Dosen Pengampu :
Dr. Diana Rahmasari, S.Psi., M.Si.
Oleh :
Dinda Cahya Novianti 21010664124
Alat ukur yang digunakan yaitu dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (2014) serta didampingi dengan adanya data hasil observasi
terhadap subjek. Sistematika pre-test dan post-test yang akan dipakai adalah anak-
anak yang mengalami disgrafia akan diminta untuk menunjukkan dan menyebutkan
huruf yang ditunjuk oleh pengajar, selain itu anak-anak juga diminta untuk
menuliskan kembali huruf yang ditunjuk oleh pengajar di selembar kertas yang telah
disediakan. Ini akan menjadi ujian awal atau pre-test untuk mengukur kemampuan
mereka sebelum mendapatkan intervensi atau perlakuan. Setelah diberikan perlakuan
atau ketika pelatihan selesai, anak-anak akan kembali diminta untuk menunjukkan,
menyebutkan, dan menuliskan kembali huruf yang ditunjuk oleh pengajar, dan ini
akan menjadi ujian akhir atau post-test. Dengan membandingkan hasil pre-test dan
post-test, dapat mengukur sejauh mana kemampuan anak-anak dengan disgrafia telah
meningkat setelah menerima intervensi atau perlakuan.
3.2 Populasi
Populasi adalah sebagai kawasan umum yang ingin digunakan dari hasil
penelitian yang digunakan (Sugiyono, 2017). Populasi penelitian didefinisikan
sebagai sekelompok individu yang karakteristiknya mirip dengan yang diidentifikasi
oleh peneliti untuk calon subjek penelitiannya. Dimana dalam konteks ini diterapkan
pada sekumpulan orang yang memiliki ciri yang mirip seperti keinginan peneliti.
Dalam penelitian ini, populasi yang akan nantinya digunakan oleh peneliti sebagai
subjek penelitian eksperimen ini sebagai berikut :
- Anak disgrafia dari Sanggar Merah Merdeka
- Anak disgrafia rentang usia 5-7 tahun
Dalam penelitian ini, subjek yang akan digunakan dalam menelitian ini dan
telah memenuhi karakteristik yang telah disebutkan berjumlah 7 orang.
Selain menguji hipotesis, kami juga memiliki opsi untuk penggunaan gain
score, entah pada kelompok eksperimen tunggal (misalnya dalam studi dengan satu
kelompok) ataupun kelompok eksperimen serta kelompok kontrol (seperti yang terjadi
dalam penelitian dengan dua kelompok atau lebih) (Jannah, 2016). Gain score
mengacu pada perbedaan antara nilai sebelum uji (pre-test) dan sesudah uji (post-test)
dari peserta. Menurut Hake (1999) besarnya peningkatan dapat dihitung dengan
rumus gain ternormalisasi (g) sebagai berikut :
Kategorisasi perolehan nilai N-gain score dapat ditentukan berdasarkan
interpretasi indeks gain maupun tafsiran efektivitas N-gain. Adapun pembagian
kategori perolehan nilai N-gain pada tabel berikut :
Kemudian data penelitian yang telah didapatkan akan diproses dengan metode
analisis data deskriptif kuantitatif. Sebelum melakukan analisis deskriptif, penelitian
juga akan melibatkan pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Uji-t yang akan
digunakan adalah uji-t sampel berpasangan (dependent sample t-test), yang digunakan
untuk membandingkan data sebelum perlakuan dengan data setelah perlakuan pada
satu kelompok sampel (Zulia, 2020). Dalam hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa
pengaruh variabel bebas atau perlakuan terhadap variabel terikat akan terbukti
signifikan jika hasil analisis uji-t sampel berpasangan mendukung hipotesis alternatif
(Ha) (Jannah, 2016). Sebaliknya, jika tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
data variabel terikat sebelum dan setelah perlakuan, maka hipotesis nol (Ho) akan
diterima. Hipotesis yang akan diuji dalam uji-t sampel berpasangan sebagai berikut:
Ho: Tidak ada perbedaan pada variabel terikat antara sebelum dan sesudah
perlakuan.
Ha: Ada perbedaan pada variabel terikat antara sebelum dan sesudah
perlakuan.
Nilai Sig. (2 tailed) > 0.05 menunjukan tidak adanya pengaruh / perbedaan
yang signifikan.