Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Implementasi Fungsi Pengawasan Badan Pemusyawaratan Desa

(BPD) di Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten

Bengkulu Tengah

Adapun implementasi fungsi pengawasan yang dilakukan BPD di

Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

terungkap melalui wawancara dengan bapak Ponodi selaku ketua BPD

Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

dalam tanggapanya tentang fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan

pemerintahan desa yang dijalankan di desa Sidodadi Kecamatan Pondok

Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah mengungkapkan bahwa:

“Pengawasan oleh BPD desa sejauh ini memang telah


dijalankan dengan cukup baik mulai dari setiap pengelolaan
dana desa misalnya maka kami BPD selalu menjalankan
fungsi yang diharapkan untuk mememberikan pengawasan
pada pengelolaan keuangan dana desa agar dapat tepat
sasaran dan juga dapat dipertanggung jawabkan tetang
pengelolaanya baik kepada pemerintah tingkat atas maupun
kepada masyarakat yang mempunyai hak untuk mendapatkan
layanan dari setiap pengelolaan keuangan desa di lingkungan
Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu
Tengah. Disisi lain fungsi pengawasan juga dijalankan oleh
BPD bukan saja hanya pada aspek pengelolaan keuangan
desa akan tetapi juga pada pelaksanaan pembangunan desa
dalam hal prioritas apa yang perlu diutamakan termasuk juga
pada kinerja aparatur desa dari ketua-ketua RT maupun
kepala-kepala dusun juga menjadi konsen dalam pengawasan
BPD desa Sidodadi ini.
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan bahwa fungsi

pengawasan yang dilakukan oleh BPD Sidodadi Kecamatan Pondok

Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah bukan saja hanya pengawasan

dalam pengelolaan keuangan desa akan tetapi pengawasan juga

dilakukan dalam pengelolaan dan pembangunan Desa Sidodadi

Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah serta pelayanan

kepala desa dan aparatur desa kepada masyarakat Desa Sidodadi.

Implementasi fungsi BPD Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah dalam menjalankan fungsi pengawasan

pada aspek legislasi maka terungkap melalui wawancara dengan dengan

bapak Ponodi selaku ketua BPD Desa Sidodadi Kecamatan Pondok

Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah dalam tanggapanya tentang fungsi

pengawasan pada aspek legislasi terhadap pelaksanaan pemerintahan

desa yang dijalankan di desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah mengungkapkan bahwa:

“Pelaksanaan fungsi pengawasan pada aspek legislasi oleh


BPD memang sudah berjalan, tetapi secara pribadi dalam
pandangan saya belum maksimal. Kami sebagai BPD yang
ada di desa, rencananya tahun akan datang ini kami berusaha
meningkatkan lebih baik lagi dari yang sebelumnya tentang
pelaksanaan dari fungsi legislasi dalam merancang peraturan
desa untuk mempercepat pengembangan dan pembangunan
secara pengelolaan dana desa secara efektif. Maka oleh
karena itu pada masa sekarang BPD Desa Sidodadi
Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah
telah berusaha menerima semua masukan dari masyarakat
tentang poin-poin atau masalah penting yang akan menjadi
konsen dalam pembentukan legislasi peraturan desa terutama
mengenai pengelolaan keuangan dan pendapatan desa serta
pemberdayaan masyarakat desa di Desa ini”.
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa fungsi legislasi atau

pembuatan peraturan desa oleh BPD Desa Sidodadi Kecamatan Pondok

Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah telah dijalankan sebagai salah

fungsi dari BDD dilingkungan Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah, namun demikian secara umum fungsi

legislasi tersebut berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan

belum maksimal sehingga pelaksanaan fungsi tersebut akan terus

ditingkatkan mengikuti meningkatnya beberapa persoalan pelayanan

masyarakat yang harus diakomodasi melalui peraturan desa yang

dibentuk bersama dengan kepala desa dan aparatunya.

Fungsi BPD sebagai saluran aspirasi masyarakat di desa Sidodadi

Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah terungkap

melalui wawancara dengan bapak Ponodi selaku ketua BPD Desa

Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

dalam tanggapanya tentang fungsi penyalur aspirasi masyarakat

terhadap pelaksanaan pemerintahan desa yang dijalankan di desa

Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

mengungkapkan bahwa:

“BPD desa Sidodadi ini memang menjadi sarana penyerapan


aspirasi bagi masyarakat dalam menjembatani kepentingan
dan keluhan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah desa
dan kaur atau perangkat desa. Maka oleh karena itu BPD
selalu berusaha menerima aspirasi masyarakat untuk
disampaikan langsung kepada kepala desa maupun perangkat
desa lainya. Disisi lain dalam menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat, Badan Permusyawaratan Desa
melakukan perannya sesuai aturan, dimana terlebih dahulu
melakukan proses pengg alian informasi, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat melalui wadah forum
musyawarah yang dilaksanakan bersama kepala Desa
Sidodadi”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan bahwa BPD desa

Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah telah

menjalankan fungsinya sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat

Meskipun demikian, disisi lain hasil yang didapatkan peneliti bahwa

masih banyak mayarakat Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah yang aspirasinya belum terakomadi akan

tetapi bukan berarti aspirasi tersebut tidak disampaikan hanya saja tidak

semua apirasi dapat dijalankan langsung akan tetapi harus melalui skla

prioritas yang harus diutamakan terlebih dahulu.

Adapun fungsi BPD dalam pelaksanaan pengayoman adat

terungkap melalui wawancara dengan Ponodi selaku ketua BPD Desa

Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

dalam tanggapanya tentang fungsi BPD sebagai pengayom adat

terhadap pelaksanaan pemerintahan desa yang dijalankan di desa

Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

mengungkapkan bahwa:

“BPD sebagai pengayom adat memang dilakukan atau


dijalankan diesa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa
Kabupaten Bengkulu Tengah apalagi mengingat bahwa desa
Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu
Tengah memiliki masyarakat yang majemuk dari suku bugis,
moronene, bajo dan lain-lain maka tentu saja BPD berusaha
mengayomi semua adat yang ada dalam kehidupan masyarakat
agar dapat hidup berdampingan sebagai kekayaan bersama
yang harus dilestarikan. Disisi lain fungsi ini benar-benar
dijalankan dapat dilihat dari anggota BPD yang berasal dari
suku yang berbeda-beda karena merupakan representasi
msyarakat yang ada di desa Sidodadi Kecamatan Pondok
Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Maka oleh karena itu
semua masyarakat menganggap terwakili baik melalui peran
dalam pemeritahan desa maupun pada aspek budaya dan ada
masing-masing”

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka Desa (BPD) yang ada

di desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu

Tengah memang sudah melaksanakan fungsi pengayoman adat sehingga

persolan yang berhubungan dengan masalah adat dalam masyarakat

berjalan dengan baik sehingga masalah adat yang menjadi faktor

menghambat pembangunan desa seperti konfilk dan persinggungan tidak

terjadi di desa Sidodadi.

Adapun pelaksanaan fungsi representasi masyarakat oleh BPD

Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

terungkap melalui wawancara dengan bapak Syarifudin selaku ketua

BPD Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu

Tengah dalam tanggapanya tentang fungsi BPD sebagai representasi

masyarakat terhadap pelaksanaan pemerintahan desa yang dijalankan di

desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

mengungkapkan bahwa:

“Jadi memang BPD ini memang adalah perwakilan


masyarakat yang memwakili ciri khas masyarakat Desa secara
menyeluruh baik aspek social seperti ketokohan dalam
masyarakat, dan juga aspek suku dan budaya juga
memberikan representative atau keterwakilan semua golongan
masyarakat yang ada di desa Sidodadi ini. Kondisi ini dapat
dilihat dari beberapa anggota BPD yang tidak berasal dari satu
suku ataupun tingkat kedudukan social dalam masyarakat.
Sebagai contoh salah satu anggota BPD masih sangat muda
mewakili kalangan karang taruna dan juga salah satunya
cukup berumur dan dituakan mewakili kelompok yang tua
begitupula dengan latar belakang sukunya juga berbeda-beda”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan bahwa fungsi

representative pada BPD desa Sidodadi telah dijankan oleh BPD

Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah.

Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan penunjukan atau keterpilihan

anggota BPD desa Sododadi yang cukup representative mewakili semua

golongan baik aspek suku budaya dan social dalam masyarakat desa

Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

2. Kendala pada Badan permusywaratan Desa (BPD dalam

mengawasi kinerja kepala desa di Desa Sidodadi Kecamatan

Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

Dengan telah terlaksananya fungsi BPD secara maksimal tentu

tidak terlepas dari berbagai rintangan dan kendala yang mereka lalui.

