Tafsir
Undang-Undang Nomor 1 9 Tahun 2002, tentang Hak Cipta
I pnsnr a
(1) Hak.Cipta i.nerupakan hak eksklusif bagi pencipta aiau pemegang Hak Cipta
] untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang limbul secara
I otomatis setelan suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
I menurut perundang-undangan yang berlaku.
] pesnl ze
i (1) Barang siapadimaksud
dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
] ?^qbqgqimana datam pasat 2 ayat (1 ) atau pasat 49 ayat (1 ) dan ayat
I tz) dipidana penJara masing-masing par!ng singl(at 1 (satuy 6uran'dan/aiau
| g"lqrpalingsedikit Rp1.000.00C.00(SatuJutaRupiah),ataupatingtamaT
I (tujuh) tahun dan/atau denda pating banyak Rps.000.0C0.000,00 (Lima Miliar
],, (2\ Rupiah)
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, alau
I :nenju.ai.k:padi umum suatu Ciptaan atau barang has!l pelanggiran H;k C;pt;
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) dipidana dengan pidana
?gliara pating tamt 5 (tima) ranun danlailu'riencia paiing uinyar n[
i 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah).
Jani .Arni, S.Th.I, M.Ag
Metode Penelitian
Tafsir
ffi
Daulal Riau
2013
Metode Penelitian
Tafsir
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Perpustakaan Nasional Rl.
Data Katalog dalam Penerbitan (KDT)
Cetakan Pertama, 2013
Penulis:
JaniArni, S.Th.l, M.Ag
Tata Letak/Cover:
Katon S
Fenerbit:
Daulat Riau
Anggota IKAPI
Kotak Pos 1351
Pekanbaru-Riau
Taisir s V
|ani Arni, S.Th'I, M.Ag I Metode Peneiitian
senantiasa digali, sehingga mahasiswa mampu me-refresh
pengetahuan tentang kajian tafsir hadis, dan mampu membuktikan
bahwa al-Quran bisa memberisolusi bagi umat sampaidunia ini
berakhit walaupun al-Quran sudah diturunkan sejak 14 abad yang
lalu.
Dalam buku ini penulis akan membahas tentang
metodologipenelitian tafsiryang meliputi, bab l: Pengertian, dasar
dan urgensi metodologi penelitian tafsir, bab ll: jenis-jenis dan
rnodel-model peneiitian tafsir, bab lll: objek penelitian tafsir, bab
lV : syarat dan ilmu-ilmu yang harus dimiliki mufasir, bab V:
sumber-sumber tafsir, bab Vl : tafsir bi al-ma'tsur, bab Vll: tafsir
bi al-ra'yi, bab Vlll: metode ijmali, bab lX: metode tahliliy, bab X:
metode maudhu'iy, dan bab Xl: metode muqaran.
Demikianlah, buku ini diharapkan mampu memberi
sumbangan pemikiran serta referensidan bermanfaat bagi penulis
dan pembaca semua. Amiin.
JaniArni
i7i ;::
!ani Arni, S.Th.l, M.Ag I Metoch Penelitian'Iafsir
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
SEKAPUR SIRIH
DAFTAR ISI
A. Pengertian.............. ."""""""""""'
'x
+ Vii
fani Arni, S.T'h.I, M.,{g I Metode Peneliiian Tafsir
A. Aspek Pengetahuan ................ ....................... 29
B. Aspek Kepribadian ......................35
Bab V : Sumber-sumber Tafsir.......... ............37
A. Wahyu .......................37
B. Ra'yu atau tjtihad ......39
C. lsrailiyat ...."...............39
D. SyairJahiliyah........... ...................41
Bab Vl : Tafsir bi al-Ma'tsur "................ ...........44
A. Pengertian Tafsir bi al-Ma'tsu r _....................... 44
B. Sejarah Perkembangan Tafsir bi al-Ma,tsur ... 4g
C. Keistimewaan Tafsir bi al-Ma'tsu r. "...... "......... 49
"
','iii rt
lani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode penelitian Tarsir
D. Kelebihan dan kekurangan """""67
E. Contoh Penggunaan Metode limali """"'"""" 69
F. Urgensi Metode tjmali....""" """" 69
G. Kitab yang menggunakan metode ijrnaliy '"""'74
Tafsir s ix
Jani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian
D. Contoh Penggunaan Metode Muqaran........... 96
E. UrgensiMetode Muqaran ..........100
F. Kitab yang Menggunakan Metode Muqaran .1OO
Penelitian Tafsir * 1-
Jani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode
Emory, '1995). Kedua: penelitran rnerupakan usaha yang
secara
sadar ciiarahkan untuk mengetahui atau rnempeiajari fakta-fakta
baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.
