Anda di halaman 1dari 23

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA

IBU NIFAS, BAYI, DAN BALITA DI PUSKESMAS SEKIP


KOTA PALEMBANG

Oleh:

KELOMPOK
1. ASMIRIN
2. DION ATIKA FRAMASARI
3. IRA FITRIA YUNIARTI
4. PUTRI RIZKI AMALIA BADRI
5. RENI MITRASARI

Tugas Mata Kuliah: Gizi Kesehatan Masyarakat


Dosen Pembimbing: DR. Nura Malahayati

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebanyak 190 juta anak usia 5 tahun ke bawah mengalami kekurangan vitamin A,
bahkan WHO memperkirakan terdapat 250 juta anak pra-sekolah yang mengalami
kekurangan vitamin A. Setiap tahun terdapat sekitar 250.000 – 500.000 anak mengalami
kebutaan dan separuh anak ini kemudian meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat
kekurangan vitamin A.

Separuh Negara di dunia memiliki permasalahan kondisi kekurangan vitamin A.


Permasalahan defisiensi (kondisi-kekurangan) vitamin A merupakan salah satu permasalahan
utama kesehatan masyarakat yang dialami oleh negara miskin dan berkembang. Di Negara
miskin dan berkembang yang memiliki permasalahan kesehatan masyarakat terkait kondisi
kekurangan vitamin A ini terdapat 1 kematian dari 4 kematian anak yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin A ini. Kekurangan vitamin A juga meningkatkan risiko kematian ibu.
Permasalahan ini terutama dialami oleh Negara-negara di Afrika dan Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Negara-negara kaya dan maju jarang ditemukan kasus kekurangan
vitamin A karena mereka telah melakukan fortifikasi vitamin A pada produk-produk
makanan jadi. Daya beli dan ketersediaan masyarakat untuk menjangkau bahan makanan
sumber vitamin A juga telah tinggi. Masyarakat di Negara maju juga terbiasa untuk
mengkonsumsi suplemen multivitamin harian.

Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak menjadi rentan terkena penyakit


infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak dan diare. Kekurangan vitamin A pada
ibu hamil juga berisiko meningkatkan kebutaan. Oleh sebab itu WHO berserta UNICEF
bekerja sama dengan Canadian International Agency dan United State Agency for
International Development and The Micronutrient Initiative mengkampanyekan “The
Vitamin A Global Initiative” yang salah satunya dengan pemberian suplementasi vitamin A
dosis tinggi 2 kali dalam satu tahun kepada kelompok-kelompok masyarakat yang rentan
mengalami kekurangan vitamin A.

Di Indonesia pemberian suplementasi vitamin A dilakukan pada bulan Februari dan


Agustus dengan sasaran anak usia 6 – 59 bulan. Cakupan pemberian vitamin A meningkat
2
dari 71,5 persen (2007) menjadi 75,5 persen (2013). Namun demikian masih terdapat
kesenjangan persentase anak umur 6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A selama
enam bulan terakhir, tertinggi di Nusa Tenggara Barat (89,2%) dan terendah di Sumatera
Utara (52,3%).Indonesia telah aktif mengkampanyekan penanganan kondisi kekurangan
vitamin A, dengan program suplementasi vitamin A dua kali dalam satu tahun, sejak tahun
1970-an sehingga saat ini permasalahan kekurangan vitamin A sudah tidak menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini program pemberian suplementasi
vitamin A pada kelompok masyarakat yang rentan kekurangan vitamin A masih terus
dilakukan. Cakupan Kota Palembang tahun 2017 sebesar 96,2% meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya dan dilihat dari target nasional (95%) sudah mencapai target, namun cakupan ibu
nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di Puskesmas Sekip hanya 60,1 %.

