A. KEMAMPUAN UMUM
Suplematasi gizi adalah penambahan suatu zat gizi atau makanan pada suatu produk makanan.
Tujuan dari suplementasi gizi adalah untuk memenuhi kecukupam gizi bayi, balita, anak usia sekolah,
wus, bumil, dan ibu nifas. Ada 4 bentuk suplementasi gizi : vitamin A, TTD, makanan tambahan dan
bubuk tabur gizi.
a) Pemberian Vitamin A
Masalah kurang vitamin A subklinis (kadar vitamin A dalam serum 20 ug/dl) di beberapa
propinsi masih cukup memprihatinkan, karena 50% Balita masih mempunyai status vitamin A
rendah. Kurang vitamin A akan mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit yang
berpengaruh pada kelangsungan hidup anak. Penanggulangan masalah kurang vitamin A saat ini
bukan hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi juga dikaitkan dengan upaya memacu pertumbuhan
dan kesehatan anak guna menunjang penurunan angka kematian bayi dan berpotensi terhadap
peningkatan produktifitas kerja orang dewasa. Masalah KVA dapat diibaratkan sebagai fenomena
“gunung es” yaitu masalah Xerophthalmia yang hanya sedikit tampak dipermukaan. KVA adalah
kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-
paru, usus, mata, dan organ lain. Akan tetapi gambaran yang karakteristik langsung terlihat pada
mata.
- Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID UNICEF
/HKI/IVACG, 1996 sebagai berikut:
o XN : Buta senja
o XIA : Xerosis konjungtiva (kekeringan pada selaput lendir mata)
o XIB : Xerosis konjungtiva disertai bercak bitot
o X2 : Xerosis kornea (kekeringan pada selaput bening mata)
o X3A : Keratomalasia atau ulserasi kornea (borok kornea) kurang dari 1/3 permukaan kornea
o XS : Jaringan parut kornea (sikatriks/scar)
o XF : Fundus xeroftalmia, dengan gambaran seperti “cendol”.
- Data yang harus dikumpulkan dalam membuat cakupan balita yang mendapatkan Vitamin A :
Jumlah bayi usia 6 – 11 bulan
Jumlah bayi usia 12 – 59 bulan
Jumlah bayi usia 6 – 11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru
Jumlah bayi usia 12 – 59 bulan mendapat kapsul vitamin A merah
- Rumus Perhitungan :
- Frekuensi Laporan pemberian Vitamin A pada balita
Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
Laporan tahunan untuk cakupan bayi umur 6 – 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A
diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan Agustus sedangkan data cakupan
balita umur 12 – 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A menggunakan data bulan Agustus
- Distribusi kapsul vitamin A pada balita 6-59 bulan dapat dikumpulkan setiap bulan Februari dan
Agustus
- Sumber data ibu nifas mendapat Vitamin A dalam kegiatan survailens dapat diperoleh melalui
Kohort Ibu
- Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi vitamin A rendah maka respons yang harus
diberikan adalah:
Jika persediaan kapsul vitamin A di puskesmas tidak mencukupi maka perlu mengirim
kapsul vitamin A ke puskesmas
Jika kapsul vitamin A masih cukup maka perlu mengimbau puskesmas untuk melakukan
sweeping
Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan vitamin A rendah.
- Sumber data balita 6 -59 bulan mendapat Vitamin A dalam kegiatan survailens dapat diperoleh
melalui LB3 dan FIII Gizi
- Mekanisme pelaporan cakupan balita 6-59 tahun mendapat vitamin A :
Mencatat balita mendapat kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus
Rekapitulasi laporan balita mendapat kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus
Menghitung persentase balita yang mendapat vitamin A terhadap jumlah balita 6 – 11 bulan
Menghitung persentase balita yang mendapat vitamin A terhadap jumlah balita 12 – 59 bulan
Menghitung persentase balita yang mendapat vitamin A terhadap jumlah balita 6 – 59 bulan
- Tablet tambah darah adalah suplemen gizi yang mengandung senyawa zat besi yang setara
dengan 60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat. Kesetaraan besi elemental dan tingkat
bioavailablitasnya berbeda berdasarkan senyawa besi yang digunakan (tabel 1). Oleh karenanya,
TTD program dan TTD mandiri harus mengacu pada ketentuan tersebut
- Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12,
defisiensi asam folat, penyakit infeksi, faktor bawaan dan perdarahan.
- Khusus untuk ibu hamil, kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilannya adalah lebih kurang
1000 mg, yang diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta dan perdarahan saat persalinan yang
mengeluarkan rata-rata 250 mg besi.
- Kebutuhan zat besi pada wanita hamil meningkat 25% dibandingkan wanita yang tidak hamil.