Adapun kendala-kendala yang dialami BPD dalam dalam mengawasi

kinerja kepala desa antara lain :

a. Komunikasi

Menurut Ketua BPD Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah, Bapak Ponodi menyatakan bahwa:

“Kami dalam internal BPD sendiri sudah


dikomunikasikan antara satu dengan yang lainya,
mengenai pembentukan peraturan desa untuk lebih
jauhnya belum dilaksankan dengan baik. Demikian
halnya BPD dengan Pemerintah Desa untuk pertemuan
yang lebih intens dengan kepala desa membicarakan
terkait dengan pembentukan peraturan desa juga
komunikasi yang terbangun belum terlalu baik”.
b. Sumber Daya

Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa ada dua sumber

daya yang perlu diperhatikan yaitu: pertama, financial yang

merupakan faktor pendukung dalam menjalankan program atau

suksesnya program yang telah di programkan. Kedua, Sumber Daya

Manusia yang merupakan faktor pendukung dalam merancang

program yang mau dilaksanakan yaitu kecukupan baik kualitas

maupun kuantitas implementor agar dapat mengawasi kinerja kepala

desa.

Menurut Ketua BPD Desa Sidodadi Kecamatan Pondok

Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, Bapak Ponodi menyatakan

bahwa:

“Jujur saja untuk anggaran belum memadai bahkan belum


terlalu intens dalam membicarakan gimana sesuai dengan
tugas dalam mengawasi kinerja kepala desa. Apalagi untuk
pembentukan peraturan desa. Sedangkan terkait dengan
Sumber Daya Manusia yang di BPD sendiri sangat kurang
dan belum memadai!”.

Dari gambaran sekilas diatas maka dapat dikatakan bahwa

dalam hal anggaran, BPD Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah telah cukup berperan karena boleh ada

usulan perubahan-perubahan pada anggaran yang diusulkan oleh

Pemerintah Desa. Hanya saja memang masih menemui berbagai

kendala dalam hal kemampuan sumberdaya manusia anggota BPD

itu sendiri dalam mengawasi kinerja kepala desa.


c. Disposisi

Disposisi juga merupakan salah satu kendala dalam Badan

Permusyawaratan Desa dalam pembentukan mengawasi kinerja

kepala desa yaitu komitmen yang rendah dalam BPD itu sendiri

sehingga tidak bisa bertahan lama dalam menjalankan program-

program ketika ada hambatan yang ditemui. Program atau

kepentingan desa misalnya: membicarakan porsi-porsi anggaran

lebih intens, aspirasi masyarakat dan termasuk merumuskan

peraturan desa. Hal senada yang disampaikan seorang informan,

Menurut Ketua BPD Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah, Bapak Ponodi menyatakan bahwa:

“BPD selalu duduk dan membicarakan segala program atau


kepentingan desa kepada kepala desa, bahkan sudah pada
tingkatan pembicaraan terkait dengan pembentukan
peraturan desa untuk sejauh ini belum dilaksanakan dengan
baik”.

d. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi juga yang merupakan salah satu kendala

dalam implementasi fungsi BPD yaitu mengawasi kinerja kepala

desa pada proses mekanismenya tidak ada yang dicantumkan dalam

kerangka kerja program BPD. Hal ini juga merupakan tingkat

pemahaman dan wawasan BPD yang masih minim sehingga semua

tidak tersusun secara sistematis, padahal ini menjadi acuan dalam

bekerjanya implementor/pelaksana program. Sedangkan terkait

dengan struktur pelaksana tidak memberikan suatu jaminan adanya


pengambilan keputusan atas program, hal ini mengenai

pembentukan peraturan desa, baik fungsinya BPD dalam

merumuskan dan merancang peraturan desatingkat pamahaman BPD

juga masih minim. Hal senada yang di sampaikan oleh salah seorang

informan, Menurut Ketua BPD Desa Sidodadi Kecamatan Pondok

Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, Bapak Raja Ali Alatas

menyatakan bahwa :

“Kalau untuk mekanisme dan struktur pelaksana dalam


menjalankan fungsi kami sebagai BPD tidak mempunyai
suatu panduan dalam kerangka kerja, sedangkan untuk
pembentukan peraturan desamengukur dari pemahaman
dan wawasan dalan internal BPD yang masih rendah atau
katakanlah belum terlalu optimal. Inilah kendala kami di
BPD dalam mengawasi kinerja kepala desa”.

