Anda di halaman 1dari 2

Acara Puncak Haul Al-Maghfurlah KH Habib Marzuqi yang ke-17

Pondok Pesantren Nurul Ummah 2, Ngestiharjo, Wates, Kulonprogo mengadakan


serangkaian acara Haul Al-Maghfurlah KH Habib Marzuqi yang ke-17, dengan puncak acara
haul pada Sabtu malam tanggal 21, Mei 2022. Peringatan haul Al-Maghfurlah KH Habib
Marzuqi merupakan tradisi rutin bagi masyarakat pesantren Pondok pesantren Nurul Ummah
2. Adapun acara puncak haul ini, selain diikuti oleh santri Pondok Pesantren Nurul Ummah
2, juga diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari para masyarakat, para alumni pondok,
sampai santri dari Nurul Ummah pusat yang berada di Kotagede, Yogyakarta.
Haul dimulai dengan majelis sholawat dari hadroh pondok Pesantren Nurul Ummah 2.
Kemudian acara haul dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh
ustadz Nahrul Aji. Selanjutnya dilakukan sambutan-sambutan oleh tiga orang, yaitu dari
panitia haul, camat Wates, dan PCNU Kabupaten Kulonprogo. Rangkaian susunan acara haul
terlaksana dengan baik tanpa adanya kendala satupun.
Kemudian ketika hari sudah mulai malam, acara haul memasuki tahapan pembacaan manaqib
dari Al-Maghfurlah KH Habib Marzuqi yang dibawakan oleh KH Abdul Basith Rustami
S.Th.I. KH Abdul Basith merupakan seseorang yang dekat dengan Al-Maghfurlah KH Habib
Marzuqi, serta menyaksikan secara langsung kehidupan dari Al-Maghfurlah KH Habib
Marzuqi. Beliau mengungkapkan bahwa Al-Maghfurlah KH Habib Marzuqi memiliki nasab
keluarga dan nasab keilmuan yang luar biasa bagusnya.
“Beliau meniko , sanad ilmunipun nggih kathah, panjenenganipun nderek Al-Mukarram
Simbah Kiai Ali Maksum wonten ing Krapyak, ugi saking romonipun Simbah Kiai Ahmad
Marzuqi Giriloyo, ugi miderek Gus Amin putra saking Simbah Kiai Hamid Kajoran meniko”,
terang KH Abdul Basith.
Selain itu KH Abdul Basit juga menuturkan, bahwa Al-Maghfurlah KH Habib Marzuqi
memiliki kepribadian yang sederhana. Al-Maghfurlah KH Habib Marzuqi juga terkenal akan
ketawadhukannya yang luar biasa dan patut untuk kita contoh.
“Kulo dereng nate semerep romo Kiai Habib meniko ngangge rasukan pethak, biasane sing
rodo peteng-peteng ngonten niku,”, tambah KH Abdul Basith.
Susunan acara selanjutnya adalah tahlil yang dipimpin oleh Kiai Imam Abdurrahman. Setelah
itu, susunan acara memasuki acara inti yaitu pengajian oleh KH Romli Hasan dari Purworejo.
KH Romli Hasan menjelaskan pentingnya kita untuk berbakti dan menghormati kepada guru-
guru kita. Beliau menjelaskan bahwa di dalam Qutul Qulub karya Syaikh Abu Thalib Al
Makki ilmu itu ada 3. Pertama, ilmu dzohir yaitu ilmu syariat dengan sasarannya orang awam
dan orang khusus. Kedua, ilmu batin yaitu ilmu yang khusus untuk orang-orang yang khusus.
Ketiga, ilmu ladunia yaitu ilmu antara manusia dan Allah SWT, ilmu tersebut tidak dapat
dipelajari karena langsung diberikan oleh Allah SWT. Agar kita dapat mendapatkannya maka
kita harus berbakti kepada guru agar Allah SWT memberikan kita ilmu laduni.
“Dadi pancen awake dewe ki kudu kaya ngenten niki, nglemprak sareng-sareng ngaji,
tawadhu karo guru karo kiai, bekti, khidmat dan lain sebagainya, niku sek arep nyebabke
gusti Allah paring ilmu laduni”, terang KH Romli Hasan.

Anda mungkin juga menyukai