Kebutuhan tersebut sangat sulit dipenuhi hanya dari makanan saja. Oleh karena itu, diperlukan
Tablet Tambah darah (TTD) untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi besi.
- Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi TTD (Fe) rendah maka respons yang
harus dilakukan adalah meminta puskesmas agar lebih aktif mendistribusikan tablet tambah
darah pada ibu hamil dengan beberapa alternatif sebagai berikut:
o Bila ketersediaan TTD di puskesmas dan di bidan di desa tidak mencukupi maka perlu
mengirim TTD ke puskesmas,
o Bila TTD masih tersedia maka perlu mengimbau puskesmas untuk melakukan
peningkatan integrasi dengan program KIA khususnya kegiatan Antenatal Care (ANC),
o Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah.
- Tablet Tambah Darah (TTD) atau tablet Fe adalah tablet yang mengandung Fe dan
asam folat, baik yang berasal dari program maupun mandiri
- TTD program adalah tablet yang mengandung 60 mg elemental besi dan 0,4 mg asam
folat yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada ibu hamil
- TTD mandiri adalah TTD atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung
elemental besi dan asam folat yang diperoleh secara mandiri sesuai anjuran.
- Ibu hamil mendapat 90 TTD atau tablet Fe adalah ibu yang selama masa kehamilannya
minimal mendapat 90 TTD program maupun TTD mandiri.
- Persentase ibu hamil mendapat 90 TTD atau tablet Fe adalah jumlah ibu hamil yang mendapat 90
TTD atau tablet Fe dibagi jumlah seluruh ibu hamil yang ada di satu wilayah tertentu dikali
100%.
- Pengobatan pada penderita anemia, diberikan 2 tablet setiap hari sampai kadar Hb mencapai
normal.
- Pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil dengan anemia dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
o Jika ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester pertama maka pemeriksaan kadar Hb
dilakukan setiap bulan hingga Hb mencapai normal.
o Jika ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester ke dua maka pemeriksaan kadar Hb dilakukan
setiap dua minggu hingga Hb mencapai normal.
o Jika pada pemeriksaan selanjutnya kadar Hb tidak berubah, maka langsung dirujuk ke
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
- Bila anemia disebabkan karena defisiensi besi, maka konsumsi TTD secara teratur akan
meningkatkan kadar Hb dalam satu bulan setelah konsumsi TTD. Bila Hb tidak berubah setelah
konsumsi TTD yang teratur, kemungkinan anemia tidak disebabkan oleh defisiensi besi.
- Jika hasil analisis menunjukkan masih tingginya rumah tangga yang belum mengonsumsi garam
beriodium, respons yang diberikan adalah:
1. Melakukan kordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota untuk
melakukan operasi pasar garam beriodium, dan
2. Melakukan promosi/kampanye peningkatan penggunaan garam beriodium.
- Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi vitamin A rendah maka respons yang harus
diberikan adalah:
1. Jika persediaan kapsul vitamin A di puskesmas tidak mencukupi maka perlu mengirim kapsul
vitamin A ke puskesmas,
2. Jika kapsul vitamin A masih cukup maka perlu mengimbau puskesmas untuk melakukan
sweeping, dan
3. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan vitamin A rendah.
- Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi TTD (Fe) rensah maka respons yang harus
dilakukan adalah meminta puskesmas agar lebih aktif mendistribusikan tablet tambah darah pada
ibu hamil dengan beberapa alternatif sebagai berikut:
1. Bila ketersediaan TTD di puskesmas dan di bidan di desa tidak mencukupi maka perlu
mengirim TTD ke puskesmas,
2. Bila TTD masih tersedia maka perlu mengimbau puskesmas untuk melakukan peningkatan
integrasi dengan program KIA khususnya kegiatan Antenatal Care (ANC), dan
3. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah.