{Suparnroko, l ggl )
Dua detinisi di atas sama_sama menyebutkan bahwa
penelitian merupakan usaha untuk rnenyeridiki,
mengetahui, dan
rnempela;ari sesuatu. Namun definisi pedama menjeraskan
fungsi
penyelidikan secara umum yaitu untuk penyeciiaan
informasidaram
rnenyeiesaikan rnasaiah, sedangkan definisi kedua menyebutkan
secara lebih khusus, yaitu mernpelajari fakta-fakta/ har-hal yang
baru dan sefain menyebutkan fungsipeneritian sebagai penyaruran
hasrat ingin tanu rnanusia.
Sebuah penelttian harus rnerniliki beberapa unsur yang
bisa disebut juga sebagai fungsi dari peneritian itu sendiri, yaitu
adanya unsur ilrniah, unsur penemuan" unsur pengembanEan,
unsur pengujian kebenaran, serta unsur pemecahan masaiah.
Jadi, lv{etode penelitian adatah: tata cara yang sudah
sistematis dalam menyeiidiki, mengetahui, dan memperajari
data-
data tertentu untuk mengumpuikan inforrnasi sehingga dapat
nnemecahkan permasalahan yang ada pada data_data
dan
nnemperoleh informasi baru dari data tersebut. selain itu,
rnetode
penelitian juga diartikan sebagaicara irmiah untuk
mendapaikan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. cara irmiah didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaltu rasional, empiris, dan
sistematis.
Hasional nraksudnya peneritian dirakukan dengan cara-cara yang
rnasuk akai sehingga terjangkau oreh penaiaran manusia.
Ernpiris
maksudnya cara yang digunakan dapat diamati dengan indera
manusia. Dan sistematis rnaksudnya proses penelitian
menggunakan rangkah-rangkah tertentu yang bersifat
rogis. Ada
#
fani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 3
3- Dirihat dari sifat dan kedudukannya, tafsir adarah
hasir
penalaran, kajian, dan ijtihad para mufasir yang
didasarkan
pada kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya,
sehingga suatu saat bisa ditinjau kembali.
e5
Jani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir
humaniora umumnya, termasuk fllsafat yang diakui sebagai
induk
semua semua cabang ilmu. perkembangan ilmu pengetahuan
keagamaan selalu saja mengetengahkan persinggungan yang
terus terjadi antara nilai-nilai yang dikembangkan melalui
kelahiran
doktrin-doktrin agama dengan perkembangan sosio-kurturar
rnasyarakat muslim yang terus saja berubah dari waktu ke
waktu,
belum lagi dalam menghadapi tantangan modernitas dan
fenomena post-modern yang ditawarkan oreh Barat, sebagai pihak
yang juga banyak menaruh perhatian terhadap kajian
keislaman.
oleh karena itu, kebutuhan akan sebuah moder metodorogi
penelitian yang up to date datam penelitian terhadap lingkup
kajian
tafsir dan hadis menjadi keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan.
