TENTANG
PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
USAHA PARIWISATA
1. USAHA PARIWISATA, adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau
jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan
pariwisata
2. SERTIFIKASI, adalah rangkaian kegiatan penilaian kesesuaian yang
berkaitan dengan pemberian jaminan tertulis bahwa barang, jasa,
sistem, proses, atau personal, telah memenuhi standar dan atau
regulasi.
3. SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA, adalah proses pemberian sertifikat
kepada usaha pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk
pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata melalui audit.
4. STANDAR USAHA PARIWISATA, adalah rumusan kualifikasi usaha
pariwisata dan/atau klasifikasi usaha pariwisata yang mencakup aspek
produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata.
5. SERTIFIKAT USAHA PARIWISATA, adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh lembaga sertifikasi usaha pariwisata kepada usaha pariwisata
yang telah memenuhi standar usaha pariwisata
6. LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN yang selanjutnya disingkat LPK
adalah lembaga yang melakukan kegiatan untuk menilai bahwa barang,
jasa, sistem, proses, atau personal telah memenuhi persyaratan acuan.
7. LEMBAGA SERTIFIKASI USAHA BIDANG PARIWISATA yang
selanjutnya disebut LSU BIDANG PARIWISATA, adalah lembaga mandiri
yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. AUDIT, adalah pemeriksaan dan penilaian yang objektif dan sistematis
berdasarkan bukti-bukti untuk mengambil kesimpulan sesuai dengan
Standar Usaha Pariwisata.
9. MATERI AUDIT, adalah panduan kerja Auditor dalam melakukan audit
berdasarkan Standar Usaha Pariwisata yang berlaku.
10. AUDITOR BIDANG PARIWISATA, yang selanjutnya disebut AUDITOR,
adalah seseorang yang melakukan audit di bidang pariwisata.
11. SERTIFIKAT AUDITOR BIDANG PARIWISATA yang selanjutnya disebut
SERTIFIKAT AUDITOR, adalah bukti tertulis yang diberikan kepada
peserta yang dinyatakan Lulus Pelatihan Auditor Bidang Pariwisata yang
diselenggarakan oleh kementerian atau lembaga pelatihan/institusi yang
ditunjuk oleh Kementerian dan telah terakreditasi oleh lembaga
akreditasi yang berwenang.
12. PENGUSAHA PARIWISATA, adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata.
13. KOMISI OTORISASI SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA, adalah lembaga
yang dibentuk oleh Menteri yang bertugas dan bertanggung jawab dalam
urusan penerapan Sertifikasi Usaha Pariwisata.
14. KOMITE AKREDITASI NASIONAL, yang selanjutnya disingkat KAN
adalah lembaga nonstruktural yang bertugas dan bertanggung jawab di
bidang akreditasi lembaga penilaian kesesuaian.
15. PEMERINTAH DAERAH, adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk:
a. menjamin kualitas produk, pelayanan dan pengelolaan usaha
pariwisata Indonesia menjadi berkualitas dunia dengan cara
menyelenggarakan sertifikasi usaha pariwisata yang
dilaksanakan oleh LSU Bidang Pariwisata;
b. menata dan membina LSU Bidang Pariwisata menjadi lembaga
yang profesional dan kredibel di tingkat nasional dan
internasional untuk melaksanakan sertifikasi usaha
pariwisata.
lampiran
• Berbadan usaha & berbadan
hukum Indonesia 1. Akte Pendirian,Tujuan bergerak di
• Memiliki tenaga auditor bidang sertifikasi
2. Rencana Kerja 3 tahun mendatang
• Memiliki perangkat kerja
PERSYARATAN • LSU Bidang Pariwisata harus
3. Rencana Anggaran 3 tahun
mendatang
mendapat akreditasi KAN*
4. Memiliki sertifikat kelulusan Pelatihan
• (KAN didukung oleh tenaga teknis
Auditor oleh institusi yang
yang kompeten di bidang
Pariwisata dan/atau dari berwenang
Kementerian). 5. Materi audit
6. Pedoman Pelaksanaan Audit
7. Panduan Mutu
• Melakukan audit
• Memelihara kinerja auditor 8. Daftar Riwayat Hidup Pengelola +
TUGAS • Mengembangkan skema
pasfoto
9. Daftar Riwayat Hidup Auditor +
sertifikasi pasfoto
10. Salinan KTP/Tanda Pengenal Auditor
*LSU Bidang Pariwisata wajib mengacu pada persyaratan akreditasi yang ditetapkan KAN.
1. Sertifikasi Usaha Pariwisata Halal dilakukan oleh
Dewan Syariah Nasional - MUI
2. Usaha Pariwisata Halal dan Pedoman Usaha
Pariwisata Halal ditetapkan dalam Peraturan Menteri
tersendiri.
Menteri menunjuk dan menetapkan LSU Bidang
Pariwisata berdasarkan keputusan Akreditasi dari KAN.
Menteri dalam menunjuk dan menetapkan LSU Bidang
Pariwisata melimpahkan kewenangannya kepada
Pejabat Eselon I yang membidangi industri pariwisata.
Keputusan tentang penunjukan dan penetapan LSU
Bidang Pariwisata berlaku selama 4 (empat) tahun dan
dapat diperpanjang selama LSU Bidang Pariwisata yang
bersangkutan masih menjalankan kegiatannya.
LSU Bidang Pariwisata wajib menyampaikan laporan secara
berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Menteri
dengan tembusan kepada Gubernur, Bupati atau Walikota
dan KAN.
Penyusunan laporan kegiatan dibuat sesuai dengan
sistematika dan penulisan laporan (lampiran Permen)
1. Biaya pelaksanaan sertifikasi menjadi
tanggung jawab Pengusaha Pariwisata
yang disertifikasi.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah
dapat membiayai pelaksanaan sertifikasi
pengusaha pariwisata mikro dan kecil
dalam rangka membangun usaha
pariwisata Indonesia.
3. Penetapan struktur biaya sertifikasi
dikoordinasikan oleh Menteri.
• Menteri melalui Komisi Otorisasi
menetapkan struktur biaya
sertifikasi.Permenparekraf 1-2014 lampiran.pdf
ANGGOTA
ARIEF YAHYA