Anda di halaman 1dari 12

AGRISTA : Vol. 5 No.

3 September 2017 : 364-375 ISSN : 2302-1713

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA


KARANGTENGAH PRANDON KECAMATAN NGAWI KABUPATEN
NGAWI

Nadhia Hayyu Hemasdika, Nuning Setyowati, Setyowati


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126 Telp/Fax (0271) 637457
E-mail: nadh.dhea@gmail.com. Telp. 085749065018

Abstract: This research aims to identify internal and external factors, formulate
alternative development strategies, and formulate strategies priority that can be
applied to development of Industry Tempeh Chips in Karangtengah Prandon
Village Ngawi Subdistrict Ngawi Regency. The method of this research is
descriptive. The results of the research show that the alternative strategies that can
be applied in developing tempeh chips industry in Karangtengah Prandon Village,
Ngawi are: (1) improve financial management (2) improve packaging to enhance
consumer appeal (3) increase product variation in terms of taste, and (4) expand
marketing network by utilizing information and communication technology
online. The result of QSPM matrix shows that the priority of strategy that can be
applied in developing tempeh chips industry in Karangtengah Prandon Village,
Ngawi is expand marketing network by utilizing information and communication
technology online with total value of attractiveness score (TAS) amounted to
6,186.

Keywords: Industry Tempeh Chips, Ngawi, Development Strategy, SWOT,


QSPM

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal


dan eksternal, merumuskan alternatif strategi pengembangan, dan merumuskan
prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan industri keripik
tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.
Metode penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian diketahui bahwa alternatif
strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri keripik tempe di
Desa Karangtengah Prandon, Ngawi yaitu: (1) memperbaiki manajemen keuangan
(2) memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya tarik konsumen (3)
meningkatkan variasi produk dari segi rasa, dan (4) memperluas jaringan
pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi online.
Hasil matriks QSPM menunjukkan bahwa prioritas strategi yang dapat diterapkan
dalam mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon,
Ngawi yaitu memperluas jaringan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi online dengan total nilai daya tarik strategi (TAS)
sebesar 6,186.

Kata kunci: Industri Keripik Tempe, Ngawi, Strategi Pengembangan, SWOT,


QSPM
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

PENDAHULUAN juga besar peranannya bagi


Usaha Mikro, Kecil dan Kabupaten Ngawi terutama dalam
Menengah (UMKM) memiliki menciptakan lapangan pekerjaan
peranan penting dalam yaitu menyerap tenaga kerja dengan
perekonomian di Indonesia. UMKM jumlah 3621 orang dari 1171
memiliki proporsi sebesar 99,99% pengusaha (BPS Kabupaten Ngawi,
dari total keseluruhan pelaku usaha 2016).
di Indonesia atau sebanyak Industri keripik tempe di Desa
57.895.721 juta unit di tahun 2013 Karangtengah Prandon masih
(Kementerian Koperasi dan UMKM, dihadapkan pada permasalahan
2016). Menurut Supriyanto (2006) keterbatasan dalam hal pemasaran,
usaha kecil dan informal (usaha yang kurangnya modal ataupun bantuan,
tidak berbadan hukum atau belum dan kurangnya promosi. Kendala
memiliki izin usaha) tidak terlalu dalam hal pemasaran dikarenakan
tergantung pada modal besar atau rata-rata pengusaha kripik tempe
pinjaman dari luar dalam mata uang memasarkan produknya melalui
asing. Keunggulan sektor ini antara perantara atau dijual ke pengepul
lain kemampuan menyerap tenaga guna mendapatkan kepastian
kerja dan usahanya relatif bersifat produksi dan modal yang
fleksibel dikeluarkan bisa cepat kembali.
Menurut Soleh (2003) Lokasi industri keripik tempe yang
pengembangan industri pengolahan mengelompok di satu desa dapat
pangan didukung oleh sumber daya menyebabkan ketidakmerataan
alam pertanian, baik nabati maupun bantuan ataupun modal karena
hewani yang mampu menghasilkan keterbatasan dana. Kurangnya
berbagai produk olahan yang dapat promosi terlihat dari mayoritas
dibuat dan dikembangkan dari pengusaha keripik tempe menjual
sumber daya alam lokal maupun produk di lingkup lokal.
impor. Pengolahan kedelai yang Mempertahankan dan
awalnya berupa tempe sayur mengembangkan produk unggulan
berkembang menjadi keripik tempe. Kabupaten Ngawi yaitu keripik
Keripik tempe adalah salah satu jenis tempe itulah yang mendorong
olahan makanan dari bahan baku peneliti untuk melakukan penelitian
tempe kedelai yang digoreng tipis mengenai strategi pengembangan
dan dicampur dengan bumbu rempah industri keripik tempe di Desa
serta adonan tepung. Salah satu kota Karangtengah Prandon Kecamatan
penghasil keripik tempe di Indonesia Ngawi Kabupaten Ngawi
adalah Ngawi. Tujuan penelitian ini adalah:
Industri ini menjadi salah satu mengidentifikasi faktor internal dan
jenis industri pengolahan pahan yang eksternal, merumuskan alternatif
dapat memberikan nilai tambah suatu strategi, merumuskan prioritas
produk karena produk yang berupa strategi apa yang dapat diterapkan
tempe sayur masa kadaluarsanya dalam mengembangkan industri
tidak lama, maka muncullah keripik keripik tempe di Desa Karangtengah
tempe yang masa kadaluarsanya Prandon Kecamatan Ngawi
lebih lama. Industri keripik tempe ini Kabupaten Ngawi.

