Disusun oleh:
Kelompok 10
Dosen Pengampu:
Nelmaya
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang Biografi M. Djamil. Djambek
2. Menjelaskan tenntang pemikiran M. Djamil Djambek
BAB II
PEMBAHASAN
1
Novita Siswayanti. “Muhammad Djamil Djambek: Ulama Pembaharu Minangkabau ”.
Vol. 12, No.2, 2014, 479-498
Azhari. Selama belajar di tanah suci, banyak ilmu agama yang ia dapatkan.
Dia belajar intensif tentang ilmu tarekat dan mengikuti suluk di Jabal Abu
Qubais. Di sini beliau menjadi ahli tarikat dan memperoleh ijazah dari
tarekat Naqsabandiyyah-Khalidiyah.
Inyiak Djambek memilih mengamalkan ilmunya secara langsung
kepada masyarakat, mengajarkan ilmu tentang ketauhidan dan mengaji
dengan cara bertabligh. Beliau memusatkan dakwah dan tablig nilai-nilai
keislamannya melalui lembaga pendidikan yang disebut „surau‟, yaitu di
Surau Tangah Sawah dan Surau Kamang Bukittinggi. Surau dijadikan
sebagai basis pembaharuan pendidikan Islam informal, penanaman nilai-
nilai akidah islamiah dan akhlakul karimah, pelaksanaan salat, dan pusat
transformasi ilmu pendidikan agama. Surau memiliki peran penting dalam
peningkatan kualitas kehidupan bermasyarakat.
2
Toni, M. “ Kharakteristik Pembaharuan Pemikiran Islam Oleh Syekh Djamil
Djambek ”. http://digilib.uin-suka.ac.id Diakses tanggal 13 september tahun 2021 pada pukul 10.25
wib
1. Bidang Keagamaan
Dalam sejarah pembaharuan pemikiran Islam di Minangkabau,
Syeikh Djamil Djambek merupakan sosok ulama yang dapat memberikan
warna baru di bidang kegiatan keagamaan di Minangkabau pada awal abad
XX. Selain sebagai seorang ahli Ilmu Falak, dia juga dikenal sebagai
ulama yang pertama kali memperkenalkan metode dakwah berceramah di
muka umum yang diistilahkan dengan Tabligh kira-kira pada tahun 1911
M, sehingga bisa untuk menarik perhatiandan mempengaruhi masyarakat
pada masa itu.
Seiring dengan memakai metode Tabligh, Syeikh Djamil Djambek
juga mengubah beberapa tradisi keagamaan yang dilaksanakan oleh
masyarakat Minangkabau pada masa itu seperti berzanji atau marhaban
(puji-pujian) yang biasanya dibacakan di surau-surau saat peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW.
Syeikh Djamil Djambek bukan hanya berdakwah melalui surau
atau tempat pengajian saja, namun juga ditempat terbuka, seperti dipasar
dn tempat umum lainnya serta tidak saja hanya di kota-kota tetapi juga
masuk sampai ke desa-desa daerah Bukittinggi dan Agam. Fokus yang
diutamakan dalam dakwahnya adalah merubah pandangan penganut
agama Islam yang melakukan ajaran Islam secara membabi buta dan tidak
sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya.
2. Bidang Sosial Kemasyarakatan
Sebagai seorang ulama pembaharu pemikiran Islam di
Minangkabau, Syekh Djamil Djambek sangat menentang paham-paham
tarekat tang dianut oleh ulama kaum tua. Dalam kehidupan masyarakat
yang dianggap strategis,Syekh Djamil Djambek sangat pandai
memposisikan diri dan bersikap netral tanpa memihak kepadasalah satu
golongan yang bertikai se[erti kemampuannya untuk menyatukan pemuka-
pemuka agama dan adat yang selalu diadu domba oleh Belanda.
Keutuhan hubungan sosial kemasyarakatan Syekh Djamil Djambek
laksanakan dengan cara musyawarah dengan berbagai pihak. Disamping
memelihara dan mengusahakan agar Islam terhindar dari bahaya yang
dapat merusaknya, dia juga sering menjamu para pemuka adat ulama tua
dan etnis Cina untuk membicarakan masalah-masalah yang menyangkut
dengan kehidupan masyarakat di Minangkabau pada masa itu.
