Anda di halaman 1dari 11

IPM IMUNISASI SASARAN JENIS PELAKSANAAN

BAKTERI VIRUS MR Agustus


1 SD
OPV DT November
MR 2 SD Td November
Vaksin hidup BCG MMR 3 SD Td November
Varicella
Yellow Fever
• Imunisasi tambahan
DPT
HiB
Influenza o Backlog fighting
Hep A Upaya u/ melengkapi imunisasi dasar pada
Vaksin inaktif Typhoid
Hep B
Meningococcus
IPV anak <3thn (dilakukan di desa yg 2thn
Pneumococcus berturut2 tidak mencapai UCI)
o Crash program
Vaksin hidup vs inaktif U/ mencegah terjadinya KLB (cth: campak,
HIDUP INAKTIF
polio)
Freeze sensitive → TIDAK BOLEH
Heat sensitive, tahan beku o PIN = Pekan Imunisasi Nasional
beku (uji kocok)
Imunisasi yg dilakukan serentak di suatu
PO, ID, SC IM dalam negara dlm waktu singkat tanpa
memandang status imunisasi sblmnya (cth:
polio)
Interval 2 vaksin hidup ≥4mgg - o Sub PIN
Mirip PIN tapi dilakukan di wilayah terbatas
(cth: provinsi, kabupaten, kota)
Kontraindikasi: Aman u/ pasien
immunocompromised, hamil immunocompromised
o Catch up campaign campak
Pemberian imunisasi MR pada anak 1-6 SD
atau anak 6-12thn yang tidak sekolah tanpa
Uji kelayakan vaksin: mempertimbangkan status imunisasi
• Freeze tag sebelumnya
• Shake test → dilihat setelah 30mnt apakah ada o ORI = Outbreak Response Immune
endapan/tidak U/ penanganan KLB
• VVM (vaccine vial monitor) → segi empat lebih
terang dari lingkaran sekitar = layak pakai • Imunisasi khusus (haji/umrah, KLB)
o Menigitis meningokokus
o Yellow fever
o Anti-rabies (VAR)

Dosis, cara dan tempat imunisasi


JENIS DOSIS CARA TEMPAT
Polio 2 tetes PO Mulut
BCG 0.05cc IC Lengan atas kanan
MR 0.5cc SC Lengan atas kiri
Hep B 0.5cc IM Paha
IPV 0.5cc IM Paha kanan
Paha kiri (bayi)
Pentabio 0.5cc IM
Lengan atas kanan (batita)
Jenis imunisasi → program, rutin, dasar DT 0.5cc IM Lengan atas kiri
• JADWAL IMUNISASI DASAR PADA BAYI Td 0.5cc IM Lengan atas kiri
UMUR JENIS
0 bln Hep B B C
1 bln BCG, IPV 1 I D
2 bln Pentabio 1, IPV 2
3 bln Pentabio 2, IPV 3
4 bln Pentabio 3, IPV 4
9 bln MR
o Pentabio = DPT – HepB – HiB
• JADWAL IMUNISASI LANJUTAN PADA BATITA, ANAK
USIA SEKOLAH
UMUR JENIS
18 bln Booster Pentabio
24 bln Booster MR
o Pentabio = DPT – HepB – HiB
o Biasanya sama2 dikasih usia 18bln
BCG → udah dibuka tahan 3jam
Kontraindikasi
• HIV (+) dgn/tanpa gejala
• HIV (?), gejala (+), ibu HIV (+)
• Keganasan
• Immunodeficiency
• Immunosuppressive
• Gizi buruk
• Ada inf yg luas di tempat suntikan
• Demam tinggi

