Bank & Lembaga Keuangan Zaka 2
Bank & Lembaga Keuangan Zaka 2
1. Uang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Uang adalah alat tukar
dalam transaksi perekonomian. Bahwa uang adalah benda-benda yang
disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar
menukar atau perdagangan. Jelaskan konsep uang yang kamu ketahui berikut
karakteristik dan manfaat yang diperoleh serta fungsi uang secara lengkap!
2. Beranekaragam jenis uang yang kita kenali dan gunakan dalam keseharian dalam
perputaran ekonomi. Dari perputaran uang ini juga jika tidak terkontrol dengan
baik, maka akan menyebabkan inflasi. Anda diminta menjelaskan jenis uang dan
teori inflasi yang anda ketahui!
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
7. Bank umum dan bank sentral ialah 2 hal yang berbeda namun ada keterkaitan
satu sama lain. Jelaskan konsep keduanya secara lengkap termasuk definisi,
persamaan, perbedaan, kegiatan pokok, sumber dana dll!
8. Salah satu fungsi dan kegiatan operasional bank ialah penyaluran kredit bagi
nasabah yang membutuhkan. Kredit ini tentu tidak lepas dari suku bunga yang
melekat padanya. Anda diminta menjelaskan konsep kredit dan suku bunga bank
secara tepat, lengkap dan jelas!
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
- GOOD LUCK
JAWABAN-NYA!!
1. Uang adalah satuan nilai atau standar ukuran harga dalam transaksi barang
Karakteristik uang : Tahan lama, Dapat di verifikasi, Dapat di bagi atau di pecah
Manfaat uang : sebagai alat tukar moderen
Fungsi uang : penyimpan nilai, satuan hitung, alat tukar yang sah
3. Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan
jasa keuangan bagi nasabahnya, di mana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan
dari pemerintah
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
Pada awal masa operasinya, keberadaan bank syariah belum mendapat perhatian optimal dalam tatanan
sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah saat itu
hanya diakomodir dalam salah satu ayat tentang "bank dengan sistem bagi hasil" pada UU No. 7 Tahun
1992. Sayangnya tanpa rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.
Pada tahun 1998, pemerintah dan DPR melakukan penyempurnaan UU No. 7/1992 tersebut menjadi UU
No. 10 Tahun 1998. Di mana secara tegas menjelaskan bahwa ada dua sistem dalam perbankan di Tanah
Air (dual banking system), yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah.
Peluang ini disambut hangat masyarakat perbankan. Ditandai dengan berdirinya beberapa Bank Islam
lain, yakni Bank IFI, Bank Syariah Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI, Bank
Bukopin, BPD Jabar dan BPD Aceh dll.
Pengesahan beberapa produk perundangan yang memberikan kepastian hukum dan meningkatkan
aktivitas pasar keuangan syariah, seperti
Dengan telah diberlakukannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada 16 Juli 2008,
maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang
memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi.
Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari
65% per tahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam
mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
~ LPS memiliki beberapa fungsi antara lain: Menjamin dan melindungi simpanan nasabah yang
disimpan melalui bank. Berusaha memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan wewenang
LPS.
Pengertian bank umum ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
bahwa bank umum adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
Bank umum terbagi ke dalam dua jenis berdasarkan kemampuannya menyediakan jasa kepada
masyarakat. Yakni dari segi modal serta kualitas pelayanan, lalu jumlah produknya. Pembagian ini
disebut juga berdasarkan status atau kedudukan bank tersebut. Berikut jenis-jenis bank umum adalah:
1. Bank Devisa
Jenis-jenis bank umum yang pertama adalah bank devisa. Bank devisa adalah bank yang telah disetujui
atau ditunjuk oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral untuk menjalankan kegiatan usaha perbankan
dalam valuta asing (valas).
Oleh karena itu, bank devisa memiliki kelebihan yakni bisa menawarkan produk atau jasa berkaitan
dengan mata uang asing. Misalnya melakukan transfer uang ke luar negeri, jual beli valuta asing (valas),
serta transaksi ekspor impor.
Berikutnya adalah bank non devisa. Bank non devisa adalah jenis bank yang belum memiliki izin
menjalankan transaksi sebagai bank devisa, sehingga terbatas dalam lingkup transaksinya.
Karena belum memiliki izin, produk atau layanan dari bank non devisa tidak dapat berkaitan dengan
luar negeri. Atau dengan kata lain, nasabah tidak bisa melakukan transaksi ekspor impor, transfer uang
ke luar negeri, jual beli valuta asing (valas), dan layanan bank devisa lainnya.
Bank ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, sehingga perannya dalam kehidupan
masyarakat adalah penting. Fungsi dan tugas bank umum di antaranya adalah:
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
Dalam operasionalnya, bank umum memiliki beberapa kegiatan usaha. Terdapat beberapa kegiatan
umum yang juga dijalankan oleh bank lain, serta kegiatan khusus dimana dilakukan hanya oleh bank
umum saja. Berikut kegiatan bank umum adalah:
Fungsi utama yang dijalankan sebagai kegiatan bank umum adalah menghimpun dana nasabah. Bank
umum menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yaitu giro, tabungan, sertifikat
deposito, deposito berjangka, serta bentuk-bentuk lainnya.
Salah satu tugas bank umum adalah sebagai tempat menyimpan dana serta barang berharga milik
nasabah. Bank umum adalah penyedia layanan tempat aman untuk menjaga aset-aset berharga
masyarakat berbentuk dana dan barang lainnya seperti surat penting.
Kegiatan bank umum berikutnya yang juga merupakan produk bank umum adalah layanan kredit. Bank
umum memberikan kredit untuk nasabah, dengan syarat dan ketentuannya tersendiri.
Dalam mengelola dana yang dimiliki, bank umum melakukan kegiatan pemindahan dana. Hal ini
dilakukan baik untuk kepentingan nasabah maupun kepentingan dari bank itu sendiri.
Sistem perbankan di Indonesia membagi bank ke dalam tiga jenis menurut fungsinya, yaitu bank umum,
bank sentral, dan bank perkreditan rakyat (BPR). Berikut perbedaan bank umum dan BPR, serta
perbedaan bank sentral dan bank umum.
Secara prinsip, jenis-jenis bank tersebut memiliki kesamaan tujuan yakni sebagai financial intermediary
atau perantara keuangan. Nasabah menggunakan layanan bank yang tersedia untuk kebutuhan
finansialnya, seperti menyimpan atau meminjam dana. Namun, kegiatan usaha serta produk dari bank
umum dan bank sentral serta BPR berbeda
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
Sebelum adanya Bank Indonesia, seluruh aktivitas mengelola kebijakan moneter masih berpusat pada
De Javasche Bank yang merupakan peninggalan Belanda sejak tahun 1800-an. Setelah kemerdekaan
pun, perekonomian Indonesia masih menggunakan struktur yang dimiliki DJB.
Karena sistem ini dinilai kurang cocok dengan Indonesia kedepannya, muncullah keinginan masyarakat
untuk mempunyai lembaga yang lebih cocok dengan kepentingan nasional dalam mengatur kebijakan
moneter.
Secara umum, DJB dan BI memiliki tugas yang sama. Pada 1968, diterbitkan UU Bank Sentral yang
mengatur tugas BI dan bagaimana lembaga tersebut terpisah dengan bank-bank lain yang biasanya
memenuhi fungsi komersial.
Bank Indonesia juga bekerjasama dengan Pemerintah sebagai agen pembangunan. BI turut serta
mendorong kelancaran produksi dan ekonomi pembangunan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat.
Setelah krisis 1998, pemerintah menetapkan tujuan tunggal BI. Pekerjaan BI difokuskan pada menjaga
kestabilan nilai rupiah. Namun, pada 2008 peraturan tersebut diamandemen lagi lewat Perpu Nomor 2
tahun 2008. Tercantum bahwa Bank Indonesia juga berfungsi untuk meningkatkan ketahanan perbankan
Indonesia agar tahan menghadapi krisis global pada tahun itu.
Bank Indonesia pun tetap berkembang dan eksis hingga saat ini. Selain mereka, ada pula Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang menjalankan tugas sebagai pengawas aktivitas perbankan, tugas yang sebelum ini
diemban oleh BI.
Sebagai lembaga yang memegang otoritas moneter, tugas bank sentral membuat dan menjalankan
kebijakan moneter sebuah negara demi mencapai serta memelihara kestabilan mata uang. Kebijakan itu
mempertimbangkan banyak hal, misalnya laju inflasi, perkembangan ekonomi, dan sebagainya.
Kebijakan moneter ini ada yang untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Di Indonesia, tugas-tugas
ini diemban oleh Bank Indonesia. Berikut tugas bank sentral yang satu ini secara lengkap.
Bank Indonesia membuat kebijakan moneter dan menjalankannya untuk mengontrol jumlah peredaran
uang yang beredar dalam masyarakat. Hal ini sangat penting, agar harga produk berupa barang dan jasa
tetap terkendali dan sesuai dengan daya beli masyarakat.
Kebijakan moneter itu haruslah bertujuan untuk mendorong tumbuhnya ekonomi nasional. Karena itu,
Bank Indonesia biasanya bekerjasama dengan pemerintah, agar kebijakan tersebut sesuai dengan
kebijakan-kebijakan ekonomi dan fiskal yang lain sebagai pendukungnya.
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
Ada dua sistem pembayaran yang kita kenal, yakni sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran
non tunai. Jika dahulu penggunaan sistem pembayaran non tunai masih terbatas, saat ini teknologi sudah
mempermudah kita untuk melakukan transaksi non tunai hanya lewat gadget saja.
Berperan penuh dan menyusun serangkaian standar, aturan, prosedur dan kesepakatan tentang sistem
pembayaran ini merupakan tugas bank sentral.
Tugas bank sentral yakni melakukan pengawasan secara menyeluruh pada aktivitas ekonomi suatu
negara. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan sistem keuangan. Kebijakan makroprudensial juga
sangat penting untuk diawasi.
Kebijakan makroprudensial adalah suatu kebijakan yang ditetapkan untuk memberi batasan pada biaya
dan resiko krisis, agar keseimbangan sistem keuangan tetap terjaga.
BI sebagai bank sentral di Indonesia juga memiliki beberapa fungsi yang melengkapi tugas-tugas yang
sudah kita bahas sebelumnya. Berikut adalah fungsi bank sentral, khususnya di Indonesia.
Salah satu fungsi bank sentral yaitu memperlancar lalu lintas pembayaran. Bank Indonesia dalam hal ini
menyelenggarakan kliring dan mengadakan uang kartal yang beredar antar bank umum. Agar dapat
menjalankan fungsinya mengatur dan menjaga lalu lintas pembayaran, Bank Indonesia mendapat
beberapa wewenang dari pemerintah.
Salah satu wewenang tersebut yaitu untuk memberi persetujuan dan izin, serta melaksanakan
penyelenggaraan berbagai jasa sistem pembayaran. Selain itu, Bank Indonesia harus mewajibkan para
penyelenggara jasa sistem pembayaran menyampaikan laporan tentang kegiatan mereka. Bank
Indonesia juga memiliki wewenang untuk menetapkan penggunaan alat tukar/pembayaran.
Sebagai bankir, fungsi bank sentral di Indonesia yaitu melaksanakan transaksi yang berhubungan
dengan jual beli valuta asing. Selain itu, Bank Indonesia menjadi lembaga yang menerima pembayaran
pajak dari pemerintah, serta membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah-daerah.
Sebagai bankir, bank Indonesia juga membantu pengedaran surat berharga milik pemerintah, serta
membantu menganalisis data ekonomi nasional.
Sebagai agen dan penasehat dari pemerintah, Bank Indonesia berfungsi untuk mengelola dan mengurus
segala administrasi terkait hutang nasional. Selain itu, Bank Indonesia harus memberi jasa pembayaran
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
Dalam hal ini, yang menjadi fungsi bank sentral tak hanya cadangan kas dari bank umum, tapi juga
devisa negara. Bank Indonesia dapat menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat. Caranya dengan menaikkan atau menurunkan cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh
bank umum dalam pemberian kredit dan pengedaran uang.
Dengan menaikkan cadangan kas, berarti Bank Indonesia bermaksud untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar. Sementara itu, dengan menurunkan cadangan kas berarti bank sentral ingin menambah
jumlah uang yang beredar. Hal ini saling berhubungan karena semakin tinggi cadangan kas, bank
tentunya harus menahan lebih banyak uang dan tidak bisa mengedarkannya begitu saja.
Bank Indonesia tak hanya berfungsi sebagai internal reserve, yakni mengurus peredaran uang dalam
negeri. Bank sentral ini juga berfungsi sebagai eksternal reserve, yang mengatur segala hal terkait
pembayaran internasional.
Selain fungsi-fungsi di atas, Bank Indonesia juga dulunya berfungsi untuk mengawasi bank dan
berbagai perusahaan yang bergelut dalam bidang keuangan. Namun, sekarang tugas tersebut sudah
beralih menjadi wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
8. kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan ata kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain, yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya seteah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Suku bunga Sebagai nasabah bank tentunya pasti mengenal apa itu suku bunga. Tetapi
jangan salah Sobat, masih banyak dari masyarakat yang mungkin belum mengenal lebih
dekat dengan suku bunga bank. Sebelum mengenal lebih jauh terkait produk maupun layanan
di perbankan, ada baiknya Sobat mengenal terlebih dahulu apa itu suku bunga bank.
Secara sederhana, suku bunga bank diartikan sebagai balas jasa yang diberikan bank
kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai
harga yang harus dibayarkan oleh bank kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga
yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (jika nasabah yang memperoleh fasilitas
pinjaman). Bunga bank bisa dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu bunga simpanan dan bunga
pinjaman. Bunga simpanan adalah balas jasa dari bank kepada nasabah atas jasa nasabah
menyimpan uangnya di bank. Sedangkan bunga pinjaman adalah balas jasa yang ditetapkan
bank kepada peminjam atas pinjaman yang didapatkannya.
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
9. Jelaskan apa saja yang menjadi prinsip operasional pada bank syariah yang membedakannya
dengan bank konvensional?
Secara garis besar, perbedaan bank konvensional dan bank syariah adalah sebagai berikut: Bank
konvensional menggunakan prinsip bebas nilai, sementara bank syariah berinvestasi pada usaha yang
halal. Bank konvensional menggunakan sistem bunga, bank syariah berdasarkan asas bagi hasil,
margin keuntungan, dan fee.
Berbeda dengan bank syariah, tujuan pendiriannya tidak hanya berorientasi pada profit saja, namun
penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas keuangan perbankan dilakukan tidak hanya melihat
efek dunia saja, tetapi juga memperhatikan aspek akhirat juga.
1. Prinsip Pelaksanaan
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional berikutnya yaitu penerapan prinsip masing-
masing bank. Prinsip pelaksanaan antara bank syariah dan konvensional jelas berbeda.
Bank konvensional menggunakan prinsip konvensional dengan acuan peraturan nasional dan
internasional berdasarkan hukum berlaku. Sementara, prinsip bank syariah berdasarkan hukum
Islam mengacu dari Al-quran dan Hadist serta diatur oleh fatwa Ulama. Sehingga seluruh
aktivitas keuangannya menganut prinsip Islami.
2. Sistem Operasional
Sistem operasional juga menjadi perbandingan bank syariah dan bank konvensional. Pada bank
konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan penerapan suku bunga dan perjanjian
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya. Menurut syariat Islam,
bunga masuk dalam kategori riba. Sehingga sistem operasional bank syariah menggunakan akad
bagi hasil atau nisbah. Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank berdasarkan pembagian
keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli.
Berbeda dengan bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi menjadi 4 jenis,
meliputi penjual-pembeli, kemitraan, sewa dan penyewa. Dalam penggunaan akad murabahah,
istishna, dan salam, pihak bank berperan sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
Sementara akad musyarakah dan mudharabah memperlakukan hubungan kemitraan. Akad ijarah
memposisikan bank sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa.
4. Kesepakatan Formal
Proses transaksi dalam lembaga perbankan harus ada kesepakatan atau perjanjian formal antara
nasabah dan pihak bank. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ditinjau dari
kesepakatan formal yaitu bank konvensional melakukan perjanjian secara hukum nasional.
Berbeda pada bank syariah melakukan akad dengan memperhatikan hukum Islam juga.
Beragam jenis akad transaksi dalam bank syariah mulai dari mencari keuntungan hingga layanan
jasa sosial. Tidak hanya itu, dalam melaksanakan perjanjian, terdapat beberapa rukun dan syarat
sah yang harus ditunaikan untuk mengesahkan akad tersebut.
5. Pengawas Kegiatan
Perbedaan bank syariah dan konvensional juga ditinjau dari pengawas kegiatannya. Meskipun
keduanya sama-sama diatur oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan,
tetapi pihak yang mengawasinya berbeda.
Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam aktivitasnya. Sementara struktur
pengawasan bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya dewan pengawas syariah,
dewan syariah nasional, dan dewan komisaris bank.
Pada bank konvensional, pengelolaan dana dapat dilakukan dalam seluruh lini bisnis
menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang. Sementara, uang nasabah dalam bank
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
7. Sistem Bunga
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional paling menonjol terlihat dari penerapan sistem
bunga. Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan dasar dan keuntungan. Sementara,
bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil atau nisbah. Bagi hasil
diperoleh dari pembagian keuntungan antara bank dan nasabah.
8. Pembagian Keuntungan
Keuntungan perbankan merupakan perbedaan bank syariah dan konvensional. Pada bank
syariah, keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa, dan kemitraan dengan
nasabah. Tetapi bank konvensional mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang dibebankan
pada nasabah.
9. Pengelolaan Denda
Terakhir, perbandingan bank syariah dan bank konvensional adalah pengelolaan denda. Ketika
Anda terlambat melakukan pembayaran dalam bank konvensional, terdapat denda yang
dibebankan kepada nasabah. Bahkan besaran bunga bisa semakin meningkat, bila nasabah tidak
membayar hingga batas waktu ditetapkan.
Sementara itu, bank syariah tidak memiliki aturan beban denda bagi nasabah saat terlambat atau
tidak bisa membayar. Sebagai gantinya, bank akan melakukan perundingan dan kesepakatan
bersama. Meskipun beberapa bank syariah ada yang menetapkan denda pada kasus tertentu,
tetapi uang denda dari nasabah tidak dinikmati oleh pihak bank melainkan dianggarkan sebagai
dana sosial.
081586773394
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI
fadli.fil@bsi.ac.id
Universitas BSI