Capaian cakupan untuk Kota Palembang tahun 2017 bayi sebesar 94,7% dan balita
95,8% jika dibandingkan dengan target nasional cakupan tersebut sudah mencapai target.
Cakupan pada bayi dan balita pemberian vitamin A dosis tinggi pada tahun 2017 masih
dibawah cakupan rata-rata kota Palembang, dimana puskesmas Sekip cakupan bayi 91%
dibandingkan cakupan kota Palembang sebesar 94,7%. untuk cakupan pemberian vitamin A
dosis tinggi pada balita Puskesmas Sekip 91,8% masih dibawah rata-rata cakupan Puskesmas
Kota Palembang sebesar 95,8%.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini akan membahas “Apakah penyebab
rendahnya cakupan pemberian vitamin A pada Ibu Nifas, Bayi, dan Balita pada wilayah kerja
Puskesmas Sekip? “

1.3 TUJUAN

1.3.1 Mengetahui penyebab rendahnya cakupan vitamin A pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Sekip
1.3.2 Mengetahui penyebab rendahnya cakupan vitamin A pada Bayi dan balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Sekip
1.3.3 Memberikan rekomendasi dan solusi terhadap Program pemberian vitamin A pada Ibu
Nifas, Bayi, dan Balita di Puskesmas Sekip.

3
1.4 MANFAAT

1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber bahan pustaka untuk pengembangan dunia pendidikan.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Untuk membantu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya


Program Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas, Bayi, dan Balita

1.4.3 Bagi Puskesmas Sekip

Sebagai bahan rekomendasi dan solusi untuk meningkatkan cakupan terhadap Program
pemberian vitamin A pada Ibu Nifas, Bayi, dan Balita di Puskesmas Sekip

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SITUASI KONDISI PUSKESMAS SEKIP

2.1.1 Wilayah Kerja

Puskesmas Sekip meliputi 3 kelurahan sebagai wilayah kerja, yaitu :1.Kelurahan


Pahlawan2.Kelurahan Sekip Jaya3.Kelurahan 20 Ilir D II. Puskesmas Sekip merupakan
salah satu puskesmas Induk di wilayah Kecamatan Kemuning dengan 3 Puskesmas
Pembantu di setiap kelurahan, yaitu :1.Pustu Kebon Semai 2.Pustu IAIN 3.pustu
Cambai Agung. Disamping itu untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan,
Puskesmas Sekip dilengkapi dengan 1 Puskesmas Keliling dan 28 Posyandu Balita dan
2 Posyandu Lansia

2.1.2 Geografi

Puskesmas Sekip Palembang terletak diwilayah Kelurahan 20 Ilir D IIKecamatan


Kemuning Kota Palembang dengan luas wilayah 674.3 Ha. Letaknya sangatstrategis di
tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat umum baik dengan
kendaraan umum maupun pribadi.Geografi wilayah kerja Puskesmas Sekip sebagian
besar terdiri dari daerahdaratan dan sebagian kecil di pinggir sungai dan rawa, Batas
wilayah kerja meliputi :

 Sebelah utara dengan Sungai Bendung


 Sebelah selatan dengan Jl Mayor Ruslan
 Sebelah barat dengan Jl Jendral Sudirman
 Sebelah timur dengan Sungai Bendung 9 Ilir

5
6
2.2 SUPLEMENTASI VITAMIN A

Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan suplementasi vitamin A adalah kapsul
yang mengandung vitamin A dosis tinggi

Sasaran Suplementasi Vitamin A adalah sebagai berikut:

2.2.1 Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan sampai 6 minggu setelah kelahiran bayi (0- 42
hari). Ibu nifas harus diberikan kapsul Vitamin A dosis tinggi karena: Pemberian 1 kapsul
Vitamin A merah cukup untuk meningkatkan kandungan Vitamin A dalam ASI selama 60
hari. Pemberian 2 kapsul Vitamin A merah diharapkan cukup menambah kandungan
Vitamin A dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan. Kesehatan ibu cepat pulih setelah
melahirkan Mencegah infeksi pada ibu nifas

- Waktu pemberian Kapsul Vitamin A merah (200.000 SI) diberikan pada masa nifas
sebanyak 2 kali yaitu : 1 (satu) kapsul Vitamin A diminum segera setelah saat persalinan
1 (satu) kapsul Vitamin A kedua diminum 24 jam sesudah pemberian kapsul pertama
Catatan : Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapat vitamin A, maka
kapsul Vitamin A dapat diberikan pada kunjungan ibu nifas atau pada KN 1 (6-48 jam)
atau saat pemberian imunisasi hepatitis B (HB0) pada KN 2 (bayi berumur 3-7 hari) atau
pada KN 3 (bayi berumur 8 -28 hari)

- Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A untuk ibu nifas Tenaga kesehatan
(dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll) Kader ( telah mendapat penjelasan terlebih
dahulu dari petugas kesehatan )

7
- Cara Pemberian : Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu apakah
setelah melahirkan sudah menerima kapsul Vitamin A, jika belum : Kapsul Vitamin A
merah diberikan segera setelah melahirkan dengan cara meminum langsung 1 (satu)
kapsul Kemudian minum 1(satu) kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.

- Tempat pemberian: Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, pustu,


poskesdes/polindes, balai pengobatan, praktek dokter, bidan praktek swasta) Posyandu

2.2.2 Suplementasi Vitamin A pada bayi dan balita

Vitamin A diberikan kepada seluruh anak balita umur 6-59 bulan secara serentak: Untuk
anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus.

- Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A pada bayi dan anak balita : (dokter,
bidan, perawat, tenaga gizi dll) Kader terlatih

- Cara Pemberian: Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu balita apakah
pernah menerima kapsul Vitamin A pada 1 (satu) bulan terakhir. Potong ujung kapsul
dengan menggunakan gunting yang bersih Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua
isi kapsul (dan tidak membuang sedikitpun isi kapsul) .Untuk anak yang sudah bisa
menelan dapat diberikan langsung satu kapsul untuk diminum

- Tempat pemberian : Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmas


pembantu (Pustu), polindes/poskesdes, balai pengobatan, praktek dokter/bidan swasta)
Posyandu Sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD termasuk kelompok bermain, tempat
penitipan anak, dll. Catatan : Pemberian kapsul vitamin A pada bulan Februari dan Agustus
dapat diintegrasikan dengan pelaksanaan program lain seperti kegiatan Kampanye Campak
(Measles Campaign), malaria, dll untuk meningkatkan cakupan masing-masing program.

2.3 Manfaat Suplementasi Vitamin A

 Memelihara kesehatan ibu selama menyusui

 Mencegah buta senja karena kurang vitamin A

 Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI

8
 Bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi

 Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan

Ibu Nifas harus mengkonsumsi Vitamin A karena:

 Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah

 Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya
tahan tubuh

 Pemberian 1 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah pada ibu nifas hanya cukup
untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari

 Pemberian 2 kapsul vitamin A (200.000) warna merah diharapkan dapat menambah


kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif 6 bulan

2.4 Pelaksanaan Program pemberian Vitamin A di Indonesia

Pedoman nasional yang ada saat ini merekomendasikan bahwa 100% ibu nifas
menerima satu kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 IU paling lambat 30 hari setelah
melahirkan. Walaupun begitu data NSS (National Speleological Society) di beberapa
Propinsi menunjukkan bahwa cakupannya hanya berkisar 15 – 25% saat ini, ibu nifas
mungkin mendapatkan kapsul vitamin A bila mereka melahirkan di Puskesmas atau
rumah sakit. Walaupun begitu tidak tertutup kemungkinan ibu nifas mendapatkan kapsul
vitamin A melalui kader atau bidan di desa saat mereka melakukan kunjungan rumah.

Berikut beberapa masalah dalam pemberian vitamin A pada ibu nifas di Indonesia:

1. Di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, mayoritas ibu masih melahirkan dirumah,


sering terjadi bahwa bidan ataupun mereka yang membantu kelahiran tidak selalu
memiliki akses akan kapsul vitamin A.

2. Kunjungan rumah oleh kader untuk memberikan kapsul vitamin A jarang dilakukan.

3. Banyak ibu maupun petugas kesehatan yang tidak tahu mengenai adanya program
pemerintah mengenai pemberian kapsul vitamin A ibu nifas.

