Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DINAS L I N G K U N G A N HIDUP DAN KEHUTANAN


BALAI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN ORONG TELU BRANG BEH
ALAMAT : Jalan Lintas Sumbawa- Lunyuk KM 38 Lenangguar, Telp. (+6282145206961) Sumbawa
Email: kph.orongtelu.brangbeh@gmail.com

SURAT PERJANJIAN KERJA


Nomor : 188.5/037 /BKPH-OTBB/2018

Pada hari ini Senin tanggal Lima Belas bulan Januari tahun Dua Ribu Delapan Belas, kami yang bertanda
tangan di bawah ini :
I. Nama : H. Tunggul Wiyatno, S.Hut, M.P
NIP : 19721202 199903 1 014
Pangkat/Gol. : Pembina (IV/a)
Jabatan : Kepala UPTD Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Orong Telu Brang Beh
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

II Nama : Rudimansyah, S. AP
.
Pendidikan : S1 Administrasi Publik
Jabatan : Tenaga Kontrak Pengamanan Hutan pada UPTD Balai Kesatuan
Pengelolaan Hutan Orong Telu Brang Beh Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Alamat : Dsn. Talonang RT 08 RW 04 Ds. Jamu, Kecamatan Lunyuk Kabupaten
Sumbawa

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dengan mengambil tempat kedudukan di Kabupaten/Kota Sumbawa, PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA telah sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja dalam rangka membantu pengamanan hutan
pada UPTD Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Orong Telu Brang Beh Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Yang dimaksud dengan perjanjian kerja ini adalah suatu perjanjian antara PIHAK PERTAMA
dengan PIHAK KEDUA, untuk melaksanakan pekerjaan pada Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang disepakati oleh kedua belah pihak.
2. Perjanjian kerja ini dibuat berdasarkan :
a. Pasal 54 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa
Perjanjian Kerja dibuat secara tertulis atau lisan.
b. Surat Lamaran Kerja.
c. Hasil seleksi penerimaan tenaga kontrak Pengamanan Hutan Swadaya.
3. Status Kepegawaian
PIHAK PERTAMA menetapkan status kepegawaian dari PIHAK KEDUA sebagai Tenaga Kontrak.
4. PIHAK KEDUA wajib mentaati semua ketentuan yang berlaku :
a. Pada hari kerja, jam masuk kerja adalah pada pukul 07.30 wita dan pulang kerja pada pukul
16.00 wita dan atau melaksanakan respon dinamika lapangan di luar hari kerja dan jam kerja.
b. Mengisi daftar hadir pagi, siang dan sore.
5. Pihak kedua tidak menuntut dukungan anggaran terkait pelaksanaan respon dinamika lapangan
dana atau segala pembiayaan menyesuaikan dengan segala anggaran yang ada.
TEMPAT TUGAS
Pasal 2

Tempat Tugas PIHAK KEDUA terletak di Lokasi KPHP Orong Telu Brang Beh Unit (X-XI) NTB UPTD
BKPH Orong Telu Brang Beh.

BESARNYA UPAH/HONORARIUM
Pasal 3
Besarnya upah/honorarium ditetapkan sebesar Rp. 1.825,000- (satu juta delapan ratus dua puluh lima
ribu rupiah) per bulan yang dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA-SKPD) UPTD Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Orong Telu Brang Beh Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2018 Nomor :
15.11/DPA/TAPD/2018 Tanggal 02 Januari 2018.

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 4
1. PIHAK PERTAMA berhak menerima hasil pekerjaan pada tempat tugasnya sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban melakukan melakukan pembinaan, monitoring dan evalusi semua
aktifitas yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA berhak menerima gaji/upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disepakati
oleh kedua belah pihak sebagaimana ditetapkan dalam pasal 3.
4. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaksanakan tugas/pekerjaan antara lain :
a. Melakukan pemantauan, pengawasan dan pemeliharaan pal batas/tugu batas.
b. Melakukan pemantauan/pengawasan dan penyuluhan terhadap aktifitas masyarakat/kelompok
pengelola hutan.
c. Melakukan patroli rutin pengamanan hutan.
d. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap peredaran hasil hutan.
e. Melaporkan/menginformasikan setiap kejadian tindak pidana kehutanan kepada atasan.
f. Membantu mengamankan pelaku/barang bukti/tempat kejadian tindak pidana kehutanan.
g. Melakukan identifikasi potensi hutan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
h. Membuat laporan kerja setiap hari ke dalam buku kerja.
i. Melaporkan semua hasil pekerjaan kepada atasan.
j. Melaksanakan tugas lain sesuai perintah atasan.

JANGKA WAKTU
Pasal 5
1. Perjanjian kerja ini berlaku untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan terhitung sejak bulan Januari
2018 dan berakhir pada 31 Desember 2018.
2. Perpanjangan waktu hubungan kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan PIHAK PERTAMA serta
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang sama.
3. Apabila PIHAK PERTAMA tidak akan memperpanjang jangka waktunya, maka PIHAK PERTAMA
berkewajiban untuk memberitahukan PIHAK KEDUA satu bulan sebelum perjanjian kerja ini
berakhir.

PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI


Pasal 6

1. PIHAK PERTAMA melakukan pembinaan berupa bimbingan teknis dan pelatihan keterampilan.
2. PIHAK PERTAMA melakukan monitoring hasil pekerjaan PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA melakukan evaluasi terhadap PIHAK KEDUA minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
bulan, meliputi : Disiplin, Kerjasama, Integritas, Komitmen dan Attitude/Sikap.
4. Hasil pembinaan, monitoring dan evaluasi PIHAK PERTAMA menjadi rekomendasi bagi
keberlanjutan perjanjian kerja PIHAK KEDUA.
SANKSI
Pasal 7

PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi pemberhentian tanpa peringatan terlebih dahulu kepada
PIHAK KEDUA jika terbukti melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan tindak pidana sebagaimana di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana maupun
dalam Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
b. Membujuk/mempengaruhi PIHAK PERTAMA atau rekan sekerjanya untuk melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan norma hukum/kesusilaan.
c. Dengan sengaja/karena kelalaiannya melakukan tindakan yang mengakibatkan kerugian PIHAK
PERTAMA.
d. Melakukan tindakan kekerasan (memukul dan sebagainya) kepada PIHAK PERTAMA atau rekan
sekerjanya.

PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA


Pasal 8

Pemutusan Perjanjian Kerja dengan PIHAK KEDUA sebelum masa Surat Perjanjian Kerja ini berakhir
dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :
1. PIHAK KEDUA meninggal dunia
2. PIHAK KEDUA kena sanksi pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 4 dan pasal
7 di atas.
3. PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan kerja.
4. PIHAK KEDUA menderita sakit yang berakibat tidak memungkinkan melaksanakan tugas.
5. Karena adanya rasionalisasi anggaran.

PERSELISIHAN
Pasal 9

Perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA diselesaikan secara musyawarah untuk
mufakat.

PENUTUP
Pasal 10

1. Surat Perjanjian kerja ini ditandatangani oleh kedua belah pihak.


2. Surat perjanjian kerja ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang kesemuanya mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

Rudimansyah, S. AP H. Tunggul Wiyatno, S. Hut, M.P


NIP. 19721202 199903 1 014
Mengetahui :
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat,

Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F., M.Si.


Pembina Tingkat I (IV/b)
NIP. 19630405 198903 1 019

Anda mungkin juga menyukai