Dalam hal ini, tidaklah dipungkiri bahwa khazanah
keilmuan dalam bidang tafsir dan hadis telah menghasilkan tidak
saja hasil penelitian daram porsiyang begitu besar daram sejarah
perkembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga sajian
aneka
ragam metode peneritian yang terah mapan dan dikembangkan
dari waktu ke waktu. Akan tetapi, kenyataan yang dihadapi oreh
para pemerhati kajian tafsir hadis di lndonesia, baik
dosen maupun
mahasiswa, adalah kurangnya literatur yang menyajikan panduan
bagi penelitian daram bidang keirmuan yang menjadi sumber pokok
ajaran lslam ini, terutama penelitian yang dapat merefleksikan
harmoni antara hasil kajian dan metode penelitian tradisional
dengan perkembangan modern daram kajian rsram kontemporer
dan perkembangan mutakhir ilmu sosial dan humaniora. Hal ini
menjadi penting karena diharapkan memberikan sodoran alternatif
bagi kebutuhan terhadap kajian teoritis yang menyajikan kerangka
metodologis bagi dirakukannya peneritian yang tidak saja tetap
mengedepankan pentingnya nilai warisan tradisional dalam kajian
A. ".!enis-iemls
Penelitian
i=eroapat beberapa tinjauan elalarn jenis-lenis peneiitian
tafslr ini, 5rakni: Pertama: Jenis Penelitian menurut tujuan,
rnenurut tu3uan peneiltian bisa dibagi mentacii beberapa jenis;
Fenelitian e'nurni, merupakan peneiitran yang cilakukan atau
eliarahi<an sekedar untuk memahanni masalah organisasi secara
,.nenclalam cian hasi! penelitian tersebut untuk pengembangan ilrnu
acjmirristrasi atau manajemen. Fenelitian terapan, merupakan
penelitian yang diarahkan uniuk mendapakan informasiyang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah. (tvlardaiis, 2A10,h' 27-
28)
Kedua: Penelitian menurut metode. Dari segi metode
penelitian bisa dibagi menjadi beberapa jenis; Penelitian survey,
adalah penelitian yang diiakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang
diambil dari populasi tersei.rut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian reiatif , distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable.
eontoh: penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan
r'
|ani Arni, S.Th,I, M.Ag i Metocie Penelitian Tafsir 9
masyarakat dalam memilih pemimpin nasional dan daerah, kualitas
SDM masyarakat lndonesia. penelitian Ex post facto, adalah
suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahuifaktor-
faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
Contoh: penelitian untuk mengungkapkan sebab-sebab terjadinya
kebakaran gedung disuatu lembaga pemerintah, penelitian untuk
mengungkapakan sebab-sebab terjadinya kerusuhan di suatu daerah.
Penelitian eksperimen, adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variable terlentu terhadap variable yang lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat. Terdapat empat bentuk metode
eksperimen yaitu pre experimental, true experimental, factorial, dan
quaiexperimental. Contoh: penelitian penerapan metode kerja baru
terhadap produktifitas kerja, penelitian pengaruh mobil
berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas. penelifian
naturalistic, sering juga disebut metode kualitatif yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah.
contoh: penelitian untuk mengungkapkan makna upacara ritual dari
kelompok masyarakat tedentu, penelitian untuk menemukan factor-
faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi. policy research
(penelitian kebilaksanaan), adalah suatu proses penelitian yang
dilakukaan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah socialyang
mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada
pembuat keputusan untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah.
Contoh: penelitian untuk membuat undang-undang alau peraturan
tertentu, penelitian untuk pengembangan struktur organisasi. Action
research, adalah penelitian yang bertujuan unluk mengembangkan
metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat
ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Contoh:
c. Metode Semictik
Metode ini bertujuan menjeiaskan beberapa aspek
oahasa puitis Al-Quran. khususnya mengenar
penggamharan naffi a-narna dan sifa-t-slfai Tunan sekalipurr
demikian diperlukan beberapa moditikasi untuk menunjuk
pengaruh Demaparan bahasa semacam itu ?erhadap
pemikiran lslam dan menguraikan sastra teks Al-Quran
dan tekstualitasnya.
A. Al-Quran al-Karim
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW jika dibaca bernilai ibadah. (Manna'al-Qaththan,
t.l, h. 21) Pendapat lain menyebut definisi al-Quran dengan
kalamullah yang diturunkan kepada nabiMuhammad SAW melalui
perantara malaikat Jibril dari surat al-Fatihah sampai surat al-Nas
jika dibaca bernilai ibadah, dan disampaikan dengan mutawatir.
