SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMORPER-31/BC/2017
TENTANG
STANDAR AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
MEMUTUSKAN:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BABII
STANDAR AUDIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
Pasal 3
kerja.
KKA harus disusun dengan baik, dapat menggambarkan
keseluruhan proses Audit, dan digunakan sebagai dasar
pelaporan pelaksanaan Audit.
Bagian Keempat
Standar Pelaporan
Pasal 5
BABIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 6
(1) Pelaksanaan dan pelaporan Audit mengacu pada
peraturan Direktur Jenderal yang mengatur tentang tata
laksana audit.
Pasal 8
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 13 November 2017
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-ttd-
HERU PAMBUDI,
. WahjudiAdrij anto
NIP19700412 198912 1 001
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
NOMORPER-31/BC/2017
TENTANG
STANDAR AUDIT KEPABEANAN DAN
AUDIT CUKAI
1. Standar Umum
a. Telah mendapat pendidikan dan memenuhi kompetensiteknis serta memiliki
keterampilan, pengetahuan dan keahlian sebagai Auditor,
1) Auditor dituntut untuk selalu jujur dan bersih dari tindakan tercela serta
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi ataupun
golongan.
2) Auditor harus tunduk pada kode etik yang telah ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3) Dalam pelaksanaan Audit, Auditor harus bebas dalam sikap, mental dan
penampilan dari hal-hal yang dapat mempengaruhi independensinya.
menjaga integritas.
3) Auditor dianggap telah menggunakan keterampilan dan kemampuannya
secara cermat dan seksama apabila dalam melaksanakan Audit
didasarkan pada itikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangandibidang Kepabeanan dan Cukai.
2. Standar Pelaksanaan
Mempelajari data lain yang relevan, baik dari Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai maupun dari pihak lain.
2) Penyusunan RencanaKerja Audit
a. RencanaKerja Audit disusun oleh Ketua Auditor.
b. Rencana Kerja Audit disusun berdasarkan identifikasi masalah yang
dilakukan Ketua Auditor atas data Auditee yang telah dikumpulkan
dan dipelajari.
Rencana Kerja Audit harus ditelaah oleh Pengendali Teknis Audit (PTA)
dan mendapat persetujuan dari PMA. .
d. Rencana Kerja Audit dapat dilakukan perubahan jika Tim Audit
menemukan kondisi yang berbeda saat melakukan Audit terhadap
Auditee dengan kondisi awal yang dijadikan pertimbangan saat
membuat Rencana Audit.
. Perubahan Rencana Kerja Audit dapat disetujui atau ditolak
berdasarkan pertimbangan PMA.
Perubahan Rencana Kerja Audit harus memperhatikan jangka waktu
Audit.
Realisasi Rencana Kerja Audit di evaluasi oleh Pengendali Teknis Audit
(PTA).
3) Penyusunan Program Audit
a. Program Audit disusun oleh Ketua Auditor berdasarkan Rencana Kerja
Audit
Program Audit sekurang-kurangnya menyatakan Metode Audit, Teknik
Audit, dan Prosedur Audit yang dilakukan oleh Tim Audit.
Program Audit diperiksa oleh Pengendali Teknis Audit (PTA) dan
disetujui oleh PMA
. Dalam hal terdapat perubahan Rencana Kerja Audit berupa
penambahan sasaran audit yang akan diperiksa maka harus dibuat
Perubahan Program Audit.
&. Realiasi Program Audit dievaluasi oleh PMA.
4) Supervisi dan Pengawasan yang Seksama
a. Supervisi berupa bimbingan, pengarahan dan pengendalian terhadap
auditor dilakukan dengan seksama oleh Pengendali Teknis Audit (PTA)
dan PMA dalam setiap penugasan
b. Supervisi dilakukan untuk memastikan bahwa:
1. auditor memahamitujuan dan rencana audit
ui. audit dilaksanakan sesuai dengan Standar Audit,
iii. rencana kerja audit dan program audit telah diikuti,
iv. kertas kerja audit memuat dokumentasi bukti-bukti yang mendukung
kesimpulan, dan rekomendasi,
v. tujuan audit telah tercapai, dan
vi. LHA memuat kesimpulan dan rekomendasi.
1) KKA wajib disusun, direview dan disetujui oleh Auditor dan berfungsi
sebagai:
a. bukti bahwa Audit telah dilaksanakan sesuai Standar Pelaksanaan:
b. bahan dalam melakukan pembahasanakhir hasil Audit dengan Auditee
mengenai temuan hasil Audit,
c. dasar pembuatan LHA,
. Sumber data atau informasi bagi penyelesaian keberatan atau banding
yang diajukan oleh Auditee, dan
€. referensi untuk pelaksanaan Audit berikutnya '
2) KKA harus memberikan gambaran mengenai:
a. Prosedur Audit yang dilaksanakan,
b. data, keterangan, dan/atau bukti yang diperoleh,
pengujian yang telah dilakukan, dan
O
dengan Audit.
3) KKA harus ditelaah oleh Pengendali Teknis Audit (PTA) untuk meyakini
bahwa:
KKA.
5) KKA dapat berbentuk hardcopy dan/atau softcopy.
3. Standar Pelaporan
Hasil pelaksanaan kegiatan Audit harus dilaporkan dalam bentuk LHA yang
disusun sesuai standar pelaporan yang meliputi hasil Audit, yaitu:
a. LHA disusun, ditandatangani oleh Auditor dan dengan diberi nomor dan
tanggal serta disampaikan kepada auditee dan/atau pihak-pihak yang
berkepentinganterkait.
b. LHA disusun secararingkas danjelas, yang dengan memuatpaling sedikit:
1) ruang lingkup dan butir-butir yang diperiksa sesuai dengan tujuan Audit:
2) simpulan Kesimpulan Tim Audit yang didukung temuan Audit terkait
dengan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
Kepabeanan dan Cukai: dan
3) rekomendasi Tim Audit.
4) pengungkapaninformasilain yang terkait dengan Audit.
c. Kesimpulan dan/atau rekomendasi yang disampaikan kepada Auditee
dan/atau harus jelas dan objektif sehingga kesimpulan dan/atau
rekomendasitersebut dapat mudah dipahamioleh auditee.
d. Pelaporan hasil Audit dapat mengungkapkan prosedur yang tidak atau belum
dapat diselesaikan selama proses Audit dengan disertai alasan yang jelas.
e. Pelaporan hasil Audit harus memuat pernyataan bahwa audit telah
dilakukan sesuai dengan Standar Audit.
f. Dalam hal pelaporan hasil Audit menyatakan bahwa Audit tidak dapat
dilakukan sesuai dengan Standar Audit, Tim Audit harus mencantumkan
-ttd-
3 22
. NX WahjudiAdrijanto
1 P:19700412 198912 1 001