Pelatihan Pengobatan Rasional Modul I
Pelatihan Pengobatan Rasional Modul I
TAHUN 2008
55
SAMBUTAN
DIREKTURJENDERAL BINA KEFARMASIANDAN ALAT KESEHATAN
"masyarakat yang mandiri
KementerianKesehatanRl menetapkanvisi yaitu
"membuat rakyat sehat" yang berupayauntuk
untuk hidup Sehat"dengan misi
& pencapaian
percepatan
memfasilitasi derajatkesehatanyang setinggitingginya
bagi
seluruhmasyarakat Visi
Indonesia. pembangunan kesehatan yaitu IndonesiaSehat
2010 menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesiahidup dalam
lingkunganyang sehat, berperilakusehat serta mampu menjangkaupelayanan
kesehatanyang bermutusecaraadil dan meratasehinggamemilikiderajatkesehatan
yangtinggi.
danAlatKesehatan
BinaKefarmasian
KATA PENGANTAR
Direktur
Bina Penggunaan
ObatRasional
BAB I
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PENGOBATAN SENDIRI
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pengobatan sendiri (self medication) merupakan upaya yang paling
banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala
penyakit, sebelum mereka memutuskan mencari pertolongan ke pusat
pelayanan kesehatan/ petugas kesehatan. Lebih dari 60 % masyarakat
mempraktekkan self-medication ini, dan lebih dari 80 % di antara mereka
mengandalkan obat modern (Flora, 1991).
Apabila dilakukan dengan benar, maka self-medication merupakan
sumbangan yang sangat besar bagi pemerintah, terutama dalam
pemeliharaan kesehatan secara nasional.
Untuk melakukan self-medication secara benar, masyarakat mutlak
memerlukan informasi yang jelas dan dapat dipercaya, dengan demikian
penentuan jenis dan jumlah obat yang diperlukan harus berdasarkan
kerasionalan.
Pelaku self-medication dalam ”mendiagnosis” penyakitnya, harus mampu
(Suryawati, 1992) :
1. Mengetahui jenis obat yang diperlukan.
2. Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat mengevaluasi
sendiri perkembangan rasa sakitnya.
3. Menggunakan obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan
mengetahui batas kapan mereka harus menghentikan self medication
yang kemudian segera minta pertolongan petugas kesehatan.
4. Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat
memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian,
merupakan suatu penyakit baru atau efek samping obat.
5. Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut, terkait
dengan kondisi seseorang.
0
Pengetahuan di atas jarang sekali dikuasai oleh masyarakat, oleh karena
itu perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat di dalam peningkatan
pengetahuan tentang penggunaan obat untuk diri sendiriri
Metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA) merupakan salah satu kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan untuk swamedikasi.
Metode ini merupakan metode pembelajaran untuk para ibu rumah
tangga agar lebih aktif dalam mencari informasi mengenai obat yang
digunakan oleh keluarga. Informasi tersebut berguna bagi para ibu antara
lain agar mampu mempertimbangkan promosi iklan obat di pasaran dan
mengelola obat di rumah tangga secara benar mengingat hasil beberapa
survey menyatakan bahwa ibu rumah tangga adalah ”key person” dalam
penggunaan obat. Selain itu juga agar tujuan self-medication dapat
tercapai secara optimal.
Sebagai salah satu upaya pendukung kegiatan pemberdayaan
masyarakat dengan menggunakan metode intervensi tersebut di atas,
maka perlu disosialisasikan kepada ibu rumah tangga dan kader
masyarakat, melalui suatu pelatihan. Untuk ini perlu disusun suatu materi
pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat,
dengan menggunakan metode ini.
1
Ketidaksempurnaan suatu iklan obat yang mudah diterima oleh
masyarakat salah satunya adalah tidak adanya informasi mengenai
kandungan bahan aktif. Dengan demikian apabila hanya mengandalkan
jenis informasi ini masyarakat akan kehilangan informasi yang sangat
penting yaitu jenis obat yang dibutuhkan untuk mengatasi gejala sakitnya.
Akibat langsung yang dapat dirasakan adalah meningkatnya pola
konsumsi obat di rumah tangga dengan seringnya didapatkan pemakaian
beberapa nama dagang obat yang ternyata isinya persis sama.
Dipandang dari segi ekonomi hal ini merupakan suatu pemborosan, selain
itu dampak lain yang juga dapat diukur dengan uang adalah resiko
terhadap kesehatan. Hal ini dapat terjadi, karena mungkin penggunaan
obat secara salah dalam waktu yang lama, dan adanya resiko
kontraindikasi sehingga tujuan baik dari self medication dapat berubah
menjadi bencana. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk
membekali masyarakat agar mempunyai keterampilan mencari informasi
secara tepat dan benar, dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi
yang telah tersedia di masyarakat.
Sumber informasi yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin adalah
sumber informasi pada kemasan obat dan brosur obat atau package
insert, dimana jenis informasi ini relatif dapat dipercaya.
Dengan modul ini diharapkan dapat menjadi petunjuk pelaksanaan dan
keterampilan meningkatkan pengetahuan dan ketertampilan memilih obat
dengan metode CBIA.
Modul ini telah diujicoba dan hasilnya memuaskan serta dapat merubah
perilaku masyarakat dalam pengobatan sendiri.
B. SASARAN
Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan Penggunaan Obat Rasional.
Kegiatan ini dapat diadakan sebagai pengisi acara baik pada pertemuan rutin
maupun pertemuan khusus, dan sebagai penyelenggara dapat suatu
organisasi, kader kesehatan, masyarakat umum baik secara individu maupun
keluarga.
2
Forum yang paling ideal terdiri dari ibu, bapak, remaja yang tinggal dalam
lingkungan yang berdekatan misalnya dalam satu RT, hal ini dimaksudkan
agar dampak post intervensinya relatif menjadi lebih lama.
