Defisiensi
vitamin A merupakan
masalah kesehatan masyarakat
di negara berkembang.
Defisiensi vitamin A merupakan
penyebab kebutaan yang paling
sering ditemukan pada anakanak.
Vitamin
A merupakan nutrisi
esensial yang diperlukan untuk
memelihara fungsi imun .
Kelompok yang berisiko: anak
usia prasekolah dan wanita usia
produktif.
Definisi
Defisiensi
vitamin A: suatu
kondisi dimana cadangan vitamin
A dalam tubuh berkurang.
Ditunjukan dengan kadar retinol
dalam darah kurang dari 20
g/dl.
Epidemiologi
Estimasi
Berdasarkan
Metabolisme Vitamin A
Etiologi
Kurangnya
Faktor Risiko
Bayi
Manifestasi Klinis
Defisiensi
vitamin A subklinis
biasanya tidak memiliki gejala,
namun resiko terjadinya infeksi
saluran pernapasan, diare, dan
pertumbuhan terhambat.
Pada mata dapat mengakibatkan
xeroftalmia.
Klasifikasi Xeroftalmia
XN
Rabun Senja
X1A
Xerosis Konjungtiva
X1B
Bercak Bitot
X2
Xerosis Kornea
X3A
Ulserasi
X3B
permukaan kornea
XS
Ulserasi
Kornea/
Kornea/
permukaan kornea
Jaringan parut kornea
keratomalasia
<
1/3
keratomalasia
>
1/3
Xerosis Konjungtiva
Xerosis Konjungtiva
Bercak Bitot
Manifestasi Klinis
Rabun
senja
Defisiensi vitamin A dapat
mengganggu produksi rodopsin.
Pada kulit : kulit kering bersisik
dan meningkatnya risiko
terjadinya infeksi.
Diagnosis
Dapat
dengan karakteristik
manifestasi klinis.
Pemeriksaan kadar vitamin A
serum kurang dari 200ug/L dan
karotennoid kurang dari 500 ug/L.
Xerosis konjungtiva dapat
dideteksi dengan pemeriksaan
mikroskopik.
Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan retinol serum, nilai
kurang dari 0,7 mg / L pada anakanak kurang dari 12 tahun
dianggap rendah .
2. Pemeriksaan Radiologi
- Evaluasi pertumbuhan tulang.
Pencegahan
Memperbanyak
Bagi
Pemberian
Kapsul biru
(100.000 SI)
1 kali
Balita 12-59
bulan
Kapsul merah
(200.000 SI)
2 kali
Kapsul merah
(200.000 SI)
2 kali
Ibu
Bila
Bila
Daftar Pustaka
Vitamin A Deficiency.
http://emedicine.medscape.com/article/126004-over
view#a0199
UNICEF: Indonesia makes strides against vitamin A
deficiency
THANK YOU....