3. Upaya Badan permusyawaratan Desa (BPD) dalam menyampaikan

aspirasi masyarakat

Hasil penelitian mengenai upaya badan permusyawaratan Desa

(BPD) dalam menyampaikan aspirasi masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan di Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten

Bengkulu Tengah, dari beberapa informan yang diwawancari sebagian

besar mengatakan pemerintah desa sangat berperan terbukti dengan

seringnya BPD mengajak dan menghimbau masyarakat dalam

melaksanakan kerjabakti dan kegiatan yang berkaitan dengan

pembangunan.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak Erwin seorang

masyarakat desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten

Bengkulu Tengah beliau mengatakan :

“Dalam Pelaksanaan pembangunan, pemerintah desa dan


BPD sangat berperan aktif seperti dalam menghimbau
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kerja bakti
pembangunan balai desa dan lainnya”

Pernyataan lainnya dikatakan oleh Rasana mengatakan :

“BPD dalam pelaksanaan pembangunan dari perencanaan,


pengambilan kebijakan, keputusan sampai pada
pelaksanaannya sangat berperan aktif terlihat dari
pelaksanaan musrenbang sampai pada pelaksanaannya,
Hukum tua serta aparatnya selalu ada.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa peranan BPD

dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Sidodadi Kecamatan Pondok

Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah sudah berjalan dengan baik. Jika

dilihat, diamati tentang peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam

mengayomi adat istiadat, maka sesungguhnya sangat membantu

pemerintah desa khususnya dalam kelestarian ekosistem, kegiatan

pembangunan, penggalian potensi desa, bahkan pengaruh pada proses

pembuatan peraturan desa bersama dengan Kepala Desa. Adat istiadat

yang menjadi kesepakatan Badan Permusyawaratan Desa khususnya di

Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

antara lain panggilan adat.


B. Pembahasan

Kewenangan BPD Menjalankan Fungsi Pengawasan Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 amandemen ketiga menyatakan bahwa

Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Hal ini menunjukkan bahwa

tindakan pemerintah ataupun rakyat harus sesuai berdasarkan hukum.

Berdasarkan Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa “Pemerintah Daerah menjalankan

otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah yang oleh undang-undang

ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

Sebagai implementasi dari amanat pasal di atas maka disahkanlah Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dalam undang-undang

tersebut menyatakan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah dikenal beberapa asas yang berkaitan dengan

otonomi daerah yaitu: asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan tugas

pembantuan.

Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai

tatanan aktifitas masyarakat dan bernegara di beberapa negara. Gagasan pokok


atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat

manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama

dalam hubungan sosial. Demokrasi diyakini dapat melindungi kebabasan

rakyat dengan memberikan tugas kepada pemerintah untuk melindugi rakyat.

Apabila demokrasi dijunjung tinggi, rakyat dapat menikmat kebabasan mereka

sebagai pemegang kedaulatan.

Kata kewenangan berasal dari kata dasar wenang yang diartikan sebagai

hal berwenang, hak dan kekuasaaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu.

Kewenangan yang dimiliki oleh organ (institusi) pemerintahan dalam

melakukan perbuatan nyata (riil), mengadakan pengaturan atau mengeluarkan

keputusan selalu dilandasi oleh kewenangan yang diperoleh dari konstitusi

secara atribusi, delegasi, maupun mandat. Suatu atribusi menunjuk pada

kewenangan yang asli atas dasar konstitusi (UUD). Pada kewenangan

delegasi, harus ditegaskan suatu pelimpahan wewenang kepada organ

pemerintahan yang lain.

Berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

dijelaskan bahwa Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi membahas

dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa, menampung

dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan melakukan pengawasan

kinerja kepala desa. Ketentuan tersebut menggambarkan bahwa wewenang

Badan Permusyawaratan Desa dalam jalannya pemerintahan adalah sebagai

mitra kerja pemerintah desa yang khususnya dalam hal ini adalah pembuatan

peraturan desa.
Peran BPD dalam mendukung tata penyelengaraan pemerintahan desa

mencakup beberapa hal yaitu: fungsi dalam penyerapan aspirasi, fungsi

pengayoman adat, fungsi menetapkan peraturan desa, dan fungsi pengawasan.