C. TUJUAN PELATIHAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan peserta sehingga
mampu menjelaskan penggunaan obat secara rasional dan pengelolaan
serta penggunaan obat untuk sendiri, dan di rumah tangga.
2. TUJUAN KHUSUS
Peserta mampu menjelaskan :
1. Penggolongan obat
2. Informasi pada kemasan dan etiket obat
3. Cara pemilihan dan mendapatkan obat
4. Bentuk sediaan obat.
5. Perhatian dan peringatan
6. Dosis Obat
7. Cara penggunaan obat
8. Efek samping obat
9. Cara penyimpanan
10. Kadaluarsa dan obat rusak
11. Cara pembuangan obat
12. Tata cara pelaksanaan metode CBIA
3
STRUKTUR PROGRAM
JUMLAH 7 4½ - 11½
4
BAB II
MATERI
KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL
A. Pengantar
Pengobatan sendiri sering dilakukan oleh masyarakat. Dalam pengobatan
sendiri sebaiknya mengikuti persyaratan penggunaan obat rasional. Materi ini
akan membahas dasar kebijakan dan batasan pengobatan rasional.
B. Tujuan
Setelah Pelatihan, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dasar hukum dan kebijakan penggunaan oabat rasional.
2. Memahami pengertian dan syarat penggunaan obat yang rasional.
3. Memahami berbagai dampak ketidakrasionalan penggunaan obat.
6
c. Tepat pemilihan obat
Obat yang dipilih harus memiliki efek terapi sesuai dengan penyakit.
d. Tepat dosis
Dosis, jumlah, cara, waktu dan lama pemberian obat harus tepat.
Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi
menyebabkan efek terapi tidak tercapai.
1) Tepat Jumlah
Jumlah obat yang diberikan harus dalam jumlah yang cukup.
2) Tepat cara pemberian
Cara pemberian obat yang tepat adalah Obat Antasida seharusnya
dikunyah dulu baru ditelan. Demikian pula antibiotik tidak boleh
dicampur dengan susu karena akan membentuk ikatan sehingga
menjadi tidak dapat diabsorpsi sehingga menurunkan
efektifitasnya.
3) Tepat interval waktu pemberian
Cara Pemberian obat hendaknya dibuat sederhana mungkin dan
praktis agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi
pemberian obat per hari (misalnya 4 kali sehari) semakin rendah
tingkat ketaatan minum obat. Obat yang harus diminum 3 x sehari
harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum dengan interval
setiap 8 jam.
4) Tepat lama pemberian
Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masing –
masing. Untuk Tuberkulosis lama pemberian paling singkat adalah
6 bulan, sedangkan untuk kusta paling singkat 6 bulan. Lama
pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10 – 14 hari.
7
g. Efektif, aman, mutu terjamin, tersedia setiap saat, dan harga
terjangkau
Untuk mencapai kriteria ini obat dibeli melalui jalur resmi.
8
BAB III
MATERI INTI
POKOK BAHASAN 1 :
PENGGOLONGAN OBAT
A. Pengantar
Obat yang beredar di pasaran dikelompokkan menjadi 5 (lima) golongan.
Masing-masing golongan mempunyai kriteria dan mempunyai tanda khusus.
Uraian yang lebih rinci akan disajikan dalam subpokok bahasan 1C.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat memahami penggolongan Obat.
Tujuan khusus :
1. Mampu menjelaskan definisi obat.
2. Mampu menjelaskan tanda penggolongan obat.
3. Mampu menjelaskan jenis penggolongan obat.
4. Memahami khasiat/pengaruh Obat Narkotika dan Psikotropika.
1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan dan etiket obat bebas,
tanda khusus berupa lingkaran hijau ( TC 396) dengan garis tepi
berwarna hitam.
9
2. Obat bebas terbatas
3. a. Obat keras
b. Obat psikotropika
4. Obat narkotika
Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kmia yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan menimbulkan ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh
dengan resep dari dokter.
Contoh: Morfin, Petidin
Untuk keperluan pelatihan ini difokuskan pada 2 golongan obat yaitu golongan
obat bebas dan bebas terbatas.
10
POKOK BAHASAN 2 :
INFORMASI PADA KEMASAN DAN BROSUR OBAT
A. Pengantar
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu
dan dengan penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa,
mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan.
Oleh karena itu sebelum menggunakan obat, harus diketahui sifat dan cara
penggunaannya agar tepat, aman dan rasional.
Informasi tentang obat, dapat diperoleh dari etiket atau brosur yang menyertai
obat tersebut. Apabila isi informasi dalam etiket atau brosur obat kurang
dipahami, dianjurkan untuk menanyakan pada tenaga kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan umum
Dapat menjelaskan informasi yang terdapat dalam kemasan atau brosur.
Tujuan khusus
Mampu menjelaskan informasi yang terdapat pada kemasan yang meliputi :
nama obat, komposisi obat, indikasi, aturan pakai dan informasi lain.
11
4. Aturan pakai
Informasi mengenai cara penggunaan obat yang meliputi waktu dan
berapa kali obat tersebut digunakan.
5. Peringatan perhatian
Tanda Peringatan yang harus diperhatikan pada setiap kemasan obat
bebas dan obat bebas terbatas.
6. Tanggal Daluwarsa
Tanggal yang menunjukkan berakhirnya masa kerja obat.
7. Nama Produsen
Nama Industri Farmasi yang memproduksi obat.
8. Nomor batch/lot
Nomor kode produksi yang dikeluarkan oleh Industri Farmasi.
9. Harga Eceran Tertinggi
Harga jual obat tertinggi yang diperbolehkan oleh pemerintah.