365
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

METODE PENELITIAN dalam penelitian ini adalah


Metode Dasar Penelitian sebagai berikut:
Penelitian ini mengunakan a) Ibu Endang pemilik keripik
pendekatan kualitatif yang didukung tempe “TRIAD 99” sebagai
oleh analisis data kuantitatif yaitu pengusaha keripik tempe di
dengan mengkuantitatifkan data Desa Karangtengah Prandon
kualitatif melalui pemberian skor Kecamatan Ngawi
(Irianto dan Mardikanto, 2010). Kabupaten Ngawi.
Metode dasar penelitian yang b) Ibu Sri Wiyanti, A.P., M.Si
digunakan adalah metode deskriptif sebagai Kepala Bidang
(Nazir, 2003). Perindustrian Dinas
Perdagangan, Perindustrian
Metode Penentuan Lokasi dan Tenaga Kerja Ngawi.
Penelitian c) Bapak Prabowo pemilik
Lokasi penelitian dipilih secara keripik tempe “Prabowo”
sengaja (purposive) berdasarkan sebagai pengusaha keripik
kesesuaian karakteristik yang tempe pesaing di Ngawi.
dimiliki calon sampel atau responden d) Konsumen keripik tempe
dengan kriteria tertentu yang Desa Karangtengah Prandon
ditetapkan atau dikehendaki oleh Kecamatan Ngawi
peneliti, sesuai dengan penelitiannya Kabupaten Ngawi.
(Irianto dan Mardikanto, 2010). e) Bapak Rustamaji sebagai
Penelitian ini dilaksanakan di Desa supplier kacang kedelai
Karangtengah Prandon Kecamatan (bahan baku keripik tempe)
Ngawi Kabupaten Ngawi dengan di Desa Karangtengah
pertimbangan bahwa di desa tersebut Prandon Kecamatan Ngawi
merupakan sentra industri keripik Kabupaten Ngawi.
tempe terbesar di Ngawi. 2) Penentuan Bobot dalam QSPM
a) Ibu Endang pemilik keripik
Metode Penentuan Sampel tempe “TRIAD 99” sebagai
1) Penentuan Faktor-Faktor Kunci pengusaha keripik tempe di
Strategis Desa Karangtengah Prandon
Informan kunci dipilih Kecamatan Ngawi
menggunakan metode purposive Kabupaten Ngawi.
dengan wawancara secara b) Ibu Sri Wiyanti, A.P., M.Si
mendalam (indepth interview). sebagai Kepala Bidang
Memilih informan kunci dengan Perindustrian Dinas
pertimbangan yang paling Perdagangan, Perindustrian
mengetahui tentang industri dan Tenaga Kerja Ngawi.
keripik tempe, berpengalaman, 3) Penentuan Nilai Daya Tarik
dan mengetahui kondisi sekitar, (AS) dalam QSPM
sehingga memudahkan peneliti a) Ibu Endang pemilik keripik
menjelajahi dan menggali tempe “TRIAD 99” sebagai
informasi yang dibutuhkan. pengusaha keripik tempe di
Informan kunci yang dipilih Desa Karangtengah Prandon