9
Di Sumatera Barat pemberian kapsul vitamin A masih terdapat banyak kendala, mulai
dari pendistribusian vitamin itu sendiri, tenaga kesehatan yang belum berbenah serta
pengetahuan Ibu akan pentingnya vitamin A yang masih kurang. Di Kabupaten Agam
cakupan pemberian vitamin A tahun 2011 tercatat 82,51 %. (14). Di beberapa
puskesmas di Agam seperti puskesmas Padang Tarok tercatat 87,27 %, puskesmas
Lasi 80,17 %, puskesmas Pekan Kamis 93,8 %, puskesmas Padang Lua 80,05 %, dan
di wilayah kerja puskesmas IV Koto Kecamatan IV Koto tercatat cakupan pemberian
vitamin A pada ibu nifas adalah 78,47 %, sedangkan harapan secara umum pemberian
kapsul vitamin A pada ibu nifas adalah 100%.

Green (1980) menguraikan bahwa perilaku seseorang tentang kesehatan dipengaruhi


oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan penguat. Faktor
predisposisi antara lain ; tingkat pengetahuan, motivasi, sikap, kepercayaan, tradisi,
sistem dan nilai-nilai masyarakat, adapun faktor pendukung terdiri dari fasilitas,
sarana dan prasarana, serta fakor penguat terdiri dari fasilitas, sarana, tenaga
kesehatan dan kebijakan kesehatan.

Sementara itu peneliti lain juga menyatakan bahwa suplementasi dosis


tinggi pasca persalinan telah menjadi praktik standar di berbagai negara, sekalipun
cakupan di atas 50 persen jarang terjadi. Meskipun keberhasilan cara ini masih
tergantung pada cara menyusui, namun kedua strategi ini harus diperkuat dengan
memberi mereka sumber daya dan perhatian yang lebih sebagai upaya optimal untuk
mengurangi angka kematian anak melalui peningkatan status vitamin A ibu (Oliveira,
et al., 2010). Suplementasi vitamin A dengan dosis antara 200–300.000 IU secara
nyata mengurangi proporsi ibu menyusui dengan retinol rendah selama 3 bulan
setelah melahirkan, tetapi tidak untuk 6 bulan. Pada umumnya bayi sangat tergantung
pada ASI dalam mendapatkan vitamin A. Ibu dengan kondisi gizi yang baik,
mempunyai kandungan vitamin A dalam ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayi selama 6 bulan. Namun pada kondisi ibu yang menderita kekurangan vitamin A,
jumlah vitamin A pada ASI kurang optimal untuk pertumbuhan atau memelihara
cadangan mikronutrien untuk perawatan bayi. Pada kejadian kekurangan vitamin A
pada ASI, diperlukan suplementasi vitamin A dengan waktu yang cukup lama untuk
memperbaiki kesehatan ibu dan anak.

10
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA IBU


NIFAS, BAYI, DAN BALITA DI PUSKESMAS SEKIP

3.1.1 Cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di Puskesmas
Sekip

Cakupan ibu nifas (0-42 hari) yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi sebanyak
2 kali 1 kapsul vitamin A 200.000 SI yang masing-masing sebaiknya diberikan sesaat setelah
melahirkan dan setelah 24 jam berikutnya. Cakupan Kota Palembang tahun 2017 sebesar
96,2% meningkat dari tahun-tahun sebelumnya dan dilihat dari target nasional (95%) sudah
mencapai target, namun cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di
Puskesmas Sekip hanya 60,1 %. Hal ini menandakan Puskesmas Sekip masih dibawah target
nasional. Berikut grafik cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di
Puskesmas kota Palembang:

Grafik 59. Cakupan Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi


pada Ibu Nifas di Kota Palembang Tahun 2017

100.0
99.9
99.6
99.4
99.5
99.3
99.2
98.8
98.8
98.7
98.7
98.7
98.5
98.6
98.6
98.2
98.2
98.1
98.1
97.9
97.8
97.7
97.7
97.4
97.3
97.1
97.1
96.7
96.6
96.5
96.2
96.2
96.1
94.5
93.4
91.7
90.6
89.4
83.6
60.1