Dari dua definisi di atas, dapat dilihat bahwa definisi pertama
menjelaskan hal pokok yang terdapat pada al-Quran , sedangkan
definisi kedua menjelaskan lebih banyak aspek, seperti yang
membawa al-Quran ke dunia yaitu malaikat Jibril, surat-surat yang
terdapat dalam al-Quran, serta iata cara penyampaian al-Quran
oleh Rasulullah yaitu dengan cara mutawatir.
4. lsyarat-isyarat ilmiahnya.
Dalam Al-Quran banyak isyarat_isyarat ilmiah.
Diuraikan oleh M. euraish Shihab dalam bukunya
"Membumikan" Al-Quran bahwa banyak sekali isyarat ilmiah
yang ditemukan dalam Al-euran. Misalnya diisyaratkan bahwa
"Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan
cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)',
(perhatikan QS. Yunus:S). Atau bahwa jenis kelamin anak
adalah hasilsperma pria, sedang wanita sekadar mengandung
karena mereka hanyalah bagaikan ,,ladang,,(OS. Al Baqarah:
223), dan masih banyak lagi lainnya yang kesemuanya belum
diketahui manusia, kecuali pada abad-abad bahkan tahun_
tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad mengetahuinya,
kalau bukan dari Dia, Ailah SWT. Tuhan yang Maha
Mengetahui.(M. Quraish Shihab,2013, h. 58)
A. AspekPengetahuan
Aspek pengetahuan bagi seorang mufa-sir adalah sebagai
berikut: (Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, 2002,h.53-60)
'1. Pengetahuan tentang al-Quran
Pengetahuan tentang ai-Quran mencakup segaia hal
yang berkaitan dengan al-Quran seperti pengetahuan tentang
hukum dan tema-tema yang terdapat di dalam al-Quran. Dr.
Shaiah Abdul Fatah menambahkan bahwa pengetahuan tentang
al-Quran harus dibuktikan dengan interaksiyang intens dengan
al-Quran tersebut, yakni dengan membacanya - r'ninimal 1 juz
per hari- dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari"
2. Pengetahuan tentanE sunnah
Ada limafungsisunnah terhadap al-Quran, yaitu pertama:
Bayan takrd maksudnya Sunnah menjelaskan hal yang sama
dengan al-Quran. Seperti al-Quran menjelaskan yang berkaitan
dengan keimanan, selanjutnya dalam sunnah Nabi terdapat
beberapa hadis yang juga menjelaskan tentang keimanan.
Kedua: Bayan tatshil, maksudnya Sunnah memberikan
rincian terhadap pernyataan yang terdapat dalam al-Quran,
baik rincian itu bersifat teoritis ataupun bersifat praktis. Seperti
al-Quran menyebutkan tentang perintah shalat, kemudian
sunnah merinci secara operasional, menjelaskan tentang tata
cara, baik bacaan maupun gerakan.
Ketiga: Bayan ta'yid, maksudnya sunnah mengikat
atau membatasi makna ayat al-Quran yang bersifat mutlaq,
e
tani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 31
,.penjelasan kosa kata dan artiyang dikandungnya berdasarkan
makna asalnya.
7. Pengetahuan tentang nahwu dan sharaf
Pengetahuan tentang nahwu dan i,rab sangat penting
dalam menganalisa kosa kata ayat-ayat al-euran, dengan ilmu
nahwu dan i'rab ini dapat melihat perubahan-perubahan kosa
kata al-Quran yang mana perubahan tersebut berpengaruh
kepada makna kosa kata tersebut. Demikian juga pengetahuan
tentang tashrif membawa kepada pemahaman yang tepat
terhadap kosa kata tersebut.
Pengetah uan tentang Balaghah
Ada tiga bahasan dalam ilmu balaghah, yaitu: ma,ani,
bayan, dan badi'. Ketiga cabang ilmu balaghah tersebut
berguna untuk menjelaskan keistimewaan dan keindahan
susunan bahasaArab dan segi kei'jazan al-euran. llmu ma,any,
dengan ilmu ini dapat diketahui kekhususan-kekhususan
stuktur kalimat. llmu bayan, dengan ilmu ini dapat diketahui
kekhususan-kekhususan kalimat dilihat dari segi makna yang
ditunjukkan. Sedangkan llmu badi', dengan ilmu ini akan
diketahui segi-segi keindahan kalimat.
v. Pengetahuan tentang Qira'at
Qira'at merupakan tata cara mengungkapkan kalimat
al-Quran yang berpegang kepada riwayat-riwayat tertentu.
