Anda di halaman 1dari 4

DATA NARASUMBER

NAMA : Nanda Khoirismah

PEKERJAAN: Mahasiswa

UMUR : 21 Tahun

MAHASISWI TATA BUSANA (UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA)


DAN GAYA BERBUSANA DALAM KESEHARIANNYA

“cring cring cring” suara gesekan aksesoris ibarat melantunkan bunyi


dan nada nada yang dapat seakan mengarahkan bahwa langkah kaki dan
untaian tangan harus mulai bergerak lebih dari biasanya. Tidak terasa waktu
cepat berlalu. Awal ke akhir terasa secepat angin. “aku memulai hariku
dengan 1 problema dengan bercabang – cabang sub problema”. Teknik tata
busana sebuah jurusan yang ia pilih Ketika ia telah lulus dari Sekolah
Menengah Atas ( SMA ) pada tahun 2018. Tidak ada alasan pasti kenapa ia
mengambil jurusan tersebut, namun alasan tersebut kemudian muncul Ketika
ia menjalani masa studinya tersebut yaitu di jurusan Teknik tata busana UNY
(Universitas Negeri Yogyakarta)

“awalnya aku memang engga terlalu minat tapi seiring berjalannya


waktu akupun menemukan alasan kenapa aku memilih jurusan tata busana”
tiba tiba ia mengatakan kepadaku alasan tersebut dan aku pun tersenyum
dan Kembali bertanya kepadanya. “Lalu apa alasan mu tetap bertahan di
jurusan tata busana?” Nanda pun menjawab “di jurusan tata busana sangat
banyak belajar tentang fashion, terus disana juga ada design ilustrasi, desain
ilusrasi itu biasannya membahas tentang menggambar berbagai busana dan
juga ngga lupa proporsi tubuh yang benar dengan menggunakan berbagai
Teknik yang jarang ditemui diluar.” Aku membalas ucapan nanda setelah ia
menjelaskan tujuannya. “sebuah alasan yang sangat menarik yaa nda, kamu
cocok banget ambil jurusan tata busana.” Ia pun membalas dengan
senyuman dan ucapan terimakasih kepadaku. Tapi tidak sampai disitu, ia
membalas pujianku dengan menambahkan alasan lain yang mendasari ia
mengambil jurusan tata busana. “oiyaa alasan lain ada loh”. Ia yang mencoba
untuk memberi tau. “di jurusan tata busana aku bisa belajar teknik menjahit
dan membuat pola yang baik dan benar.” Imbuh nanda. Akupun kemudian
tersenyum dan mencoba melanjutkan obrolanku dengan nanda Kembali
mengenai gaya berbusana mahasiswa Tenknik tata busana.

Sama seperti mahasiswa jurusan lainnya yang mempunyai banyak


problema dan tugas yang seolah menjadi satu kesatuan. Sebagai mahasiswi
tata busana ia juga sama, ia mempunyai proyek besar sebagai tugas akhir
dari studinya yaitu membuat baju dan membuat fashion show. Dikarenakan
kondisi sekarang tidak memungkinkan untuk membuat kerumunan, maka
acara tersebut dilakukan secara daring. Satu bulan untuk Sebagian besar
orang yang mempunyai suatu tanggung jawab ditambah dengan problema
yang tak lupa menjadi satu paket dengannya menjadi waktu yang sangat
singkat baginya. “bagiku 1 bulan adalah waktu yang sangat singkat untuk
membuat desain baju sampai desain itu menjadi baju”. Ia mulai menggambar
di dalam kertas, dari sebuah titik kecil yang menjelma menjadi goresan –
goresan sebagai tuangan ide desain bajunya. 24 jam menjadi lebih singkat
bagi nanda. Ia selalu memulai pekerjaannya tiap pukul empat sore. Lebih
tepatnya Ketika matahari mulai menutup dirinya.. tidak ada alasan pasti untuk
nanda yang selalu memulai pekerjaannya tiap sore, baginya itu waktu terbaik
untuk tangan dan ide menjadi satu padu yang menghasilkan karya
individunya.

Acara perayaan fashion show yang diadakan oleh mahasiswa dari


Teknik tata busana merupakan suatu acara puncak bagi mahasiswa jurusan
Teknik tata busana yaitu sebuah pagelaran busana oleh mahasiswa jurusan
Teknik tata busana. Dalam membuat desain baju ia harus mempunyai ide
dan menurutnya ide tersebut tidak bisa ditebak dataoongnya, tidak seperti
malam atau siang yang datangnya pasti dapat ditebak. Ide dan ilham dalam
desain tidak seperti itu. “Bak kejutan ulang tahun yang notabene tidak bisa
ditebak bagi target kejutan, namun apalah daya kadang kejutan ulang tahun
pun menjadi sudah tertebak karena keteledoran pemberi kejutan”. Sesekali
aku bergumam “anggapan apakah yang terlintas dengan jurusan tata busana”
Itulah anggapan – anggapan dari orang – orang mengenai jurusan tata
busana. Tak hanya itu, anggapan bahwa mahasiswa tata busana memiliki
selera fashion yang tinggi tidak bisa dipukul rata dan semua itu tergantung
pada karakter masing masing individiu. ”Aku sendiri tidak mematok fashionku
harus begini begitu, ngalir aja, namun tidak menutup kemungknan bahwa
sosial media terutama instragram dan TikTok cukup berpengaruh bagi selera
dan penggunaan fashionku “. Anggapanku pun muncul “apakah semua
mahasiswi tata busana juga mempunyai selera fashion yang berbeda dan
menarik dan darimana mereka menemukan ide dari proses penggambaran
sampai tahap pembuatan baju untuk acara fashion show.” Nanda menjawab
“kalo soal fashion keseharian aku biasannya ngalir dan melihat dari sosmed
(sosial media) kek yang tadi udah aku katakan, misalnya lewat Instagram dan
TikTok. Tapi kalo soal desain baju untuk tugas biasanya tergantung tema
yang diangkat.” Tak lupa aku semakin 1kepo soal ucapan nanda tentang tema
yang diangkat dari acara tersebut. “kalo soal tema, by the way tema yang
diangkat di acara fashion show tahun ini apa nda?” aku bertanya dengan
sedikit rasa kepo.”

Bicara soal tema nanda mengungkapkan kalau tema untuk acara


tahun ini adalah mengambil inspirasi dari rumah rumah tradisional Indonesia
terutama mengambil inspirasi dari bentuk bentuk atap rumah tradisonal di
Indonesia. “tema tahun ini mengangkat ato ngambil tema dari bentuk atap
rumah tradisional Indonesia tik.” Jawab nanda. Akupun membalas ucapan
nanda “wahh menarik, ternyata ide buat bikin baju bisa dari mana aja yaaa
nda?.” Jawaban nanda membalas pertanyaanku. Lebih tepatnya yaitu tema
acara fashion show tahun ini yang digelar oleh Angkatan dari 2018 yaitu
Optiborn. Nanda juga menjelaskan bahwa adanya ide tersebut tidak terlepas
dari media sosial, baik desain baju untuk keseharian atau untuk event event
besar. “iyasih media sosial sangat membantu soal ide dalam pembuatan
baju.”

1
rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kepo

Anda mungkin juga menyukai