366
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

b) Kecamatan Ngawi mengembangkan industri keripik


Kabupaten Ngawi. tempe di Desa Karangtengah
Prandon Kecamatan Ngawi
Jenis dan Sumber Data Kabupaten Ngawi. Analisis
Jenis dan sumber data yang SWOT adalah identifikasi
digunakan dalam penelitian ini berbagai faktor secara sistematis
adalah data primer dan data untuk merumuskan strategi
sekunder. Data primer adalah data pengembangan industri. Analisis
yang dikumpulkan dan diperoleh dari ini didasarkan pada logika yang
wawancara langsung dengan dapat memaksimalkan kekuatan
responden pengusaha keripik tempe dan peluang, namun secara
dan pihak-pihak yang terkait. Data bersamaan dapat meminimalkan
sekunder adalah data yang diperoleh kelemahan dan ancaman (David,
dengan cara mencatat laporan dari 2011).
instansi-instansi ataupun lembaga- 2) Alternatif Strategi
lembaga yang berhubungan dengan Analisis Matriks SWOT
penelitian. digunakan untuk merumuskan
alternatif strategi pengembangan
Teknik Pengumpulan Data industri keripik tempe di Desa
Teknik pengumpulan data yang Karangtengah Prandon
dilakukan yaitu observasi, Kecamatan Ngawi Kabupaten
wawancara, dan pencatatan. Ngawi. Analisis SWOT
Observasi adalah teknik pengambilan digambarkan ke dalam Matriks
data dengan melakukan pengamatan SWOT dengan 4 kemungkinan
langsung terhadap obyek yang alternatif strategi, yaitu stategi
diteliti. Wawancara adalah teknik kekuatan-peluang (S-O
pengambilan data dengan cara strategies), strategi kelemahan-
bertanya langsung kepada responden peluang (W-O strategies), strategi
untuk memperoleh informasi dari kekuatan-ancaman (S-T
sumber yang diwancarai strategies), dan strategi
menggunakan daftar pertanyaan kelemahan-ancaman (W-T
(kuesioner) yang telah dipersiapkan strategies) (Rangkuti, 2001).
sebelumnya. Pencatatan adalah 3) Prioritas Strategi
mencatat hasil wawancara dengan Analisis Matriks QSP
responden dan data yang ada pada digunakan untuk menentukan
instansi pemerintah atau lembaga prioritas strategi dalam
yang terkait dengan penelitian ini. pengembangan industri keripik
tempe di Desa Karangtengah
Metode Analisis Data Prandon Kecamatan Ngawi
1) Analisis Faktor Internal dan Kabupaten Ngawi. Matriks QSP
Faktor Eksternal digunakan untuk mengevaluasi
Analisis SWOT digunakan dan memilih strategi terbaik yang
untuk mengidentifikasi kekuatan paling cocok dengan lingkungan
dan kelemahan dari faktor internal eksternal dan internal. Alternatif
serta peluang dan ancaman dari strategi yang memiliki nilai total
faktor eksternal dalam terbesar pada matriks QSP

367
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

merupakan strategi yang paling terbentuk karena faktor usaha turun-


baik (David, 2011). temurun. Selain karena faktor
keturunan, industri ini juga
HASIL DAN PEMBAHASAN didasarkan atas pertimbangan faktor
Kondisi Umum Lokasi Penelitian geografis seperti tersedianya air
Desa Karangtengah Prandon tanah yang kualitasnya baik di Desa
merupakan salah satu desa di Karangtengah Prandon. Kualitas air
Kecamatan Ngawi yang memiliki akan mempengaruhi hasil keripik
wilayah seluas 6,44 km2. Desa tempe yang diproduksi, apabila
Karangtengah Prandon terdiri dari 8 airnya bersih maka tempenya tidak
dusun, 12 RW (Rukun Warga), dan asam dan tidak cepat busuk. Adapun
36 RT (Rukun Tetangga). Jarak desa faktor geografis lain yang
ke ibukota kecamatan yaitu 5,2 km mempengaruhi berdirinya industri ini
dan jarak desa ke ibukota kabupaten seperti bahan baku, tenaga kerja, dan
yaitu 6,7 km. Batas wilayah Desa sarana transportasi (kondisi jalan
Karangtengah Prandon adalah desa).
sebelah utara yaitu Desa Kerek dan
Desa Banyu Urip, sebelah timur Identifikasi Faktor Internal dan
yaitu Kecamatan Kasreman, sebelah Faktor Eksternal
selatan yaitu Desa Kartoharjo, Adapun hasil identifikasi faktor
sebelah barat yaitu Desa Ngawi dan internal dan faktor eksternal
Desa Karangasri. pengembangan industri keripik
Di Desa Karangtengah Prandon tempe di Desa Karangtengah
terdapat industri keripik tempe. Prandon sebagai berikut:
Lokasi industri keripik tempe ini

