PENGARUH METODE MATANGPULUH TERHADAP KELANCARAN HAFALAN
SANTRI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH GUBUKRUBUH
Disusun Oleh : Nama : Nadia Aminatush Sholihah NIM : 19014372 Prodi : Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YOGYAKARTA
(STAIYO) DI WONOSARI 2022 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, sekaligus sebagai mukjizat yang terbesar di antara mukjizat-mukjizat yang lain. Al-Qur’an sebagai kitab terakhir sebagai petunju umat manusia hingga akhir zaman, bukan hanya sebagai petunjuk bagi anggota masyarakat Arab yang mana tempat kitab ini diturunkan. Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ilmu dan pengajaran yang bisa diambil. Dengan mempelajari isi Al-Qur’an maka kita akan mudah mempelajari berbagai ilmu, seperti yang firman Allah Q.S. Al-Qomar Ayat 17 : (١٧ ) َو َلَقۡد َيَّس ۡر َنا ٱۡل ُقۡر َء اَن ِللِّذ ۡك ِر َفَهۡل ِم ن ُّم َّد ِك ٖر Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran”. (17) Didalam ayat tersebut dengan jelas Allah memudahan lafadz-ladz Al-Qur’an bagi orang yang mempelajari, menghafal, memahami, serta merenungkan isi Al-Qur’an untuk dijadikan sebagai pelajaran. Menghafal Al-Qur’an merupakan sebuah kegiatan yang mulia, dan paling besar nilainya. Karena menghafal Al-Qur’an membuka pintu-pintu kebaikan. Allah telah menjanjikan kebaikan di dunia dan di akhirat bagi orang yang menghafal Al-Qur’an. Seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Ankabut ayat 49 : َّٰظ (٤٩) ت ِفي ُصُدوِر ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِع ۡل َۚم َو َم ا َيۡج َح ُد َِٔباَٰي ِتَنٓا ِإاَّل ٱل ِلُم وَنٞ َبۡل ُهَو َء اَٰي ُۢت َبِّيَٰن Artinya : “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata didalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”. (49) Didalam ayat ini dijelaskan betapa mulianya orang yang menghafal Al-Qur’an, Allah memberikan ilmu bagi orang yang didadanya terdapat Al-Qur’an. Allah telah mengangkat derajat orang yang menghafal Al-Qur’an dan menjamin surga bagi penghafal Al-Qur’an. Seiring berkembangnya zaman kegiatan menghafal Al-Qur’an semakin banyak peminatnya, baik itu di perkotaan maupun di daerah perdesaan. Banyak lembaga-lembaga pendidikan Al-Qur’an baik formal maupun non formal, seperti pondok pesantren. Penghafal Al-Qur’an harus memiliki sikap tanggung jawab yang besar terutama menjaga hafalannya agar tidak hilang, selain itu penghafal Al-Qur’an tidak hanya fokus menjaga hafalannya, tetapi juga harus memiliki akhlak qur’ani dengan mengamalkan apa yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Di Gunungkidul banyak sekolah-sekolah maupun pondok pesantren yang menerapkan sistem menghafal Al-Qur’an. Salah satu sekolah atau pondok pesantren yang menerapkan sistem menghafal Al-Qur’an adalah pondok pesantren Al-Hikmah Gubukrubuh, Getas, Playen, Gunungkidul. Santri pondok pesantren Al-Hikmah Gubukrubuh terdiri dari beberapa tingkat. Mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Tingkat Madrasah Tsanawiyah, Tingkat ‘Aliyah, Tingkat Mahasiswa, maupun Takhasus (santri yang hanya fokus menghafal Al-Qur’an). Dari berbagai tingkatan tersebut jumlah hafalan masing-masing santri berbeda-beda, mulai dari hafalan juz 30, juz 1-10, juz 1-20, hingga 30 juz. Untuk menjaga hafalan agar tetap lancar maka pondok pesantren Al-Hikmah Gubukrubuh menerapkan metode matangpuluh untuk menjaga hafalan para santri. Motode matangpuluh sendiri merupakan metode yang digunakan untuk menancapkan ingatan hafalan santri secara menyeluruh. Cara penerapan metode ini adalah mengulang hafalan sebanyak 40 kali. Biasanya metode ini digunakan bagi santri yang sudah selesai menghafal 30 juz. Penggunaan metode matangpuluh di Pondok pesantren Al-Hikmah memiliki ciri khas yang berbeda dengan pondok pesantren lainnya. Penerapan metode matangpuluh di pondok pesantren Al-Hikmah antara lain: matang puluh sesudah setoran (halaman yang disetorkan dibaca berulang sebanyak 40 kali), matangpuluh rutinan dua kali setahun (matangpuluh setiap bulan Rajab dan bulan Sya'ban, contohnya jika matangpuluh 5 juz maka dalam satu hari membaca 5 juz selama 40 hari), dan matangpuluh 30 juz (30 juz dibaca berulang selama 40 hari). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakuan penelitian memgenai metode matangpuluh yang diterapkan pondok pesantren Al-hikmah Gubukrubuh dengan mengangkat judul “Pengaruh Metode Matangpuluh Terhadap Kelancaran Hafalan Santri Pondok Pesantren Al-Hikmah Gubukrubuh”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kegiatan menghafal di Pondok Pesantren Al-Hikmah Gubukrubuh? 2. Seberapa besar pengaruh metode matangpuluh bagi kelancaran hafalan santri Pondok pesantren Al-Hikmah Gubukrubuh? 3. Langkah-langkah apa saja yang ditempuh Pondok Pesantren Al-Hikmah Gubukrubuh dalam meningkatkan hafalan dan kelancaran hafalan santri? C.