Dengan ilmu ini dapat diketahuicara mengucapkan ayat-ayat
Quran dan makhraj-makhraj huruf. Pengetahuan tentiang qira,at
menempati posisi yang pentng bagi mufasir, karena perbedaan
bacaan antara satu dengan yang lain memberi pengaruh
terhadap pemahaman ayat, apalagi ayat-ayat yang bermuatan
hukum mampu menghasilkan hukum yang berbeda.
w
fani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 33
seorang mufasir, karena al-Quran turun berawai dari kehidupan
masyarakat Arab jahiliyah. Al-Quran menjelaskan budaya/
kebiasaan mereka yang menyimpang atau kebiasaan yang
baik dalam pandangan lslam" Oieh karena itu, bagi seorang
mufasir pengetahuan ientang kondisi sosio-kultural
rnasyarakat Arab jahiliyah penting uniuk memahami ayat
secara benar dan bagaimana reallsasi ayat tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan mengetahui
kehidupan rnasyarakat Arab jahiliyah dapat rneiihat proses
beran gsur-angsurnya pengsyariatan.
13. Pengetahuan tentang sejarah orang-orang terejahulu
Al-Quran juga memberi informasi tentan g kisahicerita-
cerita urnai terdahulu. KenruCian Allah menurunkan ajaran lslam
rneialui nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna r.isalah
umat terdahult-1. Dalam ilmu ushul fiqh dikenal dengan syar'u
man qablana (syariat orang-oranE sebelurn kita), maksudnya
al-Quran yanE merupakan sumber utama syariat !slam terdapat
syariat yang masih melanjuikan dan melestarikan syariat umat
terdahulu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang umat-umat
tereiahuiu penting untuk diketahu! oieh seorang nnufasir.
14. Pengetahuan tentang mazhab-mazhab pemikiran
Seorang mufasir juga dituntut untuk mengetahuialiran-
aliran pemikiran, baik yang klasik seperti pemikrran orang-
orang Yunani, Romawi, Persia dan lain-lain, maupun aliran
pemikiran kontemporer, seperti aliran Syi'ah, materialisme,
demokrasi, dan lain-ain.
15. Pengetahuan tentang llmu kontemporer
Pengetahuan tentang ilmu-ilmu kontemporer juga
harus dimiliki oieh seorang mufasir, karena al-Quran walaupun
B. Aspek KePribadian
Adapun aspek kepribadian yang harus dimilikioleh seorang
mufasir adalah:
1. Memiliki akidah Yang benar.
2. Berinteraksi dengan sunnah Rasulullah secara baik, dengan
para sahabat, tabi'in ataupun para salaf al-sholeh'
3. Memiliki paradigma berfikir yang lurus, dan memiliki pemikiran
yang benar sesuai dengan metode tang diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
4. Tidak terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran kelompok yang
menyirnpang.
5. Bersifat adil dan tsiqah dalam pandangan umat lslam,
maksudnya seseorang itu mempunyai kemampuan di bidang
agama, memiliki ilmu, serta mengamalkan ilmu yang
dirnilikinYa.
6.Tidakmengikutihawanafsudantidakpelakubid'ah,halini
agar ketika seorang mufasir ketika menjelaskan makna ayat
al-Quran tidak membawa penafsiran ayat mengikuti hawa
nafsu.
7. senantiasa ikhlas dalam beramal, dan memiliki sikap zuhud
terhadaP dunia
8. Senantiasa hidup dengan orientasi akhirat
9. Mengamalkan hukum-hukum yang dikandung oleh al-Quran,
serta berakhlak sesuai dengan al-Quran.
