai dan Kredit”, Skripsi
pada Program Studi Ilmu Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Muhammad Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam ,Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada, 2004.
Muhammad Sutrimo,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi pada
Program Studi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Nur Fatoni, “Kearifan Islam Atas Jual beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi Akhwal
Syakhshiyah, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Nurlaila Yukamujrisa,”Penerapan Perjanjian Jual Beli Kredit”,Skripsi pada Program
Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2015.
Nurul Suci Ramadhani, “Funsi Kredit” Skripsi pada Program Studi Akutansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar, 2014.
Rahmad Anwar Ferdian “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi pada
Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
Sartika Purba, “Tinjauan Hukum Jual Beli Dalam Proses Kredit”,Skripsi pada
Program Studi Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera
Utara Medan, 2012.
Siah Khosyi’ah, Fiqh Muamalah Perbandingan, Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Siti Rahmah Febrianti, “ Jual Beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi Akhwal
Syakhshiyah, Fakultas Syar’iah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
Yusuf Al Subaily,“Pengantar Fiqh Muamalat”,Skripsi pada Program Studi Akhwal
Syakhshiyah, Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2012.

12

Anda mungkin juga menyukai