Dosis, cara, tempat: 0.05cc, IC, lengan atas kanan


• SC
o Swab dgn alcohol, TUNGGU SAMPAI KERING Informed consent sebelum vaksin
o Tidak perlu aspirasi • Perlindungan TB dan radang otak akibat TB
o Dicubit, bevel ke arah atas, sudut 45° • Kemungkinan efek samping → bisul yang akan
o MR, MMR muncul pada bekas suntikan setelah 1-12mgg dan
• IM akan sembuh walau meninggalkan bekas
o Swab dgn alcohol, TUNGGU SAMPAI KERING
o Aspirasi Edukasi setelah vaksin
o Sudut 90° • Kemungkinan efek samping → bisul yang akan
o Hep B, IPV, Pentabio, DT, Td muncul pada bekas suntikan setelah 1-12mgg dan
• IC akan sembuh walau meninggalkan bekas (jaringan
o Swab dgn alcohol, TUNGGU SAMPAI KERING parut 2-6mm akan terbentuk setelah 3bln)
o Tidak perlu aspirasi • Jika bisul muncul <1mgg setelah vaksin (accelerated
o Regangkan, bevel ke arah atas, sudut 15° BCG reaction / reaksi cepat BCG), kemungkinan bayi
o BCG → bisa pakai spuit insulin sudah terpapar TB → perlu diperiksa lanjut
• Kapan Kembali?
o 4mgg kemudian saat imunisasi Pentabio
dan polio
MR → udah dibuka tahan 6jam
o Jika terjadi bengkak hebat, demam tinggi,
Kontraindikasi
nanah yang banyak atau disebabkan
• Immunosuppressive
penyuntikan yg tidak steril (bukan reaksi
• Alergi thd gelatin atau neomisin
BCG)
• Demam akut
o Komplikasi = infeksi sekunder bakteri
• Vaksin hidup <4mgg
• Riw. transfusi darah/Ig <3bln
• Immunodeficient
Pentabio (DPT – HepB – HiB)
Kontraindikasi
Dosis, cara, tempat: 0.5cc, SC, lengan kiri atas
• Kejang dalam 3 hari atau kelainan otak lain
• Kelainan saraf
Informed consent sebelum vaksin
• Hypotonic hyporesponsive episode
• Mencegah campak dan rubella
• Menangis terus menerus 3jam
• Kemungkinan efek samping → demam ringan, ruam
merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan • Suhu >40.5° dalam 48jam
→ menghilang dalam 2-3 hari • SBG dalam 6mgg

Edukasi setelah vaksin Dosis, cara, tempat: 0.5cc, IM, paha (bayi), lengan atas kanan
• Kemungkinan efek samping → demam ringan, ruam (batita)
merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan
→ menghilang dalam 2-3 hari Informed consent sebelum vaksin
• KIPI → MR bisa demam = berikan PCT, • Perlindungan thd penyakit difteri, pertussis, tetanus,
bengkak/kemerahan = kompres, kalua menetap >3 hepB dan hemofilus influenza B
hari = control • Bayi paha kiri, batita lengan atas kanan
• Kapan kembali? Usia 18bln (sekaligus booster
Pentabio dan polio)
• Kemungkinan efek samping → bengkak, nyeri, 2. Cek buku KIA → analisa harus vaksin/imunisasi apa
kemerahan pada lokasi dan demam, menghilang Contoh tabel/buku KIA OSCE:
dalam bbrp hari 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

JENIS VAKSIN
Edukasi setelah vaksin
• Kemungkinan efek samping → reaksi lokal
sementara, demam tinggi/rewel dapat terjadi dalam
24jam
• Minum banyak ASI atau sari buah 3. Persiapan pasien + ax
• Jika demam, kenakan pakaian tipis = berikan PCT a. Nama, usia
15mg/kgBB setiap 4 jam (max 6x) b. Cek riwayat vaksin → sebutin udah pernah
apa aja
• Boleh mandi atau cukup cuci2 dgn air hangat
c. Analisa sekarang harus vaksin apa
• Bekas suntikan nyeri = kompres
d. Tanyakan apakah ada keluhan efek samping
• Kapan harus kembali?
vaksin sebelumnya
o 4mgg kemudian saat imunisasi Pentabio
e. Tanyakan apakah sekarang anak ada
berikutnya
keluhan
o Jika terjadi reaksi memberat dan menetap
f. Pastikan anak tidak ada kontraindikasi
vaksin
4. Informed consent + jelasin vaksin, cara pemberian,
IPV tempat pemberian, efek samping
Kontraindikasi 5. Cuci tangan dan pake gloves
• Sedang demam, penyakit akut atau penyakit kronis 6. Siapkan alat
progresif a. Pastikan ada: spuit, alcohol swab, safety box
• Hipersensitif pada saat pemberian vaksin (u/ pembuangan jarum), emergency kit
sebelumnya (adrenalin, antihistamin, dexamethasone),
• Penyakit demam akibat infeksi akut → tunggu pelarut dan vaksin
sampai sembuh b. Buka kulkas/coolbox tempat penyimpanan
• Alergi streptomycin vaksin
c. Ambil vial/ampule vaksin yang dibutuhkan,
Dosis, cara, tempat = 0.5cc, IM, paha kanan cek namanya bener atau engga
d. Cek tanggal kadaluarsa, VVM
Informed consent sebelum vaksin e. Ambil spuit sesuai (1cc, 3cc)
• Kemungkinan efek samping → nyeri, kemerahan, f. Swab alcohol pada tutup vial/ampul
bengkak dlm 1-2 hari dan akan hilang g. Ambil dosis sesuai vaksin (semua 0.5cc
kecuali BCG 0.05cc)
Edukasi setelah vaksin 7. Siapkan pasien → duduk di kasur/duduk dipegangin
• Kemungkinan efek samping → nyeri, kemerahan, ibunya, analisa head to toe dan area sekitar vaksin
bengkak dlm 1-2 hari dan akan hilang secara singkat
• Minum banyak ASI atau sari buah 8. Suntik time
• Jika demam, kenakan pakaian tipis = berikan PCT a. Swab area dgn alcohol, tunggu sampai
15mg/kgBB setiap 4 jam (max 6x) kering
• Boleh mandi atau cukup cuci2 dgn air hangat b. Buka tutup suntikan, suntik sesuai indikasi
• Bekas suntikan nyeri = kompres c. Tahan lagi dgn alcohol swab sampai
• Kapan harus kembali? perdarahan berhenti
o 4mgg kemudian saat imunisasi Pentabio d. Jarum dibuang langsung ke safety box
dan polio berikutnya TANPA RECAPPING
o Jika terjadi reaksi memberat dan menetap 9. Cuci tangan, lepas glove dan buang
10. Catat di buku KIA (jenis vaksin, tanggal vaksin, batch
number, nama dan ttd dokter)
GENERAL HOW TO IPM IMUNISASI 11. Edukasi pasien → efek samping, apa yang perlu
1. Perkenalan diri dilakukan, kapan kembali
“Selamat pagi/siang, saya dokter ___ yang berjaga di 12. Tunggu 30menit di ruang tunggu untuk dipantau
poli ini. Dengan anak Shafa hari ini mau vaksin ya? adakah reaksi anafilaktik atau tidak
Ibu saya boleh coba minta buku KIAnya ya biar saya
lihat riwayat vaksin dek Shafa.”
Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020
Umur
Imunisasi Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 9 10 12 14 15 16 18
Hepatitis B 1 2 3 4 5
Polio 0 1 2 3 4
BCG 1 kali
DTP 1 2 3 4 5 Td / Tdap
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus 1 2 3 (p)
1 Diulang setiap tahun 1 kali
MR /
MR / MMR MR MMR
MR / MMR
JE 1 2
2 kali, interval
Varisela 6 minggu - 3
bulan
Hepatitis A 2 kali,
interval 6 – 36 bulan
Tifoid 1 Diulang setiap 3 tahun 1 kali
HPV 2 kali
Dengue 3 kali, interval 6 bulan

Cara membaca kolom umur: misal 2 berarti umur 2 bulan (60 hari) s.d. 2 bulan 29 hari (89 hari) Vaksin pneumokokus (PCV): diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 -15 bulan. Jika belum
Rekomendasi imunisasi berlaku setelah diterbitkan di Sari Pediatri. Dapat diakses pada website IDAI (http:// idai.or.id/public- diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan dengan jarak
articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html) 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum diberikan pada umur 1- 2 tahun berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan.
Jika belum diberikan pada umur 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali
Primer Catch-up Booster Daerah Endemis Vaksin rotavirus monovalen : diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan interval minimal
4 minggu, harus selesai pada umur 24 minggu.
Vaksin rotavirus pentavalen : diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai
Untuk menerapkan jadwal imunisasi dengan benar perlu dibaca keterangan di bawah ini dan uraian lengkap di majalah
10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu.
Sari Pediatri
diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama
Vaksin hepatitis B (HB) monovalen sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Umur > 9 tahun, imunisasi pertama 1 dosis.
penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, imunisasi hepatitis B Vaksin MR / MMR : pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat
sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5 – 7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau
segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB MMR.
dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir. Imunisasi HB Vaksin Japanese encephalitis (JE) : diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah
selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP. endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1 - 2 tahun kemudian.
Vaksin polio 0 (nol): sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi Vaksin varisela : diberikan mulai umur 12 – 18 bulan. Pada umur 1 – 12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu
pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal sampai 3 bulan. Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6 minggu
diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP. Vaksin hepatitis A : diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian
Vaksin BCG : sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 Vaksin tifoid polisakarida : diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun
bulan atau lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul Vaksin human papiloma virus (HPV) : diberikan pada anak perempuan umur 9 – 14 tahun 2 kali dengan jarak 6 – 15 bulan
reaksi lokal cepat pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberkulosis. (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal 0,1,6 bulan (vaksin bivalen)
Vaksin DPT: dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalent).
bulan atau 2, 4, 6 bulan. Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5 - 7 tahun Vaksin dengue : diberikan pada anak umur 9 – 16 tahun dengan seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah
atau pada program BIAS kelas 1. Umur 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster selanjutnya pada umur dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau
10 – 18 tahun atau pada program BIAS kelas 5. Booster Td diberikan setiap 10 tahun. dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.
GENERAL HOW TO IPM KEJANG ‘emergency-setting’ ii. Thorax → cari ronki/wheezing,
Contoh kasus: Shafa, 5thn, 10kg, kejang di rumah kelojotan → murmur?
berhenti sendiri. Dibawa ke IGD RS Y, kejang lagi di IGD. iii. Abdomen → cari peningkatan BU,
Belum pernah kejang sebelumnya. Riwayat demam (+), bapil nyeri tekan, nyeri ketok?
(+). Riwayat kejang demam pada ayah. iv. Ext → akral hangat/WPK?
Soal: lakukan px fisik, dx, dan tx! v. Kepala
1. Mata → CA, SI, RC
1. Perkenalan + informed consent 2. Hidung → discharge
“Selamat pagi/siang ibu, saya dokter ___ yang 3. Mulut (buka) → bibir
berjaga di IGD ini. Ini adeknya benar dengan dek kering, liat faring + tonsil
Shafa? Usianya berapa (cth: 5thn)? BBnya berapa hiperemis ga
(cth: 10kg)? Sudah diberikan obat kejang tadi di vi. Leher → lnn?
rumah? Ini karena dek Shafa kejang saya masukin vii. Meningeal sign
obat dari dubur dulu ya bu untuk menghentikan 1. Kaku kuduk
kejangnya apakah ibu bersedia?” 2. Brud I
2. Langsung tatalaksana kejang 3. Brud II
a. Cuci tangan 4. Kernig
b. Ambil obat warna KUNING (diazepam) 5. Lasegue
sesuai dosis 6. Tentukan diagnosis
i. <12kg 5mg a. FS (KDS, KDK) → 6bln – 5thn
ii. ≥12kg 10mg b. FS+ → >5thn
c. Anaknya dimiringin, celananya dilepas, c. GEFS+ → pertamakali kejang tanpa demam,
masukin obat lewat dubur (regangin + pas kecil pernah kejang demam
masukin), tahan lobangnya 5menit d. First unprovoked seizure → tiba2 kejang
“Saya posisikan pasien miring dengan tanpa demam, riw. kejang (-)
mengganjal bahu, longgarkan pakaian dan e. Epilepsy → first unprovoked seizure >2x
lepaskan celana. Karena pasien usia 5 tanpa penyebab
tahun, BB 10kg maka saya berikan diazepam 7. Sebutkan indikasi u/ ranap dan tx di ranap
dengan dosis 5mg per rectal.” a. Indikasi: KDK, demam >41.5°C, usia <6bln,
3. Sambal nunggu 5 menit, periksa ABC (harusnya pertamakali kejang, kelainan neurologi
simultan), pastikan menetap
a. A clear (tidak ada sumbatan) b. Px penunjang:
b. B clear (pasang pulse dan nasal canul) i. Lumbal pungsi: curiga meningitis
c. C clear (masukin jalur IV setelah anak ga ii. Imaging: masalah intracranial
kejang) iii. DR, urin rutin, e-, GDS → lacak
4. Evaluasi setelah 5 menit → tanyakan apakah anak penyebab kejang (infeksi,
masih kejang? Iya = lanjut algoritma. Enggak = stop. keseimbangan elektrolit, dsb)
5. Ax + px lanjutan anak iv. EEG: untuk epilepsy
a. “Bu ini anaknya sudah tidak kejang. Izin c. Demam = berikan PCT 15mg/kgBB setiap 4
saya periksa lebih lanjut dan tanya2 sedikit jam (max 6x) selama demam
tentang kejangnya ya bu?” d. Profilaksis kejang = siapkan obat
b. Anamnesis kejang intermittent diazepam 0.3mg/kgBB untuk
i. Tadi berapa lama kejangnya? 48jam apabila kejang
ii. Kejangnya seperti apa? e. Antibiotic apabila infeksi = amox
iii. Apakah ini yang pertama? Kalau 15mg/kgBB/hari
sudah pernah kejang ada 8. Edukasi
pencetusnya? a. Boleh pulang kalau anak bebas demam 24
iv. Sudah diberikan obat? jam tanpa obat, bebas kejang 24jam tanpa
v. Saat ini adeknya ada obat
demam/batuk/pilek/nyeri b. Bawakan obat pulang diazepam per rektal,
tenggorokan/penkes? edukasi cara pemberian lewat dubur
vi. Apakah sudah mendapat terapi c. Edukasi ibu apa yang harus dilakukan
penyakit tsb? apabila kejang → longgarkan pakaian,
vii. Ada riwayat kejang di keluarga? masukkan obat lewat dubur
c. PX FISIK LENGKAP HEAD TO TOE d. Jika demam lagi, pantau suhu tubuh setiap
i. Thorax > abdomen > extremitas > 4 jam = berikan PCT 15mg/kgBB setiap 4
kepala > leher jam (max 6x)
GENERAL HOW TO IPM DIARE o Apakah di lingkungan sekitar ada
1. Perkenalan + tanyain identitas riwayat penyakit serupa?
“Selamat pagi/siang ibu, saya dr ___ yang berjaga di • Px fisik → KU, kepala, leher, thorax,
IGD ini. Benar dengan dek Shafa? Usianya berapa bu abdomen, ekstremitas
(cth: 5thn)? BBnya berapa ya bu (cth: 15kg)? Ini diare o Abdomen → peningkatan BU?
sudah >10x ya bu.” Nyeri tekan? Turgor masih lambat?
2. Assess ABC → tanyakan ke penguji & periksa 7. Cuci tangan
a. Tanyakan 8. Berikan oralit
• Kondisi umum bagaimana? a. <2thn oralit + 100cc
Apakah anak rewel, letargi atau b. ≥2thn oralit + 200cc
penkes? c. Larutkan dalam air, berikan dengan dosis
• Apakah haus/malas minum? 5cc/kgBB/jam secara perlahan
b. Periksa d. Apabila anak muntah, tunggu 10 menit,
• Apakah ada mata cekung? berikan lagi secara perlahan
• Apakah cubitan kulit kembali “Bu ini anaknya karena diare maka butuh oralit,
lambat? jadi ibu nanti campur satu sachet oralit ini
3. Informed consent dengan air 200cc, nanti diberikan ke dek Shafa
“Baik ibu, ini setelah saya assess anak ibu mengalami 75cc aja ya bu pelan-pelan. Rasanya memang
(sebut dx) diare cair akut dengan dehidrasi berat. agak kurang enak. Jadi kalau muntah ditunggu
Saya perlu memberikan cairan lewat infus ya, nanti dulu 10 menit, terus dicoba dikasih perlahan2 ya
juga saya perlu periksa tanda vital dan kondisi anak bu.”
ibu. Karena ini dehidrasi berat, saya sarankan untuk 9. 5 lintas diare (selain rehidrasi)
rawat inap apakah bersedia?” a. Nutrisi → berikan saat anak sudah mau
4. Cuci tangan makan/minum (biasanya dlm 1-2jam)
5. “Saya akan segera memasang jalur IV dan • ASI dilanjutkan (<2thn)
mempersiapkan cairan pengganti RL 100cc/kgBB” + • Selain ASI berikan makanan
hitung jumlah cairan yang dibutuhkan lunak dan rendah serat atau
kuah sayur, air tajin atau air
DEHIDRASI BERAT matang
#1 #2 • Tidak boleh diberikan sufor,
Usia
30cc/kgBB 70cc/kgBB
<12bln 1 jam 5 jam
makanan serat tinggi
>12bln 30 menit 2 ½ jam b. Zinc 10 hari
• <6bln ½ tablet = 10mg
“Dikarenakan dek Shafa usia 5thn dan BB 15kg, maka • ≥6bln 1 tablet = 20mg
saya akan berikan RL sebanyak 1500cc selama 3 jam • Gunanya u/ memperbaiki lapisan
dibagi dalam 2 dosis, 30 menit pertama 450cc dan 2 saluran cerna untuk menurunkan
½ jam berikutnya 1050cc. Lalu saya akan nilai setiap frekuensi BAB
15-30 menit dengan melihat tanda vital. Jika dengan c. Antibiotic
pemberian tsb belum membaik, saya akan percepat • Berikan apabila ada indikasi →
tetesan IV. Lalu sesudah 3 jam saya akan diare berdarah atau diare karena
mengevaluasi tingkat dehidrasi anak.” kolera atau diare disertai
6. Ax + px fisik singkat penyakit lain
“Sambil menunggu 3 jam saya izin bertanya ke ibu ya • Diare berdarah → shigellosis
tentang riwayat penyakit adik sama nanti saya izin (dysentri) → ciprofloxacin
periksa adik ya bu?” 15mg/kgBB/hari
• Ax → OLDCART • Kolera → cotrimoxazole
o Udah berapa lama diare? 24mg/kgBB/12jam
o Karakteristik diare seperti apa? d. Edukasi (setelah pulang)
Ada lendir/darah? • Edukasi cara pemberian oralit,
o Apakah ada demam/mual dan zinc 10 hari dan nutrisi
muntah/nyeri perut/keluhan lain? tambahan
o Sudah pernah diobati sebelumnya? • Kembali ke dokter apabila ada
o Apakah masakan di rumah dimasak tanda2 seperti BAB cair lebih
hingga matang? Apakah sayuran sering, muntah berulang, anak
dan buah2an dicuci dengan baik sangat haus, makan/minum
sebelum dikonsumsi? Apakah sedikit, demam, tinja berdarah
sebelum memberi makan anak ibu dan keluhan tidak membaik
biasa mencuci tangan? dalam 3 hari
RENCANA TERAPI A
6

Diare tanpa dehidrasi 2. BERI OBAT ZINC


Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan dengan cara
Bila terdapat dua tanda atau lebih dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.
Keadaan Umum baik, sadar
Mata tidak cekung
A - Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari
- Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.
3. BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI
minum biasa, tidak haus • Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
Cubitan kulit perut / turgor kembali segera • Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
• Beri makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau.
RENCANA TERAPI A • Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
UNTUK TERAPI DIARE TANPA DEHIDRASI • Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2 minggu
MENERANGKAN 5 LANGKAH TERAPI DIARE DI RUMAH 4. ANTIBIOTIK HANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI. MISAL: DISENTERI, KOLERA dll
1. BERI CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA 5. NASIHATI IBU/ PENGASUH
• Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :
• Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan • Berak cair lebih sering
• Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit atau • Muntah berulang
cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)
• Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit • Sangat haus
demi sedikit. • Makan dan minum sangat sedikit
- Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak • Timbul demam
- Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak.
• Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila: • Berak berdarah
- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C. • Tidak membaik dalam 3 hari
- Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk.
RENCANA
• Ajari ibuTERAPI B
cara mencampur dan memberikan oralit.

7
8

Diare dehidrasi Ringan/ Sedang AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN ORALIT:
• Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan.
Bila terdapat dua tanda atau lebih • Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas.
Gelisah, rewel
Mata cekung
B •

Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.
Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI.
Ingin minum terus, ada rasa haus Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah hilang.
Cubitan kulit perut / turgor kembali lambat
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG SETELAH 3-4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN, KEMUDIAN
JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA DI SARANA KESEHATAN PILIH RENCANA TERAPI A, B ATAU C UNTUK MELANJUTKAN TERAPI
• Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya
ORALIT yang diberikan = kencing kemudian mengantuk dan tidur.
75 ml x BERAT BADAN anak
• Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi Rencana Terapi B
• Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini: • Anak mulai diberi makanan, susu dan sari buah.
UmurSampai 4 bulan 4 -12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun • Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C
Berat Badan < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jumlah cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400
• Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah. BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B
• Bujuk ibu untuk meneruskan ASI. • Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam Terapi 3 jam di rumah.
• Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak selama masa ini.
• Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah
• Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit
• Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut • Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah
RENCANA TERAPI C
9

• Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi derajat dehidrasi.
10

Diare dehidrasi Berat Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A, B atau C ) untuk
melanjutkan terapi.
Bila terdapat dua tanda atau lebih
Lesu, lunglai / tidak sadar
Mata cekung
C Adakah Terapi terdekat
(dalam 30 menit)? YA
• Rujuk penderita untuk terapi Intravena.
• Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara
memberikannya selama di perjalanan.
Malas minum TIDAK • Mulai rehidrasi dengan oralit melalui Nasogastrik/ Orogastrik. Berikan
Cubitan kulit perut / turgor kembali sangat lambat sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam
Apakah Saudara dapat • Nilai setiap 1-2 jam:
RENCANA TERAPI C menggunakan pipa nasogastrik YA - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih lambat.
UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI BERAT DI SARANA KESEHATAN /orogastrik untuk rehidrasi? - Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk untuk terapi Intravena.
• Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi yang sesuai (A,
IKUTI TANDA PANAH. B atau C )
Jika jawaban • Beri cairan Intravena segera. TIDAK
“YA”, lanjutkan ke KANAN. Ringer Laktat atau NaCl 0,9% (bila RL tidak tersedia) 100 ml/kg BB, • Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut.
Jika dibagi sebagai berikut: Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam
“TIDAK”, lanjutkan ke BAWAH. UMUR Pemberian I Kemudian • Nilai setiap 1-2 jam:
Apakah penderita bisa minum? YA
30ml/kg BB 70ml/kg BB - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih lambat.
Dapatkah Saudara Bayi < 1 tahun 1 jam* 5 jam - Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk untuk terapi Intravena.
memberikan cairan Intravena?
YA
• Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi yang sesuai.
Anak ≥1 tahun 30 menit* 2 1/2 jam TIDAK

* Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba Catatan :
• Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk
Segera rujuk anak untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang
• Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum teraba, rehidrasi melalui
beri tetesan lebih cepat. Nasogastrik/Orogastrik atau
hilang dengan memberi oralit.
TIDAK
• Juga beri oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum; Intravena. • Bila umur anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di
biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau1-2 jam (anak). daerah Saudara, pikirkan kemungkinan kolera dan beri antibiotika yang
tepat secara oral begitu anak sadar.
• Berikan obat Zinc selama 10 hari berturut-turut
11
GENERAL HOW TO NEORES • Breathing (sambungkan BVM dgn sungkup,
1. Perkenalan siapkan reservoir, selang oksigen dan
“Selamat pagi/siang pak/bu, saya dokter ___. tabung oksigen)
Sebelumnya ini persiapan kelahiran bayi dari Ibu o Sungkup + BVM/balon
Shafa ya, usia 25 tahun?” mengembang sendiri, sambungkan
2. Anamnesis keluarga dan cek patensi
“Ibu Shafa usia kehamilan 36 minggu ya? Air ketuban § Besar → bayi besar
sudah pecah? Warna keruh atau jernih? Jumlah janin § Sedang → bayi cukup
ada satu ya? Apakah ada faktor risiko…?” bulan
• ANTEPARTUM § Kecil → bayi kecil
o UK <37mgg atau >42mgg o Reservoir
o Preeklampsia/eclampsia o Selang oksigen dan source
o DM, HT, anemia • Circulation
o Poli/oligohidramnion o Pulse oksimeter
o Multiple gestation o Stetoskop
o ANC rutin/tidak o UVC
o Usia ibu <16thn atau >35thn o Spuit + cairan NaCl (kalau terjadi
• INTRAPARTUM syok)
o Ketuban campur meco • Drugs
o KPD o Epinefrin 0.1mg/mL konsentrasi
o Pre/postterm 1:10.000
o Placenta → previa, abrupsio Saya pastikan semua alat tersedia dan berfungsi
o Cord → prolaps dengan baik.”
3. Mintakan data RM & KIA 6. Cuci tangan + APD lengkap (baju bersih, celana
4. Komunikasi dgn Sp.OG dan bidan, persiapkan tim bersih, cap, goggles, mask, apron, gloves, boots)
“Saya ulang bahwa saya akan menerima bayi Ibu 7. Menerima bayi
Shafa usia 25thn dengan UK 36mgg, KPD keruh “Saya siap menerima bayi. *lampirkan linen bersih
kemungkinan tercampur meconium (sebutkan faktor ke pundak untuk menerima bayi > terima > letakkan
risiko ibu bila ada). Saat ini saya akan persiapkan tim di radiant warmer posisi leader di atas bayi, nyalakan
resusitasi dengan saya sebagai leader akan timer*. Apakah bayi cukup bulan? Apakah tonus
menangani A&B, mba Gita siap2 untuk menangani C baik? Apakah menangis?”
(sirkulasi) di sebelah kanan bayi dan mba Gati siap2 • Jika SEMUA YA → initial step → evaluasi →
untuk menangani D&E (obat2an dan pencatatan).” kalau terus bagus lanjut IMD
5. Persiapkan alat • Jika SALAH SATU TIDAK → initial step
“Sebelum menerima bayi saya akan mempersiapkan 8. Initial step
alat-alat dan memastikan alat berfungsi untuk • Hangatkan
resusitasi: • Posisikan
• Nyalakan radiant warmer • Isap lendir
• 3 linen → 1 digulung diletakan di radiant • Keringkan dan stimulasi
warmer, 1 alas bayi, 1 untuk menerima bayi 9. Minta asisten sirkulasi untuk pasang SpO2 dan
(DILIPAT DULU DI BAWAH RADIANT hitung HR serta tanyakan apakah ada gasping?
WARMER, NANTI DIPAKE UNTUK NERIMA “Mba Gita tolong pasang pulse oksimeter dan
