Anda di halaman 1dari 2

Adapun mengenai duduk persoalannya adalah sebagai berikut :

1. Bahwa pada tanggal 15 Oktober 2021, TERGUGAT telah membeli 5 (lima) unit mobil minibus
1500cc dengan merek Karimoon Wagly, tahun pembuatan 2020 kepada PENGGUGAT
sebesar RP. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana yang
dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli No. 76/TM/X/2012 tertanggal 5 Oktober 2020 ( vide
bukti P-1, fotocopy terlampir). Selain itu telah disepakati juga bunga tetap sebesar 10%
senilai Rp 45.000.000,00 dan biaya administrasi sebesar Rp 5.000.000,00. Untuk uang muka,
biaya administrasi, bae balik nama, PPnBM telah ditanggung pembeli dan dibayar sebesar Rp
150.000.000,00. Sehingga cicilan kredit sebesar Rp (500.000.000,00-150.000.000,00)/23
bulan = Rp 15.217.400,00 selama jangka waktu dua tahun yang berakhir pada 5 Oktober
2014.
2. Bahwa PENGGUGAT telah melaksanakan kewajibannya secara penuh dengan cara
menyerahkan kelima unit mobil tersebut kepada TERGUGAT 3 hari setelah Perjanjian Jual
Beli tertanggal 5 Oktober 2020 dilaksanakan.
3. Bahwa dalam perjanjian tersebut diatas , TERGUGAT telah berjanji untuk membayar cicilan
kredit sebesar Rp 15.217.400,00 atas pembelian 5 buah mobil tersebut kepada PENGGUGAT
selambat lambatnya pada tanggal 5 setiap bulan selama jangka waktu kredit yang berakhir
pada tanggal 5 Oktober 2014.
4. Bahwa ternyata sampai batas waktu yang telah ditentukan diatas, TERGUGAT tidak
melakukan kewajiban hukumnya kepada PENGGUGAT yaitu dengan menunggaknya
pembayaran cicilan kredit angsuran ke-6 (April 2013) hingga angsuran ke-13 (November
2013).
5. Bahwa atas kelalaian TERGUGAT tersebut, oleh PENGGUGAT telah dilakukan segala upaya
yang patut menurut hukum dengan beberapa kali mengirimkan surat teguran /somasi
kepada TERGUGAT untuk mengingatkan dan meminta agar TERGUGAT segera
menyelesaikan kewajibannya kepada PENGGUGAT, namun kenyataannya TERGUGAT tetap
tidak mengindahkan dengan menyatakan berbagai alasan. Terlebih lagi belakangan
TERGUGAT telah berusaha untuk menghindari PENGGUGAT dengan tidak dapat lagi
dihubunginya TERGUGAT oleh PENGGUGAT baik melalui telepon maupun di tempat
kediamannya, sehingga dengan demikian maka TERGUGAT dengan itikad tidak baik telah
berusaha menghindari kewajibannya melakukan pembayaran sisa cicilan kredit yang
menjadi hak PENGGUGAT berdasarakan Perjanjian.
6. Bahwa akibat perbuatan wanprestasi yang dilakukan TERGUGAT telah menimbulkan
kerugian kepada PENGGUGAT berupa sisa cicilan kredit yang belum dibayar TERGUGAT
sebesar Rp. 273.913.000,00 (dua ratus tujuh puluh juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah)
7. Bahwa karena PENGGUGAT telah mengalami kerugian, maka sangat beralasan apabila
kerugian tersebut dikenakan bunga sebesar 7% setiap bulannya sebagaimana bunga yang
berlaku umum yang berlaku pada bank yang harus dibayar oleh TERGUGAT terhitung sejak
tanggal 5 April 2013 sampai gugatan ini mempunyai keputusan hukum yang berkekuatan
hukum tetap (inkracht van gewidjse) dan kerugian dibayar lunas.
8. Bahwa menurut hukum adanya perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh TERGUGAT
sebagaimana diuraikan tersebut diatas, melahirkan hak bagi PENGGUGAT untuk menuntut
segala ganti kerugian, bunga dan biaya yang diakibatkan oleh perbuatan wanprestasi
tersebut (vide : Pasal 1243 Perdata) sehingga karenanya cukup alasan bagi PENGGUGAT
gugatan perkara ini.
9. Bahwa PENGGUGAT mempunyai sangkaan yang beralasan TERGUGAT akan mengalihkan ,
memindahkan atau mengasingkan harta kekayaan guna menghindari diri dari tangung jawab
membayar semua hak-hak PENGGUGAT atau ganti kerugian yang ditimbulkan akibat
perbuatan sesuai dengan putusan yang dijatuhkan dalam perkara ini, maka untuk menjamin
pemenuhan tuntutan PENGGUGAT, dengan ini PENGGUGAT memohon kepada Majelis
hakim yang terhormat untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) atas harta
kekayaan TERGUGAT berupa 5 (lima) unit mobil minibus 1500cc merek Karimoon Wagly
yang merupakan obyek perjanjian jual beli antara PENGGUGAT dan TERGUGAT.
10. Oleh karena TERGUGAT telah melakukan perbuatan wanprestasi, telah patut dan adil
dihukum membayar ongkos-ongkos perkara yang timbul dalam perkara ini.

Berdasarkan segala uraian yang telah PENGGUGAT kemukakan, PENGGUGAT mohon dengan
hormat sudilah kiranya Pengadilan Negeri Surakarta berkenan memeriksa dan memutuskan
dengan amar sebagai berikut:

Primair :

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya


2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan sesuai pasal 227 HIR.
3. Menyatakan sah perjanjian jual beli mobil secara kredit antara penggugat dan tergugat.
4. Menyatakan perbuatan tergugat yang menunggak membayar cicilan kredit merupakan
perbuatan wanprestasi.
5. Menyatakan tergugat harus membayar uang sisa cicilan kredit sebesar Rp. 273.913.000,00
(dua ratus tujuh puluh juta sembilan ratus tiga belas ribu rupiah) sampai gugatan ini
mempunyai keputusan hukum yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewidjse)
6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian kepada PENGGUGAT sebesar 7%
setiap bulannya terhitung sejak tanggal 5 April 2020 sampai gugatan ini mempunyai
keputusan hukum yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewidjse) dan kerugian
dibayar lunas.
7. Menghukum tergugat untuk membayar beaya perkara ini
8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu (uitVoerbaar bij voerraad) meskipun
ada upaya hukum banding, kasasi, maupun verzet.

Apabila Pengadilan Negeri Surakarta berpendapat lain :

Subsidair :

Dalam peradilan yang baik ,mohon keadilan yang seadil adilnya ( ex aequo et bono ).

Hormat Kuasa Hukum Penggugat.

RIZKY JULIANI, S.H., M.H

Anda mungkin juga menyukai