Dalam Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga Yang Terbaru Tahun 2018 dan Revisi I yaitu SE
Adalah Lapisan Resap Pengikat yang berposisi diletakkan diatas Lapis Pondasi Agregat yang
Seperti yang tersebut diatas dalam Spesifikas Umum Dirjen Bina Marga yang
merupakan acuan dalam pekerjaan Jalan di Indonesia, bahwa Prime Coat ini adalah
sebuah cairan yang berfungsi sebagai Pengikat dengan Sifat Meresap ke badan
agregrat dan dipasang pada lapisan atas permukaan Agregat (Biasanya diatas
Lapis resap pengikat (Prime Coat) ini biasanya dibuat dari campuran aspal dengan
penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak khusus
(kerosene). Volume yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2
untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah
semen.
pengikat tersebut harus telah meresap kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat
yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya proses leleh (bleeding) dan dapat
menyebabkan timbulnya bidang geser pada titik tersebut. Oleh karena itu, untuk
daerah khusus yang berlebih ditabur dengan bahan tambahan seperti pasir halus
Tack Coat
Adalah lapis perekat yang berposisi diatas lapisan beraspal atau lapisan beton semen
sebelum lapisan selanjutnya dihampar, Yang Berfungsi sebagai perekat (seperti Lem) antara
Tack Coat terbuat dari campuran Aspal Semen Pen. 60/70 atau Pen. 80/100 yang diencerkan
dengan minyak tanah (kerosene) sebanyak 25-30 bagian per 100 bagian aspal semen. Jika
disederhanakan, bahan penyusun antara Tack Coat ini dengan Prime Coat adalah sama yaitu
kerosene dan aspal semen hanya saja pada lapisan untuk Tack Coat (/) per 100% = 20%
kerosene + 80% aspal semen. Sehingga apabila akan membuat tack coat sebanyak 100 liter,
maka dibutuhkan 20% liter kerosene + 80 liter aspal semen. Jika membandingkan komposisi
Sahabat Engineer semuanya mungkin sudah mendengar dan mengenal pada konstruksi pembangunan
Apa yang dimaksud dengan Agregat Base B dan A tersebut dan bagaimana cara membedakan nya pada
saat pelaksanaan ?
Sahabat engineer sekalian pada prinsip pelapisan pelaksanaan pekerjaan maka mempunyai gambaran
sebagai berikut.
Pada lapisan pekerasan struktur jalan ada lapisan Pondasi Base, nah pada lapisan base ini dibagi dua atau
Nah Lapis base ini untuk lapisan pertama diatas pondasi dasar (Sub Base) dimulai dari agegat Base B
Base adalah suatu lapisan pembentuk pada pondasi bawah konstruksi jalan.
Komposisi
C. Sirtu
Pencampuran
A. 18 persen
B. 18 persen
C. 64 persen
Base A
Komposisi
C. Pasir Urug
Pencampuran
A. 28 persen
B. 42 persen
C. 30 persen
Nah itulah perbedaan yang paling mendasar dari aggregate Base A dan B, selain dari fungsi dan posisi
penempatan nya.
Untuk perbedaan dari segi secara visual atau penglihatan mata bisa kita lihat sendiri di lapangan atau di
Quary tempat pencampuran. Pastinya base A memiliki bentuk yang lebih halus disbanding base B.
Dalam Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Jalan maka ada satu item pekerjaan yang
dikenal dengan Penyiapan badan jalan. Pekerjaan ini dilakukan setelah pembersihan
area jalan.
Pembersihan Area Lokasi Jalan
Sebelum Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan maka dilakukan pembersihan area
penampang dan lokasi jalan. Baik menggunakan Alat berat maupun dengan kekuatan
man power.
Berikut Metode Kerja Penyiapan Badan Jalan, sesuai dengan Spesifikasi Umum Dirjen
Tanah dilakukan galian oleh Excavator dengan dimensi galian sesuai dengan
bestek kerja
Permukaan galian dibiarkan dengan sementara waktu agar dapat ditinjau ukuran
dan potensi lonsoran tanah
Motor Grader meneruskan luasan permukaan galian untuk diratakan
Tandem Roller diturunkan dalam rangka memadatkan permukaan yang telah
diratakan
Motor Grader memotong permukaan sampai elevasi dan penampang sesuai
dengan gambar kerja
Para Pekerja akan membantu membersihkan sampah dan top subgrade
Juru Ukur Akan kembali mengukur untuk memastikan sesuai dengan spesifikasi
dan gambar kerja terhadap hasil pekerjaan
Motor Grader
Tandem / Vibro Roller
Alat Bantu