10. Nomor registrasi
Adalah tanda ijin edar absah yang diberikan oleh pemerintah.
Penjelasan yang lebih rinci dari informasi ini akan dikemukakan dalam pokok
bahasan selanjutnya.
12
POKOK BAHASAN 3 :
CARA PEMILIHAN DAN MENDAPATKAN OBAT
A. Pengantar
Dalam pengobatan sendiri, agar memberikan manfaat yang optimal pemilihan
obat menjadi faktor yang sangat penting atas dasar berbagai pertimbangan.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan cara pemilihan dan mendapatkan obat.
Tujuan khusus :
1. Mampu menjelaskan hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan obat
2. Mampu menetakan jenis obat yang dibutuhkan, sesuai dengan kondisi
badan saat itu.
3. Mampu menjelaskan cara melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui
mutu obat
4. Mampu menyebutkan tempat mendapatkan obat.
13
D. Cara Mendapatkan Obat
Masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan dan obat dari rumah
sakit, puskesmas, pustu dan poskesdes atau membeli obat sendiri di apotek
atau toko obat berizin.
Pada waktu menerima obat dari petugas kesehatan di rumah sakit, puskesmas,
apotek, atau toko obat, diwajibkan melakukan pemeriksaan fisik obat dan mutu
obat yang meliputi :
1. Jenis dan jumlah obat
2. Kemasan obat
3. Kadaluarsa obat
4. Kesesuaian etiket meliputi nama, tanggal, dan aturan pakai.
14
POKOK BAHASAN 4 :
BENTUK SEDIAAN
A. Pengantar
Sediaan obat secara umum dapat berupa padat pada mumnya sebagai obat
dalam, yaitu puyer, tablet dan kapsul. Selain itu ada pula sediaan obat yang
berbentuk larutan, misalnya sirup emulsi dan larutan biasa. Digunakan sebagai
obat dalam, tetapi sebagian merupakan sediaan obat luar.
B. Tujuan Umum
Peserta dapat menjelaskan tentang berbagai jenis bentuk sediaan obat.
Tujuan Khusus
1. Sediaan Padat
1.1. Tablet
a. Tablet bersalut
15
b. Tablet Effervescent
c. Tablet Kunyah
d. Tablet Hisap
1. 2. Kapsul
2. Sediaan Cair
2.1. Sirup
Sediaan cair yang digunakan sebagai obat dalam (diminum).
16
3. Inhalasi
4.1. Salep
Sediaan setengah padat yang digunakan untuk kulit atau
mata.
4.2. Krim
Sediaan setengah padat yang digunakan untuk kulit dan
kosmetik.
4.3. Gel 1.
4.4. Aerosol
Sediaan setengah padat yang digunakan dengan cara
semprot pada hidung atau mulut.
4.5. Suppositoria
Sediaan setengah padat berbentuk peluru digunakan
untuk anus.
4.6. Ovula
Sediaan setengah padat berbentuk bulat telur digunakan
untuk vagina.
17
POKOK BAHASAN 5 :
PERINGATAN PERHATIAN
A. Pengantar
Dalam melaksanakan pengobatan sendiri, harus diwaspadai saat
menggunakan obat bebas terbatas, karena khusus untuk obat bebas terbatas
selain terdapat tanda khusus lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk
aturan pakai obat. Karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini
aman digunakan untuk pengobatan sendiri.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
obat dan tanda peringatan yang tertera pada kemasan dan etiket obat.
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat.
2. Menjelaskan arti tanda peringatan yang tertera pada kemasan dan etiket
obat.
18
7. Sediaan obat harus tepat, misalnya kalau sulit menelan hindari obat oral.
8. Sedang minum obat lain, karena kemunkinan akan terjadi interaksi.
9. Nama obat, khasiat, cara penggunaan dan dosis.
P. No. 1 P. No. 2
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P. No. 3 P. No. 4
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan Hanya untuk dibakar
P. No. 5 P. No. 6
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan ditelan
19
POKOK BAHASAN 6 :
DOSIS OBAT
A. Pengantar
Pada hakekatnya obat adalah zat kimia bersifat racun, namun dalam jumlah
yang tepat dapat memberikan manfaat untuk pengobatan. Dengan demikian,
dalam melakukan pengobatan sendiri harus memperhatikan aturan
penggunaan obat, baik jumlah maupun waktu minum.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan tentang dosis obat.
Tujuan khusus :
1. Menyebutkan pengertian dosis obat.
2. Menjelaskan perlunya mematuhi dosis obat.
3. Menjelaskan cara penggunaan obat.
C. Dosis
Dosis adalah merupakan aturan penggunaan obat yang menunjukkan :
1. Jumlah gram atau volume obat.
2. Berapa kali obat harus diberikan.
Dosis harus sesuai dengan umur dan berat badan pasien.
Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan penggunaan, contoh :
- Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali.
- Obat diminum sebelum atau sesudah makan.
- Jika menggunakan obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau
brosur/leaflet.
Bila lupa minum obat :
1. Segera minum obat yang terlupa.
2. Abaikan dosis yang terlupa, jika hampir mendekati minum berikutnya.
3. Kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan.
20
POKOK BAHASAN 7 :
CARA PENGGUNAAN OBAT
A. Pengantar
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu,
dan dengan penggunaan yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk
mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara
kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan cara penggunaan obat yang benar.
Tujuan Khusus :
1. Mampu menjelaskan cara penggunaan obat oral, yaitu obat yang melalui
mulut, kemudian ditelan.
2. Mampu menjelaskan cara penggunaan obat luar, meliputi obat suntik,
salep, krim, dan obat tetes.
21
Penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari dokter hanya boleh
untuk penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas serta untuk
masalah kesehatan yang ringan.
