Anda di halaman 1dari 34

SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

1.Pengertian Proses permintaan pemeriksaan laboratorium klien / pasien untuk


mendapatkan pelayanan laboratorium
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah permintaan
pemeriksaan laboratorium.
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
4.Referensi
5.Prosedur Klien atau Pasien Poli Umum/ Poli Gigi/ KIA/ KB dll:
1. Klien / pasien yang akan melakukan pemeriksaan laboratorium
harus melalui pendaftaran, kemudian dianamnese oleh perawat/
bidan
2. Kemudian Klien / pasien harus berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter umum dari poli umum atau dokter gigi, dan bidan
dari poli KIA sehingga pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
diagnosa atau bukan berdasarkan APMS ( Atas Permintaan
Sendiri) pasien.
3. Klien / pasien harus membawa Form Laboratorium dari Poli
Umum/ Poli Gigi/ KIA/ KB dll yang telah diisi identitas pasien oleh
Dokter umum, dokter gigi, dan bidan yang terdiri dari Jaminan
Pasien (BPJS, Jamkesda, JamkesProv, KIS) atau Pasien Umum,
Nama, Umur / jenis Kelamin, Alamat dan Atas Permintaan Poli
Umum/ Poli Gigi/ KIA/ KB dll.
4. Klien / pasien diarahkan menuju ruang laboratorium.
5. Di ruang laboratorium klien / pasien dipersilakan duduk dan
menyerahkan form laboratorium.
6. Lalu petugas laboratorium mengambil sampel/ spesimen klien/
pasien dan setelah itu pasien dipersilakan menunggu hasil
laboratorium di ruang tunggu.
7. Kemudian spesimen diperiksa sesuai dengan permintaan form
laboratorium.
8. Hasil laboratorium dicatat dibuku arsip dan setelah itu diberikan
kepada klien / pasien, dan klien / pasien diarahkan untuk kembali
ke dokter atau bidan yang meminta pemeriksaan laboratorm.
Klien / Pasien Ruang UGD / Pasien VK / Ruang Persalinan:
1. Petugas laboratorium mengambil spesimen keruang UGD /
Ruang Persalinan
2. Petugas Laboratorium segera melakukan pemeriksaan
Laboratorium untuk penunjang diagnosis.
3. Petugas Laboratorium mencatat identitas Pasien dan Hasil
laboratorium dibuku arsip dan form laboratorium lalu hasil
laboratorium diberikan keruang UGD / Ruang persalinan.

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

6.Unit Terkait Loket Pendaftaran, Poli Umum, Poli Anak, Poli Gigi dan Mulut, Poli
KIA, Poli KB, dan Laboratorium

7.Pengertian Proses penerimaan spesimen laboratorium klien / pasien untuk mendapatkan


pelayanan laboratorium
8.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penerimaan spesimen laboratorium.
9.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. Tentang Penerimaan spesimen laboratorium
10.Referensi
11.Prosedur Prosedur Penerimaan Spesimen Laboratorium
1.Klien /pasien membawa form laboratorium keruang laboratorium
2.Lalu petugas laboratorium mempersilakan klien/ pasien duduk, dan menerima
form laboratorium.
3.Kemudian petugas laboratorium melihat permintaan pemeriksaan laboratorium
klien/ pasien dan mempersiapkan alat dan bahan sesuai permintaan
pemeriksaan.
4.Lalu di dilakukan persiapan pasien meliputi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pemeriksaan, selain penyakit sendiri yang meliputi,puasa, posisi
pasien, persiapan tempat pengambilan sampel, variasi diurnal, aktivitas fisik, dan
obat-obatan.
5.Spesimen yang dapat diperiksa di Puskesmas Barong Tongkok berupa; serum,
plasma, darah (whole blood), urine, dan sputum.
6.Petugas laboratorium juga harus mengetahui Faktor –faktor yang dapat
mempengaruhi hasil laboratorium ; diet, obat-obatan, merokok, alkohol, aktifitas
fisik, ketinggian, demam, trauma, umur, ras, jenis kelamin, dan kehamilan,
sehingga sebelum spesimen diambil petugas laboratorium mengetahui jelass
kondisi pasien.
7.Persiapan pasien secara umum untuk pemeriksaan hematologi dan kimia klinik ;
- Alat dan bahan yang digunakan harus bersih dan steril.
- Untuk pemeriksaan hematologi menggunakan antikoagulan EDTA, sedangkan
tanpa antikoagulan
- Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selam 8-12 jam sebelum diambil
darah seperti pemeriksaan glukosa darah puasa
- Menghindari obat-obatan sebelum spesimen diambil, apabila obat tidak
memungkinkan untuk dihentikan agar diinformasikan kepada petugas
laboratorium
- Menghindari aktifitas fisik sebelum spesimen diambil karna dapat mempengaruhi
komponen darah dan spesimen lain.
- Memperhatikan efek postur tubuh, untuk menormalkan keseimbangan cairan
tubuh dari posisi berdiri ke posisi duduk, dianjurkan pasien duduk
tenang,sekurang-kurangnya 15 menit sebelum diambil darah.
- Pengambilan spesimen pada umumnya di pagi hari antara pukul 07.00-09.00

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, dan imunologi karena


umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.
- Lokasi pengambilan spesiman harus ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan
pemeriksaaan yang diminta. Spesimen pemeriksaan yang menggunakan darah
vena umumnya diambil vena cubiti daerah siku, sedangkan spesimen
pemeriksaan yang menggunakan darah kapiler diambil diujung jari tengah
tangan atau jari manis tangan bagian tepi atau daerah tumit1/3 bagian tepi
telapak kaki atau cuping telinga. Tempat yangdipilih tidak boleh memperlihatkan
gangguan peeredaran darah seperti cyanosis atau pucat, bekas luka atau
radang.
- Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.

8.Petugas laboratorium harus mengetahui jenis spesimen yang akan dikeluarkan


pasien diantaranya adalah:
- Urin Sewaktu : Urin sewaktu adalah urin yang dkeluarkan pada satu waktu yang
tidak ditentukan dengan khusus, sehingga urin langsung dikeluarkan dan
langsung diperiksa misalnya pada pemeriksaan cito.
- Urin Pagi : Yang dimaksudkan urin pagi adalah urin yang pertama-tama
dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari urin
yang dikeluarkan siang hari, jadi baik untuk pemeriksaan sediment,berat jenis,
protein, dll. Dan baik juga untuk pemeriksaan test kehamilan berdasarkan
adanya HCG ( human chorionic gonadotrophin) dalam urin.
- Urin Postprandial : Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap
glukosuria, yang merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1 ½ - 3 jam
sehabis makan. Urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring terhadap
glukosuria.
- Urin 24 jam : Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar,
bervolume 1 ½ liter atau lebih yang dapat ditutup dengan baik, biasanya diberi
pengawet misalnya toluena, dan lain-lain. Pengambilan urin 24 jam dengan cara
jam 7 pagi penderita mengeluarkan urin, lalu dibuang, setelah itu urin
dikeluarkan dan ditampung, termasuk juga urin 7 pagi esok harinya hrus
ditampung dalam botol urin tersedia dan isinya dicampur dengan pengawet.
- Urin 3 gelas dan urine2 gelas pada orang lelaki : Penderita harus berkemih
langsung ke dalam gelas-gelas itu, tanpa menghentikan aliran urin penderita.
Kedalam gelas pertama ditampung 20-30 ml urin yang mula-mula keluar, lalu
kedalam gelas kedua dimasukkan urin berikutnya, beberapa ml urin terakhir
ditampung dalam gelas ketiga.
9. Untuk pemeriksaan sputum BTA petugas laboratorium harus menjelaskan cara
mengeluarkan sputum yang benar, serta perbedaan antara sputum dan air liur.
Bila pasien kesulitan mengeluarkan sputum, pada malam hari sebelumnya
diminta minum teh manis atau obat gliseril guayukoat 200mg.