Tabel 1. Identifikasi Faktor Internal dalam Pengembangan Industri Keripik Tempe


di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
Kondisi Keuangan - -Lemahnya permodalan
Sumber Daya Manusia -Tenaga kerja mencukupi -
Pemasaran -Sarana transportasi -Kurangnya promosi
pemasaran yang dimiliki
pengusaha keripik tempe
mendukung
Produksi -Kontinuitas produksi yang -Desain dan kualitas
berjalan sesuai dengan kemasan produk yang
permintaan konsumen kurang baik
-Kualitas produk yang baik -Kurangnya variasi produk
-Teknologi produksi yang -Harga jual antar
cukup baik pengusaha bervariasi
Manajemen -Tenaga kerja terpercaya -Belum mampu mengelola
keuangan dengan baik
Sumber: Analisis Data Primer, 2017.

368
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

Tabel 2. Identifikasi Faktor Eksternal dalam Pengembangan Industri Keripik


Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten
Ngawi
Faktor Eksternal Peluang Ancaman
Kondisi - -Kenaikan harga bahan
Perekonomian baku
Sosial Budaya -Diversifikasi produk olahan -
berbahan dasar tempe
-Keripik tempe sebagai makanan
khas daerah (oleh-oleh) dari
Ngawi
-Limbah yang bermanfaat untuk
usaha ternak
Politik dan Hukum -Perhatian Pemerintah Daerah -Belum meratanya
terhadap industri keripik tempe bimbingan teknis dan
-Adanya hubungan kerjasama pengawasan dari
dengan pihak swasta dan pemerintah
Perguruan Tinggi
Teknologi -Masih terbukanya peluang pasar -Banyaknya pesaing yang
online dan offline memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan
komunikasi online
Persaingan -Terbentuknya asosiasi pengusaha -Adanya produk sejenis
keripik tempe dari daerah lain
Supplier -Ketersediaan bahan baku yang -
mencukupi
-Hubungan kerjasama yang baik
dengan supplier
Sumber: Analisis Data Primer, 2017.
Identifikasi Faktor Kekuatan Keberlangsungan kegiatan produksi
Identifikasi faktor kekuatan didukung oleh ketersediaan bahan
meliputi: (1) Tenaga kerja baku yang selalu ada sehingga
mencukupi. Tenaga kerja yang pengusaha selalu mempunyai stok
dimiliki oleh pengusaha keripik untuk hari-hari berikutnya. (4)
tempe telah memadai dan sesuai Kualitas produk yang baik. Rasanya
dengan jumlah yang dibutuhkan. (2) yang enak dan gurih terbukti dari
Sarana transportasi pemasaran yang pendapat para konsumen yang telah
dimiliki pengusaha keripik tempe mengkonsumsi keripik tempe
mendukung. Sarana transportasi tersebut. Bahan baku berkualitas
tersebut berupa sepeda motor. seperti penggunaan kacang kedelai
Pengusaha memiliki sarana impor dari Amerika, tepung beras
transportasi yang mendukung yang konsisten, minyak goreng
keberlangsungan usaha dalam kemasan bermerk. Resep dan racikan
memasarkan produknya baik dalam bumbu rahasia yang dimiliki setiap
lingkup lokal maupun regional. (3) pengusaha menjadi ciri khas dan
Kontinuitas produksi yang berjalan kekuatan tersendiri. (5) Teknologi
sesuai dengan permintaan konsumen. produksi yang cukup baik.

369
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

Ketersediaan alat produksi yang jumlah 10 bungkus keripik tempe.


sudah cukup baik meskipun masih Kualitas kemasan juga perlu
sederhana dan tradisional. (6) Tenaga ditingkatkan agar produk lebih tahan
kerja terpercaya. Tenaga kerja yang lama seperti kualitas ketebalan
sudah terampil, profesional, dan plastik (kemasan). Ketebalan yang
handal serta bekerja sama dalam masih digunakan yaitu 0,8 mm
kurun waktu yang lama sebaiknya diganti dengan ketebalan
menyebabkan timbulnya plastik 1 mm. (4) Kurangnya variasi
kepercayaan. Tenaga kerja yang produk. Ciri khas keripik tempe yang
telah dipercaya sesuai dengan menjadi oleh-oleh Ngawi yaitu
penempatan bagian kerja. bentuknya kotak persegi panjang
dengan rasa original (asin gurih).
Identifikasi Faktor Kelemahan Akan tetapi, perlunya variasi produk
Identifikasi faktor kelemahan seperti menghadirkan berbagai
meliputi: (1) Lemahnya permodalan. varian rasa dan bentuk lain agar
Pengusaha keripik tempe memunculkan ketertarikan akan
menggunakan modal sendiri pada varian baru pada konsumen. (5)
awalnya. Modal tersebut berasal dari Harga jual produk antar pengusaha
usaha yang turun-temurun yang bervariasi. Perbedaan harga akan
artinya tidak meminjam modal dari mempengaruhi persaingan usaha
pihak lain. Akan tetapi, modal yang dalam mendapatkan konsumen.
terbatas menyebabkan beberapa Seperti contoh, kualitas produk
pengusaha keripik tempe melakukan keripik tempe yang sama dengan
pinjaman modal. (2) Kurangnya harga yang berbeda maka konsumen
promosi. Kurangnya promosi yang akan membeli harga yang lebih
dilakukan pengusaha yaitu tidak murah dan rasa lebih enak. (6)
memanfaatkan dengan baik adanya Belum mampu mengelola keuangan
media baik online (elektronik) atau dengan baik. Pengusaha keripik
cetak. Ada beberapa pengusaha yang tempe tersebut belum bisa
memiliki media promosi online, akan mengendalikan keuangan mereka
tetapi tidak dikelola dengan baik untuk usaha keripik tempe sehingga
hanya sebagai formalitas saja. kadang tercampur dengan kebutuhan
Pengusaha merasa sudah cukup yang lain. Hal ini disebabkan tidak
memiliki pelanggan dan tidak perlu adanya pembukuan hanya menghafal
promosi lebih jauh, hanya lingkup di luar kepala dan berupa catatan
lokal dan regional saja. Hal ini jumlah pemesanan.
terlihat dari mayoritas pengusaha
keripik tempe menjual di daerah Identifikasi Faktor Peluang
Ngawi. (3) Desain dan kualitas Identifikasi faktor peluang
kemasan produk yang kurang baik. meliputi: (1) Diversifikasi produk
Konsumen akan merasa bangga olahan berbahan dasar tempe. Di
apabila kemasan menarik untuk Desa Karangtengah Prandon
dijadikan oleh-oleh. Kemasan produk Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi
yang menarik dan praktis perlu belum terdapat diversifikasi produk
dikembangkan seperti contohnya olahan berbahan dasar tempe selain
kemasan kardus untuk pembelian keripik tempe. Diversifikasi produk

370
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

seperti steak tempe, nugget tempe, Surabaya. Pemasaran dilakukan di


atau makanan olahan lain berbahan sekitar daerah Ngawi dan kota di
dasar tempe. (2) Keripik Tempe sekitarnya. Peluang pasar terbuka
sebagai makanan khas daerah (oleh- untuk di daerah-daerah lain terutama
oleh) dari Ngawi. Makanan khas di Pulau Jawa agar produk keripik
daerah atau oleh-oleh selalu memiliki tempe dari Ngawi lebih dikenal luas.
ciri khas tersendiri yang (7) Terbentuknya asosiasi pengusaha
membedakan dari daerah lain. (3) keripik tempe. Hal tersebut untuk
Limbah yang bermanfaat untuk mempermudah pemerintah
usaha ternak. Limbah padat atau melakukan pembinaan atau pelatihan
ampas digunakan sebagai pakan dan mengkoordinasi perihal yang
ternak sedangkan limbah cair untuk berhubungan dengan pengembangan
minum ternak. (4) Perhatian industri keripik tempe di Desa
pemerintah daerah terhadap industri Karangtengah Prandon Kecamatan
keripik tempe. Usaha pemerintah Ngawi Kabupaten Ngawi. Selain itu,
seperti pembinaan, pelatihan, dan bagi pengusaha keripik tempe adanya
akses permodalan yang semuanya asosiasi sebagai ajang tukar
bertujuan untuk kesejahteraan informasi, sumber inspirasi, dan
pengusaha keripik tempe. Pembinaan menjalin hubungan (bersosialisasi
berupa pemberian contoh desain dan dengan baik) antar pengusaha. (8)
kualitas kemasan yang baik, Ketersediaan bahan baku yang
pelatihan penggunaan media sosial, mencukupi. Bahan baku pembuatan
dan bimbingan teknis untuk akses keripik tempe ini adalah kedelai
permodalan. (5) Adanya hubungan impor dari Amerika. Kedelai impor
kerjasama dengan pihak swasta dan dari Amerika dipilih karena
Perguruan Tinggi. Hubungan mempunyai keunggulan sesuai
kerjasama tersebut berupa akses kriteria untuk pembuatan keripik
permodalan dan CSR (Corporate tempe. Kriteria tersebut seperti
Social Responsibility) dari pihak kedelainya besar, padat, sehingga
swasta. Penyuluhan, KKN, dan akses ketika diiris tidak mudah rapuh.
permodalan dari perguruan tinggi Pasokan kedelai dari Amerika
yang berupa penyuluhan melakukan terjamin, karena tidak bergantung
pembuatan proposal untuk akses musim selalu tersedia setiap saat.
permodalan, penggunaan media Lokasi industri yang mengelompok
sosial, mengikuti program atau ini mendorong munculnya 3 jasa
proyek yang diadakan perguruan pemasok kedelai. Adanya beberapa
tinggi berhubungan dengan pemasok kedelai sehingga
pengembangan industri keripik ketersediaan bahan baku tercukupi.
tempe. (6) Masih terbukanya Peluang (9) Hubungan kerjasama yang baik
pasar online dan offline. Masih dengan supplier. Hubungan
terbukanya peluang pasar terlihat kerjasama yang baik dengan supplier
dari mayoritas pengusaha keripik bahan baku menjaga ketersediaan
tempe melakukan penjualan lingkup bahan baku.
lokal dan adapula lingkup regional
seperti daerah Madiun, Cepu,
Bojonegoro,Magetan, Solo, dan

371
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

Identifikasi Faktor Ancaman Alternatif Strategi


Identifikasi faktor ancaman Analisis Matriks SWOT
meliputi: (1) Kenaikan harga bahan digunakan untuk merumuskan
baku. kenaikan harga bahan baku ini alternatif strategi pengembangan
berpengaruh apabila industri keripik tempe di Desa
keberlangsungan kenaikan dalam Karangtengah Prandon Kecamatan
jangka waktu yang panjang dan Ngawi Kabupaten Ngawi. Analisis
lama. (2) Belum meratanya SWOT digambarkan ke dalam
bimbingan teknis dan pengawasan Matriks SWOT dengan 4
dari pemerintah. Seperti halnya kemungkinan alternatif strategi, yaitu
dalam pembinaan hanya diambil strategi SO, strategi WO, strategi ST,
beberapa pengusaha untuk dijadikan dan strategi WT. Berikut ini adalah
contoh. Akan tetapi, menimbulkan hasil dari matriks SWOT:
kecemburuan sosial bagi pengusaha Strategi SO
yang tidak mampu menerima kondisi (1) Meningkatkan kuantitas
ini. Pengambilan contoh pengusaha produksi dalam rangka
dari pemerintah diharapkan dapat memenuhi permintaan konsumen.
memberikan motivasi dan contoh Mampu memenuhi permintaan
yang lebih baik untuk yang lain. (3) konsumen karena sebagai makanan
Banyaknya pesaing yang khas daerah Ngawi yang
memanfaatkan kemajuan teknologi ketersediaannya harus selalu terjaga
informasi dan komunikasi online. Di dengan didukung ketersediaan bahan
era zaman modern serba digital, baku. (2) Melakukan penguatan
apabila tidak memanfaatkan branding melalui dukungan
teknologi pemasaran dengan baik pemerintah. Penguatan branding
cukup disayangkan. Mengingat melalui dukungan pemerintah berupa
konsumen makin banyak eksis di promosi yang tercantum dalam
dunia maya (online) sosial media website kota Ngawi, membawa
untuk berinteraksi dengan dunia luar. produk keripik tempe ke dalam
Memanfaatkan teknologi pemasaran pameran produk UMKM tingkat
ini dapat meningkatkan daya jual. (4) provinsi maupun nasional,
Adanya produk sejenis dari daerah mengembangkan destinasi wisata
lain. Persaingan untuk dari daerah sehingga produk keripik tempe dapat
Ngawi sendiri yang berada di luar dijual di daerah wisata agar mudah
Desa Karangtengah Prandon tidak dikenal dan menimbukan daya tarik
begitu berpengaruh, dikarenakan sendiri bagi calon konsumen. (3)
pengambilan bahan baku berasal dari Melakukan pemanfaatan limbah cair
Desa Karangtengah Prandon. Sebab dan padat untuk usaha ternak.
di Ngawi sendiri, sentra keripik Limbah yang berupa cair atau air
tempe terbesar dan dikenal secara bekas rendaman kacang kedelai
luas yaitu Desa Karangtengah dapat digunakan sebagai minum
Prandon. Selain itu, dari segi harga ternak. Limbah padat atau ampas
dan rasa masih unggul dari Desa kulit kacang kedelai dapat digunakan
Karangtengah Prandon dibandingkan sebagai pakan ternak.
daerah lain di Ngawi.

372
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

Strategi WO Meningkatkan variasi produk dari


(1) Memperbaiki manajemen segi rasa. Penambahan rasa seperti
keuangan. Perbaikan tersebut berupa rasa pedas, barbeque, pizza, atau
pencatatan keuangan baik harian, yang lain sesuai dengan kebutuhan
mingguan, maupun bulanan untuk konsumen. Diharapkan variasi
mempermudah akses permodalan di produk dapat menambah ketertarikan
lembaga keuangan (perbankan). (2) konsumen dan menjangkau semua
Memperkuat hubungan kerjasama kalangan konsumen.
yang baik dengan supplier.
Komunikasi yang baik akan Prioritas Strategi
menimbulkan kenyamanan dan Penentuan prioritas strategi,
keberlangsungan kerja sama dalam dilakukan dengan analisis matriks
jangka waktu lama bahkan QSP. Berdasarkan hasil QSPM,
selamanya. diketahui bahwa strategi terbaik yang
dapat diterapkan dalam
Strategi ST mengembangkan industri tempe di
(1) Meningkatkan kualitas Desa Karangtengah Prandon
produk untuk meningkatkan daya Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi
saing. Penggunaan bahan baku yang adalah memperluas jaringan
baik seperti kedelai berkualitas dan pemasaran dengan memanfaatkan
minyak goreng frytol (minyak padat), teknologi informasi dan komunikasi
minyak padat ini berfungsi agar online dengan nilai TAS (Total
keripik tempe lebih renyah dan tidak Atractive Score) sebesar 6,186.
berminyak, meskipun belum semua Strategi memperluas jaringan
pengusaha menggunakan minyak pemasaran dengan memanfaatkan
goreng ini. (2) Memperluas jaringan teknologi dalam bidang pemasaran
pemasaran dengan memanfaatkan merupakan upaya untuk
teknologi informasi dan komunikasi mengembangkan usaha melalui
online. Pemanfaatan teknologi perluasan pasar dengan pemanfaatan
informasi dan komunikasi dalam teknologi informasi dan komunikasi
bidang pemasaran melalui media dalam bidang pemasaran secara
elektronik terutama media sosial online. Pemanfaatan teknologi
seperti Instagram, Facebook, pemasaran yang baik melalui media
Website. Jadi, diperlukan pembuatan elektronik terutama media sosial
akun produk keripik tempe di media seperti Instagram, Facebook,
sosial. Website. Jadi, diperlukan pembuatan
akun media sosial untuk masing-
Strategi WT masing usaha keripik tempe.
(1) Memperbaiki kemasan
produk untuk meningkatkan daya SIMPULAN
tarik konsumen. Penggunaan Faktor internal yang menjadi
kemasan plastik yang memiliki tebal kekuatan utama yaitu tenaga kerja
1 mm agar produk lebih awet, yang mencukupi, sarana transportasi
sedangkan untuk kemasan kardus pemasaran yang dimiliki pengusaha
pemilihan warna dan desain yang keripik tempe mendukung,
menarik mata (warna terang). (2) kontinuitas produksi yang berjalan