Albar
Gandus

PALEMBANG

Karyajaya
Plaju

Makrayu

OPI
Sekip

1 Ulu

7 Ulu

4 Ulu
Sako
Pakjo
23 Ilir

11 Ilir
Nagaswidak

Kalidoni
SMT Borang
Sukarame
SOSIAL

Sungai Baung

Multiwahana
Ariodillah
Puntikayu

Boom Baru

Basuki Rahmat

Kertapati

Kampus
5 Ilir
Bukit Sangkal

Merdeka

Padang Selasa

Sabokingking

Talang Betutu
Dempo
Sei Selincah
Kenten

Taman Bacaan

Pembina

Keramasan

11
3.1.2 Cakupan bayi dan balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di
Puskesmas Sekip

Bayi yang berumur 6-11 bulan mendapat Vitamin A satu kali dengan dosis 100.000 SI
(kapsul warna biru), dan anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul Vitamin A dosis
tinggi 200.000 SI (kapsul warna merah) sebanyak 2 kali yaitu setiap bulan Februari dan
Agustus di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Target cakupan kapsul vitamin A
dosis tinggi untuk bayi dan anak balita sebesar 90%. Capaian cakupan untuk Kota Palembang
tahun 2017 bayi sebesar 94,7% dan balita 95,8% jika dibandingkan dengan target nasional
cakupan tersebut sudah mencapai target.

Cakupan pada bayi dan balita pemberian vitamin A dosis tinggi pada tahun 2017 masih
dibawah cakupan rata-rata kota Palembang, dimana puskesmas Sekip cakupan bayi 91%
dibandingkan cakupan kota Palembang sebesar 94,7%. untuk cakupan pemberian vitamin A
dosis tinggi pada balita Puskesmas Sekip 91,8% masih dibawah rata-rata cakupan Puskesmas
Kota Palembang sebesar 95,8%. Berikut grafik cakupan pemberian vitamin A dosis tinggi
pada bayi dan balita kota Palembang tahun 2017.

12
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Pencapaian Palembang 97% 95,3% 95,4% 95,5% 94,7%

13
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Pencapaian Palembang 96% 94,6% 94,5% 94,2% 95,8%

14
3.3. PENYEBAB RENDAHNYA CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
DOSIS TINGGI PADA IBU NIFAS, BAYI, DAN BALITA DI PUSKESMAS SEKIP

3.3.1 Penyebab Rendahnya Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi Pada
Ibu Nifas Di Puskesmas Sekip

Berdasarkan kunjungan kelompok ke Puskesmas Sekip, didapatkan informasi bahwa


rendahnya Cakupan vitamin A untuk Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip
disebabkan beberapa faktor diantaranya:

1. Kurangnya sosialisasi tentang program pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas .

2. Kurangnya TOT ataupun pelatihan terhadap pemegang program terkait mengenai


pentingya suplementasi vitamin A pada Ibu Nifas

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya


konsumsi vitamin A pada saat nifas. Pada saat di lapangan, adanya pengakuan dari
beberapa ibu hamil yang belum mengetahui pentingnya konsumsi vitamin A setelah
nifas

4. Kurangnya koordinasi lintas program di tingkat puskesmas Sekip (Gizi dan KIA).

5. Ketersediaan kapsul Vitamin A tidak sesuai dengan kebutuhan, serta pelaksanaan


droping tidak sesuai dengan bulan promosi Vitamin A (Februari dan Agustus).

6. Terjadinya pergantian petugas pengelola program gizi dan KIA di akhir tahun. Hal ini
berpengaruh terhadap kualitas laporan tahunan yang dikumpulkan ke Dinas
Kesehatan Kota Palembang.