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

12.Unit Terkait Loket Pendaftaran, Poli Umum, Poli Anak, Poli Gigi dan Mulut, Poli KIA, Poli KB,
dan Laboratorium

PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN


LABORATORIUM
S No. Kode
Terbitan
:
:
DINAS KESEHATAN
KAB. KUTAI BARAT
P No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
O Halaman :
PUSKESMAS
BARONG TONGKOK
Ditetapkan Oleh Kepala Arbayanti, S.Kep., Ners, M.Si
Puskesmas Barong Tongkok NIP: 19690215 199102 2 001

13.Pengertian Proses pengambilan dan penyimpanan spesimen laboratorium


14.Tujuan Sebagai Proses pengambilan dan penyimpanan spesimen laboratorium.
15.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. Tentang Proses pengambilan danpenyimpanan
spesimen laboratorium
16.Referensi
17.Prosedur Prosedur Proses pengambilan dan penyimpanan spesimen laboratorium
1. Pengambilan dan penyimpanan Sampel Darah Vena
- Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan : Spuit 3 cc / 1cc, kapas
alkohol 70 %, tourniket, plester, dan tabung vakum berisi EDTA
- Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan pasien
senyaman mungkin.
- Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data dilembar permintaan
seperti nama dan alamat.
- Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat tertentu. Catat
bila pasien minum obat tertentu, atau tidak puasa.
- Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktifitas.
- Pasang tourniket untuk median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil,
elatis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba lakukan pengurutan
dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

lengan.
- Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darah dengan kapas alkohol 70
% dan biarkan kering. Kulit yang dibersihkan jangan dipegang lagi.
- Lalu jarum spuit ditusuk dengan arah tusukan jarum membentuk sudut sekitar
10-30˚. Jika jarum telah masuk kedalam vena, akan terlihat dara masuk
kedalam spuit ( dinamakn Flash).
- Usahakan sekali tusuk tepat divena.
- Setelah volume darah dianggap cukup, lepas tourniket dan minta pasien
membuka kepalan tangannya.
- Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.
- Letakkan kapas di tempat suntikkan, lepaskan tourniket, lalu segera lepaskan/
tarik jarum dan plester.
- Spesimen darah vena dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi EDTA
untuk pemeriksaan hematologi lalu dihomogenkan, dan tabung reaksi tanpa
antikoagulan untuk kimia klinik.

2. Pengambilan dan penyimpanan sampel darah kapiler


 Sediaan Darah Tebal Untuk pemeriksaan glukosa stick, golongan darah, hb
drabkins, malaria, RDT, dengue, HIV dan filariasis)
- Persiapkan alat dan nahan yang diperlukan ; kapas alkohol 70 %, kapas steril,
lancet steril, autoclick, objek glass, alat glukosa stik, pipet 10 ul
- Bersihkan ujung jari atau daun telinga dengan kapas alkohol 70% (tujuh puluh
persen). Biarkan mengering.
- Tusuk kulit dengan autoclick yang berisi lancet steril dengan cepat cukup
dalam (3 mm) sehingga darah dapat mengalir secara bebas tanpa diperas
(dipijat). Tetesan darah pertama dibuang.
- Teteskan sebanyak 3 (tiga) atau 4(empat) tetes darah pada daerah dekat ujung
object glass yang bersih dan bebas dari lemak untuk pemeriksaan malaria
tetes tebal, glukosa stick, filariasis dan golongan darah.
- Dengan sudut object glass yang lain campurkan tetesan darah tersebut secara
membulat sehingga diameternya sekitar 20 (dua puluh) mm.
- Tempatkan dikotak sediaan atau letakkan horizontal agar mengering. Lindungi
dari kotoran dan debu. Sediaan siap diwarnai
- Sedangkan untuk pemeriksaan hb drabkins darah diambil dengan pipet 10 ul
dan dicampur reagen, sedangkan untuk RDT dengue, dan HIV darah diambil
dengan pipet dan diletakkan dicaset, dan ditambahkan dengan diluent
dibiarkan 15 menit lalu dibaca
- Lalu daerah yang ditusuk ditekan dengan kapas steril.
 Sediaan Darah Tipis untuk pemeriksaan malaria,dan filariasis

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

3. Pengambilan dan penyimpanan sampel urine


- Pasien datang membawa form laboratorium berisi permintaan pemeriksaan
Urinalisis seperti protein urine, urine stick, dan sediment urine kelaboratorium,
lalu pasien dipersilakan duduk.
- Pasien dijelaskan cara pengambilan spesimen urine dengan metode urine
porsi tengah (midstream urine) yang ditampung dengan wadah bermulut lebar
dan steril
 Cara pengambilan spesimen urine porsi tengah (midstream urine) untuk wanita
- Pasien diberikan wadah urine yang sudah ditulis identitas pasien dan
dijelaskan agar sebelum berkemih membersihkan daerah vagina dan muara
uretra dari arah depan ke belakang dengan air sabun dan air bersih, lalu
dikeringkan dengan tissu. Lalu pisahkan kedua labia dengan dua jari, dan
mulai berkemih.
- Pasien dijelaskan agar urine yang pertama keluar dibuang kira-kira berapa
mililiter. Kemudian ditampung aliran urine selanjutnya kedalam wadah steril

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.


- Setelah selesai, ditutup wadah urine dengan rapat dan dibersihkan dinding luar
wadah urine yang tertumpah, dan segera kirim kelaboratorium.
 Cara pengambilan spesimen urine porsi tengah (midstream urine) untuk pria
- Pasien diberikan wadah urine yang sudah ditulis identitas pasien dan
dijelaskan agar sebelum berkemih membersihkan daerah penis dan muara
uretra dari arah depan ke belakang dengan air sabun dan air bersih, lalu
dikeringkan dengan tissu.
- Lalu tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan, dan mulai berkemih.
- Pasien dijelaskan agar urine yang pertama keluar dibuang kira-kira berapa
mililiter.
- Kemudian ditampung aliran urine selanjutnya kedalam wadah steril sampai
kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.
- Setelah selesai, ditutup wadah urine dengan rapat dan dibersihkan dinding luar
wadah urine yang tertumpah, dan segera kirim kelaboratorium.

4. Pengambilan dan penyimpanan sampel Sputum


- Pasien datang membawa form laboratorium berisi permintaan pemeriksaan
BTA, lalu pasien dipersilakan duduk.
- Petugas laboratorium menulis identitas pasien pada wadah.
- Pasien dijelaskan cara pengambilan sampel sputum dengan metode SPS
(Sewaktu, Pagi, Sewaktu).
- Petugas laboratorium harus menjelaskan cara mengeluarkan sputum yang
benar, serta perbedaan antara sputum dan air liur. Bila pasien kesulitan
mengeluarkan sputum, pada malam hari sebelumnya diminta minum teh manis
atau obat gliseril guayukoat 200mg.
- Kemudian diambil sputum dengan cara pasien diminta untuk berkumur dengan
air, bila memakai gigi palsu sebaiknya dilepas.
- Kemudian pasien berdiri / duduk tegak, lalu pasien diminta untuk menarik
napas dalam 2-3 kali, kemudian dikeluarkan napas bersamaan dengan batuk
yang kuat dan berulang kali sampai sputum keluar
- Spesimen sputum yang dkeluarkan langsung ditampung dalam wadah dengan
cara mendekatkaan wadah kemulut
- Diamati keadaan sputum, sputum yang berkualitas baik tampak kental dan
purulen dengan volume 2 ml.
- Kemudian petugas laboratorium menerima sampel sputum, dan menjelaskan
kepada pasien agar datang keesokan harinya untuk mengambil sampel
laboratorium.
- Lalu setelah menerima spesimen sputum petugas laboratorium menulis pada
bagian frosted kode sediaan (kode kabupaten/ kode UPK (Puskesmas)/ Nomor
urut suspek ( sesuai TB-06)/ Waktu Pengambilan dahak.
- Diambil dengan lidi sampel dahak pada bagian purulen, disebarkan secara

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

spiral kecil-kecil dahak pada permukaan kaca sediaan dengan ukuran 2x3.
- dikeringkan pada temperatur kama, dan dimasukkan lidi bekas kedalam wadah
berisi desinfektan. Dengan pinset sediaan kaca dijepit dan fiksasi 2-3 kali
melewati api bunsen. Pastikan hapusan menghadap keatas, dan sediaan siap
diwarnai.
5. Cara Pengambilan Sampel Lepra
- Spesimen diambil pada bagian yang sedang terjadi infeksi aktif, yaitu : Risa
serum (cairan jaringan), dapat diambil dari : cuping telinga, punggung, jari
tangan, paha, atau bagian kulit yang terdapat kelainan, Cairan hidung, Cairan
telinga, Darah, SputUM.
- Cara pengambilan dan preparasi sampel Risa serum dari cuping telinga.
- Bersihkan cuping telinga dengan kapas alcohol 70% atau 96%, biarkan kering.
Jepit dengan jari telunjuk dan ibu jari keras-keras.
- Lakukan insisi dengan scalpel sepanjang kira-kira 5mm dan dalamnya 2mm.
bila ada pendarahan sebaiknya dibersihkan.
- Putar scalpel 90o dengan posisi melintang, scalpel ditarik keposisi semula
sehingga didapat cairan jaringan.
- Bahan ini dioleskan merata pada kaca objek.
- Luka bekas insisi dibersihkan dan ditutup plester, scalpel dimasukan kedalam
desinfektan.
- Lakukan pengecatan Ziehl-Neelsen.
18.Unit Terkait Loket Pendaftaran, Poli Umum, Poli Anak, Poli Gigi dan Mulut, Poli KIA, Poli KB,
dan Laboratorium

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
S No. Kode
Terbitan
:
:
P No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
DINAS KESEHATAN
KAB. KUTAI BARAT O Halaman :
PUSKESMAS
BARONG TONGKOK
Ditetapkan Oleh Kepala Arbayanti, S.Kep., Ners, M.Si
Puskesmas Barong Tongkok NIP: 19690215 199102 2 001

19.Pengertian Proses pemeriksaan laboratorium pasien


20.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan laboratorium.
21.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
22.Referensi
23.Prosedur 1.Pemeriksaan Hematologi
 Pemeriksaan Hb Drabkins
a. Tujuan
Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada pasien yang didiagnosa anemia
b. Prinsip
Hemoglobin akan diubah oleh kalium ferisianida (K3Fe(CN)6 menjadi
methemoglobin yang kemudian di ubah menjadi hemoglobin sianida
(HiCN)oleh kalium sianida (KCN)
c. Alat
- Fotometer - Yellow tip dan blue tip
- Mikropipet 1000 - Tabung reaksi
µl, - 10 µl
- Mikropipet 500 µl
d. Bahan
- Larutan drabkins
- Darah vena (EDTA) atau darah kapiler
e. Cara Kerja
- Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2,5 ml dengan mikropipet 1000µl
sebanyak 2x dan mikropipet 500µl 1x larutan drabkins
- Dihisap darah vena (EDTA) atau darah kapiler dengan mikropipet 10 µl
- Dihapus kelebihan darah yang menempel dengan kertas pembersih /
tissue
- Dimasukkan darah dalam mikropipet kedalam tabung reaksi yang berisi
larutan drabkins

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Pipet di bilas dengan larutan drabkins tersebut


- Dicampur larutan dengan cara menggoyang-goyangkan tabung secara
perlahan-lahan hingga larutan homogen dan dibiarkan selama 5 menit
- Lalu dibaca dengan menggunakkan fotometer, dan dicatat hasil yang
terbaca oleh fotometer
f. Interpretasi Hasil
Nilai normal Hemoglobin : Pria = 13-16gr%
Wanita = 12 - 14 gr%

 Pemeriksaan Trombosit Manual


a. Prinsip
Darah diencerkan, kemudian dihitung jumlah trombosit yang ada dalam
volume tertentu.
b. Alat
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan Trombosit adalah:
- Mikroskop
- Bilik hitung (Improved Neubaurer)
- Kaca penutup
- Mikropipet
c. Bahan
- Darah
- Reagen Rees Ecker
d. Cara Kerja
Cara kerja pemeriksaan trombosit adalah:
- Dihisap larutan Rees Ecker sebanyak 2ml kedalam tabung reaksi
kemudian dipipet darah sebanyak 10 µl, lalu dihomogenkan.
- Di pipet larutan tersebut sebanyak 10 µl dan disentuhkan dikamar hitung
dibiarkan meresap sesuai daya kapilaritasnya.
e. Cara Perhitungan
Cara menghitung menggunakan bilik hitung Improved Neubaur adalah:
- Dimulai perhitungan dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun
lagi ke bawah, dan dimulai dari sudut kanan kemudian ke kiri, lalu turun
lagi ke bawah dan dimulai lagi ke bawah dari sudut kiri kekanan.
- Dihitung sel trombosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau
atas, sedangkan sel trombosit yang menyinggung garis batas sebelah
kanan atau bawah tidak dihitung.

