Anda di halaman 1dari 11

M DJAMIL DJAMBEK DAN PEMIKIRANNYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata


kuliah materi dan pembelajaran
ISLAM DI MINANGKABAU

Disusun oleh:

Kelompok 10

Delfani Jasman 4519010

Sri Wahdini Permatasari 4519020

Dosen Pengampu:

Nelmaya

PRODI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan pada Sumber dari segala Ilmu


Pengetahuan, Sang Maha Kuasa Allah SWT, yang telah memberikannya
saya nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
makalah dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Tak lupa shalawat serta
salam saya ucapkan pada Baginda Besar yang telah menyebarkan agama
islam yang sudah terbukti kebenarannya dan semakin terbukti
kebenarannya Raulullah Muhammad SAW.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalh ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Bukittinggi , 12 September 2021

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Syekh Muhammad Djamil Djambek (1860-1947) adalah satu dari
tiga ulama pelopor pembaharuan Islam dari Minangkabau di awal abad ke-
20. Dua tokoh lainnya yaitu Syeh Abdul Karim Amrullah dan Syeh
Abdullah Ahmad. Pembaharuan Islam di Minangkabau diprakarsai oleh
para ulama yang dikenal dengan „Kaum Mudo‟.
Mereka merupakan murid Syeh Ahrnad Khatib Minangkabawi
yang menyelesaikan studinya di Mekah. Dalam menebarkan ide dan
pemikiran pembaharuannya, mereka memiliki corak pemikiran moderat,
mengedepankan intelektualisme, dan memajukan pendidikan Islam di
Minangkabau.
Pengaruh Islam sangat besar terhadap adat Minangkabau; Islam
melengkapi yang kurang, membetulkan yang salah, mengulas yang
singkat, sehingga adat Minangkabau tidak menyimpang dari kebenaran
sejati. Adat yang seperti itulah yang dijalankan di Sumatera Barat sampai
saat ini.
Oleh karena itu, untuk dapat menghantarkan penanaman dan
pemahaman nilai-nilai Islam kepada masyarakat Minangkabau agar sejalan
antara adat Minangkabau dengan nilai-nilai Islam, maka ulama merupakan
tokoh kunci dalam membangun karakteristik Minangkabau yang
berasaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Biografi M. Djamil Djambek?
2. Bagaimana pemikiran M. Djamil Djambek ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang Biografi M. Djamil. Djambek
2. Menjelaskan tenntang pemikiran M. Djamil Djambek
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi M. Djamil Djambek


Inyiak Djambek lahir di Kurai, Bukittinggi pada tanggal 4 Januari
1863. Beliau berasal dari keluarga bangsawan dan hartawan. Ayahnya
bernama Muhammad Saleh Datuk Maleka dan biasa dipanggil "Inyiak
Kapalo Jambek". Ia adalah seorang Kepala Nagari Kurai dan Datuak
dalam suku Guci yang cukup disegani. Ibunya seorang transmigran asal
Sunda, panggilan populernya Cik Inyiak Djambek, anak sulung yang
memiliki dua orang adik perempuan bernama Salamah dan Nafirah1 .
Inyiak Djambek menempuh pendidikan di Sekolah Rendah
Gubernement Kweekschool di Bukittinggi. Setamat dari Kweekschool,
beliau memilih untuk menjadi parewa (preman) yang ditakuti oleh lawan
dan disegani oleh kawan. Tahun 1882, sejak Inyiak Djambek berjumpa
dengan Tuanku Kayo Mandiangin, yang mentransmisikan kepadanya
nilai- nilai kebaikan dan akhlak mulia, pola tingkah lakunya berubah.
Dia meninggalkan dunia parewanya dan tertarik mendalami ilmu
agama. Ia belajar ke berbagai surau di Minangkabau seperti surau di Koto
Mambang, Pariaman, juga di Batipuh Baru, Padang Panjang. Pada tahun
1896, Inyiak Djambek diajak ayahnya ke Mekah untuk menunaikan ibadah
haji. Dalam perjalanan ke Mekah, ayahnya meninggal dunia. Inyiak
Djambek menjadi seorang yatim dan diasuh oleh Syekh Salim, seorang
ulama di Mekah.
Selama 9 (sembilan) tahun lamanya, beliau bermukim di Mekah
mencurahkan perhatian untuk selalu tekun menuntut ilmu-ilmu agama.
Gurugurunya di Mekah antara lain Syeh Ahmad Khatib Kumango, Taher
Djalaluddin, Syekh Bafaddhal, Syekh Serawak, dan Syeh Jalaluddin

1
Novita Siswayanti. “Muhammad Djamil Djambek: Ulama Pembaharu Minangkabau ”.
Vol. 12, No.2, 2014, 479-498
Azhari. Selama belajar di tanah suci, banyak ilmu agama yang ia dapatkan.
Dia belajar intensif tentang ilmu tarekat dan mengikuti suluk di Jabal Abu
Qubais. Di sini beliau menjadi ahli tarikat dan memperoleh ijazah dari
tarekat Naqsabandiyyah-Khalidiyah.
Inyiak Djambek memilih mengamalkan ilmunya secara langsung
kepada masyarakat, mengajarkan ilmu tentang ketauhidan dan mengaji
dengan cara bertabligh. Beliau memusatkan dakwah dan tablig nilai-nilai
keislamannya melalui lembaga pendidikan yang disebut „surau‟, yaitu di
Surau Tangah Sawah dan Surau Kamang Bukittinggi. Surau dijadikan
sebagai basis pembaharuan pendidikan Islam informal, penanaman nilai-
nilai akidah islamiah dan akhlakul karimah, pelaksanaan salat, dan pusat
transformasi ilmu pendidikan agama. Surau memiliki peran penting dalam
peningkatan kualitas kehidupan bermasyarakat.

B. Pemikiran Syeikh M. Djamil Djambek


Inyiak Djambek dalam Pembaharuan Islam di Minangkabau
Mengajarkan dan Menyosialisasikan Ilmu Falak Inyiak Djambek juga
dikenal dengan Syeh al-Falak (ahli Ilmu Falak). Ia belajar Ilmu Falak dari
Syekh Taher Djalaluddin yang mengakui kehebatan dan keunggulannya
dalam ketepatan perhitungan Ilmu Falak. Keahliannya di bidang ini
mendapat pengakuan luas di Mekah.
Beliau mengajarkan ilmu yang menjadi spesialisasinya itu kepada
masyarakat Sumatera dan Jawa yang bermukim di Mekah. Inyiak
Djambek juga mengajarkannya kepada para penuntut ilmu dari
Minangkabau, terutama yang belajar di Mekah, seperti Syeh Ibrahim Musa
Parabek (Inyiak Parabek/pendiri perguruan Tawalib Parabek) dan Syekh
Abbas Abdullah (pendiri perguruan Tawalib Padang Japang Lima Puluh
Kota yang berganti nama menjadi Darul Funun El Abbasyiah).
Dengan keahliannya dalam Ilmu Falak, Inyiak Djambek
menetapkan arah kiblat salat, mencari tahu waktu gerhana bulan dan
matahari, menetapkan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal, juga menyusun
jadwal imsakiyah Ramadan yang dikeluarkan setiap tahun, termasuk
menyebarkannya dalam majalah Al Munir, majalah yang didirikan oleh H.
Abdullah Ahmad. Beliau bahkan menyusun penanggalan selama satu abad
(100 tahun), yang sampai sekarang masih terpajang di Surau Syekh Inyiak
Jambek di Tengah Sawah, Bukitinggi.
Di tengah gejolak semangat pembaharuan Islam di bidang
pendidikan, Inyiak Djambek mengambil konsep yang berbeda di bidang
ini. Ia menjalankan konsep pendidikan dalam bentuk dan metode dakwah,
tabligh, dan ceramah. Berdakwah merupakan salah satu metode transfer
ilmu dan transmisi nilai-nilai keagamaan yang tepat melalui jalur
pendidikan Islam formal maupun informal, tanpa mengeluarkan biaya
yang besar, baik sarana maupun prasarana.
Inyiak Djambek berupaya agar setiap gagasan dan pemikirannya
dapat diterima, dimengerti, dipahami, dan dipraktikkan oleh umat dalam
kehidupan sehari-hari. Beliau berusaha mengubah pandangan dan praktik
ajaran Islam secara membabi buta, jumud, dan taklid. Ia membangkitkan
pola pikir kritis dan kreatif terhadap kekinian dan senantiasa
mengembalikannya kepada dasar hukum Islam, yaitu Al-Qur‟an dan
Sunah Rasulullah Saw. Bahkan Inyiak Djambek menggeser tradisi baca
kitab kuning menjadi pengajian masalah kehidupan sehari-hari (daily life).
Semua ini dimaksudkan untuk memberikan kesan dan pesan bahwa agama
Islam bersifat universal, diperuntukkan bagi siapa saja, dan mudah untuk
dipahami dan diamalkan.
Syeikh Djamil Djambek selesai belajar di Mekkah dan kembali
lagi ke Minangkabau pada tahun 1903 M dan menjadi seorang ulama yang
disegani di Minangkabau. Pada masa itu setelah berumur 43 tahun
berbagai aktifitas dia lakukan dalam rangka pembaharuan pemikiran islam
di Minangkabau diantaranya adalah di bidang2 :

2
Toni, M. “ Kharakteristik Pembaharuan Pemikiran Islam Oleh Syekh Djamil
Djambek ”. http://digilib.uin-suka.ac.id Diakses tanggal 13 september tahun 2021 pada pukul 10.25
wib
1. Bidang Keagamaan
Dalam sejarah pembaharuan pemikiran Islam di Minangkabau,
Syeikh Djamil Djambek merupakan sosok ulama yang dapat memberikan
warna baru di bidang kegiatan keagamaan di Minangkabau pada awal abad
XX. Selain sebagai seorang ahli Ilmu Falak, dia juga dikenal sebagai
ulama yang pertama kali memperkenalkan metode dakwah berceramah di
muka umum yang diistilahkan dengan Tabligh kira-kira pada tahun 1911
M, sehingga bisa untuk menarik perhatiandan mempengaruhi masyarakat
pada masa itu.
Seiring dengan memakai metode Tabligh, Syeikh Djamil Djambek
juga mengubah beberapa tradisi keagamaan yang dilaksanakan oleh
masyarakat Minangkabau pada masa itu seperti berzanji atau marhaban
(puji-pujian) yang biasanya dibacakan di surau-surau saat peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW.
Syeikh Djamil Djambek bukan hanya berdakwah melalui surau
atau tempat pengajian saja, namun juga ditempat terbuka, seperti dipasar
dn tempat umum lainnya serta tidak saja hanya di kota-kota tetapi juga
masuk sampai ke desa-desa daerah Bukittinggi dan Agam. Fokus yang
diutamakan dalam dakwahnya adalah merubah pandangan penganut
agama Islam yang melakukan ajaran Islam secara membabi buta dan tidak
sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya.
2. Bidang Sosial Kemasyarakatan
Sebagai seorang ulama pembaharu pemikiran Islam di
Minangkabau, Syekh Djamil Djambek sangat menentang paham-paham
tarekat tang dianut oleh ulama kaum tua. Dalam kehidupan masyarakat
yang dianggap strategis,Syekh Djamil Djambek sangat pandai
memposisikan diri dan bersikap netral tanpa memihak kepadasalah satu
golongan yang bertikai se[erti kemampuannya untuk menyatukan pemuka-
pemuka agama dan adat yang selalu diadu domba oleh Belanda.
Keutuhan hubungan sosial kemasyarakatan Syekh Djamil Djambek
laksanakan dengan cara musyawarah dengan berbagai pihak. Disamping
memelihara dan mengusahakan agar Islam terhindar dari bahaya yang
dapat merusaknya, dia juga sering menjamu para pemuka adat ulama tua
dan etnis Cina untuk membicarakan masalah-masalah yang menyangkut
dengan kehidupan masyarakat di Minangkabau pada masa itu.
Pada tahun 1918 , ia mendirikan surau ditengah sawah Bukittinggi.
Disinilah pusat pengajaran agama yang beliau dirikan baagi msayarakat
Bukittinggi dan sekitarnya. Semasa hidupnya, Syekh Djamil Djambek juga
mempunyai peranan besar dalam membesarkan Muhammadiyah di
3
Minangkabau, khususnya Bukittinggi .
Bergabungnya Syekh M Djamil Djambek, ulama yang sangat
diseganidi Minangkabau membuat kaum muda pergerakan Islam kian
bersemangat untuk melakukan pembaharuan pemikiran dan pengembalian
orisinalitas amal, sessuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
3. Bidang Pendidikan
Ditengah gejolak semangat pembaharuan Islam di bidang
pendidikan dan saat perhatian kalangan ulama terfokus untuk membenahi
lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada, Syekh Muhammad Jamil
Jambek mengambil konsep lain dalam bidang ini. Ia berusaha
memperlihatkan bahwa pengajaran agama Islam ini, adalah hak semua
orang yang mengaku beragama Islam bukan terbatas pada kalangan-
kalangan tertentu yang terjanglkau oleh fasilitas-fasilitas lemabaga-
lembaga pendidikan, ia memiliki konsep pendidikan yang dijalankan dlam
bentuk dakwah, tabligh dan ceramah.

Konsep ini menurutnya adalah merupakan cara yang efisien untuk


pemerataan pendidikan agama terhadap masyarakat yang terdiri dari
berbagai lapisan dan tingkat pengetahuan, mulai dari yang tidak tahu tulis
baca hingga kepada kalangan masyarakat berpendidikan. Di suraunya di
kawasan Tengah Sawah Bukittinggi, sampai saat ini sekali dalam

3
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/08/02m8fup-syekh-djamil-
djambek-pelopor-pembaru-islam-tanah-minang-3. Diakses tanggal 13 september tahun 2021 pada
pukul 06:10 wib.
seminggu diadakan jama‟ah tetap yang khusus mempelajari ilmu-ilmu
keagamaan.

4. Ilmu Falak
Kekuatan lain yang terdapat pada Syekh Jamil Jambek adalah
kemampuan dalam bidang ilmu falak. Kemampuan ini telah
menempatkannya pada posisi perintis pengembangan ilmu ini di
Indonesia. Hal yang demikian dapat dilihat dari buah karyanya, baik dari
hasil perhitungan hisab yang ia keluarkan, maupun murid-muridnya yang
pada saat ini cukup dikenal dengan hasil perhitungan hisabnya di
Indonesia. Konsep dan usaha Syekh Muhammad Jamil Jambek baik dalam
bidang pendidikan agama maupun dalam bidang ilmu Falak, dalam skala
yang luas tidak dapat dipisahkan dari perkembangan di Indonesia. 4

4
M. Khairul Amri, Ferdi Ferdian, Syeikh Djamil Djambek, 2013,
http://amry90.blogspot.com/2013/06/syekh-djamil-djambek.html?m=1. Diakses tanggal 13
September 2021 padada jam 20:56.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inyiak Djambek lahir di Kurai, Bukittinggi pada tanggal 4 Januari
1863. Beliau berasal dari keluarga bangsawan dan hartawan. Ayahnya
bernama Muhammad Saleh Datuk Maleka dan biasa dipanggil "Inyiak Kapalo
Jambek". Ia adalah seorang Kepala Nagari Kurai dan Datuak dalam suku Guci
yang cukup disegani. Ibunya seorang transmigran asal Sunda, panggilan
populernya Cik Inyiak Djambek, anak sulung yang memiliki dua orang adik
perempuan bernama Salamah dan Nafirah.
Beliau mengajarkan ilmu yang menjadi spesialisasinya itu kepada
masyarakat Sumatera dan Jawa yang bermukim di Mekah. Inyiak Djambek
juga mengajarkannya kepada para penuntut ilmu dari Minangkabau, terutama
yang belajar di Mekah, seperti Syeh Ibrahim Musa Parabek (Inyiak
Parabek/pendiri perguruan Tawalib Parabek) dan Syekh Abbas Abdullah
(pendiri perguruan Tawalib Padang Japang Lima Puluh Kota yang berganti
nama menjadi Darul Funun El Abbasyiah).
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami buat, sebagai manusia kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya, semoga makalah ini
bermanfat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Ferdian, Ferdi, Khairul Amri, 2013,M. Khairul Amri, Ferdi Ferdian,


Syeikh Djamil Djambek, 2013,
http://amry90.blogspot.com/2013/06/syekh-djamil-djambek.html?m=1.
Diakses tanggal 13 September 2021 padada jam 20:56.

Siswayanti, Novita. Muhammad Djamil Djambek: Ulama Pembaharu


Minangkabau. Vol. 12, No.2, 2014, 479-498.

Toni. 2016. Kharakteristik Pembaharuan Pemikiran Islam Oleh Syekh


Djamil Djambek. http://digilib.uin-suka.ac.id Diakses tanggal 13
september tahun 2021 pada pukul 10.25 wib

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/08/02m8fup-
syekh-djamil-djambek-pelopor-pembaru-islam-tanah-minang-3. Diakses
tanggal 13 september tahun 2021 pada pukul 06:10 wib.

Anda mungkin juga menyukai