Anda di halaman 1dari 7

Rapat Kerja Propinsi Karang Taruna Jawa Timur, 8-10 Maret 2007

Lampiran Surat Keputusan


No. : 005/ Rakerprop-KT JATIM/III/07

PERATURAN ORGANISASI

Tentang

KEPENGURUSAN KARANG TARUNA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :


1. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna adalah hukum dasar yang
tertinggi di mana semua hukum dan peraturan organisasi lahir daripadanya, yang bersifat
mengikat bagi seluruh anggota dan kelengkapan organisasi, yang selanjutnya disingkat
PD/PRT;
2. Peraturan Organisasi adalah suatu peraturan yang mengatur dan mengikat seluruh
perangkat organisasi termasuk mekanisme kerjanya yang belum diatur dalam PD/PRT dan
Keputusan TKP, yang selanjutnya disingkat PO;
3. Warga Karang Taruna adalah setiap generasi muda yang berusia 11 sampai 45 tahun di
Wilayah Republik Indonesia, yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa
membedakan agama, suku, asal keturunan, jenis kelamin, kedudukan sosial, ekonomi, dan
pendirian politik, yang selanjutnya disingkat WKT;
4. Lembaga adalah badan (organisasi) yang melakukan usaha/kegiatan tertentu, yang meliputi
Lembaga Pengurusan, Lembaga Penghimpun Mantan Aktivis, Unit Teknis, dan
Kepanitiaan;
5. Kelembagaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lembaga dalam tubuh
Karang Taruna;
6. Pengurus adalah pemegang mandat Temu karya pada Wilayah organisasi yang
bersangkutan, yang selanjutnya disingkat PKTP untuk tingkat Propinsi, PKTB untuk
tingkat Kabupaten, PKTK untuk tingkat Kota, PKTC untuk tingkat Kecamatan, PKTS
untuk tingkat Desa, dan PKTL untuk tingkat Kelurahan;
7. Pembentukan lembaga adalah proses, perbuatan, atau cara membentuk (mewujudkan)
lembaga dalam tubuh Karang Taruna;
8. Pengangkatan Pengurus adalah proses, perbuatan, atau cara mengangkat Pengurus Karang
Taruna;
9. Wilayah/tingkatan organisasi karang Taruna adalah wilayah administrasi pemerintahan
yang terdiri dari wilayah Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan
Desa/Kelurahan atau Komunitas Sosial yang sederajat;
10. Pemberhentian Pengurus adalah proses, perbuatan, atau cara memberhentikan Pengurus
Karang Taruna;
11. Temu Karya adalah forum pengambilan keputusan tertinggi pada setiap tingkatan
organisasi yang diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali kecuali 3 (tiga) tahun sekali
untuk tingkat Desa/Kelurahan, yang selanjutnya disingkat TKN untuk tingkat Nasional,
TKP untuk tingkat Propinsi, TKB untuk tingkat Kabupaten, TKK untuk tingkat Kota, TKC
untuk tingkat Kecamatan, TKS untuk tingkat Desa, dan TKL untuk tingkat Kelurahan;

Pengurus Karang Taruna Propinsi Jawa Timur Masa Bakti 2006 - 2011 1
Rapat Kerja Propinsi Karang Taruna Jawa Timur, 8-10 Maret 2007

12. Temu Karya Luar Biasa adalah Temu Karya yang diselenggarakan diluar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat 10 diatas, yang selanjutya disngkat TKNLB untuk
tingkat Nasional, TKPLB untuk tingkat Propinsi, TKBLB untuk tingkat Kabupaten,
TKKLB untuk tingkat Kota, TKCLB untuk tingkat Kecamatan, TKSLB untuk tingkat
Desa, dan TKLLB untuk tingkat Kelurahan;
13. Rapat Pengurus Pleno adalah Rapat yang dilaksanakan oleh Pengurus yang bersangkutan
secara periodik yang dihadiri oleh seluruh pengurus, yang selanjutnya disingkat RPP;
14. Rapat Pengurus Harian adalah Rapat yang dilaksanakan oleh Pengurus masing-masing
yang bersangkutan secara periodik sesuai dengan tingkatan wilayahnya yang dihadiri oleh
Pengurus Harian (PH), yang selanjutnya disingkat RPH;
15. Pergantian antar waktu pengurus adalah pergantian pengurus yang tidak dilakukan melalui
Temu Karya tetapi melalui RPP, yang selanjutnya disebut PAW;
16. Rangkap Jabatan Pengurus adalah keadaan dimana seorang pengurus mempunyai jabatan
pada lebih dari satu wilayah organisasi, yang selanjutnya disngkat Ranjab.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan

Peraturan Organisasi tentang Kepengurusan Karang Taruna disusun dengan maksud dan tujuan
untuk memberikan pedoman bagi pengurus Karang Taruna yang bertanggung jawab disemua
jajaran Karang Taruna, agar dalam menjalankan tugasnya dapat dicapai dasar pengertian dan
tata cara pelaksanaannya yang seragam sehingga koordinasi dan sinkronisasi serta pelaksanaan
tugas dan fungsinya sebagai pengurus dapat terselenggara dengan baik.

Pasal 3
Ruang Lingkup

Sesuai dengan maksud dan tujuan, maka ruang lingkup PO ini meliputi :
1. Pembentukan dan Pengangkatan;
2. Pemberhentian dan Pergantian Antarwaktu;
3. Tugas dan Wewenang;
4. Pengukuhan, Pelantikan, dan Serah Terima.

BAB II
PEMBENTUKAN DAN PENGANGKATAN

Pasal 4
Pembentukan dan Pengangkatan

1. Pembentukan dan Pengangkatan pengurus Karang Taruna diberbagai tingkatan


berpedoman dan mengacu PD KT pasal 11-13 dan 20 serta PRT KT pasal 7-19 dan pasal
26-30;
2. Mekanisme Pembentukan dan Pengangkatan pengurus pada suatu wilayah organisasi yang
baru terbentuk dari pemekaran atau penyatuan wilayah mengikuti tahapan sebagai berikut :
a. Musyawarah antara Karang Taruna satu tingkat di atasnya dengan Karang Taruna satu
tingkat di bawahnya atau dengan eksponen WKT untuk tingkat Desa/Kelurahan atau
Komunitas sosial yang sederejat lalu dibuat Pernyataan Bersama berisi Kesepakatan
Pembentukan Karang Taruna;
b. Karang Taruna satu tingkat di atasnya menunjuk Pengurus Sementara melalui surat
mandat dengan tugas utama mempersiapkan Temu Karya selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan setelah menerima mandat tersebut;

Pengurus Karang Taruna Propinsi Jawa Timur Masa Bakti 2006 - 2011 2
Rapat Kerja Propinsi Karang Taruna Jawa Timur, 8-10 Maret 2007

c. Setelah melewati 6 (enam) bulan Temu Karya belum terlaksana, maka Surat Mandat
tersebut diperpanjang selama-lamanya 6 (enam) bulan dengan catatan apabila Temu
Karya belum juga terlaksana, maka dikeluarkan mandat baru dengan Pengurus
Sementara yang baru pula;
d. Temu Karya dimaksud bertugas untuk menilai hasil kerja dari Pengurus Sementara
untuk ditetapkan menjadi Keputusan Temu Karya selain tugas-tugas lain sebagaimana
telah diatur dalam PD/PRT dan Peraturan Organisasi lainnya;
e. Pengurus Karang Taruna satu tingkat di atasnya bersama-sama pengurus Karang Taruna
satu tingkat di bawahnya berkewajiban untuk terlibat secara aktif dalam rangka
menyukseskan pelaksanaan Temu Karya sampai dengan terbentuknya pengurus yang
definitif;
3. Pembentukan dan Pengangkatan pengurus baru pada sebuah wilayah organisasi mengikuti
tahapan sebagai berikut :
a. Pengurus dalam masa bhakti yang sedang berjalan mempersiapkan Temu Karya dengan
tahapan sebagai berikut :
1) Membentuk Panitia Temu Karya;
2) Menyampaikan rencana waktu pelaksanaan Temu Karya selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan sebelum Temu Karya;
3) Menetapkan jumlah dan Komposisi/unsur peserta;
4) Mengundang Karang Taruna satu tingkat di bawahnya untuk mengikuti Temu
Karya kecuali tingkat Desa/Kelurahan atau Komunitas Sosial yang sederajat;
5) Mempersiapkan rancangan-rancangan materi yang diperlukan umtuk pelaksanaan
Temu Karya;
6) Mempersiapkan Laporan Pertanggung jawaban (LPJ) pengurus;
b. Pengurus dalam masa bhakti yang sedang berjalan membuka persidangan Temu Karya;
c. Pengurus dalam masa bhakti yang sedang berjalan memimpin pemilihan Pimpinan
Sidang Pleno (PSP) sesuai dengan Tata Tertib Temu Karya;
d. Setelah LPJ diterima, Pengurus yang bersangkutan dinyatakan DEMISIONER;
e. Setelah Temu Karya selesai melaksanakan tugasnya dan pengurus yang baru terbentuk,
maka pengurus yang baru terbentuk menyampaikan hasil Temu Karya kepada Pengurus
Karang Taruna satu tingkat di atasnya, kecuali tingkat Nasional, untuk mendapatkan
pengesahan dan pengukuhan pengurus yang baru terbentuk;
f. pengurus yang baru terbentuk hasil Temu Karya juga bertanggung jawab
menyelenggarakan pelantikan dan serah terima.