- Monev ttd : Logistik dan pendistribusian, Jumlah bumil yg dapat ttd program / mandiri
dan tingkat kepatuhan bumil konsumsi ttd
- Jika hasil analisis menunjukkan capaian partisipasi masyarakat (D/S) rendah dan/atau cenderung
menurun maka respons yang perlu dilakukan adalah pembinaan kepada puskesmas untuk:
1. Melakukan kordinasi dengan Camat dan PKK tingkat kecamatan untuk menggerakkan
masyarakat hadir dan menimbang baita ke posyandu,
2. Memanfaatkan kegiatan pada forum-forum yang ada di desa untuk menggerakkan masyarakat
datang ke posyandu, dan
3. Melakukan promosi tentang manfaat kegiatan di posyandu
4. PELAKSANAAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Untuk memantau pertumbuhan anak, maka hasil data antropometri di plot kedalam
Grafik Pertumbuhan Anak atau GPA yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Grafik Pertumbuhan
Anak terdiri atas 4 indek yaitu :
a. Panjang/Tinggi menurut Umur (PB-TB/U),
b. Berat Badan menurut Umur (BB/U),
c. Berat Badan menurut Panjang-Tinggi Badan (BB/PB-TB)
d. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U). Seperti terlihat di bawah ini :
- Untuk memantau pertumbuhan anak, maka hasil data antropometri di plot kedalam Grafik
Pertumbuhan Anak atau GPA yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Grafik Pertumbuhan Anak
terdiri atas 4 indek yaitu :
o Grafik Berat Badan menurut Panjang-Tinggi Badan (BB/PB-TB) menunjukkan pencapaian
panjang badan relatif terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Grafik Berat Badan
menurut Panjang-Tinggi Badan (BB/PB-TB) menunjukkan pencapaian panjang badan relatif
terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi Anak umur 0-2 tahun dan 2-5
tahun dengan indeks BB/PB-TB: di atas 3 SD disebut sangat gemuk/obese, di atas 2 SD disebut
overweight, di bawah 2 SD disebut kurus, di bawah -3 SD disebut sangat kurus, dirujuk untuk
pelayanan tingkat lanjut.
o Grafik Berat Badan menurut Umur (BB/U) menunjukkan berat badan relatif terhadap umur
dibandingkan dengan median (Garis 0). Grafik Berat Badan menurut Umur (BB/U) menunjukkan
berat badan relatif terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi Anak umur
0-2 tahun dan 2-5 tahun dengan indeks BB/U: dibawah -2 SD disebut berat badan kurang, di
bawah -3 SD disebut berat badan sangat kurang/severly underweight periksa tanda klinis
marasmus atau kwashiorkor.
o Grafik Panjang-Tinggi Badan menurut Umur (PB-TB/U) menunjukkan pencapaian panjang badan
relatif terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Grafik Panjang-Tinggi Badan
menurut Umur (PB-TB/U) menunjukkan pencapaian
panjang badan relatif terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi Anak
umur 0-2 tahun dan 2-5 tahun dengan indeks PB-TB/U: di bawah -2 SD disebut Pendek, dibawah -
3 SD disebut Sangat Pendek.
o Grafik indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) menunjukkan indeks maasa tubuh (IMT rasio
berat badan terhadap panjang/tinggi badan) untuk anak perempuan umur anak 0- 2 tahun dan 2-5
tahun dibandingkan dengan median (garis 0). Grafik indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)
menunjukkan indeks maasa tubuh (IMT rasio berat badan terhadap panjang/tinggi badan) untuk
anak umur anak 0-2 tahun dan 2-5 tahun dibandingkan dengan median (garis 0). IMT/U
khususnya sangat berguna untuk penapisan kelebihan berat badan. IMT/U di atas 3 SD disebut
sangat gemuk/obese, 2 SD disebut gemuk/overweight, 1 SD disebut risiko gemuk (overweight).
5. PELAKSANAAN MONEV PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi atau yang sering dikenal dengan istilah monev mencakup
mulai dari proses pengumpulan data realisasi program/kegiatan, pelaporan kegiatan, hingga penilaian
dan evaluasi capaian kinerja.
- Untuk menilai status gizi dengan metoda antropometri memerlukan 4 variabel
yaitu :Jenis kalamin, Umur, Berat Badan, Panjang/Tinggi Badan.
- Empat (4) macam indeks yaitu :
o Panjang/Tinggi menurut Umur (PB-TB/U),
o Berat Badan menurut Umur (BB/U),
o Berat Badan menurut Panjang-Tinggi Badan (BB/PB-TB) dan
o Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
- Dalam menginterpretasikan grafik pertumbuhan, berikut yang harus diperhatikan untuk
mengindikasikan adanya masalah pertumbuhan, yaitu:
o Garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis z-score.
o Terdapat satu penurunan atau kenaikan yang tajam pada garis pertumbuhan, dan
o Garis pertumbuhan mendatar, misalnya: tidak ada kenaikan berat badan atau panjang/tinggi.
- Untuk mengetahui masalah gizi di suatu masyarakat memerlukan informasi berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) diperlukan untuk menilai apakah masalah gizi yang ada di
masyarakat memiliki karaktersitik:
o Kronis-Akut,
o Kronis-Tidak Akut (Kronis),
o Tidak Kronis-Akut (Akut) dan
o Tidak Krois-Tidak Akut (atau normal).
- Kegunaan KMS :
o Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik
pertumbuhan anak, dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal,
atau mengalami gangguan pertumbuhan.
o Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan
kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI
pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.
o Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan anak seperti
pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita diare.
- Kegunaan KMS Bagi Kader :
o KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian kapsul vitamin A serta
menilai hasil penimbangan.
o Bila tidak naik 2 kali atau berat badan berada di bawah garis merah maka kader perlu
merujuk ke petugas kesehatan terdekat, agar anak mendapatkan pemerikasaan lebih lanjut.
o KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya
naik serta mengingatkan ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan
berikutnya.
- Bagi orang tua balita :
o Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya.
o Bila ada indikasi gangguan pertumbuan (berat badan tidak naik) atau kelebihan gizi, maka
orang tua balita dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti memberikan makan lebih
banyak atau membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk berobat.
o Mengetahui perolehan imunisasi tepat waktu dan lengkap dan mendapatkan kapsul vitamin A
secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
o Sebagai alat edukasi kepada para orang tua balita tentang pertumbuhan anak, manfaat
imunisasi dan pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian makan, pentingnya ASI eksklusif
dan pengasuhan anak
- Bagi Petugas Kesehatan :
o Mengetahui Jenis pelayanan kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul
vitamin A.
o Menggerakkan tokoh masyarakat dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan.
o Menekankan perlunya anak balita ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya
- Tindak lanjut yang biasa dilakukan dari pemantauan pertumbuhan diantaranya,
o Konseling
o Pemberian Makanan Tambahan
o Pemberian Suplementasi Gizi
o Rujukan
- Promosi Kesehatan (Gizi) merupakan proses perubahan perilaku/proses belajar secara terencana pada
diri individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (pengetahuan-sikap dan
ketrampilan) untuk mencapai pengetahuan gizi yang baik.
- Tujuan Promosi Kesehatan (Gizi) secara umum adalah merubah perilaku di bidang Gizi dan secara
khusus membuat klien/masyarakat menyadari nilai Gizi, mandiri mencapai hidup sehat dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan secara tepat guna. Secara operasional ditujukan untuk membuat
masyarakat dapat mengerti, bertanggung jawab, melakukan langkah-langkah positip untuk keadaan
gizinya sendiri, sesuai tujuan intervensi perilaku dalam promosi gizi.
- Tujuan dari penerapan promosi Gizi yaitu menciptakan/membuat masyarakat yang:
o Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
o Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
o Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit,
o Melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan.
o Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya. Kesehatan perlu
ditingkatkan karena derajat kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat itu bersifat
dinamis tidak statis.
- RUANG LINGKUP PROMOSI GIzi, yaitu: Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kesehatan, dan Faktor
genetik (atau diperluas menjadi faktor kependudukan).
- Ada beberapa tujuan metode yang berkaitan dengan penggunaannya dalam promosi kesehatan, yaitu
meningkatkan kesadaran, menambah pengetahuan, meningkatkan kemampuan diri, mengubah
kebiasaan dan mengubah lingkungan. Jenis metode yang digunakan harus disesuaikan dengan
sasarannya, baik individu, kelompok atau massa.
6. PELAKSANAAN MONEV PROMOSI GIZI
- Ukuran hasil dari upaya promosi Gizi dapat mencakup beberapa indikator antara lain :
o Ukuran tentang pemahaman yang berkaitan dengan kesehatan (Gizi) yang meliputi tingkat
pengetahuan, sikap, motivasi, tendensi perilaku, keterampilan personal dan kepercayaan diri.
o Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat yang meliputi unsur partisipasi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik.
o Ukuran yang mencakup kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang meliputi pernyataan
politik, alokasi sumber daya, unsur budaya dan perilaku.
o Ukuran kondisi kesehatan gizi dan gaya hidup sehat, salah satunya meliputi kesempatan untuk
memperoleh makanan sehat
o Ukuran efektifitas pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan pelayanan pencegahan, akses
ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, serta faktor-faktor sosial budaya yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan.
o Ukuran Lingkungan sehat, yang meliputi membatasi akses dalam penggunaan tembakau,
alkohol, obat-obat terlarang, penyediaan lingkungan positif bagi anak-anak dan kelompok usila,
kebebasan dari kekerasan dan berbagai penyalahgunaan.
o Ukuran dampak sosial yang meliputi kualitas hidup, kemandirian, jaringan dukungan sosial,
pemerataan atau keadilan.
o Ukuran dampak kesehatan yang meliputi penurunan tingkat kesakitan, kematian dan
ketidakmampuan, kompetensi psikososial dan keterampilan diri.
o Ukuran pengembangan kapasitas.
KEMAMPUAN KHUSUS
1. PELAKSANAAN ASESMEN GIZI