Pada tahun 1918 , ia mendirikan surau ditengah sawah Bukittinggi.
Disinilah pusat pengajaran agama yang beliau dirikan baagi msayarakat
Bukittinggi dan sekitarnya. Semasa hidupnya, Syekh Djamil Djambek juga
mempunyai peranan besar dalam membesarkan Muhammadiyah di
3
Minangkabau, khususnya Bukittinggi .
Bergabungnya Syekh M Djamil Djambek, ulama yang sangat
diseganidi Minangkabau membuat kaum muda pergerakan Islam kian
bersemangat untuk melakukan pembaharuan pemikiran dan pengembalian
orisinalitas amal, sessuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
3. Bidang Pendidikan
Ditengah gejolak semangat pembaharuan Islam di bidang
pendidikan dan saat perhatian kalangan ulama terfokus untuk membenahi
lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada, Syekh Muhammad Jamil
Jambek mengambil konsep lain dalam bidang ini. Ia berusaha
memperlihatkan bahwa pengajaran agama Islam ini, adalah hak semua
orang yang mengaku beragama Islam bukan terbatas pada kalangan-
kalangan tertentu yang terjanglkau oleh fasilitas-fasilitas lemabaga-
lembaga pendidikan, ia memiliki konsep pendidikan yang dijalankan dlam
bentuk dakwah, tabligh dan ceramah.
3
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/08/02m8fup-syekh-djamil-
djambek-pelopor-pembaru-islam-tanah-minang-3. Diakses tanggal 13 september tahun 2021 pada
pukul 06:10 wib.
seminggu diadakan jama‟ah tetap yang khusus mempelajari ilmu-ilmu
keagamaan.
4. Ilmu Falak
Kekuatan lain yang terdapat pada Syekh Jamil Jambek adalah
kemampuan dalam bidang ilmu falak. Kemampuan ini telah
menempatkannya pada posisi perintis pengembangan ilmu ini di
Indonesia. Hal yang demikian dapat dilihat dari buah karyanya, baik dari
hasil perhitungan hisab yang ia keluarkan, maupun murid-muridnya yang
pada saat ini cukup dikenal dengan hasil perhitungan hisabnya di
Indonesia. Konsep dan usaha Syekh Muhammad Jamil Jambek baik dalam
bidang pendidikan agama maupun dalam bidang ilmu Falak, dalam skala
yang luas tidak dapat dipisahkan dari perkembangan di Indonesia. 4
4
M. Khairul Amri, Ferdi Ferdian, Syeikh Djamil Djambek, 2013,
http://amry90.blogspot.com/2013/06/syekh-djamil-djambek.html?m=1. Diakses tanggal 13
September 2021 padada jam 20:56.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inyiak Djambek lahir di Kurai, Bukittinggi pada tanggal 4 Januari
1863. Beliau berasal dari keluarga bangsawan dan hartawan. Ayahnya
bernama Muhammad Saleh Datuk Maleka dan biasa dipanggil "Inyiak Kapalo
Jambek". Ia adalah seorang Kepala Nagari Kurai dan Datuak dalam suku Guci
yang cukup disegani. Ibunya seorang transmigran asal Sunda, panggilan
populernya Cik Inyiak Djambek, anak sulung yang memiliki dua orang adik
perempuan bernama Salamah dan Nafirah.
Beliau mengajarkan ilmu yang menjadi spesialisasinya itu kepada
masyarakat Sumatera dan Jawa yang bermukim di Mekah. Inyiak Djambek
juga mengajarkannya kepada para penuntut ilmu dari Minangkabau, terutama
yang belajar di Mekah, seperti Syeh Ibrahim Musa Parabek (Inyiak
Parabek/pendiri perguruan Tawalib Parabek) dan Syekh Abbas Abdullah
(pendiri perguruan Tawalib Padang Japang Lima Puluh Kota yang berganti
nama menjadi Darul Funun El Abbasyiah).
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami buat, sebagai manusia kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya, semoga makalah ini
bermanfat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/08/02m8fup-
syekh-djamil-djambek-pelopor-pembaru-islam-tanah-minang-3. Diakses
tanggal 13 september tahun 2021 pada pukul 06:10 wib.