Pasal 5
Ketentuan Caretaker

1. Ketentuan pembentukan caretaker kepengurusan dalam PO ini diatur berpedoman pada


PRT KT pasal 8;
2. Caretaker Kepengurusan yang dibentuk memiliki batas waktu selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sejak Surat Mandat dikeluarkan, dengan tugas pokok hanya mempersiapkan
penyelenggaraan Temu Karya di wilayah yang bersangkutan;
3. Apabila sampai 6 (enam) bulan Caretaker Kepengurusan belum dapat menyelenggarakan
Temu Karya, maka mandatnya diperpanjang sampai batas waktu 6 (enam) bulan kedepan,
dan apabila dalam kurun waktu tersebut belum juga dapat diselenggarakan Temu Karya
maka pengurus yang satu tingkat di atasnya harus menunjuk Caretaker Kepengurusan
yang baru.

Pengurus Karang Taruna Propinsi Jawa Timur Masa Bakti 2006 - 2011 3
Rapat Kerja Propinsi Karang Taruna Jawa Timur, 8-10 Maret 2007

BAB III
PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN ANTARWAKTU

Pasal 6
Pemberhentian

Pemberhentian seorang Pengurus Karang Taruna ketentuannya berpedoman kepada PRT KT


pasal 11 ayat 1, sedangkan Pemberhentian seorang Ketua ketentuannya berpedoman kepada
PRT KT pasal 17.

Pasal 7
Pergantian Antarwaktu

1. Pergantian Pengurus diluar ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 3 pasal ini disebut
PAW dimana masa jabatan tidak mengalami perubahan (jo (jo PRT KT : BAB II pasal 11 ayat
2);
2. PAW akibat ketidakaktifan dan/atau kekosongan pengurus diatur sebagai berikut :
a. Apabila seorang pengurus berhalangan dan tidak dapat menjalankan tugas dan
wewenang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal 6, penanggung jawab langsung
dari yang bersangkutan dapat mengusulkan agar dilimpahkan kepada salah satu
pengurus setelah berkonsultasi dengan Ketua dan Sekretaris;
b. Pelimpahan Tugas dan Wewenang sebagaimana dimaksud dalam butir a di atas
diberikan secara tertulis melalui Surat Tugas yang ditanda tangani oleh Ketua dan
Sekretaris;
c. Pelimpahan Tugas dan Wewenang sebagaimana dimaksud dalam butir b di atas hanya
boleh diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali berturut-turut;
d. Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam butir c di atas ternyata yang
bersangkutan (kecuali
(kecuali karena meninggal dunia) juga tidak memperhatikan itikad
baiknya untuk melaksanakan tanggung jawabnya, dapat dikenakan sanksi dimana
pananggung jawab langsung dari pengurus yang bersangkutan dapat mengusulkan agar
diberhentikan/dinonaktifkan;
e. Selanjutnya, Ketuadan Sekretarismengundang untuk diadakan RPH untuk membahas
permasalahan tersebut dan mengambil keputusan. Kepada yang bersangkutan diberi
kesempatan untuk memberikan penjelasan disertai alasan-alasan logis dan rasional
dihadapan RPH;
f. Apabila setelah diundang sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali untuk memberikan
penjelasan disertai alasan-alasan logis dan rasional dihadapan RPH sebagaimana
dimaksud dalam butir e ayat ini namun yang bersangkutan secara nyata-nyata tidak
memenuhinya, maka RPP dapat mengukuhkan keputusan yang telah dikeluarkan RPH
(Ketua dan Sekretaris) karena yang bersangkutan tidak punya itikad baik dan tidak
menghoemati amanat yang diterima sehingga dapat menjadi preseden buruk bagi
organisasi di masa datang;
g. Apabila yang bersangkutan hadir dalam RPP dan penjelasan disertai alasan-alasan logis
dan rasional mengenai ketidakhadirannya dalam RPH dapat diterima, maka ia tetap sah
sebagai pengurus. Akan tetapi, apabila RPP mendukung hasil RPH, maka Ketua dan
Sekretarismengeluarkan Surat Keputusan pemberhentian dan pengangkatan pengurus
PAW;