BAYI) periksa HR selama 6 detik. Apakah ada gasping?
• Airway Bagaimana HRnya?”
o Suction mekanis + mesin, • Menangis, HR >100x → perawatan rutin
sambungkan • Menangis, HR >100x + distress → CPAP
§ 14F putih → meco • Bayi tidak gasping, HR <100x → VTP
§ 12F hitam → bayi besar 10. VTP
>4kg • Ambil sungkup yang disambungkan ke BVM
§ 8F biru → bayi normal • Pastikan sungkup menutup hidung dan
§ 6F hijau → bayi LBW mulut dengan metode C-E clamp
o Bulb syringe “Saya akan melakukan VTP selama 15 detik, dengan
o Laringoskop (0 = preterm, 1 = irama 1-lepas-lepas 2-lepas-lepas dst dan pada detik
term), pastikan menyala ke 9 saya meminta asisten sirkulasi untuk
o ET (2.5 – 3.0 – 3.5) menghitung HR. *detik 15* Berapa HRnya? Apakah
o Laryngeal mask ada pengembangan dada?”
• HR naik, lanjut VTP EFEKTIF 30 DETIK
• HR tidak naik, dinding dada mengembang → Salero Bundo, saya dengan dokter ___ ingin merujuk
lanjut sampai 30 detik bayi baru lahir dengan neonatal asfiksia ec meco
• HR tidak naik, dinding dada tidak aspiration, lahir dari ibu 25thn dengan KPD warna
mengembang → MR, SO, P, A keruh. Mohon dipersiapkan apabila ada fasilitas
o MR 15s > evaluasi HR @ 9s > NICU dengan ventilator.”
mengembang? Tidak = lanjut
o SO 15s > evaluasi HR @ 9s > *) Syarat bayi bisa dirujuk: STABLE
mengembang? Tidak = lanjut - Sugar → tidak hipoglikemi
o P 15s > evaluasi HR @ 9s > - Thermo → pastikan hangat
mengembang? Tidak = lanjut - Airway → CLEAR
o A 15s > evaluasi HR @ 9s > - BP → normal
mengembang? Tidak = RJP - Lab → cek elektrolit
11. HR naik, pengembangan dada (+) → lanjutkan VTP - Emotional support
EFEKTIF sampai 30 DETIK
“HR sudah naik dan ada pengembangan dada, maka
saya akan lanjutkan VTP EFEKTIF sampai 30 detik dan
akan saya evaluasi untuk usaha napas, HR dan
SpO2.”
12. Setelah VTP efektif → evaluasi apakah HR <60?
Adakah napas spontan?
• Pengembangan dada baik, HR <100 → VTP
lagi satu siklus > evaluasi
• HR <60, tidak bernapas spontan → RJP
13. RJP
• Minta asisten untuk pegang BVM
• Sambungkan BVM ke reservoir dan sumber
oksigen = 100%
• Ambil laringoskop dan ET sesuai ukuran
• Pasang ET → sambungkan ke BVM → minta
asisten cek apakah suara di paru kanan =
suara di paru kiri
• Ubah posisi dari A&B ke C dengan asisten
dan lakukan pijat jantung selama 1 menit
• Lokasi di atas sternum ATAU di antara
papilla, jempol tumpang tindih satu sama
lain
“Karena HR menurun di bawah 60, saya akan
lanjut pijat jantung. Saya akan memasangkan
sumber oksigen dengan BVM dan reservoir lalu
saya persiapkan laringoskop dan ET dengan
ukuran sesuai. Saya pasang ET dan sambungkan
dengan oksigen source 100% dan saya akan
meminta asisten sirkulasi untuk bergantian
posisi dengan saya. Sekarang saya akan
melakukan RJP pada bayi 3x kompresi dan 1x
pemberian napas dengan irama 1-2-3-napas
selama 1 menit. Hitung bareng ya Mba Gita yuk
1-2-3-napas, 1-2-3-napas dst.”
• Evaluasi HR, usaha napas dan SpO2
setelah 60s → apabila HR>60, ada
napas spontan? Gasping (+) > maka
lanjutkan VTP dan siapkan rujukan
“HR sudah di atas 60 maka saya akan meminta
asisten untuk tetap melanjutkan VTP selama 30 detik
dan evaluasi setiap 1 menit. Sambil menunggu
evaluasi saya persiapkan rujukan ke fasilitas
kesehatan yang memiliki fasilitas NICU dan
ventilator. *pura-pura telepon* Ya halo dengan RS

Anda mungkin juga menyukai