MAHASISWI TATA BUSANA (UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA)
DAN GAYA BERBUSANA DALAM KESEHARIANNYA
“cring cring cring” suara gesekan aksesoris ibarat melantunkan bunyi
dan nada nada yang dapat seakan mengarahkan bahwa langkah kaki dan untaian tangan harus mulai bergerak lebih dari biasanya. Tidak terasa waktu cepat berlalu. Awal ke akhir terasa secepat angin. “aku memulai hariku dengan 1 problema dengan bercabang – cabang sub problema”. Teknik tata busana sebuah jurusan yang ia pilih Ketika ia telah lulus dari Sekolah Menengah Atas ( SMA ) pada tahun 2018. Tidak ada alasan pasti kenapa ia mengambil jurusan tersebut, namun alasan tersebut kemudian muncul Ketika ia menjalani masa studinya tersebut yaitu di jurusan Teknik tata busana UNY (Universitas Negeri Yogyakarta)
“awalnya aku memang engga terlalu minat tapi seiring berjalannya
waktu akupun menemukan alasan kenapa aku memilih jurusan tata busana” tiba tiba ia mengatakan kepadaku alasan tersebut dan aku pun tersenyum dan Kembali bertanya kepadanya. “Lalu apa alasan mu tetap bertahan di jurusan tata busana?” Nanda pun menjawab “di jurusan tata busana sangat banyak belajar tentang fashion, terus disana juga ada design ilustrasi, desain ilusrasi itu biasannya membahas tentang menggambar berbagai busana dan juga ngga lupa proporsi tubuh yang benar dengan menggunakan berbagai Teknik yang jarang ditemui diluar.” Aku membalas ucapan nanda setelah ia menjelaskan tujuannya. “sebuah alasan yang sangat menarik yaa nda, kamu cocok banget ambil jurusan tata busana.” Ia pun membalas dengan senyuman dan ucapan terimakasih kepadaku. Tapi tidak sampai disitu, ia membalas pujianku dengan menambahkan alasan lain yang mendasari ia mengambil jurusan tata busana. “oiyaa alasan lain ada loh”. Ia yang mencoba untuk memberi tau. “di jurusan tata busana aku bisa belajar teknik menjahit dan membuat pola yang baik dan benar.” Imbuh nanda. Akupun kemudian tersenyum dan mencoba melanjutkan obrolanku dengan nanda Kembali mengenai gaya berbusana mahasiswa Tenknik tata busana.
Sama seperti mahasiswa jurusan lainnya yang mempunyai banyak
problema dan tugas yang seolah menjadi satu kesatuan. Sebagai mahasiswi tata busana ia juga sama, ia mempunyai proyek besar sebagai tugas akhir dari studinya yaitu membuat baju dan membuat fashion show. Dikarenakan kondisi sekarang tidak memungkinkan untuk membuat kerumunan, maka acara tersebut dilakukan secara daring. Satu bulan untuk Sebagian besar orang yang mempunyai suatu tanggung jawab ditambah dengan problema yang tak lupa menjadi satu paket dengannya menjadi waktu yang sangat singkat baginya. “bagiku 1 bulan adalah waktu yang sangat singkat untuk membuat desain baju sampai desain itu menjadi baju”. Ia mulai menggambar di dalam kertas, dari sebuah titik kecil yang menjelma menjadi goresan – goresan sebagai tuangan ide desain bajunya. 24 jam menjadi lebih singkat bagi nanda. Ia selalu memulai pekerjaannya tiap pukul empat sore. Lebih tepatnya Ketika matahari mulai menutup dirinya.. tidak ada alasan pasti untuk nanda yang selalu memulai pekerjaannya tiap sore, baginya itu waktu terbaik untuk tangan dan ide menjadi satu padu yang menghasilkan karya individunya.
Acara perayaan fashion show yang diadakan oleh mahasiswa dari
Teknik tata busana merupakan suatu acara puncak bagi mahasiswa jurusan Teknik tata busana yaitu sebuah pagelaran busana oleh mahasiswa jurusan Teknik tata busana. Dalam membuat desain baju ia harus mempunyai ide dan menurutnya ide tersebut tidak bisa ditebak dataoongnya, tidak seperti malam atau siang yang datangnya pasti dapat ditebak. Ide dan ilham dalam desain tidak seperti itu. “Bak kejutan ulang tahun yang notabene tidak bisa ditebak bagi target kejutan, namun apalah daya kadang kejutan ulang tahun pun menjadi sudah tertebak karena keteledoran pemberi kejutan”. Sesekali aku bergumam “anggapan apakah yang terlintas dengan jurusan tata busana” Itulah anggapan – anggapan dari orang – orang mengenai jurusan tata busana. Tak hanya itu, anggapan bahwa mahasiswa tata busana memiliki selera fashion yang tinggi tidak bisa dipukul rata dan semua itu tergantung pada karakter masing masing individiu. ”Aku sendiri tidak mematok fashionku harus begini begitu, ngalir aja, namun tidak menutup kemungknan bahwa sosial media terutama instragram dan TikTok cukup berpengaruh bagi selera dan penggunaan fashionku “. Anggapanku pun muncul “apakah semua mahasiswi tata busana juga mempunyai selera fashion yang berbeda dan menarik dan darimana mereka menemukan ide dari proses penggambaran sampai tahap pembuatan baju untuk acara fashion show.” Nanda menjawab “kalo soal fashion keseharian aku biasannya ngalir dan melihat dari sosmed (sosial media) kek yang tadi udah aku katakan, misalnya lewat Instagram dan TikTok. Tapi kalo soal desain baju untuk tugas biasanya tergantung tema yang diangkat.” Tak lupa aku semakin 1kepo soal ucapan nanda tentang tema yang diangkat dari acara tersebut. “kalo soal tema, by the way tema yang diangkat di acara fashion show tahun ini apa nda?” aku bertanya dengan sedikit rasa kepo.”
Bicara soal tema nanda mengungkapkan kalau tema untuk acara
tahun ini adalah mengambil inspirasi dari rumah rumah tradisional Indonesia terutama mengambil inspirasi dari bentuk bentuk atap rumah tradisonal di Indonesia. “tema tahun ini mengangkat ato ngambil tema dari bentuk atap rumah tradisional Indonesia tik.” Jawab nanda. Akupun membalas ucapan nanda “wahh menarik, ternyata ide buat bikin baju bisa dari mana aja yaaa nda?.” Jawaban nanda membalas pertanyaanku. Lebih tepatnya yaitu tema acara fashion show tahun ini yang digelar oleh Angkatan dari 2018 yaitu Optiborn. Nanda juga menjelaskan bahwa adanya ide tersebut tidak terlepas dari media sosial, baik desain baju untuk keseharian atau untuk event event besar. “iyasih media sosial sangat membantu soal ide dalam pembuatan baju.”
1 rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kepo