Pengurus Karang Taruna Propinsi Jawa Timur Masa Bakti 2006 - 2011 4
Rapat Kerja Propinsi Karang Taruna Jawa Timur, 8-10 Maret 2007

3. PAW akibat ketidakaktifan dan/atau kekosongan Jabatan Ketua diatur sebagai berikut :
a. Para Ketua/Wakil Ketua dan Sekretaris mengundang PH untuk mengikuti RPH yang
menyepakati siapa diantara Ketua/Wakil Ketua yang menjadi pelaksana Ketua yang
bersama-sama dengan Sekretaris mengundang seluruh pengurus untuk mengikuti RPH.
Apabila terjadi dalam masa bhakti berjalan, RPP mengeluarkan keputusan untuk
menunjuk atau memberi mandat kepada seorang pelaksana Ketua untuk melanjutkan
hingga habisnya masa bhakti kepengurusan yang bersangkutan;
b. Keputusan RPP mengenai penunjukan Pelaksana Ketuasebagaimana dimaksud dalam
butir a ayat ini harus disampaikan kepada seluruh pengurus satu tingkat dibawahnya
kecuali tingkat Desa/Kelurahan atau Komunitas Sosial yang sederajat;
c. Pelaksana Ketuayang diberi mandat sebagaimana ketentuan dalam butir a ayat ini
memiliki tugas dan wewenang yang sama dengan Ketua yang diberhentikan;
4. PAW dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Meminta para penggantinya kepada pihak yang merekomendasikan;
b. Mengusulkan seseorang kepada pihak yang merekomendasikannya dan kepada RPP
pengurus yang bersangkutan;
c. Mengesahkan penggantinya yang telah disetujui melalui keputusan RPP pengurus yang
bersangkutan;
d. Apabila RPP memutuskan untuk tidak menerima pergantian tersebut, maka pengurus
yang bersangkutan masih sah menjadi pengurus;
5. Susunan pengurus hasil dari PAW diusulkan kepada Pimpinan Wiayah/ daerah dari
masing-masing tingkatan (Gubernur untuk Propinsi; Bupati/ Walikota untuk Kabupaten/
Kota; Camat untuk Kecamatan; Kepala Desa/ Lurah untuk Desa/ Kelurahan) untuk
dikukuhkan.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 8

Pengurus pada seluruh tingkatan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Melaksanakan segala ketentuan dan peraturan yang tercantum dalam PD/PRT, Keputusan
Temu Karya, Keputusan Raker, dan Keputusan Pengurus yang lebih tinggi;
2. Mempersiapkan dan melaksanakan Temu Karya;
3. Menyampaikan pertanggungjawaban kepada forum Temu Karya;
4. Mengukuhkan susunan pengurus satu tingkat di bawahnya;
5. Mewakili organisasi ke dalam dan ke luar yang dilaksanakan oleh Ketua dan Sekretaris;
6. Mengeluarkan sikap dan pernyataan ke luar sesuai dengan lingkup wilayah organisasinya
yang tidak bertentangan dengan kebijakan organisasi dan dilaporkan ke pengurus satu
tingkat di atasnya;
7. Menetapkan kebijakan organisasi satu tingkat di bawahnya, kecuali untuk tingkat Desa/
Kelurahan atau Komunitas Sosial yang sederajat apabila pengurus yang bersangkutan tidak
dapat mengambil keputusan dengan meminta saran dari MPKT.