;s; jlr;j
,;.,r"."-,, J:, ; ;;, 'F, oe:
'':-*;i- n"5; * "ig-; ,r'l -;, 'jrro +i '.i-; J;.ij:
'i[J ;, ]ani Arni, S.Th.I, M.Ag l4etode penelitian Tafsir
i
,l*-"r, il(, jfs Ji. n A'i ;-; J'ss
D. Syair Jahiliyah
Syair Jahiliyah biasanya muncul karena kefanatikan
terhadap kabilah-kabilahnya masing-masing sehingga syair-
syair yang muncul adalah pembanggaan terhadap kabilah-
kabilah mereka masing-masing, Syair-Syair Jahiliyyah iuga
umumnya berisikan tentang peperangan seperti keberanian
dalarn peperangan, anjuran untuk berperang, menuntut balas,
pujian, celaan dan menumbuhkan semangat juang, Syair-
Syair Jahiliyyah juga sering berbentuk sifat-sifat kehewanan,
serta keadaan lingkungan sekitar mereka.
Beberapa Syair-Syair Jahiliyyah juga tidak luput dari
nilai-nilai positif yang dipertahankan oleh lslam seperti hikmah
dan semangat juang. Syair Jahiliyyah di antara lungsinya
adalah sebagai berikut: sebagai penjelas kata ataupun
(.:l:-"a-U .;L), Syair Jahiliyyah berfungsi sebagai penjelas
penafsirannya yang berhubungan dengan tata bahasa baik
.,,...:..].-.,;.-:::-.:i'j':]:]l,r'.].::j,r::-|..;::
IL
7\.71
(_'
e
fani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 45
turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan
kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka, dan supaya mereka memikirkan.
Sunnah Nabawiyah memiliki beberapa peran terhadap
al-Quran, yakni sunnah menjelaskan hal mujmal (global),
memberikan batasan terhadap yang muflaq, mengkhususkan
hal yang umum, serta menjelaskan hal yang mubham dan
musykil. Sebagai contoh firman Allah dalam surat al-Ma'arij
ayat 8:
''l''l'rc F*i
Siapa yang mengubah (wasiat itu) setelah mendengarnya,
maka sesungguhnya dosanya hanya bagi orang yang
mengubahnya. Sungguh Altah maha mendengar, Maha
mengetahui.
# 47
Jani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsit
lmam mujahid salah seorang tabi'in, salah seorang
murid lbnu Mas'ud menafsirkan "mereka menunggu" dengan
pengertian yaitu menunggu pahala dari Tuhan. Penafsiran
berdasarkan pendapat para tabiin ini adalah untuk menjelaskan
kesamaran yang ditemukan oleh kaum muslimin tentang
sebagian makna ayat. Selain itu, sepertipenafsiran suratAsh-
Shafaat ayat 65:
,,=",,.*LAi
\_2v-r-. '*,1',
l)JrD
,;'( GAL
" Mayangnya seperti kepala-kepala setan"
s
fani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 49
vakni penafsiran al-Quran dengan ai-Quran, penafsiran al-euran
cengan Sunnah Nabawiyah, penafsiran al-euran dengan
perkataan para sahabat, dan pena{siran al-euran dengan
perkataan para tabi'in. Pada materi-materi penafsiran ini sangat
sedikit peluang untuk terjadi kesalahan karena ayat at-euran paling
pahiam dengan maksud kalamullah itu sendiri. Rasulullah berfungsi
seOagai mubayin, generasi sahabat dan tabi,in merupakan
generasiyang terbaik, baik darisegi keagamaan maupun darisegi
ilemahaman terhadap al-Quran. Selain itu, untuk riwayat yang
berasal dari sahabat dan tabi'in harus memiiiki kriteria
menggunakan sanad yang shahih.
< 2 lir
Jani Arni, S.Th.i, M.Ag I Metode Peneiitian Tatsir
c. Penghilangan sanad
Terhapusnya sanad adalah salah satu dari tiga
sebab lemahnya Tafsir bil Ma'tsur. Masa sahabat dan Tabi'in
sanad sangat menjadi perhatian dan menjadi karakteristik
khusus pada masa itu. Mereka tidak akan menerima berita
yang sanadnya tidak jelas apalagi sampai sanadnya dihapus'
maka mereka akan menolaknya dengan tegas. lmam Muslim
meriwayatkan dalam Mukadimah Shahihnya dari lbnu Sirrin:
r(r*, ,rl 1,.c" lni adalah bukti konkrit bahwa sanad
menjadi perhatian khusus. Ketika ada kabar yang datang
kepada para Sahabat atau Tabi'in, maka mereka akan
mengklarifikasi sanad, meminta dan menelitinya. Jika benar
maka akan diterima. Namun, jikatidak maka akan ditolakdan
dihukumilemah.
w
fani Arni, S.Th.l, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 53
Kaidah kedua:
l.:l t,'i:1::
l..ir r,
x 63
tani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir
Daridefinisidi atas, maka dapat dipahami metode ijmali
adalah metode menafsirkan al-euran dengan cara menjelaskan
makna ayat menggunakan bahasa yang singkat, padat,
sederhana, tanpa analisis, atau tanpa uraian aparagi pembahasan
yang panjang dan luas, juga tidak dilakukan secara rinci . Selain
itu, metode tafsir ijmali dalam menafsirkan ayat Al_euran
sistematika penulisannya adalah menurut urutan ayat dalam
mushaf Al-Quran.
s 65
fani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir
Mirghanidi dalam kitabnya Taj al-Tafasrr. Berikutnya barulah
bermunculan karya-karya tafsir dengan menggunakan metode
ini.
e
tani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 67
penafsiran ini dapat dihindarkan, bahkan dapat dikatakan
sangat jarang sekali ditemukan. Hal ini disebabkan uraiannya
yang singkai hanya mengemukakan tafsir dari kata-kata dalam
suatu ayat dengan ringkas dan padat, sehingga tidak memberi
peluang untuk masuknya unsur israiliyai ke dalam penjelasan
makna ayat al-Quran tersebut.
3. Akrab dengan bahasa al-Quran
Uralannya yang singkat dan padat, menggunakan kosa kata
yang berkaitan dan tidak keluar darr ayat tersebut. Irletode ini
lebih mengedepankan makna sinonlm dari kata-kata yang
bersangkutan, sehingga bagi pernbacanya merasa dirinya
masih sedang n'lernbaca a!-Quran dan bukan membaca suatu
tafsir".
tsntaranya adaiah;
1 . L,I*n;aiikan peti.;niul.i si-iir.rrar iiEj;;,k ltirh.
Fenafs!:"an !,a:-rg riiigkas Can i:er:*ek i::errL:ual c*san Al-*uian
tersebut tioai.; utuh dai": i*i"per:eft-pecait" F:c;;hai Ai-{}*r*n,
menurut Subhi As-Shaleh mempunyai keisiiirrewaan oaiam
hal kecerrratan dan cakupannVa Vang menyeluruh. Seiiap kita
menemukan ayai yang bersifat umum yang me,.nerlukan
makna lebih lanjut, kita pasti menemukan pada tragian lain,
baik yang nersifat membatasi maupun memperjelas secara
rinci.
2. Penafsiran dangkal atau tidak mendalam.
Metode tafsir ini tidak menyediakan ruangan untuk
memberikan uraian atau pembahasan yang mendalam dan
memuaskan pembacanya berkenaan dengan pemahaman
e 73
fani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir
C. Langkah-langkah yang Ditempuh dalam Metode Tahtili
Secara urnum langkah-langkah yang ditempuh oleh
mufassir dengan metode tahliliini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan keterangan.tentang status ayat atau surat yang
sedang ditafsirkan dari segi makkiyah dan madaniyah
2. Menjelaskan munasabah ayat atau surat.
3. Menjelaskan asbab al-nuzulayat apabila terdapat riwayat
mengenainya.
4. Menjelaskan makna al-mufradat dari masing-masing ayat,
serta unsur-unsur bahasa arab lainnya, seperti dari segi / lab
dan balaghah nya, tasahah, bayan, dan t,jamya.
5. Menguraikan kandungan ayat secara umum dan maksudnya.
6" Merumuskan dan menggali hukum-hukum yang terkandung
di dalam ayat-ayat tersebut.
e
fani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 75
2. Melahirkan penafsiran yang subyektif
Metode tahliliini memberipeluang yang luas kepada mufasir
untuk mengumukakan ide-ide dan pemikirannya. Sehingga,
kadang-kadang mufasir tidak sadar bahwa dia tidak
menafsirkan al-Quran secara subyektif, dan tidak mustahil pula
ada di antara mereka yang menafsirkan al-euran sesuai
dengan kemauan bahwa nafsunya tanpa mengindahkan
kaidah-kaidah atau norma-norma yang berlaku.
3. Masuk pemikiran lsrailiat : :
L
Keutamaan Metode Tahlili
Metode ini memiliki beberapa keutamaan, yaitu:
1) Metode ini adalah metode yang pertama kali muncul yang
menjelaskan makna ayat secara terperinci.
z) Metode ini merupakan metode yang populer di kalangan
mufasir, baik mufasir klasik maupun mufasir kontemporer.
.J) Metode ini mencakup semua penjelasan, baik penjelasan
*
fani Arni, S.Th.I, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir 79
BAB X
&iletode &liawdhw'i
w
fani Arni, S.Th.l, M.Ag I Metode Penelitian Tafsir B5
pemikiran yang dirasakan sangat membutuhkan jawaban Al-
Quran, misaintr4 petunjukAl-Quran menyangkui kemiskinan,
keterbeiakangan, penyakit dan sebagainya. Dengan demikran,
corak dan metode penafsiran semacam ini memberrjawaban
terhadap problem masyaraxat tertentu di lokasi tertentu dan
tidak harus memberi jawaban terhadap rnereka yang hidup
sesudah generasinya, atau yang tinggal dr luar wilayahnya.
?.. $lenyusun runtutan a_trat sesuai dengan nrasa turunnya
Yaitu hanya rlibutuhkan daiarn upaya mengetahui
perkembangan petunjukAl-Quran menyangkui persoaian yang
dibahas, apaiagi baEi meret<a yang berpendapat ada nasikh
dan mansukh dalam Ai-Quran. Bagi rnereka yang Lrerrnaksud
menguraikan satu kisah, atau kejadian, maka runlutan yang
dibuiuhkan aCalah runrutan kronoiogis peristiwa.
3. Kosakata ayat derigan meruji_rk kepada penggunaan Al-guran
Slalaupun nreiode ini tidak mengharuskan ui.aian tentanc
pengertian kosakata, namun kesempurnaann'ya dapat dicapai
apabila sejak dir"ii sanE mufasir berusaha memahami arti
knsakata ayat Cengan merujuk kepacia ileng{JUnaan Al-eurarr
ssncJiri. t-Nai !ni dapat diniiai sebagai pengemilangan dari tafsir
bi al-ma'tsur, yang pada hakikatfiya merupaxan benih awai
darimeiode maurdhu'i.
Fengamatan terhadap pengertian kosakata, demikian juEa
pesan-pesan yang dikandung oleh satu ayat, hendaknya
diarahkan antara lain kepada bentuk dan timbangan kata yang
digunakan, subjek dan objeknya. serta konteks pernbicaraannya.
Bentuk kata dan kecJuCukan i'rab, misalnya, mempunyai makna
tersendiri. Bentuk ism memberi kesan kemantapan, fi,t
nrengandung arti pergerakan, bentuk rafa, menunjukkan
j. j.t,, (* .
.3,.: -*-:-.-s:; -.. 3 -! ,,-/.;rc-.
.-a.:-l ij., -;,-.: ___- .-=;jr; _*tl "j-1
Hadis
E. UrgensiMetode Muqaran
Metode ini sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang
ingin melakukan penelusuran untuk mendapatkan pemahaman
yang luasberkenaan dengan penafsiran sebuah ayat, dengan
mengkajinya dari berbagai aspek. Selain itu, metode ini sangat
dibutuhkan diera sekarang yang telah berkembang berbagaialiran
dan pendapat, sehingga dengan rnetode ini bisa mengukur sebuah
pendapat atau pemahaman apakah termasuk pendapat yang
menyimpang ataupun pendapat yang benar.
Muhamnrad,
'"' : 'dira
Pustaka Setia, '1999
., -11r:!QQ$ :..'i,'r:'.r'. ::. .1",::-. 11,;.'.1 '.: ", :.'-', , :,, t'. , :
Pustaka Firdaus,2001