Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem berbasis
komputer interaktif yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan suatu masalah (Turban, 2011). Di dalam SPK terdapat beberapa metode untuk mendukung pengambilan keputusan, diantaranya Analitical Hierarchy Process (AHP), Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), dan AHP- TOPSIS AHP adalah metode dalam sistem pengambilan keputusan yang menggunakan beberapa variabel dengan proses analisis bertingkat. Analisis dilakukan dengan memberi nilai prioritas dari tiap-tiap variabel, kemudian melakukan perbandingan berpasangan dari variabel-variabel dan alternatif- alternatif yang ada (Saaty, 2001). Penelitian terkait yang menggunakan metode AHP sebagai alat bantunya yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Maharrani (2010) mengenai seleksi penerimaan karyawan. Menurut Hwang (1995), TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Penelitian terkait yang menggunakan TOPSIS sebagai model pendukung keputusannya yakni yang dilakukan oleh Khosravi (2011) dalam pemilihan sistem penggilingan padi. Metode AHP-TOPSIS merupakan metode yang mengkombinasikan AHP dan TOPSIS dengan AHP untuk pembobotan dan TOPSIS untuk perangkingan. Penelitian terkait yang menggunakan AHP-TOPSIS sebagai model pendukung keputusannya yakni yang dilakukan oleh Ghosh (2011) dalam pemilihan dan evaluasi tenaga pengajar. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sebelumnya telah ada beberapa penelitian mengenai perbandingan antara
AHP dan TOPSIS, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nooramin (2012) tentang pemilihan granty crane di area container yard di pelabuhan dan didapatkan hasil yang sama antara kedua metode. Sedangkan pada penelitian tugas akhir ini, penulis mengangkat topik untuk membandingkan antara metode AHP, TOPSIS, dan AHP-TOPSIS dengan mengambil studi kasus mengenai seleksi penerimaan peserta didik program percepatan belajar (akselerasi) yang berlokasi di Kabupaten Wonogiri, yaitu SMP Negeri 1 Wonogiri. Pada tahun 2004, pihak sekolah membentuk program hasil implementasi dari Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 5 Ayat 4 yang menyatakan bahwa warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (Dirjen Pendidikan Islam, 2007), yaitu program percepatan belajar (akselerasi). Pada penelitian ini, ditetapkan empat kriteria, yaitu nilai UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional), nilai TPA (Tes Potensi Akademik), nilai tes psikotes (IQ), dan nilai prestasi yang diraih. Dalam analisis perbandingannya, penulis akan menerapkan Hamming Distance dan Euclidean Distance. Tujuan diterapkannya Hamming Distance adalah untuk melihat jumlah perbedaan urutan posisi yang menunjukkan urutan prioritas siswa yang diterima. Sedangkan tujuan Euclidean Distance yaitu melihat seberapa jauh jarak perbedaan urutan prioritas tersebut. Penelitian serupa telah dilakukan oleh Juliyanti (2011) dalam pemilihan guru berprestasi yang pengujiannya menggunakan Hamming Distance. Untuk parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah parameter terhadap hasil perangkingan sekolah, urutan rapor akselerasi, dan nilai rapor akselerasi. Hamming Distance dilakukan dengan parameter hasil perangkingan sekolah dan urutan rapor akselerasi bertujuan untuk melihat kesesuaian hasil dengan ketetapan sekolah. Sedangkan Euclidean Distance dilakukan dengan parameter nilai rapor akselerasi semester I dengan tujuan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk melihat tingkat keberhasilan siswa program akselerasi tersebut juga
sekaligus sebagai parameter untuk menentukan metode rekomendasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka dapat
diidentifikasikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah metode apakah yang lebih baik antara metode AHP, TOPSIS, dan AHP-TOPSIS dalam studi kasus penerimaan siswa program percepatan belajar (akselerasi) di SMP Negeri 1 Wonogiri
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang diterapkan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Data diambil pada empat tahun ajaran, yaitu tahun ajaran 2009/2010, 2010/2011, 2011/2012, dan 2012/2013. 2. Nilai-nilai pada seleksi penerimaan, antara lain nilai rata-rata UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional), nilai tes psikotes, nilai tes potensi akademik, dan nilai prestasi berupa piagam. 3. Nilai rata-rata rapor untuk kelas akselerasi pada semester I, dengan asumsi siswa belum terpengaruh kondisi apapun.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah
dijabarkan di atas yaitu untuk mengetahui metode yang lebih baik antara metode AHP, metode TOPSIS, serta AHP-TOPSIS dalam studi kasus penerimaan siswa program akselerasi di SMP Negeri 1 Wonogiri.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat membantu
pembuat keputusan dalam melakukan seleksi penerimaan siswa program
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti