TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS PONCOWARNO
TAHUN 2022 - 2026
1
Nomor 5063) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1223);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
857);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 19);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 68);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1335);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 4 Tahun
2021 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2020
2
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Kebumen Nomor 182);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 7 Tahun
2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Kebumen Tahun 2021-2026 (Lembaran Daerah
Kabupaten Kebumen Tahun 2020 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 184);
11. Keputusan kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kebumen
Nomor : 440/180/KEP/2022 tentang Penetapan Indikator
Mutu dan Kinerja pusat Kesehatan masyarakat Tahun
2022-2026;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Penetapan Indikator Mutu dan Kinerja Pusat Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022 - 2026.
KEDUA : Indikator Mutu dan Kinerja sebagaimana diktum KESATU
ditetapkan sebagai pedoman dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi terhadap kinerja program
kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Tahun 2022 -
2026.
KETIGA : Monitoring Indikator Mutu dan Kinerja sebagaimana diktum
KEDUA dilakukan setiap bulan.
KEEMPAT Evaluasi Indikator Mutu dan Kinerja sebagaimana diktum
KEDUA dilakukan tiap 6 bulan sekali dan dilaporkan ke
Dinas Kesehatan PPKB.
KELIMA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya
Keputusan ini, dibebankan pada Anggaran BLUD Tahun
Anggaran 2022;
KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
3
SITI AMINATUN ZAKHROH
4
DAN KINERJA PUSKESMAS
PONCOWARNO TAHUN 2022-2026
tersusunnya RUK, 10 10 10 10 10
berdasarkan Rencana
Lima Tahunan, dan
melalui analisis
situasi dan
perumusan masalah
tersusunnya RPK 10 10 10 10 10
secara terinci dan
5
lengkap
Melaksanakan Mini 10 10 10 10 10
Lokakarya Bulanan
Melaksanakan Mini 10 10 10 10 10
Lokakarya Triwulan
dengan lintas sektor
Membuat penilaian 10 10 10 10 10
kinerja satahun dua
kali, mengirimkan ke
Dinas Kesehatan
Kabupaten dan
mendapatkan
feedback dari Dinas
Kesehatan Kab/Kota
2 Manajemen Dilakukan 10 10 10 10 10
Sumber Daya Inventarisasi
Peralatan
diPuskesmas
Ada Daftar 10 10 10 10 10
Inventarisasi sarana
di Puskesmas
Ada struktur 10 10 10 10 10
Organisasi
Puskesmas
Perencanaan 10 10 10 10 10
peningkatan
kompetensi SDM
Tercukupinya 10 10 10 10 10
kebutuhan SDM
sesuai kompetensinya
Ketepatan dan 10 10 10 10 10
kelengkapan laporan
keuangan
Ketepatan realisasi 10 10 10 10 10
pelaksanaan kegiatan
6
berdasarkan
perencanaan
8
dalam waktu < 24 jam
Prosentase Capaian desa
7. 18 % 26 % 33 % 40 % 48 %
STBM
Prosentase penderita DBD 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
8.
ditemukan dan ditangani
Prosentase Desa siaga 47.72% 50,58 53.44% 56.3% 59.16%
9.
aktif mandiri %
Cakupan Jaminan
10. 87 % 90 % 93 % 95 % 95 %
Kesehatan (UHC)
Prosentase rumah tangga 93.4% 95.2% 97 % 98,80 100
11.
sehat %
9
Puskesmas
Tindakan pengambilan 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %
5. darah vena dengan sekali
tusuk
Pasien Ibu Hamil Anemia 80 % 85 % 90 % 95 % 100 %
6.
Mendapat Konseling Gizi
Kelengkapan Pengisian 60 % 65 % 70 % 75 % 80
Pengisian Formulir
7.
Tatalaksana Managemen
Balita Sakit
10
prosedur pra, selama dan post
yang benar, operasi serta laporan
pembedahan operasi, informed consent)
pada pasien
yang benar
5. Mengurangi Kepatuhan seluruh 85 % 90 % 94 % 98 % 100
risiko infeksi petugas Puskesmas %
akibat melakukan hand hygiene
perawatan
Kesehatan
6. Mengurangi Persentase Kejadian Pasien 100 100 100 100 100
risiko cedera Jatuh
pasien akibat
terjatuh
5. Kejadian angka kejadian Infeksi < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2
Ikutan Pasca pasca tindakan % % % % %
Imunisasi pelayanan imunisasi
(KIPI)
11
J. Indikator Prioritas Upaya Kesehatan Masyarakat
Indikator Prioritas Upaya Kesehatan Masyarakat disesuaikan permasalahan
masing-masing puskesmas
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
12
PROFIL
INDIKATOR
NASIONAL MUTU
(INM)
PUSAT
KESEHATAN
MASYARAKAT
13
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)
14
2025 98%
2026 100%
11 Kriteria Inklusi: seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan
tangan.
Eksklusi: Tidak ada
12 Formula
13 Desain Observasi
pengumpulan
data
14 Sumber data Hasil observasi
15 Besar sampel Minimal 200 peluang
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan tangan
pengambilan https://mutufasyankes.kemkes.go.id/
data
21 Penanggung Koordinator PPI
Jawab
15
4 Tujuan Indikator Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD dan menjamin keselamatan petugas
seta pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko
infeksi
5 Definisi Alat pelindung diri adalah perangkat alat yang dirancang
Operasional (DO) sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat,
cair, atau udara untuk melindungi pemakaiannya dari
cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit.
Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
kesehatan dalam menggunakan APD sesuai standar dan
indikasi.
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Persentase
Pengukuran
8 Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
(pembilang) indikasi dalam periode pengamatan
9 Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan
(Penyebut) APD dalam periode observasi
10 Target 100%
pencapaian
11 Kriteria Inklusi: semua petugas yang terindikasi harus
menggunakan APD
Eksklusi: Tidak ada
12 Formula
13 Desain Observasi
pengumpulan
data
14 Sumber data Data Primer melalui observasi
15 Besar sampel Total sampel apabila jumlah populasi < 30
Rumus slovin apabila jumlah populasi > 30
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu Bulanan
16
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Formulir observasi (https://mutufasyankes.kemkes.go.id/)
pengambilan
data
21 Penanggung Koordinator PPI
Jawab
17
10 Target 100%
pencapaian
11 Kriteria Inklusi: semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kepada pasien
Eksklusi: tidak ada
12 Formula
13 Desain Harian
pengumpulan
data
14 Sumber data Hasil observasi
15 Besar sampel Total sampel apabila jumlah populasi < 30
Rumus slovin apabila jumlah populasi > 30
16 Frekuensi Harian
pengumpulan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Formulir observasi (https://mutufasyankes.kemkes.go.id/)
pengambilan
data
21 Penanggung Petugas rekam medis
Jawab
19
4. Pasien yang menjalani pengobatan < 6 bulan dalam
tahun berjalan
12 Formula
13 Desain Retrospektif
pengumpulan
data
14 Sumber data Formulir TB
15 Besar sampel Semua pasien TB SO yang menyelesaikan pengobatan pada
tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas (total sampel)
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Formulir TB (https://mutufasyankes.kemkes.go.id/)
pengambilan
data
21 Penanggung Programmer TB
Jawab
5. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ante natal care sesuai standar
20
√ Efektif
4 Tujuan Indikator Mendorong penurunan angka kematian ibu dan
memperoleh gambaran Ante Natal Care sesuai standar
dengan target 100%
5 Definisi Penetapan sasaran ibu hamil di wilayah
Operasional (DO) kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data
proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset
yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
21
8 Numerator Jumlah ibu hamil yang telah bersalin yang mendapatkan
(pembilang) pelayanan ANC sesuai standar di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan
9 Denominator Jumlah ibu hamil yang telah bersalin diwilayah kerja
(Penyebut) puskesmas pada tahun berjalan
10 Target 100%
pencapaian
11 Kriteria Inklusi: seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan
riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil yang meninggal sebelum masa persalinan
6. Ibu hamil bersalin premature (K4 tidak selesai)
12 Formula
13 Desain Retrospektif
pengumpulan
data
14 Sumber data Kohort ibu, Kartu ibu dan PWS KIA, Register KIA
15 Besar sampel Seluruh ibu hamil yang telah bersalin diwilayah kerja
puskesmas pada tahun berjalan
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Data Sekunder (https://mutufasyankes.kemkes.go.id/)
22
pengambilan
data
21 Penanggung Bidan Koordinator
Jawab
6. Kepuasan Pasien
23
Eksklusi: Tidak ada
12 Formula
13 Desain Survei
pengumpulan
data
14 Sumber data Hasil survey
15 Besar sampel Table morgan dan krejcie (Permenpan RB Nomor 14 tahun
2017)
16 Frekuensi Semesteran
pengumpulan
data
17 Periode waktu Semesteran
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Form survey (https://mutufasyankes.kemkes.go.id/)
pengambilan
data
21 Penanggung Ketua Tim Penanganan Keluhan Pelanggan
Jawab
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
24
PROFIL
INDIKATOR
KINERJA ADMEN
25
1. Mempunyai Rencana Lima tahunan sesuai RPJM Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
26
pengumpulan
data
14 Sumber data Tim Perencanaan
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi Tahunan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 5 Tahunan
pelaporan data
18 Periode analisis 5 Tahunan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Format sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31
pengambilan Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
27
Operasional melalui analisis situasi dan perumusan masalah adalah
(DO) tersedianya RUK berdasarkan rencana lima tahunan dan
melalui analisis situasi dan perumusan masalah setiap
tahunnya
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak menyusun
Nilai 4 :ya, beberapa ada analisa dan perumusan masalah
Nilai 7 : ya, sebagian ada analisa dan perumusan masalah
Nilai 10: ya, seluruhnya ada analisa dan perumusan
masalah
12 Formula -
13 Desain Retrospektif
pengumpulan
data
14 Sumber data Tim Perencanaan
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 1 Tahunan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 1 Tahunan
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahunan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Formulir RUK
pengambilan
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
28
3. Tersusunnya RPK secara terinci dan lengkap
29
data
14 Sumber data Tim Perencanaan
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 1 Tahunan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 1 Tahunan
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahunan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Formulir RPK
pengambilan
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
30
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak melaksanakan
Nilai 4 :< 5 kali/tahun
Nilai 7 : 5-8 kali/tahun
Nilai 10: 9-12 kali/tahun
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Admen, UKP, UKM, Barang, sarana dan prasarana, jejaring
dan Jaringan
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 1 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 1 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Sesuai peraturan / keputusan tentang indikator puskesmas
pengambilan
data
21 Penanggung Kepala Puskesmas
Jawab
31
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3 Dimensi Mutu √ Aman Berorientasi pada pasien
Adil √ Tepat Waktu
√ Efisien √ Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya
Indikator kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien;
5 Definisi Melaksanakan Mini Lokakarya triwulan adalah
Operasional melaksanakan kegiatan mini lokakarya triwulan setiap 3
(DO) bulan dengan mengundang lintas sektor.
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak melaksanakan
Nilai 4 :< 2 kali/tahun
Nilai 7 : 2-3 kali/tahun
Nilai 10: 4 kali/tahun
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Admen, UKP, UKM
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 3 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 3 Bulan
32
pelaporan data
18 Periode analisis 6 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Sesuai peraturan / keputusan tentang indikator puskesmas
pengambilan
data
21 Penanggung Kepala Puskesmas
Jawab
33
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak membuat
Nilai 4 : membuat, tapi tidak mengirimkan
Nilai 7 : membuat dan mengirimkan, tapi tidak mendapat
feedback dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Nilai 10: membuat, mengirimkan dan mendapat feedback
dari Dinas Kesehatan Kabupaten
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Admen, UKP, UKM, Barang, sarana dan prasarana, Jejaring
dan Jaringan, Audit, Mutu
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 6 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 12 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Sesuai peraturan / keputusan tentang indikator puskesmas
pengambilan
data
21 Penanggung Kepala Puskesmas
Jawab
34
2 Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
Pemikiran tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
√ Efisien √ Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya
Indikator kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien;
5 Definisi Inventarisasi Peralatan adalah semua kegiatan dan usaha
Operasional untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai barang-
(DO) barang yang dimiliki dan diurus, baik yang diadakan
melalui Anggaran Belanja, sumbangan maupun hibah
untuk diadministrasikan sebagaimana mestinya menurut
ketentuan dan cara yang telah ditetapkan.
6 Tipe Indikator Input
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 4 : dilakukan inventarisasi < 50 %
Nilai 7 : dilakukan inventarisasi 50 % - 75 %
Nilai 10 : dilakukan inventarisasi > 75 %
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Data inventarisasi peralatan.
35
15 Besar sampel Puskesmas Induk, Pustu, PKD
16 Frekuensi 6 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 12 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Kartu Inventarisasi Barang
pengambilan
data
21 Penanggung PJ Bangunan, Saran dan Prasarana
Jawab
36
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak ada
Nilai 10: ada
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Data inventarisasi sarana
15 Besar sampel Puskesmas Induk, Pustu, PKD
16 Frekuensi 6 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 12 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Kartu Inventarisasi Barang
pengambilan
data
21 Penanggung PJ Bangunan, Saran dan Prasarana
Jawab
37
√ Adil Tepat Waktu
Efisien √ Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya
Indikator kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien;
5 Definisi Ada Struktur organisasi adalah adanya struktur organisasi
Operasional puskesmas yang disusun berdasarkan ketentuan yang
(DO) berlaku
6 Tipe Indikator Input
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak ada
Nilai 10: ada
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Tata Usaha
15 Besar sampel -
16 Frekuensi 1 Tahun
pengumpulan
data
17 Periode waktu 1 Tahun
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahun
data
19 Penyajian data Bagan Struktur Organisasi
20 Instrumen Formulir Anjab dan ABK
pengambilan
38
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
39
pengumpulan
data
14 Sumber data Kepegawaian
15 Besar sampel -
16 Frekuensi 1 Tahun
pengumpulan
data
17 Periode waktu 1 Tahun
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahun
data
19 Penyajian data Sesuai Ketentuan Anjab dan ABK
20 Instrumen Formulir Anjab dan ABK
pengambilan
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
40
tahun.
6 Tipe Indikator Input
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak ada
Nilai 10: ada
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Kepegawaian
15 Besar sampel -
16 Frekuensi 6 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahun
data
19 Penyajian data Sesuai Format di https://simpeg.kebumenkab.go.id
20 Instrumen https://simpeg.kebumenkab.go.id
pengambilan
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
41
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
42
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahun
data
19 Penyajian data Sesuai Format di http://sisdmk.kemkes.go.id
20 Instrumen http://sisdmk.kemkes.go.id
pengambilan
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
13. Membuat catatan bulanan uang keluar masuk dalam buku kas
43
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak membuat
Nilai 10 : membuat catatan
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Keuangan
15 Besar sampel -
16 Frekuensi Harian
pengumpulan
data
17 Periode waktu 1 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan Keuangan
20 Instrumen Sistem Informasi Keuangan BLUD
pengambilan
data
21 Penanggung Bendahara
Jawab
44
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien;
5 Definisi Ketepatan dan kelengkapan laporan keuangan adalah
Operasional laporan keuangan disusun secara lengkap untuk
(DO) memenuhi persyaratan audit dari KAP atau BPK dan
dikumpulkan tepat waktu sesuai jadwal yang telah
ditentukan
6 Tipe Indikator Hasil
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak lengkap dan tidak tepat waktu
Nilai 4 : tidak lengkap, tetapi tepat waktu
Nilai 7 : lengkap, tetapi tidak tepat waktu
Nilai 10: lengkap dan tepat waktu
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Keuangan
15 Besar sampel -
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan Keuangan
20 Instrumen Sistem Informasi Keuangan BLUD
pengambilan
data
21 Penanggung Bendahara
45
Jawab
46
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : capaian realisasi kegiatan < 20%
Nilai 4 : capaian realisasi kegiatan < 60%
Nilai 7 : capaian realisasi kegiatan < 90%
Nilai 10: capaian realisasi kegiatan > 90%
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data RKA tahun berjalan
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 3 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 3 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format yang ditentukan
20 Instrumen Ceklist
pengambilan
data
21 Penanggung Pejabat Teknis BLUD
Jawab
47
kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien;
5 Definisi Setiap desa melakukan SMD dan MMD adalah melakukan
Operasional SMD, kegiatan pengenalan, pengumpulandan pengkajian
(DO) masyarakat sedangkan MMD, Musyawarah yang dihadiri
oleh perwakilan masyarakat untuk membahas masalah-
masalah yang ada di Desa dan merencanakan
penanggulanganya.
6 Tipe Indikator Input
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak ada desa yang melakukan SMD dan MMD
Nilai 4 : < 40% desa yang melakukan SMD dan MMD
Nilai 7 : antara 40% sd 80% desa yang melakukan SMD
dan MMD
Nilai 10: > 80 % desa yang melakukan SMD dan MMD
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Dokumen hasil SMD, MMD, dan notulen MMD
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 1 Tahun
pengumpulan
data
17 Periode waktu 1 Tahun
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahun
data
19 Penyajian data Laporan
20 Instrumen Notulen MMD
48
pengambilan
data
21 Penanggung Promkes
Jawab
49
Nilai 10: membuat, lengkap, dicetak dan dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Admen, UKP, UKM, Barang, Sarana dan Prasarana, Jejaring
dan Jaringan, Audit, Mutu
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 12 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 12 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan
20 Instrumen Format sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31
pengambilan Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas
data
21 Penanggung PJ System Informasi Puskesmas
Jawab
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
50
LAMPIRAN IV KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
PONCOWARNO KABUPATEN KEBUMEN
NOMOR : 440.1/ 012 /KEP/2022
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU
DAN KINERJA PUSKESMAS
PONCOWARNO TAHUN 2022-2026
51
PROFIL
INDIKATOR MUTU
ADMEN
52
1. Ada Daftar Urutan Kepangkatan Karyawan
53
15 Besar sampel Seluruh karyawan puskesmas baik PNS ataupun Non PNS
16 Frekuensi 3 bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahun
data
19 Penyajian data Tabel
20 Instrumen Format sesuai https://simpeg.kebumenkab.go.id/
pengambilan
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
54
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak ada yang tepat waktu dalam pengumpulan
laporan
Nilai 4 : <50 % pengumpulan laporan program tepat waktu
Nilai 7 : 50% - <100 % pengumpulan laporan program
tepat waktu
Nilai 10: 100 % pengumpulan laporan program tepat waktu
12 Formula -
13 Desain Primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Sistem Informasi Puskesmas
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 1 Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 1 Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 Bulanan
data
19 Penyajian data Laporan sesuai format
20 Instrumen Formulir masing masing laporan program
pengambilan
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
55
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3 Dimensi Mutu √ Aman Berorientasi pada pasien
Adil √ Tepat Waktu
√ Efisien √ Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya
Indikator kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien;
5 Definisi Ketertiban agenda surat masuk dan keluar adalah setiap
Operasional ada surat masuk ataupun surat keluar dicatat dalam buku
(DO) agenda
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 :tidak ada agenda surat masuk dan keluar
Nilai 4 :ada agenda, yang tercatat <50 %
Nilai 7 : ada agenda, yang tercatat 50 % - 90 %
Nilai 10: ada agenda, yang tercatat >90 %
12 Formula -
13 Desain Primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Kepegawaian
15 Besar sampel Seluruh surat masuk dan seluruh surat keluar
16 Frekuensi Harian
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulanan
56
pelaporan data
18 Periode analisis 1 Tahunan
data
19 Penyajian data Tabel
20 Instrumen Buku agenda surat masuk
pengambilan Buku agenda surat keluar
data
21 Penanggung Kasubag Tata Usaha
Jawab
57
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak ada audit internal
Nilai 4 : ada audit, 1 kali setahun
Nilai 7 :ada audit, 2-3 kali setahun
Nilai 10:ada audit, 4 kali setahun
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Data Audit Internal
15 Besar sampel Audit internal rutin laporan keuangan
Audit insidental sesuai Insiden yang terjadi atau adanya
keluhan pelanggan yang perlu dilakukan audit
16 Frekuensi 3 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 12 Bulan
data
19 Penyajian data Tabel
20 Instrumen Sesuai peraturan / keputusan tentang Audit internal FKTP
pengambilan
data
21 Penanggung Ketua Tim Audit Internal
Jawab
58
√ Efisien √ Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya
Indikator kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien;
5 Definisi Adanya rapat tinjauan manajemen mutu 2 kali setahun
Operasional adalah penyelenggaraan rapat tinjauan manajemen mutu
(DO) dilakukan 2 kali dalam setahun
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Poin
Pengukuran
8 Numerator -
(pembilang)
9 Denominator -
(Penyebut)
10 Target 10
pencapaian
11 Kriteria Nilai 0 : tidak ada rapat tinjauan manajemen
Nilai 7 :ada rapat tinjauan manajemen, 1 kali setahun
Nilai 10: ada rapat tinjauan manajemen, 2 kali setahun
12 Formula -
13 Desain Data primer
pengumpulan
data
14 Sumber data Laporan indikator puskesmas
15 Besar sampel Seluruh program puskesmas
16 Frekuensi 6 Bulan
pengumpulan
data
17 Periode waktu 6 Bulan
pelaporan data
18 Periode analisis 12 Bulan
data
19 Penyajian data Laporan hasil kegiatan dan Notulen
20 Instrumen Sesuai peraturan / keputusan tentang indikator puskesmas
pengambilan
59
data
21 Penanggung Ketua Tim Mutu
Jawab
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
60
PROFIL
INDIKATOR
STANDAR
PELAYANAN
MINIMAL
61
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar
62
Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal
yang memenuhi 10 T, meliputi:
a. Pengukuran berat badan.
b. Pengukuran tekanan darah.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus
uteri).
e. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut
Jantung Janin (DJJ).
f. Pemberian imunisasi sesuai dengan status
imunisasi.
g. Pemberian tablet tambah darah minimal 90
tablet.
h. Tes Laboratorium.
i. Tatalaksana/penanganan kasus.
j. Temu wicara (konseling)
Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki
catatan riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil yang meninggal sebelum masa
persalinan
63
6. Ibu hamil bersalin premature (K4 tidak
selesai)
12 Formula
64
5 Definisi Operasional Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah
(DO) kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil
yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/
riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
65
terstandar di wilayah kerja puskesmas
Eksklusi:
1. Bersalin oleh tenaga kesehatan di Rumah
2. Bersalin oleh dukun
3. Bersalin di Polindes dan poskesdes, kecuali
pemerintah daerah menjamin polindes dan
poskesdes telah dilengkapi SDM, sarana dan
prasarana sesuai standar pelayanan
persalinan
4. Ibu bersalin di luar wilayah kerja
Puskesmas
12 Formula
66
1 Judul Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai
standar
2 Dasar Pemikiran Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
kesehatan neonatal esensial sesuai standar.
Pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota wajib
memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
sesuai standar kepada semua bayi usia 0-28 hari
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil √ Tepat Waktu
Efisien √ Terintegrasi
Efektif
4 Tujuan Indikator Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat dan
jangkauan pelayanan kesehatan
5 Definisi Operasional Penetapan sasaran bayi baru lahir di wilayah
(DO) kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil
yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/
riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Standar kualitas:
1. Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6
jam). Perawatan neonatal esensial saat lahir
67
meliputi:
(1) Pemotongan dan perawatan tali pusat.
(2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
(3) Injeksi vitamin K1.
(4) Pemberian salep/tetes mata antibiotic.
(5) Pemberian imunisasi (injeksi vaksin
Hepatitis B0).
2. Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6
jam – 28 hari). Perawatan neonatal esensial
setelah lahir meliputi:
(1) Konseling perawatan bayi baru lahir dan
ASI eksklusif.
(2) Memeriksa kesehatan dengan
menggunakan pendekatan MTBM.
(3) Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir
tidak di fasilitas pelayanan kesehatan
atau belum mendapatkan injeksi vitamin
K1.
(4) Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi
usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong
tenaga kesehatan.
(5) Penanganan dan rujukan kasus neonatal
komplikasi.
68
Eksklusi: Bayi baru lahir (usia 0-28 hari) di
luar wilayah kerja
12 Formula
69
4 Tujuan Indikator Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat dan
jangkauan pelayanan kesehatan
5 Definisi Operasional Penetapan sasaran balita di wilayah
(DO) kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil
yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/
riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
70
kali/ tahun.
(4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2
kali setahun.
(5) Pemberian Imunisasi Lanjutan.
71
11 Kriteria Inklusi:
1. Perhitungan balita usia 0-11 bulan
dilakukan setelah balita berulang tahun
yang pertama (balita genap berusia 1
tahun/12 bulan)
2. Balita yang belum mencapai usia 24 bulan
di akhir tahun berjalan tidak di hitung
sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan.
Perhitungan dilakukan setelah berulang
tahun yang kedua (balita genap berusia 2
tahun/24 bulan)
3. Balita yang belum mencapai usia 36 bulan,
di akhir tahun berjalan tidak di hitung
sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan.
Perhitungan di lakukan setelah berulang
tahun yang ketiga (balita genap berusia 3
tahun/36 bulan)
Eksklusi:
1. Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di
akhir tahun berjalan
2. Balita yang sudah mencapai usia 60 bulan
di akhir tahun berjalan
3. Balita di luar wilayah kerja puskesmas
12 Formula
72
sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas
16 Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Sekunder
data
21 Penanggung Jawab Programer MTBS, Programer Imunisasi, dan Bidan
Koordinator
73
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
74
1. Anak Usia Pendidikan Dasar yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar di
sekolah/ madrasah
2. Anak Usia Pendidikan Dasar yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar di
pondok pesantren/p anti/LKSA /lapas/
LPKA/posya ndu remaja
Eksklusi: -
12 Formula
75
21 Penanggung Jawab Programer UKS
76
Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM.
77
data
14 Sumber data buku rapor kesehatanku dan kuesioner skrining,
Formulir rekapitulasi, formulir rujukan, formulir
laporan
15 Besar sampel Semua orang usia 15–59 tahun di kab/kota
16 Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Primer
data
21 Penanggung Jawab Programer Penyakit Tidak Menular
78
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/
riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
79
atau lebih yang ada di suatu wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun
yang sama
10 Target pencapaian 100%
11 Kriteria Inklusi: orang usia 60 tahun atau lebih di
wilayah kerja puskesmas
Eksklusi: orang usia 60 tahun atau lebih di
luar wilayah kerja puskesmas
12 Formula
80
daerah kabupaten/kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada
seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke
atas sebagai upaya pencegahan sekunder di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
Efisien √ Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Indikator Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat dan
jangkauan pelayanan kesehatan
5 Definisi Operasional Penetapan sasaran penderita hipertensi
(DO) ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan
menggunakan data RISKESDAS terbaru yang
di tetapkan oleh Menteri Kesehatan.
81
pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun
waktu satu tahun
9 Denominator (Penyebut) Jumlah estimasi penderita hipertensi usia ≥15
tahun yang berada di dalam wilayah kerjannya
berdasarkan angka prevalensi kab/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama.
10 Target pencapaian 100%
11 Kriteria Inklusi:
a) orang usia ≥15 tahun
b) berada di wilayah kerja puskesmas
c) Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari
140 mmHg
Eksklusi:
a) orang usia ≤15 tahun
b) berada di luar wilayah kerja puskesmas
c) Tekanan Darah Sewaktu (TDS) kurang dari
140 mmHg
12 Formula
82
21 Penanggung Jawab Programer PTM - Hipertensi
83
pelayanan kesehatan
b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau
nutrisi
c) Melakukan rujukan jika diperlukan
84
data
14 Sumber data Buku register penderita diabetes, Buku Rujukan
15 Besar sampel Semua penderita diabetes melitus usia ≥15 tahun
yang ada di wilayah kerja puskesmas
16 Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Primer
data
21 Penanggung Jawab Programer PTM – Diabetes Melitus
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat sesuai standar
85
Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai
standar bagi psikotik akut dan Skizofrenia
meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan jiwa;
2) Edukasi
86
data
14 Sumber data Buku register penderita ODGJ berat, Buku
Rujukan
15 Besar sampel Semua penderita ODGJ Berat yang ada di wilayah
kerja puskesmas
16 Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Primer
data
21 Penanggung Jawab Programer PTM – Jiwa
87
dengan penderita TBC dan di tetapkan oleh
Kepala Daerah.
88
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Primer
data
21 Penanggung Jawab Programer TB HIV
89
orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai
standar meliputi:
1) Edukasi perilaku berisiko
2) Skrining
90
HAM dan telah mendapatkan vonis tetap.
91
data
21 Penanggung Jawab Programer TB HIV
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
92
PROFIL
INDIKATOR
KINERJA PUSAT
KESEHATAN
MASYARAKAT
SESUAI RPJMD
93
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
94
kehamilan atau tempat persalinan, yakni
kematian yang disebabkan karena kehamilannya
atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi,
Utomo. 1985).
Skore :
0 kasus diberi skore 100
1 kasus diberi skore 75
2 kasus diberi skore 50
3 kasus diberi skore 25
> 3 kasus diberi skore 0
6 Tipe Indikator Outcome
7 Satuan Pengukuran Skore
8 Numerator (pembilang) Jumlah kematian ibu yang meninggal karena
hamil, bersalin, nifas dan bukan karena
kecelakaan
9 Denominator (Penyebut) (tidak ada)
10 Target pencapaian Tahun 2022 maksimal 1 kasus
Tahun 2023 maksimal 1 kasus
Tahun 2024 maksimal 1 kasus
Tahun 2025 maksimal 0 kasus
Tahun 2026 maksimal 0 kasus
11 Kriteria Inklusi: seluruh ibu hamil bersalin di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
Eksklusi:
7. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
8. Ibu hamil yang pindah domisili
9. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan
10. Ibu hamil pindahan yang tidak
memiliki catatan riwayat kehamilan lengkap
11. Ibu hamil yang meninggal sebelum
masa persalinan
12. Ibu hamil bersalin premature (K4
tidak selesai)
95
12 Formula
96
kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi.
Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan
dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab
kematian akan tercermin secara jelas dengan
menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian
angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang
sensitif dari semua upaya intervensi yang
dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang
kesehatan.
5 Definisi Operasional Angka Kematian Bayi (AKB) adalah Banyaknya
(DO) bayi yang meninggal sebelum mencapai umur 1
tahun pada waktu tertentu per 1000 kelahiran
hidup pada periode waktu yang sama.
Skore :
> 4 kasus diberi skore 0
4 kasus diberi skore 25
3 kasus diberi skore 50
2 kasus diberi skore 75
< 1 kasus diberi skore 100
97
akhir tahun berjalan
5. Balita yang sudah mencapai usia 60 bulan
di akhir tahun berjalan
6. Balita di luar wilayah kerja puskesmas
12 Formula
98
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil √ Tepat Waktu
Efisien √ Terintegrasi
Efektif
4 Tujuan Indikator Untuk menetapkan kebijakan pengendalian
kependudukan, penyediaan pelayanan KB serta
sterilisasi, pemasangan IUD, persiapan alat dan
obat, serta pelayanan konseling untuk
menampung kebutuhan dan menanggapi keluhan
pemakaian kontrasepsi.
5 Definisi Operasional Angka yang menunjukkan banyaknya PUS yang
(DO) sedang memakai kontrasepsi pada saat
pencacahan.
6 Tipe Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator (pembilang) Jumlah peserta KB aktif
9 Denominator (Penyebut) Jumlah pasangan usia subur
10 Target pencapaian Tahun 2022 adalah 63,5%
Tahun 2023 adalah 63,5%
Tahun 2024 adalah 64,5%
Tahun 2025 adalah 65%
Tahun 2026 adalah 65%
11 Kriteria Inklusi: Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin
Eksklusi: Pasangan Usia Subur (PUS) usia > 49
tahun yang berstatus kawin
12 Formula
99
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Sekunder
data
21 Penanggung Jawab Programer KB, dan Bidan Koordinator
100
Data tinggi badan pada Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menjadi analisis untuk status gizi
dan tinggi badan setiap anak balita
dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Z-
score) menggunakan baku antropometri anak
balita WHO 2005.
Klasifikasi berdasarkan indikator TB/U adalah
sebagai berikut standar dari WHO dan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1995/MENKES/SK/XII/2010:
1. Sangat pendek : Zscore <-3,0
2. Pendek : Zscore ≥- 3,0 s/d Zscore < -2,0
Eksklusi:
1) Balita yang sudah mencapai usia 60 bulan
di akhir tahun berjalan
2) Balita di luar wilayah kerja puskesmas
12 Formula
101
data
14 Sumber data Formulir DDTK, buku KIA, Register Kohort bayi,
Kohort Balita dan Apras
15 Besar sampel Semua balita di wilayah kerja Puskesmas
16 Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Sekunder
data
21 Penanggung Jawab Programer Gizi
102
(DO) rendahnya konsumsi energi dan protein dari
makanan sehari-hari yang terjadi dalam waktu
yang cukup lama.
e) Gizi buruk diketahui dengan cara pengukuran
berat badan menurut tinggi badan dan/atau
umur dibandingkan standar dengan atau tanpa
tanda-tanda klinis.
f) Cara perhitungan underweight adalah gizi
buruk dan gizi kurang dihitung dari berat
badan dibagi dengan umur (BB/U).
Eksklusi:
1) Balita yang sudah mencapai usia 60 bulan
di akhir tahun berjalan
103
2) Balita di luar wilayah kerja puskesmas
12 Formula
104
9 Denominator (Penyebut) Jumlah KLB
10 Target pencapaian 100%
11 Kriteria Inklusi: Terdapat surat penetapan Kejadian
Luar Biasa minimal dari pejabat eselon II
Eksklusi: -
12 Formula
105
BABS, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air
minum dan makanan yang aman, pengelolaan
sampah yang aman, dan pengelolaan limbah cair
rumah tangga denga naman.
5 Definisi Operasional Kondisi Sanitasi Total adalah kondisi ketika
(DO) suatu komunitas
1) tidak buang air besar sembarangan;
2) mencuci tangan pakai sabun;
3) mengelola air minum dan makanan yang
aman;
4) mengelola sampah dengan aman; dan
5) mengelola limbah cair rumah tangga dengan
aman.
Ada 3 indikator desa/kelurahan yang
melaksanakan STBM:
1) Minimal telah ada intervensi melalui
pemicuan di salah satu dusun dalam
desa/kelurahan tersebut;
2) Ada masyarakat yang bertanggung jawab
untuk melanjutkan aksi intervensi STBM
seperti disebutkan pada poin pertama, baik
individu (natural leader) ataupun bentuk
komite;
3) Sebagai respon dari aksi intervensi STBM,
masyarakat menyusun suatu rencana aksi
kegiatan dalam rangka mencapai komitmen-
komitmen perubahan perilaku pilar-pilar
STBM, yang telah disepakati bersama;
misal: mencapai status SBS.
6 Tipe Indikator Outcome
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator (pembilang) Jumlah desa yang sudah 100 % lima pilar
9 Denominator (Penyebut) Jumlah seluruh desa
10 Target pencapaian Tahun 2022 adalah 18% dari seluruh desa binaan
Tahun 2023 adalah 26% dari seluruh desa binaan
Tahun 2024 adalah 33% dari seluruh desa binaan
Tahun 2025 adalah 40% dari seluruh desa binaan
Tahun 2026 adalah 48% dari seluruh desa binaan
106
11 Kriteria Inklusi:
o Semua masyarakat telah BAB hanya di
jamban yang sehat dan membuang tinja/
kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat
(termasuk di sekolah)
o Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan
sekitar
o Ada penerapan sanksi, peraturan atau
upaya lain oleh masyarakat untuk
mencegah kejadian BAB di sembarang
tempat
Eksklusi: -
12 Formula
107
√ Efektif
4 Tujuan Indikator Untuk mengevaluasi program penanganan kasus
demam berdarah dengan target 100%
5 Definisi Operasional Kasus Demam Berdarah ditangani sesuai dengan
(DO) pelayanan kesehatan sesuai standar dan
pencegahannya.
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator (pembilang) Jumlah kasus DBD ditangani
9 Denominator (Penyebut) Jumlah Kasus DBD
10 Target pencapaian 100%
11 Kriteria Inklusi:
b) Kasus Demam Berdarah dengan hasil IgG
Dengue reaktif
c) Kasus Demam Berdarah dari RS setelah
mendapatkan pemberitahuan melalui KDRS
Eksklusi:
Kasus penurunan trombosit tanpa
pemeriksaan IgG Dengue
12 Formula
108
1 Judul Prosentase Desa siaga aktif mandiri
2 Dasar Pemikiran Desa siaga merupakan strategi baru
pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir sebagai
respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di
Indonesia yang tak kunjung selesai. Tingginya
angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali
berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru,
merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat
pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung
serta belum hilangnya penyakit endemis seperti
diare dan demam berdarah merupakan masalah
utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam
yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti
gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir,
tanah longsor dan kecelakaan massal menambah
kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia.
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
Efisien √ Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Indikator Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli
dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di
wilayahnya
5 Definisi Operasional Suatu kelurahan/ desa dikatakan sebagai
(DO) kelurahan/ desa siaga aktif jika :
Penduduknya dapat mengakses pelayanan
kesehatan dasar (yankesdas) setiap hari.
Penduduknya dapat mengembangkan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM).
Melaksanakan Surveillance Berbasis
Masyarakat (SBM) : a. Pemantauan
penyakit, b. Pemantauan kesehatan ibu dan
anak (KIA), c. Pemantauan gizi, dan d.
Pemantauan lingkungan dan perilaku.
Penduduk dapat memahami dan mengatasi
kedaruratan kesehatan.
Penduduk dapat memahami cara
109
penanggulangan bencana.
Masyarakat menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
110
d) Desa yang belum ditetapkan sebagai desa
siaga
12 Formula
111
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator (pembilang) Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas
yang menjadi peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
9 Denominator (Penyebut) Seluruh penduduk di wilayah kerja puskesmas.
10 Target pencapaian Tahun 2022 adalah 87%
Tahun 2023 adalah 90%
Tahun 2024 adalah 93%
Tahun 2025 adalah 95%
Tahun 2026 adalah 95%
11 Kriteria Inklusi:
b) Penduduk yang memiliki KTP elektronik
c) Alamat yang tercatat di KTP berada pada
wilayah kerja puskesmas
Eksklusi:
c) Penduduk yang tidak memiliki KTP
d) Domisili di-Wilayah kerja puskesmas namun
alamat pada KTP berada di luar wilayah
puskesmas
12 Formula
112
pelaporan data
18 Periode analisis data 12 Bulan
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Sekunder
data
21 Penanggung Jawab Programer system informasi puskesmas
113
jamban sehat
7. Anggota rumah tangga menempati ruangan
rumah minimal 9m2 per orang
8. Anggota rumah tangga menggunakan lantai
rumah kedap air
9. Anggota rumah tangga membuang sampah
pada tempatnya
GAYA HIDUP
10. Anggota rumah tangga melakukan
aktifitas fisik/olah raga
11. Anggota rumah tangga tidak merokok
12. Anggota rumah tangga terbiasa
mencuci tangan sebelum makan dan
sesudah BAB
13. Anggota rumah tangga menggosok gigi
minimal 2 kali sehari
14. Anggota rumah tangga tidak minum
Miras dan tidak menyalahgunakan narkoba
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
15. Anggota rumah tangga menjadi
peserta JPK (jaminan pemeliharaan
kesehatan)
16. Anggota rumah tangga melakukan
PSN minimal seminggu sekali
PENGERTIAN
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan :
persalinan ditolong oleh bidan atau dokter
2) Bayi mendapat ASI Ekslusif sampai usia 6
bulan : bayi hanya diberi ASI saja sejak usia 0
sampai 6 bulan tanpa makanan tambahan lain
termasuk susu formula
3) Anggota rumah tangga mengkonsumsi
beranekaragam makanan dalam jumlah cukup
untuk mencapai gizi seimbang : mencakup
sumber energi, protein, lemak, vitamin dan
mineral
4) Penimbangan balita : penimbangan balita
dilakukan satu bulan sekali / minimal 8 kali
114
setahun di posyandu, puskesmas
5) Anggota rumah tangga menggunakan air bersih
: air bersih untuk minum (yang sudah
dimasak sampai mendidih atau air minum
dalam kemasan), memasak, mandi dan
mencuci
6) Anggota rumah tangga menggunakan jamban
sehat : jamban yang memenuhi syarat
kesehatan (leher angsa dengan septictank,
cemplung tertutup dan terjaga kebersihannya)
7) Anggota rumah tangga menempati ruangan
rumah minimal 9m2 per orang : jumlah
keseluruhan luas lantai rumah dibagi jumlah
rumah tangga sama dengan minimal 9m2
8) Anggota rumah tangga menggunakan lantai
rumah kedap air : lantai kedap air (tegel,
plester, keramik, kayu) yang dijaga
kebersihannya setiap hari
9) Anggota rumah tangga membuang sampah
pada tempatnya : sampah ditampung dan
dibuang setiap hari ditempat pembuangan yang
memenuhi.
10) Anggota rumah tangga melakukan aktifitas
fisik/olah raga : aktifitas fisik/olahraga terukur
minimal 30 menit/hari, dan dilakukan 3-5 kali
seminggu
11) Anggota rumah tangga tidak merokok :
rumah bebas dari asap rokok
12) Anggota rumah tangga terbiasa mencuci
tangan sebelum makan dan sesudah BAB :
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
13) Anggota rumah tangga menggosok gigi
minimal 2 kali sehari : menggosok gigi 2 kali
sehari menggunakan sikat gigi masing-masing
dan pasta gigi
14) Anggota rumah tangga tidak minum Miras
dan tidak menyalahgunakan narkoba : tidak
ada anggota rumah tangga yang membeli,
115
menjual dan menggunakan miras serta
menyimpan secara tidak sah narkoba
15) Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK
(jaminan pemeliharaan kesehatan) : JPK
diantaranya Askes, Jamkesmas, BPJS
16) Anggota rumah tangga melakukan PSN
minimal seminggu sekali : PSN melalui 3 M
menguras, menutup dan mengubur tempat
penampungan air (bak mandi, tempayan,
drum, ban bekas, tempat minum burung, vas
bunga, barang bekas) minimal seminggu sekali
Rumus menghitung strata PHBS rumah tangga :
Sehat Pratama : apabila nilai indikator
antara 0 s/d 5
Sehat Madya : apabila nilai indikator antara
6 s/d 10
Sehat Utama : apabila nilai indikator 11 s/d
15
Sehat Paripurna : apabila nilai indikator
mencapai 16
6 Tipe Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator (pembilang) Jumlah Rumah Tangga Sehat Utama + Paripurna
9 Denominator (Penyebut) Jumlah Rumah Tangga yang di data
10 Target pencapaian Tahun 2022 adalah 93,4%
Tahun 2023 adalah 95,2%
Tahun 2024 adalah 97%
Tahun 2025 adalah 98,8%
Tahun 2026 adalah 100%
11 Kriteria a) Inklusi: Rumah tangga (yang dihitung adalah
rumah bukan perkeluarga)
b) Eksklusi: -
12 Formula
116
16 Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen pengambilan Primer
data
21 Penanggung Jawab Programer Promkes
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
117
PROFIL
INDIKATOR
KINERJA
BERBASIS
KOMITMEN
118
1. ANGKA KONTAK (AK)
119
(d) Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM),
seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu), Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes), Posyandu Lansia;
(e) Rumah atau domisili Peserta yang dikunjungi oleh
FKTP;
(f) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS); dan
(g) Tempat kontak lainnya yang disepakati.
120
perorangan atau kelompok.
iii. Pemeriksaan kesehatan Ibu dan anak, serta
Keluarga Berencana (KB).
iv. Kunjungan rumah.
v. Senam sehat.
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Persentase yang di konversi
Pengukuran
8 Numerator Jumlah peserta terdaftar yang melakukan kontak dengan
(pembilang) FKTP
9 Denominator Total jumlah peserta terdaftar di FKTP
(Penyebut)
1 Target Lebih dari 150 %o
0 pencapaian
1 Kriteria 1. Target indikator angka kontak adalah paling sedikit
1 150%o (seratus lima puluh permil)
1 Formula
2
121
Kesehatan.
1 Besar sampel 150%o dari seluruh peserta terdaftar
5
1 Frekuensi Bulanan
6 pengumpulan
data
1 Periode waktu Tribulan
7 pelaporan data
1 Periode analisis 6 bulan sekali
8 data
1 Penyajian data Tabel
9
2 Instrumen https://pcarejkn.bpjs-kesehatan.go.id/eclaim/Login
0 pengambilan
data
2 Penanggung PJ Jejaring dan Jaringan
1 Jawab
2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)
122
non spesialistik.
c) Jumlah rujukan FKTP adalah total jumlah rujukan FKTP
ke FKRTL.
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Persentase dikonversi
Pengukuran
8 Numerator Jumlah rujukan kasus non spesialistik
(pembilang)
9 Denominator Jumlah seluruh rujukan oleh FKTP
(Penyebut)
1 Target Maksimal 2%
0 pencapaian
1 Kriteria a) Target indikator Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non
1 Spesialistik adalah paling banyak 2% (dua persen)
1 Formula
2
123
7 pelaporan data
1 Periode analisis 6 bulan sekali
8 data
1 Penyajian data Tabel
9
2 Instrumen https://pcarejkn.bpjs-kesehatan.go.id/eclaim/Login
0 pengambilan
data
2 Penanggung PJ UKP
1 Jawab
124
c) Kriteria terkendali adalah:
1) pasien DM dengan capaian kadar gula darah puasa;
dan
2) pasien HT dengan capaian tekanan darah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Organisasi
Profesi.
d) Ketentuan mengenai pengelolaan Peserta Prolanis
mengacu pada Pedoman Program Pengelolaan Penyakit
Kronis yang berlaku.
6 Tipe Indikator Outpout
7 Satuan Persentase
Pengukuran
8 Numerator 1) Jumlah pasien DM yang terdaftar sebagai peserta
(pembilang) Prolanis dengan kadar
gula darah puasa terkendali
2) Jumlah pasien HT yang terdaftar sebagai peserta
Prolanis dengan tekanan darah terkendali
9 Denominator 1) Jumlah peserta terdaftar di FKTP dengan diagnosa DM
(Penyebut) 2) Jumlah peserta terdaftar di FKTP dengan diagnosa HT
1 Target Minimal 5%
0 pencapaian
1 Kriteria a) Target indikator Rasio Peserta Prolanis Terkendali adalah
1 paling sedikit 5% (lima persen)
b) Kriteria penilaian Rasio Peserta Prolanis Terkendali
(1) Kriteria rating 1 apabila capaian RPPT <3%
(2) Kriteria rating 2 apabila capaian RPPT 3% - <4%
(3) Kriteria rating 3 apabila capaian RPPT 4% - <5%
(4) Kriteria rating 4 apabila capaian RPPT > 5%
1 Formula
2
125
data
1 Sumber data Sumber data yang digunakan dalam indikator ini adalah
4 hasil pencatatan pemantauan kadar gula darah puasa dan
tekanan darah pasien pada Sistem
Informasi BPJS Kesehatan.
1 Besar sampel Dua proses identifikasi perhari di setiap unit pendaftaran,
5 unit ruang pemeriksaan umum/ tindakan, unit
laboratorium, dan unit farmasi
1 Frekuensi Bulanan
6 pengumpulan
data
1 Periode waktu Tribulan
7 pelaporan data
1 Periode analisis 6 bulan sekali
8 data
1 Penyajian data Tabel
9
2 Instrumen https://pcarejkn.bpjs-kesehatan.go.id/eclaim/Login
0 pengambilan
data
2 Penanggung Programer Penyakit Tidak Menular
1 Jawab
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
126
LAMPIRAN VIIII KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS PONCOWARNO KABUPATEN
KEBUMEN
NOMOR : 440.1/ 012 /KEP/2022
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU
DAN KINERJA PUSKESMAS
PONCOWARNO TAHUN 2022-2026
PROFIL
INDIKATOR MUTU
PUSAT
KESEHATAN
MASYARAKAT
127
1. REKAM MEDIK
128
11 Kriteria Inklusi: Rekam medis pasien yang dinyatakan telah
selesai pelayanan < 24 jam
12 Formula
129
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Skore
8 Numerator Jumlah pasien yang didiagnosa diare non spesifik
(pembilang) yang mendapatkan antibiotik dalam satu bulan
9 Denominator Jumlah total pasien yang di diagnose diare non
(Penyebut) spesifik dalam satu bulan
10 Target pencapaian 100
11 Kriteria Inklusi: Pasien berumur di atas 5 tahun yang
didiagnosa A09
Skore :
Hasil < 3% diberikan skore 100
3% < Hasil < 9% diberikan skore 75
9% < Hasil < 14 % diberikan skore 50
14% < Hasil < 20% diberikan skore 25
Hasil > 20% diberikan skore 0
12 Formula
130
3. PEMERIKSAAN GIGI
131
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Run Chat
20 Instrumen Buku Register Pasien
pengambilan data
21 Penanggung Jawab Koordinator Kesehatan Gigi dan Mulut
4. FARMASI
132
Eksklusi: -
12 Formula
5. LABORATORIUM
133
7 Satuan Pengukuran Persentase (%)
8 Numerator Jumlah angka tindakan pengambilan sampel darah
(pembilang) sekali tusuk dalam kurun waktu satu bulan.
9 Denominator Jumlah pasien yang diambil darahnya dalam kurun
(Penyebut) waktu satu bulan
10 Target pencapaian 95 %
11 Kriteria Inklusi: Semua pasien yang diambil darah vena
6. GIZI
134
dan angka kematian perinatal pun meningkat.
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
Efisien √ Terintegrasi
Efektif
4 Tujuan Indikator Mendorong penurunan Angka Kematian Ibu dan
memperoleh gambaran ibu hamil anemia
mendapatkan konseling gizi.
5 Definisi Operasional Pasien ibu hamil anemia mendapat konseling gizi
(DO) adalah pasien ibu hamil dengan Hb < 12 g%
mendapat konseling gizi sekali selama masa
kehamilan.
6 Tipe Indikator Outcome
7 Satuan Pengukuran Persentase (%)
8 Numerator Jumlah ibu hamil anemia mendapatkan konseling gizi
(pembilang) dalam satu bulan.
9 Denominator Jumlah ibu hamil anemia dalam 1 bulan
(Penyebut)
10 Target pencapaian 100 %
11 Kriteria Inklusi: Ibu hamil dengan Hb < 12 g%
135
7. RUANG MTBS
136
Eksklusi:
1. Pasien yang berumur diatas lima tahun
2. Periksa selain di Ruang MTBS Puskesmas
12 Formula
13 Desain Retrospective
pengumpulan data
14 Sumber data Rekam Medis
15 Besar sampel Semua Populasi
16 Frekuensi Survai Harian
pengumpulan data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Run Chat
20 Instrumen Buku Register Managemen Balita Sakit
pengambilan data
21 Penanggung Jawab Penanggungjawab Ruang MTBS
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
137
NOMOR : 440.1/ 012 /KEP/2022
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU
DAN KINERJA PUSKESMAS
PONCOWARNO TAHUN 2022-2026
PROFIL
INDIKATOR
SASARAN
KESELAMATAN
PASIEN
138
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
7 Satuan Persentase
Pengukuran
8 Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi secara
(pembilang) benar dalam periode observasi
9 Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(Penyebut) observasi
10 Target 100%
pencapaian
11 Kriteria Inklusi: semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kepada pasien
Eksklusi: tidak ada
12 Formula
139
13 Desain Harian
pengumpulan
data
14 Sumber data Hasil observasi
Efisien Terintegrasi
Efektif
140
Assesment, Recomendation) dan TBK (Tulis, Baca dan
Konfirmasi) dalam menjamin keselamatan pengguna layanan.
5 Definisi Komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment,
Operasional (DO) Recommendation) dan TBK (Tulis, Baca dan Konfirmasi)
adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien
SBAR (Situation, Background, Assessment,
Recommendation) dan TBK (Tulis, Baca dan Konfirmasi)
metode ini digunakan pada saat perawat melakukan
handover pasien dari IGD ke Rawat Inap
SBAR dan TBK (Tulis, Baca dan Konfirmasi) adalah metode
terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting
yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan
berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien.
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Persentase
Pengukuran
8 Numerator Jumlah pasien IGD/VK dengan SBAR dan TBK lengkap yang
(pembilang) dipindah ke Rawat Inap atau Ruang Bersalin dalam waktu 24
jam
9 Denominator Jumlah semua pasien rawat inap ditambah jumlah pasien
(Penyebut) ruang bersalin
10 Target 100%
pencapaian
11 Kriteria Inklusi: Semua pasien rawat inap dan ruang bersalin
Eksklusi: Pasien yang dirujuk dari IGD ke Rumah sakit
12 Formula
141
16 Frekuensi Harian
pengumpulan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
2 Dasar Pemikiran Penyimpan dan pelebelan nama dan sediaan obat hampir
sama (LASA/Look Alike Sound Alike) dan high alert (obat yang
beresiko tinggi) di ruang farmasi dan gudang obat sangat
penting untuk menjamin keselamatan Pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pengguna
layanan
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Efisien Terintegrasi
Efektif
142
7 Satuan Percentase
Pengukuran
8 Numerator Jumlah obat LASA dan high alert yang disimpan dan telah
(pembilang) diberi label
9 Denominator jumlah obat LASA dan high alert yang ada di Ruang pelayanan
(Penyebut) dan gudang obat
10 Target 100 %
pencapaian
11 Kriteria Inklusi: obat Kategori LASA dan High Alert
Eksklusi: -
12 Formula
13 Desain Bulanan
pengumpulan
data
14 Sumber data Cek List Pelebelan obat Lasa dan High Alert
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu Tribulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
143
1 Judul Kepatuhan terhadap prosedur pembedahan (SOAP pasien,
monitoring pemberian anestesi lokal pra, selama dan post
operasi serta laporan operasi, informed consent)
2 Dasar Pemikiran Kepatuhan terhadap prosedur pembedahan (SOAP pasien,
monitoring pemberian anestesi lokal pra, selama dan post
operasi serta laporan operasi, informed consent) menjadi
sangat penting untuk menjamin keselamatan Pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden keselamatan
pengguna layanan
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Efisien √ Terintegrasi
Efektif
7 Satuan Persentase
Pengukuran
8 Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan SOP pembedahan yang
(pembilang) lengkap
9 Denominator Jumlah seluruh pasien yang diberi tindakan pembedahan
(Penyebut)
10 Target 100%
pencapaian
144
11 Kriteria Inklusi: semua pasien yang dilakukan pembedahan di ruang
VK Bersalin, Ruang kesehatan gigi dan mulut, Ruang
Tindakan dan IGD
Eksklusi: -
12 Formula
13 Desain Retrospektif
pengumpulan
data
14 Sumber data Daftar tilik SOP yang berkaitan dengan prosedur pembedahan
145
Efisien Terintegrasi
Efektif
7 Satuan Persentase
Pengukuran
8 Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
9 Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(Penyebut) dilakukan dalam periode observasi
10 Target 2022 85%
pencapaian 2023 90%
2024 94%
2025 98%
2026 100%
11 Kriteria Inklusi: seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan.
Eksklusi: Tidak ada
12 Formula
13 Desain Observasi
pengumpulan
146
data
14 Sumber data Hasil observasi
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
Efisien Terintegrasi
Efektif
147
Ketika pasien baru pertama kali masuk perawatan maka
dalam 24 jam harus dilakukan assestmen awal keperawatan
dimana dalam asesmen tsb dapat diketahui kemungkinan
pasien berisiko jatuh dengan skoring tertentu menggunakan
instrumen penilaian risiko jatuh.
7 Satuan Skore
Pengukuran
8 Numerator Jumlah pasien jatuh
(pembilang)
9 Denominator Semua pasien rawat inap dan ruang bersalin
(Penyebut)
10 Target 100
pencapaian
11 Kriteria Inklusi: seluruh pasien yang di rawat inap atau ruang bersalin
Eksklusi: Pasien Rawat Jalan
Skore :
Hasil < 3% diberikan skore 100
3% < Hasil < 9% diberikan skore 75
9% < Hasil < 14 % diberikan skore 50
14% < Hasil < 20% diberikan skore 25
12 Formula
148
15 Besar sampel Semua pasien rawat inap dan ruang bersalin
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
17 Periode waktu Triwulan
pelaporan data
18 Periode analisis 6 bulan sekali
data
19 Penyajian data Grafik
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
149
PROFIL
INDIKATOR
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI
150
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
151
- Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit
esterase dan atau nitrit
- Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml
atau terdapat 3 lekosit per lapangan pandangan besar
(mikroskop kekuatan tinggi/1000 kali urine tanpa
dilakukan sentrifugasi)
- Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram
dari urine yng tidak disentrifugasi
- Paling sedikit 2 kultur urin ulangan didapatkan
uropatogen yang sama <10.5 koloni/ml kuman
pathogen tunggal
- Dokter mendiagosis sebagai ISK dan
memberikan terapi yang sesuai untuk ISK
6 Jenis Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persen
8 Numerator Jumlah kasus infeksi saluran kemih (ISK)
9 Denumerator Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
1 Target pencapaian < 0,75 %
0
1 Kriteria Inklusi ; semua pasien yang dipasang kateter di FKTP
1 terkait lebih dari 2 hari kalender
Eksklusi :
- Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain
- Pasien yang dipasang kateter urin menetap di
FKTP terkait kurang dari 2 hari kalender
1 Formula
2
1 Desain pengumpulan Prospektif dan retrospektif
3 data
1 Sumber data Data primer dan sekunder
4
1 Instrument Observasi langsung atau data bersumber dari rekam
5 pengambilan data medis
1 Besar sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap
6 selama 2 hari kalender
1 Frekuensi harian
7 pengumpulan data
1 Periode pelaporan Bulanan
152
8 data
1 Periode analisis data 6 bulan sekali
9
2 Penyajian data Tabel, grafik
0
2 Penanggung jawab Koordinator PPI
1
2. PLEBITIS
1 Judul Plebitis
2 Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menter Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
3. Pedoman teknis Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Tahun 2020
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
√ Efisien Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Indikator 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian
phlebitis akibat penggunaan kateter perifer line
(infus)
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
infus untuk mengurangi resiko infeksi
5 Definisi Operasional Phlebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan
(DO) adanya infeksi pada daerah local tusukan infus
ditemukan tanda tanda merah seperti terbakar,
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat
purulent atau mengeluarkan cairan disebabkan baik
oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering
disebabkan oleh komplikasi terapi intravena
153
6 Tipe Indikator Output
7 Satuan Pengukuran persen
8 Numerator Jumlah kasus pasien phlebitis
(pembilang)
9 Denominator Jumlah hari terpasang infus menetap
(Penyebut)
1 Target pencapaian < 0,5%
0
1 Kriteria Inklusi: semua pasien yang terpasang infus menetap
1 Eksklusi: Tidak ada
1 Formula
2
154
2 Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menter Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
3. Pedoman teknis Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Tahun 2020
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
√ Efisien Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Indikator 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian
Infeksi Daerah Operasi (IDO) superficial –
superficial incision
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
infus untuk mengurangi resiko IDO
5 Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection
(DO) (SSI) adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam
kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut hanya
melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat
incise dengan setidaknya ditemukan salah satu tanda
sebagi berikut :
- Gejala infeksi : kemerahan, panas, bengkak,
nyeri, fungsi laesa terganggu
- Cairan purulent
- Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari
jaringan superfisial
6 Tipe Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persen
8 Numerator Jumlah kasus IDO
(pembilang)
9 Denominator Jumlah pasien yang dilakukan superficial incision
(Penyebut)
1 Target pencapaian < 0,2%
0
155
1 Kriteria Inklusi:
1 - semua pasien yng dilakukan operasi superficial
incision
- pasien teridentifikasi IDO pasca operasi
superficial incision di FKTP terkait
Eksklusi: pasien dilakukan tindakan operasi
superficial incision di Fasilitas kesehatan lain
1 Formula
2
4. Abses Gigi
156
3. Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
√ Efisien Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Indikator 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka
kejadian Infeksi pasca tindakan pelayanan gigi yang
terjadi abses
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan
pelayanan gigi
5 Definisi Operasional Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau
(DO) benjolan berisi nanah pada jaringan di bawah gigi
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bias
muncul di sekitar akar gigi maupun gusi ditandai
dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat
mengunyah, dan menggigil, sakit gigi menyebar ke
telinga, rahang, dan leher bau mulut, kemerahan,
dan pembengkakan pada wajah. Abses gigi menjadi
indicator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs
(tindakan pelayanan gigi sebelumnya tidak
ditemukan tanda tanda abses)
6 Tipe Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persen
8 Numerator Julah kasus abses gigi
(pembilang)
9 Denominator Jumlah pasien dilakukan tindakan superficial incise
(Penyebut) pada area gigi dan jaringan periodontal
1 Target pencapaian < 0,2 %
0
1 Kriteria Inklusi:
1 - Semua pasien yang dilakukan tindakan pada
area gigi dan jaringan periodontal akibat
tindakan superficial incise
- Semua pasien yang teridentifikasi abses gigi
Eksklusi:
- Pasien sudah terjadi abses gigi sebelum
tindakan gigi dilakukan
157
- Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi
dan jaringan periodontal di fasilitas kesehatan
lain
1 Formula
2
158
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
√ Efisien √ Terintegrasi
√ Efektif
4 Tujuan Indikator 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka
kejadian Infeksi pasca tindakan pelayanan imunisasi
2. Menjamin keselamatan pasien untuk
mengurangi resiko terjadinya KIPI
5 Definisi Operasional Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang
(DO) diberikan secara penyuntikan dimana ditemukan
tanda tanda infeksi antara lain :
Gejala KIPI ringan
- Nyeri
- Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang
mengalami injeksi pasca imunisasi
- Gatal
- Demam
- Sakit kepala
- Lemas
Gejala KIPI Berat
- Alergi berat
- Jumlah trombosit menurun
- Kejang
- Hipotonia atau sindrom bayi lemas, bayi yang
mengalami akan terlihat lemas dan tak berdaya
6 Tipe Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persen
8 Numerator Jumlah kasus KIPI
(pembilang)
9 Denominator Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi
(Penyebut)
1 Target pencapaian < 0,2%
0
1 Kriteria Inklusi: semua pasien teridentifikasi KIPI yang telah
1 mendapat imunisasi di FKTP tersebut
Eksklusi: pasien yang diberikan imunisasi di FKTP
lain
159
1 Formula
2
Ditetapkan di Poncowarno
pada tanggal 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS PONCOWARNO,
KABUPATEN KEBUMEN
160