Pengurus Karang Taruna Propinsi Jawa Timur Masa Bakti 2006 - 2011 5
Rapat Kerja Propinsi Karang Taruna Jawa Timur, 8-10 Maret 2007

BAB V
PENGUKUHAN, PELANTIKAN, DAN SERAH TERIMA

Pasal 9
Pengukuhan dan Pelantikan

1. Pergantian Kepengurusan ditandai dengan pengukuhan, pelantikan, dan serah terima;


2. Pengukuhan ditetapkan melalui Surat Keputusan Pimpinan Wilayah/daerah pada masing-
masing tingkatan kecuali tingkat Nasional yang selain memang berlaku secara otomatis
pada saat disahkan oleh TKN (de
(de jure)
jure) juga dikukuhkan oleh Menteri Sosial RI, dan serah
terima pengurus selengkap-lengkapnya berlangsung (de
(de facto)
facto) karena PNKT merupakan
lembaga exekutif tertinggi.

Pasal 10
Pelantikan dan Serah Terima

1. Pelantikan dan serah terima diatur sebagai berikut :


a. Dilantil oleh pimpinan wilayah/daerah yang bersangkutan.
b. Naskah pelantikan atau Berita Acara ditulis di atas kertas ditandatangani oleh Pimpinan
Wilayah/daerah yang melantik serta MPKT sebagai saksi;
c. Naskah serah terima ditulis di atas kertas ditandatangani oleh pengurus demisioner dan
pengurus terpilih serta yang melantik sebagai saksi;
d. Urutan acaranya sebagai berikut :
1) Pembukaan
2) Upacara Nasional
a) Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
b) Mengheningkan Cipta
3) Upacara Organisasi : Menyanyikan Hymne dan/atau Mars Karang Taruna
4) Pelantikan dan Serah Terima :
a) Pembacaan Surat Keputusan
b) Pengucapan Tanda Pelantikan/Pengukuhan
c) Pengucapan Janji Pengurus
d) Penandatanganan Berita Acara
e) Penyerahan Panji Karang Taruna
5) Sambutan-sambutan
6) Pembacaan Do’a
7) Menyanyikan Mars karang taruna
8) Penutup
2. Masa bhakti terhitung sejak selesainya penyelenggaraan Temu Karya yang bersangkutan.

BAB VI
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 11
Aturan Paralihan

1. Peraturan yang mengatur tentang Kepengurusan yang ada masih tetap berlaku, tetapi
keberadaannya tidak bertentangan dengan PO ini;
2. Karang Taruna pada seluruh tingkatan diharuskan untuk penyesuaian setelah PO ini
ditetapkan.
Pasal 12

Pengurus Karang Taruna Propinsi Jawa Timur Masa Bakti 2006 - 2011 6
Rapat Kerja Propinsi Karang Taruna Jawa Timur, 8-10 Maret 2007

Aturan Penutup

1. Hal-hal yang belum diatur dalam PO ini akan diatur lebih lanjut dalam keputusan lain yang
setara atau lebih rendah tingkatannya;
2. PO tentang Kepengurusan Karang Taruna ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
di kemudian hari ditemukan kekeliruan, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : SURABAYA
PADA TANGGAL : 10 Maret 2007
JAM : 10.00 WIB

PIMPINAN SIDANG PLENO

KETUA, SEKRETARIS,

Drs. Kodrat Sunyoto SH. M.Si


M.Si Drs. Djoko Anung Prijanto

ANGGOTA,
1. Budi Santoso S.Pd ( ………………………….. )

2. Mussalam S.Pd.I (………………………….. )

3. Wahyudi (………………………….. )

Pengurus Karang Taruna Propinsi Jawa Timur Masa Bakti 2006 - 2011 7

Anda mungkin juga menyukai