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Dihitung dengan menggunakan mikroskop dalam 25 kotak dengan lensa


objektif perbesaran 10 x lalu dipindah ke lensa perbesaran 40x, jumlah
trombosit dikalikan 2000 setelah itu dicatat hasilnya

Keterangan :
B = Pada bilik hitung B merupakan bilik hitung untuk perhitungan trombosit.
f. Interprestasi hasil trombosit
Nilai normal trombosit adalah : 150.000 – 400.000/mm 3

 Golongan Darah
a. Tujuan
Untuk mengetahui golongan darah pada pasien
b. Prinsip
Golongan darah diidentifikassikan dengan melihat aglutinasi yaitu
penggumpalan sel darah merah akibat reaksi antara antibodi dalam
serum/ plasma dengan antigen pada sel darah.
c. Alat
- Slides
d. Bahan
- Reagen anti A - Darah Kapiler / Darah
- Reagen anti B Vena EDTA
- Reagen Rhesus Anti D
e. Cara Kerja
- Darah diletakkan pada slides membentuk tiga titik
- Diteteskan titik pertama reagen anti A, pada titik kedua diteteskan
reagen anti B, dan pada titik ketiga diteteskan reagen anti D
- Lalu dihomogen menggunakan slides yang lainnya
- Dilihat ada tidaknya aglutinasi pada ketiga tetesan darah tersebut,
kemudian dicatat hasilnya.
f. Interpretasi Hasil
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

Interpretasi Hasil Golongan Darah


Golongan Darah Anti A Anti B Anti D
O +
Tidak Tidak Aglutinasi
Aglutinasi Aglutinasi
A+
Aglutinasi Tidak Aglutinasi
Aglutinasi
B+
Tidak Aglutinasi Aglutinasi
Aglutinasi
AB+ Tidak Tidak Aglutinasi
Aglutinasi Aglutinasi
O -
Tidak Tidak Tidak Aglutinasi
Aglutinasi Aglutinasi
A-
Aglutinasi Tidak Tidak Aglutinasi
Aglutinasi

B- Tidak T Aglutinasi Tidak Aglutinasi


Aglutinasi

AB- Tidak Tidak Tidak Aglutinasi


Aglutinasi Aglutinasi

 Darah Lengkap
a. Tujuan
Untuk mengetahui kadar darah lengkap seperti kadar hemoglobin, jumlah
leukosit, jumlah trombosit, jumlah eritosit, kadar hematokrit, dan diff count.
b. Prinsip
Prinsip kerja alat ini adalah mengukur sel darah secara otomatis
berdasarkan impedensi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel
yang dilewatkan atau pengukuran dan penyerapan sinar yang memiliki
panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewat, alat
ini juga membaca sel berdasarkan perhitungan jumlah sel dan ukurannya.
c. Alat
- Alat mindray BC - Dirigen 5 liter
2800 - Listrik
- UPS - Tabung reaksi berisi EDTA
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Stavol
- Kabel
d. Bahan
- Darah vena EDTA/ - Rinse
Darah Kapiler - EZ Cleanser
- Diluent - Probe Cleanser
e. Cara Kerja
- Dihubungkan kabel power ke stabilisator (Stavol), Lalu nyalakan UPS
- Kemudian hidupkan alat (saklar On/ Off ada disisi kanan bawah alat)
- Alat akan self check, pesan “please Wait” Akan tampil dilayar.
- Alat akan secara otomatis melakukan self check, kemudian background
check.
- Dalam keadaan ready, spesimen disiapkan dan spesimen darah harus
dipastikan sudah homogen dengan antikoagulan
- Tekan tombol ID, dan masukkan nama pasien, dan nomor spesimen
- Kemudian spesimen darah dihisapkan dengan menekan tombol pada
bagian bawah alat.
- Kemudian tunggu hasil akan muncul pada layar secara otomatis dan
akan mengeprint secara otomatis
- Lalu catat hasil pemeriksaan.
f. Interpretasi Hasil
Jenis Pemeriksaan Batas Normal
 Hemoglobin L 13-14, P 11-16 gr/dl
 Leukosit 5000-10000 /mm3
 Trombosit 150000-450000 /mm3
 Eritrosit L 4,5-6,5 P 4,2-5,4 Jt/mm3
 Hematokrit L 40-54 P 35-47 %

2.Pemeriksaan Serologi dan Imunologi


 Pemeriksaan Widal
a. Tujuan
Untuk mendeteksi adanya antigen bakteri Salmonella sp dalam serum
pasien yang menyebabkan demam typoid
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

b. Prinsip
Terjadi reaksi Aglutinasi antara antigen bakteri Salmonella spyang terdapat
dalam reagen dengan antibodi yang terdapat dalam serum pasien.
c. Alat
- Batang penggaduk - Yellow tip
- Mikropipet (40µl, 20 µl, 10 - Tabung reaksi
- Slides Widal
µl, 5µl
- sentrifuge
d. Bahan
- Darah vena EDTA - Reagen Salmonella
- Reagen Salmonella Paratyphi AH
Typhi O - Reagen Salmonella
- Reagen Salmonella Paratyphi BH
Typhi H
e. Cara Kerja
- Disiapkan slide yang kering dan bersih dengan 4 (empat) lingkaran
- Dengan mikropipet Reagen Salmonella Typhi O dengan volume 40 µl
kedalam lingkaran-linggkaran tadi.
- Selanjutnya dimasukkan serum dengan tingkat titer 1/80 dengan
volume sampel 20 µl.
- Dicampur dan digoyangkan dengan tangan
- Apabila hasil (+) aglutinasi, dilanjutkan lagi dengan titer selanjutnya
yaitu 1/160 dan 1/320
- Dicampur dan digoyang
- Dicatat dan dilaporkan hasil widal.
- Lakukan hal yang sama dengan menggunakan Reagen Salmonella
Typhi H, Reagen Salmonella Paratyphi AH, dan Reagen Salmonella
Paratyphi BH
f. Interpretasi Hasil
Titer O yang tinggi : (≥160) atau kenaikan titer yang tinggi infeksi
menunjukkan infeksi akut.
Titer H yang tinggi : : (≥160)menunjukkan pernah di faksinasi/ pernah
terjadi infeksi.
Titer 1/80 : pernah mengalami Typoid
Normal/ tanpa aglutinasi : Belum pernah terinfeksi typoid

 Pemeriksaan RDT
a. Tujuan
Untuk mendeteksi parasit plasmodium sp penyebab penyakit malaria
secara cepat.
b. Prinsip

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

Cara kerja RDT berdasarkan pendeteksian antigen-antigen yang terdapat


dalam parasit malaria. Hal ini karena RDT dapat mendeteksi antigen
HRP-II atau Enzim LDH parasit (pLDH) yang terdapat pada P. Falciparum
RDT juga dapat membedakan P. Falciparum dan non-falciparum tetapi
tidak dapat membedakan antara P. Vivax,P. Ovale, P malariae.

c. Alat
- RDT - Lancet
- Autoclick - Pipet tetes

d. Bahan
- Darah kapiler / darah vena EDTA
- Assay Buffer
e. Cara kerja
- Diambil spesimen darah 10 µl pada jari passien yang telah ditusuk
lancet dengan pipet yang disediakan atau miropipet
- Lalu dimasukkan spesimen darah 10 µl kedalam lubang sampel
- Lalu buka botol Assay Buffer dengan memutar tutupnya
- Ditambhkan 3 tetes Assay Buffer ( atau 60 µl) ke lubang buffer
- Dibaca hasilnya selama 20 menit.
f. Interpretasi hasil

 Pemeriksaan Dengue
a. Tujuan
Untuk mendeteksi antibodi IgG dan IgM yang spesfik berguna untuk
diagnosis infeksi virus dengue
b. Prinsip
Alat tes demam berdarah IgG/IgM adalah suatu pengujian untuk
penetapan kadar fasa-padat immunochromatografic untuk pendeteksian
differensial dan kwalitatif cepat antibodi IgG dan IgM terhadap virus
demam berdarah didalam serum manusia atau plasma.
c. Alat
- Rapid Dengue - Lancet

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Autoclick - Pipet tetes


d. Bahan
- Darah kapiler / darah vena EDTA
- Assay Buffer
e. Cara kerja
- Diambil spesimen darah 10 µl pada jari pasien yang telah ditusuk
lancet dengan pipet yang disediakan atau miropipet
- Lalu dimasukkan spesimen darah 10 µl kedalam sumur sampel (S)
- Lalu buka botol Assay Buffer dengan memutar tutupnya
- Ditambhkan 3 tetes Assay Buffer ( atau 60 µl) ke lubang buffer
- Dibaca hasilnya selama 15 menit.
- Jika latar belakang membrane darah tes masih kemerah-merahan
tambahkan 2 tetes atau lebih assay buffer pencuci pada sumbur
sampel (S) untuk membersihkan latar belakang membrane.
f. Interpretasi hasil

3. Pemeriksaan Parasitologi
 Pemeriksaan Malaria Dan Filaria
a. Tujuan
Untuk melihat ada tidaknya parasit plasmodium sp dan parasit filaria pada
darah pasien yang didiagnosa penyakit malaria.
b. Prinsip
Prinsip dari pewarnaan giemsa pada slide adalah presitipasi hitam yang
terbentuk dari metilen biru dan eosin yang dilarutkan didalam
metanol.pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan
morfologi sitoplasma dari sel eritrosit, leukosit, trombosit, dan parasit
Plasmodium sp dan parasit Filaria.
c. Alat
- Slide - Tabung reaksi
- Rak pengecatan - Batang pengaduk
- Pipet tetes - Rak pengering

d. Bahan

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Giemsa Stok - Darah vena EDTA/ darah


- Aguades kapiler
- Metanol - Tabung reaksi
e. Cara kerja
 Membuat sediaan darah tebal
- Dibuat dari 3 tetes darah kira-kira 20 mikroliter diameter +1 cm
- Di harapkan tebalnya sediaan adalah bekumpulnya parasit yang
densitas atau kepadatan parasitnya rendah. Ini merupakan upaya
meningkatkan sensitifitas pemeriksaan
- Tetapi jangan terlalu tebal akan menyulitkan proses hemolisis dan
penyerapan zat warna giemsa.
 Membuat sediaan darah tebal
- Dibuat dari 1 tetes darah, dihapuskan secara merata, mantap keujung
tanpa diangkat, ujung yang melidah diharapkan habis terhapus, bukan
karena diangkat.
- Sediaan darah tipis hanya digunakan untuk menjelaskan morfologi sel
parasit, bukan untuk enemukan parasit.
 Pengecatan Malaria dan filaria dengan Giemsa
- Letakkan sediaan yang akan di cat diatas rak pengecatan
- Teteskan methanol diatas hingga memenuhi sediaan, biarkan 5 menit.
Buang kelebihan methanol,
- Teteskan giemsa yang sudah diencerkan (Pengenceran giemsa :
Aquades = 20 tetes giemsa : 3 ml aquaes/ 2 tetes giemsa : 1 ml
aquades) selama 10-15 menit.
- Cuci dengan air mengalir, kering anginkan.
f. Interpretasi hasil
Positif : Ditemukan Plasmodium sp atau parasit filaria
Negatif: Tidak ditemukan Plassmodium sp atau parasit filaria

4. Pemeriksaan Kimia klinik


 Glukosa
a. Tujuan
Untuk Mengetahui kadar Glukosa yang terdapat di dalam darah.
b. Metode
Metode pemeriksaan glukosa adalah GOD-PAP
c. Prinsip
Glukosa diukur setelah oksidase enzimatik, adanya glukosidase hidrogen
peroksidase di bawah katalisa peroksidase bereaksi dengan phenol dan 4-

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

amino phenazone membentuk zat warna merah violet, quinoneimine


sebagai indikator.
d. Alat
- Micropipet 5 µl - Yellow Tip 
- Sentrifuge
Mikropipet 500 µl
- Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagen Glukosa
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 500 µl reagen glukosa dan dimasukkan kedalam tabung reaksi,
- Kemudian dipipet 5 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent glukosa. Homogenkan
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 10 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Gula Darah Sewaktu (GDS) : 60-150 mg/dl
Nilai Normal Gula Darah Puasa (GDP) : 60-100 mg/dl
Nilai Normal Gula Darah 2 jam Post Pradial (GD2PP : 70-150 mg/dl

 Cholesterol
a. Tujuan
Untuk Mengetahui kadar kolesterol total dalam di darah.
b. Metode
Metode pemeriksaan cholesterol total adalah CHOD-PAP
c. Prinsip
Cholesterol diukur setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi indikator
quinoneimine dibentuk dari hidrogen peroksidase dan 4-aminophenazone.
Absorben warna diukur dengan terbentuknya warna yang dibaca pada
spektrofotometer dalam phenol dan peroxidase. Intensitas warna merah
akhir sebanding dengan konsentrasi kolesterol total. Lipid kliring Factor
(LCF) :Campuran aditif khusus yang dikembangkan oleh stanbio
diintegrasikan ke dalam reagen kolesterol untuk membantu meminimalkan
gangguan akibat lipemia.

d. Alat

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Micropipet 5 µl - Yellow Tip 


- Sentrifuge
- Mikropipet 500 µl
- Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagen Cholestrol Total
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 500 µl reagen cholesterol total dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi,
- Kemudian dipipet 5 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent cholesterol total. Homogenkan
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 10 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Cholesterol Total : 150 - 200 mg/dl

 Trigliserida
a. Tujuan
Untuk Untuk mengetahui kadar trigliserida di dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksaan trigliserida adalah TG-PAP
c. Prinsip
Trigliserida diukur setelah hidrolisa enzimatik dengan lipase indicator     
quinonemine dibentuk dari hydrogen peroksida 4amino pryme
chlorophenol dibawah pengaruh katalisa peroksida
d. Alat
- Micropipet 5 µl - Yellow Tip 
- Sentrifuge
Mikropipet 500 µl
- Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagen Trigliserida
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Dipipet 500 µl reagen Trigliserida dan dimasukkan kedalam tabung


reaksi,
- Kemudian dipipet 5 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent Trigliserida. Homogenkan
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 10 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Trigliserida : > 200 mg/dl
 Asam Urat
a. Tujuan
Untuk mengetahui kadar Asam Urat di dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksaan Asam Urat adalah Uricase PAP
c. Prinsip
Kadar asam urat diukur melalui reaksi dengan uricase. H 2O2 bereaksi
dibawah katalisa peroksidase dengan 3,5-dichloro-2-
hydroxybenzenesulfonic acid (DCHBS) dan 4-aminophenazone (PAP)
membentuk zat warna merah violet quinoneimine sebagai indicator
d. Alat
- Micropipet 10 µl - Yellow Tip 
- Sentrifuge
- Mikropipet 500 µl
- Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagen Asam Urat
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 500 µl reagen Asam Urat dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi,
- Kemudian dipipet 10 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent Asam Urat. Homogenkan
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 10 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Asam Urat Pria : 2-5 mg/dl
Nilai Normal Asam Urat Wanita : 2-6 mg/dl

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

 HDL
a. Tujuan
Untuk mengetahui HDL / Cholesterol baik di dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksaan HDL adalah Cholesterol liquidcolor
c. Prinsip
Chylomicrons VLDL (Very low density lipoprotein) dan LDL (low density
lipoprotein) diendapakan dengan penambahan asam fosfotungsat dan
magnesium clorida. Setelah dicentrifuge cairan supranatan mengandung
fraks HDL yang mana diperiksa sebagai HDL cholesterol dengan
menggunakan cholesterrol liquicolor test.

d. Alat
- Micropipet 500 µl - Tabung reaksi
- Blue Tip
- Mikropipet 50 µl
- Yellow Tip 
- Mikropipet 1000 - Sentrifuge
µl - Fotometer Royto
- Mikropipet 10 µl
e. Bahan
- Reagen HDL
- Reagent Cholesterol Total
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 500 µl reagen HDL dan dimasukkan kedalam tabung reaksi,
- Kemudian dipipet 50 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent HDL. Homogenkan dan inkubasi 5 menit
- Kemudian disentrifuge 10 menit
- Dipipet 1000 µl reagen cholesterol total dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi,
- Kemudian dipipet 10 µl suprantan dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi reagent cholesterol total. Homogenkan
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 10 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal HDL: Pria = <35 mg/dl Wanita =< 35 mg/dl

 LDL
LDL = (Trigliserida / 5) + HDL – Cholesterol Total
Nilai Normal LDL = <190 mg/dl

 SGOT / AST
a. Tujuan
Untuk mengetahui kadar SGOT/ AST di dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksaan SGOT/ AST adalah Metode Kinetik -IFCC
c. Prinsip
Aminitransferase (AST) mengkatalis transaminasi dari L-glutamate dan
oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi menjadi malate oleh enzim malate
dehydrogenase (MDH) dan niconamide adenine dinucleotide (NADH)
teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi,
berbanding langsung dengan aktivitas AST dan diukur secara fotometrik
dengan panjang gelombang 340 nm.
d. Alat
- Micropipet 1000µl - Yellow Tip 
- Sentrifuge
- Mikropipet 100 µl
- Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagent SGOT / AST
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 1000 µl reagen SGOT/ASTdan dimasukkan kedalam tabung
reaksi,
- Kemudian dipipet 100 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent ureum. Homogenkan
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 340 nm
dengan faktor 1745
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal SGOT/ AST : Pria = <25 U.l Wanita =<21 U.l

 SGPT
a. Tujuan
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

Untuk mengetahui kadar SGPT / ALT di dalam darah


b. Metode
Metode pemeriksaan SGPT/ALT adalah Metode Kinetik -IFCC
c. Prinsip
Alanine aminotransferase (ALT) mengkatalis transaminasi dari L-
alanine dan a-kataglutarate membentuk I-glutame dan pyruvate,
pyruvate yang terbentuk di reduksi menjadi laktat oleh enzim laktat
dehidrogenase (LDH) dan niccotinamide adenine dinucleotide (NADH)
teroksidassi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi hasil
penurunan serapan (absorbance), berbanding langsung dengan
aktivitas ALT dan diukur secara fotometrik dengan panjang gelombang
340 nm.
d. Alat
- Micropipet 1000µl - Yellow Tip 
- Sentrifuge
- Mikropipet 100 µl
- Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagent SGPT / ALT
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 1000 µl reagen SGPT/ALT dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi,
- Kemudian dipipet 100 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi reagent ureum. Homogenkan
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 340 nm
dengan faktor 1745
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal SGPT/ ALT : Pria = <29 U.l Wanita =<22 U.l

 Bilirubin Total dan Bilirubin Direct


a. Tujuan
Untuk Bilirubin Total dan Bilirubin Direct di dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksaan Bilirubin Total dan Bilirubin Direct adalah Metode
Jendrassik / Grof
c. Prinsip
Bilirubin bereaksi dengan Diazotized Sulphanilic Acid (DSA)
membentuk zat warna merah azo. Absorbans zat warna ini pada 546
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

nm sebanding dengan konsentrasi bilirubin dalam sampel.


Glucuronides bilirubin yang larut dalam air bereaksi langsung dengan
DSA yang mana albumin yang terkonjugasi dalam bilirubin indirect
hanya akan bereaksi dengan DSA, dibantu adanya accelerator (zat
pemercepat).
d. Alat
- Micropipet 1000µl - Micropipet 100µl
- Mikropipet 50 µl - Yellow Tip 
- Tabung reaksi - Sentrifuge
- Blue Tip - Fotometer Royto

e. Bahan
- Reagent Bilirubin Total
- Reagent Bilirubin Direct
- Reagen Oksidasi
- Serum
f. Cara Kerja
 Bilirubin Total
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 1000 µl reagen bilirubin total dan diteteskan oksidasi 1 tetes
dimasukkan kedalam tabung reaksi,
- Kemudian dipipet 50 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent bilirubin total dan oksidasi. Homogenkan
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 5 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm
 Bilirubin Total
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 1000 µl reagen bilirubin direct dan diteteskan oksidasi 1 tetes
dimasukkan kedalam tabung reaksi,
- Kemudian dipipet 10 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent bilirubin direct dan oksidasi. Homogenkan
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 3 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Bilirubin Total = 0,25-1,0 mg/dl
Nilai Normal Bilirubin Direct= 0,01-0,25 mg/dl

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

 Bilirubin Indirect
Bilirubin Indirect = Bilirubin Total – Bilirubin Direct
Nilai Normal Bilirubin Indirect = 0,2-0,8 mg/dl
 Ureum
a. Tujuan
Untuk mengetahui Kadar ureum dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksan ureum adalah Berthelet
c. Prinsip
Urea dihidrolisa dengan adanya air dan urease membentuk ammonia
dan carbon dioksida . pada metode modifikasi Berthelet ini ion ammonia
bereaksi dengan hypochlorit dan sallycilate membentuk zat warna hijau,
Peningkatan Absorben. Pada panjang gelombang 578 nm proporsional
dengan konsentrasi urea dalam sample.
d. Alat
- Micropipet 500 µl - Yellow Tip 
- Sentrifuge
- Mikropipet 5 µl
- Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagen Ureum
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 500 µl reagen ureum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi,
- Kemudian dipipet 5 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent ureum. Homogenkan
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 578 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Ureum : 10-50 mg/dl

 Kreatinin
a. Tujuan
Untuk mengetahui Kadar kreatinin dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksan ureum adalah metode kinetik
c. Prinsip
Kreatinin dalam sampel bereaksi dengan pikrat dalam suasana alkali
menghasilkan komplek warna. Dari komplek warna tersebut diukur
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

dalam waktu singkat.


d. Alat
- Micropipet 500 µl - Yellow Tip 
- Sentrifuge
- Mikropipet 25 µl
- Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagen Ureum
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 500 µl reagen R1 Kreatinin dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi, risi reagen lalu dipipet reagen R2 Kreatinin Dan dimasukkan
kedalam tabung yang berisi reagen R1
- Kemudian dipipet 25 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent kreatinin R1+R2. Homogenkan
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 578 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Kreatinin : 0,5-1,5 mg/dl

 Total protein
a. Tujuan
Untuk mengetahui Kadar protein total dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksan Total Protein adalah Biuret
c. Prinsip
Ion tembaga bereaksi dengan protein dalam media alkali membentuk
kompleks ungu. Absorbans kompleks ini sebanding dengan konsentrasi
protein dalam serum.
d. Alat
- Micropipet 1000 - Yellow Tip 
- Sentrifuge
µl
- Fotometer Royto
- Mikropipet 20 µl
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagen Total Protein
- Serum
f. Cara Kerja
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Disiapkan alat dan bahan


- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 1000 µl reagen total protein dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi,
- Kemudian dipipet 20 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent total protein.
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 10 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Total Protein : 61-82 g/L

 Albumin
a. Tujuan
Untuk mengetahui kadar albumin dalam darah
b. Metode
Metode pemeriksan albumin adalah BCG (Bromcresol Green)
c. Prinsip
Bromcresol Green dengan albumin dalam larutan buffer sitrat
membentuk kompleks warna. Absorbance dari kompleks warna ini
proporsional dengan konsentrasi albumin dalam sampel.
d. Alat
- Micropipet 1000 - Yellow Tip 
µl - Sentrifuge
- Mikropipet 10 µl - Fotometer Royto
- Tabung reaksi
- Blue Tip
e. Bahan
- Reagen Albumin
- Serum
f. Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil darah vena lalu disentrifuge, dan dipisahkan serumnya
- Dipipet 1000 µl reagen albumin dan dimasukkan kedalam tabung reaksi,
- Kemudian dipipet 10 µl serum dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi reagent albumin.
- Lalu inkubasi sampel pada suhu 37 ˚C selama 10 menit dengan
stopwatch.
- Lalu baca dengan fotometer Royto dengan panjang gelombang 546 nm
g. Interpretasi Hasil
Nilai Normal Albumin : 37-52 g/L
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

 Globulin
Globulin = Total Protein – Albumin
Nilai Normal Globulin = 2,3-3,22 g/L

5. Pemeriksaan Urinalisis
 Pemeriksaan Urine Lengkap
a. Prinsip
1. Pemeriksaan makroskopis
Sampel urin diperiksa secara makroskopis untuk mengetahui warna, kejernihan
bau dan pH pada urin.
2. Pemeriksaan carik celup
Urin akan bereaksi dengan reagen yang terdapat pada stick/carik celup
dengan membentuk perubahan warna-warna yang terjadi dibandingkan dengan
warna standar tiap-tiap parameter.
3. Pemeriksaan sediment (mikroskopis)
Berat jenis sedimen unsur-unsur organik dan anorganik lebih besar daripada
berat Jenis urin sehingga dengan sentrifus unsur-unsur tersebut akan
mengendap.
b. Alat
- Tabung reaksi - Stick reagen
- Rak teabung reaksi - Mikroskop
- Stick reagen - Slide
- Tabung reaksi - Cover glass
- Rak teabung reaksi - Sentrifus
c. Bahan
- Urine
d. Cara Kerja
1. Pemeriksaan Makroskopis
- Tabung diberi label
- Sampel diamati kekeruhan dan warnanya
- Urin dimasukkan dalam tabung
- Dicelupkan strip pemeriksaan urin dan dibandingkan dengan standar
warna atau dibaca
- Diamati dan dicatat hasilnya.

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

2. Pemeriksaan Mikroskopis
- Urin disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm
- Diteteskan pada slide kemudian ditutup dengan cover glass.
- Diamati dengan mikroskop menggunakan perbesaran 10 x 40
- Kemudian dicatat hasilnya.

 Pp Test
a. Prinsip
Strip dicelupkan dalam urin kemudian urin akan naik memenuhi membran dalam
strip gaya kapilaritasnya. Apabila kadar hCG dalam urin melebihi ambang batas,
maka akan terbentuk garis berwarna pada daerah test. Sedangkan apabila kadar
hCG dalam urin kurang dari ambang batas atau tidak mengandung hCG maka
tidak akan terbentuk garis berwarna pada daerah test. Sebagai kontrol akan selalu
terbentuk garis berwarna pada daerah kontrol hal ini untuk menandakan bahwa
volume urin yang diserap strip telah memenuhi membran dari strip tersebut.
b. Alat
- Wadah
- Strip pemeriksaan PPTes
c. Bahan
- Urin
d. Cara kerja
- Urin ditampung dalam wadah kering dan bersih
- Dicelupkan strip PPTes pada sampel urin
- Didiamkan sesaat hingga sampel urin naik berdasarkan gaya
kapilaritasnya
- Diamati dan dicatat hasilnya
e. Interpretasi Hasil

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

Gambar3.2 Interpretasi Hasil Pp Test


Positif : Jika terdapat 2 garis di daerah control line
Negatif : Jika terdapat 1 garis di daerah control line.
Invalid : Jika terdapat 1 garis di daerah test line.

24.Unit Terkait Loket Pendaftaran, Poli Umum, Poli Anak, Poli Gigi dan Mulut, Poli KIA, Poli
KB, dan Laboratorium

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


S No. Kode
Terbitan
:
:
P No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
DINAS KESEHATAN
KAB. KUTAI BARAT O Halaman :
PUSKESMAS
BARONG TONGKOK
Ditetapkan Oleh Kepala Arbayanti, S.Kep., Ners, M.Si
Puskesmas Barong Tongkok NIP: 19690215 199102 2 001

25.Pengertian Proses Pemeriksaan laboratorium klien / pasien beresiko tinggi untuk


mendapatkan pelayanan laboratorium
26.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan laboratorium resiko
tinggi
27.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
28.Referensi
29.Prosedur 1. Pemeriksaan BTA dan Lepra
a. Tujuan
Untuk pemeriksaan bakteri tahan asam golongan Mycobacterium sp (M.
tuberculosis dan M. leprae) dan Actinomyces.
b. Prinsip
Bakteri genus Mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada
dinding selnya mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat
permeable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam
(+) terhadap pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberculosis.
Pewarnaan ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri menjadi 2
kelompok tahan asam dan tidak tahan asam. Bila zat warna yang telah
terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri
tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan
asam.
c. Alat
- Slide - Rak pengering

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Rak pengecatan - Lampu bunsen/ spiritus


- Pipet tetes
d. Bahan
- Carbol fuchsin 0,3% - Air
- Alkohol asam 3% - Sputum
(Alkohol + konsentrasi HCl - Plasma
3%)
- Methylen-blue 0,3%
e. Cara Kerja
 Cara Pembuatan Sediaan BTA
- Tulis pada bagian frosted kode sediaan (kode kabupaten/ kode UPK
(Puskesmas)/ Nomor urut suspek ( sesuai TB-06)/ Waktu Pengambilan
dahak.
- Ambil dengan lidi sampel dahak pada bagian purulen
- Sebarkan secara spiral kecil-kecil dahak pada permukaan kaca sediaan
dengan ukuran 2x3.
- Keringkan pada temperatur kamar
- Masukkan lidi bekas kedalam wadah berisi desinfektan.
- Dengan pinset sediaan kaca dijepit dan fiksasi 2-3 kali melewati api
bunsen.
- Pastikan hapusan menghadap keatas.
 Cara pembuataan Sediaan Lepra
- Diambil Spesimen lepra cairan jaringan.
- Bahan ini dioleskan merata pada kaca objek.
- Kemudian lakukan pengecatan Ziehl-Neelsen.
 Pewarnaan BTA
- Atur sediaan diatas rak jangan terlalu rapat, buat jarak
- Tuangkan Carbol Fuchsin 0.3 % hingga menutupi seluruh permukaan
sediaan
- Panaskan sediaan dengan api sampai keluar uap ( jangan sampai
mendidih), dinginkan selama minimal lima menit
- Buang Carbol Fuchsin perlahan-lahan satu persatu
- Bilas dengan air mengalir mulai dari frosted
- Tuangkan Asam alkohol 3% sampai tidak tampak warna merah.
- Bilas dengan air mengalir.
- Tuangkan 0.3% Methylene Blue hingga menutupi seluruh sediaan dan
biarkan 10-20 menit
- Buang Methylene Blue per satu sediaan. Bilas dengan air mengalir.

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

- Keringkan sediaan pada rak pengering.


 Pembacaan BTA
- Pembacaan mulai dari ujung kiri ke ujung kanan minimal 100 LP.
- Lurus apabila pembuatan sediaan merata
- Teteskan minyak imersi 1 tetes, lalu putar lensa objektif 100X.
f. Interpretasi Hasil
Negatif Tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 LP

Scanty 1-9 / 100 LP (Tuliskan jumlah BTA yang ditemukan)

1+ 10-99 BTA / 100 LP

2+ 1-10 BTA / 1 LP (Minimal 50 LP)

3+  10 BTA / 1 LP (Minimal 20 LP)

 Pelaporan Hasil Pemeriksaan


- Catat hasil pemeriksaan pada register Lab (TB-04) dan beri nomor
register Lab
- Catat hasil pemeriksaan pada Form TB-05
- Beri tanggal dan tandatangani Form TB-05
 Penyimpanan Sediaan Sputum
- Hilangkan minyak imersi dengan cara menempelkan permukaan yang
berisi minyak dengan tissue
- Simpan sediaan dalam kotak sediaan secara berurutan sesuai dengan
nomor register lab TB-04
2. Pemeriksaan HbsAg
a. Tujuan
Untuk menentukan adanya antigen hepatitis B dalam serum/plasma
penderita
b. Prinsp
HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen Test Strip) (Serum/Plasma) adalah tes
kualitatif imunoligi secara aliran lateral untuk mendeteksi HbsAg pada
serum/plasma. Membran dilapisi dengan anti antibodi HBsAg poliklonal di
garis tes. Selama tes berlangsung spesimen serum atau plasma berekasi
dengan partikel yang dilapisi dengan anti-HBsAg antibodi monoklonal.
Campuran tersebut akan bergerak sepanjang membran secara kapilaritas
dan bereaksi dengan anti-HBsAg antibody poliklonal pada membran dan
menghasilkan garis berwarna. Munculnya garis berwarna pada garis tes
mengindikasikan hasil positif dan jika tidak ada garis berwarna pada garis
tes menandakan hasil negatif. Sebagai prosedur kontrol, garis berwarna
Puskesmas Barong Tongkok
SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

harus selalu muncul pada garis kontrol yang menandakan volume sampel
cukup dan telah mengisi membran.
c. Alat
- Mikropipet 200 µl
- Tabung reaksi
d. Bahan
- Serum
e. Cara Kerja
- Suhu kamarkan reagen/serum
- Dipipet Serum 200 µl masukan kedalam tabung reaksi
- Celupkan strip arah panah kebawah, sampel tidak boleh melewati batas
pada rapid Hbsag
- Baca hasil setelah 20 menit, dan catat hasil pemeriksaan
f. Interpretasi Hasil

3. Pemeiksaan HIV
 Pemeriksaan HIV Rapid
a. Tujuan
Tes ini merupakan tes immunochromatographic untuk diferensial dan
deteksi kualitatif dari semua isotypes (IgG, IgM, IgA) Antibodi spesifik
untuk HIV-1 termasuk subtipe O dan HIV-2 secara bersamaan dalam
serum manusia, plasma atau seluruh darah.
b. Prinsip
Membran pada zona tes pertama mengandung antigen HIV-1 dan zona tes
dua mengandung antigen HIV-2. Antigen recombinant yang terkonjugasi
dalam sampel berpindah ke membrane immunocromatography ke zona

Puskesmas Barong Tongkok


SPO PENERIMAAN SPESIMEN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tgl terbit :
Halaman :

UPT.PUSKESMAS Arbayanti, S.Kep,Ners.


BARONG TONGKOK NIP.19690215 199102 2 001

reaksi dan terbentuk ikatan Ag-Ab-Ag. Apabila terbentuk garis pada zona
tes satu maka hasilnya positif HIV-1, sedangkan garis pada zona dua yang
terbentuk maka hasilnya positif HIV-2. Tetapi jika kedua garis tebentuk
maka penentuan hasil positif dilihat garis yang paling gelap.
c. Alat
- Rapid Dengue - Lancet
- Autoclick - Pipet tetes

d. Bahan
- Darah kapiler / darah vena EDTA
- Assay Buffer
e. Cara Kerja
- Diambil spesimen darah 10 µl pada jari pasien yang telah ditusuk lancet
dengan pipet yang disediakan atau miropipet
- Lalu dimasukkan spesimen darah 10 µl kedalam sumur sampel (S)
- Lalu buka botol Assay Buffer dengan memutar tutupnya
- Ditambhkan 3 tetes Assay Buffer ( atau 60 µl) ke lubang buffer
- Dibaca hasilnya selama 15 menit.
- Jika latar belakang membrane darah tes masih kemerah-merahan
tambahkan 2 tetes atau lebih assay buffer pencuci pada sumbur sampel
(S) untuk membersihkan latar belakang membrane.

f. Interpretasi Hasil

30.Unit Terkait Loket Pendaftaran, Poli Umum, Poli Anak, Poli Gigi dan Mulut, Poli KIA, Poli
KB, dan Laboratorium

Puskesmas Barong Tongkok

Anda mungkin juga menyukai