2. Waktu minum obat , sesuai dengan waktu yang dianjurkan :
a) Pagi, berarti obat harus diminum antara pukul 07.00 - 08.00 WIB.
b) Siang, berarti obat harus diminum anara pukul 12.00 -13.00 WIB.
c) Sore, berarti obat harus diminum antara pukul 17.00-18.00 WIB.
d) Malam, berarti obat harus diminum antara pukul 22.00-23.00 WIB.
3. Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket harus di patuhi.
Bila tertulis :
a) 1 (satu) kali sehari, berarti obat tersebut diminum waktu pagi hari
atau malam hari, tergantung dari khasiat obat tersebut.
b) 2 (dua) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pagi dan
malam hari.
c) 3 (tiga) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pada pagi,
siang dan malam hari.
d) 4 (empat) kali sehari, berarti obat tersebut haus diminum pada
pagi, siang, sore dan malam hari.
e) Minum obat sampai habis, berarti obat harus diminum sampai
habis, biasanya obat antiotika.
4. Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tidak dimaksudkan
untuk penggunaan secara terus – menerus.
5. Hentikan penggunaan obat apabila tidak memberikan manfaat atau
menimbulkan hal–hal yang tidak diinginkan, segera hubungi tenaga
kesehatan terdekat.
6. Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu wadah.
7. Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah obat karena pada etiket
tersebut tercantum cara penggunaan obat dan informasi lain yang
penting.
8. Bacalah cara penggunaan obat sebelum minum obat, demikian juga
periksalah tanggal kadaluarsa.
9. Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit
sama.
10. Tanyakan kepada apoteker di apotek atau petugas kesehatan di
poskesdes untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih
lengkap.
22
b. Khusus
1. Obat Oral (Obat Dalam)
Pemberian obat oral (melalui mulut) adalah cara yang paling praktis,
mudah dan aman. Yang terbaik adalah minum obat dengan air
matang.
Obat oral terdapat dalam beberapa bentuk sediaan yaitu tablet, kapsul,
puyer dan cairan.
23
Apabila dalam etiket tertulis :
Tetes
Biasanya disediakan untuk sediaan obat tetes/drop.
Didalam kemasan sudah terdapat alat pipet yang
berukuran ml.
Aturan pakai obat tetes, dinyatakan dalam jumlah tetes
atau ml.
2. Obat Luar
2.1. Sediaan Kulit
Beberapa bentuk sediaan obat untuk penggunaan kulit, yaitu
bentuk bubuk halus (bedak), cairan (lotion), setengah padat (krim,
salep).
Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), sesudah dipakai
wadah harus tetap tertutup rapat.
24
Cara penggunaan bubuk halus (bedak) :
1. Cuci tangan.
2. Oleskan/taburkan obat tipis–tipis pada daerah yang terinfeksi.
3. Cuci tangan kembali untuk membersihkan sisa obat.
Sediaan ini tidak boleh diberikan pada luka terbuka dan gunakan
sampai sembuh, atau tidak ada gejala lagi.
25
PERHATIAN
Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata oleh lebih
dari satu orang, agar tidak terjadi penulaan infeksi.
26
2.4. Sediaan Tetes Telinga
Hindarkan ujung kemasan obat tetes telinga dan alat penetes
telinga atau pipet terkena permukaan benda lain (termasuk
telinga), untuk mencegah kontaminasi.
Cara penggunaan obat tetes telinga :
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”.
3. Kocok sediaan terlebih dahulu bila sediaan berupa suspensi.
4. Miringkan kepala atau berbaring dalam posisi miring dengan
telinga yang akan ditetesi obat, menghadap ke atas.
5. Tarik telinga keatas dan ke belakang (untuk orang dewasa)
atau tarik telinga ke bawah dan ke belakang (untuk anak-
anak).
6. Teteskan obat dan biarkan selama 5 menit.
7. Keringkan dengan kertas tisu setelah digunakan.
8. Tutup wadah dengan baik.
9. Jangan bilas ujung wadah dan alat penetes obat.
10. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
27
2.6. Sediaan Krim/Salep Rektal
Cara penggunaan krim/salep rektal :
a. Tanpa aplikator
1. Bersihkan dan keringkan daerah rektal.
2. Masukkan salep atau krim secara perlahan ke dalam
rektal.
3. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
b. Dengan menggunakan aplikator
4. Hubungkan aplikator dengan wadah krim/salep yang
sudah dibuka.
5. Masukkan kedalam rektum.
6. Tekan sediaan sehingga krim/salep keluar.
7. Buka aplikator, cuci bersih dengan air hangat dan sabun.
8. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
PERHATIAN
28
POKOK BAHASAN 8 :
EFEK SAMPING OBAT
A. Pengantar
Pada saat dilakukan pengobatan dengan menggunakan dosis yang normal,
sering timbul efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping ini terjadi
setelah beberapa saat minum obat. Efek samping ini dapat terjadi pada
saluan pencernaan berupa rasa mual, diare, perut sembelit, dapat juga terjadi
pada kulit, berupa bercak merah, gatal, rasa panas pada kulit, selain itu juga
dapat menyebabkan wajah menjadi bengkak, sesak nafas dan sebagainya.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan tentang masalah efek samping obat.
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan tentang kemungkinan terjadinya efek samping setelah
minum obat tertentu.
2. Menjelaskan jenis efek samping obat biasa timbul.
3. Menjelaskan cara menanggulangi apabila terjadi efek samping obat.
29
Efek samping yang biasa terjadi :
1. Pada kulit, berupa rasa gatal, timbul bercak merah atau rasa panas.
2. Pada kepala, terasa pusing.
3. Pada saluran pencernaan, terasa mual, dan muntah, serta diare.
4. Pada saluran pernafasan, terjadi sesak nafas.
5. Pada jantung terasa dada berdetak kencang (berdebar-debar).
6. Urin berwarna merah sampai hitam.
30
POKOK BAHASAN 9 :
CARA PENYIMPANAN OBAT
A. Pengantar
Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu diberikan beberapa jenis
obat yang saling berbeda baik bentuk sediaannya maupun kemasannya.
Apabila hal ini terjadi di suatu rumah tangga, maka perlu dipikirkan cara
menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat tidak memenuhi persyaratan
cara menyimpan obat yang benar, maka akan terjadi perubahan sifat obat
tersebut, sampai terjadi kerusakan obat.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta mampu menjelaskan tentang cara penyimpanan obat yang benar.
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan cara penyimpanan obat.
2. Menjelaskan akibat penyimpanan obat yang tidak tepat.
31
3. Sediaan obat vagina dan ovula
Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan suppositoria) disimpan di
lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.
4. Sediaan Aerosol / Spray
Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu tinggi
karena dapat menyebabkan ledakan.
32
POKOK BAHASAN 10 :
OBAT RUSAK DAN KADALUARSA
A. Pengantar
Zat berkhasiat yang terdapat dalam sediaan obat, selalu mempunyai masa
aktif untuk tujuan pengobatan tertentu. Biasanya tertulis pada kemasan atau
lembar informasi. Sediaan cair lebih jelas dilihat apabila kadaluarsa, yaitu
terjadi perubahan bentuk cairan, perubahan warna, timbul bau atau timbul
gas akibat reaksi antar zat didalam obat tersebut. Sementara sediaan obat
dalam bentuk padat apabila sudah mencapai masa kadaluarsa, biasanya
terjadi perubahan fisik.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan tentang kadaluarsa suatu obat, dan obat rusak.
Tujuan Khusus :
1. Mampu menjelaskan penyebab kerusakan obat.
2. Mampu menjelaskan tanda-tanda obat rusak.
C. Kerusakan Obat
Kerusakan obat dapat disebabkan oleh :
1. Udara yang lembab.
2. Sinar Matahari.
3. Suhu.
4. Goncangan fisik.
33
3. Kapsul
Cangkang kapsul menjadi lembek, terbuka sehingga isinya keluar,
melekat satu sama lain, dapat juga melekat dengan kemasan.
4. Puyer
Terjadi perubahan warna, timbul bau, timbul noda bintik-bintik, lembab
sampai mencair.
5. Salep / Krim / Lotion / Cairan
Terjadi perubahan warna, bau, timbul endapan atau kekeruhan,
mengental, timbul gas, memisah menjadi 2 (dua) bagian, mengeras,
sampai pada kemasan atau wadah menjadi rusak rusak.
34
POKOK BAHASAN 11 :
CARA PEMBUANGAN OBAT
A. Pengantar
Obat sisa yang tidak digunakan untuk pengobatan lagi, sebaiknya disimpan di
suatu tempat obat yang terpisah dari penyimpanan barang-barang lain dan
tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Tetapi apabila obat tersebut sudah
rusak, sebaiknya dibuang saja, agar tidak digunakan oleh orang lain yang
tidak mengetahui mengenai masalah obat.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan dan menerapkan tentang cara pembuangan obat.
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan cara pembuangan obat.
2. Menjelaskan cara pembuangan kemasan obat.
35
BAB IV
MATERI DISKUSI
Tata Cara Pelaksanaan Metode CBIA
I. Tahapan Kegiatan
Kegiatan dibagi menjadi 3 tahap,
Kegiatan I dan II dilakukan dalam kelompok, dan kegiatan III dilakukan
secara individual di rumah.
Kegiatan I dan II memakan waktu 2 - 3 jam, tergantung dari dinamika
kelompok.
Makin tinggi tingkat dinamika, makin besar gairah untuk berdiskusi sehingga
akan semakin lama waktu yang diperlukan. Sebaiknya kegiatan dalam
kelompok dibatasi maksimal 4 jam.
Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 6 - 8 orang.
Lembar kerja (Lampiran 2) dibagikan kepada tiap peserta.
Petunjuk kegiatan (Lampiran 3) diberikan kepada ketua kelompok.
Kegiatan I ( kelompok)
1 paket obat dibagikan kepada tiap-tiap kelompok.
Kelompok diminta :
1. Mengamati kemasan obat untuk :
(1) Mengenali nama dagang.
(2) Mengenali nama bahan aktif.
(3) Mengenali Kekuatan bahan aktif.
(4) Mengenali bahan utama dan tambahan pada obat kombinasi.
2. Mengelompokkan obat berdasarkan jenis bahan aktif bukan berdasarkan
indikasi.
3. Mendiskusikan hasil - hasil pengamatan di atas.
Dengan pimpinan ketua kelompok dan bila perlu dibantu Tutor/ Narasumber,
diskusi diharapkan dapat mengungkapkan hal - hal berikut :
1. Ternyata informasi dalam kemasan obat lebih lengkap dibanding iklan.
Kemasan obat selalu mencantumkan informasi bahan aktif.
36
Apabila dijumpai keraguan terhadap iklan, informasi dapat dicek langsung
ke kemasan obat.
2. Ternyata dari berbagai macam obat yang ada di pasaran, baik sirup atau
tablet, sebagian besar isi bahan aktifnya sama atau hampir sama.
Bila gejala sakit yang diderita memerlukan jenis obat tertentu, periksa dulu
persediaan obat di rumah, apakah jenis obat tersebut tersedia, apapun
nama dagangnya.
3. Peserta dapat mengenali perbedaan atau persamaan kandungan zat aktif
antara sediaan untuk orang dewasa dan anak-anak.
Nama dagang untuk dewasa dan anak sering dibuat mirip, misalnya
Bodrex-Bodrexin, Inza-Inzana, Mixagrip-Minigrip, padahal kandungan zat
aktif berbeda walaupun indikasi sama.
Peserta perlu diingatkan hati - hati dengan perbedaan tersebut.
Selain itu, peserta juga diharapkan dapat mengenali perbedaan dosis
antara anak dan dewasa.
4. Harga obat bisa sangat bervariasi, walaupun kandungan isinya sama.
Sirup umumnya jauh lebih mahal dari pada tablet.
Merek dengan nama Forte, Plus, dan sebagainya perlu dipelajari
perbedaannya dengan yang biasa.
Diskusi kemudian bisa dikembangkan ke arah upaya efisiensi biaya.
5. Untuk tujuan promotif, seringkali nama bahan aktif ditulis dengan nama
sinonim yang jarang diketahui awam, padahal tersedia nama yang lazim.
Sebagai contoh :
Pencantuman 1.3.7 trimetilxanthin untuk mengganti nama kafein,
acetaminophen dan para-aminophenol untuk mengganti parasetamol,
para-hidroksibenzamid untuk salisilamid.
Kandungan vitamin B1 dalam produk Pil Sehat ditulis dengan nama kimia
yang sangat panjang.
Pencantuman nama paten bahan aktif yang sebenarnya sudah umum
diketahui, misal : Silentium sebagai nama paten dekstrometorfan dalam
produk obat batuk Vicks-Formula 44 kemasan lama.
6. Makin banyak obat yang disediakan untuk kegiatan ini, makin dijumpai
”keanehan” dari produk, yang dalam aktifitas sehari-hari mungkin tidak
diperhatikan.
37
Kegiatan II (Kelompok)
Tahap kegiatan ini bertujuan agar peserta berlatih mencari informasi dari
kemasan, dengan cara meneliti setiap tulisan yang tercantum dalam
kemasan maupun package insert.
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang
diperlukan sebagai dasar melakukan self-medication, yaitu :
1. nama bahan aktif,
2. indikasi,
3. aturan penggunaan,
4. efek samping, dan
5. kontraindikasi.
Peran Tutor dalam tahap ini cukup besar, untuk mendorong semua
kebutuhan informasi, yakni 5 komponen utama informasi ditemukan secara
lengkap.
Dalam kegiatan ini digunakan lembar kerja yang telah disediakan (Lampiran
2).
Jumlah lembar kerja tidak perlu dibatasi.
Kelengkapan pengisian lembar kerja diharapkan dapat memacu aktifitas
peserta pada tahap selanjutnya.
Dengan dipimpin ketua kelompok, pencarian informasi dilakukan secara
bersama - sama, sambil membandingkan kelengkapan informasi dari satu
nama dagang dengan nama dagang yang lain.
Walaupun kegiatan ini dilakukan dalam kelompok, namun tiap peserta harus
mencatat untuk diri masing – masing.
Sambil mencatat informasi, peserta sekaligus dapat menelaah secara
sederhana, kelengkapan dan kejelasan informasi yang disajikan pada tiap
kemasan.
Kegiatan 3 (individual)
Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk keberanian peserta mencari informasi
sendiri.
Perlu dipastikan dahulu bahwa lembar kerja pada kegiatan 2 telah terisi
dengan baik.
Dalam tahap ini, peserta diminta untuk mengerjakan pencatatan informasi
seperti kegiatan 2, terhadap obat yang ada di rumah masing - masing.
38
Setelah menjelaskan kegiatan 3, diskusi ditutup dengan rangkuman oleh
salah satu Tutor atau Narasumber, mengidentifikasi kembali temuan-temuan
penting yang diperoleh di masing - masing kelompok, dan memberikan
pesan-pesan untuk memperkuat dampak intervensi.
Petunjuk Kegiatan
Persiapan
Bentuklah kelompok-kelompok,
tiap kelompok terdiri dari 6-8 orang.
Pilih ketua kelompok.
Dipimpin ketua kelompok, lakukan kegiatan I, II dan III dibawah ini dengan
sungguh - sungguh.
Kegiatan I
Kepada masing-masing kelompok diberikan 1 (satu) paket obat yang terdiri dari
bermacam-macam jenis. Tugas yang diberikan adalah :
1. Amati, apa nama bahan aktif dari masing-masing obat ?
2. Kelompokkan obat tersebut berdasarkan jenis bahan aktif.
3. Diskusikan, apa yang dapat diperoleh atau dimanfaatkan dari kegiatan
ini?
Kegiatan II
Setelah obat dikelompokkan, carilah informasi atau keterangan yang tertera
pada kemasan obat.
Gunakan lembar kerja yang telah disediakan.
Masing - masing peserta menulis untuk dirinya sendiri.
Urutan tugas adalah sebagai berikut :
1. Apa nama bahan aktif obat tersebut ?
2. Apa saja nama obat yang mengandung bahan aktif yang sama ?
3. Bagaimana aturan pakainya ?
4. Apakah ada peringatan efek samping ? Bila tidak ditemukan, tanyakan
pada Tutor.
5. Adakah pembatasan untuk siapa obat tersebut tidak boleh dipakai ? Bila
tidak ditemukan, tanyakan pada Tutor/ nara sumber.
39
Kegiatan III (untuk dilakukan di rumah)
Amati obat yang sering digunakan untuk keluarga di rumah.
Pelajari kemasannya.
Dilanjutkan pencatatan sendiri seperti pada kegiatan II.
Bila ragu - ragu, bicarakan dengan tenaga kesehatan yang berwenang.
Pelaksana CBIA
1. Peserta
Kriteria
(1) Tokoh Masyarakat.
(2) Kader Puskesmas.
(3) Mempunyai kemampuan baca tulis dan dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Fasilitator
(1) Tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Propinsi (dokter/ apoteker).
(2) Tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kab/ Kota (dokter/ apoteker).
3. Tutor
Tutor dapat :
(1) Petugas Kesehatan
(2) Mahasiswa Farmasi
(3) Mahasiswa Kedokteran
(4) Orang dari lingkungan yang akan diintervensi.
Sebelum bertugas, tutor harus menjalani pelatihan agar menguasai semua
permasalahan.
4. Penyelenggara
Kepanitiaan yang berasal dari Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/
Kota
5. Jumlah
(1) Setiap puskesmas diwakili oleh :
a. 1 orang fasilitator
b. 3 orang tutor
40
c. 3 grup kader yang masing–masing grup terdiri dari 6 orang kader,
sebelum bertugas kader kesehatan harus menjalani pelatihan agar
dapat menguasai semua materi pelatihan.
(2) Jumlah peserta sebaiknya tidak lebih dari 40 orang.
Sarana
1. Alat bantu
Alat bantu yang diperlukan untuk kegiatan ini :
(1) Paket obat
(2) Lembar kerja
(3) Petunjuk kegiatan
Setiap kelompok diskusi memerlukan satu paket obat yang terdiri dari :
(1) kurang lebih 40 obat yang masih lengkap dalam kemasan aslinya dan
dilengkapi dengan label harga toko.
(2) Obat yang dijadikan contoh harus beredar dan sering terdapat di
daerahnya, yang mudah didapat serta sering digunakan.
(3) Jenis obat dibatasi 3-4 jenis obat saja, misalnya :
a. Analgetik atau antipiretik
b. Vitamin atau mineral
c. Obat batuk
d. Obat flu atau pilek
e. Obat gangguan lambung atau cerna
(4) Untuk tiap jenis obat disediakan kurang lebih 10 nama dagang.
2. Tempat
Diperlukan tempat atau ruangan yang cukup luas sehingga kelompok dapat
mengatur duduk secara melingkar.
Ada alat tulis dan Narasumber/Tutor yang dapat dengan mudah berpindah -
pindah tempat.
Jika tidak memungkinkan kegiatan tulis menulis ditiadakan dan diganti
dengan memperbanyak diskusi.
41
Lampiran 1
42
Lampiran 2
CATATAN OBAT
Anak:
Lainnya:
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
43
Lampiran 3
Anak:
Lainnya:
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
44
45
BAB V
RENCANA TINDAK LANJUT
A. Pengantar
Tindak lanjut yang akan dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan harus
direncanakan dengan rinci dan seksama. Hal ini perlu diperhatikan mengingat
perencanaan yang kurang matang akan mengakibatkan pelaksanaan yang
kurang optimal. Salah satu upaya agar pelaksanaan pelatihan dimasa datang
dapat tercapai sesuai dengan tujuan, maka perlu disusun rencana tindak
lanjut kegiatanpelatihan disertai dengan langkah-langkah yang jelas.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut kegiatan pelatihan di
wilayah masing-masing.
Tujuan Khusus :
1. Mampu menganalisis masalah yang dihadapi.
2. Mampu menyusun rencana pelatihan, sesuai dengan tujuan.
3. Mampu melaksanakan pelatihan, dan menetapkan langkah - langkah
kegiatan, meliputi : rekrutmen pelatih, mencari sumber dana, menyusun
jadwal dan melaksanakan evaluasi.
45
5. Melaksanakan pre test
6. Melaksanakan pelatihan
7. Melaksanakan evaluasi pelatihan
Melalui kegiatan ini diharapkan peserta dapat mengetahui tentang
penggunaan obat dan sekaligus dapat melatih kader kesehatan /masyarakat.
Selain itu diharapkan kedepan peserta dapat memilih dan memberikan
penjelasan mengenai khasiat dan cara penggunaan obat kepada anggota
rumah tangga yang mengeluh sakit, sebagai pertolongan pertama sebelum
mereka membawa ke sarana kesehatan yang terdekat.
46
BAGIAN VI
EVALUASI
A. KUESIONER PENGOBATAN SENDIRI
PRE/POST TEST Nomor Kode
BAGIAN I
Isilah jawaban pada titik-titk dibawah ini, dan pada pertanyaan selanjutnya tandailah
(x) pada kolom jawaban yang dipilih
47
7. Pekerjaan Suami saat ini : Diisi Petugas
1. Pegawai negeri
2. Pegawai swasta
3. Pedagang
4. Mahasiswa/pelajar
5. Lainnya, sebutkan………………..………….
48
BAGIAN II
1. Apabila Ibu/Saudara merasa sakit apa yang Ibu/Saudara lakukan? Diisi Petugas
1. Membiarkannya sampai sembuh, Lanjutkan ke
2. Pergi ke dukun / paranormal Pertanyaan No. 5
3. Mengobati sendiri Lanjutkan ke Pertanyaa no.2
4. Pergi ke puskesmas/rumah sakit / klinik Lanjutkan ke
5. Pergi ke dokter Pertanyaan No. 5
49
6. Darimanakah Ibu/Saudara mendapatkan petunjuk penggunaan obat? Diisi Petugas
1. Dari teman/saudara/tetangga
2. Dari Iklan / brosur
3. Dari kemasan
4. Dari petugas kesehatan / Dokter
5. Dari Apoteker
10. Pada waktu Ibu/Saudara menerima obat, apa yang terlebih dahulu
diperhatikan?
1. Kemasan obat
2. Jumlah obat yang diterima untuk setiap obat
3. Jenis obat yang diterima
4. Tanggal Kadaluarsa
5. Kelengkapan dalam etiket obat: nama, tanggal, aturan pakai
11. Apabila Ibu/Saudara menerima obat dari petugas kesehatan, apa yang
50
Ibu/Saudara lakukan ?
1. Langsung dibuang
2. Langsung disimpan
3. Langsung memakannya
4. Membaca aturan pakainya
5. Melihat kemasan dan membacanya
12. Pada waktu Ibu/Saudara menerima obat informasi apa yang diperoleh Diisi Petugas
dari apotik?
1. Mendapat informasi dengan jelas tentang cara menggunakannya
2. Mendapat informasi tapi tidak lengkap
3. Mendapat informasi tapi tidak mengerti
4. Mendapat informasi tapi tidak jelas
5. Tidak mendapatkan informasi
14. Apa yang paling penting harus Ibu/Saudara ketahui tentang obat ?
1. Cara minum obat
2. Efek samping
3. Kontra Indikasi
4. Takaran / dosis
5. Kegunaan
15. Apa saja yang harus diperhatikan pada waktu Ibu/Saudara minum obat?
1. Bentuk kemasan
2. Jarak waktu penggunaan obat harus di taati
3. Cara Penggunaan Obat
4. Minum obat sesuai waktu penggunaan
5. Aturan pakai obat harus dipatuhi
51
BAGIAN III
52
5. Bagaimana Ibu/Saudara mengetahui penyebab obat rusak ? Diisi Petugas
1. Penyimpanan yang salah
2. Kadaluwarsa
3. Terkena Matahari langsung
4. Kerusakan fisik obat
5. Tidak tahu
53
9. Apabila ada tanda ( lingkaran hitam dasar biru ) pada kemasan obat, Diisi Petugas
artinya obat tersebut termasuk golongan :
1. Golongan obat narkotika
2. Golongan obat psikotropika
3. Golongan obat keras
4. Golongan obat bebas
5. Golongan obat bebas terbatas
B. ANALISIS KUESIONER
1. Bagian I digunakan untuk mengetahui karakter responden.
2. Bagian II digunakan untuk mengetahui kebiasaan responden dalam pengobatan
sendiri.
3. Bagian III digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman/ pengetahuan responden.
54
BAGIAN VII
PENUTUP
55
DATA DASAR KADER Nomor Kode
Isilah jawaban pada titik-titk dibawah ini, dan pada pertanyaan selanjutnya tandailah
(x) pada kolom jawaban yang dipilih
1
8. Penghasilan rata-rata Ibu/Saudara setiap bulan (Rp) : Diisi Petugas
1. < 500.000
2. 500.000 – 1000.000
3. 1.000.000-2.500.000
4. 2.500.000- 5.000.000
5. > 5.000.000
2
PRETEST/POSTEST Nomor Kode
KUESIONER CBIA
Isilah jawaban pada titik-titk dibawah ini, dan pada pertanyaan selanjutnya tandailah
(x) pada kolom jawaban yang dipilih
BAGIAN I
1. Apabila Ibu/Saudara merasa sakit apa yang Ibu/Saudara lakukan? Diisi Petugas
1. Mengobati sendiri lanjutkan ke no.2
2. Pergi ke dokter
3. Pergi ke puskesmas/rumah sakit / klinik
4. Pergi ke dukun / paranormal lanjutkan ke no 5
5. Membiarkannya sampai sembuh,
6. Lainnya, sebutkan ………………………
3
4. Apabila Ibu/Saudara mengobati sendiri dan menggunakan obat modern, Diisi Petugas
apa dasar pemilihan obat tersebut ?
1. Resep dari dokter yang diterima sebelumnya
2. Membeli sendiri di toko obat/warung
3. Diberi tahu tenaga kesehatan di apotik
4. Diberi tahu oleh teman/saudara/tetangga
5. Inisiatif sendiri menggunakan obat yang ada di rumah.
6. Lainnya, sebutkan....................................................................
4
8. Apa yang Saudara baca di brosur/kemasan obat ? Diisi Petugas
1. Nama Obatnya
2. Kegunaan/indikasi/cara kerja
3. Takaran pengobatan (dosis)
4. Efek samping
5. Peringatan dan perhatian
6. Lainnya, sebutkan………………………………………………….
5
12. Pada waktu Ibu/Saudara menerima obat informasi apa yang diperoleh Diisi Petugas
dari apotik?
1. Mendapat informasi dengan jelas tentang cara menggunakannya
2. Mendapat informasi tapi tidak lengkap
3. Mendapat informasi tapi tidak mengerti
4. Mendapat informasi tapi tidak jelas
5. Tidak mendapatkan informasi
14. Apa yang paling penting harus Ibu/Saudara ketahui tentang obat ?
1. Takaran / dosis
2. Kegunaan
3. Kontra Indikasi
4. Cara minum obat
5. Efek samping
6. Lainnya, sebutkan.....................................................................
15. Apa saja yang harus diperhatikan pada waktu Ibu/Saudara minum obat?
1. Minum obat sesuai waktu pemberian
2. Aturan minum obat harus dipatuhi
3. Jarak waktu memakai obat harus di taati
4. Untuk penggunaan antibiotik, harus dihabiskan
5. Lainnya, sebutkan........................................................................
6
BAGIAN II
7
5. Apakah Ibu/saudara mengetahui penyebab obat rusak? Diisi Petugas
1. Penyimpanan yang salah
2. Kelembaban udara
3. Terkena sinar matahari langsung
4. Suhu lingkungan tinggi
5. Kerusakan fisik obat
6. Lainnya, sebutkan ..................................................................
7. Tidak tahu
8
9. Apabila ada tanda lingkaran hitam dasar biru pada kemasan obat, Diisi Petugas
artinya obat tersebut termasuk golongan (ada contoh gambar):
1. Golongan obat bebas
2. Golongan obat bebas terbatas
3. Golongan obat keras
4. Golongan obat narkotika
5. Golongan obat psikotropika