7. Pelaksanaan program pemberian vitamin A pada ibu nifas hanya dilakukan pada saat
kunjungan imunisasi anak (posyandu).

8. Belum optimalnya monitoring/pengawasan Puskesmas terhadap konsumsi Vitamin A.

3.3.2 Penyebab Rendahnya Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi Pada
Bayi, Dan Balita Di Puskesmas Sekip

Berdasarkan kunjungan kelompok ke Puskesmas Sekip, didapatkan informasi bahwa


rendahnya Cakupan vitamin A untuk bayi dan balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip
disebabkan beberapa faktor diantaranya:
15
1. Kurangnya sosialisasi tentang program pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita.

2. Kurangnya TOT ataupun pelatihan terhadap pemegang program terkait mengenai


pentingya suplementasi vitamin A pada Bayi dan Balita

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu tentang pentingnya konsumsi


vitamin A pada bayi dan balita. Pada saat di lapangan, adanya pengakuan dari
beberapa ibu hamil yang belum mengetahui pentingnya konsumsi vitamin A pada
bayi dan balita.

4. Ketersediaan kapsul Vitamin A tidak sesuai dengan kebutuhan, serta pelaksanaan


droping tidak sesuai dengan bulan promosi Vitamin A (Februari dan Agustus).

5. Belum optimalnya monitoring/pengawasan Puskesmas terhadap konsumsi Vitamin


A.

3.4. REKOMENDASI DAN SOLUSI RENDAHNYA CAKUPAN PEMBERIAN


KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA IBU NIFAS, BAYI, DAN BALITA DI
PUSKESMAS SEKIP

Adapun rekomendasi yang kami ajukan untuk rendahnya cakupan pemberian kapsul vitamin
A pada ibu nifas, bayi, dan balita adalah sbb :

1. Pentingnya diadakan sosialisasi/ Penyebarluasan informasi khususnya tentang vitamin


A dan program suplementasi vitamin A perlu dilakukan sebelum bulan Kapsul
(Februari dan Agustus), dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan pemberian
kapsul Vitamin A yang melibatkan unsur masyarenakat termasuk ibu balita dan ibu
nifas.

2. Pentingnya diadakan pelatihan/ TOT sebagai penyegaran ilmu pada petugas Gizi dan
KIA tingkat Puskesmas khususnya tentang vitamin A dan program suplementasi
vitamin A dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul Vitamin A .

3. Walaupun terjadinya pergantian petugas pengelola program gizi dan KIA, system
pelaporan harus tetap berjalan tanpa terkecuali. Peran pimpinan Puskesmas dalam
mengawasi kinerja para pegawai puskesmas untuk melaksanakan program secara
benar.

16
4. Permintaan vitamin A harus disesuaikan dengan sasaran untuk menghindari kelebihan
stok dan kadaluarsa.

5. Mengaktifkan peran pengelola program gizi dalam pemberian vitamin A dengan


berkoordinasi dengan program KIA

6. Memperbanyak kegiatan di tingkat puskesmas untuk meningkatkan cakupan pemerian


vitamin A pada ibu nifas, bayi, dan balita.

7. Monitoring pemberian vitamin A pada ibu nifas dilakukan pada saat kunjungan
imunisasi anak (posyandu), dan home visit.

17
BAB IV

KESIMPULAN

1. Cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di Puskesmas Sekip
masih dibawah target nasional pada tahun 2017 sebesar 60,1 % dari target nasional
96,2%.

2. Cakupan pada bayi dan balita pemberian vitamin A dosis tinggi di Puskesmas Sekip
masih dibawah cakupan rata-rata kota Palembang, dimana pada tahun 2017cakupan
puskesmas sekip pada bayi 91 % dan balita 91,8 % dibandingkan dari cakupan rata-
rata kota Palembang pada bayi 94,7 % dan balita 95,8 %.