Keempat fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi Penyerapan Aspirasi: aspirasi dari masyarakat yang diserap oleh

BPD dilakukan melalui mekanisme atau cara yaitu: penyampaian langsung

kepada BPD, penyampaian melalui forum warga dan penyampaian melalui

pertemuan tingkat desa.

b. Fungsi Pengayoman Adat: adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang

tumbuh dan berbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap

memiliki nilai yang dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya.

Adat juga merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat

mengikat sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat

istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara

tidak langsung dikenakan.

c. Fungsi menetapkan Peraturan Desa: fungsi menetapkan peraturan desa

yang dilakukan oleh BPD mengacu kepada peraturan yang ada. BPD

berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa serta BPD

berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat bersama

Kepala Desa.

d. Fungsi Pengawasan: pengawasan ialah suatu proses dimana pimpinan

ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh

bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan dan kebijaksanaan


yang telah ditentukan. Jelasnya pengawasan harus berpedoman pada

rencana yang telah ditentukan, perintah, tujuan dan kebijaksanaan yang

telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan sebagai proses dalam

menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat

mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang

telah ditetapkan tersebut. Pengawasan sebagai suatu proses untuk menilai

kesesuaian pekerjaan para anggota organisasi pada berbagai bidang dan

bebagai tingakatan manajemen dengan program yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Dari uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa kewenangan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berdasarkan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 adalah sebagai mitra kerja pemerintah desa yang

khususnya dala hal ini adalah pembuatan peraturan desa. Selain itu, BPD

juga berwenang dalam hal penyerapan aspirasi, pengayoman adat, dan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa.

Pengorganisasian sebagai proses penentuan, pengelompokan, dan

pengaturan berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai

tujuan, menempatkan orang pada setiap aktivitas, menyediakan alat-alat

yang diperlukan, menetapkan wewenang secara relatif didelegasikan

kepada individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Namun

pada faktanya sebagai sebuah organisasi Badan Permusyawaratan Desa

belum dikelola dengan pengorganisasian yang baik. Dari hal yang


mendasar tidak ditemukan tentang skema struktur organisasi Badan

Permusyawaratan Desa.

Skema struktur dari badan Permusyawaratan Desa masih sederhana

yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota

walaupun pada pasal 27 Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang

Badan Permusyawaratan Desa telah mengatur mengenai kelembagaan

Badan Permusyawaratan terdiri dari pimpinan dan bidang-bidang yang

terdiri atas bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembinaan

kemasyarakatan dan bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan

masyarakat Desa. Karena kurangnya maksimalnya pengorganisan

mengakibatkan pada hal yang lebih mendetail Badan Permusyawaratan

Desa terkesan bekerja dengan tidak sistematis. Badan Permusyawaratan

Desa dalam bekerja bersifat sporadis karena pengawasan yang dilakukan

menunggu dan hanya terfokus pada proyek pembangunan di desa.

Dalam sistem pengawasannya Badan Permusyawaratan Desa

dilakukan dengan sistem kewilayahan. Selain itu Badan Permusyawaratan

Desa juga belum didukung dengan adanya sarana penunjang yang

memadai seperti belum tersedianya dukungan staf dan kesekretariatan.

Namun di tengah keterbatasan tersebut Badan Permusyawaratan Desa

masih memiliki semangat optimisme untuk menjalankan tugasnya karena

seperti anggapan warga desa pada umumnya bahwa terpilihnya menjadi

anggota Badan Permusyawaratan Desa atas dasar pilihan warga desa

sehingga amanat yang sudah diberikan harus dilaksanakan dengan sebaik


mungkin dan atas dasar pengabdian untuk negara melalui perjuangan di

desa.

Namun yang terjadi adalah Sampai saat ini belum ada pelatihan

dan bimbingan yang secara khusus ditujukan kepada anggota Badan

Permusyawaratan Desa jikapun ada hanya ditujukan untuk perwakilan atau

pimpinan Badan Permusyawaratan Desa. Pengawasan terhadap

perencanaan bisa diklasifikasikan sebagai pengawasan pendahuluan

karena pada tahapan ini Badan Permusyawaratan Desa dapat mendeteksi

penyelewengan pada perencanaan dan memungkinkan untuk memberikan

perbaikan koreksi pada saat kegiatan perencanaan selesai dilakukan.

Sedangkan pada tahapan pengawasan pelaksanaan kegiatan Badan

Permusyawaratan Desa justru yang kurang dipahami oleh anggota Badan

Permusyawaratan Desa.

Pada pasal 27 huruf c Undang-Undang Tentang Desa Kepada

Kepala Desa wajib untuk memberikan laporan keterangan

penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada Badan

Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran di Desa Sidodadi

Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah musyawarah

tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Desa berlangsung setiap

tahun namun hal ini belum semaksimalnya dijalankan dan baru sebatas

formalitas karena belum ada tanggapan kritis dari Badan Permusyawaratan

Desa. karena Kepala Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten

Bengkulu Tengah beranggapan bahwa pada dasarnya Badan


Permusyawaratan Desa tidak berhak untuk menolak laporan Kepala Desa

dan pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan pemerintah desa untuk

memenuhi suatu kewajiban.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Implementasi Fungsi Pengawasan Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) di

Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah.

Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh BPD Sidodadi Kecamatan

Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah bukan saja hanya

pengawasan dalam pengelolaan keuangan desa akan tetapi pengawasan

juga dilakukan dalam pengelolaan dan pembangunan Desa Sidodadi

Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah serta pelayanan

kepala desa dan aparatur desa kepada masyarakat Desa. Fungsi legislasi

atau pembuatan peraturan desa oleh BPD Desa Sidodadi Kecamatan

Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah telah dijalankan sebagai

salah fungsi dari BDD dilingkungan Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah. BPD desa Sidodadi Kecamatan Pondok


Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah telah menjalankan fungsinya sebagai

wadah penyalur aspirasi masyarakat. BPD yang ada di desa Sidodadi

Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah memang sudah

melaksanakan fungsi pengayoman adat. Fungsi representative pada BPD

desa Hambawa Kecamatan Mataoleo telah dijankan oleh BPD Sidodadi

Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Kondisi ini

dapat dilihat berdasarkan penunjukan atau keterpilihan anggota BPD desa

Sododadi yang cukup representative mewakili semua golongan baik aspek

suku budaya dan social dalam masyarakat desa Sidodadi Kecamatan

Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

2. Kendala pada Badan permusywaratan Desa (BPD dalam mengawasi

kinerja kepala desa di Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah. Adapun kendala-kendala yang dialami BPD

dalam dalam mengawasi kinerja kepala desa antara lain : Komunikasi,

Sumber Daya, Disposisi serta Struktur Birokrasi

3. Upaya Badan permusyawaratan Desa (BPD) dalam menyampaikan

aspirasi masyarakat. Hasil penelitian mengenai upaya Badan

permusyawaratan Desa (BPD) dalam menyampaikan aspirasi masyarakat

di Desa Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

Dalam Pelaksanaan pembangunan, pemerintah desa dan BPD sangat

berperan aktif seperti dalam menghimbau masyarakat untuk berpartisipasi

dalam kerja bakti pembangunan balai desa dan lainnya


B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, dapat

diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk mengembangkan metodenya

dalam mengakumulasi aspirasi masyarakat dan mengubah dari pola

kewilayahan menjadi pendekatan sektoral sehingga aspirasi yang

ditampung menjadi lebih sehingga mampu memperoleh aspirasi yang lebih

beragam karena selama ini aspirasi yang diperoleh mayoritas pada

infrastruktur.

2. Kepada Pemerintah Desa, pemerintah desa merupakan mitra kerja dari

Badan Permusyawaratan Desa dan memiliki kedudukan yang sejajar

dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sehingga harus menjalin

hubungan yang harmonis.

3. Kepada masyarakat desa perlu untuk ikut serta dalam mengawasi kinerja

Kepala Desa mengingat pemerintahan desa merupakan pemerintahan

paling bawah yang bersentuhan langsung dengan masyakat dan

masyarakatpun bisa memulai dengan mengerti fungsi dari masing-masing

unsur pemerintahan desa

Anda mungkin juga menyukai