Anda di halaman 1dari 5

UAS BIOSTATISTIK

NAMA : YETI SUKENI

NIM : 10012682024034

WA : 081367443153

1. Apabila jumlah anggota suatu populasi ada sebanyak 10.000 orang. Kemudian ada 2
orang, yaitu tuan A dan tuan B diminta melakukan penelitian tentang suatu hal yang
sama. Tuan A mengambil seluruh populasi sebagai sampelnya, sedangkan Tuan B
melakukan pengambilan sampel dengan menerapkan prinsip sampling yang baik.
Yang manakah secara relatif yang akan memberikan hasil yang lebih valid atau
akurat. Jelaskan secara rinci alasan saudara.

Secara statistika dinyatakan bahwa ukuran sampel yang semakin besar diharapkan
akan memberikan hasil yang semakin baik. Dengan sampel yang besar, mean dan
standar deviasi yang diperoleh mempunyai probabilitas yang tinggi untuk menyerupai
mean dan standar deviasi populasi. Hal ini karena jumlah sampel ada kaitannya
dengan pengujian hipotesis statistika. Meskipun sampel yang besar akan semakin
baik, sampel yang kecil bila dipilih secara acak dapat mencerminkan pula populasi
dengan akurat (Hajar, 1996: 147).
Dalam hal jumlah responden, Crocker dan Algina (1986: 322) menyatakan bahwa
demi kestabilan, minimal diperlukan 200 responden. Nunnaly (1970: 214-215)
menyatakan bahwa ukuran responden pada ujicoba adalah sebesar sepuluh kali dari
jumlah butir di dalam alat ukur. Alat ukur dengan 30 butir misalnya, memerlukan 10 x
30 = 300 responden. Banyak alat ukur yang terdiri atas 30 sampai 60 butir sehingga di
dalam ujicobanya, alat ukur ini memerlukan 200 sampai 600 responden. Tetapi dalam
kondisi tertentu, untuk 20 butir soal dapat digunakan 100 responden.
Membahas masalah ukuran sampel, maka dapat dikemukakan suatu teorema tentang
variabel tunggal atau univariat, yaitu teorema limit sentral, yang menyatakan statistik
rata-rata mempunyai distribusi normal untuk ukuran sampel yang mendekati tak
berhingga. Akan tetapi dalam praktek, teorema limit sentral telah dapat diterapkan
untuk ukuran sampel minimal 30. Bahkan dinyatakan untuk ukuran sampel lebih
besar dari 20, distribusi normal telah dapat dipakai untuk mendekati distribusi
binomial (Agung, 2006: 83). Ukuran sampel lebih besar daripada 30 dan lebih kecil
daripada 500, cocok dipakai untuk kebanyakan penelitian. Jika sampel harus dibagi
dalam dua kategori seperti lakilaki dan perempuan, maka diperlukan ukuran sampel
minimal 30 untuk setiap kategori (Agung, 2005: 113)

Pada prinsipnya yang dilakukan Peneliti A dan B punya kemungkinan menghasilkan


sampel hasil yang valid dan akurat selama pengambilan data sesuai
aturanpengambilan sampel yang baik, yaitu
a. Valid ditetukan oleh dua pertimbangan yaitu akurasi dan ketepatan :
 Tingkat ketidakadaan Bias (kekeliruhan) dalam sampel
 Makin sedikit kekeliruhan yang ada dalam sampel maka makin akurat
sampel tersebut
b. Presisi estimasi : mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi

Tetapi berdasarkan teori diatas maka sampel yang banyak lebih baik disampling,
artinya pada penelitian yang paling valid dan akurat adalah penelitian B karena ada
syarat juga sudah menerapkan prinsip sampling yang baik.

2. Jelaskan mengapa dalam penghitungan sampel, besarnya kesalahan tipe 2 (tipe


beta) berhubungan dengan power of the test (power dari uji statistik yang akan
digunakan) !

Power Penelitian  Adalah kemampuan suatu penelitian untuk mendapatkan beda


secara statistik bermakna (kekuatan menolak Ho) hubungannya dengan kesalahan tipe
2 adalah Power penelitian (1-β) menunjukkan besarnya kemungkinan peneliti tidak
melakukan kesalahan tipe II. Sedangkan Kesalahan tipe II adalah kesalahan hasil
penelitian yang menyatakan tidak ada hubungan antar variable tetapi di populasi
sebenarnya ada hubungan. Kesalahan tipe II yang masih ditolerir adalah 20% atau
power minimal yang dianjurkan adalah 80%. Atau dengan kata lain semakin kecil
kesalahan tipe II maka semakin kuat power penelitian tersebut

3. Mengapa dalam penghitungan sampel untuk suatu survai dengan rumus n= z 2pq/d2,
bila kita tidak tahu/ tidak dapat menentukan nilai p, kita dibolehkan menggunakan
p= 0,5. Jelaskan !
Karena bila saat kita tidak bisa menemukan besar proporsi dari penelitian
sebelumnya maka kita mengambil jumlah sampel sebanyak-banyaknya. Dengan
demikian maka kemungkinan kekeliruan akan semakin sedikit pada hasil temuan
penelitian. Proporsi terbesar yang kita tentukan adalah sebesar 50% atau 0,5. Karena
nilai p terletak pada bagian atas pembagian maka bisa dipastikan bahwa semakin
besar nilai p semakin besar pula hasil penghitungan sampelnya. Sehingga diharapkan
mendapatkan nilai pravalensi paling akurat nantinya, namun bisa merugikan peneliti
karena dari segi biaya waktu dan tenaga yang dibutuhkan lebih besar.

4. Lakukan uji statistik yang tepat untuk data dibawah ini. Apa kesimpulan kamu?

Kode
No Perusahaan Laba
Perusahaan
1 Pemerintah 1 300
2 1 2500
3 1 150
4 1 4000
5 1 900
6 1 250
7 1 1500
8 1 700
9 1 6000
10 1 300
11 1 1500
12 1 700
13 1 1200
14 1 3000
15 1 400
16 2 1200
17 2 14000
18 2 1300
19 2 15000
20 2 5000
21 2 7500
22 2 15000
23 Swasta 2 4000
24 2 11000
25 2 12500
26 2 5000
27 2 7500
28 2 9000
29 2 4001
30 2 450
31 3 3000
32 3 1000
33 3 1500
34 3 200
35 3 600
36 3 3000
37 3 1500
38 Asing 3 1200
39 3 200
40 3 2500
41 3 3000
42 3 400
43 3 120
44 3 600
45 3 700

Variabel Depende : Laba (numurik)


Variabel Independent: Kategorik lebih dari 2 kategorik

Hipotesis yang ditetapkan :


 Ho = Tidak ada perbedaan rata-rata laba antara perusahaan milik pemerintah,
swasta dan asing
 Ha = Ada perbedaan rata-rata laba antara perusahaan milik pemerintah, swasta
dan asing
a. Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Perusahaan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Lab pemerintah ,248 15 ,014 ,800 15 ,004
a swasta ,156 15 ,200 *
,925 15 ,232
asing ,178 15 ,200* ,853 15 ,019
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dari data yang diuji didapat
 Pemerintah nilai p Value sebesar 0,04
 Swasta nilai p Value sebesar 0,232
 Asing nilai p Value sebesar 0,019
Data akan terdistribusi normal apabila p value >0,05, sehingga dari data tersebut
maka
 Data laba pada pemerintah adalah ditribusi tidak normal, karena p value < 0,05
 Data laba pada Swata adalah distribusi normal, karena p value > 0,05
 Data laba pada Asing adalah ditribusi tidak normal, karena p value < 0,05

b. Dari diatas maka uji yang memenuhi syarat adalah Uji Kruskal Wallis ,
dikarenakan :
 Uji Kruskal Wallis adalah sebagai alternative dari uji one way anova ketika
salah satu atau seluruh sebaran data tidak berdistribusi normal
 Uji Kruskal Wallis adalah bagian dari statistic non parametrik (data tidak
terditribusi normal/ walaupun hanya salah satu saja)
 Variabel Depende : Laba (numurik)
 Variabel Independent: Kategorik lebih dari 2 kategori

Test Statisticsa,b
Laba
Chi-Square 17,726
df 2
Asymp.
,000
Sig.
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Perusahaan

Interprestasi:
Didapatkan Nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,000, nilai tersebut lebih kecil
dari 0,05 maka bisa disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata Laba antara
perusahaan milik pemerintah, swasta dan asing (Hipotesis diterima) .

Anda mungkin juga menyukai