373
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

sesuai dengan permintaan konsumen, (3) Meningkatkan variasi produk dari


kualitas produk yang baik, teknologi segi rasa, (4) Memperluas jaringan
produksi yang cukup baik, tenaga pemasaran dengan memanfaatkan
kerja terpercaya. Faktor internal yang teknologi informasi dan komunikasi
menjadi kelemahan utama yaitu online.
lemahnya permodalan, kurangnya Prioritas strategi yang dapat
promosi, desain dan kualitas diterapkan dalam mengembangkan
kemasan produk yang kurang baik, industri keripik tempe di Desa
kurangnya variasi produk, harga jual Karangtengah Prandon Kecamatan
antar pengusaha yang bervariasi, dan Ngawi Kabupaten Ngawi
belum mampu mengelola keuangan berdasarkan analisis matriks QSP
dengan baik. adalah memperluas jaringan
Faktor eksternal yang menjadi pemasaran dengan memanfaatkan
peluang utama yaitu diversifikasi teknologi informasi dan komunikasi
produk olahan berbahan dasar tempe, online dengan total nilai daya tarik
keripik tempe sebagai makanan khas strategi (TAS) sebesar 6,186.
daerah Ngawi, limbah yang Berdasarkan hasil penelitian
bermanfaat untuk usaha ternak, maka saran yang diberikan yaitu: (1)
perhatian Pemerintah Daerah Memperbaiki manajemen keuangan
terhadap industri keripik tempe, dengan melakukan pembukuan
adanya hubungan kerjasama dengan keuangan sebagai salah satu syarat
pihak swasta dan Perguruan Tinggi, peminjaman modal di lembaga
masih terbukanya peluang pasar keuangan (perbankan), (2)
online dan offline, terbentuknya Memperbaiki kemasan untuk
asosiasi pengusaha keripik tempe, meningkatkan daya tarik konsumen
ketersediaan bahan baku yang dengan melakukan penggunaan
mencukupi, dan hubungan kerjasama kemasan plastik yang memiliki tebal
yang baik dengan supplier. Faktor 1 mm agar produk lebih awet,
eksternal yang menjadi ancaman sedangkan untuk kemasan kardus
utama yaitu kenaikan harga bahan pemilihan warna dan desain yang
baku, belum meratanya bimbingan menarik mata (warna terang), (3)
teknis dan pengawasan dari Meningkatkan variasi produk dari
pemerintah, banyaknya pesaing yang segi rasa seperti contohnya pedas,
memanfaatkan kemajuan teknologi barbeque, rumput laut atau sesuai
informasi dan komunikasi online, dengan permintaan konsumen, (4)
dan adanya produk sejenis dari Memperluas jaringan pemasaran
daerah lain. dengan pemanfaatan teknologi
Alternatif strategi yang dapat informasi dan komunikasi online
diterapkan dalam mengembangkan melalui pembuatan akun media sosial
industri keripik tempe di Desa seperti Instagram, Facebook,
Karangtengah Prandon Kecamatan Website.
Ngawi Kabupaten Ngawi adalah
sebagai berikut: (1) Memperbaiki DAFTAR PUSTAKA
manajemen keuangan, (2) Badan Pusat Statistik Kabupaten
Memperbaiki kemasan untuk Ngawi. 2016. Kabupaten
meningkatkan daya tarik konsumen,

374
Nadhia Hayyu : Strategi Pengembangan….

Ngawi dalam Angka Tahun Jurnal Ekonomi dan


2016. Ngawi. Pendidikan. 3 (1):1-16.
David, F. R. 2011. Manajemen
Strategis Konsep-Konsep.
Jakarta: PT. Indeks
Kelompok
Gramedia.
Irianto, H dan Mardikanto,T. 2010.
Metoda Penelitian dan
Evaluasi Agribisnis.
Surakarta: UNS.
Kementerian Koperasi dan UMKM.
2016. Data Usaha
Mikro,Kecil, Menengah
(UMKM), dan Usaha Besar
tahun 2013.
httpwww.depkop.go.idberita-
informasidata-informasidata-
umkm. Diakses pada tanggal
3 November 2016.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus
Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Soleh, M. 2003. Perbaikan Mutu dan
Keamanan Pangan Produk
Olahan Hasil Industri Kecil
Melalui Analisa Bahaya dan
Penentuan Titik Kendali.
Buletin Teknologi dan
Informasi Pertanian, Januari
2003,6:11-15. Departemen
Pertanian Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian
(BPTP). Jawa Timur.
Supriyanto. 2006. Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Sebagai
Salah Satu Upaya
Penanggulangan Kemiskinan.

375

Anda mungkin juga menyukai