3. Penyebab rendahnya cakupan ibu nifas, bayi dan balita di Puskesmas Sekip antara
lain:

a. Kurangnya sosialisasi tentang program pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas .

b. Kurangnya TOT ataupun pelatihan terhadap pemegang program terkait


mengenai pentingya suplementasi vitamin A pada Ibu Nifas

c. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya


konsumsi vitamin A pada saat nifas. Pada saat di lapangan, adanya pengakuan
dari beberapa ibu hamil yang belum mengetahui pentingnya konsumsi vitamin
A setelah nifas

d. Kurangnya koordinasi lintas program di tingkat puskesmas Sekip (Gizi dan


KIA).

e. Ketersediaan kapsul Vitamin A tidak sesuai dengan kebutuhan, serta


pelaksanaan droping tidak sesuai dengan bulan promosi Vitamin A (Februari
dan Agustus).

f. Terjadinya pergantian petugas pengelola program gizi dan KIA di akhir tahun.
Hal ini berpengaruh terhadap kualitas laporan tahunan yang dikumpulkan ke
Dinas Kesehatan Kota Palembang.

18
g. Pelaksanaan program pemberian vitamin A pada ibu nifas hanya dilakukan
pada saat kunjungan imunisasi anak (posyandu).

h. Belum optimalnya monitoring/pengawasan Puskesmas terhadap konsumsi


Vitamin A.

4. Rekomendasi yang kami ajukan untuk rendahnya cakupan pemberian kapsul vitamin
A pada ibu nifas,bayi dan balita ialah :

a. Pentingnya diadakan sosialisasi/ Penyebarluasan informasi khususnya tentang


vitamin A dan program suplementasi vitamin A perlu dilakukan sebelum
bulan Kapsul (Februari dan Agustus), dengan tujuan untuk meningkatkan
cakupan pemberian kapsul Vitamin A yang melibatkan unsur masyarenakat
termasuk ibu balita dan ibu nifas.

b. Pentingnya diadakan pelatihan/ TOT sebagai penyegaran ilmu pada petugas


Gizi dan KIA tingkat Puskesmas khususnya tentang vitamin A dan program
suplementasi vitamin A dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan
pemberian kapsul Vitamin A .

c. Walaupun terjadinya pergantian petugas pengelola program gizi dan KIA,


system pelaporan harus tetap berjalan tanpa terkecuali. Peran pimpinan
Puskesmas dalam mengawasi kinerja para pegawai puskesmas untuk
melaksanakan program secara benar.

d. Permintaan vitamin A harus disesuaikan dengan sasaran untuk menghindari


kelebihan stok dan kadaluarsa.

e. Mengaktifkan peran pengelola program gizi dalam pemberian vitamin A


dengan berkoordinasi dengan program KIA

f. Memperbanyak kegiatan di tingkat puskesmas untuk meningkatkan cakupan


pemerian vitamin A pada ibu nifas, bayi, dan balita.

g. Monitoring pemberian vitamin A pada ibu nifas dilakukan pada saat


kunjungan imunisasi anak (posyandu), dan home visit.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan. 2009 .Panduan Manajemen


Suplementasi Vitamin A. http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2012/08/panduan-suplementasi-vitA.pdf
2. Joko Ht. Cakupan Program Pemberian Kapsul Vitamin Studi Kasus Di Puskesmas
Kampung Sawah Kota Bandar Lampung.
Http://Www.Digilib.Ui.Ac.Id/Opac/Themes/Libri2/Detail.Jsp?Id=92947
3. Prastiwi Rs, Ima K.Gambaran Pendistribusian Vitamin A Pada Ibu Nifas Di Bantul
Timur
4. Sandjaja, Endi R.2012.Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin A Pada Ibu Masa Nifas
Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Di Indonesia Analisis Data Riskesdas 2010
5. Sinta LE, Is Susiloningtyas.2012.Hubungan Pengetahuan terhadap Konsumsi
Vitamin A pada Ibu Nifas di Wilayah kerja Puskesmas IV Koto Kecamatan IV Koto
Kabupaten Agam Tahun 2012. https://media.neliti.com/media/publications/220181-
hubungan-pengetahuan-terhadap-konsumsi-v.pdf

20
DOKUMENTASI

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai